Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Nama Anggota :
Rizka Arum Puspita
Meria Latifatun N.
Salvinia Salvy Prihanta
Kelas : Pekerjaan Sosial

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Latar Belakang Wawancara


Mindset wirausaha merupakan cara pandang terhadap sesuatu yang ditangkap oleh
indera dan menghasilkan sikap yang tercermin dalam perilaku. Mindset menjadi salah satu hal
penting bagi seorang wirausaha dalam menjalankan usaha yang harus ditanamkan sejak awal
agar dapat membuatnya sukses. Seorang wirausaha harus mampu menghilangkan segala
hambatan dalam dirinya untuk aktif mencari peluang usaha baru, hambatan wirausaha yang
sering dihadapi oleh banyak orang di antaranya adalah hambatan mental berupa persepsi
negatif tentang kemampuan dirinya.
Pendekatan berbasis aset (asset-based thinking) adalah konsep yang dikembangkan
oleh Dr. Kathryn Cramer (2006) seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir
positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai
tumpuan berpikir, pendekatan ini mengajak kita untuk memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, apa yang menjadi inspirasi, dan apa yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif. Pendekatan berbasis aset fokus pada pengembangan potensi positif yang dimiliki oleh
seseorang, dimana pada prosesnya seseorang harus bisa membayangkan masa depan dan
berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih serta kekuatan untuk mencapai kesuksesan
tersebut. Langkah berikutnya adalah mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset
dan kekuatan), kemudian dituangkan dalam aktivitas merancang sebuah rencana berdasarkan
visi dan kekuatan, kemudian melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.
Dalam mewujudkan pendekatan berbasis asset yang mumpuni, maka diperlukan suatu
mindset wirausaha yang growth mindset . Jenis pola pikir yang diperlukan dalam berwirausaha
merupakan growth mindset yaitu berani menghadapi tantangan, bertahan dalam keadaan sulit,
memandang usaha sebagai sebuah jalan, belajar dari kritikan dan terinspirasi dari kesuksesan
orang lain (Dewi, 2018). Dengan menumbuhkan growth mindset individu akan percaya bahwa
dengan waktu, upaya, dan strategi yang tepat seseorang dapat meningkatkan kemampuan
kewirausahaannya. Billingsley dkk., (2021) menyebut konsep ini sebagai Growth Mindset in
Entrepreneurship (GME). Dalam menumbuhkan pola pikir berwirausaha penting untuk
individu mengetahui minat dan potensi dirinya dalam berusaha. Minat adalah kecenderungan
untuk melakukan suatu hal secara terus menerus dan dilakukan tanpa adanya paksaan dari
orang lain namun dilakukan atas dasar rasa senang. Sedangkan bakat berhubungan dengan
kecakapan/keterampilan untuk melakukan sesuatu.
Melalui permasalahan di atas, maka kami bermaksud untuk melakukan wawancara
pada salah seorang pelaku usaha yaitu Bapak Fatih (Pemilik Usaha Djava Optik). Sehingga
diharapkan melalui wawancara ini, dapat memperdalam pemahaman mengenai growth mindset
yang telah diterapkan oleh pelaku usaha.

Maksud dan Tujuan Wawancara


Adapun tujuan dari wawancara ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari wawancara ini yaitu untuk memperdalam pemahaman growth
mindset yang telah diterapkan oleh pelaku usaha
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam wawancara ini yaitu :
a) Untuk mengetahui motivasi utama yang dibangun oleh pelaku usaha dalam
memulai berwirausaha
b) Untuk mengetahui growth mindset yang diterapkan sebelum dan setelah
memulai usaha
c) Untuk mengetahui motif dan pemanfaatan peluang yang ada
d) Untuk melihat bagaimana pelaku usaha menghadapi tantangan dan hambatan
dalam berwirausaha
e) Untuk mengetahui aplikasi growth mindset dalam meningkatkan branding
usaha yang sudah dijalankan.

Topik Pembahasan Wawancara

Instrumen Wawancara
Hari/tanggal : Selasa, 3 Oktober 2023
Tempat : Daring
Nama : Bapak Fatih
Pekerjaan : Pemilik Usaha Djava Optik
No. Pertanyaan Jawaban
1. Mengapa dan kapan pertama kali “Saya memulai usaha ini sejak 2012. Saat
anda terpikirkan untuk memulai itu, masih belum banyak wirausaha yang
usaha pada bidang ini?
melakukan hal serupa, jadi saya melihat itu
sebagai suatu potensi”
2. Mengapa anda merasa perlu “Di wilayah ini, untuk optic waktu itu masih
menjalankan usaha ini, terkait dengan belum ada, sehingga akhirnya saya ingin
wilayah/potensi yang ada/yang buka. Saya banyak belajar dan ikut pelatihan
dimiliki? karena saya kan mulainya dari nol ya”
3. Apa yang menjadi landasan utama “Karena ada anak istri yang harus dinafkahi
anda dalam memaksimalkan itu landasan utama saya pada saat itu.
potensi/peluang? Sehingga saya coba perdalam skill, banyak
bertemu yang lebih ahli, ngobrol dengan
komunitas, selalu dikeliling oleh orang-
orang yang punya mental pejuang, dan yang
paling penting, selalu bersikap rendah hati
4. Hal apa yang anda miliki sehingga “Saya punya kegigihan dan keahlian. Saya
anda yakin dapat menjalankan usaha juga bukan orang yang kaku dengan
ini ditengah-tengah pesaing bisnis
yang ada ? keadaan. Kalua ada hal yang baru, kita coba
untuk aplikasikan, kira-kira sesuai nggak ya.
Misalnya perkembangan jaman ini kan. Nah,
kita juga ikut berbenah”
5. Bagaimana pandangan anda tentang “memutuskan untuk membuka usaha itu
terjadinya low profit, kegagalan, atau memang bukan perkara yang gampang.
kerugian yang mungkin terjadi pada
setiap bidang usaha? Modalnya banyak, terutama modal mental.
Untung rugi itu jelas ada, gagal juga nggak
jarang. Tapi apa iya kita gampang menyerah
karena keadaan. Makanya sebisa mungkin
saya dan tim selalu evaluasi dan cari solusi
supaya kita tetap sigap dan nggak terpuruk.”
6. Modal apa yang anda persiapkan “Semua yang disebutkan itu penting ya.
untuk mengatasi hal tersebut ? (terkait Namun lagi-lagi memang tetap perlu modal
modal social, modal finansial, modal
politik/jaringan, modal fisik dan mental. Karena mental ini nggak macem-
lingkungan) macem. Kalo kita loyo di awal, ke
belakangnya lebih loyo lagi. Kalo kita nggak
bangkit, orang-orang disekitar kita juga
nggak ikutan bangkit. Kalo modal social,
finansial, dan fisik itu sudah jelas ya dan
harus ada. Tapi nggak mematok yang
gimana-gimana. Dalam artian ya
disesuaikan dengan kemampuan saja. Dulu
saya riset pasar dan potensi terus setelah
dapat untung diputar lagi, tidak semua,
hanya 25% keuntungan kita gunakan lagi
untuk modal.
7. Apa yang anda lakukan dalam “yang pasti punya branding, itu cara kami
melakukan perkembangan usaha untuk mengenalkan toko dan produk. Kami
yang anda miliki? Dimana letak
keistimewaan dari produk/jasa yang pakai logo ciri khas toko kami dan tentunya
anda tawarkan ? ada papan nama di depan toko. Karena
jaman selalu berkembang, jadi harus terus
aktif belajar. Jadi saya dan tim memasarkan
produk di media social melalui iklan seperti
facebook , Instagram, dan grup whatsapp .
kami juga sudah masuk ke ranah e-
commerce ya seperti shopee, dan tiktok.
Nggak hanya itu, kami selalu mengikuti tren,
tanpa menghilangkan ciri khas toko.
Contohnya kacamata photocromic yang
sekarang lagi tren di pasaran..”
Hasil Wawancara
Bapak Fatih merupakan salah satu pengusaha muda yang berhasil melawan ketakutan
yang ada dalam dirinya. Bapak Fatih membuka sebuah usaha dalam bidang fashion yakni
kacamata. Bapak Fatih memutuskan untuk membuka sebuah optik sejak Tahun 2012.
Memutuskan untuk membuka usaha bukanlah hal yang mudah karena banyak rintangan yang
harus dilalui Bapak Fatih. Akan tetapi pada saat itu Bapak Fatih melihat sebuah peluang usaha
yang besar ketika beliau akan membuka sebuah optik. Selain itu menjadi seorang pelaku usaha
berharap dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Bapak Fatih memiliki passion dalam bidang usaha sehingga beliau bekerja keras agar
bisa mewujudkan keinginannya untuk membuka sebuah optik. Beliau belajar banyak hal mulai
belajar dengan mengikuti pelatihan maupun belajar berdasarkan pengalaman sesama pelaku
usaha yang dapat dijadikan bekal oleh beliau ketika menjalankan usahanya.
Ketika Bapak Fatih sudah mulai menjalankan usahanya , branding menjadi salah satu langkah
yang beliau lakukan untuk mengenalkan toko ataupun produknya. Branding dilakukan dari
mulai penggunaan logo khusus store kami pada tempat kacamata ,di depan store juga kami
buatkan papan nama.
Menjadi seorang pelaku usaha harus mengikuti perkembangan zaman. Begitu pula yang
dilakukan oleh Bapak Fatih. Beliau memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk yang
di jual melalui media sosial. Beliau memiliki tim khusus yang memang fokus untuk
menawarkan produk yang di jual baik secara langsung dengan menyebarkan brosur sampai
melalui iklan media social seperti FB, Instagram, dan grub WA dan bahkan djava optic sudah
bergabung dengan platform jual beli online yang hits pada saat ini yaitu shopee, dan tiktok
dengan penjualan yang baik. Selain dunia marketing yang mengikuti perkembangan zaman,
produk yang di produksi juga mengikuti perkembangan zaman seperti saat ini penggunaan
kacamata photochromic. Di toko beliau juga menyediakan kacamata photochromic dengan
berbagai model yang sesuai perkembangan zaman.
Dalam menjalankan usahanya Bapak Fatih terlebih dahulu melakukan riset target pasar
serta potensi produk yang dijual. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya suatu kegagalan dalam
menjalankan usaha. Untuk mengatasi suatu kegagalan Bapak Fatih menyiapkan modal
finansial. Jadi ketika kami mendapatkan keuntungan yang banyak itu tidak semua kami
masukkan pada modal finansial tetapi hanya sekitar 25% kami masukkan pada modal finansial
berikutnya. Untuk mendukung modal finansial tersebut kami juga mengatur cash flow sehingga
kami dapat mengetahui pemasukan maupun pengeluaran secara rinci.
Kesimpulan Wawancara
Pelajaran penting yang dapat diambil dari Bapak Fatih adalah bahwa memaksimalkan
potensi dan menghadapi resiko merupakan hal yang akan selalu dihadapi oleh wirausaha dan
tidak terhindarkan sehingga perlu dikelola dengan baik. Dengan tetap menumbuhkan growth
mindset dalam berwirausaha, akan meningkatkan resilience sehingga lebih tangguh dan sigap
di segala keadaan yang terjadi. Modal finansial memang penting, namun yang lebih penting
adalah pengalaman dan keahlian yang dimiliki mampu menguasai diri sehingga dapat terus
berimprovisasi demi usaha yang berdikari.

Saran
Adapun saran yang kami ajukan adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya pada wawancara selanjutnya dapat memperdalam kembali tanda-tanda
kapan seorang wirausaha menyerah dan mengganti usaha lain dan kapan tetap lanjut
dengan usaha yang dikembangkan saat ini.
2. Hendaknya pada wawancara selanjutnya dapat mengembangkan ruang lingkup
wawancara pada wirausaha yang bergerak di bidang jasa untuk menambah perspektif
dan khasanah ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai