Anda di halaman 1dari 11

Nomor : PV.03.05/C.

III/3698/2023 05 Mei 2023


Lampiran : satu berkas
Hal : Launching dan Sosialisasi Buku Pedoman
Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan
Keracunan Tumbuhan dan Jamur (PAGHBTB)

Yth. Daftar terlampir


di tempat

Sehubungan dengan telah selesai disusunnya Pedoman Penanganan Penyakit Akibat Gigitan
Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun, maka kami bermaksud melaksanakan Launching sekaligus
sosialisasi buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan
dan Jamur (PAGHBTB), yang akan dilaksanakan dalam dua sesi secara daring pada:

I. Indonesia Bagian Barat


Hari/tanggal : Selasa, 9 Mei 2023
waktu : 08.30 WIB – selesai (Agenda terlampir)
Link registrasi : http://link.kemkes.go.id/RegistrasiSosialisasi
Link Zoom : Meeting ID: 874 3113 5090
Passcode: 180936

II. Indonesia Bagian Timur


Hari/tanggal : Selasa, 16 Mei 2023
waktu : 08.30 WIB – selesai (Agenda terlampir)
Link registrasi : http://link.kemkes.go.id/RegistrasiSosialisasi
Link Zoom : Meeting ID: 874 3113 5090
Passcode : 180936

Untuk itu kami mohon kesediaan Saudara untuk hadir dan menugaskan:
1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota:
a. Kepala Bidang P2P
b. Pengelola Program PAGHBTB
c. Dokter Puskesmas
2. Perwakilan Rumah Sakit:
a. Dokter IGD
b. Dokter Spesialis Bedah Umum

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
c. Dokter Spesialis Anestesi
d. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
e. Dokter Spesialis Anak
f. Dokter Spesialis Syaraf

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi dr. Suhesti (081219771774) / M. Arsyam
(085145393536).

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Menular,

dr. Imran Pambudi, MPHM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 1
Nomor : PV.03.05/C.III/3698/2023
Tanggal : 05 Mei 2023

Daftar Peserta Undangan

1. Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
2. Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
3. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
4. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Kesehatan
5. Ketua Tim Kerja Hukum dan Organisasi Ditjen Yankes
6. Ketua Tim Kerja Hukum dan Organisasi Ditjen P2P
7. Ketua Tim Kerja Zoonosis
8. Ketua Tim Kerja Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun
9. Tim Penyusun Pedoman Penangan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan
dan Jamur:
Ketua: Dr. dr. Tri Maharani, M.Si., Sp.EM
Anggota:
- Dr. Amir Hamidy, M.Sc. (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr. Atik Retnowati, S.P, M.Sc (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr. Cahyo Rahmadi, M.Sc (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr. Sih Kahono, M.Sc (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dra. Inggit Puji Astuti, M.Si (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr. Ria Cahyaningsih, M.Si (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dra. Esti Munawaroh (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
- Dr.Sc. Widiastuti Karim, S.Kel., M.Si (Universitas Udayana)
- Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. (Universitas Gadjah Mada)
10. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
11. Ketua Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI)
12. Ketua Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
13. Ketua Perhimpuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
14. Ketua Ikatan Dokter Spesialis Anak Indonesia (IDAI)
15. Ketua Persatuan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (PERDATIN)
16. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
17. Ketua IBI Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
18. JFT Epidemiologi Kesehatan pada Tim Kerja Zoonosis
19. WHO Indonesia

Indonesia Bagian Barat


1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Aceh
2. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Aceh
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sumatera
Utara
4. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sumatera Utara
5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sumatera
Selatan
6. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sumatera Selatan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sumatera
Barat
8. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sumatera Barat
9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Bengkulu
10. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Bengkulu
11. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Riau
12. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Riau
13. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kepulauan
Riau
14. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kepulauan Riau
15. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Jambi
16. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Jambi
17. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Lampung
18. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Lampung
19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Bangka
Belitung
20. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Bangka Belitung
21. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kalimantan
Barat
22. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kalimantan Barat
23. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh DKI
Jakarta
24. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh DKI Jakarta
25. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Banten
26. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Banten
27. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Jawa Barat
28. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Jawa Barat
29. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Jawa
Tengah
30. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Jawa Tengah
31. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Jawa
Timur
32. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Jawa Timur
33. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh DI
Yogyakarta
34. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh DI Yogyakarta

Indonesia Bagian Timur


1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kalimantan
Utara
2. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kalimantan Utara
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kalimantan
Timur
4. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kalimantan Timur
5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kalimantan
Tengah
6. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kalimantan Tengah
7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Kalimantan
Selatan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
8. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Kalimantan Selatan
9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Bali
10. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Bali
11. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Nusa
Tenggara Barat
12. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Nusa Tenggara Barat
13. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Nusa
Tenggara Timur
14. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Nusa Tenggara Timur
15. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sulawesi
Utara
16. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sulawesi Utara
17. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Gorontalo
18. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Gorontalo
19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sulawesi
Tengah
20. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sulawesi Tengah
21. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sulawesi
Barat
22. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sulawesi Barat
23. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sulawesi
Selatan
24. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sulawesi Selatan
25. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Sulawesi
Tenggara
26. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Sulawesi Tenggara
27. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Maluku
Utara
28. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Maluku Utara
29. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Maluku
30. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Maluku
31. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Papua
Barat
32. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Papua Barat
33. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Papua
34. Direktur RSUP/RSUD/RS Swasta seluruh Papua

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Menular,

dr. Imran Pambudi, MPHM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 2
Nomor : PV.03.05/C.III/3698/2023
Tanggal : 05 Mei 2023

Agenda
Launching sekaligus sosialisasi buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan
Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur

Waktu (WIB) Agenda Pembicara


08.00 Link zoom dibuka
08.30 – 09.00 Pembukaan:
- Pengantar MC
- Laporan Penyelenggaraan oleh Ketua dr. Yullita Evarini Yuzwar, MARS
Tim Kerja Penyakit Akibat Gigitan
Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun dr. Imran Pambudi, MPHM
- Arahan dan Pembukaan oleh Direktur
P2PM
- Penyerahan secara virtual Pedoman
Penanganan Penyakit Akibat Gigitan
Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun
(PAGHBTB) dari Direktur P2PM kepada
Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi

09.00 – 11.00 Paparan:


- Penanganan gigitan ular Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.EM
- Penanganan hewan laut
- Penanganan insecta
- Penanganan keracunan tumbuhan dan
jamur
11.00 – 12.00 Diskusi Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.EM
12.00 Penutup dr. Yullita Evarini Yuzwar, MARS

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
KERANGKA ACUAN
SOSIALISASI PENANGANAN GIGITAN, SENGATAN HEWAN BERBISA DAN KERACUNAN
TUMBUHAN DAN JAMUR
TAHUN 2023

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jenis hewan berbisa dan tanaman beracun yang cukup
banyak. Terdapat 370 jenis ular dan 77 diantaranya merupakan ular berbisa di Indonesia antara
lain ular laut, ular Elapid (Ular Australia, Ular Cobra, King Cobra, Weling Welang, Calliophis,
Trimeresurus sp, Daboia sp, Calloselesma sp, Rhabdophis sp dan lain lain. Sementara negara
lain seperti Taiwan 6, Malaysia 20, Thailand 40 dan Australia 60 jenis ular berbisa. Sedangkan
untuk jenis Hymenopterans Sting (hewan penyengat) ada Tawon, Lebah, Semut, Centipedes,
Millipedes, Toads, Scorpion, Caterpillar, Spider. Hewan laut yang memiliki racun ada beberapa
spesies seperti Ubur ubur, Bintang laut, Bulu babi, Cone snail, Blue ringed octopus, Lionfish,
Scorpionfish, Stonefish, Stingray, Pufferfish, Parrotfish, Horseshoe crabs, Sea anemones,
Corals.moray eel yang memiliki berbagai spesies yang hidup di Indonesia. Sedangkan Tanaman
beracun yang dapat mengancam kehidupan manusia seperti jamur dan tanaman lain banyak
terdapat di Indonesia.

Kasus kejadian akibat gigitan ular maupun hewan berbisa lainnya sangat tinggi di Indonesia.
Dalam satu tahun kasus gigitan ular mencapai 135.000 kasus tersebar di 34 propinsi dengan
kematian 10% dari insiden atau sekitar 50 -100 orang tiap tahunnya dari yang dilaporkan ke
Indonesia Toxinology Society yang mengumpulkan data ini selama 2012 sampai 2021 sekitar
500-1000 kasus Data yang berhasil dikumpulkan Indonesia Toxinology Society menunjukkan
untuk tahun 2021 Aceh 250 kasus, Sumatera Utara 400 kasus, Sumatera Barat 100 kasus,
Jambi 30 kasus, Bengkulu 20 kasus, Sumatera Selatan 50, Bangka Belitung 10 kasus, lampung
30 kasus, Kepulauan Riau 20 kasus, DKI Jakarta 60 kasus, Banten 120 kasus, Jawa Barat 350
kasus, Jawa Timur 400 kasus, DIY 100 kasus,Kalimantan Barat 100 kasus, Kalimantan Tengah
50 kasus, Kalimantan selatan 30 kasus, Kalimantan timur 20 kasus, Kalimantan Utara 10 kasus,
Sulawesi Utara 50 kasus, Gorontalo 30 kasus, Sulawesi Tengah 25 kasus, Sulawesi Barat 30
kasus, Sulawesi Selatan 100 kasus ,Sulawesi Tenggara 50 kasus, NTB 10 kasus, NTT 22 kasus,
Papua 29 kasus, papua barat 13 kasus, maluku 11 kasus, Maluku Utara 10 kasus, dan Maluku
tenggara 1 kasus.Tapi data ini adalah data yang tidak bisa menggambarkan keadaan yang
sebenarnya karena hanya berdasarkan laporan dari para klinisi di lapangan yaitu dari rumah
sakit dan puskesmas serta dari masyarakat dan belum dikumpulkan secara resmi oleh
Kementerian Kesehatan. (Tri Maharani, 2022).

Hewan laut yang memiliki racun ada beberapa spesies seperti Ubur ubur, Bintang laut, Bulu
Babi, Cone snail, Blue ringed octopus, Lionfish, Scorpionfish, Stonefish, Stingray, Pufferfish,
Parrotfish, Horseshoe crabs, Sea anemones, Corals.moray dsb yang memiliki berbagai spesies
yang hidup di Indonesia. Sedangkan Tanaman beracun yang dapat mengancam kehidupan
manusia seperti jamur dan tanaman lain banyak terdapat di Indonesia.

Kasus kejadian akibat hewan laut yang berbisa sangat banyak, salah satu yang telah diteliti dan
menimbulkan banyak kejadian luar biasa di Indonesia adalah ubur ubur biru atau blue bottle

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
jellyfish atau portugese man of war. Indonesia Toksinology Society mencatat data tertinggi
adalah akibat ubur ubur biru dimana jumlah korbannya tinggi setiap tahun, namun racun Physalia
physalis di Indonesia secara ilmiah tidak banyak diketahui. Kejadian tahunan ini terjadi terutama
di pantai selatan Jawa dan Kepulauan Bali Timur, yang adalah tujuan wisata yang paling.
Kurangnya laporan ilmiah dapat menyebabkan pengunjung pantai yang tidak sadar dan tidak
berpendidikan mengakibatkan jumlah korban yang tinggi, yang pada gilirannya dapat berdampak
sektor ekonomi. Oleh karena itu, penelitian Indonesia toksinology dan Universitas Udayana
bertujuan untuk melaporkan penyakit P. physalis dan pengobatannya di pantai selatan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini didasarkan pada laporan 15 penjaga pantai dan unit
perawatan kesehatan primer pada 2019-2020. Kasus envenomation bervariasi antara pantai dan
tahun, sedangkan jumlah tertinggi kasus dilaporkan di pantai yang paling populer (pantai
Parangtritis). Penutupan sebagian pantai karena pandemi COVID-19 menyebabkan Jumlah
kasus pada tahun 2020 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2019. Gejala umum keracunan
adalah edema dan nyeri lokal yang diobati dengan 5% cuka makanan dan air panas, jika ada.
Kasus yang parah (dispnea, mual, muntah, dan cephalgia) hanya dilaporkan dua kali pada tahun
2019. Korban kasus terpapar dirawat di rumah sakit di layanan kesehatan primer unit, namun,
banyak orang masih mempraktikkan pengobatan tradisional non ilmiah, terutama dalam situasi
kacau balau (Maharani & Karim, 2021). Periode Juni – Juni tahun 2019 dilaporkan pasien
sebanyak 773 sedang 2020 sebanyak 514 pasien, data pasien menurut jenis kelamin tahun
2019 tidak tidak didapatkan sedang 2020 didapatkan ratio jenis kelamin adalah 1,44. Pada tahun
2019 gambaran klinis yang dialami meliputi dispnea, mual, muntah, nyeri, sefalgia, edema: 2
(0,25%) dan tahun 2020 gejala klinis yang dialami oleh penderita adalah nyeri, edema: 514
(100%). Penderita ditatalaksana di faskes dengan rawat inap, baik di tahun 2019 maupun 2020.
Gejala klinis berupa tanda dermal, nyeri lokal rata-rata (skor: 2-8), untuk kasus box jellyfish
dengan jenis yang tidak diketahui dilaporkan beberapa kasus memang masih dibawah 50 kasus
karena kurangnya pelaporan dari tempat tempat terjadinya sengatan ubur ubur dan karena
angka fasilitas yang tinggi (Maharani & Karim, 2021). Untuk stone fish beberapa kejadian di Bali
dan Rajaampat terjadi di pantai dan di dapur restoran hal ini menandakan perlunya pengetahuan
akan hewan berbisa yang dibuat makanan, kasus fatalitas akibat makanan ikan buntal di
Maumere dan juga di banyak tempat lain juga memberikan informasi akan kurangnya
pengetahuan akan toksin hewan hewan ini. blue octopus, seaurchin, lionfish, scorpionfish dan
banyak hewan berbisa lainnya data nya memang belum dikumpulkan dengan baik sehingga
meskipun sangat tinggi kejadian dan fatalitas karena diagnosis dan penegakannya sulit dilakukan
sulit di identifikasi, hal ini menyebabkan sebagaian besar tenaga medis tidak dapat melakukan
tatalaksana dengan baik dan sesuai standar. Data ini adalah data yang belum menggambarkan
keadaan yang sebenarnya karena hanya berdasarkan laporan dari para klinisi di lapangan yaitu
dari rumah sakit dan puskesmas serta dari masyarakat dan belum dikumpulkan secara resmi
oleh kementrian kesehatan. (policy brief Maharani, 2022).

Dengan telah selesai disusunnya Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan
Keracunan Tumbuhan dan Jamur maka perlu dilakukan sosilaisasi bagi seluruh tenaga
kesehatan di Indonesia sehingga mampu melalukan tatalaksana sesuai standar dalam
penanganan kasus di tempat kerjanya.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Tersosialisasinya tatalaksana penanganan gigitan, sengatan hewan berbisa dan keracunan
tumbuhan dan jamur secara standar kepada petugas kesehatan seluruh Indonesia

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Tujuan Khusus:
- Tersosialisasinya tatalaksana kasus gigitan ular secara standar kepada petugas
kesehatan di seluruh Indonesia
- Tersosialisasinya penatalaksanaan klinis gigitan dan sengatan hewan berbisa secara
standar kepada petugas Kesehatan di seluruh Indonesia
- Tersosialisasinya penatalaksanaan tumbuhan dan jamur beracun secara standar
kepada petugas Kesehatan seluruh Indonesia

C. Waktu dan Tempat

Sesi 1.(Indonesia Bagian Barat)


Hari / Tanggal : Selasa, 9 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB – 12.00 WIB
Link registrasi : http://link.kemkes.go.id/RegistrasiSosialisasi
Link Zoom : Meeting ID: 874 3113 5090
Passcode: 180936
Tempat : Ruang kerja masing-masing

Sesi 2.(Indonesia Bagian Tengah dan Timur)


Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2023
Waktu : 08.00 -12.00 WIB
Link registrasi : http://link.kemkes.go.id/RegistrasiSosialisasi
Link Zoom : Meeting ID: 874 3113 5090
Passcode: 180936
Tempat : Ruang kerja masing-masing

D. Narasumber dan Moderator


1. Direktur P2PM
2. Ketua Tim Kerja Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa Dan Tanaman Beracun
3. Dr. Dr. Tri Maharani, M.Si, Sp Em

E. Peserta
1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia
- Kepala Dinas Kesehatan,
- Kepala Bidang P2P,
- Pengelola Program Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun
- Dokter Puskesmas

2. Perwakilan Tenaga Medis dari Rumah Sakit seluruh Indonesia


Dokter yang mewakili adalah :
- Dokter IGD
- Dokter Spesialis Bedah Umum
- Dokter Spesialis Anestesi
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Spesialis Syaraf

F. Metode
1. Presentasi
2. Tanya Jawab
3. Kegiatan dilakukan secara daring

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
G. Agenda
Waktu (WIB) Agenda Pembicara
08.00 Link zoom dibuka
08.30 – 09.00 Pembukaan:
- Pengantar MC
- Laporan Penyelenggaraan oleh Ketua Tim dr. Yullita Evarini Yuzwar,
Kerja Penyakit Akibat Gigitan Hewan MARS
Berbisa dan Tanaman Beracun
- Arahan dan Pembukaan oleh Direktur dr. Imran Pambudi, MPHM
P2PM
- Penyerahan secara virtual Pedoman
Penanganan Penyakit Akibat Gigitan
Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun
(PAGHBTB) dari Direktur P2PM kepada
Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi

09.00 – 11.00 Paparan:


- Penanganan gigitan ular Dr. dr. Tri Maharani, M.Si,
- Penanganan hewan laut
Sp.EM
- Penanganan insecta
- Penanganan keracunan tumbuhan dan
jamur
11.00 – 12.00 Diskusi Dr. dr. Tri Maharani, M.Si,
Sp.EM
12.00 Penutup dr. Yullita Evarini Yuzwar,
MARS

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai