LP Gangguan Istirahat Dan Tidur
LP Gangguan Istirahat Dan Tidur
Oleh :
1490123051
TAHUN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
manusia menurut Maslow bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Abdul &
Wahid, 2016).
manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar, apabila kebutuhan ini tidak
fisiologis bersifat lebih utama didahulukan dari pada kebutuhan- kebutuhan lain.
Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur,
terbebas dari rasa nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual dan lainnya (Asmadi, 2013).
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan setiap
orang untuk mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Proses
tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Hal ini yang sangat penting bagi
setiap orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh, memperbaiki kerusakan pada
sel. Jika kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka akan terkumpul sejumlah
energi yang dapat memulihkan status kesehatan dan menjalankan kegiatan sehari-
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian (Helmi, 2012). Fraktur atau patah tulang adalah suatu
kondisi dimana kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan terputus secara
sempurna atau sebagian yang pada disebabkan oleh rudapaksa atau osteoporosis
(Smeltzer & Bare, 2016). Dampak yang terjadi pada pasien fraktur apabila
kebutuhan istirahat dan tidur tidak terpenuhi maka pasien sering kali menjadi
irritable, depresi, letih atau lelah dan mempunyai kemampuan pengendalian yang
buruk terhadap emosinya. Dari segi fisik, pasien tampak lemah, muka pucat, mata
tampak sayu dan kemerahan juga pasien tampak gelisah (Kozier, 2011).
dapat membantu pasien mendapatkan kebutuhan istirahat dan tidur, maka perawat
harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi dan kebiasaan
pribadi mereka sendiri dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur
2. Pengertian
A. Pengertian Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang, dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu (Ambarwati, 2014). Kata “Istirahat” memiliki arti yang luas meliputi
bersantai, menyegarkan diri, berdiam diri setelah melakukan aktivitas. Selain itu,
istirahat merupakan suasana yang tenang, bersantai tanpa tekanan emosional dan
B. Pengertian Fraktur
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Manurung, 2018).
gerakan memuntir yang mendadak atau bahkan karena kontraksi otot yang ekstrem
Fraktur adalah terputusnya kontiunitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenis
3. Anatomi Fisiologis
A. Anatomi
Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi bentuk pada
tubuh. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang membentuk
rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot
yang menggerakan kerangka tubuh. Tulang juga merupakan tempat primer untuk
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat
untuk melekatnya otot - otot yang menggerakan kerangka tubuh. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fhosfat.
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup
yang akan suplai syaraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin
anorganik (terutama garam - garam kalsium ) yang membuat tulang keras dan kaku.,
tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis
(Price dan Wilson, 2006). Tulang ekstrimitas bawah atau anggota gerak bawah
dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara gelang panggul terdiri dari 31
pasang antara lain: tulang koksa, tulang femur, tibia, fibula, patella, tarsalia, meta
panggul, letaknya disetiap sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis dan
membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris, disebelah atas dan
bawah dari kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan
kondilus ini terdapat lakukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella)
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk
yang disebut OS maleolus lateralis atau mata kaki luar. OS tibia bentuknya
lebih kecil dari pada bagian pangkal melekat pada OS fibula pada bagian
ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju
oleh sendi pergelangan kaki, terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya
e) Meta tarsalia (tulang telapak kaki) Terdiri dari tulang- tulang pendek yang
metatarsalia bagian ibu jari terdapat dua buah tulang kecil bentuknya bundar
B. Fisiologi
pergerakan.Sistem terdiri dari tulang sendi, rangka, tendon, ligament, bursa, dan
2006).
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel antara lain
kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang dan jaringan osteoid melalui
suatu proses yang di sebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan
peran penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang,
sebagian fosfatase alkali memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar
fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat
pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis
kanker ke tulang.
Ostesit adalah sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.Osteklas adalah sel-sel besar berinti
banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat di absorbsi. Tidak
seperti osteblas dan osteosit, osteklas mengikis tulang. Sel-sel ini menghsilkan enzim-
enzim proteolotik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan
mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.
Secara umum fungsi tulang menurut Price dan Wilson (2006) antara lain:
paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang di bentuk oleh tulang-
memberikan suatu system pengungkit yang di gerakan oleh otot- otot yang
elemen lain. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor tubuh.
f) Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam
4. Etiologi
Beberapa etiologi fraktur menurut Bararah & Jauhar (2013) yaitu :
a. Trauma
2) Trauma tidak langsung : jatuh dari ketinggian dengan posisi verdiri atau
c. Degenarasi
5. Patofisiologi
dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami
kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah
putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat
tersebut aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang
penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani
tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya
serabut syaraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini di namakan sindrom
seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur
tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan
pembuluh darah (Smeltzer dan Bare, 2001). Pasien yang harus imobilisasi setelah
patah tulang akan menderita komplikasi antara lain : iritasi kulit karena penekanan,
hilangnya kekuatan otot. Kurang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di
kebutuhan istirahat dan tidur, selain dikarenakan nyeri pada pasien fraktur terjadinya
imobilisasi yang mengakibatkan kecemasan yang tinggi pada saat post op bila harus
dipasang pen atau plat sehingga menimbulkan gangguan istirahat dan tidur
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. X-ray
b. Scan tulang
d. Kreatinin
e. Profil koagulasi
Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau cedera hati.
7. Penatalaksanan
A. Penatalaksanaan Kedaruratan
b) Bebat fraktur, termasuk sendi yang berada di dekat frakutr, unutk mencegah
d) Pada cedera ekstremitas atas, lengan dapat dibebat ke dada, atau lengan bawah
e) Kaji status neurovaskular di sisi distal area cedera sebelum dan setelah
pembebatan untuk menentukan keadekuatan perfusi jaringan perifer dan
fungsi saraf
f) Tutupi luka fraktur terbuka dengan balutan steril untuk mencegah kontaminasi
dan memperkuat otot yang diperlukan untuk berpindah tempat dan untuk
dan tulang serta untuk meningkatkan pemulihan tulang dan jaringan lunak.
Pada kasus fraktur terbuka, terdapat risiko osteomielitis, tetanus dan gas
gangrene
b) Berikan antibiotik IV dengan segera saat pasien tiba dirumah sakit baersama
f) Ukur suhu tubuh pasien dalam interval teratur dan pantau tanda- tanda infeksi
8. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a) Identitas Klien
tempat tanggal lahir, umur, alamat, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa
b) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Biasanya
pasien dengan gangguan istirahat dan tidur mengeluh pola tidurnya yang tidak
pada pasien. Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemas karena kurang
tidur, mengalami kesulitan untuk tidur, tidur yang tidak nyenyak dikarenakan
lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur dan sering terganggu oleh
mengkonsumsi obat tidur, adanya riwayat insomnia, gaya hidup atau rutinitas
harian pasien. Biasanya tidak ada riwayat kesehatan dahulu pada fraktur,
Pada keluarga biasanya ada atau tidaknya keluarga yang mengalami gangguan
pola tidur dan ada atau tidaknya yang menderita tuberkolosis atau penyakit
lain yang sifatnya menurun atau menular, diabetes melitus, hipertensi, dan
hemofilia, insomnia.
f) Pola Fungsi Kesehatan
hygiene seperti kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB dan BAK. Pasien
2. Pola nutrisi
sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk
Kebiasaan pola tidur dan istirahat pada pasien fraktur akan mengalami
gangguan yang disebabkan oleh timbulnya rasa nyeri. Selain itu juga,
tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur. Istirahat dan tidur akan
terganggu karna adanya perubahan pada pola kognitif atau cara berpikir
pasien.
4. Pola eliminasi
perawat atau keluarga. Selain itu badan menjadi terasa lemah, letih dan lesu
aktivitas.
kurang perhatian. Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi
perubahan dirinya, pasien takut cacat seumur hidup atau tidak dapat bekerja
lagi.
Pada pola kognitif atau cara berfikir pasien dengan gangguan istirahat
dan tidur akan mengalami penurunan karena apabila seseorang kurang tidur
akan memberi efek pada pola elektris di otak dan akibatnya otak tidak bisa
Perlu ditanyakan apa yang membuat pasien menjadi stress dan biasanya
E. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dibagi atas dua, yaitu pemeriksaan umum (status
(lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada
1. Keadaan Umum : biasanya pasien dalam kondisi lemah, letih lesu dan gelisah
3. TTV
4. Sistem integument
nyeri tekan
5. Kepala
Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik, simetris, tidak ada benjolan, tidak
6. Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, reflek menelan positif,
7. Muka
Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk, tidak
ada lesi, simetris dan tidak ada eodema, wajah tampak lesu.
8. Mata
hitam disekitar mata yang menandakan pasien kurang tidur dan istirahat.
9. Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal, tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
10. Hidung
Pada pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan pada hidung,
Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut
tidak pucat.
12. Thoraks
13. Paru
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
Suara ketok sonor, tidak ada redup atau suara, tambahan lainnya.
d. Auskultasi
Suara nafas normal, tidak ada wheezing atau tambahan lainya seperti
14. Jantung
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
15. Abdomen
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
Suara thympani.
d. Auskultasi
16. Ekstremitas
Terdapat luka, perbedaan ukuran pada ekstremitas bawah kiri dan kanan,
teraba tulang yang patah, terdapat nyeri pada ekstremitas yang fraktur.
