Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ANALISIS KASUS MONOPOLI DI NEGARA UZBEKISTAN

(Terkait Merek Mobil Chevrolet)

Dosen Pembimbing :

RIEZ KIFLI KOLEWORA, S.H., M.H.

Disusun oleh :

1. Muhammad Fajriansyah 216602013

2. Sri Yuliani Mufliha Husen 216602014

3. Nanda Nendriaty 216602029

4. Oktorion Pangeran Al Sadri 216602068

5. Nurmayanti 216602098

6. Siti Hafisah Damayanti 216602143

7. Heni Amelia Ningrum 216602146

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 66 KENDARI

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb., Om Swastyastu., sejahtera untuk kita semua.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang, yang senantiasa memberikan kita kesempatan, kesehatan, dan keselamatan

serta ridhonya atas segala usaha usaha kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah kami.

Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis. Untuk Ibu dan

Ayah yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan

motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih iasg serta doa yang tentu takkan ias penulis

balas.

Dengan hormat kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak

RIEZ KIFLI KOLEWORA, S.H., M.H. atas bimbingan dan arahannya yang sangat

membantu kami dalam menyusun makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan

masalah ini tepat waktu guna menunjang pendidikan kami di Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi 66 Kendari.

Terima kasih juga atas konstribusi teman teman,Terima kasih kepada saudari Heni

Amelia N., saudara Muh. Fajriansyah, saudari Nanda Nendriaty, saudari Nurmayanti,

saudara Oktorion Pangeran, Saudari siti hafisah dan saudari Sri Yuliani yang telah

mengorbankan banyak waktu dan tenaga untuk mengumpulkan segala materi, data, dan

informasi terkait tema kajian ini, menyusun serta mengetik makalah, hingga

membukukan makalah ini. Atas segala usaha dan kontribusi dari saudara-saudari

sekalian, sekali lagi kami ucapkan terima kasih dan atas usaha-usaha tersebut kami

do’akan agar mendapatkan segala kebaikan dari tuhan yang maha esa. Kami berharap

semoga makalah kami dapat memberikan manfaat ilmu dan pengetahuan bagi banyak

orang yang sedang menimba ilmu, serta bermanfaat bagi kami pula.

1
Kami menyadari bahwa makalah kami belum mendekati kesempurnaan dan

memiliki kekurangan. Dengan hormat kami memohon maaf yang sebesar-besarnya dan

dengan rendah hati untuk sekali lagi meminta kriti dan saran kepada Bapak RIEZ KIFLI

KOLEWORA, S.H., M.H. agar kami dapat memperbaiki kesalahan kesalahan kami.

Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Kendari, 27 Desember 2021

1
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................

...5

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................6

1.3 TUJUAN MAKALAH..................................................................................................6

1.4 MANFAAT MAKALAH..............................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................8

2.1 PENGERTIAN MEREK..............................................................................................8

2.2 TUJUAN DAN MANFAAT MEREK.......................................................................12

2.3 CITRA MEREK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.......................13

BAB III HASIL PENELITIAN........................................................................................18

3.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN..........................................................................18

3.2 ISU ISU MONOPOLI CHEVROLET.......................................................................19

3.3 PANDANGAN HUKUM INDONESIA ...................................................................24

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................30

4.1 KESIMPULAN..........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................32

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap perusahaan

berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk yang

dipasarkannya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi

persaingan tersebut, manajemen perusahaan harus cerdik dalam menciptakan ikatan

tertentu antara produk yang ditawarkannya dengan konsumen. Perusahaan dituntut untuk

dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat bertahan dan memenangi

persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Setiap perusahaan

harus bekerja keras untuk menciptakan kebijakankebijakan strategi baru dalam

memasarkan produk barang dan jasa mereka terhadap konsumen. Pada dasarnya semakin

banyak persaingan maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat

memilih produk yang sesuai dengan apa yang diharapkannya. Maka dari itu pelanggan

akan lebih pintar dan cermat dalam menghadapi munculnya produk-produk baru.

Namun, tidak selamanya para pelaku usaha menggunakan cara jujur dalam bersaing

ditengah tengah sengitnya persaingan pasar atau dengan kata lain, beberapa pelaku usaha

secara sadar telah melakukan praktek persaingan bisnis tidak sehat. Persaingan bisnis

tidak sehat diklasifikasi menjadi beberapa macam, yaitu kartel, perjanjian tertutup,

marger, monopoli. Keempat-empat bentuk persaingan bisnis tidak sehat tersebut telah

resmi dilarang dalam UU. No 5 tahun 1999 karena dianggap merugikan banyak pihak,

entah itu konsumen maupun pelaku bisnis lainnya.

