Anda di halaman 1dari 8

PRAKARYA

Laporan UMKM Produksi Kerajinan Budaya Lokal

ANGGOTA KELOMPOK
1. David Ansori
2. Naufal Khaidar H.
3. Purwanto
4. Rynaldi Nugraha

Kelas X IPA 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Irwan
Kushendra, S.Sos. Pada mata pelajaran Prakarya. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, 21 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

PEMBAHASAN
A. Sejarah Topi Bambu ................................................................................................ 1
B. Proses Pembuatan..................................................................................................... 2
C. Marketing.................................................................................................................. 4
PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 5
B. Saran ....................................................................................................................... 5

ii
A. Sejarah topi Bambu
Pada zaman Hindia Belanda, bisnis topi bambu dilakukan oleh orang Betawi, Sunda dan
Tionghoa.Barulah belakangan ada tiga perusahaan milik bangsa Eropa yang terlibat bisnis
topi yang dibuat secaramekanis setelah listrik masuk ke wilayah Tangerang.
Penduduk pribumi Tangerang dimasa itu memiliki mata pencaharian dalam bidang industri
rumah tangga dan kerajinan. Kerajinan yang terpenting adalah topi bambu dan pandan.
Anyaman Topi bambu di Tangerang berawal dari abad ke-19. Seni pembuatan topi dari
bambu diperkenalkan ke Jawa oleh seorang Cina. Datang dari Manila sekitar setengah abad
lalu, produksi topi berlangsung di rumah-rumah penduduk dan melibatkan seluruh anggota
keluarga.
Topi bambu ini di jadikan icon pada logo Kabupaten Tangerang karena tahun 1800an di
Tangerang sudah ada pabrik pembuatan topi bambu. karena itu untuk melestarikannya agar
tidak punah, tebentuk lah Komunitas topi bambu. Salah satunya terdapat di sebuah galeri di
Cikupa, Tangerang, yang dikelola Komunitas Topi Bambu Tangerang, yang digawangi oleh
Agus Hasanudin.

1
B. Proses Pembuatan

a. Peralatan dan Bahan


Peralatan:
1. Gergaji
2. Golok
3. Pisau
Bahan:
a.Bambu tali, yang di butuhkan 1 ruas bambu.
b.Tali (aksesoris)

b. Tahap Pembuatan
1. 1 Ruas bambu di belah menjadi 8 bagian menggunakan golok Kemudian di belah lagi
menjadi 8 irisan.

2. Lalu di belah lagi sampai menjadi 8 irisan tipis seperti kertas (Iratan), menggunakan pisau
Setelah itu membuat simpul untuk pembentukan topi (mimitian).

2
3. Lanjut ke Proses anyaman pembuatan kepala topi Lalu menuju proses Penganyaman daun
topi.

4. Setelah jadi, Selanjutnya tahap Finishing yaitu: Penjaitan dan pemberian aksesoris topi.

3
C. Marketing

a. Perhitungan Harga Produksi


Untuk menganyam Topi Bambu di butuhkan beli-beli peralatan.
Contoh: Tali,puring,karet,benang jahit,
Setelah diproduksi kurang lebih Rp.60,000 (Harga Produksi)

Untuk Penjualannya dipastikan mengambil keuntungan.


Jika mengambil keuntungan 30%
HPP: Rp.60,000 x 30% = Rp.18,000
Harga Jual: Rp.60,000 + Rp.18,000 = Rp.78,000
Jadi Harga jual Topi bambu adalah Rp.78,000. mengambil keuntungan 30% dari HPP.

b. Strategi Marketing
Menggunakan 3 macam cara:
1. Pameran
2. Toko Online
3. Toko Offline

c. Segmentasi Pasar
Untuk topi bambu ini biasa di pakai oleh kalangan artis dan remaja. biasa di gunakan untuk
aksesoris pemotretan.
Di harapkan topi bambu ini bisa di bawa sampai pasar internasional.

4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dari isi dalam laporan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. bisnis topi bambu awalnya dilakukan oleh orang Betawi, Sunda dan Tionghoa.
2. Anyaman Topi bambu di Tangerang berawal dari abad ke-19.
3. Topi bambu di jadikan icon pada logo Kabupaten Tangerang karena tahun 1800an di
Tangerang sudah ada pabrik pembuatan topi bambu

B. Saran
Demikian laporan yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai