Anda di halaman 1dari 20

l3

KAJIAN (
SISTEM PELAYANAN KEFARMASIAN /

TAHUN 2022
a
a a

a a

a a

n 7
i
)\
t
t
\
\

'1

t t I r,i"l/ ,F ffi rI
ffi
tu
\
''FfT I t

I lff F
{

7 \
\ f hr

a o
a

/
./ / ./
/ \
7
L I 2A22
\
.I RSL'D GENTENG
BAB I PENDAIIULUAN

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak telpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasie4
penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan medis habis pakai yang bermutu dan

te{angkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.


Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit di tuntut untuk merealisasikan
perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien.

Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus me nerus agar perubahan
paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar

terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian, para
Apoteker Indonesia dapat berkompetensi dan menjadi tuan rumah di negara sendiri.
Perkembangan diatas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi
Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan Pelayanan
Kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik.
Tujuan pelayanan kefarmasian :

a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;


b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien Qtatient safety).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
a. Pemilihan
b. PerencanaalKebutuhan
c. Pengadaan

d. Penerimaan
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian
g. Pemusnahan dan Penarikan

h. Pengendalian
i. Administrasi

Pelayanan Farmasi Klinik meliputi ;


a. Pengkajian dan pelayanan resep

b. Penelusuran riwayat penggunaan obat

c. Rekonsiliasi Obat
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

e. Konseling
f. Visite
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


i. Evaluasi penggunaan Obat (EPO)
j. Dispensing sediaan Steril
k. Pemantauan Kadar obat dalam Darah (PKOD)
BAB tI LATAR BELAKANG

Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan penunjang sekaligus merupakat revenue

center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dai 90 % pelayanan kesehatan di rumah
sakit menggunakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP, dn 50 % dari seluruh
pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan farmasi. Untuk itu jika, pengelolaan

perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat
diprediksi bahwa pendapatan rumah sakit juga akan mengalami penurunan.
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai di rumah sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan perbekalan

sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.
BAB III TUJUAN

3.1 UMUM:
Menjamin pelayanan kefarmasian yang sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan upaya perbaikan kegiatan yang akan datang yang terintegrasi dengan
progmm pengendalian mutu rumah sakit yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

3.2 KHUSUS:
a. Agar pengelolaan sedian farmasi dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
pedoman pelayanan kefarmasian Rumah Sakit Umum Daerah Genteng.

b. Terlaksananya pengelolaan sediaan farmasi yang bermutu, efekiif dan efisien.


c. Terlaksananya penerapan farmako ekonomi dalam pelayanan kefarmasian.
BAB IV KEGIATAN

Dalam melakukan kajian ada indikator yang digunakan dalam proses kajian pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit, yaitu:
a. Apakah sistem pelayaanan kefarmasian sudah sesuai dengan kebijakan rumah
sakit ?

b. Apakah pencapaian sistem pelayanan kefarmasian sudah sesuai dengan target


(efektifitas sistan) ?

Cara melakukan kegiatan :

a. Mengkaji pelaksanaan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan


dan BMHP

b. Mengkaji pelaksanaan pelayanan farmasi klinis


c. Membandingkan pencapaian dengan standar
BAB V SASARAN

Instalasi Farmasi dengan seluruh karyawannya bisa melakukan pengelolaan obat dengan
efektif dan efisien sesuai dengan Permenkes nomor 72 tafulrl, 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian.
Terpenuhinya beberapa pengelolaan sediaan farmasi yang dilakukan di Instalasi farmasi yaitu

Subyek program Indikator


Kesesuaian dengan Formularium RS r00%
Keterlayanan resep 100%

Pengadaan 100%

Penerimaan r00%
Penyimpanan I 00%

Pemusnahan <lYo
Pengendalian t00%
Administrasi 100%

Pengkajian dan Pelayanan Resep 100%

Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat t0a%


Rekonsiliasi Obat 100%

Pelayanan Informasi Obat ta0%


Konseling Obat rc0%
Visite 100%

Pemantauan Terapi Obat 100%

Monitoring Efek Samping Obat 100%

Dispensing Sediaan Steril t00%


Medication Error 0%
BAB VI JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kajian rutin diadakan setiap satu tahun sekali

BAB VtI EVALUASI PELAKSANAAN Kf,GIATAN DAN PELAPORAN

Hasil kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat Rumah Sakit Umum Daerah
Genteng adalah sebagai berikut:
l. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, danBMFIP

Pengelolaan sediaan farmasi, Alkes dan BMHP IFRS


tahun 2A22
105 100
100 100 100 99,98 100 100
100
95
90 85,7
85
80
75
kesesuaian dengan Keterlayanan resep pengadaan Penerimaan
formularium RS

Itarget Icapaian

ANALISA
1) Kesesuaian dengan Formularium RS
Kesesuaian resep berdasarkan Formularium sepanjang 2022 sebanyak 100%
dari total jumlah resep sebanyak 333.774 resep, hal ini sudah sesuai dengan
target 100% yang di upayakan.
2) Keterlayanan Resep
o/o hal ini berhubungan dengan proses
nilai keterlayanan resep sebanyak 99,98
pengadaan secara E purchasing sering terjadi obat atau alat kesehatan habis
pakai dari distributor kosong sehingga sampai batas akhir tahun ada beberapa
ID Paket yang tidak bisa terealisasi.
3) Pengadaan

Hasil evaluasi perencanaan obat dan pengadaa sediaan farmasi dan

BMHP dengan anggaran yang di butuhkan sebanyak Rp 19.450.523.556 (1212


item) dan anggaran yang disediakan RS sebanyak Rp. 17.494.000.000,- (1414
item). Prosentase kesesuaian perencaruBn sebanyak 85,710 dengan prosentase

Frekuensi Pengadaan tiap item obat tahun 2022 berdasarkan analisa ABC
frekuensi rendah <12 terdapat 178 item (97o/o), sedang (12-24) terdapat 4 item
(3%) dan frekuensi tinggi >24 sebanyak 0 item. Untuk frekuensi kesalahan

faktur sebanyak 0olo.

4) Penerimaan

Berdasarkan syarat penerimaan antara lain kesesuaian jenis, spesifikasi,


jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam kontrak atau
surat pesanan sesuai dengan kondisi fisik yang diterima. Ketentuan masa
kadaluarsa barang yang diterima adalah min 2 tahun atau dengan pe{anjian
tertentu. Selama 2022, 100% penerimaan sediaan farmasi memenuhi
persyaratan penerimaan barang.

INDIKATOR PLAN DO STUDY ACTION


Kesesuaian Mengupayakan Ketersediaan Kesesuaian resep KFT rutin
dengan capaian target Formularium berdasarkan menghimbau

formularium kesesuaian RS disetiap Formularium DPJP untuk

RS obat dengan unit sepanjang 2022 meresepkan

formularium pelayanan sebanyak 100 o/o


sesuai dengan

RS sebesar dari total jumlah Formularium RS


100% resep sebanyak
333.774 resep

Keterlayanan Mengupayakan Memastikan nilai keterlayanan Mengembangkan


resep capaian target stok obat resep sebanyak sistem GU bila
0/o
keterlayanan tersedia 99,98 stok kosong

resep sebesar

l0Ao/o

Pengadaan Mengupayakan bekerjasama Hasil evaluasi Memperkecil


capain target dengan PBF perencanaan obat kendala
pengadaan yang dan pengadaa penyebab

barang sebesar menjamin sediaan farmasi batalnya


100 % ketersediaan dan BMF{P transaksi
stok dengan anggaran
yang di butuhkan
sebanyak Rp
t9.450.s23.s56
(1212 item) dan

anggaran yang

disediakan RS

sebanyak Rp.
anggaran yang l

disediakan RS
sebanyak Rp.

t7 .494.000.000,-

(1414 item).
Prosentase

kesesuaian

perencanaan

sebanyak 85,7lo/o
dengan
prosentase

penyimpangan

dari perencaruum

sebesar 14,29o/o

30%). Frekuensi
Pengadaan tiap
item obat tahun
2022 berdasarkan
analisa ABC
frekuensi rendah
<12 tnrdapt 178
item (97%),

sedang (12-24)
terdapat 4 item
(3o/o) dan

frekuensi tinggi
,4 sebanyak 0
rtem. Untuk
frekuensi
kesalahan faktur
sebanyak 0%.

Penerimaan Mengupayakan Penerimaan Berdasarkan Mempertahankan

penerimaan barang syarat penerimaan

barang yang sesuai penerimaan barang sesuai

sesual dengan antara lain syarat-syarat


persyaratan syarat-syarat kesesuaian jenis, penerimaan
penenmaan penenmaan spesifikasi,

sebesar 100% barang jumlah, mutu,

waktu
penyerahan, dan
harga yang

tertera dalam
kontrak atau surat
pesanan sesuai

dengan kondisi
fisik yang

diterima.
Ketenfuan masa

kadaluarsa

barang yang
diterima adalah

min 2 tahun atau

dengan perjanjian
tertentu.
Selama 2022,
100%
penerimaan

sediaan farmasi
memenuhi
persyaratan
penerimaan

barang.
pengelolaan sediaan furmasi, alkes dan BMHP IFRS
tahun 2022
120
100 100 100 100 100 100
100

80

60

40

11
0
penyimpanan pemusnahan pengendalian administrasi

I tarSet I capaian

ANALISA

5) Penyimpanan
Berdasar monitoring evaluasi yang dilakukan secara berkala dan kedensial
oleh apoteker, untuk penyimpanan berdasarkan stabilitas produk, jenis sediaan dengan
sistem alfabetis, FEFO, FIFO, obat-obatan NORUM/LASA, High alert Medication,
dan monitoring control suhu kulkas dan suhu ruangan.

Selama 2022, 100o/o penyimpanan sediaan farmasi sudah memenuhi persyaratan


penyimpanan sediaan.

6) Pemusnahan

Dilalukan pada produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu (rusak)i


kadaluarsa, teknis pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku dan berkoordinasi dengan K3RS.

Untuk tahun 2021 jumlah sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang dimusnahkan
sebanyak 41 item obat regular ( dengan nilai rupiah Rp. 12.526.835,28 ) dan 4 item
obat hibah ( dengan nilai rupiah sebesar Rp . 47 .915.593).

7) Pengendalian
Dilakukan oleh instalasi farmasi Bersama Komite farmasi dan terapi Rumah
sakit dalam hal pengendalian obat sesuai dengan formulanum rumah sakit, sesuai
dengan diagnosis dan terapi, memastikan persediaan obat yang efektif dan efisien,
evaluasi persediaan slow moving, death stock dan dilakukan stok opname secara
periodik dan berkala. ( rutin setiap triwulan sekati dan kedensial dengan supervisi
o/o
kesesuaian stok oleh apoteker). Kesesuaian stok sepanjang 2022 adalah 100

8) Administrasi
Dokumentasi penggunaan obat berupa arsip resep dokter disimpan oleh petugas
farmasi menggunakan kartu stok , juga print out komputer aplikasi apotek Fox Pro,
SIM RS, dengan menggunakan kode yang sama dan nama yang sama sehingga
memudahkan pengontrolan stok obat untuk semua depo farmasi, pengecekan berkala
seluruh tempat penyimpanan sudah dilakukan secara rutin, monitoring penggunaan
obat (KTD,MESO,dII) oleh pasien sudah sebagian terdokumentasi dengan baik.

