Laporan Kasus Kecil Tn. A (Uap + Puc)
Laporan Kasus Kecil Tn. A (Uap + Puc)
Disusun Oleh :
WIRDAYANTI (GZ1905019)
Laporan magang individu gizi klinik Praktik Kerja Lapangan Proses Asuhan Gizi Terstandar pada
Pasien di RSUD Sawerigading Kota Palopo.
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi Pembimbing
RSUD Sawerigading Palopo
i
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya maka laporan magang gizi klinik dengan judul "Proses Asuhan Gizi Terstandar pada
Pasien di RSUD Sawerigading Kota Palopo" dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dengan seluruh kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada
1. Dr. Sri muchtariawati, M. Kes, Sp. GK selaku Ketua Intalasi Gizi RSUD Sawerigading Kota
Palopo
2. Daria, SKM selaku pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan pembelajaran,
bimbingan serta motivasi dalam melakukan kasus besar ini.
3. Seluruh Ahli Gizi di Instalasi Gizi RSUD Sawerigading Kota Palopo yang telah banyak
memberikan bimbingan selama PKL berlangsung.
4. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan.
5. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa laporan masih belum sempurna, tetapi penulis telah berusaha
dengan kemampuan yang ada untuk menyajikan yang terbaik, maka kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Gambaran Umum Pasien...............................................................................................................1
B. Gambaran Umum Penyakit...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
A. Penyakit dan Diet Terkait................................................................................................................
1. Definisi.....................................................................................................................................
2. Etiologi.....................................................................................................................................
3. Patofisiologi.............................................................................................................................
4. Tanda dan Gejala.....................................................................................................................
5. Pengobatan...............................................................................................................................
6. Penatalaksanaan Diet...............................................................................................................
7. Pencegahan..............................................................................................................................
B. Kerangka Konsep (Bagan)..............................................................................................................
BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR........................................................................
A. Asesmen Gizi...................................................................................................................................
B. Diagnosis.........................................................................................................................................
C. Intervensi.........................................................................................................................................
D. Leaflet..............................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien tidak yakin mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan selama 6 bulan
terakhir tetapi pasien mengalami penurunan nafsu makan. Total skor dari MST (Malnutrition
Screening Tool) adalah 3 yang berarti pasien berisiko malnutrisi, sehingga perlu dilakukan
pengkajian gizi oleh tenaga gizi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
menyebabkan perubahan fungsi seluler yang mengarah pada pertumbuhan mandiri,
penghindaran apoptosis, hilangnya kepekaan terhadap rangsangan anti-pertumbuhan,
pembaruan diri yang tidak terkendali, angiogenesis lanjutan, invasi organ, dan metastasis.
(Shin et al, 2018) (Truta et al, 2015)
4. Tanda dan Gejala
a. UAP (unstable angina pectoris)
1) Nyeri dada terjadi saat istirahat atau saat beraktivitas.
2) Gambaran EKG: Beberapa sadapan prekordial dengan depresi segmen ST >1 mm
dan/atau inversi gelombang T >2 mm dapat dikaitkan dengan elevasi segmen ST yang
tidak menetap.
3) Sensasi tekanan atau berat di daerah retrosternal yang menjalar ke leher, rahang,
daerah interskapular, bahu, lengan kiri, atau epigastrium selama beberapa menit atau
lebih dari 20 menit Berkeringat (keringat dingin), mual, muntah, sakit perut, sesak
napas.
4) Biomarker jantung tidak meningkat secara signifikan
b. PUC (papillary urothelial carcinoma).
Gejala yang paling umum pada pasien kanker kandung kemih adalah adanya darah dalam
urin (hematuria), yang menyebabkan urin menjadi merah atau coklat. Gejala lain yang
mungkin dialami pasien kanker kandung kemih adalah:
1) Sering ingin buang air kecil secara tiba-tiba
2) Sering buang air kecil pada malam hari
3) Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
4) Frekuensi buang air kecil meningkat
5) Sulit menahan buang air kecil (inkontinensia urine)
5. Pengobatan
a. UAP (unstable angina pectoris)
Pengobatan non medis menurut Setyohadi et al. (2018), pengobatan angina terdiri dari
tirah baring dan pemberian oksigen 2–4 liter per menit. Penatalaksanaan medis
Pengobatan angina ditujukan untuk menghilangkan ketidaknyamanan dan gejala serta
mencegah komplikasi seperti serangan jantung. Perawatan bervariasi tergantung pada
gejala masing-masing pasien. Orang dengan angina biasanya minum obat untuk
meredakan gejala. Di bawah ini adalah rincian dari berbagai cara untuk mengobati
angina. (Luhtfiyah, 2021) :
5
1) Obat-obatan Jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala
angina yaitu obat pengencer darah dan obat pelebar pembuluh darah
2) Prosedur medis khusus Apabila angina pektoris tidak mereda setelah pemberian obat-
obatan, dokter menungkin akan menganjurkan prosedur medis khusus menanganinya,
antara lain (Luhtfiyah, 2021):
a) Pemasangan ring jantung, guna melebarkan arteri yang sudah menyempit dengan
menempatkan ring pada pembuluh darah arteri jantung.
b) Operasi baypass jantung, ialah dengan membuat pengganti saluran aliran darah
yang sudah menyempit dengan cara mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh
lain.
Selain pengobatan medis diatas, pasien perlu melakukan perubahan lifestyle untuk
dengan melakukan menerapkan pola makan yang baik ,olahraga secara teratur,
menghentikan kebiasaan merokok, dan beristirahat yang cukup.
b. PUC (papillary urothelial carcinoma).
1) Instilasi Kemoterapi Intravesika
Walaupun TUR-BT dapat mengeradikasi tumor secara komplit, tumor ini dapat
mengalami rekurensi yang tinggi dan progresi menjadi KKKIO/ MIBC (Brausi et
al, 2002) (Babjuk et al,2013). Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan
terapi adjuvan pada semua pasien
2) Instilasi Kemoterapi Pasca Operasi
Instilasi kemoterapi langsung pasca operasi telah terbukti dapat menghancurkan
sisa sel tumor setelah tindakan TUR-BT dan memiliki efek ablasi pada sisa sel
tumor di lokasi reseksi dan pada tumor-tumor kecil yang tidak terlihat (Soloway
dan Master, 1980) (Brocks et al, 2005). Instilasi langsung kemoterapi setelah
TURBT dapat mengurangi tingkat rekurensi sebesar 11,7% dibandingkan dengan
TUR-BT saja (Sylvester et al, 2004) (Berrum et al, 2008). Instilasi langsung
paling efektif pada tumor risiko rendah. Mitomicin C (MMC), epirubicin, dan
doxorubicin memiliki efek yang menguntungkan, namun efektifitas ketiga obat ini
belum pernah dibandingkan. (Berrum et al, 2008)
3) Instilasi Kemoterapi Intravesika Lanjutan
Kebutuhan untuk instilasi kemoterapi intravesika lanjutan tergantung pada
stratifikasi risiko pasien. Pada pasien berisiko rendah, instilasi langsung tunggal
mengurangi risiko rekurensi dan dianggap sebagai pengobatan standar (Sylvester
et al, 2004) (Huncharek et al, 2001) . Sebelum rekurensi berikutnya, tidak ada
6
pengobatan yang harus diberikan. Untuk kanker kandung kemih risiko rendah
setelah dilakukan TUR-BT dapat dilakukan instilasi langsung 1 kali, dan untuk
risiko menengah sampai tinggi dapat dilberikan instilasi kemoterapi lanjutan
sampai 8 kali yang diberikan setiap minggu. (Umbas, 20019)
6. Penatalaksanaan Diet
a. UAP (unstable angina pectoris)
Kandungan makanan tinggi lemak terutama lemak jenuh atau lemak trans dmampu
menyebabkan penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah oleh penumpukan zat-zat
lemak. Penatalaksanaan diet diberikan bertujuan untuk pengobatan/terapi diet dengan
memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menghilangkan
penimbunan garam/air, menurunkan berat badan pada penderita kegemukan, mengubah
jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan kadar kolesterol LDL dan kadar
kolesterol total, menurunkan asupan kolesterol, meningkatkan asupan karbohidrat
kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana. (RSUP Persahabatan, 2022)
Syarat diet jantung :
1) Energi cukup , untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2) Lemak sedang 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak jenuh
dan 10-15% lemak tidak jenuh.
3) Protein cukup 0,8 g/kg BB
4) Kolesterol rendah
5) Kolesterol < 300 mg (diet dislipidemia tahap I)
6) Kolesterol < 200 mg (diet dislipidemia tahap II)
7) Vitamin dan mineral cukup, hindari penggunaan suplemen kalsium, kalium dan
magnesium jika dibutuhkan.
8) Garam rendah 2-3 g/hari jika disertai hipertensi atau edema
9) Serat cukup untuk menghindari kesulitan buang air besar (konstipasi)
10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan porsi kecil.
11) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
12) Cairan cukup sesuai dengan kebutuhan atau anjuran.
13) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi. (RSUP Persahabatan, 2022)
b. PUC (papillary urothelial carcinoma)
Penderita menghindari asupan makanan seperti daging merah dan olahan, mengunyah
pinang, mengonsumsi telur goreng, mengonsumsi air yang mengandung arsenik, dan
7
faktor gaya hidup seperti merokok tembakau karena dapat meningkatkan risiko kanker
kandung kemih. Sementara itu, asupan diet dengan makanan yang mengandung
karotenoid diet seperti beta-cryptoxanthin, alpha/beta-carotene, lutein dan zeaxanthin,
Vitamin E, Selenium, yogurt, buah-buahan kering, sayuran seperti brokoli, kubis brussel,
kubis, kembang kol dan kangkung, dan buah-buahan dapat mengurangi risiko kanker
kandung kemih. (Cogle, 2022)
7. Pencegahan
a. UAP
Pencegahan sekunder penting dilakukan karena kejadian iskemik cenderung terjadi
dengan laju yang tinggi setelah fase akut. Beberapa pengobatan jangka panjang yang
direkomendasikan adalah:
1) Statin dosis tinggi diberikan sejak awal dengan tujuan menurunkan kolesterol LDL
2) Aspirin diberikan seumur hidup, apabila dapat ditoleransi pasien.
3) Selain rekomendasi di atas, pasien juga disarankan menjalani perubahan gaya hidup
terutama yang terkait dengan diet dan berolahraga teratur.Pemberian penghambat
reseptor ADP dilanjutkan selama 12 bulan kecuali bila risiko perdarahan tinggi.
(PDSKI, 2015)
b. PUC
1) Hentikan kebiasaan merokok dan jauhi paparan asap rokok.
2) Hindari minum dan mandi dengan air sungai atau danau, untuk menghindari
skistosomiasis yang dapat berkembang menjadi kanker kandung kemih.
3) Hindari paparan kimia, yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri dan mengikuti
prosedur keselamatan di lingkungan kerja.
4) Lakukan olahraga rutin untuk menjaga kesehatan tubuh
5) Cukupi kebutuhan minum air
6) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran yang kaya antioksidan.
8
B. Kerangka Konsep (Bagan)
Gambar 1. Pathway UAP
1
Gambar 2. Pathway PUC
1
BAB III
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
A. Asesmen Gizi
1. Riwayat Pasien
a. Nama : Tn. A
b. No. Rekam Medis : 249605
c. Tanggal lahir : 31 Desember 1951
d. Umur : 70 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. Tanggal Masuk RS : 05/09/2022
g. Tanggal Ambil Kasus : 09/09/2022
h. Diagnosa Medis : UAP + PUC
i. Pekerjaan : Pensiunan PNS
j. Status : Menikah
k. Agama : Islam
l. Keluhan utama : Sesak, Demam, Batuk
m. Riwayat Penyakit Dahulu : ISPA
n. Riwayat Penyakit Keluarga :-
43,72
¿
2,1316
2
¿ 20,51 Kg /m
1
Tabel 1. Data Antropometri
Fisik/Klinis
Hasil recall 24 jam pasien menunjukan asupan energi 786,5 kkal (53%) menunjukan
defisit berat, protein 36,4 gr (65%) menunjukan defisit sedang, lemak 20,4 gr (62%)
menunjukan defisit sedang , dan karbohidrat 116,3 gr (48%) menunjukan defisit berat.
Riwayat pola makan pasien 3x sehari dengan nafsu makan yang kurang (menurun)
2
Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi
Kebiasaan makan dahulu pasien yaitu sering konsumsi biskuit, gorengan, dan makanan
siap saji
6. Skrining Gizi
No. Indikator Hasil
1. Penurunan Berat Badan 3-6 bulan terakhir Tidak Yakin
2. Penurunan Nafsu Makan Iya
3. Kesulitan Makan Tidak
4. Status Gizi Normal
5. Tidak ada asupan >5 Hari Tidak
Tabel 4. Skrining Gizi
B. Diagnosis
1. Diagnosis Gizi
DIAGNOSA GIZI/NUTRITIONAL DIGNOSIS
2. Diagnosis Medis
Hasil pemeriksaan dari dokter menyatakan bahwa Tn. A di diagnosa penyakit UAP (unstable
angina pectoris) + PUC (papillary urothelial carcinoma).
C. Intervensi
1. Rencana Asuhan Gizi
a. Jenis Diet
Diet Jantung
b. Tujuan Diet
3
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam/air
Protein : 56 gr (15%)
Lemak : 33 gr (20%)
4
KH : 243 gr (65%)
5
Tabel. 7 Rencana monitoring
6
b. Susunan menu
7
A. Leaflet
UAP (unstable angina pectoris)
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asesmen Gizi pada Tn. A usia 70 tahun laki-laki dengan keluhan sesak demam batuk
memiliki riwayat penyakit ISPA dengan diagnosa UAP (unstable angina pectoris) + PUC
(papillary urothelial carcinoma). BB estimasi 43,72 Kg. TB estimasi 146 cm. IMT : 20,51
Kg/m2. Pola makan harian 3x sehari. Nafsu makan kurang (menurun) Belum pernah
mendapat edukasi gizi, sering konsumsi biskuit, gorengan, dan makanan siap saji. Hasil
recall 24 jam pasien menunjukan asupan energi 786,5 kkal (53%) menunjukan defisit berat,
protein 36,4 gr (65%) menunjukan defisit sedang, lemak 20,4 gr (62%) menunjukan defisit
sedang , dan karbohidrat 116,3 gr (48%) menunjukan defisit berat.
2. Diagnosis gizi asupan oral in adekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan pasien
ditandai oleh hasil recall 24 jam menunjukkan asupan energi 786,5 kkal (53%) defisit berat,
asupan protein 36,4 gr (65%) defisit sedang, asupan lemak 20,4 gr (62%) defisit sedang, dan
asupan karbohidrat 116,3 gr (48%) defisit berat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan kurangnya informasi
ditandai oleh pemilihan makanan yang kurang tepat (biskuit, gorengan, dan makanan siap
saji)
3. Perencanaan gizi yaitu diet jantung dan penyuluhan motivasi pada Tn. A dengan diagnosa
UAP (unstable angina pectoris) + PUC (papillary urothelial carcinoma).
4. Implementasi gizi yaitu pemberian menu diet jantung berupa makanan lunak dan
penyuluhan pada 09 November 2022 di ruangan B5 Edelweis RSUD Sawerigading Kota
Palopo. Sasaran edukasi dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien melalui
wawancara (konseling)
B. Saran
Diharapkan dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan referensi gizi klinik pada pasien
dengan penderita UAP dan PUC.
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Husseini MJ, Kunbaz A, Saad AM, Santos JV, Salahia S, Iqbal M, Et Al. Trends In The
Incidence And Mortality Of Transitional Cell Carcinoma Of The Bladder For The Last
Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi
Babjuk M, Burger M, Zigeuner R, Shariat S, Rhijn B.V, Comperat E Et Al. EAU Guidelines On
Urol.2013 Oct;64(4):639-53
Brausi M, Collette L, Kurth K, Van Der Meijden AP, Oosterlinck W, Witjes JA, Et Al.
Variability In The Recurrence Rate At First Follow-Up Cystoscopy After TUR In Stage
2005;174(3):1115-8.
10
Cogle C. Gejala, Perawatan Dan Diet Untuk Kanker Kandung Kemih [Internet]. Addon.Life.
Https://Addon.Life/Id/2021/07/28/Symptoms-Treatment-Diet-Bladder-Cancer/
Patients With Advanced Disease. Res Rep Urol. 2018 Jan 26;10:7-16. Doi:
10.2147/RRU.S125635
Huang Z, Zhang M, Chen G, Wang W, Zhang P, Yue Y, Et Al. Bladder Cancer Cells Interact
Jones T, Horton-Szar D, Harris K., Eds. Crash Course: Renal And Urinary Systems. Elsevier
Kanker Di Indonesia Tahun 2014 Data Histopatologik. Jakarta: Badan Registrasi Kanker
Kaseb H, Aeddula NR. Cancer, Bladder. [Updated 2019 Jul 30]. In: Statpearls. Treasure Island
Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Books/NBK536923/
Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, Eds. Harrison's
Kasron, S.KP., Ns (2012). Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskular. Nuha Medika ;
Yogyakarta.
11
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian Dan Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources/Download/Infoterkini/Hasilriskesdas-2018.Pdf
Khotimah., KK, Indra Frana Jaya., Sihombing, Kirana Patrolina., Limbong, Martalina., Shintya,
Lea Andy., Purnamasari, Neza., Hidayah, Nurul., Saputra, Bima Adi., Panjaitan, Mayer
Derold., & Siringoringo, Sharely Nursy. (2022). Penyakit Gangguan Sistem Tubuh.
Luhtfiyah, Sari., Wijayanti, Anggia Riske., Kuntoadi, Gama Bagus., Sulistiawati, Febrina.,
Arma, Nuriah., Mustamu, Alva Cherry., Kushayati, Nuris., Rubiyanti, Rani., Kaseger,
Majid, Abdul. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Http://Journal.Umpo.Ac.Id/Index.Php/IJHS/Article/View/1567
Muttaqin, Arif. (2014). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler
Https://Inaheart.Org/Wpcontent/Uploads/2021/07/Pedoman_Tatalaksana_
Sindrom_Koroner_Akut_2015.Pdf
12
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA. PEDOMAN
Edisi-3
Https://Rsuppersahabatan.Co.Id/Artikel/Read/Penatalaksanaan-Diet-Jantung
Setyohadi, Bambang., Nasution, Sally A., & Arsana, Putu. (2018). EIMED PAPDI
Shin JH, Lim JS, Jeon BH. Pathophysiology Of Bladder Cancer. Bladder Cancer, 2018. Pp. 33-
41. Https://Doi.Org/10.1016/B978-0-12-809939-1.00003-5
Sylvester RJ, Oosterlinck W, Van Der Meijden AP. A Single Immediate Postoperative
Truţa A, Saraci G, Hodor-Popon TA, Ghervan L, Pop IV. Etiopathogenesis Of Bladder Cancer.
Risk Factors, Genetic Aspects And Novel Diagnosis Biomarkers. Human And
Cancer. 2009;4(1):23-8.
13
LAMPIRAN
14