Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PERENCANAAN PENGKONDISIAN RUMAH KACA


UNTUK PERTANIAN BERBASIS PLC

Perencanaan pengkondisian rumah kaca untuk pertanian ini dibagi atas dua

bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yaitu perencanaan

perangkat keras dan perencanaan perangkat lunak. Gambar 3.1 memperlihatkan

blok diagram Pengkondisian rumah kaca untuk Pertanian berbasis PLC.

Gambar 3.1 Blok diagram otomasi rumah kaca untuk pertanian

Yang dibutuhkan dalam sistem pengkondisian rumah kaca untuk pertanian

ini adalah:

- Prototype rumah kaca

- Sensor (temperatur, kelembaban, cahaya) untuk mengukur kondisi

dalam rumah kaca.

- Seven segment untuk menampilkan hasil pengukuran dari sensor.

III-1
III-2

- Aktuator berupa pemanas, kipas sirkulasi, lampu, dan pompa.

- Alat pengendali berupa PLC.

3.1 Sistem Kerja Alat Pengkondisian Rumah Kaca

Alat pengkondisian rumah kaca ini mencakup peralatan yang digunakan

untuk menjamin kelangsungan proses penanaman sampai menuai hasil. Yang

termasuk pealatan ini adalah alat pengatur temperatur, kelembaban dan intensitas

cahaya, serta alat peyiraman dan pemupukan tanaman.

Alat pengatur temperatur dapat berupa pemanas, kipas sirkulasi, dan

sensor temperatur. Aktif atau tidaknya pemanas harus dapat diatur secara

elektronik. Bila sensor menunjukkan level di bawah temperatur yang dikehendaki

maka pemanas dinyalakan. Bila temperatur di atas level seting pertama maka

kipas sirkulasi 1,3 diaktifkan, diatas seting kedua maka kipas sirkulasi 2dan 4 juga

diaktifkan. Apabila level temperatur telah kembali ke nilai setingnya maka seluruh

aktuator yang dipengaruhi temperatur akan dimatikan.

Kelembaban juga merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman, dengan menggunakan pengatur kelembaban, parameter ini

dapat dikendalikan dan saling berpengaruh dengan parameter temperatur. Apabila

sensor menunjukkan level dibawah kelembaban yang dikehendaki maka pompa

akan diaktifkan, dan bila diatas kelembaban yang dikehendaki maka pemanas

yang diaktifkan.

Selain temperatur dan kelembaban, parameter yang berpengaruh lainnya

adalah intensitas cahaya dalam rumah kaca. Intensitas cahaya diukur dengan
III-3

menggunakan sensor cahaya. Apabila sensor menunjukkn level intensitas cahaya

di bawah yang dikehendaki, maka akan dibantu dengan mengaktifkan lampu.

Pompa juga digunakan untuk penyiraman tanaman yang dijalankan hanya

pada waktu-waktu tertentu. Hasil pengukuran temperatur, kelembaban dan

intensitas cahaya tersebut akan ditampilkan secara digital pada sevent segment.

Tabel 3.1 memperlihatkan algoritma pengkondisian rumah kaca untuk pertanian.

Tabel 3.1 Algoritma Pengkondisian


Jenis Sensor Kondisi Aktuasi
≥ Set point 1 Kipas sirkulasi 1,3 ON
Temperatur ≥ Set Point 2 Kipas sirkulasi 1,2,3,4 ON
≤ Set point Pemanas ON
Kelembaban ≥ Set point Pemanas ON
≤ Set point Pompa ON
Cahaya ≤ Set point Lampu ON
>Set point Lampu OFF

3.2 PLC ZEN

Omron mengeluarkan produk ZEN dengan 2 macam bentuk kemasan,

yaitu; tipe LCD yang dilengkapi dengan penampil LCD dan tombol-tombol

operasi serta tipe LED yang hanya dilengkapi indikator LED saja.

Gambar 3.2 ZEN tipe LCD (kiri) dan LED (kanan)


III-4

Untuk menunjang perencanaan tugas akhir ini penulis menggunakan PLC

ZEN-20C1DR-D-V1 yang memiliki 20 I/O (12 input dengan 2 input analog dan 8

output) yang dilengkapi penampil LCD. Fitur yang dimiliki ZEN-20C1DR-D-V1

adalah:

1. Mudah diprogram dan dioperasikan

Tipe LCD memudahkan dalam pemograman diagram tangga, karena

pemograman dapat dilakukan secara langsung dengan bantuan LCD serta

tombol-tombol operasinya.

