Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desti Juwita Harefa

Nim : 2002110938
“Marketing audit internal”

Audit Pemasaran adalah suatu bentuk pengujian yang komprehensif,sistematis, independen


dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari segi tujuan,
strategi, dan aktifitas perusahaan atau unit bisnis untuk menentukan peluang dan
permasalahan yang terjadi, sertamemberikan rekomendasi rencana tindakan untuk
meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.
Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimanaefektivitas organisasi
pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnyaaudit keuangan, audit pemasaran
dilaksanakan secara berkala sebagai penggantiketika mekanisme pengendalian tampak keluar
dari sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan
hanya selama terjadi. krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin
digunakanuntuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya.
Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasiancaman- ancaman
pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk
mengeliminasi ancaman tersebut.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran
yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekuranganyang terjadi
dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Audit Pemasaran adalah suatu bentuk pengujian yang
komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan
pemasaran baik itu dari segi tujuan, strategi, danaktifitas perusahaan atau unit bisnis untuk
menentukan peluang dan permasalahanyang terjadi, serta memberikan rekomendasi rencana
tindakan untukmeningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.
Perusahaan yang memiliki manajeman pemasaran yang baik dapat menguasai pasar dan dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk yang sejenis. Hal ini
dikarenakan manajemen pemasaran mengerti apa yang dibutuhkan oleh pihak konsumen
sehingga perusahaan akan merespon secara cepat apa yang menjadi keinginan dari konsumen,
selain itu manajemen pemasaran dapat memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan
kepada perusahaan mengenai segala perubahan yang terjadi pada pasar (Pracahyo, 2015).

Audit pemasaran dilakukan secara internal dan eksternal. Audit internal dilakukan untuk
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan strategi marketing dari sisi perusahaan dan tim
marketing. Fungsi utama audit pemasaran (marketing audit) adalah untuk menguji dan
menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan, sehingga
merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan mengungkapkan
permasalahan yang dihadapi. Tujuan audit pemasaran adalah untuk melihat seberapa baik
perusahaan dalam menerapkan konsep pemasarannya, serta menciptakan nilai bagi
konsumennya dalam tingkat laba.

Bentuk audit dapat dibedakan dalam dua macam, yakni audit eksternal dan audit internal.
Berikut penjelasannya.
1) Audit eksternal (external audit)
Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikontrol langsung oleh
perusahaan, seperti misalnya variabel lingkungan, pasar dan persaingan. Audit eksternal
dimulai dengan suatu pengujian informasi mengenai keadaan ekonomi secara umum, dan
dilanjutkan dengan pandangan terhadap kesehatan pertumbuhan pasar yang dilayani oleh
pihak perusahaan.
2) Audit internal (internal audit)
Audit internal berhubungan dengan variabel -variabel yang dapat dikontrol secara penuh oleh
perusahaan. Variabel ini disebut sebagai variabel operasional atau operational variables.
Tujuan audit internal adalah untuk mengukur atau menilai sumber daya organisasi yang
berkaitan dengan lingkungan dan sumber daya pesaing.

- BK Bayangkara(2008: 116) menyebutkan bahwa tujuan utama dari audit pemasaran


adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi
perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi
ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit pemasaran, hasil
audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran
perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam dalam pengelolaan upaya
pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi dari auditor dapat
menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-perbaikan
yang diperlukan segera dapat dilakukan. (Tousalwa and Pattipeilohy, 2017).

- Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam


penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,
keluarga dan masyaraka(Setiawan, n.d.)t. Fungsi manajemen risiko bertugas untuk
mengarahkan praktik enterprise risk management pada organisasi, terutama untuk
menghadapi risiko-risiko utama yang dapat mengganggu pencapaian sasaran
organisasi. Di sisi lain, fungsi internal audit bertugas untuk memonitor, memantau,
dan menilai efektivitas pengendalian internal dan manajemen risiko.
- Peran Internal Audit terkait Manajemen Risiko Institute of Internal Auditors (IIA),
menjelaskan kegiatan internal audit sebagai kegiatan independen yang mendukung
pencapaian sasaran organisasi, dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi. Aktivitas ini
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan
sistematik dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko, pengendalian, dan proses governance. Tugas inti auditor internal berkaitan
dengan manajemen risiko adalah untuk memberikan kepastian bahwa kegiatan
manajemen risiko telah berjalan dengan efektif dalam memberikan jaminan yang
wajar terhadap pencapaian sasaran organisasi. Audit Internal dan Manajemen Risiko
Tugas auditor internal antara lain adalah mengaudit risiko; melakukan evaluasi risiko,
mengusulkan pendirian manajemen risiko sambil menjelaskan manfaat manajemen
risiko, atau menyatakan dukungan atas program manajemen risiko. Auditor internal
menerima instruksi & bagian peran audit internal dalam manajemen risiko dari
Dewan Audit atau Komite Audit, agar secara independen auditor mengevaluasi
manajemen risiko dan program memerangi risiko. Auditor internal pada umumnya
bersikap abstain untuk manajemen risiko departemen auditor internal sendiri, kecuali
diminta Dewan Audit untuk melakukan self- assessment. Manajemen risiko meliputi
proses mengidentifikasi risiko, mengukur risiko, serta menyusun strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Identifikasi risiko menghasilkan
daftar risiko yang berpotensi dan/ atau telah terjadi. Pengukuran risiko member
informasi tentang kemungkinan keterjadian dan dampak yang dapat ditimbulkan bila
risiko terjadi. Sementara itu, penyusunan strategi merupakan tindak lanjut yang perlu
dilakukan oleh manajemen untuk menghindari atau memitigasi risiko. Strategi yang
dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari
risiko,mengurangi efek buruk dari risiko, dan menerima sebagian maupun seluruh
konsekuensi dari risiko tertentu. Proses manajemen risiko yang mendasar terdiri dari
empat langkah, yakni identifikasi risiko, penilaian risiko, prioritas risiko dan
perencanaan respons, dan pemantauan risiko. Empat langkah proses manajemen risiko
tersebut harus dimplementasikan pada semua tingkatan organisasi perusahaan dan
dengan partisipasi manajemen dan karyawan pada tap tingkatan tersebut. Dengan kata
lain, proses manajemen risiko dilakukan pada tingkatan korporasi, anak perusahaan,
unit bisnis, dan bahkan divisi atau bagian.
- Risiko pemasaran adalah kejadian buruk yang berpotensi terjadi pada semua kegiatan
usaha yang berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa dari produsen ke
konsumen (FAUZIYAH, 2018). Risiko pemasaran yang dihadapi perusahaan meliputi
selera konsumen cepat berubah, risiko munculnya pesaing sehingga menyebabkan
terjadinya persaingan pasar dan harga, risiko produk ditolak konsumen karena rusak,
serta risiko penjualan yang fluktuatif dan tidak sesuai dengan target.

Anda mungkin juga menyukai