Ada banyak pelaku usaha yang melakukan praktek persaingan bisnis tidak sehat.

Salah satu perusahaan yang melakukan praktek tersebut adalah sebuah industri mobil

1
dengan merek Chevrolet. Chevrolet telah terbukti melakukan sebuah praktek monopoli

disebuah negara bernama Uzbekistan.

Tidak tanggung-tanggung dalam prakteknya, industri mobil bermerek Chevrolet ini

telah memonopoli seluruh penjualan mobil dinegara tersebut selama beberapa tahun. Hal

ini menyebabkan kerugian yang menimpa industri mobil bermerek lain, maupun

masyarakat di negara tersebut dikarenakan persaingan pasar antara industri mobil telah

dikuasai sepenuhnya oleh industri mobil bermerek Chevrolet.

Dikarenakan hal tersebut, kelompok kami secara berani ingin menganalisa kasus

monopoli yang terjadi diluar negeri tersebut, dengan mengumpulkan beberapa informasi

dan data dari beberapa sumber, lalu menilai kasus tersebut berdasarkan pandangan hukum

Indonesia. Sehingga menjadi sebuah makalah dengan judul MAKALAH ANALISIS

KASUS MONOPOLI DI NEGARA UZBEKISTAN (Terkait Merek Mobil

Chevrolet).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah :

1. Menganalisa kasus monopoli sebuah industri mobil bermerek Chevrolet.

2. Menilai kasus tersebut berdasar pada patokan hukum di Indonesia.

1.3 TUJUAN MAKALAH

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyampaikan atau menginformasikan atau

memaparkan edukasi dan atau informasi kepada pembaca mengenai apa yang dimaksud

dengan merek dan atau sebuah kasus monopoli yang disebutkan didalam makalah.

1.4 MANFAAT MAKALAH

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :

1
a. Manfaat teoritis

Makalah ini bermanfaat dapat membantu pembaca dalam mempelajari,

memahami, mengindentifikasi, serta mengevaluasi konsep dari sebuah merek dan

atau kasus yang disinggung didalam makalah ini.

b. Manfaat praktis

Makalah ini bermanfaat dapat meningkatkan keterampilan penulis dalam

menganalisa suatu masalah dan mengembangkan informasi yang didapatkan,

mengola informasi tersebut dan menyusun semuanya kedalam sebuah makalah

sehingga dapat dimanfaatkan pula oleh orang lain.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MEREK

Merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut

dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan

kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan

dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis,

emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang direpresentasikan merek.

Menurut Aaker (1991 : 7), merek adalah “ A distinguishing name and / or symbol

(such as logo, trade mark, or package design ) intended to identify to goods or services of

either one seller of a group of seller, and to differentiate those goods or services from

those of competitors “. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen

mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu, merek melindungi, baik konsumen

maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang

tampak identik.

Menurut American Marketing Association (Kotler, 2000 : 460) merek adalah nama,

istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk

secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekadar

simbol.

Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler, 2000 : 460) yaitu sebagai

berikut;

1
 Atribut: merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes memberi kesan

sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan

lama, dan bergengsi tinggi.

 Manfaat: bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekadar menyatakan atribut,

tetapi manfaat. Mereka membeli produk tidak membeli atribut, tetapi membeli

manfaat. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk dapat diterjemahkan menjadi

manfaat fungsional dan atau emosional. Sebagai contoh: atribut “tahan lama”

diterjemahkan menjadi manfaat fungsional “tidak perlu cepat beli lagi, atribut

“mahal“ diterjemahkan menjadi manfaat emosional “bergengsi”, dan lain-lain.

 Nilai: merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes

berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

 Budaya: merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya

Jerman, terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

 Kepribadian: merek mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan

pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atau istana

yang agung (objek).

 Pemakai: merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan

produk tersebut. Mercedes menunjukkan pemakainya seorang diplomat atau

eksekutif. Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, serta

slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-individu satu

sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu

merek, simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh

konsumen sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat.

Dengan demikian, suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan.

1
2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan.

3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.

Jangan anggap enteng brand, karena ia adalah aset terpenting yang bisa dimiliki

perusahaan. Brand memberikan nilai, menciptakan diferensiasi dan mendapatkan hasil

jangka panjang. Sepotong nama ini bisa berarti banyak serta menjadi pembeda produk

yang satu dari yang lain. Tanpa brand yang menancap kuat di benak konsumen, sebuah

produk hanyalah komoditas yang dihargai rendah meski mungkin dari sisi fungsional

manfaatnya sama. Namun dengan brand yang kuat, harga produk yang sama tadi bisa

menjadi berlipat ganda – bahkan priceless.

Maksud perusahaan memberikan merek pada mulanya hanyalah sebagai identitas.

Dengan merek tersebut perusahaan mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan

positif terhadap produknya. Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade

mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-individu satu

sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu merek,

simbol, atau logo membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga

segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan demikian, suatu merek

dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut.

1) Menjelaskan apa yang dijual perusahaan.

2) Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan.

3) Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.

Suatu merek memberikan serangkaian janji yang di dalamnya menyangkut kepercayaan,

konsistensi, dan harapan. Dengan demikian, merek sangat penting, baik bagi konsumen

maupun produsen. Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk mempermudah proses

keputusan pembelian dan merupakan jaminan akan kualitas. Sebaliknya, bagi produsen,

1
merek dapat membantu upaya-upaya untuk membangun loyalitas dan hubungan

berkelanjutan dengan konsumen. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan

tambahan berupa jaminan kualitas. Merek digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu

(Tjiptono, 1995):

1) Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk

suatu perusahaan dengan para pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk

mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

2) Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk yang dipasarkan.

3) Untuk mempertahankan citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan

kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

4) Untuk mengendalikan pasar, merek tidak hanya sekedar pemberian nama pada

suatu produk, melainkan merek juga diharapkan mempunyai kekuatan di pasar

sehingga dapat diterima oleh pelanggan dan yang pada akhirnya merek akan

mempunyai tingkat brand loyalty dari pelanggan. Merek sendiri digunakan untuk

mengidentifikasi produk, memberitahukan tentang kualitas produk, dan merek

yang dapat membedakan produk yang satu dengan lainnnya.

Pelanggan melihat merek sebagai bagian yang penting dari suatu produk.

Pembentukan merek dapat membantu konsumen dalam beberapa hal seperti

mengidentifikasi produk, menyampaikan beberapa hal tentang kualitas produk, serta

dapat membuat konsumen berbelanja lebih efisien. Apabila konsumen tidak mengetahui

kualitas produk yang dibeli, konsumen akan merasakan resiko yang tinggi dalam

pembelian. Melalui kepercayaan kepada nama merek yang memiliki reputasi bisa menjadi

cara efektif untuk mengurangi resiko.

1
2.2 TUJUAN DAN MANFAAT MEREK

2.2.1. Fungsi dan Tujuan Branding

1. sebagai pembeda, di mana perusahaan yang memiliki brand kuat akan mudah

dibedakan dengan kompetitor.

2. Promosi dan daya tarik, jika Anda memiliki brand yang kuat maka promosi akan

lebih mudah dilakukan. Pelanggan cenderung memilih brand yang kuat dan

loyal terhadap brand yang sama.

3. Membangun citra, keyakinan, jaminan kualitas dan prestise , beberapa hal ini

akan membuat bisnis Anda menjadi mudah diingat.

4. Pengendali pasar: brand yang kuat dapat mengendalikan pasar karena

masyarakat telah mengenalnya.

Sementara tujuan dari branding sendiri adalah untuk membentuk persepsi

masyarakat, membangun rasa percaya masyarakat kepada brand dan membangun rasa

cinta masyarakat kepada brand. Tujuan branding ini merupakan salah satu hal yang

sangat bermanfaat bagi perusahaan. Branding yang kuat akan membuat pelanggan lebih

percaya dengan produk Anda dan lebih loyal terhadap perusahaan Anda.

2.2.2. Manfaat Branding

Seperti yang disebutkan di atas bahwa branding merupakan hal penting bagi

perusahaan terlebih di era sekarang. Salah satu alasannya yaitu karena akan ada

banyaknya manfaat yang dapat diperoleh perusahaan.

1. Memberikan daya tarik bagi konsumen.

2. Memudahkan perusahaan mendapatkan loyalitas pelanggan terhadap produk

atau jasa Anda.

1
3. Membuka peluang perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tinggi.

4. Peluang bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk melakukan diferensiasi produk

5. Menjadi pembeda atau ciri tertentu yang membedakan produk perusahaan

dengan produk milik kompetitor.

Itulah penjelasan mengenai branding, selanjutnya Anda dapat melakukan branding baik

untuk produk maupun usaha bisnis Anda. Sehingga kinerja bisnis Anda akan terus

berkembang. Beberapa perusahaan, rela membangun branding dari prusahaan mereka

selama bertahun-taun. Tentu saja branding perusahaan ini menghabiskan dana yang tidak

sedikit. Branding perusahaan juga memerlukan riset agar perusahaan tidak salah sasaran

dengan branding yang diinginkan.

Untuk mendukung bisnis yang terus berkembang, Anda juga harus memastikan

pembukuan perusahaan Anda berjalan dengan benar. Untuk memudahkan Anda membuat

pembukuan secara cepat, Anda dapat menggunakan software akuntansi. Jurnal

merupakan software akuntansi Online yang berbasis Cloud sehingga data secara otomatis

akan tersimpan. Dengan Jurnal, Anda bisa mendapatkan kemudahan pencatatan dan

pembukuan untuk keperluan bisnis kapan pun dan di mana pun. Tidak hanya pencatatan

transaksi, Jurnal juga menyediakan fitur pembuatan faktur secara otomatis, pelacakan

ketersediaan barang, dll yang akan membantu mengembangakan nilai aset bisnis Anda di

masa depan.

2.3 CITRA MEREK DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

2.3.1 Citra Merek

Citra merek merupakan serangkaian asosiasi (persepsi) yang ada dalam benak

konsumen terhadap suatu merek, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna.

1
Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman

dan mendapat banyak informasi. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang

bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari

asosiasi (presepsi) inilah yang mendasari keputusan membeli bahkan loyalitas merek

(brand loyalty) dari konsumen. Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan

akan atribut merek (aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut dan

situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang

dipresepsikan dengan merek tersebut (aspek Afektif).

Peter & Olson (dalam Lutiary Eka Ratri, 2007: 47) Citra merek didefinisikan

sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang

direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen.

Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi dapat

dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan

atribut dan kelebihan merek.

Citra merek (Brand Image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi

terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek

itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan

preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap

suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:

180).

Keller (1998: 93) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi tentang

merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen.

Ferinda Dewi (2009: 203) berpendapat citra merek adalah merupakan konsep yang

diciptakan oleh konsumen karena alasan subjektif dan emosi pribadinya.

1
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa citra

merek adalah persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang

direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi (presepsi) merek yang ada dalam ingatan

konsumen.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek

Sutisna (2001: 80) menyatakan bahwa brand image memiliki 3 variabel

pendukung, yaitu:

1) Citra Pembuat/ Perusahaan (Corporate Image) merupakan sekumpulan

asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk

atau jasa.

2) Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

3) Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

Aaker (1991: 139) berpendapat citra merek terdiri dari tiga komponen

yaitu:

1) Product Attributes (Atribut Produk): yang merupakan hal-hal yang berkaitan

dengan merek tersebut sendiri seperti, kemasan, isi produk, harga, rasa, dll.

2) Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen): yang merupakan kegunaan

produk dari merek tersebut.

3) Brand Personality (Kepribadian Merek): merupakan asosiasi (presepsi) yang

membayangkan mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut seorang

manusia.

1
Keller (dalam Alfian B, 2012: 26) mengemukakan faktor-faktor terbentuknya

citra merek atara lain:

1) Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand Image,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas

(model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk

mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen. Favorability of brand

association adalah asosiasi merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan

manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif

terhadap merek.

2) Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana

informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan

sebagai bagian dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi

dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika

seorang konsumen secara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa

maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.

Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen tergantung pada bagaimana

suatu merek tersebut dipertimbangkan.

3) Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus

terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan

bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu

merek tertentu. Dengan memposisikan merek lebih mengarah kepada

pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut. Dari perbedaan

yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang diharapkan

1
memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat memberikan keuntungan

bagi produsen dan konsumen.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, faktor yang

mempengaruhi citra merek adalah:

1) Keunggulan asosiasi merek merupakan salah satu faktor pembentuk brand

image, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.

2) Kekuatan asosiasi merek ialah bagaimana informasi masuk kedalam ingatan

konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek.

3) Keunikan asosiasi merek terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi

dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang

dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.

1
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1.1 Definisi perusahaan

Chevrolet adalah sebuah merek otomotif amerika serikat yang merupakan divisi

dari general motors didirikan oleh Louis Chevrolet dan pendiri GM William C. Durant

pada 8 november 1911. Chevrolet diambil General Motors tahun 1917. Diposisikan oleh

Alfred Sloan untuk menjual kendaraan sejenis untuk bersaing langsung melawan Ford

model buatan Henry Ford. Pada saat ini cevrolet merupakan merek yang menyumbang

penjualan terbesar bagi General Motors.

Bisanya sejumlah merek mobil akan bersaing ketat untuk menjual produknya di

suatu negara. Contohnya saja di Indonesia ada Toyota,Honda,Daihatsu,Hyundai,Renault

dan lain-lain yang saling bersaing untuk mendapatkan konsumen. Tapi belum banyak

yang tahu kalau ada negara yang pasar mobilnya sempat dimonopoli oleh satu merek

saja. Hal tersebu terjadi di Uzbekistan yang pasar mobilnya sempat dimonopoi oleh

Chevrolet sejak 2008. Ceritanya bermula ketika Uzbekistan memisahkan diri dari Uni

Soviet.

3.1.2 Logo perusahaan Chevrolet

32
Logo “Bow Tie” Chevrolet yang bebentuk dasi kupu-kupu ditemukan secara

tidak sengaja oleh William Durant ketika mengamati pola walpapel disebuah hotel di

paris tahun 1908. Meskipun demikian,ada juga yang berpendapat bahwa logo tersebut

merupakan stilasi tanda silang bendera swiss, tempat di mana Louis-joseph Chevrolet

lahir. Pada tanggal 2 oktober 1913, logo ini pertama kali muncul di iklan Chevrolet di

The Washington Post dengan headline. “Look for this nameplate.”

3.2 ISU ISU MONOPOLI CHEVROLET

Belum banyak yang tahu kalau ada negara yang pasar mobilnya sempat

dimonopoli oleh satu merek saja.Melansir dari Ozy.com, hal tersebut terjadi di

Uzbekistan yang pasar mobilnya sempat dimonopoli oleh Chevrolet sejak 2008.

Ceritanya bermula ketika Uzbekistan memisahkan diri dari Uni Soviet pada 1991 silam.

Satu tahun berselang, Pemerintah Uzbekistan yang dipimpin oleh Presiden Islam

Karimov bersama pabrikan asal Korea Selatan, Daewoo sepakat untuk membangun

sebuah pabrik mobil. Tidak tanggung-tanggung, dana yang digelontorkan sampai 600

juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 8,6 triliun, membuatnya menjadi pabrik

mobil terbesar di wilayah Asia Tengah (kurs 1 dolar AS = Rp 14.227, 27 Desember

2021).

Dari pabrik tersebut, mobil pertama Daewoo yang dibuat di Uzbekistan pun

resmi dijual ke publik pada 1996 silam. Sayangnya, kejayaan Daewoo di Uzbekistan

tidak berlangsung lama, karena sahamnya dibeli oleh perusahaan asal Amerika Serikat,

General Motors (GM) dan pabriknya pun dikhususkan untuk memproduksi mobil-mobil

32
Chevrolet pada 2008. Tiga tahun berselang, pasar mobil negara ini pun berhasil

dimonopoli oleh merek Chevrolet. Hal itu terjadi lantaran Pemerintah Uzbekistan

tampaknya punya kerja sama dengan GM yang menaungi Chevrolet, sehingga

produknya bisa memonopoli pasar.

Lalu bagaimana nasib mobil-mobil selain merek Chevrolet yang ingin masuk ke

pasar Uzbekistan? Sayangnya, langkah mereka tidak bisa mulus, karena ada tarif impor

yang tinggi untuk mobil produksi luar Uzbekistan. Bahkan tarif impornya bisa sampai

dua kali harga mobil yang diimpor dan akhirnya membuat harganya meroket. Diberikan

pilihan seperti ini, maka masyarakat Uzbekistan mau tidak mau lebih memilih untuk

membeli mobil bikinan Chevrolet, karena harganya lebih murahUzbekistan: Monopoli

GM Gagal Penuhi Permintaan

Uzbekistan mungkin satu-satunya negara di dunia di mana mobil bekas harganya

lebih mahal daripada yang baru. Itu karena dalam ekonomi yang dikelola dengan ketat

ini, kekurangan mobil, serta uang tunai adalah normal. Adegan calon pengendara yang

mengantri selama berjam-jam dan menginjak dealer Chevrolet telah menjadi umum di

ibukota Uzbekistan, Tashkent, dalam beberapa pekan terakhir.

Chevy adalah seorang raja di Uzbekistan. Menurut perhitungan oleh Reuters,

Chevrolet menyumbang 94 persen dari mobil baru yang dijual di Uzbekistan pada tahun

2011, pangsa pasar terbesar dari setiap pasar yang dilayani oleh General Motors.

Mereka diproduksi di bawah usaha patungan yang awalnya didirikan sebagai

UzDaewooAuto pada tahun 1992 dan ditransfer ke GM pada tahun 2008 setelah

32
pembuat mobil Amerika mengakuisisi Daewoo Motors. Dua puluh lima persen

dikendalikan oleh General Motors yang berbasis di Detroit; Sisanya milik pemerintah

Uzbekistan melalui UzAvtosanoat, sebuah perusahaan yang dikelola negara yang

bertanggung jawab atas industri mobil.

Pemerintah Uzbekistan sangat protektif terhadap pangsa penjualan mobil GM

Uzbekistan yang dominan. Tashkent menampar bea masuk yang dilarang pada semua

mobil impor: 30 persen dari nilai pabean mobil buatan asing, ditambah hingga $ 3 per

setiap sentimeter kubik dari volume mesin. Pembayaran bea cukai pada mobil impor

dapat menambah lebih dari 100 persen pada harga stiker. Kontrol atas pasar ini

memungkinkan UzAvtosanoat untuk meningkatkan harganya sendiri setiap tahun.

Kenaikan terbaru, yang diumumkan Juli ini, berkisar antara 7,4 persen untuk Chevrolet

Cobalt hingga 26,4 persen untuk Nexia, dan 28,1 persen untuk Matiz. Sekarang, merek

yang paling populer, seperti Matiz dan Nexia, mengambil 22,94 juta jumlah ($ 10.800

dengan nilai tukar resmi, $ 8.400 pada tingkat pasar gelap) dan 35,76 juta jumlah ($

16.900, atau $ 13.200 dengan kurs pasar gelap), masing-masing. Harga stiker naik 12

hingga 29 persen pada 2012 dan rata-rata 18 persen pada 2011, surat kabar Novyy Vek

melaporkan.

Meskipun harga mobil Uzbek tinggi di pasar domestik, dan gaji rata-rata

melayang sekitar $ 200 per bulan, ada lebih banyak permintaan daripada pasokan. Calon

pengendara harus melakukan uang muka 85 persen dan kemudian menunggu hingga

satu tahun agar mobil mereka dikirim. Ketika itu, mereka harus membayar perbedaan

harga, yang hampir selalu lebih tinggi. Dan, meskipun dealer hanya menerima jumlah

32
Uzbek, pada prinsipnya hanya dolar yang memiliki daya beli nyata. "Anda membawa

dolar Anda dan Anda mendapatkan kontrak dengan dealer, kemudian Anda membuka

kartu plastik (rekening debit di bank) untuk menyetor dolar dan mengubahnya menjadi

jumlah," kata seorang penduduk Tashkent dalam proses pembelian mobil kepada

EurasiaNet.org, mengkonfirmasikan cerita lain.

Permintaan yang mengamuk telah melahirkan semua jenis intrik di dealer.

Orang-orang mencoba menyuap dealer untuk menghindari penantian panjang. Selain

itu, karena peraturan pemerintah Uzbekistan melarang penjualan kembali mobil buatan

dalam negeri dalam waktu satu tahun pembelian, dan karena pengendara yang tidak

sabar siap membayar harga premium untuk menghindari menunggu selama setahun di

dealer, harga mobil bekas yang lembut sebenarnya lebih dari ketika mereka baru.

Penjual di situs iklan baris online torg.uz meminta hingga $ 18.400 untuk Nexias 2012,

yang terdaftar dengan harga $ 16.900 baru. "Karena tarif impor yang ada, produsen

mobil Uzbekistan tidak berada di bawah tekanan langsung untuk bersaing dengan mobil

impor buatan asing di Uzbekistan, maka fokus mereka bukan pada pelanggan domestik.

Meskipun permintaan yang jelas sangat tinggi untuk mobil-mobil ini di antara

pengemudi Uzbek," kata Lilit Gevorgyan, seorang analis Rusia dan CIS di IHS Global

Insight.

Memperburuk kekurangan di Uzbekistan, banyak unit dikirim ke luar negeri dan

dijual dengan harga diskon untuk mata uang keras. Di Kazakhstan, di dealer resmi GM

Uzbekistan, Nexia berharga sekitar setengah dari yang dilakukan di Uzbekistan.

Paradoksnya, tampaknya, penurunan permintaan untuk mobil Uzbek di luar negeri telah

32
mendorong permintaan lokal dalam beberapa bulan terakhir. Menurut kantor berita

Rusia RIA Novosti, ekspor mobil Uzbekistan ke Rusia turun 38 persen menjadi 31.182

unit pada paruh pertama tahun 2013, dibandingkan dengan periode yang sama tahun

lalu. Uzbekistan hampir menggandakan ekspor mobil menjadi 5.720 unit ke Kazakhstan

selama periode yang sama, menurut Gazeta. Kz.

Berita bahwa lebih banyak mobil tersedia adalah apa yang telah meningkatkan

upaya oleh calon pemilik mobil untuk mendapatkan mobil, penduduk Tashkent

menjelaskan. "Harga meningkat secara berkala, sehingga orang mencoba untuk

mendapatkan mobil sesegera mungkin. Juga, orang-orang mengatakan bahwa banyak

Nexias dan Matizes dikembalikan dari dealer Rusia dan itu mungkin alasan lain

mengapa UzAvtosanoat memperluas kampanye penandatanganan kontrak mereka dan

orang-orang bergegas ke dealer untuk membeli mobil, "kata penduduk Tashkent. Upaya

berulang untuk mencapai perwakilan Uzbekistan UzAvtosanoat dan GM Uzbekistan

melalui telepon dan email gagal.

Seorang ekonom yang berbasis di Tashkent dengan pengalaman di sektor mobil

mengatakan kepada EurasiaNet.org bahwa alasan mobil buatan Uzbekistan lebih murah

di luar negeri adalah kebutuhan pembuat mobil lokal untuk mata uang keras. GM

Uzbekistan dapat mengekspor mobil untuk keuntungan minimal karena membutuhkan

mata uang asing "untuk membayar bagian (impor) yang digunakan dalam mobil buatan

Uzbekistan," kata ekonom. Dia menjelaskan bahwa berkurangnya permintaan untuk

mobil Uzbek di Rusia tidak menurunkan harga di dalam negeri di Uzbekistan karena

kekurangan mobil reguler telah menciptakan pasar spekulatif yang dinamis. Spekulan

32
mobil memiliki "daya beli yang besar" untuk menyerap mobil baru yang dilepaskan ke

pasar lokal, kata ekonom itu, berbicara dengan syarat anonim karena takut akan

pembalasan oleh pihak berwenang.

3.3 PANDANGAN HUKUM INDONESIA

3.3.1. Pengertian Monopoli

Berdasarkan kutipan kami terhadap UU no. 5 tahun 1999 tentang larangan

praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, mula mula kami akan menjelaskan

secara sederhana mengenai apa itu monopoli berdasarkan ketetepan UU no. 5 tahun

1999. Berdasarkan ketentuan umum pada BAB 1 pasal satu, undang undang tersebut

berbunyi :

1. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang

dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok

pelaku usaha.

2. Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau

lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas

barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan

dapat merugikan kepentingan umum.

3.3.2. Pelanggaran Hukum

Selanjutnya kami akan menguraikan apa saja pelanggaran GM(Chevrolet)

berdasarkan pandangan hokum Indonesia dalam ketetapan UU no. 5 tahun 1999

tentang larangan praktek monopoli dan persaingan bisnis tidak sehat.

32
A. Chevrolet telah melakukan pelanggaran (Perjanjian Yang Dilarang) pada

BAB 3.

 Bagian Kesepuluh, Perjanjian Dengan Pihak Luar Negeri.

o Pasal 16 dengan bunyi :

“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang

memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat.”

B. Chevrolet telah melakukan pelanggaran (Kegiatan Yang Dilarang) pada

BAB 4.

 Bagian Pertama, Monopoli.

o Pasal 17 dengan bunyi :

(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli

dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) apabila :

a) barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substansinya; atau

b) mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan

usaha barang dan atau jasa yang sama; atau

32
c) satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari

50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

 Bagian Kedua, Monopsoni.

o Pasal 18 dengan bunyi :

(1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli

tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan

pasokan atau menjadi pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila

satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima

puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

 Bagian ketiga, Penguasaan Pasar.

o Pasal 19 dengan bunyi :

Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri

maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek

monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa :

a) menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk

melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau

b) menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk

tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; atau

32
c) membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar

bersangkutan; atau

d) melakukan praktek monopoli terhadap pelaku usaha tertentu.

o Pasal 20 dengan bunyi :

“Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara

melakukan jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk

menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.”

o Pasal 21 dengan bunyi :

“Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya

produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau

jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”

 Bagian Keempat, Persekongkolan.

o Pasal 22 dengan bunyi :

“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur

dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan

terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”

o Pasal 24 dengan bunyi :

32
“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha

pesaingnya dengan maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau

dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas,

maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan.”