Gambar 3.3 Tampilan LCD pada ZEN

2. Panel control yang kompak dan kecil

ZEN berukuran kecil dan ringan , untuk type 20 I/O ukurannya

90x112,5x56 mm, dimensi lengkap ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.4 Ukuran CPU ZEN 20 I/O


III-5

3. Ekspansi yang fleksibel

Ekspansi saluran masukan dan keluaran dapat dilakukan dengan mudah

jika saluran I/O yang ada tidak mencukupi.

4. Antisipasi kerusakan catu daya

ZEN memilki bit-bit penyimpan dan penyimpan pewaktuan untuk

antisipasi kondisi kerusakan catu daya. Bit- bit tersebut akan menyimpan

status sebelum terjadinya keusakan catu daya, sehingga operasi bisa

dilanjutkan mulai dari status terakhir. Selain itu ZEN juga memiliki unit

batere untuk menyimpan tanggal dan jam selama 10 tahun atau lebih.

5. Kaset Memori

Kaset memori dapat digunakan untuk menyimpan atau men-download

program, yang kemudian bias di salin ke unit ZEN lainnya.

6. Pewaktu yang mudah diatur

Terdapat 16 bit pewaktu yang mendukung empat macam operasi, yaitu:

- Tundaan ON

- Tundaan OFF

- Pulsa Tunggal (One Shoot)

- Pulsa kedip (ON-OFF bergantian)

Serta 3 jangkauan pengaturan waktu, yaitu:

- 0,01 detik hingga 99,99 detik

- 1 detik hingga 99 menit 59 detik

- I menit hingga 99 jam 59 menit

7. Pencacah naik/turun dan komparator


III-6

ZEN dilengkapi dengan 16 bit pencacah atau counter yang bisa diprogram

naik (increment) maupun turun (decrement), serta komparator yang akan

mengaktifkan keluaran berdasarkan pencacah maupun pewaktu.

8. Operasi pewaktuan bergantung musim atau hari

Unit CPU dalam ZEN memiliki fungsi kalender dan jam yang terdiri dari

16 pewaktu mingguan dan 16 pewaktu kalender. Pengontrolan musiman

dimungkinkan dengan kombinasi pewaktu mingguan dan kalender

tersebut.

9. Pembuatan diagram tangga menggunakan software

Selain bisa dibuat secara langsung, diagram tangga untuk ZEN bisa dibuat

dengan menggunakan perangkat lunak ZEN Support Software

10. Dukungan simulasi program ladder

Selain dapat digunakan untuk membuat program atau diagram tangga,

ZEN Support Software juga dapat digunakan untuk mensimulasikan ZEN.

Gambar 3.5 Simulasi diagram tangga


III-7

11. Masukan analog langsung

Unit CPU dengan catu daya DC memiliki dua masukan analog langsung

dengan tegangan 0 – 10 Volt dan 4 bit analog komparator.

12. Monitor program tangga secara online

Perangkat lunak ZEN Support Software dapat juga digunakan untuk

memonitor program tangga secara online, sehingga dapat langsung

diamati cara kerja program tangga terkait

13. Fasilitas pencetakan

Dokumentasi program tangga tidak hanya bisa dilakukan dengan

menyimpan, tetapi juga bisa dicetak diatas kertas.

3.3 Perangkat Keras

Perencanaan perangkat keras meliputi perencanaan rangkaian power

supply, perencanaan rangkaian sensor temperature, perencanaan rangkaian sensor

kelembaban, perencanaan rangkaian sensor intensitas cahaya, dan perencanaan

rangkaian display seven segment.

3.3.1 Power Supply

Rangkaian pengkondisi sinyal membutuhkan beberapa op amp, dimana amp

memerlukan supply +5 Volt, -5 Volt, +12 Volt dan-12 Volt. Dipilih supply trafo agar

dipakai dalam waktu yang lama. Pada rangkaian power supply dipakai IC LM7812,

LM7805, LM7912 dan LM 7905 sebagai regulator. Gambar rangkaian power supply

dapat dilihat pada gambar 3.6.


