Anda di halaman 1dari 11

Analisis Stres Kerja dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja


Karyawan pada PT BPR Mulya Sri
Rejeki Wlingi
Moralika Ayu Anggraini dan Siti Sunrowiyati
Program Studi Manajemen, STIE Kesuma Negara
Jl. Mastrip No. 59 Blitar, 66111, Jawa Timur

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stress kerja dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara melakukan
pengumpulan data seperti wawancara maupun pemberian kuisioner untuk
memperoleh data yang kongkrit. Populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi dengan jumlah 25
karyawan. Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis menggunakan
analisis regresi sederhana dan berganda.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: stress kerja berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan nilai sig.
0,003 lebih kecil dari 0,05. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara secara
parsial terhadap kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan nilai sig.
0,002 lebih kecil dari 0,05. Secara simultan stres kerja dan gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadp kinerja karyawan nilai sig. 0.000 lebih kecil dari 0.05.
dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk membantu dengan memberi
motivasi, semangat dan dukungan kepada karyawannya.

Kata kunci : Stres Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan karyawan yang mempunyai
kinerja yang baik. Kinerja tersebut akan terganggu dengan adanya segala sesuatu yang
memicu stres. Stres kerja yang dialami karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Mulya Sri
Rejeki, dikarenakan adanya kelebihan beban kerja yang dialami oleh karyawan,
mengakibatkan kinerja karyawan yang tidak baik, dan tidak dapat menyelesaikan
kewajibannya tepat pada waktunya atau menumpuk. Situasi tersebut membuat karyawan
mengalami stres kerja dan berada di bawah tekanan semakin sulit.
Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi terhadap kinerja karyawan. Adanya
kecenderungan karyawan yang tidak menyukai gaya kepemimpinan tersebut akan
mengakibatkan karyawan menjadi malas bekerja, menunda-nunda pekerjaan yang telah
diberikan dan membuat perusahaan rugi karena terdapat adanya banyak keluhan dari
pelanggan.

43
(Anggraini dan Sunrowiyati)

Berdasarkan masalah yang ada terkait sumber daya manusia pada PT. BPR Mulya Sri
Rejeki maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Stres
Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. BPR MULYA SRI
REJEKI Wlingi”

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Stres kerja
Menurut Greenberg (2013:384) “stres kerja adalah konstruk yang sangat sulit
didefinisikan, stres dalam pekerjaan terjadi pada seseorang dimana seseorang berlari dari
masalah, sejak beberapa pekerja membawa tingkat pekerjaan pada kecenderungan stres.”
Menurut Robbins (2008:198) “Stres adalah suatu kondisi dinamik yang di dalamnya
seorang individu di konfrontasikan dengan suatu pelung, kendala, atau tuntutan yang
dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya di persepsikan sebagai tidak
pasti dan penting.” “Stres merupakan respon atau tindakan yang dilakukan seseorang
dalam menanggapi perubahan yang ada disekitarnya” Nasyadizi, Kusdi dan Ika dalam
jurnal administrasi bisnis (2016:11).
Adapun indikator stres kerja yaitu:
1. Perilaku pribadi
Perilaku seseorang atau individu yang berasal dari diri sendiri, yang merupakan ciri
khas atau menjadi sifat seseorang.
2. Beban kerja
Banyaknya kuantitas suatu pekerjaan yang ditangani atau dikerjakan oleh seseorang.
3. Struktur Organisasi
Suatu alur atau bagan pekerjaan dari jaajaran pejabat mulai dari atasan sampai dengan
bawahan.
Faktor penyebab terjadinya stres antara lain faktor lingkungan kerja, faktor rekan
kerja, faktor pimpinan serta factor. Dari diri sendiri Noor, Kusdi dan Ika (2016:11) dalam
jurnal Administrasi bisnis.
1. Stres dikarenakan tekanan dari dalam (internal factor)
2. Stres dikarenakan tekanan dari luar (eksternal factor)
3. Selain internal factor dan eksternal factor stres dapat disebabkan oleh :
a. Masalah keuangan (financial)
b. Masalah yang berhubungan dengan anak
c. Masalah yang berubungan dengan pernikahan (misal : perceraian)
d. Masalah adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggal
e. Dan masalah pribadi lainnya

Pendekatan stres kerja


Pendekatan individu atau karyawan dan pendekatan perusahaan adalah dua macam
pendekatan stres kerja. Stres kerja bagi individu sangat penting untuk dilakukan karena
dapat mempengaruhi kesehatan, kehidupan, kinerja dan penghasilan. Stres kerja bagi
perusahaan juga mempengaruhi kinerja karyawan terhadap segala macam aspek dan
efektifitas dari perusahaan.
1. Pendekatan individu :
a. Meningkatkan keimanan
b. Melakukan relaksasi
c. Dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman
2. Pendekatan perusahaan
a. Melakukan perbaikan lingkungan kerja

44 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53
(Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan...)

b. Melakukan perbaikan iklim perusahaan atau organisasi


c. Melakukan kejelasan tugas dan analisis
d. Meningkatkan pastisipasi dalam pengambilan suatu keputusan
e. Melakukan restrukturisasi

Solusi untuk menghilangkan stres kerja


Salah satu solusi alternatif untuk menurunkan stres adalah time schedule yaitu waktu
yang disusun secara terencana, sistematis dan terjadwal untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.
Poin – poin manajemen waktu yang dikemukakan oleh Geoffrey et.all (2016:221) :
1. Identifikasi tujuan – tujuan khusus harian
2. Motivasi dari dalam
3. Tetapkan batas waktu
4. Berorientasi lah pada tindakan
5. Berlakulah reflektif

Gaya Kepemimpinan
Menurut Griffin (2016:122) dalam Irham Fahmi menyatakan bahwa “Pemimpin
adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan. pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain
sebagai pemimpin”.
Menurut Thoha (2010:49) “Gaya Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh sesorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain atau bawahan”.
1. Tipe Pemimpin
a. Pemimpin kharismatik
b. Tipe paternalistik
c. Tipe militeristik
d. Tipe otokratis
e. Tipe laissez faire / Bebas
f. Tipe populistik
g. Tipe administrative
h. Tipe demokratis
2. Ciri pemimpin
Untuk lebih memahami tentang ciri-ciri pemimpin George Terry (2016:129) dalam
Fahmi mengemukaan pendapatnya tentang 8 ciri-ciri pemimpin, yaitu :
a. Energy
b. Stabilitas emosi
c. Human relationship
d. Personal motivation
e. Communication skill
f. Teaching skill
g. Social skill
h. Technical competent

Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2009:67) “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53 45
(Anggraini dan Sunrowiyati)

Menurut Sedarmayanti (2011:260) “Kinerja merupakan terjemahan dari performance


yang berarti hasil kerja dari seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan)”
Indikator Kinerja karyawan adalah :
1. Kualitas dan kuantitas kerja
2. Hubungan Kerja
3. Keandalan dalam bertugas
Secara terpisah Pasolog (2016:179) dalam Fahmi mengatakan bahwa ada beberapa
elemen kinerja yaitu :
1. Hasil kerja dicapai secara individual atau secara instuisi, yang berarti kinerja tersebut
adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.
2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan
tanggungjawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk
ditindaklanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik.
3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas
individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Hubungan antara stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

Stres Kerja
(X1)

Kinerja
Karyawan (Y)

Gaya
Kepemimpinan
(X2)

Gambar 1.
Kerangka penelitian

Stres Kerja merupakan suatu keadaan atau sifat yang timbul pada seseorang yang
terjadi apabila seseorang tersebut tidak bisa menahan sesuatu yang ada dipikirannya
mengakibatkan suatu keadaan yang mengancaman atau mengganggu seseorang untuk
menanganinya kepemimpinan adalah suatu proses dan cara yang dilakukan seseorang
pemimpin mempengaruhi atau mengendalikan bawahannya untuk melakukan suatu
pekerjaan dan mencapai tujuan dari organisasi.
Kinerja karyawan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh karyawan setiap harinya
untuk mencapai tujuan perusahaannya dan mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil
kerjanya. Sehingga hubungan ketiga variabel dapat disimpulkan bahwa stres kerja dan
gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja karyawan. Berdasarakan uraian di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Implementasi stres kerja dan gaya kepemimpinan akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan perusahaan pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi.

46 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53
(Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan...)

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dimulai bulan desember 2016 sampai dengan bulan februari 2017.
Penelitian yang berjudul “Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan” ini dilakukan di PT. BPR MULYA SRI REJEKI yang beralamat di Jalan Gajah
Mada No. 72, Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian bertujuan
mengolah data dari data yang ada di perusahaan dari wawancara dan menyebarkan
kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang diperlukan dan sehingga dapat
menemukan hasil yang dari penelitian ini.dengan menggunakan alat bantu hitung SPSS.

Definisi Operasional Variabel


Untuk mempermudah mengukur variabel di dalam penelitian ini, maka ditentukan
definisi operasional variabel sebagai berikut :
1. Stres Kerja (X1)
Sikap manusia yang tidak bisa menahan segala beban yang ada dipikirannya dan
mengakibatkan mengganggu kemampuan untuk berpikir seperti biasanya. Dan
mengganggu seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaannya.
2. Gaya Kepemimpinan (X2)
Gaya kepemimpinan adalah suatu proses dan cara yang dilakukan seseorang
pemimpin mempeng-aruhi atau mengendalikan bawahannya untuk melakukan suatu
pekerjaan dan mencapain tujuan dari organisasi.
3. Kinerja Karyawan (Y)
Usaha dan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang dihasilkan
oleh karyawan setiap harinya untuk mencapai tujuan perusahaannya dan
mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil kerjanya

Populasi dan Sampel


Jumlah karyawan pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki sebanyak 25 orang merupakan
jumlah populasi, sehingga jumlah responden yang akan dijadikan sampel dari penelitian
ini adalah 25 orang karyawan pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki.

Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara metode pengumpulan data penelitian yang diperoleh
dari berbagai narasumberyang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuan dari
wawancara adalah dapat memperoleh informasi dan data secara langsung berupa
pernyataan dari narasumber yaitu pimpinan perusahaan maupun karyawan
(responden)
2. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dengan cara
memberikan daftar pertanyaan kepada karyawan (responden). Yang memiliki tujuan
untuk memberikan tanggapan dari daftar pertanyaan tersebut.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data – data yang dibutuhkan
dalam penelitian dari catatan dan dokumentasi PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi. Data

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53 47
(Anggraini dan Sunrowiyati)

tersebut dipakai sebagai landasan pemecahan masalah dalam penelitian dan


memberikan keterangan yang penting bagi peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Tempat Penelitian
PT. BPR Mulya Sri Rejeki didirikan pada tanggal 5 Februari tahun 2000 melalui Rapat
Umum Pemegang Saham yang dibuat dihadapan notaris Ambar Pawitri No. 15. Yang
sebelumnya bernama PT. BPR Hamindo Aca Makmur pada tanggal 5 Maret 1993 yang
dibuat dihadapan Alexandra Pudentiana Wignyodigdo No. 6. Yang beralamat di Jalan
Gajah Mada No. 72 Wlingi Kabupaten Blitar.
Alasan berdirinya PT. BPR Mulya Sri Rejeki adalah potensi pasar di wilayah Wlingi
kabupaten blitar yang sangat bagus dikarenakan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian pada sector pertanian, perdagangan, perdagangan, peternakan. Lokasi PT.
BPR Mulya Sri Rejeki terletak ditempat yang strategis yaitu berada pada pusat kota
Wlingi, akses jalan yang mudah, mempunyai halaman parkir yang luas, dekat dengan
pasar tradisional dan pasar hewan sebagai pusat perdagangan dan dari segi keamanan
lokasi ini tidak jauh dengan Polsek Wlingi. Produk – produk yang ditawarkan pada PT.
BPR Mulya Sri Rejeki ini antara lain, Tabungan dan Deposito dengan suku bunga yang
bersaing dan sesuai dengan BI Rate dan juga Pinjaman dengan sistem flat dan sistem
slading.

Visi Perusahaan
Visi perusahaan merupakan gambaran umum mengenai kondisi yang akan dicapai
organisasi dimasa yang akan datang. Tanpa adanya visi perusahaan tidak mempunyai
tujuan. Visi dari PT. BPR Mulya Sri Rejeki adalah “Mewujudkan keinginan dan
meningkatkan kepuasan nasabah”. Visi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai keinginan untuk mewujudkan keinginan dan kepuasan pelanggan adalah
tujuannya.

Misi Perusahaan
Misi dalam sebuah perusahaan adalah untuk menunjukkan batasan dan maksud
aktivitas bisnis perusahaan. Misi PT. BPR Mulya Sri Rejeki adalah “Menghasilkan produk
yang berdaya saing dan berdaya cipta tinggi secara berkesinambungan”.

Job Description
1. Komisaris
Seseorang yang bertugas melakukan pengawasan atas pengurusan BPR yang
dilakukan oleh Direksi.
2. Direktur Utama
Pemimpin perusahaan yang bertugas memastikan bahwa seluruh kegiatan usaha
dibawah pimpinannya telah sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) yang
telah ditetapkan oleh perusahaan dan aturan – aturan yang berlaku.
3. Direktur
Seseorang yang bertugas membantu Direktur Utama dalam bidang kegiatan
operasional, administrasi dan akuntansi perusahaan.
4. Account Officer / Marketing
Mencari calon nasabah Kredit yang sesuai denan kriteria yang telah diatur oleh
perusahaan serta membina dan menjaga hubungan yang harmonis. Dan mengevaluasi
berkas kredit

48 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53
(Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan...)

5. Admin Kredit
Menjalankan secara langsung fungsi kontrol terhadap angsuran kredit serta kualitas
kredit yang dicairkan. Dan membuat peringatan terhadap nasabah yang bermasalah
6. Administrasi Dana ( Deposito dan Tabungan)
Penyimpanan bilyet deposito, Memastikan kelengkapan pembukaan tabungan dan
penempatan deposito.
7. Akuntansi
Memastikan setiap transaksi yang dicatat telah didukung dengan dokumen –
dokumen yang lengkap, benar dan abash dan sudah dilakukan approval oleh pejabat
yang berwenang.
8. Kasir
Mempersiapkan jam pembukaan kas lebih awal dan Memastikan penyimpanan uang
dalam tempat yang aman.
9. Office Boy
Pembukaan pintu kantor sebelum jam kerja dimulai dan penutupan pintu kantor
setelah para karyawan menyelesaikan tugas – tugasnya.

Hasil Analisa Data


Gambaran Umum Responden
1. Jenis kelamin responden
Jenis kelamin responden pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi diketahui responden
berjenis kelamin laki – laki sebanyak6 14 orang karena mayoritas karyawannya adalah
Account Officer/ Marketing dengan presentase 56% dan responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 11 dengan presentase 44%
2. Usia Responden
Usia responden pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi diketahui dapat diketahui
bahwa usia diantara 20 – 30 tahun sebanyak 19 sebesar 76% dikarenakan usia tersebut
adalah usia produktif untuk bekerja dan usia diantara 31 – 40 tahun sebanyak 6 sebesar
24%.
3. Pendidikan Responden
Pendidikan responden pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi diketahui responden
yang memiliki pendidikan akhir SMA sebanyak 14 orang sebesar 56% dikarenakan
Account officer/ Marketing dan Collector tidak memerlukan pendidikan S1 karena yang
dipentingkan adalah adanya jiwa marketing dan pemberani seseorang, D3 sebanyak 3
orang sebesar 12% dan yang memliki pendidikan akhir S1 sebanyak 8 Orang sebesar
32%.
4. Masa kerja
Masa Kerja responden pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi diketahui bahwa masa
kerja selama 1 – 10 th berjumlah 21 responden dengan presentase 84% dikarenakan
adanya pegawaai keluar masuk yang di akibatkan dari bagian Account Officer /
Marketing yang tidak dapat memenuhi target dan di cut perusahaan. , masa kerja 11 –
20 th berjumlah 4 responden dengan presentase 16% dan tidak ada responden yang
memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun.

Uji Validitas
Semuanya pernyataan valid, karena nilai r hitung masing –masing item pernyataan
lebih besar daripada r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid atau dapat diandalkan keakuratan
hasilnya

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53 49
(Anggraini dan Sunrowiyati)

Uji Reliabilitas
Pada hasil uji reability stastistics dapat diketahui bahwa nilai Croanchbach’s Alpha
variabel stres kerja adalah 0,861, nilai croanchbach’s Alpha gaya kepemimpinan 0,866, nilai
Croancbach’s Alpha kinerja karyawan 0,860 dan jumlah item pernyataan masing – masing
lebih dari 5. Dengan demikian , dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner tersebut
reliabel.

