Anda di halaman 1dari 29

Beneficial Effects of Pulsed Electromagnetic Field

during Cast Immobilization in Patients with


Distal Radius Fracture

Oleh :

Salvinia Salvy Prihanta


202120461011206
Penguji 1 : Penguji 2 :
Erma Wahyu Mashfufa, S.Kep., Faqih Ruhyanudin, S.Kep.,
Ns., M,Si Ns.,M.Kep. Sp. Kep. MB

Penguji 3 :
Ollyvia Freeska Dwi Marta,
S.Kep., Ns., M.Sc
PENDAHULUAN

Chronic Kidney Disease (CKD) atau biasa dikenal dengan Gagal Ginjal Kronis
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan menimbulkan gejala pada
penderita. Berbagai terapi, salah satunya hemodialisis mampu menyebabkan
gangguan pemenuhan diri (self-care deficit) dan berdampak pada kemampuan
Acitivity Daily Living (ADL) pasien
PEMBAHASAN

Tujuan

Tujuan dari penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini adalah untuk
menganalisis bagaimana implementasi asuhan keperawatan pada pasien Ny. S.
dengan diagosis CKD berdasarkan Teori Model Keperawatan “Virginia
Henderson” di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan
PEMBAHASAN

Case Scenario
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien sesak napas sejak 4 hari dan terasa sangat
memberat. Pasien dibawa ke IGD RSUD Kanjuruhan pada tanggal 30 Oktober
2022 jam 15.30. Kedua kaki pasien nampak bengkak dan kelelahan. Keluhan
pasien tidak disertai batuk, demam, nyeri dada, mual, dan muntah. Diketahui
pasien rutin cuci darah satu kali seminggu di hari Selasa. Pasien dilakukan
pemeriksaan penunjang EKG dan Thorax AP yang menunjukkan hasil adanya
gambaran edema pulmonum dan penumpukan cairan. GCS : 456 (compos
mentis), TD : 164/66 mmHg, N : 73 x/mnt, RR : 31 x/mnt , S: 36,40C. Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap Airlangga untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Riwayat Kesehatan Yang Lalu: Pasien mengatakan bahwa sebelumnya
kerap kali rawat inap karena masalah yang sama di RSUD Kanjuruhan. Selain
itu diketahui bahwa pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM.
Riwayat Kesehatan Keluarga: Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi
PEMBAHASAN

Case Scenario
Keadaan Umum: Cukup, sedikit lemah dan pucat dengan kesadaran Compos
Mentis (GCS : 456). Pemeriksaan Tanda-tanda Vital: Saat Masuk Rumah Sakit
TD: 164/66 mmHg, S: 36, 4 ℃ , N : 73 x/mnt, RR : 31 x/mnt, SpO2: 81%. Saat
Pengkajian TD: 168/106 mmHg, S: 36, 4 ℃ , N : 65 x/mnt, RR : 28 x/mnt, SpO2:
86%, dengan NRBM 12 lpm : 98%.
PEMBAHASAN

Case Scenario
Respiration: Dyspnea (+), pernapasan cuping hidung, kusmaul, SpO2 : 86%
tanpa masker oksigen, Kulit: kering, Berat: 48 kg, Tinggi: 158 cm, Jenis Diet:
Diet RPRGRK 4 sendok/ 3x sehari dan menggunakan Ns 0,09% 500/24 jam.
Elimination: BAK 200 cc/7 jam, terpasang kateter, dan BAB 1 kali dengan
pispot. Sleep and Rest: Pasien mengeluh sulit tidur akibat sesak yang
dirasakan, apabila sudah mulai tidur dan terbangun sulit untuk memulai
kembali, merasa tidurnya tidak puas, sebelum MRS tidur malam selama 7 jam,
selama di RS tidur 4 jam dalam 24 jam, dan selalu merasa lelah karena istirahat
tidak cukup.
PEMBAHASAN

Case Scenario
Communication: Status emosi pasien memperlihatkan gelisah dan cemas.
Pasien mengatakan merasa sedih di sisa hidupnya dengan penyakit saat ini,
merasa hidup kurang bermakna meskipun dikelilingi keluarga, merasa
menderita dengan kondisi saat ini dan belum bisa menerima. Sebelum
mengalami kondisi ini, pasien tidak memiliki konflik dan depresi baik pada
keluarga maupun tetangga. Hygiene : Minat pasien untuk melakukan perawatan
diri kurang, Tampak kotor dan bau, Kuku Panjang dan hitam, baju basah karena
keringat, merasa lemah. Spirituality : Pasien mengatakan percaya akan adanya
Allah SWT dan meyakini bahwa hanya kepada Allah beliau berserah, namun
tidak rutin beribadah karena merasa sedih dan masih menyangkal penyakit yang
dideritanya.
PEMBAHASAN

Case Scenario
Darah Lengkap: hemoglobin 7.9 g/dL, hematokrit 23,1 %, MCH 27.2 pg, eritrosit
2,79 juta/cmm, ureum 121 mg/dL, kreatinin 8.52 mg/dL, natrium 131 mmol/l.
Pemeriksaan Thorax AP pada tanggal 30 Oktober 2022 dan didapatkan hasil
bahwa nampak adanya gambaran edema pulmonum dan penumpukan cairan.
PEMBAHASAN
Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN

Pengkajian
PEMBAHASAN
Diagnosa Keperawatan

1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Napas d.d dispnea, RR : 26 x/mnt,
penggunaan otot bantu pernapasan (D.0005)
2. Hipervolemia b.d Gangguan Mekanisme Regulasi akibat Gagal Ginjal Kronis d.d
adanya pitting edema derajat 2 pada ekstremitas bawah (D.0022)
3. Gangguan Eliminasi urin b.d Penurunan Fungsi Ginjal d.d keluhan desakan
berkemih, susah BAK , dan terpasang kateter (D.0040)
4. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d.d tampak sesak, lelah, dan lemah (D.0056)
5. Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan akibat sesak yang dirasakan d.d keluhan
sulit tidur dan merasa istirahat tidak cukup (D.0055)
PEMBAHASAN
Diagnosa Keperawatan

6. Distres Spiritual b.d Kondisi Penyakit Kronis (CKD Stage V) d.d merasa sedih dan
hidup kurang bermakna (D. 0082)
7. Defisit Perawatan Diri Mandi dan Berpakaian b.d Kelemahan dan Penurunan
minat d.d minat kurang dan tampak kotor (D.0109)
8. Resiko Penurunan Curah Jantung d.d Ketidakseimbangan elektrolit dan anemia
(D.0011)
9. Resiko Defisit Nutrisi d.d factor psikologis (enggan untuk makan) (D. 0032)
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Pemantauan Respirasi

Pada Ny. S dilakukan pemantauan respirasi dengan memonitor pola napas


pasien (RR: 28x/menit, adanya otot bantu pernapasan, adanya usaha napas
dengan pursed lip breathing) memonitor bunyi napas, mempertahankan
kepatenan jalan napas pasien dengan memposisikan head till chin lift (bagian
bahu disangga bantalan), memposisikan pasien semi fowler, memberikan
tambahan oksigen melalui NRBM 12 lpm, mengajarkan teknik relaksasi benson.
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Manajemen Hipervolemia
Implementasi yang dilakukan pada masalah keperawatan hipervolemia yaitu
memeriksa tanda dan gejala hypervolemia, memonitor status hemodinamik
(MAP tinggi), memonitor intake dan output cairan dengan memasang kateter
urine, memonitor kecepatan infus (infus sodium chloride 500cc/24 jam),
memonitor apakah ada efek samping obat diuretic (furosemide), mengedukasi
pasien untuk membatasi asupan cairan dan garam, mengajarkan keluarga
pasien untuk memantau cairan melalui urine bag dan mengajarkan membuang
urine dalam urine bag, mengkolaborasikan pemberian diuretic (furosemide) dan
menghitung balance cairan (+315 ml).
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Manajemen Eliminasi
Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urin (pasien susah
BAK, terpasang selang kateter, menerima furosemide), Memonitoring eliminasi
urin (warna urin : kuning keruh), Mencatat waktuwaktu dan haluaran berkemih
(200 cc dalam 7 jam), Mengajarkan pada pasien dan keluarga untuk tetap
membatasi cairan sesuai kebutuhan pasien, Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih (pasien dan keluarga pasien diberikan penjelasan gejala
infeksi saluran kemih) pada Ny. S.
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Dukungan Tidur
Mengidentifikasi pola tidur pasien (tidur sebanyak 4 jam dalam 24 jam selama
di RS, saat di rumah sebanyak 7 jam, mengalami kesulitan memulai tidur
Kembali apabila sudah terbangun), Melakukan modifikasi lingkungan dengan
meminimalisir pencahayaan, kebisingan, dan membantu menata tempat tidur
agara rapi dan nyaman, Memonitor kepatenan oksigenasi dengan pemberian
NRBM 12 lpm, Memberikan edukasi pada keluarga untuk membantu memijat
pasien agar lebih rileks, Meminta pasien untuk menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur seperti makanan pedas dan gula, serta
menaati diet yg sudah ditentukan ahli gizi, Melakukan edukasi sleep hygine,
dan Edukasi pembatasan pengunjung untuk memaksimalkan perawatan.
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Dukungan Spiritual
Mengidentifikasi perasaan khawatir, kesepian, dan ketidakberdayaan (pasien
merasa sedih dan hidup kurang bermakna), Mengidentifikasi pandangan tentang
hubungan antara spiritual dan Kesehatan (masih menyangkal kondisi saat ini),
Mengidentifikasi harapan dan kekuatan pasien (harapan untuk bisa sembuh dan
tidak perlu melakukan hemodialisis lagi), Mengidentifikasi ketaatan dalam
beragama (percaya akan Tuhan, namun memilih untuk tidak rutin beribadah),
Memberikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan
kematian, Memfasilitasi melakukan kegiatan ibadah (tayamum dan sholat di
tempat tidur), Mengajarkan relaksasi benson dan membantu menerima diri dan
keadaan.
PEMBAHASAN
Intervensi Keperawatan
Intervensi Dukungan Perawatan Diri
Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (miring kanan kiri untuk diseka
dan berganti baju, meningkatkan minat pasien untuk merawat diri, menggunting
kuku), Memberi motivasi pada pasien pentingnya perawatan diri, Meminta
keluarga untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti pakaian dan
untuk seka, Meminta keluarga untuk terus memotivasi pasien melakukan
perawatan diri , Mengajak keluarga turut andil dalam perawatan diri pasien,
Mengobservasi dan membantu pasien dan keluarga saat berganti baju,
Mengajarkan seka yg tepat, Meminta keluarga untuk membawa gunting kuku,
dan Observasi kepatenan oksigenasi.
HASIL
Pasien diberikan intervensi dengan implementasi pendekatan teori Virginia
Henderson selama 3 hari di RSUD Kanjuruhan ruang penyakit dalam Airlangga
mengalami perbaikan. Kondisi umum pasien membaik, sesak menurun, dan
sudah berganti masker oksigen dari NRBM 12 lpm menjadi nasal kanul 3 lpm.
Selain itu, frekuensi, penggunaan otot bantu pernapasan, dan pola napas
pasien mengalami perbaikan. Hingga hari ke-3, edema pasien turun menjadi
derajat 1 serta balance cairan semakin hari semakin menurun dibandingkan
saat pengkajian. Jumlah urin pasien mulai meningkat dan warna urin kurning
jernih. Pasien sudah dapat memulai tidur dan tampak lebih segar. Secara
psikologis dan spiritual, pasien telah menunjukkan perbaikan. Dirinya mulai
berusaha untuk meningkatkan ibadah dan mengungkapkan kepuasan dalam
hidup mulai meningkat.
HASIL
Pada kemampuan dasar sehari-hari, pasien mulai memiliki minat untuk
melakukan perawatan diri dan kooperatif dalam tindakan. Indeks Barthel 60
menunjukkan ketergantungan sedang. Nafsu makan pasien mulai membaik dan
mual dirasa berkurang. Hasil laboratorium terutama pada elektrolit,
menunjukkan kadar ureum berkurang dari saat pengkajian meskipun tetap
tinggi (74 mg/dL). Keadaan pasien semakin baik sehingga pada hari ke-4 dokter
menyetujui pasien untuk pulang dan dapat berobat jalan ke poli sesuai advice
DPJP.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengkajian analisis praktek klinik serta pemberian
tindakan asuhan keperawatan, rencana intervensi, pengimplementasian
intervensi menggunakan pendekatan teori dasar keperawatan Virginia
Henderson pada Ny. S dengan diagnosa Chronic Kidney Disease selama 3 hari
di ruang perawatan penyakit dalam Airlangga RSUD Kanjuruhan dapat
diterapkan dalam proses penyembuhan pasien karena terdapat beberapa
intervensi yang mampu memberikan dampak perbaikan baik dari segi klinis
maupun aspek psikologis hingga pasien dapat dinyatakan pulang dan tindak
lanjut pengobatan rawat jalan di poli oleh advice dokter penanggungjawab
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai