Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1. Tinjauan Medis


1.1.1. Pengertian
Penyakit Arteri Koroner (Coronary Artery Disease) adalah penyakit
yang ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel
yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung
dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut
aterosklerosis. (www.medicastore.com)
Menurut WHO 2011, PJK (coronary heart disease) merupakan
penyakit kardiovaskular yang terjadi karena kekurangan suplai darah pada otot
jantung akibat penyumbatan pada sistem nadi koroner.
Penyakit jantung koroner adalah gejala yang disebabkan adanya
penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung baik sebgaian
atau total yang disebut pembuluh darah koroner. Jantung akan bekerja baik jika
terdapat keseimbangan antara pasokan dan pengeluaran suplai oksigen, jika
pembuluh darah koroner tersumbat atau menyempit, maka pasokan oksigen ke
jantung pun akan berkurang (Moch. Bahrudin, 2012).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi
penimbunan plak pembuluh darah koroner . hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai
darah otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak (Norhasimah,
2010).

1.1.2. Etiologi
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh proses aterosklerosis
yang merupakan kelainan degeneratif dan dipengaruhi banyak faktor. Faktor-
faktor resiko penyakit jantung koroner ada dua yaitu:
1. Faktor resiko yang dapat diubah:
a. Hiperlipidemia
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Diabetes mellitus
e. Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori

1
f. Pola hidup
g. Stress psikologis
2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah:
a. Usia
Kerentanan terhadap arterosklerosis koroner meningkat dengan
bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40
tahun. Akan tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit
mungkin hanya mencerminkan lama paparan yang lebih panjang
terhadap faktor – faktor anterogenik.
b. Jenis kelamin
Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai mengalami
fase menopause, setelah itu menjadi sama rentannya seperti pria.hormon
estrogen dianggap sebagai pelindung imunitas wanita pada usia sebelum
menopause.
c. Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada
orang kulit putih.
d. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner (yaitu saudara atau
orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun)
meningkatkan kemungkinan timbulnya arterosklerosis lebih awal.
Besarnya pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui,
namun komponen genetic juga berpengaruh terhadap proses terjadinya
arterosklerosis. Riwayat keluarga dapat pula mencerminkan gaya hidup
yang mencerminkan gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.
(Arif Muttaqin, 2009).

1.1.3. Fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Jantung dapat
bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan oleh karena adanya
rangsangan yang berasal dari susunan syaraf otonom. Di jantung terdapat
pembuluh darah arteri koroner.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang menyuplai otot jantung,
yang mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen dan nutrisi.
Jantung menggunakan 70% sampai 80% oksigen yang dihantarkan melalui
arteri koroner ; sebagai perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata
seperempat oksigen yang dihantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat

2
hulunya diventrikel kiri. Dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian yang
lebih banyak melalui arteri koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah
menjadi dua cabang besar ke bawah (arteri desendens anterior sinistra) dan
melintang (arteri sirkumfleksa) sisi kiri jantung. Jantung kanan dipasok seperti
itu pula dari arteri koronaria dextra. Tidak seperti arteri lain arteri koronaria
diperfusi selama diastolik. (Smeltzer, 2001)

1.1.4. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner dan micardiail infark merupakan respons
iskemik dari miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria
secara permanen atau tidak permanen. Oksigen diperlukan oleh sel-sel
miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine Triphospate di
bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70 % oksigen.
Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut sebagai
Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan
jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap
peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan
kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung
yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai darah tidak dapat
mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal
maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai
glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.
Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang
dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.
Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan
kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.
Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume,
pengurangan cardiac out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir
diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda
kegagalan jantung.
Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria
(permanen atau semntara), lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemi
miocardial adalah angina pectoris, penyempitan arteri koronarius sementara,
preinfarksi angina, dan miocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri
koronari (Arif Muttaqin, 2009).

3
Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga PJK, ras, hiperlipidemia,
hipertensi, merokok, DM, obesitas, gaya hidup, stress psikologis

Arterosklerosis

Penyempitan lumen arteri, rupture plak, dan spasme arteri koroner

Penurunan aliran darah arteri koroner

Gangguan suplai oksigen ke miocard

Iskemia miocardium

Ketidakseimbangan kebutuhan oksigen


Fungsi ventrikel kiri
Metabolisme an aerob : PH sel turun Gangguan kontraktilitas

Produksi asam laktat meningkat Penurunan cardiac output

Angina pectoris
Penurunan curah
jantung
Nyeri Akut

Mekanisme kompensasi
Perubahan mempertahankan curah
hemodinamika progresif jantung
Denyut jantung
Daya kontraksi jantung
Pe perfusi perifer
Pe perfusi koroner
Pe perfusi paru Pembesaran ventrikel kiri

Hipotensi, asidosis Hipertropi ventikel kiri


metabolik, hipoksemia

Pengembangan paru
Gangguan Perfusi
Kelemahan fisik tidak maksimal
Jaringan

Intoleran Risiko pola


Kondisi prognosa
aktivitas napas tak efektif
penyakit

Gangguan pola tidur kecemasan

4
1.1.5. Tanda dan Gejala
Menurut Hermawatirisa 2014, beberapa gambaran klinis yang utama
pada penyakit jantung koroner antara lain :
a. Nyeri angina pectoris sebagai manifestasi dari gangguan arteri koroner
berupa nyeri dada substernal/retrosternal, dapat menjalar ke leher, rahang,
lengan, punggung biasanya timbul akibat gerakan, gangguan emosi,
berkurang karena istirahat, nitroglycerine. Pada keadaan berat, nyeri dada
ini muncul saat istirahat.
b. Gangguan Irama (aritmia)
Saat suplai oksigen ke jaringan otot jantung berkurang (iskemia), kepekaan
gangguan irama akan meningkat. Gangguan irama bisa berdebar-debar,
sinkope (pingsan) dan kematian mendadak.
c. Sesak nafas dan rasa letih, serta cepat lelah (pada bilik kiri jantung, paru-
paru terjadi bendungan, sesak (dyspnea), tungkai membengkak)
d. Berdebar / palpitasi (aritmia / jantung kehilangan irama)
e. Pingsan (kekurangan aliran darah di dalam otak secara tiba-tiba)
mengakibatkan syok psikologi.
f. Gagal Jantung. Jika ischemia otot jantung berlangsung lama, fungsi
kontraksi akan menurun. Akibatnya, menurun pula fungsi jantung sebagai
pompa yang membuat toleransi terhadap beban latihan fisik akan menurun
g. Kematian Mendadak (Sudden Ischemia)
Kematian biasanya karena gangguan irama baik sebelum, saat, maupun
setelah infark jantung.

1.1.6. Pemeriksaan Diagnostik


a. ECG (Electrocardiogram)
Adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T inversi
atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
mencerminkan adanya nekrosis.
b. Enzym dan isoenzym pada jantung
CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam.
Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
c. Elektrolit
Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi
jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.

5
d. Whole blood cell
Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit
paru yang kronis ata akut.
e. Kolesterol atau trigliseid
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya
arteriosklerosis.
f. Thoraks foto
Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.
g. Echocardiografi
Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas
masing-masing ruang pada jantung.
h. Exercise stress test
Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
aktivitas.
i. Coronary Angiography
Merupakan pemeriksaan diagnostic yang paling akurat untuk mengevaluasi
obstruksi pada arteri koronaria.
(Moch. Bahrudin, 2012)

1.1.7. Penatalaksanaan
Pada dasarnya pengobnatan penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:
a. Menghentikan , atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklerosis
dengan cara menegndalikan faktor – faktor resiko, yaitu :
1. Tidak merokok
2. Latihan fisik sesuai demngan kemampuan jantung penderita
3. Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal.
4. Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan sterss mental
b. Pemakaian obat – oabatan untk mengatasi iskemia miokard
c. Pengobatan terhadap akibat –akibat dari iskemia miokard, misalnya :
1. Aritmia
2. Gagal jantung
d. Pengobatan revaskularisasi
Bila dengan pengobatan dengan obat – obatan keluhan penderita tak dapat
diiatas sehingga mengganggu kualitas hidupnya, maka harus
dipertimbangkan pengobatan revaskularisasi, yang bisa terdiri dari

6
1. Angioplasti koroner
2. Bedah pintas koroner
e. Penanggualangan infark miokard akut, yang memerlukan penatalaksanaan
khusus.
1.2. Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1. Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Gejala : riwayat tidak toleran terhadap latihan, kelemahan umum, kelelahan,
ketidakmampuan melakukan aktifitas.
Tanda : kecepatan jantung abnormal, perubahan tekanan darah karena
aktivitas, ketidaknyamanan kerja atau dispnea, perybahan EKG / disritmia.
b. Sirkulasi
Gejala : penyakit arteri koroner
Tanda : variasi pada TD, frekuensi / irama, disritmia / perubahan EKG
c. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada, nyeri angina, ketidaknyamanan insisi.
Tanda : hati – hati, nyeri tampak pada wajah, meringis, merintih
d. Pernapasan
Gejala: nafas pendek , pasca operasi ( ketidakmampuan batuk dan nafas
dalam )
Tanda : dispnea ( respon normal pada torakotomi ), area penurunan / tak ada
bunyi nafas ( ateksia )
e. Keamanan
Gejala : episode infeksi dengan keterlibatan katup
Tanda : pengeluaran / perdarahan dari dada / insis

1.2.2. Pemeriksaan fisik


1) Breating (B1 = pernafasan)
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas aktivitas, batuk produktif, riwayat
merokok.
Tanda : distres pernafasan, meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan
kedalaman.
2) Bleeding (B2 = kardiovaskuler)
Riwayat hipertensi, riwayat penyakit jantung, kegemukan.
Tanda : takikardia, disritmia, tekanan darah normal, meningkat atau
menurun. Bunyi jantung mungkin normal ; S4 lambat atau
murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin

7
ada saat nyeri. Kulit atau membran mukosa lembab, dingin, pucat
pada adanya vasokontriksi.
3) Brain (B3 = persarafan)
Perubahan status mental, orientassi, pola bicara, afek, proses pikir
Tanda : nyeri kepala yang hebat
4) Blader (B4 = perkemihan)
Gangguan ginjal saat ini atau sebelumnya.
Tanda : disuria, oliguria, anuria poliuria sampai hematuria.
5) Bowel (B5 = pencernaan)
Tanda : mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, muntah,
perubahan berat badan
6) Bone (B6 = tulang-otot-integumen)
Hipotensi postural, frekuensi jantung meningkat, takipnea.

1.2.3. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul diantaranya :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
afterload, vasokonstriksi, iskemiamiokard.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan Oksigen.
c. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.
e. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya
keluhan nyeri
1.1.1 Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut b.d Agen cedera biologis (iskemia)

NYERI AKUT ( D.0077)


Kategori : psikologis
Subkategori : nyeri dan kenyamanan
Definisi :
Pengalaman senseorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulandisebabkan
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologi (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, proseduroperasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan tanda miyor Objektif :
Subjektif : 1. Tampak meringis

8
1. Mengeluh nyeri 2. Bersikap protektif (mis. Waspada
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Suli ttidur
Gejala dan tanda minor Objektif :
Subjektif : 1. Tekanandarahmeningkat
1. Tidak tersedia 2. Polanapasberubah
3. Nafsumakanberubah
4. Proses berpikirterganggu
5. Menarikdiri
6. Berfokuspadadirisendiri
7. Diaforesis
KondisiKlinis
1. Kondisi pembedahan 5. Glakoma
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut

SLKI
TINGKAT NYERI (08066)
Definisi: pengalaman sensorik atau emosional dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga dan konstan.
Ekspektasi: menurun
Kriteria hasil
Kemampuan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
untuk menurun meningkat
menuntaskan 1 2 3 4 5
aktivitas
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat meningkat
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada 1 2 3 4 5
diri sendiri
Diaphoresis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi 1 2 3 4 5
(tertekan)
Perasaan takut 1 2 3 4 5
mengalami
cedera berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus teraba 1 2 3 4 5
membulaat
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5

9
Mual 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk baik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berpikir 1 2 3 4 5
Focus 1 2 3 4 5
Fungsi 1 2 3 4 5
berkemih
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

SIKI
Manajemen Nyeri (I.08238)
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kopres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi eredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu

10
Penurunan Curah Jantung
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi
Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh.
Penyebab
1. Perubahan irama jantung
2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload
Gejala dan Tanda Mayor
1. Perubahan irama jantung
Subjektif
 Palpitasi
Objektif
 Bradikardi/takikardia
 Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
2. Perubahan preload
Subjektif
 Lelah
Objektif
 Edema
 Distensi vena jugularis
 Central venous pressure (CVP) meningkat atau menurun
 Hepatomegali
3. Perubahan afterload
Subjektif
 Dispnea
Objektif
 Tekanan darah meningkat atau menurun
 Nadi perifer teraba lemah
 CRT > 3 dtk
 Oliguria
 Warna kulit pucat dan/ atau sianosis
4. Perubahan kontraktilitas
Subjektif
 Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
 Ortopnea
 Batuk
Objektif
 Terdengar suara jantung S3 dan/ atau S4
 Ejection fraction (EF) menurun
Gejala dan Tanda Minor
1. Perubahan preload
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
 Murmur jantung
 Berat badan bertambah
 Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
2. Perubahan afterload

11
Subjektif’
(Tidak tersedia)
Objektif
 Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat/ menurun
 Systemic vascular resistance (SVR) meningkat/ menurun
3. Perubahan kontraktilitas
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
 Cardiac Index (CI) menurun
 Left ventricular stroke work index (LVSWI) menurun
 Stroke volume index (SVI) menurun
4. Perilaku/emosional
Subjektif
 Cemas
 Gelisah
Objektif
(Tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


1. Gagal jantung kongestif
2. Sindrome coroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgitasi trikuspidal
9. Stenosis pulmonal
10. Regurgitasi pulmonal
11. Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

Perawatan Jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat, dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan konsumsi oksigen miokard.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan
CVP)
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4. Monitor intake output cairan
5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri dada (mis, intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presvitasi
yang mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12 sadapan
9. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
10. Monitor nilai laboratorium jantung (mis, elektrolit, enzim jantung, BNP,

12
NTpro-BNP)
11. Monitor fungsi alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah beraktifitas
13. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (mis, beta
blocker, ACE inhibitor, calelum channel blocker, digoksin)
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-Fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis, batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau pneumatic intermiten, sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk memodifikasi gaya hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
6. Berikan dukungan emosionall dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktifitas fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Curah Jantung
Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh.
Ekspektasi--------------Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Kekuatan nadi
1 2 3 4 5
perifer
Ejection
1 2 3 4 5
fraction (EF)
Cardiac todex
1 2 3 4 5
(CI)
Left ventricular
stroke work 1 2 3 4 5
index (LVSWI)
Stroke volume
1 2 3 4 5
indek (SVI)
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Palpitasi 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Gambaran
1 2 3 4 5
EKG aritmia
Lelah 1 2 3 4 5
Edema 1 2 3 4 5

13
Distensi vena
1 2 3 4 5
jugularis
Dispnea 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Pucat/sianosis 1 2 3 4 5
Paroxysmal
nocturnal 1 2 3 4 5
dyspnea (PND)
Ortopnea 1 2 3 4 5
Batuk 1 2 3 4 5
Suara jantung
1 2 3 4 5
S3
Suara jantung
1 2 3 4 5
S4
Murmur
1 2 3 4 5
jantung
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegali 1 2 3 4 5
Pulmonary
vascular
1 2 3 4 5
resistnace
(PVR)
Systemic
vascular 1 2 3 4 5
resistance
Cukup
Cukup
Memburuk Memburu Sedang Membaik
Membaik
k
Tekanan darah 1 2 3 4 5
CRT 1 2 3 4 5
Pulmonary
artery wedge
1 2 3 4 5
pressure
(PAWP)
Central venous
1 2 3 4 5
pressure

DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Moch (2012). Terapi Modalitas Kardiovaskuler dan Aplikasinya. Jakarta:


Trans Info Media.

Hermawati, Risa, Haris Candra Dewi. (2014). Penyakit Jantung Koroner. Jakarta :
Kandas Media (Imprint Agromedia Pustaka).

14
Muttaqin, Arif (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiofaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia


Moorhead. 2016. Nursimg Outcome Classification (NOC). Yogyakarta : Mecomedia

15

Anda mungkin juga menyukai