Anda di halaman 1dari 4

Inisiasi 4

INFLASI DAN TARGET KEBIJAKAN INFLASI

TEORI INFLASI

A. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB INFLASI

1. Demand Pull Inflation

Inflasi tarikan permintaan diakibatkan adanya kelebihan likuiditas dan lebih


dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral). Inflasi ini
terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga.

2. Cost Push Inflation

Inflasi desakan biaya terjadi akibat adanya kelangkaan produksi termasuk juga adanya
kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu
kenaikan harga sesuai hokum permintaan-penawaran.

B. TEORI – TEORI INFLASI

Tiga teori inflasi adalah teori kuantitas, teori Kenyes dan teori strukturalis (Mishkin,
2001).

1. Teori Kuantitas

Proses inflasi terjadi karena dua hal, yaitu jumlah uang beredar dan adanya psikologi
(harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations).

2. Teori Kenyes

Proses inflasi terjadi karena permintaan masyarakat akan barang-barang selalu


melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul inflationary gap. Inflasi
akan berhenti hanya bila salah satu golongan masyarakat tidak lagi memperoleh dana
untuk membiayai rencana-rencana pembelian barang-barang pada harga yang berlaku
sehingga permintaan masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi jumlah barang
yang tersedia.

3. Teori Strukturalis

Teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang karena yang dimaksud dengan
faktorfaktor struktural di sini adalah faktor-faktor yang hanya bisa berubah secara
gradual dan dalam jangka yang panjang.

C. DAMPAK INFLASI

1. Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan (seseorang yang
memperoleh pendapatan tetap dan orang yang menumpuk kekeayaannya) tetapi ada
pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi.

2. Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Prubahan akibat
kenaikan permintaan dapat mendorong terjadinya perubahan produksi beberapa
barang tertentu.

3. Efek Terhadap Output (Output Effects)

Apabila laju inflasi cukup tinggi dapat menyebabkan penurunan output.

D. KEBIJAKAN DALAM MENANGGULANGI INFLASI

Inflasi yang terus menerus bisa mengakibatkan kondisi perekonomian semakin


memburuk, sehingga perlu diambil kebijakan dari pemerintah dalam menanggulangi
inflasi. Kebijakan pemerintah dapat dilakukan melalui kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal.

Langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan moneter diantaranya adalah :

1. Kebijakan uang ketat

Kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Pengurangan jumlah uang beredar
diharapkan akan mengurangi tingkat inflasi.

2. Menaikan suku bunga SBI

Menyebabkan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya. Akhirnya bank umum
akan menaikan suku bunga deposito.

3. Memperbaiki nilai tukar mata uang


Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat
diatur, sehingga akan mempermudah biaya impor barang-barang material (input).

TARGET INFLASI SEBAGAI SASARAN KEBIJAKAN MONETER

A. TARGET INFLASI SEBAGAI SASARAN KEBIJAKAN MONETER

Salah satu pendekatan untuk mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter adalah
target inflasi (inflation targeting). Dalam pendekatan ini, otoritas moneter diwajibkan
untuk mengumumkan target inflasi secara eksplisit kepada masyarakat sekaligus
otoritas moneter diarahkanuntuk mencapai target inflasi pada waktu yang telah
ditentukan (agreed time horizon)

B. PERSYARATAN PENERAPAN TARGET INFLASI

1. Bank sentral harus diberikan kebebasan yang besar dalam mengendalikan kebijakan
moneter

2. Fokus terhadap sasaran

3. Capacity to forecast inflation

4. Pengawasan instrument

5. Pelaksanaan secara konsisten dan transparan

6. Fleksibel sekaligus kredibel

Secara teoritis, terpenuhinya persyaratan-persyaratan tersebut akan membuat otoritas


moneter mampu mengendalikan kebijakan moneter yang dipusatkan pada target inflasi.

C. LEVEL SASARAN INFLASI DAN JANGKA WAKTU PENCAPAIAN

Dalam penentuan level sasaran inflasi yang patut dipertimbangkan adalah masalah
karakteristik inflasi, efektifitas dan variabilitas kebijakan moneter, dampaknya
terhadap proses pemulihan ekonomi dan perkiraan mengeni sumber-sumber tekanan
inflasi yang beradadi luar pengaruh kebijakan moneter.

D. PROSEDUR OPERASI KEBIJAKAN MONETER

1. Target Operasi

Dalam kerangka target inflasi, kebijakan moneter diarahkan untuk mempengaruhi


permintaan agregat, begitu juga dari kapasitas ekonomi melalui sisi penawaran agregat.
Dengan cara ini, proses pertumbuhan ekonomi dapat di raih secara lebih berkelanjutan.

2. Instrumen Moneter

Mengendalikan kebijakan moneter dalam kerangka target inflasi menggunakan piranti


Operasi Pasar Terbuka, yaitu dengan membeli atau menjual obligasi pemerintah atau
surat berharga yang lain, untuk mengarahkan suku bunga pasar menuju sasaran yang
diinginkan.

E. HAMBATAN DALAM PENERAPAN TARGET INFLASI

Kebijakan target inflasi cukup menjanjikan, namu sebenarnya terdapat banyak


hambatan yang berkaitan dengan banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaannya di Indonesia. Hambatan - hambatan tersebut diantaranya :

1. Hambatan dalam menciptakan independensi

2. Hambatan dalam memprediksi inflasi

3. Hambatan dalam mewujudkan kebijakan secara konsisten dan transparan.

4. Hambatan dalam mewujudkan kebijakan secara fleksibel dan kredibel

5. Tingkat keparahan krisis.

F. PENETAPAN TARGET INFLASI DI INDONESIA

Sejalan dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tersebut maka sejak tahun
2000 Bank Indonesia mulai menempuh langkah-langkah untuk menerapkan kerangka
kerja target inflasi. Langkah-langkah yang ditempuh Bank Indonesia antara lain :

1. Menetapkan sasaran inflasi

2. Kebijakan moneter yang mengarah ke depan

3. Akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai