Anda di halaman 1dari 5

Hidrogen Peroksida (H2O2)

Kandungan : Hidrogen Peroksida 50%

Bahaya Kesehatan :

Hidrogen Peroksida akan mempengaruhi kesehatan jika terus-menerus kontak dengan bahan
tersebut. Berdasarkan Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014: 61 – 69, bahwa kontak
Hidrogen Peroksida dengan manusia melalui kontak kulit menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal,
bitnik-bintik merah, kulit terasa panas dan perih. Kontak mata dengan jangka waktu yang lama
menyebabkan rasa gatal, mata tampak merah, dan keluar air dari mata secara terus menerus. Lalu
kontak dengan pernapasan menyebabkan sesak napas, terasa pengap, napas terasa pendek, batuk-
batuk hingga dada terasa sakit. Saat pengaplikasian bahan tersebut harus menggunakan alat
pelindung diri (APD) seperti kacamata keselamatan, masker serta sarung tangan karet.

Toksisitas Ekologi :

Hidrogen Peroksida menyebabkan toksisitas pada ikan apabila kandungan H 2O2 pada air sebesar 224
mg/L dengan 50% ekosistem Ikan Baronang Susu (Siganus fuscescens) mati. Hidrogen peroksida akan
mematikan 50% ekosistem ikan Shimofuri Goby (Tridentiger bifasciatus) dengan kadar hydrogen
peroksida dalam air sebesar 155 mg/L. Hidrogen peroksida akan mematikan 50% ekosistem ikan
Pacific Jack Mackerel (Trachurus symmetricus) dengan kadar hydrogen peroksida dalam air sebesar
89 mg/L. Dan pada ikan tawar hydrogen peroksida dapat mematikan 50% ekosistem ikan mas
dengan kadar hidrogen peroksida dalam air sebanyak 42 mg/L.

Penanganan Bahaya :

- Jika terhirup : Bawa korban ke udara segar dan baringkan pada posisi yang
nyaman untuk bernafas.
- Jika tertelan : Usahakan korban segera minum air atau susu segera.
- Jika pada mata : Segera basuh dengan air yang cukup sekurangnya selama 15 menit.
(Lepaskan lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan membasuh).
- Jika pada kulit : Basuh kulit dengan air yang mengalir.
- Jika pada pakaian : Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum
digunakan.

Pencegahan :

- Hindari menghirup uap/ kabut produk.


- Selalu gunakan sarung tangan, pakaian pelindung, pelindung mata dan pelindung wajah.
- Simpan jauh dari bahan yang mudah terbakar

Penanganan Limbah Sisa :

1. Limbah cair yang mengandung H2O2 harus dibuang dengan mematuhi baku mutu limbah cair
(pH, COD, dsb).
2. Jika hidrogen peroksida diolah dalam fasilitas penanganan air limbah dengan lumpur aktif,
mikro-organisme, lumpur aktif dapat musnah dan fungsinya menjadi lemah berdampak pada
ketidakmampuan atau penurunan efisiensi pengolahan.
3. Konsultasi dengan PIP terlebih dahulu jika berencana membuang sisa hidrogen peroksida
yang tidak diperlukan.
Sodium Silikat (Waterglass)
Kandungan : Sodium Silika (H2SiO3)

Bahaya Kesehatan :

Sodium silikat bersifat korosif, yang mana apabila cairan sodium silikat mengenai kulit dan mata
akan menyebabkan iritasi hingga luka bakar. Toksisitas organ sasaran spesifik menyebabkan efek
sementara terhadap organ sasaran. Teramati adanya efek yang mengubah fungsi tubuh manusia
selama periode yang singkat setelah terpapar zat dan dapat pulih kembali dalam waktu yang wajar
tanpa adanya perubahan struktur atau fungsi tubuh, yaitu efek narkosis dan iritasi saluran
pernapasan.

Menghasilkan gas atau uap yang berbahaya jika mengalami kontak dengan: Aluminium, Seng, Timah,
bermacam campuran logam (menjadi pembentukan hidrogen).