INDIKATOR PLAN DO STT]DY ACTION


Penyimpanan Mengupayakan Melakukan Berdasar Mempertahan

kesesuaian supervisi monitoring penyimpanan

penyimpanan penyimpanan evaluasi yang obat sesuai

obat oleh apoteker dilakukan secara SPO dengan

berdasarkan berkala maupun melakukan

syarat kredensial untuk supervisi

penyimpanan penyimpanan

sebesar 100% berdasarkan


stabilitas produk,
jenis sediaan

dengan sistem

alfabetis, FEFO,
FIFO, obat-obatan
NORUM/LASA,
High alert
Medication, dan

monitoring control
suhu kulkas dan

suhu ruangan.

Selama 2022,
100%
penyimpanan

sediaan farmasi
sudah memenuhi
persyaratan
penyimpanan

sediaan.

Pemusnahan Mengupayakan Pengaturan Nilai pemusnahan Penyampaian

capaian target pengadaan obat masih > lo/o oleh KFT,


pemusnahan secara efektif obat" near ED
obat <1% item dan efisien dalam rapat

obat rutin
Pengendalian Mengupayakan Stok opname Berdasar memastikan

capain target secara monitoring persediaan

pengendalian berkala, evaluasi yang obat yang


sediaan sebesar penggunaan dilakukan secara efektif dan
r00 % kartu stok berkala maupun efisien,
kredensial untuk evaluasi
pengendalian stok persediaan

Selama 2022, slow moving,


l00o/o stok obat dead stock dan

sudah sesuai dilakukan stok


opname secara
periodik dan

berkala. ( rutin
setiap triwulan
sekali dan

kredensial
dengan

supervisi
kesesuaian

stok oleh

apoteker)

Administrasi Mengupayakan Pencatatan Pencatatan yang Meningkatkan


pencatatan dan setiap sudah rapi sebesar pencatatan

pelaporan pengelolaan 100 % untuk secara online


pengelolaan sediaan dan pengelolaan dengan back

sediaan pelaporan sediaan farmasi, up IT


farmasi tercatat tepat waktu alkes dan BMHP menggunakan

dan terarsip SIM RS


sebesar l00o/o
2. Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Farmasi Klinik IFRS


tahun 2022
L20

100

80

60

40

20

0
Konseling obat Visite Pemantauan Terapi obat Monitoring Efek samping
Obat

I Target r Capaian

Pelayanan Farmasi Klinik IFRS


Tahun2022
720

100

80

60

40

20

0 T
Dispensing sediaan steril Medication Error

tTarget I Capaian

Analisa
1) Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian resep secara administratif sudah dilakukan sebanyak 100% dengan
indikator nama pasieq nomer rekam medik, tanggal lahir pasien, status pembiayaan
dan ruang/poli asal resep. Pengkaj ian farmasetika sudah dilakukan sebanyak 100%
dengan indikator nama sediaan, kekuatan sediaan, jumlah sediaan, bentuk sediaan,
stabilitas, inkompatibilitas, aturan dan cara penggunaan. Pengkajian secara klinis oleh
apoteker sudah dilaksanakan 100% dengan indikator ketepatan indikasi, dosis,
duplikasi obat, alergi, ROTD, kontra indikasi dan interaksi obat. Dan dilakukan
konfirmasi kepada dokter penulis resep bila di temukan kesalahan penulisan resep,
kesalahan penyiapan obat dan ketidakjelasan/tidak terbacanya tulisan dokler
2) Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat Rekonsiliasi Obat Rekonsiliasi Obat

Pelaksanaan penelusuran riwayat penggunaan obat dan rekonsiliasi obat


bertujuan memastikan informasi yang akurat tentang obat, mengidentifikasi
ketidaksesuaian informasi obat dari dokler yaitu dengan cara menanyakan kepada
pasien, apakah pasien membawa obat dari rumah kemudian membandingkan dengan
pengobatan di rumah sakit. Jika pasien membawa obat dari rumah, maka obat-obatan

tersebut diperiksa kelayakannya, apakah telah sesuai dengan penyakit yang diderita
pasien. Jika te{adi ketidaksesuaian maka Apoteker akan menghubungi dokter yang

menangani pasien tersebut. Rekonsiliasi obat dilakukan dengan cara pengumpulan


data, komparasi dan konfirmasi informasi dari dokter. Biasanya kegiatan ini dilakukan
saat proses UDD dilakukan untuk pasien rawat inap daa sebelum penyerahan obat
kepada pasien oleh apoteker.

Rekonsiliasi obat sudah terlaksana l00Yo pada saat admisi, transfer dan
dischange. Semua catatan pasien didokumentasikan dan dicocokan, sehingga mudah
ketika terjadi pertukaran ruangan dan pertukaran RS. Dari hasil analisis hasil
rekonsiliasi obat paling besar adalah dari pasien penyakit Jantung, Paru dan Penyakit
dalam. Asal obat paling besar berasal dari poliklinik RSUD Genteng, PKM dan RS
lain.

3) Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang dilakukan meliputi menjawab


setiap pertanyaan pasien terkait obat baik dari dokter,perawat atau tenaga kesehatan
lain. komunikasi apoteker di ruang penyakit dalam cukup baik Pemberian informasi
obat pada pasien dilakukan sebelum penyerahan obat UDD dan saat pasien pulang
rawat inap oleh Apoteker dan sudah terlaksanan 1007o.

4) Konseling Obat
Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau
keluarga terhadap Apoteker. Pemberian konseling obat bertujuan untuk
mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki
(ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan
keamanan pengguna:m Obat bagi pasien. Pelaksanaan konseling obat sudah be{alan
100% disebabkan sudah adanya apoteker yang stand by di ruangan untuk pemberian
konseling.

5) Analisis Visite Apoteker


Visite bersama sudah beqjalan antara Apoteker, DPJP dan Perawat. Apoteker
juga melakukan visite mandiri ruangan sehari sekali dan rutin memberi konsultasi atau
J
t
I

memantau per pasien langsung atau dari calatan rekam medis, dan dilakukan oleh
*
't apoteker. Sepanjang tahun 2022, apoteker sudah melakukan visite sebanyak 4361
pasien.

6) Analisis Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Dokumentasi PTO berbentuk penulisan CPPT pada rekam medis oleh apoteker
dengan metode SOAP. Apoteker menulis CPPT pada rekam medis pasien sehari sekali

dan memberikan rekomendasi/saran kepada DPJP. Sepanjang tahun 2022, apoteker


sudah melakukan visite sebanyak 4361 pasien, lebih besar dari tahun 2021 yang
berjumlah 1354 pasien. Dengan memberikan rekomendasi sebanyak 89 dan
rekomendasi diterima sebanyak 59 rekom (66,29%) lebih besar dari tahun 2021 yang
be{ umlah hanya 63,230/o

7) Analisis Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Efek samping obat yang te{adi dicatat, dipantau dan dilaporkan pada KFT di
RS, dianalisis menggunakan algoritma naranjo pada form kuning MESO dan

dilakukan upaya tindak lanjut kemudian akan dikirimkan ke pusat MESO Indonesia,
yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta.
Sepanjang tahun 2022Monitoring Efek samping Obat (MESO) ditemukan sebanyak I
kejadian efek samping obat di RSIJD Genteng.

8) Dispensing Sediaan Steril


Dispensing sediaan steril direncanakan dilakukan di kelas utama sebagai pilot
project dengan persiapan pengadaan LAF/BSC dan memberangkatkan apoteker untuk
melakukan pelatihan dispensing sediaan steril di RS Saifrrl Anwar Malang.

9) Medication Error
DATA MEDICATION ERROR INSTALASI FARMASI TAHUN 2022

BULAN KRONOLOGIS KEJADIAN KATEGOzu TTD

JANUAzu NIHIL
FEBRUARI NIHIL
MARET NIHIL
APRIL NIHIL
MARET NIHIL
APRIL NIHIL
MEI NIHIL
ruNI Pada tanggal 4 juni 2022, dr kamalia,Sp.OG KNC DINI
menulis advis terapi di CPPT untuk seruni

ruang bersalin, antibiotiknya tertulis double


cefadroxil 500 mg dan claneksi. Setelah

dikonfirmasi dr. kamalia,Sp.OG advis yang


betul adalah cefadroxil 500 mg dan mefinal
500 mg

JULI Pada tanggal 12 juli 2022, dr Adi,Sp.PD KTC TIKA


menulis resep injeksi citicoline untuk pasien
lasminah ruang RPD, terbaca oleh petugas
farmasi injeksi ceftriaxone . obat sudah
terinjeksi ke pasien 1 kali dan tidak cidera.
AGUSTUS Pada tanggal 13 agustus2022, baki obat atas KNC TIKA
nama Rujiyo (33703712) terjadi salah

penempatan tempat obat karena bed pasien

dipindahkan dari bed 84 ke B2,tapi langsung


di lakukan perbaikan saat ada check obat
suntik
SEPTEMBER NIHIL
OKTOBER Pada tanggal 2l oklober 2022, terjadi KNC IIN
kesalahan obat untuk pasien maya poli
kandungan, obat yang seharusnya

misoprostol diberi utrogestraq pasien segera


dihubungi dan obat tidak sampai terminum
pasien

NOVEMBER NIHIL

ANALISIS IV1ATRIKS GRADING RISIKO

Prnilri.n Prob.bilit!r/Fr.kuansi l. k ren. 3.ngit iren8./Rerc (>5 tahun/kalil

Sko?rng RBako l, (dsmplk x Probrbilityl


8.nde Riiito B.ndr Biru
Matnks Gradtng Rrlrko Reudrh
levcl Ri!iko rendah dilakukan ifivcstiSari redcrhana palinB
lafta I mrn88u, di 3€lataikan danlen protedut rutin.
Rekomendasi perbaikan :

r' Melakukan investigasi sederhana


r' Sosialisasi kembali SPO penyerahan obat
r' Pelayanan obat dilakukan oleh TTK dan dilakukan checker saat penyerahan obat oleh

apoteker
r' Monitoring Evaluasi bersama KFT dan Komite Mutu

FOTO PELATIHAN MEDICATION ERROR DAN RAPAT UPAYA TINDAK LANruT


DARI IKP

n }._
F-
;rr-
7
Lr

BAB VIII PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KECIATAN


Dari hasil kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat diatas diperoleh hasil
bahwa mulai tahun 2022 mulai banyak perubahan perubahan sistem layanan dibidang
kefarmasian, juga proses pengadaan obat dengan sistem E purchasing cukup lancar dilakukarl

sehingga diharapkan dapat mempermudah pembuatan laporan laporan yang dibutuhkan oleh
Rumah Sakit karena sudah berbasis SIM RS, sehingga data bisa sewaktu waktu diperoleh
dengan membuka aplikasi SIM RS. Namun demikian masih banyak hal yang harus diperbaiki

dalam rangka Rumah Sakit Umum Daerah Genteng mempertahankan mutu pelayanan sesuai
standar akreditasi rumah sakit
Pelayanan Farmasi klinis yang sudah dilakukan di RSUD sebanyak 9 kegiatan dari 11

kegiatan Farmasi Klinik yang terdapat pada PMK No.72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan visite bersama sudah berjalan antara
Apoteker, DPJP dan perawat. Jumlah pasien yang di visite dan di lakukan PTO di tahun 2022
sebanyak 4382 pasien, dengan jurnlah rekomendasi sebanyak 89 dan rekomendasi di terima
sebanyak 59 rekom. Kehadiran apoteker di ruangan mulai di rasakan manfaat nya bagi pasien,

dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.


Insiden keselamatan pasien yang te{adi tahw 2022 sebanyak 4 kali dan sudah
dilakukan laporan pada komite mutu dan KFT, dilakukan analisis grading resiko dan
dilakukan upaya upaya perbaikan agar tidak teljadi IKP yang sama.

Kepala Instalasi Farmasi

P,
ant. Ida Rosita M.NS.M.Pharm.SCi
Pembina
19760215 200510 2 013

Anda mungkin juga menyukai