LP RBD
LP RBD
Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress.
Menurut Stuart, (2006) perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya :
Ancaman Bunuh diri, adalah peringatan verbal maupun non-verbal bahwa
seseorang mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri
mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar
kita lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara non-verbal
dengan memberikan barang berharga sebagai hadiah , merevisi wasiatnya dan
sebagainya. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.
Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
Upaya Bunuh Diri, semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
1
Bunuh Diri, mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan.
orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin mati
mungkin akan mati, jika mereka tidak ditemukan tepat pada waktunya.
Proses terjadinya RBD
Berdasarkan model Stress dan Adaptasi
Faktor Predisposisi
Respon Fisiologis:
Penilaian Terhadap Stressor dx
Sistem
kardiovaskuler :
palpitasi, TD
meningkat, nadi Respon Kognitif: Respon Respon Respon
meningkat /menurun, Perilaku: Afektif: sosial:
Gangguan
pingsan. perhatian, hilang Gelisah, Gelisah, Menarik diri
Saluran perafasan : konsentrasi, ketegangan ketakutan dan
Nafas cepat, pelupa, salah tafsir, fisik, tremor, meningkat, menghindar.
dangkal, dada terasa bloking, lahan gugup, bicara perasaan
tertekan. persepsi menurun, cepat, tidak dangkal.
Neuromuskuler : produktifitas ada
peningkatan reflek, menurun, bingung koordinasi,
insomnia, ketakutan, dan kekhawatiran
gelisah, kelemahan, meningkat,
gerakan janggal. obyektifitas
Gastrointestinal : menghilang.
nafsu makan hilang,
nausea, muntah.
Saluran Kemih :
inkontinensia, sering
kencing.
Sistem kulit : tangan
berkeringat, gatal-
gatal, rasa panas
dingin pada kulit,
muka pucat, keringat
2
sekujur tubuh.
Sumber Koping
3
B. Data yang perlu dikaji
1). Data Subyektif :
Klien mengatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri.
or
Klien memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri
Responyang
Memilki keluarga Maladaptif:
memilikiMarah
riwayat bunuh diri.
2). Data Obyektif
Perilaku panik gl
Depresi, cemas dan perasaan putus asa
Risiko Perilaku Kekerasan
Menunjukkan perilaku yang agresif
an
IV. Diagnosa Keperawatan: Resiko Bunuh Diri
V. Rencana Keperawatan
Risiko mencederai diri sendiri,
Tujuan
Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Kriteria hasil:
Klien menyatakan harapannya untuk hidup
Klien menyatakan perasaan marah, kesepian dan keputusasaan secara
asertif.
Klien mampu mengidentifikasi orang lain sebagai sumber dukungan bila
pikiran bunuh diri muncul.
Klien mampu mengidentifikasi alaternatif mekanisme koping.
Tindakan Keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan kita. Tindakan yang harus kita
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Memberikan lingkungan yang aman (safety) berdasarkan tingkatan resiko, managemen
untuk klien yang memiliki resiko tinggi.
Tindakan:
a. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
b. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
4
c. Melakukan kontrak treatment
d. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
3. Mendiskusikan dengan klien tentang aspek positif diri yang dimiliki
Tindakan:
a. Mengidentifikasi aspek positif pasien
b. Mendorong pasien untuk berpikit positif terhadap diri
c. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
4. Membantu menggunakan koping yang efektif pada klien
Tindakan:
a. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang biasa digunakan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
e. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan
harian
5. Membantu klien dalam mendorong keinginan meraih masa depan
Tindakan:
a. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
c. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, T. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Resiko Bunuh Diri.
http://triaan.blog.com/2009/06/01/asuhan-keperawatan-klien-dengan-risiko-bunuh-diri
Diakses tanggal 19 maret 2011 pukul 13.15 WIB.
Stuart, G.W. 2009. Principles & Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby.
Vanessa, Ivi. 2010. Gambaran Pikiran Bunuh Diri pada Suicide Attempters. Jurnal Psikologi
Univesitas Sumatra Utara.