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh data dengan nilai lebih besar dari 0,05,
berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa data yg digunakan dalam penelitian
dikatakan dapat berdistribusi dengan normal.
2. Uji Heterokedastisitas
Dapat diketahui bahwa titik – titik menyebar secara acak, baik dibagian atas angka nol
atau dibawah bagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model
regresi ini.
3. Uji Multikorelasi
Berdasarkan hasil pengujian multikolerasi Uji Multikorelasi dapat diketahui bahwa
variabel stres kerja dan gaya kepemimpinan menunjukkan nilai VIF 1.002 < 10 yang
berarti tidak terjadi adanya multikolineritas.

Analisis Regresi Berganda


1. R hitung stres kerja (X1) dan variabel kinerja karyawan (Y) atau r X1 Y adalah 0,813.
Angka ini menunjukkan korelasi yang kuat antara variabel gaya kepemimpinan dan
variabel kinerja karyawan. Sig. (1-tailed) = 0,003 menunjukkan hubungan yang tidak
signifikan karena 0,060> 0,05 dimana 0,05 merupakan taraf signifikan. r hitung variabel
gaya kepemimpinan (X2) dan variabel kinerja karyawan (Y) atau R X2 Y adalah 0,640.
angka ini menunjukkan korelasi yang kuat antara variabel gaya kepemimpinan dan
kinerja karyawan . Sig. (1-tailed) = 0,000 menunjukkan hubungan yang signifikan
karena 0,000< 0,05 dimana 0,05 merupakan taraf signifikan.
2. Uji Parsial t
Dapat diketahui nilai t hitung, tabel dilihat pada taraf signifikan 0,05 dimana df=25-
3=22. Dimana 25 adalah sampel dan 3 adalah jumlah variabel. Jadi nilai t tabel pada
df=22 adalah 1,71. Nilai t hitung Stres Kerja (X1) sebagai variabel bebas terhadap
Kinerja Karyawan (Y) sebagai variabel terikat (Y) adalah 3,353 dengan t tabel 1,71.
Artinya t hitung > t tabel (3,353>1,71), jadi Ho ditolak sedangkan Ha diterima, dan
nilai t hitung Gaya Kepemimpinan (X2) sebagai variabel bebas terhadap Kinerja
Karyawan (Y) sebagai variabel terikat adalah 3.616 dengan t tabel 1,71. Artinya t hitung
> t tabel ( 3,616>1,71 ), jadi Ho ditolak sedangkan Ha diterima.
3. Uji Simultan F
Nilai F hitung sebesar 21.456 dengan tingkat signifikan 0,000 dan F tabel 2,991. Karena
F hitung > F tabel (21.456 lebih besar dari 2,991) dengan taraf signifikan 0.000 < 0.05
maka dinyatakan bahwa Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel bebas
(X1 dan X2) mempengaruhi Kinerja Karyawan sebagai variabel terikat (Y). Jadi dapat
disimpulkan Ho ditolak sedangkan Ha diterima.

50 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53
(Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan...)

Uji Hipotesis
Menunjukkan (nilai) Sig. sebesar 0,000. Jika dibanding dengan nilai α = 0,05, Nilai
Sig. lebih kecil daripada α (Sig.< α) yaitu 0,000 < 0,05. Artinya Ho ditolak sedangkan Ha
diterima. Nilai t hitung variabel bebas (X1) terhadap variabel terikat (Y) adalah 3.353
dengan t tabel 1,71 artinya t hitung > t tabel (3.353 > 1,71). Jadi Ho ditolak sedangkan Ha
diterima, Dan nilai t hitung variabel bebas (X2) terhadap variabel terikat (Y) adalah 3.616
dengan t tabel 1,71 Artinya t hitung > t tabel (3.616>1,71), jadi Ho ditolak sedangkan Ha
diterima. Nilai F hitung 21.456 dan F tabel 2.991 Jika F hitung > F tabel (21.456lebih besar
dari 2.991) maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis menunjukkan bahawsa Ho ditolak sedangkan Ha
diterima, jadib stres kerja (X1) sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap kinerja
karyawan (Y) sebagai variabel terikat, dan gaya kepemimpinban (X2) sebagai variabel
bebas berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) sebagai variabel terikat. Besarnya
pengaruh stres kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) dan gaya kepemimpinan (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) dapat melihat R2 pada tabel 4.14 di atas R2=0,661=66,1%.
Nilai menunjukkan bahwa pengaruh stres kerja dan gaya kepemimpinan sebagai variabel
bebas (X1 dan X2) terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y) adalah 66,1%.