Penanganan Bahaya :

- Kontak mata : Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Segera basuh mata dengan air
mengalir selama minimal 15 menit, buka kelopak mata. Air dingin dapat digunakan. Jangan
gunakan salep mata.
- Kontak kulit : Jika bahan kimia masuk ke bagian tubuh yang berpakaian, lepaskan pakaian
yang terkontaminasi secepat mungkin, lindungi tangan dan tubuh Anda sendiri . Tempatkan
korban di bawah pancuran air. Jika bahan kimia mengenai kulit korban yang terbuka, seperti
tangan: Cuci kulit yang terkontaminasi dengan lembut dan menyeluruh dengan air mengalir
dan sabun non -abrasif. Berhati-hatilah untuk membersihkan lipatan, celah, lipatan, dan
selangkangan. Air dingin dapat digunakan.
- Terhirup : Biarkan korban beristirahat di tempat yang berventilasi baik.
- Tertelan : Jangan dimuntahkan. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Jika korban tidak bernapas melakukan resusitasi mulut ke
mulut.

Pencegahan :

Saat pengaplikasian bahan tersebut harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti kacamata
keselamatan, masker serta sarung tangan karet. Sarung tangan pelindung yang dipilih harus
memenuhi spesifikasi EU Directive 89 / 686 / EEC dan standar EN 374 turunannya .

Sodium silikat tidak boleh tercampur dengan saluran pembuangan air. Sisa pemakaiannya harus
dipisahkan dan diolah sebagai limbah bahan kimia.
A. Master Coat LM 17 WR

Kandungan : Dispersi kopolimer ester akrilik encer bebas plasticizer.

Master Coat LM 17 WR merupakan larutan yang cukup kental dan tidak berbahaya. Digunakan
sebagai pelapisan produk pada saat finishing. Berdasarkan data pada MSDS, Master Coat LM 17 WR
tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan. Produk tidak boleh masuk ke saluran pembuangan,
aliran air atau tanah. Master Coat LM 17 WR merupakan bahan yang tidak mudah terbakar atau
bukan bahan yang berbahaya.

Saat pengaplikasian bahan tersebut harus menggunakan alat pelindung diri (APD). Sarung tangan
karet butil kedap air dan waktu pemakaian minimum/ sarung tangan: 480 menit, ketebalan/ sarung
tangan minimal 0,7 mm. Sarung tangan karet nitril dengan waktu pemakaian minimum / sarung
tangan: 30 menit dan ketebalan/sarung tangan minimal 0,4 mm.

B. Master Bond 2/M

Kandungan : Poly(oxy-1,2-ethanediyl), alpha-(nonylphenyl)- omega-hydroxy-, branched, phosphates

Master Bond 2/M merupakan bahan dengan kategori 2A berdasarkan GHS yang mana kategori
tersebut merupakan bahan kimia tunggal yang berpotensi menimbulkan iritasi pada mata yang
memberikan respon positif sekurang-kurangnya pada 2 dari 3 hewan uji, berupa:

1) Opasitas kornea 1, dan/atau


2) Iritis 1, dan/atau
3) Kemerahan konjungtiva  2, dan/atau
4) Edema konjungtiva (chemosis)  2

dihitung sebagai nilai rata-rata dengan mengikuti tahapan pada 24 jam, 48 jam dan 72 jam setelah
pemberian bahan uji, dan dapat pulih sepenuhnya dalam periode observasi normal selama 21 hari.
Saat pengaplikasian bahan tersebut harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti kacamata
keselamatan, masker medis serta sarung tangan karet.

Master Bond 2/M tidak ada data bahwa bahan tersebut menyebabkan toksisitas bagi ekologi namun
sebaiknya untuk menghindari dari penyebaran ke lingkungan.

C. Master Bond D 50 LA

Kandungan : Dispersi yang terbawa air dari Vinyl Acetate Homo Polymer

Master Bond D 50 LA berdasarkan GHS tidak berbahaya bagi Kesehatan manusia. Digunakan sebagai
bahan perekat produk. Master Bond D 50 LA dapat terurai oleh mikroba sebanyak 80%
komponennya. Master Bond D 50 LA menyebabkan toksisitas pada ikan apabila bahan tersebut
terkandung dalam air sebanyak 500 mg/l dengan 50% ekosistem ikan mati dalam waktu 96 jam.
Dengan data tersebut bahwa bahan kimia Master Bond D 50 LA tidak boleh tercampur dengan
saluran air atau saluran pembuangan umum. Dapat dihilangkan dari air dengan flokulasi.  
Flokulasi merupakan suatu kombinasi pencampuran dan pengadukan atau agitasi yang menghasilkan
agregasi yang akan mengendap setelah penambahan flokulan. Flokulasi adalah proses fisika yang
mana air yang terpolusi diaduk untuk meningkatkan tumbukan interpartikel yang memacu
pembentukan partikel-partikel besar sehingga dalam waktu 1-2 jam partikel-partikel tersebut akan
mengendap. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses
penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi.

D. Master Coat LM 67 P

Kandungan : 5-Chloro-2-methyl-2,3-dihydroisothiazol-3-one and 2-Methyl-2,3-dihydroisothiazol-3-


one (3:1)

Berdasarkan klasifikasi GHS, Master Coat LM 67 P tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.
Apabila terkena kulit cukup dibersihkan menggunakan air dan sabun hingga bersih. Jika terkena
mata segera cuci dengan air yang cukup banyak, apabila terasa gejala lain segera dapatkan
pertolongan medis. Tidak ada data uji bahwa Master Coat LM 67 P berbahaya bagi ekologi, namun
menurut sifat dari komponen bahan tersebut toksisitas pada ikan jika bahan tersebut dalam air
mengandung sebanyak 100 mg/l dengan memtikan sebanyak 50% ekosistem ikan.

E. NC LACQUER NCL-11300 ALC 20 SHEEN

Kandungan : Alkyd resin (15% w/w), Nitrocellulose Resin (35% w/w), Dimethyl Carbonate (30% w/w),
Ethanol (18% w/w), Amorphous Silica (12% w/w).

NC Lacquer NCL-11300 ALC 20 Sheen merupakan bahan kimia berbahaya, mudah terbakar serta
mengakibatkan iritasi. Terhirupnya uap solven atau kabut semprotan dapat menyebabkan iritasi
pada pernapasan. Kontak dengan kulit yang terlalu lama atau berulang menyebabkan gejala iritasi
seperti kulit menjadi kemerahan, melepuh, radang/infeksi kulit, dan lainlain. Cairan yang mengenai
mata dapat menimbulkan iritasi. Jika tertelan dapat menyebabkan mual, lemas, dan gangguan
sistem syaraf pusat. Saat pengaplikasian bahan tersebut harus menggunakan alat pelindung diri
(APD) seperti kacamatan keselamata, masker serta sarung tangan karet.

Tidak ada data yang mengakibatkan kerugian terhadap lingkungan akibat penggunaan produk ini.
Baik data COD maupun BOD tidak tersedia. Berdasarkan komposisi zat kimia pada produk ini, dapat
diasumsikan bahwa campuran dapat diolah dalam pengolahan limbah pabrik secara akumulasi
biologis dalam jumlah terbatas. NC Lacquer NCL-11300 ALC 20 Sheen tidak boleh tercampur dengan
saluran pembuangan air. Sisa pemakaiannya harus dipisahkan dan diolah sebagai limbah yang
berbahaya.

F. THINNER COMPLEMENTARY THC-73100 402

Kandungan : n-Butyl Acetate

Thinner Complementary THC-73100 40 merupakan cairan bening mudah terbakar, uap berpotensi
berbahaya. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit saat kontak. Menghirup uap dapat
menyebabkan efek anestesi yang menyebabkan kematian di area yang berventilasi buruk.
Komponen sediaan ini memiliki sifat iritasi. Kontak yang lama atau berulang dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan gejala iritasi seperti kemerahan, lepuh, dermatitis, dll. Tertelan
dapat menyebabkan mual, kelemahan dan efek sistem saraf pusat. Paparan berulang dapat
menyebabkan kulit kering atau pecah-pecah. Uap dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Kenakan
pakaian pelindung kedap air, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, celemek atau baju kerja,
yang sesuai, untuk mencegah kontak kulit.

Tidak ada data yang tersedia tentang efek merugikan dari bahan ini terhadap lingkungan. Data COD
maupun BOD tidak tersedia. Berdasarkan komposisi kimia produk ini diasumsikan bahwa campuran
tersebut dapat diolah dalam sistem instalasi pengolahan limbah biologis yang diaklimatisasi dalam
jumlah terbatas. Thinner Complementary THC-73100 40 tidak boleh tercampur dengan saluran
pembuangan air. Sisa pemakaiannya harus dipisahkan dan diolah sebagai limbah yang berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai