Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN MK : Retno Risa, S.ST, M.Keb

KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA


DAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Disusun Oleh
Nama : Sindi Maiysaroh
NIM : PO7247319041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Warahmatullahi.Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Keperawatan Maternitas”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Keperawatan Maternitas” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmu dan
juga pengetahuannya sehingga tugas ini dapat kami selesaikan.

Saya menyadari, tugas yang telah kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan tugas ini.

Waalaikumsalam. Warahmatullahi.Wabarakatuh

Tolitoli, 10 November 2020

Sindi Maiysaroh

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian3
B. Ruang Lingkup 3
BAB II KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA
A. Definisi Keluarga Berencana (KB) 4
B. Macam-Macam Keluarga Berencana (KB) 5
C. Tujuan Keluarga Berencana (KB) 5
D. Manfaat Keluarga Berencana (KB) 6
E. Konseling Keluarga Berencana (KB) 8
BAB III GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
A. Definisi Sistem Reproduksi 11
B. Gangguan Sistem Reproduksi 11
C. Penyebab Gangguan Sistem Reproduksi 14
D. Upaya Pencegahan Gangguan Sistem Reproduksi 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar
Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional untuk
menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Program KB
juga secara khusus dirancang demi menciptakan kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi,
sosial, serta spiritual setiap penduduknya. Program KB di Indonesia diatur dalam UU N0 10 tahun
1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk
menunda/mencegah kehamilan kehamilan.
Sistem reproduksi masing-masing sistem reproduksi memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Meski begitu, keduanya dirancang untuk memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma,
yang akan berlanjut menjadi kehamilan. Seperti sistem lainnya didalam tubuh, sistem reproduksi
juga dapat mengalami gangguan atau penyakit. Kareka struktur dan fungsinya berbeda, gangguan
atau penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita juga berbeda
Gangguan pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit yang bisa
mengganggu reproduksi bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan
hormone, bahkan kanker. Penyakit yang mengganggu/menyerang sistem reproduksi ini berpeluang
tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas pada konsep dasar keluarga berencana yaitu :
1. Definisi Keluarga berencana (KB)
2. Macam-Macam Keluarga berencana (KB)
3. Tujuan Keluarga berencana (KB)
4. Manfaat Keluarga berencana (KB)
5. Konseling Keluarga Berencana (KB)
Ruang lingkup yang akan dibahas pada gangguan sistem reproduksi yaitu :
1. Definisi Sistem Reproduksi
2. Gangguan Sistem Reproduksi
3. Penyebab Gangguan Sistem Reproduksi
4. Upaya Pencegahan Gangguan Sistem Reproduksi

3
BAB II
PEMBAHASAN KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA

A. Definisi Keluarga berencana (KB)


Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang dikelola oleh Badan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Ada banyak manfaat program keluarga berencana yang ditawarkan
oleh negara. Salah satunya adalah menghasilkan keluarga yang berkualitas.
Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional untuk
menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara. Sebagai
contoh, Amerika Serikat punya program KB yang disebut dengan Planned Parenthood.
Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan kemajuan, kestabilan, dan
kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduknya. Program KB di Indonesia diatur
dalam UU N0 10 tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat
kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan kehamilan. Berikut alat kontrasepsi yang paling
sering digunakan:
1. Kondom
2. Pil KB
3. IUD
4. Suntik
5. KB implan/susuk
6. vasektomi dan tubektomi (KB permanen)
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau pasangan suami
istri untuk :
1. Mendapatkan obyek-obyek tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

4
B. Macam-Macam Keluarga berencana (KB)
1. Metode sederhana meliputi :
a) Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu Basal (Termal),
Metode lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan Coitus Interuptus
b) Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra-vaginal (Diafragma),Kap
Serviks (Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita] dan kimiawi [Spermisid (Vaginal
cream, Vaginal foam, Vaginal Jelly, Vaginal suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal
soluble film].
2. Metode modern
a) Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil, Morning-after pill],
Injeksi atau suntikan [DMPA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK), Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2,
ST-1435, Implanon), Implant Biodegradable (Capronor, Pellets).
b) Intra uterie devices (IUD, AKDR)
c) Kontrasepsi mantap : pada wanita (tubektomi) dan pada pria (vasektomi).
C. Tujuan Keluarga berencana (KB)
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari program Keluarga berencana (KB) ini yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan khusus
Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di antaranya:
a) Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
b) Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
c) Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
d) Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu
tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
e) Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah
penduduk di Indonesia.
3. Tujuan KB menurut WHO

5
Adapun tujuan dari program Keluarga berencana (KB) menurut WHO, yaitu untuk
menunda/mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda /
mencegah kehamilan :
a) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan.
b) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
c) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi
bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
d) Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini
dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
4. Tujuan KB menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009
a) Mengatur kelahiran yang diinginkan
b) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
c) Menigkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, serta konseling Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi
d) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek Keluarga Berencana
e) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya menajarangkan jarak kehamilan
D. Manfaat Keluarga berencana (KB)
Berikut ini adalah beberapa manfaat program keluarga berencana yang penting untuk
diterapkan pada setiap keluarga:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak baik bagi
kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga memberikan pengarahan mengenai langkah-
langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah melahirkan.
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak
Dengan program KB, suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal ini
erat kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Idealnya, jarak anak pertama dan
kedua antara 3–5 tahun.
Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan maksimal,
yaitu dari ASI eksklusif dan ASI hingga 2 tahun. Tidak hanya itu, anak juga jadi bisa mendapatkan

6
perhatian penuh dari orang tuanya selama masa perkembangannya. Kedua hal ini tentu akan
sangat berdampak positif untuknya.
3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
Suami dan istri yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang
melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun kehamilan ini berisiko
tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi.
Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya, seorang
wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi
ini, ibu tidak mendapatkan pemulihan yang utuh setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini
bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental ibu.
4. Mencegah penyakit menular seksual
Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya
penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. Namun, hal ini bisa dicegah
dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.
5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko kematian ibu
dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, terutama pada kehamilan yang berisiko
tinggi mengalami komplikasi, seperti pada wanita berusia lebih 35 tahun, wanita yang memiliki
penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.
6. Membentuk keluarga yang berkualitas
Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal ini, merencanakan
kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu, tapi juga soal eknomi, pendidikan anak,
dan pola asuh. Jika semua itu direncanakan dengan baik, peluang menciptakan keluarga
berkualitas pun akan semakin besar.
5. Mengurangi risiko aborsi
Kehamilan tidak diinginkan sangat berisiko meningkatkan angka aborsi ilegal yang bisa
berakibat fatal. Sebab pada dasarnya, hukum Indonesia menyatakan aborsi adalah tindakan
ilegal dengan beberapa pengecualian tertentu. Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi.

7
Berdasarkan dua aturan negara tersebut, aborsi di Indonesia hanya boleh dilakukan di
bawah pengawasan tim dokter setelah didasari alasan medis yang kuat. Misalnya, karena
kehamilan berisiko tinggi yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, korban perkosaan, dan
kasus gawat darurat tertentu. Di luar itu, aborsi dinyatakan ilegal dan termasuk ranah hukum
pidana. Itu kenapa kebanyakan kasus aborsi di Indonesia dilakukan sendiri diam-diam dengan
prosedur yang tidak sesuai dengan standar medis. Alhasil, risiko kematian ibu dan janin akibat
aborsi sangatlah tinggi.
E. Konseling Keluarga Berencana (KB)
1. Konseling Awal
Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang dan dimaksudkan
untuk mengenalkan klien kepada semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik,
kebijakan, dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu. Bila konseling awal
dilakukan dengan baik, maka dapat membantu klien dalam memilih cara KB yang cocok bagi
klien. Dalam konseling awal diberitahukan secara singkat tentang cara-cara KB yang tersedia di
klinik. Jawab pertanyaan klien dengan jelas dan terarah. Hal-hal yang penting diperhatikan
dalam pelaksanaan konseling awal :
a) Tanyakan kepada klien cara apa yang disukainya, dan apa yang ia ketahui mengenai cara
tersebut
b) Uraikan secara ringkas
c) Bagaimana cara kerjanya
d) Manfaat dan kerugiannya
Konseling awal secara individual atau berkelompok berisikan :
a) Suasana pelayanan yang nyaman melalui penerimaan yang hangat dan kekeluargaan.
b) Penyuluhan mengenai cara-cara KB.
c) Penyuluhan mengenai keefektifan menyusui untuk KB bagi ibu yang baru melahirkan.
d) Keterangan mengenai apa yang diinginkan oleh klien selama kunjungan tersebut.
2. Konseling Metode Khusus
Konseling khusus mengenai metode KB yang memberi kesempatan kepada klien untuk :
a) Mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan pengalamannya.
b) Mendapat informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang ingin dipilihnya.
c) Mendapat bantuan untuk memilih metode KB yang cocok.

8
d) Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan aman,
efektif, dan memuaskan.
Selama konseling ini, petugas memberi pelayanan adalah :
a) Menanyakan kepada klien cara apa yang ingin dipilih dan apa yang ia ketahui tentang cara
tersebut. Dengan cara demikian pemberi pelayanan dapat mengoreksi dan informasi yang
salah yang muncul di masyarakat untuk selanjutnya memberikan informasi yang benar.
b) Memberitahukan dan mendiskusikan cara kerja setiap metode KB, keefektifannya, manfaat
dan kerugiannya.
c) Membantu klien untuk mulai memilih suatu metode
d) Menasehati klien perlunya evaluasi lebih lanjut.
e) Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya lebih lanjut atau ada hal lain yang masih
merisaukan.
f) Menjelaskan secara singkat dan jelas bagaimana menggunakan metode tersebut dan
memungkinkan efek samping yang timbul
g) Meminta klien mengulang instruksi untuk menyakinkan bahwa ia benar-benar telah
mengerti.
h) Membicarakan dengan klien apa harus kembali atau follow up. Penekanan dititik beratkan
pada penyediaan alat, nasehat tentang efek samping, bagaimana mengenal adanya masalah
sedini mungkin, bagaimana bila ingin mengganti alat kontrasepsi.
3. Konseling Kunjungan Ulang
Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau pemeriksaan ulang maka penting untuk
berpijak pada konseling yang dulu. Secara khusus, kunjungan ulang memberikan kesempatan
untuk :
a) Membesarkan hati klien atas keputusannya untuk ber-KB
b) Mengetahui apakah klien puas dan apakah masih menggunakan cara KB
c) Menyakinkan bahwa cara yang dipakai klien telah benar dan bila benar cocok, untuk
mengulangi intruksi pemakaiannya.
d) Menyediakan suplai (bahan secukupnya).
e) Menjawab pertanyaa klien.
f) Membesarkan hati klien dan mengobati efek samping yang kecil bila perlu.
g) Memeriksa komplikasi medis dan merujuk untuk evaluasi medis bila diperlukan.

9
h) Mencari perubahan-perubahan kesehatan pada saat itu atau keadaan hidupnya yang bisa
menjurus untuk berganti cara atau berhenti menggunakan cara KB
i) Kunjungan ulang yang pertama tergantung pada jenis KB yang dipakai. Sebagai contoh,
dibawah ini diberikan jadwal yang dianjurkan
 Pil oral: 3 bulan
 AKDR : 3 – 6 minggu
 KB suntik: 2 – 3 bulan, tergantung jenisnya.
 Norplant: Bila tidak ada keluhan, tidak perlu melakukan kontrol rutin sampai akhir 5
tahun.

10
BAB III
PEMBAHASAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

A. Definisi Sistem Reproduksi


Reproduksi merupakan suatu proses seksual yang melibatkan sel sel kelamin untuk bergabung
dan menghasilkan individu yang baru. Sel kelamin tersebut yang berasal dari pembelahan sel.
Reproduksi dibagi menjadi 2 yaitu seksual dan aseksual. Aseksual merupakan reproduksi tanpa
peleburan sperma, Sedangkan seksual mengalami peleburan sperma.
Manusia memiliki alat reproduksi yang digunakan untuk menghasilkan keturunan. Hal tersebut
akan mengalami proses reproduksi seksual. Alat reproduksi laki laki yaitu penis dan perempuan yaitu
vagina
Sistem reproduksi adalah salah satu sistem organ yang sangat penting bagi wanita dan laki-laki
karena berperan dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunannya. Namun, organ-organ
reproduksi juga dapat terkena penyakit seperti organ tubuh lainnya.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi wanita bagian
dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan indung telur (ovarium). Sementara
organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris
Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi
pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar), dan testis. Sedangkan organ
reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih,
vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral.
B. Gangguan Sistem Reproduksi
1. Pada sistem reproduksi waita
Beberapa gangguan atau penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
a) Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah
endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan
di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat,
perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
b) Radang panggul

11
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke
dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa
menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan
kehamilan ektopik.
c) PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon
wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen
dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
d) Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram
atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat
berhubungan seksual.
e) Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.
Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium,
dan kanker vagina.
2. Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:
a) Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung
darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

12
b) Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup
sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan
nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan
produksi hormon testosteron.
c) Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih
atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran
prostat (BPH), atau kanker prostat.
d) Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron
yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan
produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.
e) Masalah pada penis
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis,
misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita
juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea.
Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan
kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi
dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter
untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.
Jika Anda mengalami gangguan atau keluhan pada sistem reproduksi, segeralah berkonsultasi
dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

13
C. Penyebab Gangguan Sistem Reproduksi
Banyak manusia yang mengalami penyakit pada sistem reproduksi. Hal tersebut dikarenakan
manusia tidak menjaga alat reproduksi. Manusia sering menggunakan dengan biasa saja tanpa
melihat dampaknya. Berikut penyebab terjadinya penyakit pada sistem reproduksi :
1. Menggunakan celana yang terlalu ketat. Hal ini akan membuat alat reproduksi terjepit dan
mengalami kesakitan
2. Setelah buang air kecil tidak dibersihkan
3. Sering melakukan hubungan seksual. Hal tersebut menyebabkan penyakit AIDS
4. Menggunakan handuk yang kotor
5. Tidak mengganti pakaian
D. Upaya Pencegahan Gangguan Sistem Reproduksi
Upaya pencegahan penyakit/gangguan pada sistem reproduksi manusia yaitu tidak berganti-
ganti pasangan dalam berhubungan seks. Selain itu tidak menggunakan jarum suntik bekas, menjaga
kesehatan organ reproduksi, dan menerapkan pola hidup sehat untuk organ reproduksi.
Untuk mengindari PMS (penyakit menluar seksual), beberapa cara yang dapat dilakukan antara
lain:
1. Memiliki pasangan tetap atau tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual.
2. Menghindari obat-obatan terlarang dan alkohol.
3. Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
4. Mendiskusikan riwayat penyakit seksual kepada pasangan.
5. Dapat menggunakan kondom dalam berhubungan seksual.
6. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara berkala untuk mencegah penyakit/penularan
PMS.
Pada pria dianjurkan untuk mengurangi kebiasaan mandi air panas dan tidak memakai celana
terlalu ketat karena berpengaruh pada kualitas sperma.

Adapun pada wanita sebaiknya menjaga kesehatan organ reproduksinya adalah dengan
menjaga kesehatan vagina. Karena jika terjadi infeksi vagina dapat meluas ke organ reproduksi lain.
Berikut upaya untuk menjaga kesehata vagina:
1. Membersihkan alat kelamin bagian luar dari depan ke belakang.
2. Menjaga alat kelami luar agar selalu kering, misalnya di lap setelah terkena air. Karena jika
lembab akan mudah menjadi tempat berkembangbiaknya jamur dan bakteri.
3. Menggunakan celana dalam dari bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat.

14
4. Tidak menahan utuk buag air karena mengakibatkan urine menetes sehigga membuat celana
dalam basah.
5. Tidak memberi bedak pada daerah vagina karena memicu kanker
6. Bila menggunakan obat-obatan seperti antiseptik cukup dua minggu sekali seperti pada
pertengahan siklus menstruasi.
7. Melakukan pemeriksaan jika terdapat keluhan.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang dikelola oleh Badan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Ada banyak manfaat program keluarga berencana yang ditawarkan oleh negara. Salah satunya
adalah menghasilkan keluarga yang berkualitas. Program KB juga secara khusus dirancang demi
menciptakan kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap
penduduknya. Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk
menunda/mencegah kehamilan kehamilan.
Organ reproduksi adalah salah satu organ yang sangat penting bagi wanita dan laki-laki karena
berperan dalam proses reproduksi untuk menghasilkan keturunannya. Namun, organ-organ
reproduksi juga dapat terkena penyakit seperti organ tubuh lainnya.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita
juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea.
Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan
kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi
dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter
untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.
B. Saran
Sebaiknya untuk seluruh keluarga melakukan program keluarga berencana agar menciptakan
kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap. Jika Anda mengalami
gangguan atau keluhan pada sistem reproduksi, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Demikian tugas ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon agar dapat dimaklumi dan dimaafkan, karena kami adalah
hamba yang tidak luput dari salah, khilaf dan lupa

16
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, d. (2019, Juni 24). Ketahui Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. Dipetik November
09, 2020, dari Alodokter: https://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-pada-sistem-
reproduksi-pria-dan-wanita

Andi. (2016, Agustus 29). Jelaskan Peyebab Terjadinya Penyakit pada Sistem Reproduksi. Dipetik
November 09, 2020, dari Brainly: https://brainly.co.id/tugas/7067853

dr. Suparyanto, M. (2011, April 02). Konsep Dasar KB (Keluarga Berecana). Dipetik November 07, 2020,
dari dr-suparyanto.blogspot: http://dr-suparyato.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-kb-
keluarga-berencana.html?m=1

Mardatila, A. (2020, Juli 16). Ketahui Tujuan KB, Cara dan Manfaatnya bagi Kesejahteraan Keluarga.
Dipetik November 08, 2020, dari merdeka.com: https://m.merdeka.com/sumut/ketahui-
tujuan-kb-cara-dan-manfaatnya-bagi-kesejahteraan-keluarga-kln.html?page=all

Nareza, d. M. (2012, Oktober 12). Kenali Tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana. Dipetik
November 07, 2020, dari Alodokter: https://www.alodokter.com/kenali-tujuan-dan-
manfaat-program-keluarga-berencana

Rika. (2018, November 27). Upaya Pencegahan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia. Dipetik
November 09, 2020, dari Brainly: https://brainly.co.id/tugas/19953490

Savitri, d. T. (2020, November 06). Sebenarnya, Program Keluarga Berencana (KB) Itu Apa, Sih? Dipetik
November 07, 2020, dari Hallo Sehat: https://hellosehat.com/hidup-sehat/program-
keluarga-berencana-kb/

Titi. (2012, April 22). Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia. Dipetik November 09, 2020,
dari Kelas Pintar: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/struktur-dan-fungsi-sistem-
reproduksi-pada-manusia-3969/

17

Anda mungkin juga menyukai