17. Inguinal-Genitalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
F. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Rontgen
fraktur.
3. Pemeriksaan Laboratorium
G. Program Pengobatan
Pengumpulan darah
(hematoma)
Reaksi inflamasi
Pengeluaran
bradikinindan berikatan
dengan nociceptor
Pengeluaran mediator
kimia (histamin)
Nyeri meningkat
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut PPNI (2018) ada beberapa tujuan (SLKI) dan intervensi (SIKI)
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Fraktur yang mengalami gangguan
pola tidur.
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan (Tujuan) (Intervensi)
1. Gangguan pola tidur a. Pola Tidur Dukungan Tidur
1) Keluhan sulit Tindakan:
Defenisi: tidur menurun a) Observasi
Gangguan kualitas dan 2) Keluhan sering 1) Identifikasi pola
kuantitas waktu tidur terjaga menurun aktivitas dan
akibat faktor eksternal 3) Keluhan pola tidur
tidur berubah 2) Identifikasi
Penyebab: menurun faktor
a) Nyeri 4) Keluhan istirahat pengganggu
tidak cukup tidur (fisik
Gejala dan Tanda menurun dan/atau
Mayor: 5) Kemampuan psikologis)
Subjektif: beraktivitas 3) identifikasi obat
a) Mengeluh sulit tidur meningkat tidur yang
b) Mengeluh sering dikonsumsi
terjaga b. Penampilan Peran b) Terapeutik
c) Mengeluh tidak 1) Strategi koping 1) Modifikasi
puas tidur yang efektif lingkungan
d) Mengeluh pola tidur meningkat (mis,
berubah 2) Verbalisasi pencahayaan,
e) Mengeluh istirahat perasaan cemas kebisingan,
tidak cukup menurun suhu, matras,
Objektif: - dan tempat
c. Status tidur)
Gejala dan Tanda
Kenyamanan 2) Fasilitasi untuk
Minor:
1. Keluhan sulit hilangkan stress
tidur menurun sebelum tidur
Subjektif:
2. Kesejahteraan 3) Lakukan
a) Mengeluh
fisik meningkat prosedur untuk
kemampuan
3. Suhu ruangan meningkatkan
beraktivitas
membaik kenyamanan
menurun
4. Postur tubuh (mis, pijat,
Objektif: -
membaik pengaturan
Kondisi Klinis Terkait: 5. Pola tidur posisi, terapi
a) Nyeri membaik akupresur)
Kondisi pasca operasi 4) Sesuaikan
d. Tingkat Keletihan jadwal
1) Kemampuan pemberian obat
melakukan atau tindakan
aktivitas rutin untuk
meningkat menunjang
2) Gelisah siklus tidur-
menurun terjaga
3) Selera makan 5) Terapi
membaik Genggam Jari
4) Pola istirahat
membaik Manajemen
Lingkungan
Tindakan:
a) Observasi
1) Identifikasi
keamanan dan
kenyamanan
lingkungan
b) Terapeutik
1) Atur suhu
lingkungan yang
sesuai
2) Sediakan
tempat tidur
dan lingkungan
yang bersih dan
nyaman
3) Izinkan
membawa
benda-benda
yang disukai dari
rumah
4) Izinkan
keluarga untuk
tinggal
mendampingi
pasien
5) Pertahankan
konsistensi
kunjungan
tenaga
kesehatan
Terapi Relaksasi
Tindakan:
a) Observasi
1) Identifikasi
penurunan
tingkatenergi,
tidak mampu
berkonsentrasi,
atau gejala lain
yang
mengganggu
kemampuan
kognitif
2) Identifikasi
teknik relaksasi
yang pernah
efektif
digunakan
3) Periksa
ketegangan otot,
frekuensi nadi,
tekanan darah,
dan suhu
sebelum dan
sesudah latihan
4) Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
b) Terapeutik
1) Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan dan
suhu ruang
nyaman, jika
memungkinkan
2) Berikan berikan
informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
3) Gunakan
relaksasi
sebagai strategi
penunjang
dengan
analgetik atau
tindakan medis
atau tindakan
medis lain, jika
sesuai
c) Edukasi
1) Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
(mis, musik,
meditasi, napas
dalam, relaksasi
otot progresif)
2) Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
3) Anjurkan sering
mengulangi
atau melatih
teknik yang
dipilih
4) Demonstrasi
dan latih teknik
relaksasi (mis,
napas dalam,
peregangan,
atau imajinasi
terbimbing)
5. Evaluasi
pelaksanaanya sudah berhas dicapai berdasarkan tujuan yang telah dibuat dalam
Perry, 2009).
adalah meningkatnya kualitas tidur dan nyeri kepala berkurang dengan skala nyeri
menurun.
DAFTAR PUSTAKA