Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI ENTITAS DAN IDENTITAS

BANGSA INDONESIA SERTA TANTANGAN DALAM PERWUJUDAN


PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMAN 4 PALEMBANG

Bella Santika1, Chintya Maharani2, Lensi Gayatri3, M. Edo Pitra P4,


Nurul Fajriah5, Rilo Tambudi6, Yulinda7.

PPG Prajabatan Gelombang 2, Universitas Muhammadiyah Palembang

ABSTRACT

This article discussed about the ways and challenges in implementing Pancasila
as an entity and identity of the Indonesian nation and the embodiment of the
Pancasila student profile in 21st century student-centered education. The method
was used in this research was observation and the samples of the observation were
students of SMA Negeri 4 Palembang. Based on the results of observation, several
good practices were found as a form of implementing the value of Pancasila through
the dimension of the Pancasila Student Profile. In addition, there were several
challenges was faced in the application of Pancasila as an entity and identity of the
Indonesian nation and the realization of the Pancasila student profile as well as
efforts made by the school to face the existing challenges. The result of observation
showed that efforts in realizing Pancasila as an entity and identity of the Indonesian
nation and the realization of the Pancasila student profile at SMA Negeri 4
Palembang have been well implemented despite facing several challenges.

Keywords: Indonesia, Pancasila, Education.

ABSTRAK

Artikel ini membahas mengenai cara dan tantangan dalam penerapan Pancasila
sebagai entitas dan indentitas bangsa Indonesia dan perwujudan profil pelajar
pancasila pada pendidikan yang berpusat pada peserta didik abad ke-21. Metode
yang digunakan adalah observasi dengan subjek observasi SMA Negeri 4
Palembang. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan beberapa praktik baik sebagai
bentuk penerapan nilai Pancasila melalui dimensi Profil Pelajar Pancasila. Selain
itu, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila sebagai
entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan profil pelajar pancasila serta
upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menghadapi tantangan yang ada.
Hasil observasi menunjukkan bahwa upaya dalam mewujudkan Pancasila sebagai
entitas dan indentitas bangsa Indonesia dan perwujudan profil pelajar Pancasila di
SMA Negeri 4 Palembang sudah diterapkan dengan baik meskipun menghadapi
beberapa tantangan.

Kata Kunci: Indonesia, Pancasila, Pendidikan


A. Pendahuluan
Entitas merupakan sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan
berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik. Dalam hal ini, Pancasila sebagai
entitas bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas tersendiri yakni adanya
keberagaman nilai yang terkandung didalamnya. Sedangkan Identitas merupakan
refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis
dan proses sosialisasi.

Dalam hal ini, Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa Indonesia,


maksudnya adalah adanya suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena
seluruh masyarakatnya selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang
terkandung pada Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional
yang perlu dan harus dilestarikan.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa dengan ciri khas. Identitas manusia Indonesia merupakan
ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa
lain. Dalam mempertahankan keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri, kita harus
menanamkan cinta terhadap tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan
kepatuhan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, kita harus
mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah dan dasar hidup bernegara.
Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat
disamakan dengan bangsa lain.
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan ciri khas identitas
bangsa. Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman seperti keragaman budaya,
tradisi, agama, ras, suku, dan lain sebagainya. Keberagaman tersebut memuat nilai-
nilai yang menjiwai dinamika hidup bersamaan dengan corak yang berbeda-beda.
Keberagaman yang ada di Indonesia merupakan salah satu landasan terbentukanya
semboyan negara yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi
tetap satu jua”. Mengingat manusia Indonesia adalah manusia yang majemuk,
beragam sosial, etnis, budaya, agama dan sebagainya. Maka manusia indonesia
sering disebut dengan manusia multikultural.
Sudah seharusnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kita terapkan
melalui perilaku, sikap, tindakan, dan cara berpikir. Dikutip dari buku Ensiklopedia
Pancasila: Arti Pancasila dan Demokrasi Pancasila oleh Toto Sugiarto dkk (2021),
secara umum, Pancasila bisa diartikan sebagai landasan serta ideologi bangsa.
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan yang mencerminkan kepribadian
bangsa. Bisa pula diartikan bahwa Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia
yang digunakan sebagai dasar pengaturan pemerintahan negara. Tanpa manusia
sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan
bermanfaat (Nurgiansah, 2020).
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat penting untuk
diterapkan di sekolah. Terdapat lima sila yang dirumuskan dalam pidato Bung
Karno. Kelima sila tersebut mempunya nilai-nilai yang harus ditanamkan dan
ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim, menekankan bahwa aspek penanaman nilai-nilai
Pancasila dapat membentuk karakter peserta didik. Pendidikan mempunyai
tanggung jawab moral untuk menanamkan nilai Pancasila. Pancasila merupakan
Dasar Negara kita yang memiliki nilai-nilai luhur karena dalam setiap silanya
memiliki karakter yang dimiliki bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dalam sila satu sampai sila ke lima memiliki kaitan yang sangat erat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah SMA Negeri 4 Palembang?
2. Apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di SMA Negeri 4
Palembang?
C. Metode dan Subjek Observasi
Metode yang digunakan adalah observasi, yaitu dnegan cara mengamati
lingkungan tempat subjek observasi. Adapun subjek observasi adalah SMA Negeri
4 Palembang. Artikel ini mengambil sampel pengamatan di SMA Negeri 4
Palembang. Maka tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan
proses dan tantangan yang timbul dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada
Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abadke-21 di
SMA Negeri 4 Palembang.

D. Pembahasan

1. Penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa dan


perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21 di SMA
Negeri 4 Palembang

Untuk menanamkan nilai Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa


Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dalam ekosistem sekolah
khususnya ruang kelas adalah dengan melakukan pembiasaan yang didasari dari
keputusan kepala BSKAP nomor 009/h/kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Adapun enam
dimensi Profil Pelajar Pancasila terdiri dari : 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong- royong, 4)
berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Keenam dimensi profil
pelajar Pancasila tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Adapun dalam ekosistem sekolah (kelas),
peserta didik diarahkan agar mampu memiliki karakter serta kompetensi yang
sesuai dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Beberapa perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada bidang Pendidik yang


berpihak pada Peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dapat dilakukan dengan
menerapkan ke enam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dimensi pertama yaitu
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Terdapat
2 elemen kunci dalam elemen ini, yakni: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia. Berdasarkan elemen kunci tersebut, guru di SMA
Negeri 4 Palembang menerapkan dimensi ini dengan cara menanamkan rasa
sayang, peduli, hormat, dan menghargai diri sendiri sebagai wujud dalam sikap
integritas. Selain itu guru juga dapat melakukan pembiasaan berdoa sebelum dan
sesudah memulai kegiatan sebegai bentuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta mengapresiasi kelebihan dan mendukung peserta didik untuk
mengembangkan kelebihan tersebut.

Dimensi kedua yang diterapkan di SMA Negeri 4 Palembang adalah


Mandiri. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri. Contohnya guru dapat memberikan tugas mandiri agar
peserta didik mampu untuk mengatur pikiran, perasaan dan perilaku dirinya untuk
mencapai tujuan belajar serta mengembangkan dirinya baik dibidang akademik
maupun non akademik.

Dimensi ketiga yakni Gotong Royong. Elemen kunci dari gotong royong
terdiri atas kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Untuk menerapkan dimensi ini,
guru di SMA Negeri 4 Palembang memberikan tugas berkelompok agar peserta
didik mampu menjalin kolaborasi untuk bekerja sama dengan orang lain disertai
perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap
positif terhadap orang lain. Selain itu, sikap kepedulian dan berbagi juga
ditumbuhkan di dalam budaya sekolah melalui pemberian tanggungjawab atas
pengelolaan kelas dan pembagian tugas ataupun hal lain secara merata bagi seluruh
peserta didik di masing-masing kelas.

Dimensi keempat di dalam Profil Pelajar Pancasila adalah Berkebinekaan


global. Elemen kunci dari dimensi ini meliputi mengenal dan menghargai budaya,
kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan
refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Untuk menerapkan
dimensi ini, guru SMA Negeri 4 Palembang mengenalkan berbagai kebudayaan
Indonesia melalui mata pelajaran Seni Budaya dan meminta peserta didik mencoba
untuk melakukan salah satunya sesuai dengan minat dan bakat. Selain itu, guru juga
menanamkan rasa toleransi atau saling menghargai berbagai budaya lain dan ikut
serta melestarikan budaya tersebut.

Dimensi kelima yaitu Bernalar Kritis. Elemen-elemen dari bernalar kritis


adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
mengambilan keputusan. Melalui dimensi bernalar kritis, guru SMA Negeri 4
Palembang secara dominan memberikan pembelajaran dengan menggunakan
metode Problem Based Learning dan Project Based Learning agar peserta didik
mampu bernalar kritis dalam mengidentifikasi solusi dari sebuah masalah yang
diberikan. Selain itu, penerapan model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik (students center learning) dimaksudkan agar peserta didik mampu bernalar
kritis untuk membangun pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

Dimensi terakhir dari Profil Pelajar Pancasila adalah Kreatif. Elemen kunci
dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan. Dalam mewujudkan dimensi kreatif, guru SMA
Negeri 4 Palembang memberikan tugas berupa proyek agar peserta didik dapat
menghasilkan karya yang orisinil sesuai dengan minat dan kesukaan dari masing-
masing peserta didik.
2. Tantangan Penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21 di
SMA Negeri 4 Palembang
Dalam penerapan penghayatan Pancasila sebagai entitas dan identitas
bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21, terdapat beberapa
tantangan yang muncul selama penghayatan tersebut. Berdasarkan hasil observasi
kami di lingkungan SMA Negeri 4 Palembang, ada beberapa tantangan dalam
penghayatan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa. Tantangan pertama
yaitu peserta didik kurang menghayati nilai Pancasila. Dengan adanya pandemi
pada awal tahun 2019 mengakibatkan mudahnya semua masyarakat termasuk
peserta didik untuk mengakses internet yang dapat membuat mereka lebih
mengenal apa yang disukai terutama mengenai kebiasaan, budaya atau nilai-nilai
bangsa lain dibanding dengan negara sendiri. Atas pengaruh globalisasi ini
mengakibatkan peserta didik kurang menjiwai dan menghayati setiap nilai yang
terkandung dalam Pancasila sebagai entitas dan identitas diri bangsa Indonesia.
Sebagai contoh adalah peserta didik jauh lebih mengenal artis-artis Korea daripada
siapa saja pahlawan-pahlawan yang telah berjuang berdarah-darah dalam
memerdekakan Indonesia.
Tantangan kedua yaitu lunturnya nilai-nilai karakter peserta didik akibat
kurangnya pembiasaan dan pengarahan. Salah satu dampak dari program belajar
dari rumah selama pandemi melanda adalah hilangnya kebiasaan atau praktik baik
yang sering diterapkan di sekolah. Beberapa diantaranya adalah 1) hedonisme, 2)
memudarnya sikap gotong royong, 3) memudarnya rasa nasionalisme dan
patriotisme, dan 4) memudarnya sikap sopan santun terhadap guru dan teman. Pada
pemberlakuan kembali pembelajaran tatap muka untuk pertama kali, sebagian nilai
karakter peserta didik mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengarahan atau pembiasaan selama belajar dari rumah. Sekolah sebagai salah satu
tempat mendidik karakter peserta didik, membutuhkan waktu yang panjang dalam
menumbuhkan kembali pembiasaan tersebut.
Selain itu, dalam upaya perwujudan Profil Pelajar Pancasila di SMA
Negeri 4 Palembang juga masih terdapat tantangan yaitu diantaranya masih banyak
guru yang belum memahami bagaimana implementasi Profil Pelajar Pancasila di
sekolah, sehingga diperlukan pelatihan atau diklat terkait hal tersebut. Hal tersebut
dimaksudkan agar Profil Pelajar Pancasila dapat terwujud dengan baik dan mampu
menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad ke-21 ini.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mempertahankan
entitas dan identitas bangsa Indonesia, yaitu;
1) Menerapkan Nilai-nilai Pancasila

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila di


sekolah:
a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum
Sekolah dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum
yang diterapkan di kelas-kelas. Misalnya, di setiap mata pelajaran, guru dapat
mengajarkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan bagaimana mereka berkaitan dengan pelajaran
yang diajarkan. Hal ini dapat membantu siswa memahami bahwa Pancasila
bukan hanya doktrin teoretis, tetapi juga memiliki aplikasi yang konkret
dalam kehidupan mereka.

b. Membuat aturan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila


Sekolah dapat membuat aturan dan kebijakan yang mencerminkan
nilai-nilai Pancasila, seperti menegakkan disiplin yang adil, menghargai
keberagaman dan kerjasama, menghormati perbedaan, dan sebagainya.
Dengan cara ini, siswa akan merasakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
di sekolah dan dapat mencontoh perilaku tersebut di luar sekolah.
c. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mencerminkan nilai-nilai
Pancasila

Sekolah dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang


menekankan nilai nilai Pancasila, seperti kegiatan keagamaan, sosial, atau
lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu siswa memahami
bahwa nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan, dan dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan
emosional siswa.

d. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila


Sekolah dapat melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah dan di luar sekolah.
Misalnya, melibatkan orang tua dalam kegiatan-kegiatan sosial atau
penggalangan dana, atau meminta bantuan dari masyarakat dalam kegiatan-
kegiatan lingkungan hidup. Dengan cara ini, siswa akan merasakan bahwa
nilai-nilai Pancasila diterapkan secara luas dan meresap dalam masyarakat.
2) Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air dan Nasionalisme

Berikut adalah beberapa cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan
nasionalisme di sekolah:
a. Mempelajari sejarah Indonesia
Siswa dapat mempelajari sejarah Indonesia dari masa prasejarah
hingga sekarang untuk memahami asal-usul bangsa Indonesia, perjuangan
kemerdekaan, serta prestasi dan kekayaan budaya bangsa. Hal ini dapat
membantu siswa mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap
negara.

b. Menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera Indonesia


Menyanyikan lagu kebangsaan seperti "Indonesia Raya" dan
mengibarkan bendera Indonesia pada acara-upacara sekolah seperti Hari
Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan Hari Ulang Tahun ke-17 Agustus dapat
membantu siswa merasakan dan menghargai semangat nasionalisme.

c. Mengadakan kegiatan-kegiatan kebangsaan


Sekolah dapat mengadakan berbagai kegiatan yang mencerminkan
semangat kebangsaan, seperti lomba menari tari tradisional, pertunjukan
wayang, atau lomba pidato tentang sejarah Indonesia. Kegiatan-kegiatan ini
dapat membantu siswa mempelajari dan menghargai budaya Indonesia serta
membangkitkan rasa nasionalisme.
d. Melakukan kunjungan ke tempat bersejarah dan pusat budaya
Sekolah dapat melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah
seperti Monumen Nasional (Monas), Istana Merdeka, atau Museum
Nasional, dan juga ke pusat-pusat budaya seperti Taman Mini Indonesia
Indah atau tempat-tempat wisata budaya. Hal ini dapat membantu siswa
memahami dan menghargai warisan budaya Indonesia serta merasakan
kebanggaan terhadap negara.
e. Mengenalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
Siswa dapat mempelajari nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup bangsa.
Hal ini dapat membantu siswa memahami nilai-nilai yang menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia serta menjadi basis bagi rasa
cinta tanah air dan nasionalisme.

3) Mengutamakan Sikap Persatuan dan Kesatuan


Berikut adalah beberapa cara untuk mengutamakan sikap persatuan dan
kesatuan di sekolah:
a. Menghormati perbedaan
Siswa dapat diajarkan untuk menghormati perbedaan dalam segala
hal, seperti perbedaan agama, suku bangsa, budaya, gender, dan lainnya.
Sekolah dapat melakukan kegiatan yang mendorong siswa untuk saling
mengenal dan memahami perbedaan yang ada.

b. Mengedepankan kebersamaan
Sekolah dapat melakukan kegiatan yang mengedepankan
kebersamaan, seperti kegiatan ekstrakurikuler, lomba, atau kegiatan sosial
yang memerlukan kerjasama tim. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, siswa
diajarkan untuk bekerja sama, membangun komunikasi yang efektif, dan
menghargai peran masing-masing dalam mencapai tujuan bersama.
c. Menanamkan nilai-nilai toleransi
Sekolah dapat mengadakan kegiatan yang menanamkan nilai-nilai
toleransi, seperti diskusi tentang perbedaan budaya atau agama,
mengundang pembicara dari latar belakang yang berbeda untuk berbicara
di depan siswa, atau mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan siswa
untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

d. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman


Sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
untuk siswa dengan tidak memperbolehkan tindakan diskriminatif atau
intimidasi. Sekolah dapat menetapkan aturan yang jelas dan memberikan
sanksi yang tegas bagi siswa yang melakukan tindakan diskriminatif atau
intimidasi.

E. Kesimpulan
Sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia, penghayatan terhadap
nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk ditanamkan dalam diri setiap peserta
didik. Sebagai tempat bertumbuh dan menambah pengetahuan, sekolah
menjadi sarana yang baik untuk menanamkan nilai Pancasila ataupun karakter
peserta didik sehingga entitas dan identitas bangsa Indonesia tetap hidup di
tengah masyarakat dan membudaya dari generasi ke generasi. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, SMA Negeri 4 Palembang telah berupaya
menghidupkan nilai Pancasila di lingkungan sekolah khususnya lingkungan
kelas. Upaya menghidupkan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa
Indonesia dilakukan dalam bingkai Profil Pelajar Pancasila dengan
menyesuaikan pendidikan abad ke-21 dimana kegiatan pembelajaran sudah
berpusat pada peserta didik. Dalam upaya penerapannya, terdapat beberapa
tantangan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan untuk tantangan
tersebut. Upaya yang dilakukan oleh SMA Negeri 4 Palembang diharapkan
mampu mengembangkan karakter peserta didik sehingga mereka dapat
mengamalkan nilai Pancasila tersebut ke dalam kehidupan bermasyarakat di
sekitar mereka.
Daftar Pustaka

Diut,Felistas,M.2021. Wujud Pengamalan Nilai Pancasila di Lingkungan


Sekolah. https://www.smksantoaloisius.sch.id/berita/detail/154067/wujud-
pengamalan-nilai-pancasila-di-lingkungan-sekolah/. Diakses pada 15 Februari
2023, pukul 20.05 WIB.
Putri,Vanya.2022. Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/03/083000869/4-pengertian-
pancasila-menurut-para-ahli?page=all. Diakses pada 15 Februari 2023, pukul 20.00
WIB.
Yohana.R.U.Sianturi, & Dewi, D. A. (2021). Penerapan Nilai-nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari dan Sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal
Kewarganegaraan, 222-231.

Anda mungkin juga menyukai