Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK KARDIORESPIRASI
DEPARTEMEN BIOMEDIK
DIVISI FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
APRIL 2023

NAMA : MUHAMMAD LUTHFI


NIM : 2210911110007

KELOMPOK :1
NAMA ASISTEN PRAKTIKUM : 1. RAMADHANI AKBAR INDRATMA

LEMBAR PENGESAHAN

BANJARMASIN, 9 MEI 2023


ASISTEN PRAKTIKUM 1 PRAKTIKAN

RAMADHANI AKBAR INDRATMA MUHAMMAD LUTHFI


NIM. 2110911310045 NIM. 2210911110007
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem ini dapat
dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung berperan
sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem ini
bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh
bagian tubuh manusia. Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar
kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas
dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi
sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan
dan kiri dinamakan septum. Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah
tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid yang
terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara
ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki
2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet).
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal dari sinus
aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun ke
lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada 85% pasien
arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens artery (PDA) disebut
dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi
arteri anterior desenden kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks.
LAD turun di anterior dan inferior ke apeks jantung. Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian
pompa yang terpisah terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu
atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung
tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang
kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang
dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat
erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya. Jumlah darah yang mengalir
dalam sistem sirkulasi pada orang dewasa mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi
dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal. Sirkulasi sistemik Sistem sirkulasi sistemik
dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa
keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-
arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil (kapiler) . 10 Kapiler
melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut dengan
vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi
pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung
kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang
membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan
venule “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari
arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole
mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan
kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba
pada arteri bila darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas, Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak
maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri Gelombang yang bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang
perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi. Pada jantung manusia
normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal). Semakin besar
metabolisme dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini menyebabkan
kompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran
darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh. denyut nadi ada 3 macam yaitu: 1)
Denyut Nadi Basal Denyut nadi basal adalah denyut nadi pada saat bangun tidur sebelum
melakukan aktifitas. 2) Denyut Nadi Istirahat Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi pada
istirahat atau sedang santai tanpa melakukan pekerjaan dan dalam kondisi rileks tanpa emosi.
3) Denyut Nadi Latihan Denyut nadi latihan adalah denyut nadi ketika sedang melakukan
aktifitas kerja atau Latihan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
seseorang seperti halnya : 1) Usia Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi
kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap denyut
nadi, denyut nadi maksimum pada orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia
remaja pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot, dan daya maksimum
otot yang dicapai sangat berkurang 2. Pada anak umur 5 tahun denyut nadi istirahat antara 96-
100 denyut permenit, pada usia 10 tahun mencapai 80-90 denyut permenit, dan pada orang
dewasa mencapai 60-100 denyut permenit. Jenis Kelamin Denyut nadi pada wanita lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan lakilaki. Pada laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-
rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Aktifitas
Fisik Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak
aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot
jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung memompa, dan makin tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri. Rokok dan Kafein
Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok
sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut per menit dibanding dengan
seorang yang dalam bekerja tidak didahului merokok. Hal tersebut dikarenakan, rokok dapat
mengakibatkan vasokonstriksi pada pembuluh darah. Indeks Massa Tubuh (IMT) Denyut nadi
juga dipengaruhi oleh berat badan dengan perbandingan berbanding lurus, sedangakan berat
badan berkaitan dengan IMT. Makin tinggi berat badan semakin tinggi IMT, begitu
sebaliknya makin rendah berat badan IMT semakin rendah. Sehingga makin tinggi IMT
denyut nadi istirahat semakin tinggi. Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa
oleh jantung terhadap dinding arteri. Tekanan darah seseorang meliputi tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah waktu jantung
menguncup. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat jantung istirahat. Selain untuk
diagnosis dan klasifikasi, tekanan darah diastolik memang lebih penting daripada sistolik.
Klasifikasi tekanan darah dibedakan menjadi 4 yaitu normal, prehipertensi, hipertensi stadium
I, dan hipertensi stadium II dengan rentang tekanan sistolik dan diastolic yaitu Normal
Sistolik 160 dan Diastolik >100. Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut
sphygmomanometer. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, pengukur tekanan, dan
sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter
air raksa (mmHg). Angka yang di atas, tekanan darah sistolik berhubungan dengan tekanan di
dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju ke dalam arteri-arteri.
Angka yang di bawah, tekanan diastolik mewakili tekanan di dalam arteriarteri ketika jantung
istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah
yang dihadapkan pada arteriarteri. Suatu peningkatan dari tekanan darag sistolik dan/atau
diastolik meningkatkan risiko komplikasi hipertensi. Siklus Jantung Urutan proses
depolarisasi seperti yang telah diuraikan di atas akan memicu gelombang kontraksi yang
menyebar ke seluruh bagian pada otot jantung. Kontraksi pada satu sel otot jantung dimulai
segera setelah depolarisasi dan berakhir kira-kira 50 milidetik setelah repolarisasi lengkap.
Kontraksi otot jantung terjadi dalam satu rangkaian tertentu, sesuai dengan perjalanan
depolarisasi. Sehingga mengakibatkan serangkaian perubahan tekanan dan aliran dalam ruang
jantung. Rangkaian perubahan yang terjadi disebut juga sebagai siklus jantung, yang terdiri
dari : 1. Akhir diastolik Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta
menutup; darah mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif dari atrium
ke ventrikel; laju pengisian ventrikel menurun setelah ventrikel makin teregang. 2. Sistole
atrium Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel. Sebagian
besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian pasif sebelumnya. Kontraksi
atrium mengakibatkan muara vena cafa semakin mengecil. 3. Kontraksi isovolumetrik
ventrikel Kontraksi isovolumetrik (isovolumik dan isometric) mengakibatkan menutupnya
katup atrioventrikuler. Pada fase ini terjadi peningkatan tajam dari tekanan intraventrikuler.
Fase ini berlangsung kira-kira 0,05 detik, sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan kanan
masing-masing melampaui tekanan dalam aorta (80 mmHg) dan arteri pulmonal (10 mmHg)
dan katup aorta dan pulmonal membuka. 4. Ejeksi ventrikel Dengan terbukanya katup aorta
dan pulmonal, mulailan fase ejeksi ventrikel. Puncak tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120
mmHg dan ventrikel kanan sekitar 25 mmHg. 5. Relaksasi isovolumetrik ventrikel Setelah
seluruh otot ventrikel berelaksasi yang diikuti penutupan katup aorta dan pulmonal, tekanan
ventrikel akan menurun dengan tajam. Periode ini berlangsung selama 0,04 detik. Periode
relaksasi isovolumetrik ini berakhir ketika tekanan intraventrikuler turun di bawah tekanan
atrium dan katup atrioventrikuler membuka. Jantung memiliki system yang memungkinkan
mereka untuk berdenyut sendiri. System ini disebut sistem penghantar yang terdiri dari simpul
sinoatrial (SA node), lintasan antar simpul di atrium, simpul atrioventrikuler (AV node) dan
berkas His (bundle of His) dan cabangnya serta serabut Purkinje. Nodus SA letaknya pada
muara dari vena cava inferior dan nodus AV letaknya pada bagian posterior kanan septum
antar atrium. Serabut antar simpul atrium terdiri dari tiga berkas, yaitu bagian anterior (berkas
Bachman), bagian medial (Wenckebach), dan bagian posterior (Thorel). Secara histologis
sistem penghantar ini merupakan modifikasi otot jantung, dimana serat lintangnya lebih
sedikit dan batas selnya tidak tegas. Selama diastol, pengisian ventrikel mencapai sekitar 110
hingga 120 ml volume darah. Volume ini disebut volume diastolik akhir. Selama sistol,
volume ini berkurang sekitar 70 ml, yang disebut keluaran sistolik. Volume yang tersisa di
setiap ventrikel (dari 40 hingga 50 ml) disebut volume sistolik akhir. Fraksi diastolic volume
yang dikeluarkan disebut fraksi ejeksi, biasanya sama sampai 60%. Akibatnya, peningkatan
volume diastolik akhir dan penurunan volume sistolik akhir menyebabkan peningkatan
volume sistolik keluaran. Jumlah darah yang dipompa per menit disebut jantung keluaran. 4
Simpul SA dna AV mengandung sel bulat kecil dengan sedikit organela di dalamnya. Pada
keadaan normal, SA node merupakan pencetus denyut jantung. Kecepatan cetusan listriknya
menentukan frekuensi jantung. Impuls tersebut kemudian berjalan melalui lintasan antar
simpul atrium menuju simpul AV, kemudian dari simpul ini menuju ke berkas His. Akhirnya
akan mencapai otot jantung melalui cabang berkas His dan serabut Purkinje. Depolarisasi
dimulai dari nodus SA dan disebarkan secara radial ke seluruh atrium yang kemudian seluruh
impuls tersebut bertemu dengan nodus AV. Depolarisasi atrium keseluruhan berlangsung
selama 0,1 detik. Hantaran yang terjadi pada nodus AV lebih lambat, sehingga terjadi
perlambatan selama 0,1 detik sebelum impuls menyebar ke ventrikel. Kemudian depolarisasi
menyebar dengan cepat dalam serabut purkinje ke seluruh ventrikel dalam waktu 0,08 – 0,1
detik. Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel dimulai di pada sisi kiri septum
interventrikuler dan bergerak pertama-tama ke kanan menyebrangi bagian tengah septum.
Setelah itu menyebar ke bagian bawah septum menuju puncak jantung. Kemudian menyebar
di sepanjang dinding ventrikel kembali ke daerah AV, berjalan terus dari bagian dalam
jantung (endokardium) ke bagian luar (epikardium). 5 Bagian terakhir jantung yang
mengalami depolarisasi adalah bagian posterobasal ventrikel kiri. Pada jantung orang normal,
tiap denyut berasal dari simpul SA sehingga irama jantungnya disebut sebagai irama sinus.
Pada keadaan istirahat, jantung berdenyut kirakira 70 kali per menit. Frekuensi akan lebih
lambat pada waktu tidur (bradikardia) dan bertambah cepat (takikardia) selama olah raga,
emosi, demam, dan sebab lainnya.
PEMBAHASAN

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri. Tekanan darah merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar beredar ke seluruh
tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ
tubuh. Tekanan darah adalah indikator yang dapat dipakai untuk menilai sistem
kardiovaskuler dimana tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri.
Tekanan ini terus menerus akan berada dalam pembuluh darah dan memungkinkan darah
mengalir secara konstan. Gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh
bergantung pada volume darah yang terkandung dalam pembuluh darah. Tekanan darah
seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya perubahan posisi tubuh dan aktivitas
fisik. Apabila seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravaskular di semua tempat menjadi
sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi jantung ditambah tekanan tambahan
sama dengan berat kolom darah dari jantung ke titik pengukuran. Pada rata-rata tekanan
darah, misalnya berat kolom darah yang membentang dari jantung ke kaki adalah 80 mmHg.
Pada kapiler kaki, tekanan meningkat dari 25 (tekanan kapiler rata-rata yang dihasilkan dari
kontraksi jantung) menjadi 105 mmHg, peningkatan 80 mmHg ini disebabkan oleh berat
kolom darah. Teori tekanan hidrostatik menyatakan bahwa tekanan pada permukaan air sama
dengan tekanan atmosfer pada semua bagian air yang terpapar oleh udara, namun tekanan
meningkat 1 mmHg untuk setiap penurunan 13,6 milimeter dari permukaan. Tekanan
hidrostatik berperan pada sistem kardiovaskular karena adanya beban darah pada vena.
Peningkatan tekanan akibat gravitasi mempengaruhi volume sirkulasi darah efektif melalui
beberapa cara. Pertama, peningkatan tekanan hidrostatik yang terjadi di kaki ketika seseorang
berdiri akan mendorong keluar dinding vena sehingga menyebabkan distensi. Hasilnya adalah
mengumpulnya darah di pembuluh vena. Sebagian darah berasal dari kapiler akan masuk ke
pembuluh vena yang melebar daripada kembali ke jantung. Dalam waktu yang sama,
peningkatan tekanan kapiler yang disebabkan oleh gaya gravitasi menyebabkan peningkatan
filtrasi cairan dari kapiler ke ruangan interstitial. Akibat mengumpulnya darah di vena dan
peningkatan filtrasi kapiler, akan mengurangi volume sirkulasi darah efektif. Penurunan aliran
balik vena menyebabkan penurunan sementara volume akhir diastolik. Hal ini akan
mengurangi stroke volume, dan pada akhirnya mengurangi curah jantung serta penurunan
tekanan darah. Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml pool darah pada pembuluh
”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan
sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya
diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama
individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di
bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup. Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena
lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam
vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang,
curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa
darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung
begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan
yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas.
Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke
jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika
pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung
berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuhpun ikut
berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila
berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan
darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung
sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang.
Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmHg setiap 12 cm di bawah jantung karena
pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama.
Tekanan darah dalam ateri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring
pada saat istirahat kira- kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah
jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan- keadaan yang
mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. peningkatan tekanan darah disebabkan
peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume
darah akan menurunkan tekanan darah. Peningkatan tekanan akibat gravitasi mempengaruhi
volume sirkulasi darah efektif melalui beberapa cara. Pertama, peningkatan tekanan
hidrostatik yang terjadi di kaki ketika seseorang berdiri akan mendorong keluar dinding vena
sehingga menyebabkan distensi. Hasilnya adalah mengumpulnya darah di pembuluh vena.
Sebagian darah yang berasal dari kapiler akan masuk ke pembuluh vena yang melebar
daripada kembali ke jantung. Dalam waktu yang sama, peningkatan tekanan kapiler yang
disebabkan oleh gaya gravitasi menyebabkan peningkatan filtrasi cairan dari kapiler ke ruang
interstitial. Akibat mengumpulnya darah di vena dan peningkatan filtrasi kapiler, akan
mengurangi volume sirikulasi darah efektif. Penurunan aliran balik vena menyebabkan
penurunan sementara volume akhir diastolik. Hal ini akan mengurangi stroke volume, dan
pada akhirnya mengurangi curah jantung serta penurunan tekanan darah. Ketika seseorang
berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau
berdiri Hal ini disebabkan karena, saat seseorang berbaring, atrium kanan berada pada sekitar
setengah antara tempt tidur dan sternum, dengan demikian jika lengan sedang beristirahat di
tempat tidur maka posisinya akan berada di bawah permukaan jantung. lebih banyak, maka
tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung
yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhan darah, oksigen dan nutrisi akan
menjadi lebih sedikit. Pada posisi berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata. Darah dapat
kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring. Isi sekuncup dalam posisi berbaring
mencapai nilai maksimal.
Berdiri Berbaring Perbedaan
Naracoba
Denyut TD TD Denyut TD TD Denyut TD Index
nadi sistolik diastolik nadi sistolik diastolik nadi sistolik crampton
1. 82 101 67 74 115 69 8 -14 35%
2. 91 131 76 83 130 79 8 +1 75%
Didapatkan pada kedua naracoba terjadinya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah
sistole menurun. Menurut teori, harusnya tekanan darah juga meningkat, dikarenakan saat
berbaring, jantung akan lebih mudah memompa darah, sehingga denyut nadinya menurun.
Saat berdiri, darah akan banyak yang menuju ke perifer terlebih kebagian bawah tubuh karena
efek gravitas. Akibatnya volume darah yang kembali ke jantung sedikit. Kompensasi tubub
adalah dengan meningkatkan denyut nadi agar volume jantung yang kembali ke jantung
menjadi normal. Karena kenaikan denyut nadi, dapat menyebabkan tekanan darah naik karena
curah jantungnya juga meningkat.

Kontrol (denyut nadi/10 detik) Manuver valsava (denyut nadi/10 detik)


Naracob Rest 10 20 30 40 50 Rest 10 20 30 40 50
a
1. 77 10 10 6 8 7 77 9 10 8 7 8
2. 77 14 10 12 12 14 77 11 10 9 13 13

Pada percobaan ini, naracoba untuk mengambil napas dalam-dalam, dan menahan
napas selama 30 detik. Hitung denyut nadi / detak jantung setiap 10 detik selama satu menit
(selama dan setelah menahan napas) dan tekanan darah setengah jalan dan setelah mulai
bernapas. Ini adalah manuver kontrol. Minta naracoba untuk melakukan manuver Valsava dan
ulangi pengukuran dengan cara yang sama. Naracoba mengambil napas dalam-dalam dan
menutup glotis; kemudian meningkatkan tekanan intra-toraks dengan kontraksi kuat dari
semua otot dada dan perut (menegangkan) selama 30 – 45 detik. Lakukan pengukuran seperti
sebelumnya dan lanjutkan sampai pembacaan kembali ke nilai istirahat. Minta subjek untuk
menggambarkan sensasi atau perasaan yang tidak biasa yang dialami selama manuver. Dari
hasil percobaan diatas dapat kita lihat bahwa naracoba dari kelompok 1 saat melakukan
percobaan ini mendapatkan hasil denyut nadi sebanyak 41 kali selama 1 menit. Hal ini
menandakan bahwa naracoba tersebut mengalami bradikardia. Bradikardia merupakan kondisi
ketika jantung berdetak lebih lambat dari kondisi normal. Bila jantung berkontraksi lebih awal
dari seharusnya, ventrikel tidak akan terisi oleh darah dalam jumlah normal, dan keluaran isi
sekuncup selama kontraksi akan mengalami penekanan atau kadang- kadang hampir tidak
ada. Oleh karena itu, gelombang nadi yang berjalan ke arteri perifer sesudah kontraksi
prematur dapat begitu lemah, sehingga nadi tidak dapat diraba sama sekali di arteri radialis.
Jadi, jumlah denyut nadi yang teraba pada denyut arteri radialis lebih sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah kontraksi jantung sebenarnya.2 Dalam keadaan normal,
kecepatan jantung sama dengan kecepatan nadi karena setiap kontraksi jantung memicu
denyut nadi akibat semprotan darah ke dalam arteri.1 Detak jantung pada pada orang dewasa
ketika sedang berisitrahat normalnya adalah 60-100 kali per menit. Sedangkan jantung
pengidap bradikardia berdetak di bawah 60 kali per menit. Dalam manuver Valsava, ada
banyak perubahan dalam tingkat dan tekanan darah melalui refleks otonom. Itu Manuver
Valsava bekerja melalui jaringan refleks baroreseptor, yang bertanggung jawab untuk
hemostasis kardiovaskular. Baroreseptor (BR) adalah reseptor pada dinding sinus caroticum
dan arcus aorta. Rangsangan dari baroreseptor ini mencapai saraf glossopharyngeus langsung
melalui nervus vagus atau melalui Saraf hering dan dari sana ke pusat vasomotor meduler.
Respon ditransmisikan ke dinding pembuluh darah dan nodus melalui saraf vagus dan saraf
simpatis. Ketika tekanan darah meningkat, jumlah rangsangan yang ditransmisikan dari
baroreseptor ke medula pusat vasomotor meningkat dan pusat vasokonstriksi dihambat secara
paralel dengan peningkatan ini sementara nervus vagus dirangsang. Ketika tekanan darah
menurun, jumlah rangsangan yang dikirim ke pusat vasomotor meduler berkurang dan
tekanan darah meningkat dengan vasokonstriksi perifer, sementara stimulasi node meningkat
dan detak jantung meningkat. Mekanisme melalui baroreseptor ini merupakan respons
terhadap perubahan hemodinamik dan tidak berpengaruh pada perubahan jangka Panjang.3
Pada praktikum percobaan manuver valsava terdapat 4 fase yaitu pada fase 1, sewaktu
menahan nafas dengan cara mengontraksikan otot abdomen dan meningkatkan tekanan
intratoraks. Pembuluh darah pulmoner tertekan sehingga menyebabkan vasokontriksi, dan
tekanan darah meningkat. Kompensasi yang dilakukan tubuh yaitu dengan menurunkan
denyut jantung (heart rate) melalui refleks baroreseptor. Lalu pada fase 2, karena HR turun,
akibatnya jantung memompa lebih sedikit darah sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun lagi-lagi kompensasinya pada reflex baroreseptor sehingga saraf simpatis diaktifkan
dan menyebabkan HR meningkat. Lalu fase 3 dimulai saat awal setelah manuver valsava
dihentikan. Pada fase 3 tekanan intratoraks menurun sehingga pembuluh pulmoner menjadi
dilatasi, akibatnya banyak darah mengalir melalui pembuluh pulmoner dan aliran darah ke
atrium kiri dan ventrikel kiri meningkat. Pada sisi lain, terjadi vasodilatasi yang
menyebabkan tekanan darah menurun. Hal ini mengaktifkan reflex baroreseptor yang
menyebabkan kompensasi berupa HR meningkat. Pada fase 4, HR yang meningkat di fase 3,
tetapi pembuluh kembali normal dari vasodilatasi sehingga aliran darah kembali normal. Oleh
karena itu curah jantung meningkat sehingga tekanan darah juga ikut meningkat. Kompensasi
tubuh berupa menurunkan HR melalui saraf parasimpatis. Maka apabila dibuat diagram, HR
dari awal manuver valsava hingga dihentikan akan naik dan turun diakibatkan reflex
baroreseptor. Manuver valsava bertujuan untuk mengetes reflex baroreseptor akan bekerja
dengan baik atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2018
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Singapore: Elsevier
Saunders. 2014
3. Kobat MA, Karasu M. Valsalva And Modified Valsalva Vaneuver. Journal of Clinical
Medicine of Kazakhstan. 2020;3(57):6-10.
4. Barros VN. The heart cycle: review. MOJ Womens Health. 2019; 8(1):66-69

Anda mungkin juga menyukai