Pembahasan
Pembahasan dari penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh
antara stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT. BPR
Mulya Sri Rejeki Wlingi Kabupaten Blitar. Dari penelitian ini diambil sampel sebanyak 25
sampel, yang terdiri dari 56% responden laki – laki dan 44% responden perempuan.
Berdasarkan data diatas maka mayoritas karyawan pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki Wlingi
berjenis kelamin laki – laki. Hal ini dikarenakan bidang marketing dan collector harus
dikerjakan oleh laki – laki yang mempunyai stamina dan fisik yang kuat. Untuk usia
mayoritas responden berusia antara 20-30 tahun sebesar 76%, sedangkan responden
berusia antara 31-40 tahun sebesar 24%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia antara 20-
30 tahun adalah masa produktif dan umunnya mereka masih memiliki keinginan yang
kuat untuk maju dan berkembang menjadi lebih berprestasi dan berkembang. Untuk
pendidikan karyawan mayoritas sebanyak 56% adalah SMA, 12% sebanyak D3, dan S1
sebanyak 32%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar karyawan PT. BPR Mulya Sri
Rejeki Wlingi yang bekerja di bagian marketing dan collector karena di bagian tersebut
tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi dalam hal ini. Dan untuk masa kerja 1 – 10
th sebesar 84% dan masa kerja 11-20 th sebesar 16%. Hal itu dikarenakan karenakan
karyawan PT. BPR Mulya Sri Rejeki masih muda. Dan hasil pengujian secara parsial dan
secara simultan yang menunjukkan adanya pengaruh secara parsial dan secara simultan
terhadap kinerja karyawan. hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
Dari hasil olahan data persamaan regresi bahwa stres kerja mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja karyawan. hal – hal yang menyebabkan terjadinya
stres kerja adalah banyaknya tugas yang diberikan terkadang terlalu sulit dan
mendapati banyak pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam jangka waktu
sehari normal atau tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Tetapi, terkadang perusahaan
menuntut pekerjaan yang melebihi batas kemampuan yang dimiliki pegawainya. Atau
fasilitas yang disediakan perusahaan tidak memadai, hal ini yang menjadi asal mula
terjadinya atau penyebab dari stres kerja.

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53 51
(Anggraini dan Sunrowiyati)

2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja


Dari hasil olahan data persamaan regresi bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.hal – hal yang menyebabkan
terjadi adanya pengaruh gaya kepemimpinan adalah dengan cara pimpinan dalam
memberikan arahan yang kurang jelas. Dikatakan juga atasan yang memberikan tugas
atau pekerjaan kepada karyawannya kurang disertai dengan penjelasan secara rinci
kepada bawahannya. Dapat disebabkan juga adanya miss communication antara atasan
dengan bawahannya misalnya atasan sudah memberikan arahan yang cukup jelas
kepada bawahannya dari awal sampai dengan akhir untuk tugas tersebut tetapi
karyawan menyerapnya hanya sebagian saja dari penjelasan tersebut yang
mengakibatkan pernyataan yang rancu dalam mengerjakan tugas.
3. Pengaruh stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Dari hasil olahan data analisis regresi dengan uji simultan f dapat dijelaskan bahwa
stres kerja dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
seperti halnya stres kerja yang dikarenakan beban kerja karyawan sehari – hari yang
dirasakan karyawan dapat membuat penurunan kinerja dalam melaksanakan tugas
atau tanggung jawabnya. Gaya pemimpin dalam memimpin suatu perusahaan jika
tidak bisa diterima oleh karyawannya atau tidak fleksibel terhadap karyawannya
maka dapat mengganggu kinerja karyawan untuk melaksanakan tujuan perusahaan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diperoleh
kesimpulan :
1. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, kesimpulan dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh antara stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. BPR
Mulya Sri Rejeki, ada pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki dan terdapat juga pengaruh antara stres kerrja dan
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karywan pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki.
2. Pengaruh stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Hal yang meyebabkan
stres kerja yang berpengaruh pada kinerja karyawan adalah beban kerja berlebih yang
dirasakan karyawan, menuntut pekerjaan melebihi batas kempampuannya, serta
kurangnya fasilitas yang memadai. Gaya kepemimpinan berpengaruh adalah cara
pimpinan memberikan tugas dengan kurang memberikan penjelasan yang rinci dan
terkadang adanya miss comminucation antara atasan dan bawahan dikarenakan
pimpinan menjelaskan dan bawahannya kadang tidak terlalu paham dengan
penjelasan atasan walaupun sudah secara rinci. Singkatnya adalah gaya
kepemimpinan yang dipakai untuk memimpin perusahaan jika tidaak dapat diterima
oleh karyawannya atau tidak fleksibel dapat mengganggu kinerja karyawan untuk
melaksanakan tujuan perusahaan. Solusinya adalah mengadakan program kebugaran
bagi karyawan atau rekreasi, mengadakan konsultasi bagi karyawan dan juga
pelatihan karyawan. sedangkan gaya kepemimpinan yang cocok adalah pemimpin
yang dapat bertukar pendapat dengan karyawan atau pemimpin yang
bermusyawarah untuk menciptakan menciptakan situasi yang kondusif di lingkungan
kerja yang menguntungkan semua pihak demi mewujudkan tujuan utama perusahaan.

SARAN
1. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel stres kerja dan gaya
kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan. Dalam hal ini perhatian dari PT.

52 Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53
(Analisis Stres Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan...)

BPR Mulya Sri Rejeki masih harus dimaksimalkan. Oleh karena itu, perusahaan
diharapakan untuk membantu dengan memberi motivasi, semangat dan dukungan
penuh kepada karyawannya agar terus dapat meningkatkan kinerjanya untuk
memajukan perusahaan.
2. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel stres kerja X1 memberikan
pengaruh terhadap kinerja karyawan. walaupun sedikit variabel ini memiliki total
poin yang lebih rendah. Tetapi, perusahaan diharapkan untuk mengatasi stres kerja
pada PT. BPR Mulya Sri Rejeki dengan tidak memberikan tugas yang tidak terlalu
kompleks atau sulit dan dapat disertai penjelasan jika tugas tersebut masih terdengar
baru dan belum bisa atau mungkin jarang dikerjakan oleh karyawannya. Dan
perusahaan harus memperkerjakan karyawan tanpa perlakuan yang diskriminatif,
upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gap antar karyawan sehingga
aktivitas yang dilakukan karyawan dapat bekerja sama dan berjalan baik akan tercipta.

DAFTAR PUSTAKA
Astianto, Anggit dan Heru Suprihhadi. 2014. Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PDAM Surabaya.Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen. Surabaya
Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen. Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta
Danuarta, Adad. 2014. Kinerja Karyawan Menurut Para Ahli.
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/kinerja-karyawan-menurut-para-
ahli.html?m=1/.29 Januari 2018 (13:07)
Gaffar, Hulaifah. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk kantor wilayah X Makassar. Skripsi. Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanudin. Makassar.
Giyarni, Y. Djoko Suseno dan Rahayu Triastity. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Motivasi Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan
Serengan Kota Surakarta. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. Surakarta
Melindasari, Iin. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Federal International Finance Gresik. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Wijaya Putra. Surabaya
Mangkunegara, Anwar. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Mangkuprawira, Sjafri. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik. Edisi Kedua,
Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Bogor
Nurita, R. Yolla Permata. 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan PT. Adira Finance Divisi Elektronik Cabang Bandung. Skripsi. Fakultas
Bisnis Dan Manajemen Universitas Widyagama.Bandung
Noor, Nasyadizi Nilamsar, Kusdi Raharjo dan Ika Ruhana. 2016. Pengaruh Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis. Malang
Noviandari, Ratna Restu. 2007. Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
(studi Kasus PT.Pos Indonesia (Persero) Jakarta Timur 13000). Skripsi. Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor
Robbins, P. Stephen. 2009. Perilaku Organisasi. Erlangga. Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung
Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Wibowo. M. Phil. 2011. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta

Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 3 No. 1 (2018) hlm. 43-53 53

Anda mungkin juga menyukai