Anda di halaman 1dari 3

Perda Kesenian dan Rumah Hantu

Oleh : Rani oktaviani

Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya (DKS) melontarkan keinginan agar Pemkot Surabaya
memiliki Perda (Peraturan Daerah) Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk mengatur.
Namun, peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, jika peraturan itu justru
potensial destruktif.

Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang pinter
(pandai) dan ada juga yang keminter (sok tahu). Oleh karenanya, pertentangan di antara mereka pun
akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan
pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauh mana keterlibatan seniman di dalam proses
pembuatan Perda itu, dan seterusnya.

Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum
sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu tidak
baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya,
bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika
menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian sendiri
Nama : Rani oktaviani

Kelas : XII MIPA 6

KRITIK SATRA TERHADAP NOVEL “LASKAR PELANGI” KARYA ANDREA HIRATA

Berikut penilaian baik atau buruk novel berdasarkan pertimbangan teori cerkan.

1. Tokoh

Tokoh yang ada di dalamnya tampak berlebihan. Pembaca merasa janggal ketika tokoh Lintang
digambarkan dengan kepintarannya yang ‘wah’, sehingga menimbulkan pertanyaan darimana Lintang
memperoleh kepintaran tersebut, sementara ia adalah seorang anak pesisr yang sebelumnya tidak
pernah belajar.

2. Penokohan

Penokohan dalam kisah ini lemah dan datar. Tidak ada kontradiksi-kontradiksi yang terjadi yang memicu
perubahan tokohnya

3. Alur

Secara kualitatif kisah ini mempunyai alur yang longgar. Ceritanya bertele-tele, sehingga pembaca
merasa bosan dengan penceritaannya yang terlalu panjang. Sedangkan kuantitatifnya, kisah ini beralur
ganda.

4. Pengaluran

Alur pada novel ini rumit, tanpa arah.

5. Latar dan Pelataran

Latar atau setting waktu kabur. Kisah ini mengambil rentang waktu yang cukup panjang. Penulis kurang
bisa membantu pembaca untuk mengetahui penggal waktu yang tepat untuk tiap peristiwa.

6. Pusat pengisahan

Pusat pengisahan dalam novel ini adalah orang pertama sebagai pelaku utama.

7. Tema

Yang membuat novel ini menarik adalah karena penulis mengangkat tema tentang masalah pendidikan
di Indonesia yang tidak merata. Tentang perjuangan anak-anak Laskar Pelangi dalam menggapai cita-
cita. Hal ini dapat memotivasi setiap pembaca agar tidak mudah menyerah dalam meraih mimpi.
8. Amanat

Novel ini mempunyai banyak amanat. Seperti pendidikan sangatlah penting untuk siapapun dan apapun
seperti Lintang dan teman-temannya yang rela mengayuh sepeda berkilo-kilo meter hanya untuk
mengejar pendidikan. Amanat lainnya yaitu janganlah membeda-bedakan teman, seperti Laskar Pelangi
yang berisi sepuluh orang anak yang sangat berbeda baik dalam sifat, kepintaran, dan materi. Menurut
saya, novel ini juga ingin mengajari kita bahwa walau orang itu pintar belum tentu masa depannya akan
cemerlang. Seperti Lintang yang sangat pintar sekali dalam bidang akedemis ternyata hanya menjadi
sopir truk. Sedangkan Syahdan yang tidak mengerti dengan teknologi berhasil menjadi manager di suatu
perusahaan.

Dalam kesederhanaan mereka masih bisa mengukir sebuah prestasi dan semangat pantang menyerah.

Penilain baik atau buruk novel berdasarkan teori social cerkan.

Dalam novel ini ajaran-ajaran agama Islam yang disuguhkan terselip dalam beberapa kejadian-kejadian
implisit yang tertata dan bagus. Kisah ini juga dilengkapi dengan nilai-nilai kehidupan yang penuh cinta
dan perjuangan. Bercerita tentang sulitnya kehidupan di pesisir, juga perjuangan untuk
mempertahankan sekolah dari ancaman disegel karena dipandang tidak layak untuk disebut sekolah.
Nilai-nilai moral dan kemanusiaan juga kerap kali kita temui dalam novel Laskar Pelangi ini

Anda mungkin juga menyukai