C. Chevrolet telah melakukan pelanggaran (Dominasi) pada BAB 5.

 Bagian pertama, Umum.

o Pasal 25 dengan bunyi :

1. Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk :

a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan

atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang

bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas; atau

b. membatasi pasar dan pengembangan teknologi; atau

c. menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing

untuk memasuki pasar bersangkutan.

2. Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana dimaksud ayat (1)

apabila :

a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50%

(lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang dan atau

jasa tertentu; atau

32
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha

menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih pangsa pasar

satu jenis barang dan atau jasa tertentu.

32
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

4.1.1. Mengenai Isu Monopoli

General Motor (GM) melalui merek mobilnya (Chevrolet) telah menguasai industri

serta pasar mobil di Negara Uzbekistan selama 8 tahun, hal ini membuat Chevrolet

mendapatkan pangsa pasar yang sangat besar melalui praktek monopoli tersebut. Hal ini

dimungkinkan karena perusahaan tersebut menjalin sebuah perjanjian atau kerja sama

langsung dengan kepala pemerintahan Negara tersebut. Sehingga, sangat

memungkinkan pula untuk mengendalikan pabean yang bertanggung jawab mengawasi,

memungut, dan mengurus bea masuk dan keluar yang terkhusus pada proses ekspor-

impor kendaraan beroda empat. Untungnya, praktek monopoli tersebut telah dihentikan

setelah adanya pergantian kepala pemerintahan (Raja) di Negara tersebut.

4.1.1. Mengenai Pandangan Hukum

Berdasarkan pandangan hukum pada pembahasan sebelumnya, GM (Chevrolet) bisa

saja terkena hukum dan denda apabila kasus tersebut terjadi di Negara Indonesia.

Namun, karena kasus monopoli yang dilakukan oleh GM (Chevrolet) tersebut terjadi di

negara Uzbekistan, maka sudah jelas UU no. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Bisnis Tidak Sehat, tidak akan berlaku di Negara tersebut.

Sampai saat ini kami juga belum mengetahui hukuman apa yang diterima

GM (Chevrolet) melalui pendekatan hukum di Negara yang bersangkutan, kami

32
bahkan tidak yakin adanya upaya hukum yang menindaki kasus tersebut, tidak

adanya informasi dimanapun membuat kami tidak dapat menemukan jawaban

atas pertanyaan berikut. Hal ini dikarenakan adanya keterlibatan langsung oleh

kepala pemerintahan Uzbekistan itu sendiri.

32
DAFTAR PUSTAKA

Hestanto. Pengertian Merek. Manajemen Bisnis. Diakses dari

https://www.hestanto.web.id/pengertian-merek-brand/ pada 14 Desember 2021.

Indonesia. Undang-Undang no. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Bisnis Tidak Sehat. Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3817. Jakarta.

Romadhoni, Muhammad. 2015. Pengaruh Citra Merek (Brand Merek)

Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa

FIK UNY. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Di akses dari

https://eprints.uny.ac.id/13625/1/skripsi%20muhammad

%20romadhoni_10603141008.pdf. Pada 28 Desember 2021.

Wardana, Ruditya Yogi. 2021. Belum Banyak Yang Tahu, Chevrolet

Sempat Memonopoli Pasar Mobil Negara Ini Lo, Begini Ceritanya. Diakses dari

https://www.gridoto.com/read/222874367/belum-banyak-yang-tahu-chevrolet-

sempat-memonopoli-pasar-mobil-negara-ini-lo-begini-ceritanya?page=all. Pada

pada 15 Desember 2021.

Wibowo, Joseph. 2020. Fungsi, Tujuan, Dan Manfaat Branding. Diakses dari

https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fungsi-tujuan-dan-manfaat-branding/.

Pada 28 Desember 2021.

Wikipedia. 2021. Chevrolet. Di akses dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Chevrolet. Pada 14 Desember 2021.

32

Anda mungkin juga menyukai