PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Rumah sakit memegang peran sangat strategis dalam upaya memperbaiki derajat kesehatan
masyarakat. Sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan, rumah sakit didirikan dan
dijalankan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk perawatan,
pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan diagnosis lainnya yang dibutuhkan oleh masing-masing
pasien dalam batas-batas kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan di rumah sakit.
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang
rekam medis, setiap pelayanan kesehatan diwajibkan untuk memiliki rekam medis.
(Permenkes,2008)
Berdasarkan pasal 46 ayat 1 UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud rekam medis adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam rekam medis yang lengkap dapat
diperoleh informasi–informasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Keperluan
tersebut diantaranya 2 adalah sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan penelitian
dan pendidikan, serta dapat digunakan sebagai alat untuk analisis dan evaluasi terhadap mutu
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Rekam medis yang lengkap menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipergunakan untuk
berbagai keperluan seperti bahan pembuktian dalam hukum, bahan penelitian dan pendidikan
serta alat analisi dan evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
(Pamungkas dkk,2015)
Ketidaklengkapan dokumen rekam medis menjadi salah satu masalah karena rekam medis
seringkali merupakan satu satunya catatan yang dapat memberikan informasi terinci tentang apa
yang sudah terjadi selama pasien dirawat di rumah sakit. Hal ini akan mengakibatkan dampak
internal dan eksternal karena hasil pengolahan data menjadi dasar pembuatan laporan baik
internal rumah sakit maupun bagi pihak eksternal. Laporan ini akan sangat berpengaruh terhadap
perencanaan rumah sakit kedepannya, pengambilan keputusan dan menjadi bahan evaluasi
pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Dampak ketidaklengkapan rekam medis
adalah terhambatnya proses klaim asuransi yang diajukan dan terhambatnya proses tertib
administrasi. (Eny dan Rachman, 2008)
Proses pelaksanaan rekam medis dimulai dari pendaftaran, dimana petugas rekam medis harus
mengisi data-data sosial pasien.Kemudian rekam medis itu segera didistribusikan ke ruang rawat
inap, sehingga berkas rekam medis menjadi tanggung jawab dokter dan perawat untuk melengkapi
berkas sesuai dengan formulir yang telah disediakan.Pada tahap selanjutnya dilakukan penataan
rekam medis dimana tahap-tahap tersebut adalah assembling, coding, dan indexing, serta melakukan
analisa kuantitatif dan kualitatif terhadap berkas rekam medis. Setelah berkas rekam medis melalui
tahap tahap tersebut baru dilakukan filing.
Instalasi Rekam Medis RSUD Zainal Abidin Pagaralam merupakan salah satu bagian pelayanan di
rumah sakit. Dari hasil studi pendahuluan, di Instalasi Rekam Medis RSUD Zainal Abidin Pagaralam
memiliki SDM dengan kualifikasi pendidikan yang berbeda-beda yaitu 8 orang yang terdiri dari
dr.Umum, D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, dan lulusan SMA.
Berdasarkan hasil pra survey peneliti di RSUD Zainal Abidin Pagaralam terhadap 15 status rekam
medis pasien yang diambil di ruang rawat inap, diketahui bahwa terdapat pencatatan yang tidak
lengkap oleh dokter dan perawat sebanyak 11 berkas rekam medis (73,3%). Bagian ketidak
lengkapan yang paling banyak tidak diisi dokter adalah catatan masuk dan keluar, resume dan
catatan harian dokter yaitu sebanyak 8 berkas rekam medis (72,72%). Untuk tanggung jawab
perawat ketidak lengkapan pengisian terbanyak pada bagian persetujuan tindakan (Informed
Consent), ringkasan masuk dan keluar dan asesmen awal pasien yaitu sebanyak 3 berkas rekam
medis (27,27%).
2) Mengetahui kelengkapan pengisian rekam medis di ruang rawat inap RSUD Zainal
Abidin Pagaralam.
Notoadmojo secara garis besar membagi pengetahuan menjadi 6 tingkat, antara lain:
1) Tahu (know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang di ketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata atau sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagi aplikasi atau penggunaan hukum-hukum dan prinsip. 28
4) Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi suatu obyek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau menyusun formula baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pembenaran
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
6. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai dengan jenis
pelayanan yang dibutuhkan masyarakat.
7. Menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
8. Menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan
kejadian luar biasa.
9. Menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan mengatur pendistribusian dan
penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan bernilai tinggi.
2.3 Perawat
2.1 Pengertian Perawat
Perawat adalah tenaga profesional yang mempunyai pendidikan dalam sistem pelayanan
kesehatan. Kedudukannya dalam sistem ini adalah anggota tim kesehatan yang mempunyai
wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan (Kozier, Barbara 1995).
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.
b. Peran sebagai advokat pasien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan
keluarganya dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien. Juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya dan hak atas privasi.
c. Peran edukator Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
e. Peran kolaborator Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainlain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Peran konsultan Di sini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
g. Peran pembaharu Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja
sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen
adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil
pemeriksaan penunjang, catatan observasi, dan pengobatan harian dan semua rekaman,
baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnostik.
(Permenkes,2008)
Rekam Medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan
pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada pasien tersebut. (Huffman, 1999)
5) Statistik kesehatan
Bahan statistik kesehatan dapat menggunakan berkas rekam medis, khususnya untuk
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita
pada penyakit-penyakit tertentu.
3) Medikal, meliputi :
a) Data langsung (direct patient data), yaitu :
− Riwayat penyakit atau operasi yang lalu.
− Catatan perawat.
− Vital signs.
− Catatan perkembangan.
− ECG, foto, serta bukti langsung lainnya.
b) Data dokter atau profesional lainnya, meliputi :
− Laporan laboratorium.
− Laporan operasi, termasuk anestesi, pasca anestesi, dan patologi.
− Diagnosis dan sinar X.
− Perintah dokter.
− Foto serta lampiran.
− Laporan khusus.
4) Finansial, meliputi :
a) Perusahaan tempat bekerja.
b) Kedudukan.
c) Alamat perusahaan.
d) Orang yang bertanggung jawab menanggung biaya.
e) Jenis cakupan.
f) Nomer asuransi.
g) Cara pembayaran.
Sedangkan rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat :
1) Identitas pasien.
2) Tanggal dan waktu.
3) Hasil anamnesis, sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
5) Diagnosis.
6) Rencana penatalaksanaan.
7) Pengobatan dan/atau tindakan.
8) Pelayanan lain yang telah diberikan oleh pasien.
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan.
Rekam medik dibuat untuk mendokumentasikan seluruh riwayat tentang pasien, maka dari
uraian diatas pengisian rekam medis harus di isi dengan lengkap sesuai dengan standar
yang berlaku.
b. Mahendra (2018)
“Analisis Pelaksanaan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Rasidin Padang Tahun 2018” Tujuan penelitian ini adalah mengetahui informasi
pelaksanaan rekam medis pasien rawat inap di RSUD dr. Rasidin Padang tahun 2018.
Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan sistem dari input, proses dan
output. Informan penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian ini
dilakukan di RSUD dr. Rasidin Padang dengan 9 orang informan yaitu Kepala Unit
Rekam Medis, petugas Rekam Medis, kepala ruang rawat inap, perawat dan dokter.
Data Dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Hasil penelitian dari aspek input tenaga rekam medis sudah mencukupi tapi masih
belum optimal, metode tentang alur dan SOP sudah ada, untuk kebijakan sudah ada
peraturannya namun pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalan dengan baik, sarana
dan prasarana untuk penunjang pelaksanaan rekam medis masih belum mencukupi.
Rekam Medis
Tata cara pengisian rekam
BEBAN KERJA
medis
MOTIVASI
INDIVIDU
Kelengkapan Pengisian
Rekam Medis
ORGANISASI
Imbalan
kepemimpinan
Kelengkapan Pengisian
Pengetahuan Perawat
Rekam Medis
2.9 Hipotesis
Ha :
Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Di Ruang Rawa t
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan Tahun
2021