III-8

15
1
7812 +12
D3 D1 3 C9
C1 C3 2

9
C2 C4 2 C10
D2 D4
1
7912 3
-12
CT
220/ VAC 1
7805 +5
D3 D1 3
C5 C7 2 C11

9
C6 C8 2 C12
D2 D4
1
7905 3
-5

15

Gambar 3.6 Rangkaian Power Supply

Gambar 3.7 Modul Power Supply

3.3.2. Rangkaian Sensor

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi

untuk mengukur magnitude sesuatu.

3.3.2.1 Rangkaian Sensor Temperatur

Sensor temperatur digunakan dalam rancangan ini untuk mendeteksi


temperatur dalam ruangan, sensor akan mendeteksi temperatur tersebut sesuai
dengan set temperatur yang telah ditentukan. Rangkaian sensor temperature dapat
dilihat pada gambar 3.8
III-9

+ 12 V
+ 12 V + 12 V

1
+
2
LM 35 100 n 741
-
3
100 K
3 + 7
6
741
-
2
4 56 K J
100 n
To ICL
100 K
- 12 V

Gambar 3.8 Rangakaian Sensor Temperatur

Gambar 3.9 Modul rangkaian sensor temperatur

Rangkaian sensor temperatur ini menggunakan sensor LM 35DZ dengan

penguat Op-Amp IC 741CN. adapun prinsip kerja dari rangkain sensor ini adalah

apabila terjadi perubahan temperatur dalam ruangan, maka akan dideteksi oleh IC

LM 35 yang kemudian akan dirubah menjadi tegangan. Tegangan keluaran dari

LM 35 adalah:

10mV
Vout = T (3.1)
°C
III-10

Tegangan acuan (tegangan referensi) pada input inverting IC 741CN

harus disetel sampai diatas 800 mV. begitu tegangan pada input non inverting

juga mencapai diatas 800 mV maka output dari penanding IC 3130 akan berlogika

“1”.

Rangkaian Op-amp pada sensor temperatur merupakan rangkain

komparator. Komparator ini akan menggerakkan input inverting. Jika Vin lebih

besar daripada Vref, output akan menuju ke saturasi positif. Dengan memilih

harga yang tepat untuk R1 dan R2 set up setiap referensi dapat dilakukan sesuai

dengan yang kita inginkan. Teganga referensi ideal diberikan dengan persamaan

berikut.

R2
Vref = Vcc (3.2)
R2 + R1

karena R2 merupakan R variable maka nilai Vref dapat dinginkan dengan demikian

nilai temperatur yang diinginkan juga dapat ditentukan

3.3.3.2 Rangkaian Sensor Kelembaban

Rangkaian sensor kelembaban dapat dilihat pada gambar 3.8

Gambar 3.10 Rangkaian sensor kelembaban


III-11

Gambar 3.11 Modul rangkaian sensor kelembaban

Untuk menghasilkan supply AC dengan frekuensi yang diinginkan sebagai

supply dari sensor RHK1AN digunakan rangkaian Wien Bridge Oscillator. Sensor

RHK1AN dipasang pada rangkaian differential amplifier sebagai Ri, dimana

output op-amp adalah:

Rf
Vout = .Vin (3.3)
Ri
Output tegangan dari differential amplifier masih berupa tegangan AC,

untuk mengubah menjadi tegangan DC digunakan rangkaian Absolute Value

Output Circuit. Output dari rangkaian inilah yang akan dimasukkan pada modul

input PLC untuk kemudian diproses.

A. Rangkaian Osilator AC 1 Volt, 1 KHz

Karena sensor RHK1AN membutuhkan supply AC maksimum 1 Volt,

dengan frekuensi 1 kHz, maka diperlukan rangkaian Wien Brigde Oscillator yang

mampu menghasilkan output tersebut. Untuk mendapatkan frekuensi 1 kHz, maka

dipilih C1 = C2 = 1 µF, maka nilai R1 = R2 = R dapat dihitung dengan

persamaan 3.4.
III-12

1
f out = (3.4)
2π .RC
1
R =
2π . f out. C
1
R =
2π (1kHz )(1µF )
R = 159,24
R ≈ 150 Ω

Untuk mendapatkan tegangan AC 1 Volt digunakan potensiometer POT2)

yang diletakkan pada output op amp pertama. Output dari potensimeter (POT2)

akan dimasukkan pada rangkaian voltage follower. Gambar rangkaian Wien

Bridge Oscillator yang dibuat dapat dilihat pada gambar 3.4.

