Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN

LINGKUNGAN
HIDUP
PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Aktifitas yang dilakukan untuk memastikan lingkungan fisik


dalam kondisi bersih pada ruangan/gedung dan halaman dalam
keadaan siap untuk digunakan hygienis dan nyaman
2. Tujuan Untuk memastikan pemantauan lingkungan secara fisik yaitu
mengenai kebersihan lingkungan Puskesmas Kota Pangkajene
selalu terjaga sehingga proses pelayanan berlangsung secara
nyaman dan hygienis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan ATK
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Sanitarian
1.1. Mengidentifikasi semua ruangan, gudang dan
halaman untuk membuat jadwal pemeliharaan
lingkungan kerja
1.2. Membuat jadwal pemantauan sesuai identifikasi
lingkungan kerja
1.3. Mengadakan koordinasi dengan bagian ruangan
1.4. Mengkonfirmasi jadwal ke petugas yang terkait
2. Petugas Kebersihan atau Pelaksana Kebersihan
2.1. Menerima informasi jadwal pemantauan lingkungan
fisik kebersihan ruangan, halaman setiap bulan dari
Sanitarian
2.2. Melaksanakan kebersihan sesuai jadwal
2.3. Jika pelaksanaan sesuai jadwal maka meminta
Sanitarian untuk melakukan verifikasi
2.4. Jika pelaksanaan tidak sesuai jadwal, meminta
informasi ke koordinator ruangan kapan bisa
dilakukan kebersihan ruangan
3. Sanitarian dan Koordinator Unit
3.1. Menerima informasi telah dilaksanakan pemeliharaan
lingkungan
3.2. Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan
pemantauan lingkungan fisik tempat kerja
3.3. Jika pemantauan lingkungan fisik telah sesuai maka
menandatangani checklist pemantauan lingkungan
kerja
3.4. Jika pemantauan fisik tidak sesuai maka meminta
untuk dilaksanakan ulang menuju langkah 2.2
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan Petugas Kebersihan dan Sanitarian
8. Unit Terkait UGD, Poli Umum, Poli Gigi, KIA, Laboratorium
PEMANTAUAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
TAHUN 20….

Ruang :

N BULAN
URAIAN BAGIAN KET
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Atap
2 Lantai
3 Dinding
4 Pintu Kunci
5 Ventilasi
6 Langit-Langit
7
8
PARAF PENGELOLA LINGKUNGAN

Keterangan :
Rusak : V
Baik : X
Pangkajene, ……………… 2016
Mengetahui
Kepala Puskesmas Kota Pangkajene Pengelola

drg. Erfia Tenriuji …………………………


NIP. 19610503 200604 2 002 NIP. ……………………..
CHECKLIST KONDISI BANGUNAN PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
TAHUN 20….

Ruang :

N BULAN
URAIAN BAGIAN KET
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lantai
2 Dinding
3 Meja
4 Kursi
5 Tempat Pemeriksaan
6 Kursi Tunggu
7 Alat Pemeriksaan
8 Televisi
9 Komputer
10 Lemari
11 Jendela
12 Ventilasi
13 Tempat Sampah Medis
14
PARAF PENGELOLA LINGKUNGAN
Keterangan :
Rusak : V
Baik : X
Pangkajene, ……………… 2016
Mengetahui
Kepala Puskesmas Kota Pangkajene Pengelola

drg. Erfia Tenriuji …………………………


NIP. 19610503 200604 2 002 NIP. ……………………..
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI LISTRIK
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik merupakan


kegiatan pemantauan terhadap instalasi listrik, panel listrik dan
fungsi listrik agar aman dari bahaya
2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi dari instalasi listrik sesuai dengan
standar keselamatan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan - Alat tulis menulis
- Daftar pemantauan lingkungan fisik
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas memastikan peralatan listrik dalam kondisi baik
2. Petugas memastikan bahwa tidak ada kabel listrik yang
menghalangi jalan, kering dan tidak terkelupas
3. Petugas memastikan semua lampu penerangan dalam
kondisi baik
4. Petugas memastikan penempatan panel listrik sudah benar
dan sesuai
5. Petugas memastikan kondisi generator pembangkit listrik
dalam kondisi baik dan siap digunakan kapan saja
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Kondisi kabel
2. Penempatan panel listrik
8. Unit Terkait 1. PLN
2. Semua ruangan di Puskesmas
9. Dokumen Terkait Laporan hasil pemantauan lingkungan fisik Puskesmas
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI AIR
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik listrik


merupakan kegiatan pemantauan terhadap instalasi air, yang
meliputi sumber air, kecukupan air untuk pemenuhan
kebutuhan air Puskesmas
2. Tujuan Untuk mengetahui kondisi dari instaalasi listrik sesuai dengan
standar keselamatan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan - Alat tulis menulis
- Daftar pemantauan lingkungan fisik
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas memastikan sumber air adalah air bersih dan tidak
tercemar
2. Petugas memastikan bahwa tidak ada kerusakan
(sumbatan/kebocoran) ada saluran air menuju Puskesmas
3. Petugas memastikan kran air berfungsi dengan baik
4. Petugas memastikan tersedianya air bersih dalam
penampungan
5. Petugas memastikan saluran pembuangan air lancar
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Kondisi pipa dank ran air
2. Kebersihan lingkungan sumber air
8. Unit Terkait 1. PDAM
2. UGD
3. KIA
4. Poli Gigi
5. Poli Umum
6. Ruangan Bersalin
9. Dokumen Terkait Laporan hasil pemantauan lingkungan fisik Puskesmas
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
VENTILASI
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan ventilasi adalah kegiatan


pemantauan terhadap kondisi aliran udara kedalam ruangan
yang meliputi kondisi jendela, gorden, beserta kunci jendela
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan kondisi aliran udara kedalam
ruangan lancar
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan
Peralatan
4. Referensi Permenkes no. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Daftar pemantauan lingkungan fisik
2. Alat tulis
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas melakukan pemantauan aliran udara dengan
melihat kondisi ventilasi udara, jendela, gorden
2. Petugas memastikan tidak ada yang menghalangi aliran
udara yang masuk kedalam ruangan
3. Petugas memantau kebersihan jendela dan gorden
4. Petugas melakukan pemantauan secara berkala
5. Petugas mencuci dan mengganti gorden secara berkala
6. Petugas melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan
7. Petugas mencatat kegiatan pemantauan dalam daftar
checklist pemantauan
7. Unit Terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
3. KIA/Kamar Bersalin
4. Poli Gigi
5. Poli Umum
8. Dokumen Terkait Lembar checklist hasil pemantauan lingkungan fisik
Puskesmas
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
GAS MEDIK
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan gas medik merupakan kegiatan


pemantauan terhadap kondisi gas medic di Puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan kondisi gas medik dalam
keadaan baik dan dapat digunakan setiap saat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan
Peralatan
4. Referensi Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Daftar pemantauan lingkungan fisik
2. Alat tulis
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas melakukan pemantauan terhadap tabung gas medik
yang digunakan di unit gawat darurat
2. Petugas memastikan kondisi gas medik dalam keadaan
aman dan dalam keadaan terikat
3. Petugas menempatkan gas medik diruangan khusus dan
tidak bercampur dengan tabung gas lain
4. Petugas melakukan upaya perbaikan jika ditemukan adanya
tabung gas medik yang bocor
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan - Tempat Penyimpanan Gas Medic
- Pengaman dari Gas Medic
8. Unit Terkait UGD, Ruang Bersalin dan Ruang Nifas
9. Dokumen Terkait Checklist hasil pemantauan lingkungan fisik Puskesmas
PENANGANAN KEBAKARAN
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002
1. Pengertian Suatu upaya yang dilakukan jika terjadi kejadian kebakaran
dalam lingkungan Puskesmas
2. Tujuan Menyelamatkan jiwa pasien dan petugas kesehatan serta
menyelamatkan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Penanganan KTD, KPC, KNC dan Risiko dalam
Pelayanan
4. Referensi Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan Alat Pemadam Kebakaran 6 kg
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas Jaga menyelamatkan pasien dan ditempatkan pada
tempat yang sama
2. Menyelamatkan sarana dan prasarana yang bisa
diselamatkan
3. Listrik dipadamkan serta dilakukan pemadaman dengan
alay yang tersedia
4. Jika dirasa perlu agar menghubungi Dinas Kebakaran
setempat
5. Setelah kebakaran bisa diatasi dibawa koordinasi pihak
Puskesmas, pasien dan seluruh peralatan yang ada
dipindahkan ketempat penampungan sementara
6. Mendata seluruh kerugian Puskesmas akibat kebakaran
tersebut
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan Utamakan keselamatan Pasien terlebih dahulu
8. Unit Terkait Petugas Jaga dan Dinas Kebakaran

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


Nomor : /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
PADA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan,


Puskesmas harus dilengkapi dengan sarana dan peralatan yang memadai;
b. Bahwa sarana dan peralatan sebagaimana dimaksud dalam butir (a), harus
dilakukan pemantauan, pemeliharaan, perbaikan agar tetap laik fungsi;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir (a) dan butir (b), perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene tentang Pemantauan,
Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana dan Peralatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2000, Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Tentang
Puskesmas.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE TENTANG


PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN
PERALATAN PADA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Kesatu : Memberlakukan Standar Prosedur Operasional (SPO) pemantauan, pemeliharaan dan


perbaikan sarana dan peralatan pada Puskesmas Kota Pangkajene.
Kedua : Segala kegiatan pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan harus
sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkajene
Pada Tanggal : …………………. 2016

Kepala Puskesmas Kota Pangkajene


drg. Erfia Tenriuji
NIP. 19610503 200604 2 002

PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN SARANA DAN PERALATAN
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002
1. Pengertian Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan
suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk melihat dan
memastikan sarana dan peralatan yang akan dipakai dalam
pelayanan upaya kesehatan dalam keadaan dan kondisi yang
sesuai dengan persyaratan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjamin
sarana dan peralatan dalam kondisi yang baik dan aman untuk
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
Tentang Pemantauan, Pemeliharaan, Perbaikan Sarana dan
Peralatan
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan - Alat Tulis
- Format Pemantauan
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Petugas secara berkala memeriksa sarana yang digunakan
2. Petugas menerima pengaduan dari pasien maupun petugas
terhadap adanya kerusakan pada sarana dan atau peralatan
dalam proses pelayanan kesehatan
3. Petugas mencatat/menginventaris sarana dan atau peralatan
yang rusak
4. Petugas merencanakan perbaikan sarana dan atau peralatan
bersama sanitarian
5. Petugas mengusulkan rencana perbaikan kepada Kepala
Puskesmas
7. Unit Terkait Semua ruangan

PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


Nomor : /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
PADA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan keselamatan dan keamanan bagi pasien dan petugas
dalam lingkungan Puskesmas, perlu dilakukan inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya secara baik dan benar;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir (a), perlu menetapkan Keputusan
Kepala Puskesmas Kota Pangkajene tentang Inventarisasi, Pengelolaan,
Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014, Tentang Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011, Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Tentang
Puskesmas.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE TENTANG


INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA.

Kesatu : Memberlakukan Standar Prosedur Operasional (SPO) Inventarisasi, Pengelolaan,


Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya.

Kedua : Segala kegiatan inventarisasi, penyimpanan, pengelolaan, penyimpanan dan


penggunaan bahan berbahaya sesuai standar prosedur yang berlaku.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkajene
Pada Tanggal : …………………. 2016

Kepala Puskesmas Kota Pangkajene


drg. Erfia Tenriuji
NIP. 19610503 200604 2 002

INVENTARISASI, PENGELOLAAN,
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN
KEPULAUAN drg. Erfia Tenriuji
NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan atau


pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan, penyimpanan, pengolahan
bahan yang karena sifat kimia ataupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada manusia, kerusakan properti atau
lingkungan
2. Tujuan Untuk menerangkan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016 Tentang
Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan
Berbahaya
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Puskesmas
5. Alat dan Bahan ATK
6. Prosedur/Langkah- 1. Sanitarian
langkah - Mengidentifikasi bahan berbahaya untuk penanganan atau
penyimpanan sesuai aturan
- Menerima informasi telah dilaksanakan pengelolaan bahan
berbahaya
- Melakukan ferifikasi
2. Pengelola Barang
- Menginventarisir semua bahan berbahaya sesuai ketentuan
yang berlaku
3. Petugas Laboratorium
- Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
- Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
7. Hal-hal yang perlu Petugas Sanitarian
diperhatikan Pengelola Barang
Petugas Laboratorium
8. Unit Terkait Laboratorium
9. Dokumen Terkait Buku inventaris bahan berbahaya
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


Nomor : /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016
TENTANG
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas wajib
memperhatikan keadaan lingkungan sehingga tidak terjadi pencemaran dan
kerusakan lingkungan akibat limbah bahan berbahaya dari Puskesmas;
b. Bahwa pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya Puskesmas, harus
dilaksanakan secara baik dan benar;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir (a) dan butir (b), perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene tentang Pengendalian dan
Pembuangan Limbah berbahaya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014, Tentang Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Tentang
Puskesmas.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE TENTANG


PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA.

Kesatu : Memberlakukan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengendalian dan Pembuangan


Limbah Berbahaya Puskesmas Kota Pangkajene.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkajene
Pada Tanggal : …………………. 2016

Kepala Puskesmas Kota Pangkajene

drg. Erfia Tenriuji


NIP. 19610503 200604 2 002

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN


LIMBAH BERBAHAYA
No. Dokumen : /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
/2016
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE Halaman : 1/1
DAN
drg. Erfia Tenriuji
KEPULAUAN NIP. 19610503 200604 2 002

1. Pengertian Limbah berbahaya adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan karena
sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia
serta mahluk lainnya
2. Tujuan Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah
bahan berbahaya serta dapat dilakukan pemulihan kualitas
lingkungan yang sudah tercemar sesuai fungsinya kembali
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/ /2016 Tentang
Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Puskesmas
5. Alat dan Bahan ATK
6. Prosedur/Langkah-langkah 1. Pemilahan Limbah
- Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari
sumber seperti limbah infeksius, patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi
2. Pengumpulan limbah medis
Dilakukan setiap ruangan penghasil limbah berbahaya
3. Pewadahan Limbah Medis Berbahaya Diwadahkan dalam
kantong plastik
4. Dikirim ke Incenerator yang dilakukan dalam waktu
tertentu
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan Petugas Kebersihan dan Sanitarian
8. Unit Terkait UDG, KIA, Perwatan (Nifas), Poli Gigi, Laboratorium

PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN


DAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH
BERBAHAYA
: /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Kode
/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
PANGKAJENE
Halaman :1/2 drg. Erfia Tenriuji
DAN
KEPULAUAN Nip: 19610503 200604 2002

1. Pengertian Pemantauan pelaksanaan setiap kegiatan yang berkaitan


dengan penanganan limbah berbahaya oleh semua unit
2. Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah
berbahaya tidak menimbulkan pencemaran dan
membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016,
Tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya
4. Referensi Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
5. Alat dan Bahan ATK
6. Prosedur/Langkah-langkah Mengidentifikasi limbah berbahaya
1. Sanitarian dan petugas terkait (penanggungjawab unit)
mengidentifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
secara periodik dihasilkan oleh masing-masing unit
2. Petugas terkait mencatat hasil identifikasi tersebut dalam
buku inventaris
Pengumpulan limbah berbahaya
1. Petugas terkait melaporkan hasil limbah berbahaya kepada
sanitarian tentang jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
akan diserahkan dengan mengisi laporan bulanan limbah
berbahaya
2. Petugas mengangkut limbah berbahaya ke gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya
3. Sanitarian mengkoordinir pengangkutan limbah berbahaya
dari masing-masing unit apabila tempat sampah dan jerigen
sudah penuh
4. Sanitarian memverifikasikan jenis dan jumlah limbah bahan
berbahaya
5. Limbah berbahaya lainnya disimpan didalam gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya, dipisahkan
menurut sifat/karakteristik limbah berbahaya
6. Sanitarian dan petugas terkait memberikan symbol dan label
7. Masa simpan dalam gudang TPS limbah berbahaya maksimal
90 hari sesuai persyaratan yang ditetapkan atau apabila
limbah berbahaya lebih dari 50 kg/hari
8. Petugas terkait mengisi inventor limbah berbahaya yang
ada ditempat penampungan/penyimpanan serta penimbunan
menggunakan check list inventori limbah berbahaya
9. Petugas terkait mengisi neraca limbah berdasarkan
inventarisasi gudang limbah berbahaya sementara

PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN


PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH
BERBAHAYA
PANGKAJENE /Pusk-KPJ/SOP/UKP/
No. Kode : drg. Erfia Tenriuji
DAN /2016
Nip: 19610503 200604 2002
KEPULAUAN
SOP No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

Pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga


Setelah limbah berbahaya mencukupi ditempat penampungan,
limbah berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan kepihak
ketiga (yang ditunjuk sebagai pengumpul, pengelola)
a. Sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya harus
mempunyai izin dari Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia
b. Pihak transporter harus mempunyai izin dari Dirjen
Perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dari
Kementerian LHRI, izin sesuai dengan jalur transportasi
yang akan dilalui limbah berbahaya
c. Pihak ketiga mengisi berita acara pemeriksaan dan serah
terima limbah berbahaya bersama petugas terkait
d. Pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban memberikan
dokumen limbah berbahaya yang sudah ditanda tangani
oleh penghasil dan transfortir
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen Terkait
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

BULAN: HASIL PEMANTAUAN KEBERSIHAN RUANGAN DIPUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


RUANGAN HARI / TANGGAL
NO SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU KET

1 Tempat sampah UGD dengan Alas plastik


2 Toilet UGD bersih
3 Tempat sampah ruang pemeriksaan dahak dengan alas plastik
4 Tempat cuci bersih peraltan dan tangan bersih
5 Tempat sampah klinik KIA/KB dengan alas plastik
6 Toilet klinik KIA/KB bersih
7 Tempat sampah ruang bersalin dengan alas plastik
8 Toilet ruang bersalin bersih
9 Tempat sampah laboratorium dengan alas plastik
10 Tempat cuci alas bersih tidak ada sampah
11 Tempat sampah klinik gigi bersih tidak ada sampah
12 Tempat cuci alat kilinik gigi bersih tidak ada sampah
13 Toilet klinik gigi bersih
14 Tempat cuci tangan poli klinik umum bersih

Pangkajene, 2016
Petugas Sanitasi
Sulfiriani Arif, SKM
NIP. 19780904 200604 2 016
PANDUAN PROGRAM KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keamanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Keamanan dapat berupa
keamanan dalam lingkungan rumah maupaun diluar rumah seperti lingkungan pekerjaan.
Keamanan lingkungan fisik Puskesmas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan puskesmas
dalam kondisi yang aman untuk seluruh penghuni puskesmas, baik staf/petugas, pasien, maupun
pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, bahaya, kecelakaan, pengrusakan dan
kerusakan atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.

B. Tujuan
Tujuan keamanan lingkungan fisik puskesmas adalah untuk menjamin keamanan dan
keselamatan seluruh penghuni puskesmas.

C. Sasaran
Sasaran dari panduan ini adalah seluruh staf puskessmas, pasien dan pengunjung
Puskesmas.

D. Ruang lingkup
Ruang lingkup dari panduan ini adalah perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pelatihan petugas pemantauan dan evaluasi

E. Batasan operasional
Keamanan lingkungan fisik puskesmas meliputi;
1. Keselamatan dan keamananan
- Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung, halaman /ground dan
peralatan tidak menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien , staf dan pengunjung.
- Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan, kerusakan atau akses
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
2. Keamanan dari bahan berbahaya yang meliputi; penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara
aman.
3. Keamanan dari keadaan emergensi (darurat) yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan
keadaan emergensi direncanakan dan efektif.
4. Pengamanan kebakaran ; Puskesmas wajib melindungi property dan penghuninya dari
kebakaran dan asap.
5. Keamanan dari peralatan medis yang digunakan
6. Meminimalkan resiko kegagalan pengopersian system utilitas, yaitu listrik dan air.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi petugas dalam program keamanan lingkungan Puskesmas, meliputi tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga pengelola peralatan medis dan tenaga petugas keamanan. Dalam
pelaksanaannya, tenaga yang bertanggungjawab dalam program keamanan lingkungan fisik
puskesmas dibantu oleh tenaga/Petugas lain dipuskesmas

B. Distribusi ketenagaan
1. Petugas keamanan sebanyak 1 orang
2. Penanggung jawab kesehatan lingkungan sebanyak 1 orang
3. Penanggung jawab peralatan sebanyak 1 orang

C. Jadwal kegiatan
1. Petugas keamanan melakukan pemantauan setiap hari
2. Penanggungjawab kesehatan lingkungan bertugas setiap hari
3. Penanggungjawab peralatan bertugas setiap hari

BAB III
STANDAR FASILITAS

Adapun standar fasilitas Puskesmas untuk mendukung keamanan lingkungan fisik Puskesmas sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014, antara lain:
A. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas Kota Pangkajene terletak diKelurahan Jagong, dimana letak Puskesmas dekat
dengan fasilitas umum seperti Pasar Sentral Pangkep dan Sekolah sehingga mudah dijangkau
oleh masyarakat dan dapat diakses menggunakan transportasi umum.

B. Fasilitas keamanan
Untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan, Puskesmas Kota
Pangkajene dikelilingi oleh pagar.
C. Ketersediaan utilitas publik
- Puskesmas Kota Pangkajene memiliki air yang bersumber dari sumur gali untuk memenuhi
kebutuhan air
- Puskeskemas Kota Pangkajene memiliki sumber daya listrik dari PLN dan Genset sebagai
sumber daya listrik darurat apabila aliran listrik dari PLN padam.

D. Sistem Gas Medic


Gas medik yang digunakan diPuskesmas Kota Pangkajene adalah oksigen (O2).
Adapun persyaratan Teknis Gas Medik, adalah :
1. Penggunaan, penyimpangan dan pemeliharaan gas medik harus sesuai ketentuan yang
berlaku
2. Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji dan dipelihara sesuai
sesifikasi dan ketentuan pihak yang berwenang.
3. Tabung/silinder O2 harus dicat putih untuk membedakan dengan tabung/silinder gas medik
lainnya sesuai ketentuan yang berlaku .
4. Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan disamping tempat tidur pasien dan harus
menggunakan pengaman seperti, troli tabung atau dirantai.
5. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya, bila tabung/silinder sedang tidak
digunakan.
6. Apabila diperlukan, disediakan ruang khusus penyimpangan gas medik. Tabung/silinder
dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
7. Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam ruangan
penyimpangan gas medik
8. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruangan penyimpangan
gas medik.
9. Dilarang melakukan pengisian ulang tabun/silinder O2 dari tabung/silinder besar ke
tabung/silinder kecil
E. Sistem proteksi kebakaran
1. Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran memproteksi
kemungkinan terjadinya kebakaran.
2. Alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding kapasitas minimal 2kg dan dipasang 1
diruang serbaguna yang mudah diakses dari semua bagian/ruangan puskesmas
3. Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding dengan ketinggian antara 15
cm – 120 cm dari permukaan lantai, dilindungi sedemikian rupa untuk mengcegah
kemungkinan kerusakan dan pencurian.

BAB IV
TATALAKSANA KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS

A. Lingkup kegiatan
Adapun lingkup kegiatan meliput perencanaan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
petugas, pemantauan dan evaluasi.
1. Keselamatan dan keamanan
a. Patroli keamanan dan pemantauan terhadap intisilasi listrik dan air
Untuk menjaga keamanan lingkungan puskesmas, dilakukan patrol keamanan secara
rutin setiap hari oleh petugas keamanan sekaligus dilakukan pemantauan/pengecekan
terhadap intisilasi, air dan system lainnya yang bertujuan sebagai deteksi dini bila terjadi
kerusakan terhadap system tersebut.
Untuk peningkatan keamanan dan keselamatan pasien, perencanaan program berikutnya
adalah penambahan tenaga jumlah petugas keamanan karena petugas yang ada disaat ini
masih belum cukup maksimal untuk melakukan pengamanan selama 24 jam.
b. Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan dan bangunan puskesmas
Kebersihan lingkungan dan bangunan Puskesmas merupakan hal penting dalam upaya
meningkatkan keselamatan pasien. Lingkungan yang bersih dan sanitasi yang sehat
menjadikan petugas/staf, pasien dan pengunjung Puskesmas lebih sehat.
c. Peluasan gudang obat puskesmas
Obat adalah komponen penting dalam upaya pengobatan kepada pasien. penyimpanan
obat harus dilakukan ditempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk
menjaga agar mutu sediaan dapat terjamin. Mutu sediaan obat sangat penting dalam
keselamatan pasien.
Perencanaan berikutnya adalah perluasan gudang obat puskesmas
d. Perencanaan pemantauan kualitas air
Untuk menjamin kualitas air yang digunakan diPuskesmas Kota Pangkajene, perlu
dilalukan pemantauan kualitas air dengan mengirimkan sampel air yang digunakan
kelaboratorium yang berwenang.
e. Perencanaan sumber air alternatif
Penyediaan air di Puskesmas Kota Pangkajene saat ini bersumber dari Sumur Gali.
Mengingat air adalah kebutuhan dasar dan volume penggunaan air di Puskesmas Kota
Pangkajene sebagai Puskesmas rawat Jalan dan rawat inap untuk pasien Nifas cukup
tinggi, maka untuk mengantisipasi kurangnya ketersediaan air akibat meningkatnya
volume penggunaannya atau karena kurangnya pasokan dari Sumur Gali bila musim
kemarau, maka perencanaan berikutnya adalah pembuatan sumber air alternatif (sumur
bor).

2. Bahan dan Limbah berbahaya


a. Perencanaan bahan berbahaya
Untuk mengurangi bahaya akibat penggunaan bahan berbahaya maka di upayakan untuk
melakukan subsitusi bahan berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya
b. Penyimpangan Bahan Berbahaya Beracun
- Memeriksa wadah dan kemasan. Kemasan yang diterima harus dalam bentuk asli,
dalam keadaan utuh serta mencantumkan :
a. Nama sediaan atau nama barang
b. Isi/bobot
c. Komposisi kimia
d. Nomor registrasi
e. Petunjuk penggunaan
f. Petunjuk cara penanganan, untuk mencegah bahaya atau peringatan lainnya
g. Nama dan alamat produsen
h. Cara pertolongan pertama akibat bahan berbahaya sebelum mendapat
pertolongan medis
Mempertahankan segala tanda peringatan pada label wadah/kemasan bahan
berbahaya, berupa : symbol, gambar atau tulisan berupa kalimat peringatan,
misalnya: ‘’bahan mudah terbakar’’, ‘’bahan beracun’’, ‘’bahan berbahaya’’,
‘’bahan korosif’’, ’’bahan mudah meledak’’, dll
Adapun cara penyimpangan bahan berbahaya dan beracun, antara lain:
a. Disimpan terpisah dengan bahan lain seperti bahan makanan dan bahan lainnya.
b. Bahan yang disimpan berdekatan tidak saling berinteraksi sehingga dapat
menimbulkan bahaya yang lebih besar.
c. Bahan yang mudah menguap disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
d. Bahan yang mudah menyerap uap air disimpan dalam wadah tertutup rapat
berisi zat yang dapat menyerap lembab.
e. Bahan yang mudah menyerap O2 disimpan menggunakan kapur tohor.
f. Bahan yang harus terlindung dari cahaya, disimpan dalam botol berwarna gelap
g. Bahan yang mudah teroksidasi disimpan ditempat yang sejuk dan mendapat
pertukaran udara yang baik, jauh dari sumber api dan panas, jauh dari bahan
cair, mudah terbakar dan zat yang bersifat reduktor
h. Bahan beracun disimpan dalam ruangan yang mempunyai sirkulasi udara yang
baik , tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber api, jauh dari
bahan yang mungkin bereaksi dan disimpan ditempat sejuk.
i. Bahan yang mudah terbakar disimpan ditempat terpisah, yang mudah dilokalisir
bila terjadi kebakaran dan dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
j. Bahan yang mudah meledak disimpan diruangan yang dingin dan berventilasi,
jauh dari bahan mudah terbakar, jauh dari bahan mudah terbakar, jauh dari
panas dan api, dihindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
c. Penggunaan bahan berbahaya dan beracun
1. Untuk penggunaan bahan berbahaya dan beracun harus memperhatikan hal-hal,
antara lain :
a. Alat pelindung diri, serta ketersediaan APAR yang siap dan cukup
b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
c. Peralatan kerja yang harus layak pakai
d. Penerapan SOP yang sudah sesuai dan efektif
2. Bila penggunaan bahan berbahaya dan beracun pada saat pergantian jaga, maka
harus dilakukan serah terima dan tanggung jawab sebaik-baiknya
3. Jika situasi kondisi kerja yang tidak aman segera dilaporkan
4. Setelah penggunaan, bahan berbahaya dan beracun harus diamankan dan alat-alat
yang digunakan, lingkungan kerja, wadah sisa bahan berbahaya dan beracun
dipastikan dalam keadaan aman
5. Bila terjadi kecelakaan lakukan pertolongan pertama dan penanganan lebih lanjut
d. Kecelakaan akibat Bahan kimia
- Penanganan pertama bahan masuk mulut
1. Berilah minuman berupa air minum atau susu
2. Bila korban keracunan dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu
(makanan/minuman) kedalam mulutnya
3. Usahakan agar korban dapat muntah
4. Berikan 1 sendok obat antidote dan air minum hangat
- Penanganan pertama akibat paparan (exposure) bahan kimia berbahaya dan
beracun
1. Basahi daerah yang terkontaminasi dengan air mengalir

2. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi

3. Bilas dengan air selama 5 menit

4. Segera minta pertolongan medis

- Penanganan pertama akibat kontak bahan kimia berbahaya dan beracun dengan
mata

1. Basai bola mata dan kelopak mata dengan air

2. Usahakan agar mata tetap terbuka

3. Irigasi dengan air

4. Segera minta pertolongan medis


- Penanganan akibat tumpahan (spill)
1. Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan orang yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan
2. Upayakan pertolongan bagi petugas yang terkena cedera
3. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan.
Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan api;
4. Jangan menghirup dari bahan yang tumpah
3. Manejemen Emergasi
Manajemen emergasi adalah kewaspadaan terhadap wabah, bencana alam dan
keadaan emergasi lain. Bencana alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam atau manusia yang menyebabkan timbulnya korban, rusak atau
hilangnya harta benda, kerusakan pada lingkungan, kerusakan pada sarana dan prasanan
yang memerlukan pertolongan atau bantuan. Bencana biasanya datang secara tiba-tiba, oleh
karena itu Puskesmas sebagai salah satu fasilitas publik harus siap dengan bahaya bencana
yang mungkin saja terjadi.
Agar puskesmas dapat tanggap terhadap adanya kejadian emergasi, maka diperlukan
suatu acuan atau pedoman bagi seluruh petugas/staf untuk menghadapi keadaan yang
mungkin akan terjadi di Puskesmas
Adapun ruang lingkup kegiatan dari manajemen emergasi (kewaspadaan terhadap
rencana), di Puskesmas meliputi :
a. Diperlukan pedoman pencegahan dan penanggulangan bencana yang dapat
dipergunakan oleh seluruh petugas/staf puskesmas dalam mengambil tindakan atau
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi bencana di
puskesmas, sehingga dapat meminimalisir kerugian akibat bencana yang timbul.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pencegahan
dan penanggulangan bencana, diperlukan adanya pelatihan dan simulasi
penanggulangan bencana bagi seluruh pengawas puskesmas.
4. Pengaman Kebakaran
Puskesmas untuk melaksanakan fungsinya dibidang kesehatan melakukan penyimpanan
bahan yang mudah terbakar.Mengigat bahaya kebakaran dapat kapan saja terjadi, maka
perlu dilakukan pelatihan penggunaan APAR kepada seluruh petugas/staf, hal ini bertujuan
untuk menjaga keselamatan seluruh penghuni Puskesmas yaitu pasien, petugas/staf,
pengunjung termasuk segala property puskesmas. Pelatihan dapat juga dilakukan dengan
melibatkan pengunjung puskesmas.
B. Pemantauan dan Evaluasi
1. Pemantauan dan evaluasi program pemeliharaan lingkungan fisik puskesmas dilakukan oleh
tim audit internal
2. Jadwal pemantauan dan evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal dari tim audit internal
3. Hasil pemantuan dan evaluasi dilaporkan kepada tim peningkatan mutu puskesmas.

BAB V
PENUTUP

Panduan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan program pemeliharaan keamanan
lingkungan fisik puskesmas kota pangkajene. Untuk perbaikan dan peningkatan mutu, panduan ini
senantiasa diperbaharui dan direvisi
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE
Jl. Andi Burhanuddin Pangkep Kode Pos 90711

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE


Nomor : /Pusk-KPJ/SK/UKP/ I /2016

TENTANG
PENETAPAN PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN
LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan Program Lingkup
Puskesmas Kota Pangkajene Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep;
b. Bahwa untuk peningkatan pelayanan kesehatan ditingkat Puskesmas perlu
adanya penetapan penanggungjawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik
puskesmas;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b,
perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas Kota Pangkajene.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5663);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Puskesmas;
5. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA PANGKAJENE TENTANG
PENETAPAN PENANGGUNGJAWAB PENGELOLAAN KEAMANAN
LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS
Kedua : Penanggung jawab Pengelolaan Keamanan Fisik Puskesmas yaitu diberikan kepada
Bahktiar
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa
apabila terdapat kekeliruan didalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pangkajene
Pada Tanggal : …………………. 2016

Kepala Puskesmas Kota Pangkajene

drg. Erfia Tenriuji


NIP. 19610503 200604 2 002

Tembusan Yth :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pangkep
2. ………. Pertinggal ……….

Anda mungkin juga menyukai