Pemrograman Arduino
Mei 23, 2019 Posting Komentar
Operator Aritmatika
Operator Pembanding
Operator Boolean
Operator Bitwise
Operator Compound
Operator Aritmatika
Operator Penugasan (Assignment Operator) (=) berfungsi untuk menyimpan
nilai yang ada di sebelah kanan tanda sama dengan dalam variabel yang ada
di sebelah kiri tanda sama dengan.
Penjumlahan (addition) (+) berfungsi menjumlahkan beberapa operan
Pengurangan (subtraction) (-) berfungsi untuk mengurangkan operan pertama
dengan operan kedua
Perkalian (multiplication) (*) berfungsi untuk mengalikan operan
Pembagian (division) (/) berfungsi untuk membagi pembilang dengan
penyebut
Sisa Hasil bagi (modulo) (%) berfungsi menghasilkan sisa dari hasil bagi
Contoh Program
void loop () {
int a = 10,b = 5,c;
c = a + b;
c = a - b;
c = a * b;
c = a / b;
c = a % b;
}
Hasilnya
c = 15
c = 5
c = 50
c = 2
c = 0
Contoh Program
void loop () {
int a = 9,b = 4
bool c = false;
if(a == b)
c = true;
else
c = false;
if(a != b)
c = true;
else
c = false;
if(a < b)
c = true;
else
c = false;
if(a > b)
c = true;
else
c = false;
if(a <= b)
c = true;
else
c = false;
if(a >= b)
c = true;
else
c = false;
}
Hasilnya
c = false
c = true
c = false
c = true
c = false
c = false
void loop () {
int a = 9,b = 4
bool c = false;
if((a > b)&& (b < a))
c = true;
else
c = false;
Hasilnya
c = true
c = true
c = true
Operator Bitwise
AND ( & ) berfungsi mengkonversi nilai operan desimal menjadi bentuk biner
kemudian melakukan operasi logika AND pada bentuk biner tersebut, dan
mengembalikan hasilnya dalam bentuk desimal.
OR ( | ) berfungsi untuk mengkonversi nilai operan desimal menjadi bentuk
biner kemudian melakukan operasi logika OR pada bentuk biner tersebut, dan
mengembalikan hasilnya dalam bentuk desimal.
XOR ( ^ ) berfungsi untuk mengkonversi nilai operan desimal menjadi bentuk
biner kemudian melakukan operasi logika XOR pada bentuk biner tersebut,
dan mengembalikan hasilnya dalam bentuk desimal.
NOT ( ~ ) bersifat unary yang akan membalikkan nilai di dalam bentuk
bilangan biner. Operator ini akan mengubah bilangan desimal menjadi
bilangan biner lalu membalikan nilai dari bit ke bit (angka ke angka),
jika bit tersebut memiliki nilai 1 (true) maka akan dibalik menjadi 0 (false)
begitu pula sebaliknya. setelah operasi selesai maka hasil akhir akan di
kembalikan ke bentuk bilangan desimal.
SHIFT LEFT ( << ) menggeser nilai dalam bentuk bilangan biner ke kiri.
Operator ini akan mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner lalu
menggeser angka dari bilangan biner tersebut ke kiri dan setelah itu akan
mengubahnya kembali ke bilangan desimal.
SHIFT RIGHT ( >> ) mengeser nilai dalam bentuk bilangan biner ke kanan.
Operator ini akan mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner setelah
itu menggeser angka dari dari bilangan biner tersebut ke kanan dan pada
akhirnya akan mengubahnya kembali ke bilangan desimal.
void loop () {
int a = 10,b = 20
int c = 0;
c = a & b ;
c = a | b ;
c = a ^ b ;
c = a ~ b ;
c = a << b ;
c = a >> b ;
}
Hasilnya
c = 12
c = 61
c = 49
c = -60
c = 240
c = 15
Contoh program
void loop () {
int a = 10,b = 20
int c = 0;
a++;
a--;
b += a;
b -= a;
b *= a;
b /= a;
a %= b;
a |= b;
a &= b;
}
Hasilnya
a = 11
a = 9
b = 30
b = 10
b = 200
b = 2
a = 0
a = 0
a = 30
2.4 Tipe data Integer, Float dan Double
Tipe data integer adalah tipe data yang bertujuan untuk menyimpan nilai bilangan bulat (negatif, 0,
dan positif). Bilangan bulat tidak memiliki koma atau bukan desimal. Tipe data ini hanya menyimpan
angka tidak dapat menyimpan huruf/simbol. Tipe data integer adalah tipe data untuk angka terkecil
dibandingkan tipe data lainnya. Contoh dari pembuatan tipe data integer seperti dibawah ini:
Kode Program:
Tipe data float adalah tipe data yang bertujuan untuk menyimpan nilai dengan angka, termasuk
desimal. Bilangan float ini hanya untuk angka desimal dalam ukuran kecil. Tipe data float tidak dapat
menyimpan data pembagian yang nilai dibelakang koma tidak habis (tak berhingga) seperti 22/7,
1/3, 20/6 dan lainnya. Oleh karena itu, gunakan tipe data Float hanya untuk menyelesaikan
persamaan perkalian dengan bilangan desimal, namun hindari penggunaan float untuk pembagian.
Berikut contoh kode program untuk tipe data float:
Kode Program:
nilai = 75.5f; //pengesetan pertama untuk desimal pada float harus diakhiri dengan huruf "f"
Console.WriteLine(total);
Kode Program:
rata = nilai /30; //pembagian berapapun bisa dilakukan dengan double kecuali angka / 0
Console.WriteLine(total);
3.1 Logika Pemrograman
12
Fungsi dari logika if adalah membuat program menjadi dua pilihan bercabang, sehingga alur program
tidak lagi lurus kebawah namun bisa mengalami beberapa kemungkinan. Logika if paling banyak
digunakan/diaplikasikan dalam sebuah program. Fungsi logika ini akan mengambil suatu kondisi
tertentu kemudian menentukan nilai TRUE atau FALSE. Nilai TRUE adalah nilai dimana kondisi
tersebut terpenuhi dan nilai FALSE adalah nilai untuk kondisi yang tidak terpenuhi. Berikut
penjelasan untuk logika IF.
Kode Program:
//kode program A
if ( kondisi ) {
//kode program B
//kode program C
Setelah kode program A dijalankan lalu bertemu IF, apabila kondisi dalam if hasilnya adalah
benar/true, Maka kode program B di dalamnya dilaksanakan atau dijalankan, setelah itu lanjut ke
kode program C.
Jadi jika pada kondisi benar, Kode Program A, B, dan C tetap dijalankan.
Namun, apabila kondisi bernilai Salah/False, maka kode program B diabaikan. Program akan loncat
ke bawah, sehingga hanya Kode Program A, dan C yang dijalankan.
Kondisi dapat diisi dengan persamaan perbandingan seperti, perbandingan berikut hanya untuk
membandingan nilai dari variabel.
1. Sama dengan “==”, pada bahasa C menggunakan == 2 kali untuk perbandingan, jika = sekali untuk
mengeset nilai
Kode Program:
int nilai;
string masukan;
nilai = Convert.toInt16(masukan);
Logika If-else adalah bentuk kedua dari logika if, yang menunjukan jika benar maka program di
dalam if dijalankan, namun jika salah program didalam else yang dijalankan.
Kode Program:
//Kode Program A
if (kondisi){
//Kode Program B
}else{
//Kode Program C
//Kode Program D
Kode Program A dijalankan karena sebelum if, dan sebagai input dari if,
Kode Program D dijalankan karena dibawah if, dan proses tetap berlanjut pada kode program
dibawah if.
Kode Program A dijalankan karena sebelum if, dan sebagai input dari if,
Kode Program D dijalankan karena dibawah if, dan proses tetap berlanjut pada kode program
dibawah if.
3.3 Logika If-elseif-else
Bentuk logika if yang ketiga adalah (If – elseif – else) pada bentuk ketiga ini, ada if lain selain kondisi
if yang pertama, apabila kondisi-kondisi lainya salah, maka kode program yang di dalam else akan
dijalankan. Berikut contoh dari penggunaan logika if-elseif.
Kode Program:
//kode program A
if (kondisi 1){
//kode program B
//kode program C
}else if (kondisi3){
//kode program D
}else{
//kode program E
//kode program F
Kondisi 3 diabaikan,
Kode Program E dijalankan karena ketiga kondisi salah yang dijalankan hanya else,
Dalam logika if kondisi/syarat dapat ditulis lebih dari satu dengan persamaan “dan”, “atau”. Berikut
penjelasan logika if jika kedua syarat adalah paralel.
Kode Program:
Hubungan dari kondisi 1 & kondisi 2, adalah “dan“, jika salah satu kondisi salah maka hasil
kesimpulan dari kondisi if itu adalah salah. sedangkan kode program dibawah ini:
Kode Program:
Hubungan kondisi 1 dan kondisi 2 pada kode diatas adalah “atau”, jika salah satu dari kondisinya
benar, maka hasilnya benar. Jika keduanya salah maka hasilnya salah.
Contoh penggunaan logika if dengan kondisi banyak seperti pada kode berikut ini:
Kode Program:
int a, b;
a = 10; b = 0;
Pada kode diatas maka mencetak nilai b: 0 karena salah satu kondisi salah.