5k1Ω 10kΩ
15nF

20kΩ V+
100nF V-

JP1 4M7Ω
1 2 100nF V-
5k1Ω 10MΩ JP2
7
3 5 1 2
+ 1 10kΩ
6 7
LM301H 3 1
2 + 5
-
10kΩ 10kΩ 8 741P
4 5kΩ 2
-
22pF 8
10kΩ
4
10kΩ 2.7 V
100nF
2.7 V
100nF

Gambar 3.12 Rangkaian Osilator AC 1 Volt, 1 kHz

B. Rangkaian Diferential Amplifier

Supaya output resistansi dari sensor dapat dianalisa, maka harus diubah ke

dalam bentuk tegangan, untuk itu dipakai rangkaian diferential amplifier dengan
III-13

menempatkan sensor RHK1AN sebagai Ri, dimana Rf bernilai = 2 kΩ .

Differential amplifier adalah kombinasi dari inverting dan noninverting amplifier

V+

1MΩ
100nF V-
6M8Ω 6M8Ω JP4 100kΩ
1 2 10kΩ
7
JP5 3 1
+ 5
10kΩ 6
1 2 741P
2
- 8
6M8Ω
10kΩ 4
1 J
P
2 3

100nF

100kΩ
Gambar 3.13 Rangkaian Differential Amplifier

C. Rangkaian AC to DC Converter

Output yang keluar dari differential amplifier masih berupa tegangan AC,

sedangkan untuk dapat dibaca oleh PLC, tegangannya harus DC. Oleh karena itu

dibutuhkan rangkaian AC to DC converter. Rangkaian yang digunakan adalah

Absolute Value Output Circuit. Gambar rangkaiannya terdapat pada gambar 3.11
III-14

20kΩ 10µF

20kΩ 20kΩ 10kΩ 20kΩ

IN4148
IN4148
1 J
P
100nF 100nF 2
2

V- 7
V-
1

4 4
2 8 2 - 8
-
6 V DC
V sensor LF356N 6 741P
3 5 3+ 5
+ 1 1
7 10kΩ 7 10kΩ
10kΩ 6k8Ω

V+ V+
100nF 100nF

Gambar 3.14 Rangkaian AC to DC konverter

Rangkaian ini terdiri atas dua diode yang terdapat pada input positif dan

input negative dari op amp. Dipilih R5 sampai R10 = R = 10 kΩ. Kapasitor C11

=100 nF berfungsi untuk meratakan tegangan DC.

Absolute Value Output Circuit adalah rangkaian yang dapat mengubah

tegangan AC menjadi tegangan DC. Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan

mengubah negative half-cycle dari tegangan AC menjadi positive half-cycle.

Sehingga output akhir op amp berupa positive half-cycle tegangan DC.

Gambar 3.15 Input dan Output Absolute Value


III-15

3.3.4 Rangkaian Sensor Cahaya

Perubahan intensitas cahaya akan memberikan perubahan tahanan

(resistansi) pada LDR, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan

semakin kecil pula nilai tahanannya. Rangkaian Sensor Cahaya berfungsi sebagai

comparator yang akan menghasilkan level tegangan 'high' pada pin out jika

intensitas cahaya yang diterima LDR sedikit dan tegangan pada LDR lebih besar

dari tegangan pada potensiometer. Dalam kondisi demikian maka lampu akan ON.

Jika intensitas cahaya yang diterima LDR besar dan tegangan pada LDR lebih

kecil dari tegangan pada potensiometer, maka level tegangan pada pin out bernilai

'low' dan lampu akan OFF.

Gambar 3.16 Rangkaian Sensor Cahaya


III-16

Gambar 3.17 Modul rangkaian sensor cahaya

3.3.5 Rangkaian Display

Untuk menampilkan besaran yang terukur oleh sensor digunakan seven

segment yang pengaturan nilai tampilannya melalui ICL 7107 yang juga berfungsi

sebagai Analog to Digital Converter (ADC). Rangkaian ini menggunakan empat

seven segment yang dirangkai paralel untuk masing-masing sensor.

Gambar 3.18 Rangkaian Display

3.4 Perangkat Lunak

Perencanaan perangkat lunak tergantung pada merek dan jenis PLC yang

digunakan. Perangkat lunak yang digunakan untuk PLC tipe ZEN adalah ZEN-

SOFT01. Tampilan layar untuk pembuatan diagram atau program tangga

ditunjukkan pada gambar 3.15


III-17

Gambar 3.19 Tampilan editor diagram tangga

ZENSOFT01 mampu mengerjakan hingga 96 baris diagram, dengan setiap


barisnya terdiri dari 3 masukan dan 1 keluaran. Keluaran hanya dapat
digambarkan di bagian kanan baris saja. Masukan tidak bisa digambarkan setelah
keluaran, seperti yang ditunjukkan susunannya pada gambar 3.16

Gambar 3.20 Susunan program tangga dalam ZENSOFT01

Bit-bit I/O yang dapat digunakan dalam program tangga ZEN ditunjukkan

dalam tabel dibaeah ini.


III-18

Tabel 3.2 Bit-bit I/O ZEN

Nomor
Simbol Nama bit masukan Keluaran Fungsi

I Bit input 0–b Ya Tidak Terminal


Unit CPU masukan unit
X Bit input 0–b Ya Tidak CPU dan
unit Ekspansi
Ekspansi
B Saklar 0–3 Ya Tidak ON/OFF saat
tombol tombol ditekan
pada unit CPU
selama ZEN
beroperasi
A Bit 0–3 Ya Tidak Membandingkan
pembanding suatu nilai
Analog dengan nilai
masukan unit
CPU dengan catu
caya masukan
P Bit 0–f Ya Tidak Membandingkan
pembanding nilai pewaktu
pewaktu/pe /pencacah saat
ncacah itu dengan
setingnya
@ pewaktu 0–f Ya Tidak Pengaturan:
mingguan ON/OFF antara
hari-hari dan
waktu-waktu
yang ditentukan
* pewaktu 0–f Ya Tidak Pengaturan:
kalender ON/OFF antara
tanggal-tanggal
yang ditentukan
Q Bit-bit 0–7 Ya Ya Q dan Y
keluaran berkaitan
unit CPU dengan terminal-
Y Bit-bit 0–b Ya Ya terminal
keluaran keluaran
ekspansi Fungsi: dapat
I/O ditentukan
M Bit-bit kerja 0–f Ya Ya keluaran normal
H Bit-bit 0–f Ya Ya (I), set (S), reset
Tahan (R) atau
(holding) alternatif (A)

T Pewaktu 0–f Ya Ya Fungsi: dapat


III-19

# Pewaktu 0–f Ya Ya menentukan


tahan tundaan ON (x),
(holding OFF (▪), pulsa
timers) oneshot (o) atau
pulsa berkedip
(F)
Pengaturan:
• 00 det 010
mdetik – 99 det
990 mdetik
• 00 menit 01
detik – 99
menit 59 detik
• 00 jam 01
menit – 99 jam
59 menit
C Pencacah 0–f Ya Ya Fungsi:
pencacah naik
atau turun
D Bit-bit 0–f Tidak Ya Fungsi:menampil
penampil kan string,
tanggal, jam,
nilai pewaktu,
nilai pencacah
atau nilai
konversi analog
pada tampilan
LCD unit CPU.
D Bit-bit 0–f Tidak Ya Fungsi:
penampil menampilkan
string, tanggal,
jam, nilai
pewaktu, nilai
pencacah atau
nilai konversi
analog pada
tampilan

3.4.1 Ladder Diagram Sistem Otomasi Rumah Kaca

Salah satu kelebihan yang dimilki PLC hádala adanya ladder diagram.

Karenanya penulis menggunakan program tersebut pada sistem otomasi rumah

kaca ini. Listing lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sementara itu tampilan

ladder pada layar monitor dengan menggunakan software ZENSOFT01 seperti

gambar dibawah ini.


III-20

Gambar 3.21 Tampilan ladder diagram dengan ZENSOFT01 Ver.3

Adapun mengenai rung-rung yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut:

Rung 1:

Gambar 3.22 Ladder diagram rung 1

B6 dan B7 menyatakan ON/OFF pada saklar push button dan M1 sebagai

bit kerja internal relai yang akan terus menjaga kondisi ON, setelah B1 ON sesaat

saja.

Rung 2:

Gambar 3.23 Ladder diagram rung 2


III-21

@2 adalah fungsi dari pewaktu kalender yang akan mengaktifkan bit kerja

internal relay 2 (M0) yang kemudian akan menonaktifkan sensor dan semua

aktuator pada malam hari.

Rung 3

Gambar 3.24 Ladder diagram rung 3

M2,Q0,Q1,Q2 dan Q3 mewakili tiga macam operasi dari keadaan

temperatur rumah kaca. M2 akan meng-energize Q5 yang nantinya akan

mengaktifkan heater, sedangkan Q0,Q1,Q2 dan Q3 akan mengaktifkan fan

1,fan2,fan3 dan fan 4. Masing-masing masukan terkait dengan keadaan

temperatur, Jika temperatur sama atau lebih kecil dari 20°C maka I2 akan ter-

energize yang akam menyebabkan M2 juga kan ter-energize. Apabila temperatur

sama atau lebih besar dari 30°C maka Q0 dan Q1 yang akan ter-energize dan bila

temperatur sama atau lebih besar deri 40°C maka Q1,Q2,Q3 dan Q4 akan ter-

energize sekaligus.

Rung 4:

Gambar 3.25 Ladder diagram untuk rung 4


III-22

M3dan M4 mewakili dua macam operasi dari keadaan kelembaban relatif

rumah kaca. M3 untuk meng-energize Q6 yang nantinya akan mengaktifkan

pompa, sedangkan M4 untuk meng-energize Q5 yang akan mengaktifkan

pemanas. Masing-masing masukan terkait dengan keadaan kelembaban relatif ,

Jika kelembaban relatif sama atau lebih kecil dari 60 % maka A2 akan ter-

energize yang akam menyebabkan M3 juga kan ter-energize. Apabila kelembaban

relatif sama atau lebih besar dari 85 % maka A3 akan ter-energize yang akan

menyebabkan M4 yang akan ter-energize.

Rung 5:

Gambar 3.26 Ladder diagram untuk rung 5

Q3 hanya akan ter-energize apabila intensitas cahaya lebih kecil atau sama

dengan 400 lux, yang kemudian akan mengaktifkan lampu.

Rung 6:

Gambar 3.27 Ladder diagram untuk rung 6

Pewaktu mingguan @0 dan @1 digunakan untuk mengaktifkan pompa

untuk menyiram tanaman secara berkala. @0 digunakan untuk penyiraman

tanaman dipagi hari selama 3 menit dari jam 07.00 – 07.03, dan @1 untuk

menyiram tanaman pada sore hari juga selama 7 menit dari jam 17.00 – 17.03.

Pengaturan pewaktuan dapat dilihat pada gambar 3.22


III-23

Gambar 3.28 Pengaturan pewaktu mingguan

Rung 7:

Gambar 3.29 Ladder digram rung 7

Bit kerja internal relai dari M2 dan M4 untuk mengaktifkan pemanas

Rung 8:

Gambar 3.30 Ladder diagram rung 8

Bit kerja internal relai dari M3 dan M5 untuk mengaktifkan pompa


III-24

3.5 Flowchart Pengkondisian Rumah Kaca


MULAI

Tombol start
Tidak ditekan ?

Ya

Baca Data
Sensor
Temperatur

Temperatur < Tidak Temperatur > Temperatur > Tidak Temperatur > Tidak
Set Point ? Set Point 1? Set Point 2? Set Point 3?

Ya Ya Ya Ya
Tidak
Kipas Kipas Kipas
Pemanas ON Sirkulasi 1 Sirkulasi 1&2 Sirkulasi
ON ON 1,2&3 ON

Baca Data
Sensor
Kelembapan

Tidak Kelembapan< Kelembapan> Tidak


Set Point ? Set Point ?

Ya Ya

Motor
Pemanas ON
Sprinkler ON

B A
III-25

Gambar 3.31 Diagram alir pengkondisian rumah kaca

Anda mungkin juga menyukai