Anda di halaman 1dari 46

KATA PEGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya
dan mengharap ampunannya. Maha besar Allah telah memberikan kekuatan dan kemampuan
sehingga kami dapat menyusun buku teori dan praktek Formulasi dan Teknologi Sediaan (FTS)
Solid ini.
Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk memandu mahasiswa dalammelakukan
praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solid. Materi praktikum yangtercakup dalam buku petunjuk
praktikum ini diharapkan dapat memberikankemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menyusun preformulasi bentuksediaan tablet, membuat formula sediaan tablet, memilih metode
pembuatanyang sesuai, proses pencetakan tablet, kontrol kualitas sediaan tablet, danmelakukan
evaluasi terhadap hasil kontrol kualitas tersebut sesuai denganpersyaratan yang terdapat pada
monografi yang terbaru.
Buku ini masih jauh dari sempurna, maka masih perlu penyempurnaan sehingga dapat
menyesuaikan dengan perkembangan iptek yang semakin maju. Penyusunan senantiasa akan
mengevaluasi materi pada buku ini guna untuk mendukung pembekalan mahasiswa yang lebih
baik.Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT semoga mengampuni dosa, kesalahan dan
kekurangan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat dan mencapai sasaran serta tujuan
penyusunannya.

Pringsewu, 03 April 2023

Tim Penyusun

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 2


TATA TERTIB

1. Mahasiswa masuk ke ruangan laboratorium secara tertib, sudah menggunakan jas lab,
masker, identitas diri, serbet dan mematuhi tata tertib yang berlaku
2. Toleransi keterlambatan adalah 5 menit, jika melebihi waktu tersebut maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Mahasiswa yang terlambat datang pada saat pre-test telah dimulai maka tidak
diperkenankan mengikuti pre-test.
4. Mahasiswa sebelum masuk praktikum sudah membuat laporan sementara sesuai dengan
format yang telah disediakan dan memahami terlebih dahulu mata praktikum yang akan
dikerjakan.
5. Tidak diperbolehkan membawa dan menggunakan handphone tanpa seizin dosen
pembimbing.
6. Tidak diperbolehkan merokok di seluruh area laboratorium dan di ruangan instrumen.
7. Tidak diperbolehkan makan selama bekerja di laboratorium.
8. Timbangan, alat gelas kaca, maupun instrumen lainnya harus digunakan secara hati-hati
dengan pengawasan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)/dosen pembimbing/asisten
dan dijaga supaya tetap bersih.
9. Selesai praktikum mahasiswa membersihkan instrumen yang telah digunakan dan menulis
pada logbook penggunaan instrumen.
10. Tidak diijinkan untuk memindahkan lokasi instrumen tanpa persetujuan dosen.
11. Mahasiswa wajib mengembalikan seluruh alat yang dipinjam setiap selesai pelaksanaan
praktikum. Jika mahasiswa merusakkan atau memecahkan peralatan, maka mahasiswa
menggantinya dengan spesifikasi alat yang dipecahkan.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 3


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... 1


KATA PEGANTAR ....................................................................................................................... 2
TATA TERTIB ............................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 5
DESAIN PRAKTIKUM ................................................................................................................. 6
A. Pretest................................................................................................................................... 6
B. Praktikum ............................................................................................................................. 6
C. Laporan ................................................................................................................................ 6
D. Evaluasi ................................................................................................................................ 7
E. Responsi/Ujian Praktek ........................................................................................................ 7
F. Nilai Praktikum .................................................................................................................... 7
MATERI PRAKTIKUM 1 ............................................................................................................. 8
KURVA LAJU PENGERINGAN .................................................................................................. 8
MATERI PRAKTIKUM II ........................................................................................................... 14
SIFAT ALIR (FLOWABILITAS) ................................................................................................ 14
MATERI PRAKTIKUM III ......................................................................................................... 21
MIXING (PENCAMPURAN) ...................................................................................................... 21
MATERI PRAKTIKUM IV ......................................................................................................... 24
PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT PADA MIGRASI OBAT SELAMA WAKTU
PENGERINGAN .......................................................................................................................... 24
MATERI PERCOBAAN V .......................................................................................................... 28
FORMULASI SEDIAAN TABLET............................................................................................. 28
MATERI PERCOBAAN VI ......................................................................................................... 38
TABLET SALUT GULA ............................................................................................................. 38

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva waktu pengeringan vs MC ..............................................10


Gambar 2. Kurva MC vs laju pengeringan ..................................................10
Gambar 3. Alat ayakan granul .....................................................................15
Gambar 4. Volumenometer untuk uji pengetapan ......................................16
Gambar 5. Prinsip kerja sifat alir dengan corong pengukur .......................17
Gambar 6. Grafik hubungan antara MC vs kecepatan alir .........................19
Gambar 7. Dryung cell .................................................................................25
Gambar 8. Alat cetak tablet ..........................................................................33
Gambar 9. Friability tester ...........................................................................35
Gambar 10. Disintergration tester ................................................................36
Gambar 11. Alat disulusi ..............................................................................38
Gambar 12. Panci untuk menyalut tablet.....................................................45
Gambar 13. Almari pengering......................................................................46
Gambar 14. Proses penyalutan skala industri ..............................................47

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 5


DESAIN PRAKTIKUM
A. Pretest
Pretes dilakukan secara tertulis pada awal acara praktikum dan tidak ada inhal.
Materi pretest adalah materi yang akan dipraktekkan pada hari itu. Kecuali pada saat
asistensi, materi meliputi seluruh modul pada buku petunjuk praktikum ini.

B. Praktikum

Praktikum FTS Solid ini akan dilaksanakan selama 3 jam, dengan rincian sebagai
berikut :
a. Persiapan : 5 menit
b. Pretest : 10 menit
c. Kerja : 2 jam 30 menit
d. Evaluasi : 15 menit
Tidak ada pengulangan praktikum, ataupun hasilnya digunakan sebagai bahan
pembahasan pada laporan resmi dan tidak ada penambahan waktu praktikum.
Pembagian materi :
1. Kurva laju pengeriangan
2. Sifat alir (flowabilitas)
3. Mixing (pencampuran)
4. Pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama waktu pengeringan
5. Formulasi sediaan tablet
6. Formulasi sediaan tablet salut gula
7. Merancang formula sediaan solid

C. Laporan
Jenis laporan praktikum FTS Solid, ada 2 macam :
a. Laporan sementara :
• Judul praktikum
• Tujuan praktikum 5
• Tinjauan pustaka 10
• Alat dan bahan 5

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 6


• Uraian bahan 5
• Cara kerja skematis 5
Total 30
b. Laporan resmi :
• Laporan sementara 30
• Pembahasan cara kerja 10
• Hasil dan perhitungan 15
• Pembahasan 25
• Kesimpulan 10
• Daftar pustaka (minimal 3) 5
• Lampiran : 5
Pustaka yang dipakai
Lembar hasil praktikum yang telah di acc
Total nilai 100
Laporan sementara dan resmi dibuat individu, ditulis pada kertas HVS A4 dengan
rapih dan dapat terbaca oleh dosen pengampu.

D. Evaluasi
Evaluasi dengan cara mendiskusikan proses serta hasil praktikum dan hal-hal yang
berkaitan dengan mata praktikum yang dilaksanakan pada hari itu.

E. Responsi/Ujian Praktek
Responsi akan dilaksanakan diakhir praktikum, dilaksanakan secara praktikum atau
tertulis. Meliputi seluruh teori, proses dan hasil praktikum. Mahasiswa diperkenankan
mengikuti responsi jika presentase kehadiran pada praktikum minimal 80%

F. Nilai Praktikum
Nilai akhir praktikum dihitung berdasarkan ketentuan, sebagai berikut :
➢ Nilai laporan 20%
➢ Nilai praktikum 20%
➢ Nilai diskusi/presentasi 20%
➢ Nilai ujian/UTEK 40%
Nilai akhir 100%

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 7


MATERI PRAKTIKUM 1
KURVA LAJU PENGERINGAN

A. Deskripsi Singkat

Tablet kempa merupakan bentuk sediaan obat yang paling banyak digunakan karena
kemudahan penggunaan, pendistribusidan, dan lebih murah dibandingkan bentuk sediaan
yang lain. Hal penting lainnya yang dimiliki oleh tablet adalah akurasi tablet dalam
menghantarkan dosis obat sangat baik, yang artinya setiap tablet yang dihasilkan setiap
kali produksi memiliki konsistensi jumlah dosis yang baik sehingga akan mampu
menghasilkan efikasi yang konstan pula setiap kali pemakaian.

B. Tujuan

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses perubahan kandungan air


dalam granul akibat perlakuan panas dalam proses pengeringan.

C. Teori
Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan zat cair yang volatil yang
terkandung dalam solid (non volatil) dengan pemanasan. Dalam bidang farmasi pada
umumnya yang dimaksud zat volatil adalah air. Macam-macam air dalam kaitan dengan
formulasi sediaan farmasi dibagi menjadi :
1. Air kristal : air yang terikat kuat pada struktur molekul secara kimia, misalnya : CuSO 4
dan H2O.
2. Air adsorbsi : air diudara yang terserap dipermukaan solid, misalnya air terserap oleh
amilum.
3. Air bebas : relatif/paling mudah dihilangkan dengan pemanasan.

Manfaat pengeringan adalah :


a. Melindungi obat dari pengaruh mikroorganisme
b. Melindungi obat dari pengaruh degradasi
c. Menaikan sifat alir
d. Memudahkan pulverisasi
e. Penting dalam pengemasan

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 8


f. Memperkecil volume obat
Metode pembuatan sediaan tablet dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
3. Cetak langsung
Proses pengeringan berlangsung dalam lima tahap. Tahap pertama disebut tahap awal,
tahap kedua disebut laju konstan, tahap ketiga disebut tahap laju penurunan pertama, tahap
keempat disebut tahap laju penurunan kedua dan tahap kelima disebut tahap kandungan
lembab seimbang. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengeringan adalah:
• Kecepatan evaporasi air dipermukaan solid
• Kecepatan difusi air dari dalam ke permukaan solid
• Kelembaban relatif ruangan
• Kecepatan penggantian udara
• Luas permukaan solid
• Tekanan udara
• Jumlah kalori yang digunakan.
Laju pengeringan suatu serbuk/granul dapat diketahui dengan meletakan bahan yang
akan dikeringkan di atas nampan neraca dalam almari pengering, kemudian mengamati
perubahan berat serbuk/granul yang terjadi selama proses pengeringan berlangsung.
Parameter derajat kekeringan granul dapat dihitung dengan nilai Loss On Dryng (LOD)
dan Moisture Content (MC). Kelembaban suatu zat dapat dinyatakan berdasarkan berat
basah, kandungan air dihitung sebagaipersen berat dari bobot basahnya (LOD). Sedangkan
bila dihitung berdasar berat keringnya, kandungan air dinyatakan sebagai persen dari bobot
kering (MC) persamaannya adalah :
Berat air dalam sampel
MC = 𝑥 100%
Berat sampel kering

Berat air dalam sampel


LOD = 𝑥 100%
Berat seluruh sampel basah

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 9


Secara teoritis, gambaran laju pengeringan tampak dalam kurva gambar 1 dan 2 :

Gambar 1. Kurva waktu pengeringan vs MC

Gambar 2. Kurva MC vs laju pengeringan

Kurva laju pengeringan dapat dibagi dalam lima bagian, sesuai dengan tahap proses yang
terjadi selama pengeringan (gambar 1 dan 2), yaitu :

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 10


1. Tahap awal
2. Tahap laju konstan
3. Tahap laju penurunan pertama
4. Tahap laju penurunan kedua
5. Tahap kandungan lembab seimbang

D. Alat dan Bahan


1. Alat :
➢ Piring petri 2 pasang
➢ Almari pengering
➢ Ayakan
➢ Neraca
2. Bahan :
➢ Laktosa 50g
➢ Mucilago amilum (7,5%) qs
Batasan kondisi percobaan :
1. Diameter piring petri sama besar
2. Berst grsnul ysng dimasukkan ke dalam setiap piring petri sama
3. Berat sampel kering diperoleh dengan mengeringkan granul selama satu minggu
4. Tebal granul pada setiap petri harus sama

E. Cara Kerja
1. Timbang piring petri kosong (wadah dan penutupnya)
2. Timbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 50 gram, masukan ke
dalam mikser dan campur sampai homogen (5 menit)
3. Buat mucilago amilum 7,5% sebanyak 100ml dan tambahkan pada campuran (2)
sedikit demi sedikit sebanyak 30ml, campur homogen sampai terbentuk masa granul,
kemudian ayak dengan ayakan no.12 mesh. Catat volume mucilago amilum yang
terbentuk
4. Timbang granul basah 25g sebagai 2 kali dan masukan masing-masing ke dalam piring
petri. (setiap piring petri mengandung 25g)
5. Masukan 2 piring petri ke dalam almari pengering, buka tutupnya, dan keringkan pada
suhu 60oC

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 11


6. Setelah waktu tertentu, keluarkan sebuah piring petri dari almari pengering dalam
keadaan tertutup, dinginkan dan timbang. Waktu pengeringan : 30,60,90 dan 120
7. Timbang berat granul setelah pengeringan selama 3 hari (bobot konstan) dan catat
sebagai berat granul kering.

F. Evaluasi
1. Pada setiap waktu pengamatan, hitung
a. Berat piring petri kosong
b. Berat piring petri dan granul mula-mula
c. Berat piring petri+berat granul setelah pengeringan selama pengeringan selama
waktu tertentu
d. Berat piring petri+berat granul setelah pengeringan selama tiga (3) hari.
2. Hitung kandungan lembab (MC) untuk setiap waktu pengeringan
3. Buat kurva laju pengeringan, dengan mem-plot-kan antara lama waktu pengeringan vs
MC, dan antara MC vs laju pengeringan sebagaimana gambar 1 dan 2.
Contoh Perhitungan kandungan lembab setalh waktu peneringan selama 30
menit (MC30)
1. Sebelum pengeringan
(t= 0 menit) Berat petri + granul basah…………………….= 225,000g
Berat petri …………………………………….= 200,00g -
Berat granul basah ……………………………= 25,000 g

2. Setelah pengeringan 30 menit


(t= 30 menit) Berat petri + granul basah…………………….= 223,750g
Berat petri …………………………………….= 200,00g -
Berat granul basah ……………………………= 23,750 g

3. Setelah pengeringan 3 hari (diasumsikan berat lebih konnstan)


(t = 3 hari) Berat petri + granul basah…………………….= 219,000g
Berat petri …………………………………….= 200,00g -
Berat granul basah ……………………………= 19,000 g

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 12


Jadi kandungan lembab granul setelah pengeringan 30 menit :
Berat granul (t 30) − berat granul (t 3hari)
MC30 = 𝑥 100%
Berat granul (t 3hari)

23,750 − 19
MC30 = 𝑥 100%
19
= 25%

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 13


MATERI PRAKTIKUM II
SIFAT ALIR (FLOWABILITAS)

A. Deskripsi singkat
Mengukur sudut diam merupakan teknik yang sederhana untuk mengukur sifat alir. Sudut
diam dapat ditentukan dengan menggunakan peralatan sederhana, yaitu menuangkan
sampel melalui corong kemudian mengukur sudut yang terbentuk (α).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam
granul terhadap waktu alirnya
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul
C. Teori
Sifat alir serbuk yang digunakan dalam formulasi tablet merupakan pertimbangan
penting untuk proses produksinya. Sifat alir didefinisikan sebagai kemampuan serbuk
untuk mengalir secara bebas hanya dikarenakan oleh gaya grafitasi. Dalam proses
pembuatan tablet menggunakan serbuk atau granul yang memiliki sifat alir yang baik
akan memperoleh keuntungan, antara lain pengisian ruang cetak tablet akan akurat
dengan demikian akan menghasilkan variasi bobot yang lebih kecil, reprodusibilitas
pengisian ruang cetak baik sehingga menghasilkan tablet yang memiliki kekerasan,
friabilitas, laju disolusi yang konsisten. Dan juga, kecepatan produksi (pencetakan tablet)
konsisten.
Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah:
1. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel
2. Bentuk partikel dan tekstur
3. Kerapatan jenis (bulk density)
4. Porositas (porosity)
5. Kandungan lembab (MC)
6. Kondisi percobaan
Secara umum, untuk partikel yang ekidimensional (teratur=bulat, kubus) semakin
besar diameter maka sifat alir semakin baik. Sedangkan untuk partikel yang anisometrik
maka hasilnya bisa lain. Sifat alir terbaik terjadi pada diameter optimum partikel (bukan

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 14


diameter maksimum). Ukuran dan distribusi ukuran partikel pada umunya semakin bulat
maka sifat alir semakin baik. Semakin tidak beraturan maka sifat alir semakin jelek.
Tekstur semakin halus maka semakin kecil gaya gesek/friksi antar partikel sehingga
semakin mudah mengalir.

Gambar 3. Alat ayakan granul


Kerapatan/densitas dari suatu serbuk akan berpengaruh pada sifat alir, proses
pencampuran, segregasi dan pemilihan metode pembuatan. Kerapatan bulk (g/ml) dari
suatu zat sangat bervariasi. Untuk partikel dengan ukuran dan bentuk yang sama, maka
semakin besar kerapatan jenis (ρ) nya sifat alir serbuk semakin baik.
Kondisi percobaan, ada beberapa kondisi percobaan yang dapat mempengaruhi
sifat alir, yaitu:
1. Diameter lubang alat uji (oriface diameter)
2. Lebar hopper (hopper width)
3. Ukuran hooper (head size)
4. Sudut dinding hopper (hopper wall angle)
Pemeriksaan terhadap sifat alir serbuk/granul yang akan dikempa perlu dilakukan,
hal ini untuk menjamin bahwa serbuk/granul tersebut telah memenuhi
kualitas/persyaratan seperti yang ditetapkan. Hal ini tentunya secara langsung akan
mempengaruhi proses pengempaan dan tablet yang akan dihasilkan. Pemeriksaan yang
umumnya meliputi :
1. Sifat alir
PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 15
2. Kompaktibilitas dan kompresibilitas
3. Ukuran dan distribusi ukuran partikel/granul
4. Luas permukaan
5. Daya serap air
6. Kerengasan granul
7. LOD dan MC
Catatan : dalam praktek tidak semua jenis pemeriksaan yang disebutkan di atas
dilakukan semua, tergantung pada kepentingan/kebutuhan.

Gambar 4. Volumenometer untuk uji pengetapan


Sifat alir serbuk dapat ditetapkan dengan dua macam cara :
1. Metode langsung
Yaitu dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk, misalnya
metode corong dan metode timbang.
2. Metode tidak langsung
Yaitu dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan metode pengetapan.
Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong dipengaruhi oleh beberapa
kondisi pengamatan seperti : berat granul, diameter corong, ukuran partikel granul,
panjang tangkai corong, cara penuangan sampel dan pengaruh getaran luar.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 16


h
r
Gambar 5. Prinsip kerja sifat alir dengan corong pengukur sifat alir
D. Alat dan Bahan
1. Alat
➢ Akat pengukur sudut diam
➢ Corong pengukur sifat alir lengkap dengan penutupnya
➢ Volumenometer
➢ Jangka sorong
2. Bahan
➢ Granul
➢ Lima macam granulatum simpleks dengan ukuran yang berbeda : 12/16;
16/20; 20/40; 40/60 dan 60/80 mesh atau sesuai yang diinginkan.
E. Cara kerja
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu
alirnya
a. Timbang 20 gram granul basah dalam percobaan (1) sudah diayak dengan ayakan
mesh 12. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur.
(penuangan lewat tepi corong dan jangan langsung ke bagian tengah corong).
b. Buka penutup corong secara pelan-pelan, biarkan granul mengalir keluar. Catat
berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong
dengan menggunakan alat pencatatan waktu (stopwatch).

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 17


c. Lakukan percobaan seperti pada butir 1 untuk granul yang telah dikeringkan
selama 30, 60, 90 dan 120
Catatan :
• Pengamatan waktu alir granul dilakukan 3 kali
• Apablia pada saat pengujian sifat alir granulnya tidak mengalir maka diberi
kode negatif (-)
2. Uji pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul
Pengamatan kecepatan alir
a. Timbang masing-masing 100 gram granul sesuai ukuran (ayak granul sendiri)
b. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur. (Penuangan lewat
tepi corong dan jangan langsung ke bagian tengah corong)
c. Buka penutup corong secara pelan-pelan, biarkan granul mengalir keluar. Catat
berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong
dengan menggunakan alat pencatatan waktu (stopwatch).
Pengamatan sudut diam
a. Percobaan ini sama dengan percobaan pengamatan kecepatan alir di atas
b. Ukur tinggi kerucut serbuk yang terbentuk dengan jangka sorong (minimal 2 arah
pengukuran)
c. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali
Catatan :
• Selama percobaan alat dijepit dengan klem dan dihindarkan dari pengaruh
getaran
• Pengamatan waktu alir setiap granul dilakukan tiga kali
• Apabila granul tidak mengalir, catat dengan kode negatif (-)
• Ayakan 12/16 yang dimaksud adalah granul yang lolos semua dari ayakan no
12 mesh dan yang tertampung pada ayakan no 16 mesh yang digunakan dalam
percobaan.
3. Uji pengetapan
a. Volumenometer kosong ditimbang/ditara, kemudian tuangkan granul secara
perlahan-lahan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml. catat sebagai Vo
b. Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan monitor

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 18


c. Catat perubahan volume setelah pengetapan (Vt) pada tap = 5; 10; 20; 50; 80; 110
dan 130. Teruskan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume sudah
konstan dan catat sebagai Vk)
d. Catat berat granul (sebagai harga M)
F. Evaluasi
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu
alirnya
a. Catat waktu alir untuk setiap granul yang diamati (dalam satuan detik)
b. Hitungan kecepatan alirnya (g/dt) dengan cara sbb :
Berat granul G15 = 20 g
Waktu alir G15 = 2 dt
Kecepatan sifat alir G15 = 20g/2dt
= 10g/dt
Keterangan :
G15 adalah granul yang telah dikeringkan selama 15 menit. Pada umumnya serbuk
dikatakan mempunyai waktu alir yang baik jika 100 gram serbuk diuji
mempunyai waktu alir 10g/detik.
c. Buat kurva hubungan antara kandungan lembab (MC) granul dengan kecepatan
alirnya
Kecepatan alir (g/detik)

MC

Gambar 6. Grafik hubungan antara MC vs kecepatan alir

2. Uji pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul


a. Buat grafik hubungan antara ukuran granul vs kecepatan alir
b. Buat grafik hubungan antara ukuran granul vs sudut diam
Sudut diam (β) dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut dengan
mengamati tinggi kerucut yang terbentuk, besarnya tg β.

tg β = (1 + 𝑥 )𝑛 = 𝑟

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 19


pada umumnya serbuk/granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila
sudut tiamnya seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Indeks sudut diam hubungannya dengan sifat alir
Sudut diam (β) Sifat alir
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Sedang
>40 Sangat jelek

3. Hitung berapa Tap T (%) untuk masing-masing fraksi dari data pengetapan.
Hasil pengukuran metode pengetapan dapat dinyatakan dengan harga Tap T (%).
(V0−Vt)
100% = Vo
𝑥 100%

Keterangan :
Vo : volume awal granul
Vt : volume setelah pengetapan
Semakin besar harga T(%), maka sifat alirnya semakin jelek dan sebaliknya. Serbuk
dikatakan memiliki sifat alir baik jika indeks pemampatannya kurang dari 20%.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 20


MATERI PRAKTIKUM III
MIXING (PENCAMPURAN)

A. Deskripsi singkat
Pencampuran atau mixing adalah usaha terhadap dua komponen lebih untuk diproses
sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari komponen terdispersi merata di antara
partikel komponen yang lain. Maksud dan tujuan pencampuran adalah untuk
memperoleh campuran yang homogen.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui salah satu metode pencampuran dan cara evaluasinya.
C. Teori
Pencampuran merupakan proses penting dalam fabrikasi tablet. Terkait dengan
fabrikasi maka harus dapat mengerti secara baik, agar hasil akhir sediaan dapat
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Terminologi “mixing” sinonim dengan
terminologi “blending” dan berlawanan dengan “segregation” atau “demixing”.
Macam-macam pencampuran dalam bidang farmasi :
1. Pencampuran antar partikel padat : misalnya antara bahan obat dengan bahan
pengisi; granul dengan bahan pelicin; eksipien dengan eksperimen lainnya.
2. Pencampuran padatan-cairan: yaitu pada penambahan bahan pengikat pada
campuran serbuk (metode granulasi basah).
3. Pencampuran antar cairan: untuk sediaan cair (emulsi, larutan, sirup, suspensi, dll).
Dalam bidang formulasi sediaan farmasi dikenal dengan dua mekanisme
pencampuran, yaitu:
1. Random mixing
Pencampuran 2 atau lebih non-cohecive (non-interactive, free frowing) powder.
2. Interactive mixing (ordered mixture)
Pencampuran (interactive) powder.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap homogenitas campuran serbuk :
• Bobot jenis
• Ukuran dan distribusi ukuran partikel
• Bentuk partikel

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 21


• Perbandingan jumlah komponen penyusun
• Macam dan ukuran mikser
• RH (Relative humidity)
• Lama pencampuran dan kecepatan perputaran mikser
• Muatan elektrostatistika pada permukaan partikel
Evaluasi derajat pencampuran : evaluasi terhadap derajat pencampuran penting
dilakukan, untuk :
• Mengidentifikasi derajat/lama mixing
• Mengetahui efisiensi mixer
• Mengetahui waktu optimum lama mixing
• Memilih mixer yang sesuai
Parameter uji pencampuran :
Pengamatan homogenitas campuran dapat dilakukan dengan menggunakan
parameter :
1. Simpangan baku (SD) Kadar komponen penyusun
SD
2. Koefisien variasi (CV) yang besarnya : CV = x 100%
X

Keterangan : X adalah harga purata kadar komponen penyusun


Kelemahan dalam menggunakan simpangan baku (SD) sebagai parameter
homogenitas adalah :
• SD bergantung pada besarnya kuantitas cuplikan yang diambil
• SD tidak bisa untuk membandingkan homogenitas campuran yang berbeda
konsentrasinya.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
➢ Stamper
➢ Sudip
➢ Baskom
2. Bahan
➢ Parasetamol 500mg
➢ Starch 30 mg
➢ CMC Na 24mg

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 22


➢ Lactosa ad 600mg

E. Cara kerja
1. Timbang semua bahan untuk 20 tablet
2. Masukan bahan-bahan yang ditimbang ke dalam mortar dan stamper
3. Diaduk hingga homogen
4. Lakukan granulasi dengan CMC Na sampai terbentuk masa granul
5. Lakukan pengayakan
6. Oven bahan tersebut menit ke 10, 20 dan 30
F. Evaluasi
1. Kurva laju pengeringan
2. Sifat alir
3. Pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenitas

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 23


MATERI PRAKTIKUM IV
PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT PADA MIGRASI OBAT
SELAMA WAKTU PENGERINGAN

A. Deskripsi singkat
Pengeringan granul merupakan peristiwa perpindahan panas dan perpindahan masa yang
berlangsung secara bersamaan. Perpindahan massa, berupa perginya air dari dalam granul
ke permukaan granul dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti aliran udara
kering di ruang pengeringan.
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama waktu
peneringan granul.
C. Teori
Perginya air dari dalam granul ke permukaan granul disebut dengan migrasi.
Apabila bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat
migrasi akan ikut bersama perpindahan air ke permukaan. Migrasi obat dan atau zat warna
selama proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenasi, artinya distribusi kadar
obat dan atau zat warna di dalam granul sehabis pencampuran dengan bahan pengikat yang
semula telah merata di semua bagian, menjadi tidak merata lagi.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi adalah :
• Suhu pengeringan
• Ukuran partikel bahan pengisi
• Kekentalan bahan pengikat
• Cara pengeringan
Pengatasan adanya migrasi dari sediaan farmasi adalah :
• Digunakan zat aktif/zat warna yang tidak larut dalam solvent
• Mengganti solven (pelarut)
• Menaikan konsentrasi bahan pengikat
• Pengeringan dengan suhu rendah
• Lapisan solid setipis mungkin
• Digunakan Fluidized Bed Dryer (FBD)

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 24


Contoh : Phenobarbital Na larut dalam air, pengatasannya adalah dengan cara :

1. Mengganti Phenobarbital Na dengan Phenobarbital yang tidak larut dalam air


2. Mengganti pelarut air dengan alkohol
3. Pembuatan dengan metode FBD (pembuatan granul dengan penyemburan udara panas)

Untuk mengamati adanya proses migrasi granul, digunakan sel pengering (drying
cell) yang terdiri dari N lapis kaca yang berlubang di tengah, yang disusun
bertumpukan satu dengan yang lain.

Gambar 7. Drying Cell

Untuk mengungkapkan besarnya migrasi dinyatakan dengan harga koefisien


migrasi yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
Lj : harga purata kadar obat dalam lapisan j
Lj1 : harga purata kadar dalam lapisan j1
∑𝑛𝑗=1 : jumlah purata kadar obat N lapis
N : jumlah lapis sel pengering/drying cell

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 25


Jumlah Dj−j1
Koefisien migrasi =
jumlah lapis

Contoh perhitungan :

D. Alat dan Bahan


1. Alat
➢ Sel pengering dan almari pengering
2. Bahan
➢ Zat aktif

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 26


➢ CMC Na
➢ Laktosa
➢ Starch
E. Cara kerja
Formula pada praktikum :
Bahan Formula I Formula II
Zat aktif 1 bagian 1 bagian
Laktosa 99 bagian 99 bagian
Lart. gelatin 5% qs 15% qs

Pengerjaan :
1. Buatlah gelatin 5% dan 15% masing-masing sebanyak 50ml
2. Timbang bahan-bahan sesuai dengan formula, dan campurlah sampai homogen
3. Zat aktif dilarutkan dengan sedikit air (5ml) dan keringkan dengan sedikit laktosa
4. Buat massa granul untuk masing-masing formula dengan larutan gelatin, kemudian
ayak dengan ayakan nomor 60 mesh.
5. Masukan granul dalam sel pengering. Panaskan dalam almari pengering selama 30
menit pada suhu 60oC.
6. Amati homogentitas distribusi warna pada parasetamol secara visual pada tiap lapisan
sel pengering. Diambil sampel 1 gram terus dilarutkan ad 20 ml aquadest
7. Dibaca dengan spektrofotometer pada λ = 525 nm
8. Penandaan intensitas warna dari + sampai +++++
F. Evaluasi
1. Hitung masing-masing kadar obat pada sel, replikasi pengukuran minimal 3 kali
2. Hitung koefisien migrasi masing-masing kadar bahan pengikat
3. Bandingkan pengaruh kadar bahan pengikat terhadap perbedaan homogenitas warna
vparasetamol pada masing-masing sel pengering.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 27


MATERI PERCOBAAN V
FORMULASI SEDIAAN TABLET

A. Deskripsi Singkat
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung
pipih atau sekuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan
obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan trampil dalam formulasi sediaan tablet dan kontrol
kualitasnya.
C. Teori
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah, atau zat lain yang cocok.
Tablet terdapat dalam berbagai bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat
solusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang di
maksud dan metode pembuatannya. Tablet biasanya berbentuk bundar dengan
permukaan datar, atau konveks. Bentuk khusus, sepert kaplet, segitiga, lonjong, empat
persegi, dan enam persegi (heksagonal ) telah di kembangkan oleh beberapa pabrik
untuk membedakan produknya untuk membedakan produknya terhadap produk pabrik
lainnya. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, dengan membuat pons dan
lubang kempa (lesung tablet) cetakkan yang didesain khusus.
Untuk memperoleh tablet yang baik dan memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia dan Pustaka lainnya, bahan baku yang akan dibuat tablet harus memnuhi
sifat-sifat sebagai berikut :
• Mudah mengalir
• Mudah dikempa
• Mudah lepas dari cetakan
• Mudah melepaskan bahan obatnya

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 28


Kebanyakan bahan baku tidak memiliki sifat-sifat seperti tersebut diatas. Agar
dapat dikempa maka perlu digranulasi terlebih dahulu. Granul yang baik mempunyai
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
• Bentuk partikel sferis
• Mempunyai kurva distribusi normal
• Bahan-bahan penyusun tablet tercampur baik
• Mudah dikempa
Macam-macam bahan tambahan :
1. Bahan pengisi (diluent/filler)
➢ Laktosa
➢ Glukosa
➢ Kaolin
➢ Amilum
2. Bahan pengikat (binder)
➢ Mucilago PGA ad 20%
➢ Larutan glukosa sampai 50%
➢ Solutio gelatin 5-20%
➢ Mucilago amili 5-10%
➢ Larutan PVP 2-10%
➢ Larutan sukrosa ad 70%
3. Bahan penghancur (disintegrant)
➢ Amilum kering
➢ Polivinil pirolidon (PVP)
➢ Amberlite 5%
➢ Natrium amilum glikolat
4. Bahan pelicin (lubricant-glidant-anti adherent)
➢ Talkum
➢ PEG
➢ Mg/Ca/asam stearat
➢ Na nauril sulfat
➢ Kolodial silika

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 29


5. Bahan pengisi sekaligus pengangkat filter-binder
➢ Kalsium sulfat dihidrat
➢ Kalsium dihidrogen fosfat (dicafos)
➢ Mikrokristalin selulosa (avicel)
6. Bahan matriks
➢ Turunan selulosa : CMC, EC, HPMC, MC
➢ Turunan gum : guar gum, xanthan gum
➢ Turunan asam metakrilat
Metode pembuatan tablet terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Metode granulasi basah (wet granulation)
2. Metode granulasi kering/granulai dengan kompresi (dry granulation)
3. Metode cetak langsung (direct compression)
Pemeriksaan kualitas tablet :
1. Kontrol kualitas bahan baku
2. Pemeriksaan homogenitas campuran
3. Pengamatan kualitas granul seperti sifat alir, kandungan air dan kompresibilitas
4. Kontrol kualitas akhir : keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan, waktu hancur,
kadar obat dan kecepatan pelarutan.

Beberapa problema yang sering muncul muncul pada pembuatan tablet adalah :

a. Capping
Capping adalah keadaan keadaan ketika lapisan atas atau bawah tablet terlebih
sebagian atau seluruhnya. Hal ini dapat terjadi segera setalah keluar dari cetakan
atau setelah beberapa waktu kemudian (dalam penyimpanan).
Penyimpanan caping antara lain :
• Adanya udara yang ikut terkempa, sehingga setalah tablet keluar dari cetakan
udara beraksi ikut mendesak keluar. Hal ini sering terjadi apabila partikel bahan
sangat halus.
• Pengeringan granul kurang sempurna
• Penggunaan stempel (punch) yang baru. Gesekan yang belum lancar antara
stempel dan matriks (die) dapat memacu terjadinya capping.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 30


b. Binding
Binding adalah keadaan ketika bahan dikempa, sebagian melekat di dinding
matriks. Penyebab binding adalah : granul kurang kering, matriks sudah usang dan
kerja lubrikan kurang baik.
c. Sticking
Sticking adalah keamanan dimana ada sebagian masa tablet yang melekat pada
stempel. Penyebabnya adalah : granul kurang kering, stempel sudah usang dan kerja
lubrikan kurang baik.
d. Mottling
Mottling adalah keadaan dimana terjadi warna yang tidak merata pada permukaan
tablet. Penyebab mottling adalah : obat mempunyai warna yang berbeda dengan
bahan tambahan, tidak homogen, terjadi peristiwa migrasi selama pengeringan dan
penggunaan zat warna tidak homogen.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
➢ Stamper
➢ Mesin cetak tablet
➢ Ayakan
➢ Timbangan
2. Bahan
➢ Parasetamol
➢ Lactosa
➢ Starch 1500
➢ Amilum
➢ Talk
➢ Magnesium stearat

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 31


E. Cara kerja
1. Pembuatan tablet :
a. Buat mucilago amili 10% sebanyak 100 ml, atau larutkan PVP 4% dalam
aquadest secukupnya sampai terbentuk gel (lakukan prosedur sesuai dengan
formula yang di dapat)
b. Timbang semua bahan tambahan seperti tercantum dalam formula.
c. Campur zat aktif, laktosa dan avicel 102/starch 1500 di dalam mortir
d. Tambahkan bahan pengikat sedikit demi sedikit, biat masa granul yang baik
lalu diayak
e. Granul basah kemudian dikeringkan dalam FDB (Fluid Bed Dryer) selama 10
menit
f. Setelah kering diayak lagi dan tambahkan bahan pelicin (Mg stearat+Talk)
campur sampai homogen
g. Masukan campuran tersebut kedalam hoppler (corong alimentasi) dan buat
tablet. Berat 1 tablet kurang lebih 500 mg dengan kekerasan 6-8 kg.

Gambar 8. Alat cetak tablet


2. Kontrol Kualitas
• Tampilan fisik
a. Diameter
b. Ketebalan
c. Bentuk
d. Berat

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 32


e. Organoleptis
f. Kecacatan fisik
• Uji fisik tablet
Uji fisik tablet mencangkup empat macam yaitu keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan dan waktu hancur tablet, serta daya serap tablet.
a. Keseragaman bobot
❖ Statistik
Dua puluh (20) tablet ditimbang satu persatu pada neraca analitik
kemudian hitung harga purata (x) dan koefisien variasinya.
CV = SD/X. 100%
Keterangan :
CV : Koefisien defiensi
SD : Simpangan baku
X : Harga purata
❖ Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot
sebagai berikut:
Timbang 20 gram tablet satu per satu, hitung bobot rata-rata dan
penyimpangan bobot setiap tablet terhadap bobot rata-ratanya.
Persyaratan keseragaman bobot terpenuhi jika tidak lebih dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-
rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak
satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom B.
Tabel 2. Persyaratan penyimpangan bobot menurut Farmakope
Indonesia :
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
< 25 mg 15 % 30 %
26 – 150 mg 10 % 20 %
151 – 300 mg 7,5 % 15 %
>300 mg 5% 10 %

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 33


b. Kekerasan tablet
Alat yang digunakan adalah Stokes-Mosanto HardnessTester.
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi horisontal. Potar
knop sehingga tablet tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah.
Tekanan tablet dibaca pada skala. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dan
hitung harga putarannya.
Pada umumnya tablet dikatakan baik mempunyai kekerasan antara
4-10kg (hal ini mutlak). Kekerasan tablet dibawah 4kg masih bisa diterima
asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dan lebih dari
10 kg masih dapat diterima asalkan masih memenuhi persyaratan waktu
hancur tablet. Tablet chewable mempunyai kekerasan 3 kg dan substainded
release mempunyai kekerasan 10-20kg.
c. Kerapuhan tablet
Sejumlah 20 tablet dibebas debukan dengan aspirator. Timbang
seksama dalam neraca analitik kemudian dimasukan ke dalam fribilator.
Pengujian dilakukan selama 4 menit atau sebanyak seratus putaran.
Keluarkan tablet dari alat, dibebasdebukan lagi dan timbang. Kerapuhan
tablet dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian
dibagi berat mula-mula dikalikan 100%.
Catatan : tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak lebih dari 1%

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 34


Gambar 9. Friability tester

d. Waktu hancur tablet


Lima buah tablet dimasukan kedalam alat uji waktu hancur
(desintegration tester). Setiap tabung diisi 1 tablet kemudian dimasukan
kedalam penangas air dengan suhu sebesar 37oC.
Catatan :
Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi lubang
ayakan pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam kedudukan
tinggi. Jalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet lewat ayakan yang
terletak dibagian bawah alat. Catat waktu yang diperlukan untuk waktu
hancur tablet.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang
dari 15 menit, untuk tablet salut gula dan salut non enteric kurang dari 30
menit. Sementara untuk tablet salut enteric tidak boleh hancur pada waktu
60 menit dalam medium asam dan harus segera hancur dalam medium basa.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 35


Gambar 10. Disintegration tester

e. Daya serap tablet


Persiapkan alat uji daya serap, masukan medium air melalui water
reservior secukupnya, buka kran bagian atas, atur hingga semua bagian
terisis dengan air dengan tinngi sejajar satu dengan yang lainnya kemudian
kran ditutup. Catat beban yang ada ditimbangan.
Letakan tablet di atas glass filter. Catat perubahan nenam pada
timbangan pada t: 0,5,10,15,20,30 dan 60 detik dan seterusnya sampai
beban konstan.

f. Uji disolusi (pelepasan) tablet


Uji disolusi tablet menggunakan alat disolusi model USP XXIII dengan
pengaduk dayung dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tablet ditimbang dan dimasukan ke dalam labu disolusi dan dibiarkan
dalam medium akuades (1000ml) hingga ke dasar labu. Suhu percobaan
dipertahankan berada pada dalam kisaran 37±0,5OC dengan kecepatan

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 36


pengadukan 100rpm dan jarak pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5
cm.
b. Uji disolusi dilakukan selama 60 menit dengan pengambilan sampel
pada menit ke 5, 10, 15, 25, 30 dan 60 sebanyak 5,0ml. sampel yang
diambil diganti dengan medium disolusi baru dalam jumlah yang sama
sehingga volume medium disolusi tetap.
c. Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV
d. Evaluasi :
Buat provil pelepasan obat (zat aktif) selama waktu disolusi hingga
harga DE60

Gambar 11. Alat Disolusi dengan pengaduk dayung

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 37


MATERI PERCOBAAN VI
TABLET SALUT GULA

A. Deskripsi singkat
Tablet salut gula yaitu tablet yang disalut dengan gula dari suspense dalam air
yang mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau
titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan trampil dalam teknik pembuatan tablet salut gula
(dragee)
C. Teori
Penyalutan tablet mempunyai tujian untuk :
1. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
2. Melindungi zat berkhasiat terhadap pengaruh luar dan melindungi dari benturan
mekanik
3. Memperindah bentuk luar
4. Mempermudah identifikasi
5. Memperalama kerja obat di dalam tubuh
Masing-masing cara mempunyai ciri tersendiri, keunggulan, kerugian dan kesulitan
teknis yang berbeda. Seperti tersebut dalam namanya, tablet dalut gula adalah tablet inti
(core) yang dilapisi dengan gula. Tablet ini harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Permukaan halus
• Bentuk secembung mungkin
• Harus keras supaya tahan terhadap benturan mekanik selama proses penyalutan
berlangsung
• Harus keras supaya tahan terhadap benturan mekanik selama proses penyalutan
berlangsung.
• Kerapuhan serendah mungkin.
• Bebas debu dan memenuhi persyaratan farmakope.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 38


Dilihat dari proses, peralatan dan bahan yang digunakan, penyalutan tablet
dibedakan menjadi empat yaitu : penyalutan dengan gula, lapis tipis, kompresi dan
penyalutan dengan cara lain.
Proses pembuatan tablet salut gula dikerjakan secara bertahap, yaitu : sealing,
subcoating, smoothing, coloring, finishing dan polishing.
1. Sealing
Tahap ini bertujuan untuk menutup tablet inti dari pengaruh air yang diapaki
untuk proses penyalutan. Bahan yang dipakai shellac bebas arsen.
2. Subcoating
Fungsi subcoating adalah untuk menutup bagian tepi tablet sehingga
membentuk tablet salut. Selain itu dapat pula berguna untuk meningkatkan ikatan
antara sealcoat dengan sugarcoat. Bahan subcoating terdiri dari subcoating solution
dan subcoating powder.
Larutan subcoating (subcoating solution) merupakan campuran dari larutan
gelatin, PGA, sirup gula dan akuadest dengan variasi berat sesuai dengan formula
yang dikehendaki.
Serbuk subcoating terdiri dari campurankaolin, kalsium karbonat, serbuk gula,
gom, amilum dan talk, dengan komposisi sesuai dengan formula yang dipilih.
Penambahan larutan subcoating dan serbuk subcoating dapat terpisah atau
ditambahkan keduanya dalam bentuk campuran (sebagai suspensi subcoating).
3. Smoothing
Tahap ini bertujuan untuk melicinkan permukaan tablet yang telah sesuai
disubcoat. Bahan yang dipakai adalah sirup gula.
4. Coloring
Tahap ini bertujuan untuk memberi warna tablet salut sesuai dengan warna
yang dikehendaki. Pewarnaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan menggunakan satu macam kadar zat warna dalam cairan pembawa, atau
dengan berbagai kadar zat warna. Caranya adalah dengan menambahkan terlebih
dahulu larutan pewarna dengan kadar rendah lalu naik dengan kadar tertentu untuk
kemudian kembali ditambahkan larutan dengan kadar yang rendah. Macam zat
warna yang diguanakn dibagi dalam dua golongan, yang larut dan yang tidak

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 39


larutdalam air. Pewarnaan dengan zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih
cepat daripada zat pewarna yang larut air.
5. Finishing
Bertujuan untuk membuat permukaan tablet salut menjadi licin setelah pewarnaan.
6. Polishing
Tahap ini adalah tahap akhir dengan tujuan untuk menjadikan permukaan
tablet nsalut menjadi mengkilap dan indah. Bahan yang digunakan adalah cera
carnauba atau PEG dalam pelarut kloroform.

Beberapa problema yang sering muncul selama proses penyalitan tablet terjadi pada
tahap :
1. Sealing
Penambahan sealcoat tidak boleh terlalu banyak atau juga terlalu sedikit.
Apabila jumlah sealcoat terlalu sedikit akan berpengaruh pada stabilitas bahan aktif.
Akan tetapi penambahan yang berlebihan akan berakibat menghambat hancurnya
tablet dan memperlama kecepatan pelarutan tablet. Selain itu apabila selama proses
sealing dilakukan penambahan talk dengan maksud mencegah pelekatan tablet dapat
menjadikan permukaan tablet kasar.
2. Subcoating
Masalah yang sering muncul adalah permukaan tablet menjadi kasar. Hal
ini disebabkan karena :
❖ Penambahan serbuk suncoating yang berlebihan
❖ Penambahan larutan subcoating terlalu sedikit
❖ Pengeringan suspensi subcoating terlalu cepat. Akibatnya kristalisasi gula
berlangsung cepat dan terbentuk kristal gula kasar di permukaan tablet.
3. Coloring
Merupakan tahap yang kritis karena kesalahan sedikit selama proses akan
berdampak warna tablet tidak merata dan tablet salut kelihatan tidak baik.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
➢ Panci penyalut (coating pan)

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 40


➢ Neraca
➢ Penghisap debu (aspirator)
➢ Alat-alat gelas
➢ Peniup udara (panas dan dingin)
2. Bahan
➢ Tablet inti
➢ Kalsium karbonat
➢ Khloroform
➢ Alkohol
➢ Shellac bebas arsen
➢ PGA
➢ Gelatin
➢ Gula
➢ PEG 6000 dan Aquadest

Tabel 3. Formula bahan-bahan dalam tahap penyalutan


1 Sealing : Serbuk penabur
R/ Schellac 6 gram R/ Kalsium Karbonat 65
Alkohol 94 gram Talk 35
2 Subcoating : Serbuk subcoating
a. Larutan subcoating R/ Kalsium karbon 120
R/ Gula 200 gram Talk 120
PGA 10 gram
Gelatin 4 gram
Aquades 150 gram
3 Smoothing :
R/ Gula 35 gram
Aquadest 15 gram
4 Coloring : Atau jika menggunkan zat warna
R/ Gula 150 gram OPALUC : buat dahulu sirupus
Gelatin 2 gram

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 41


Zat warna qs (±100mg) simpleks, baru campur dengan
Aquadest 110 zat warna.

5 Polishing :
R/ PEG 10 gram
Khloroform 100 gram

E. Cara Kerja
1. Timbang sebanyak 100 tablet inti yang telah dibebaskan dari debu
2. Sisihkan kurang lebih 50 tablet inti untuk dilakukan uji sifat fisis tablet
3. Tahap sealing :
a. Buat lapisan sealing
b. Lapisi panci penyalut dengan larutan sealing, keringkan dengan mengaliri udara
panas sampai panci kering
c. Masukan tablet inti ke dalam panci dan putar. Aliri udara panas ke panci sampai
suhu tablet sekitar 30o C.
d. Tuangkan 10 ml larutan sealing, keringkan dengan udara panas 25-30o C, tunggu
sampai kering
e. Penyalutan dilanjutkan dengan 10ml larutan sealing sampai rata sebanyak 2-4
lapis. Apabila tablet kelihatan lengket satu sama lain taburi dengan serbuk
penabur.
f. Keringkan dalam almari pengering selama satu hari.
4. Subcoating
a. Timbang bahan-bahan untuk larutan subcoating dan serbuk subcoating sebanyak
½ (setengah) formula
b. Larutkan masing-masing bahan larutan subcoating dengan sebagian air (sesuai
porsi), bila sudah larut semua campurkan semua larutan aduk sampai homogen.
c. Campurkan larutan subcoating dengan serbuk subcoating sehingga menjadi
suspensi supcoating.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 42


d. Lapisi panci penyalut dengan sedikit suspensi subcoating dengan jalan
meratakannya dalam panci penyalut (setipis mungkin tapi rata) kemudian
keringkan dengan udara panas.
e. Tuangkan tablet ke dalam panci, putar panci dalam posisi kemiringan yang telah
diatur secara tepat.
f. Tuangkan suspensi subcoating dan putar selama 3-5 menit baru keringkan
dengan udara panas. Untuk penuangan yang pertama dan ke-2 digunakan
suspensi subcoating sebanyak 10ml , sedangkan pada penuangan berikutnya
digunakan dengan 5ml.
g. Tahap subcoating selesai apabila tablet inti telah terlapis dengan merata secara
merata
h. Keringkan sampai kering (1 jam) kemudian dilakukan tahap berikutnya.
5. Smoothing
a. Buatlah larutan smoothing sebanyak 1/3 formula
b. Panci penyalut yang telah bersih dilapisi terlebih dahulu dengan larutan
smoothing secara merata dan keringkan
c. Tablet yang telah di subcoating dimasukan dalam panci tersebut dan putar.
Tuangi dengan larutan smoothing sebanyak 10ml dan biarkan kering dengan
sendirinya tanpa pengaliran udara.
d. Teruskan pelapisan sengan tiap kali memberikan 10ml larutan smoothing sampai
permukaan tablet betul-betul licin (sekitar 3-4 kali pelapisan)
e. Keringkan dalam almari pengering selama 1 hari
6. Coloring
a. Buat larutan atau suspensi zat warna (sesuai selera)
b. Panci penyalut dilapisi dengan sirup yang akan dipakai untuk melarutkan atau
mensuspensi zat warna dan keringkan dengan mengaliri udara panas.
c. Tablet yang permukaannya sudah licin dimasukkan ke dalam panci penyalut dan
putar. Panaskan dulu dengan udara panas sampai suhunya 35-40oC.
d. Tuangkan 15ml larutan untuk pewarnaan tiap kali sebanyak 1-4 kali dengan
aliran udara panas. Debu yang keluar selama pemutaran dihisap dengan
penghisap debu.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 43


e. Penyalutan berikutnya yang ke-5 sampai ke-10 digunakan tiap kali penuangan
setiap 5ml. aliri udara panas dan debu yang keluar dihisap.
f. Jika warna belum rata teruskan pewarnaan sampai rata dengan menggunakan
tata kerja yang sama seperti pada diatas. Apabila warna sudah rata maka lapis
ke-11 dan ke-12 masing-masing menggunakan 3 ml tanpa dialiri udara.
g. Lapis ke-13 sampai ke-15 masing-masing menggunakan 2 ml tanpa dialiri
udara.
h. Lapisan ke-16 dan ke-17 menggunakan 2 ml sirupus simpleks tanpa zat warna
dan pengaliran udara
i. Keringkan salam almari pengering selama satu hari.

Gambar 12. Panci untuk menyalut tablet


7. Polishing
a. Buat larutan polishing ½ kali formula
b. Panci penyalut dilapisi terlebih dahulu dengan larutan polishing sampai rata,
tipis dan keringkan dengan pengaliran udara panas
c. Masukan tablet salut yang telah berwarna kedalam panci kemudian panci
diputar. Tuangi larutan polishing sebanyak 10ml kemudian panci ditutup dan
biarkan panci berputar beberapa saat (kurang lebih 5 menit). Buka tutupnya dan
biarkan tablet menjadi kering dengan sendirinya.

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 44


d. Kerjakan dengan cara yang sama sampai 3-4 kali dan biarkan panci berputar
terus menerus dalam keadaan terbuka sampai diperoleh tablet salut yang
mengkilap.

Gambar 13. Almari Pengering


F. Evaluasi
1. Timbang 20 tablet salut yang telah jadi dan catat beratnya. Hitung % perubahan berat
antara sebelum dan sesudah disalut
2. Lakukan uji sifat fisis tablet salut mencangkup :
• Keseragaman bobot
• Kekerasan
• Kerapuhan
• Waktu hancur tablet

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 45


Catatan : semua dihitung rerata (X), SD dan CV (keseragaman bobot)nya
3. Bagaimana keadaan tablet salut gula secara visual?
4. Bandingkan hasil tes tablet sebelum dan sesudah disalut

Gambar 14. proses penyalutan tablet skala industri

PETUNJUK PRAKTIKUM FTS SOLID-FARMASI UAP Page 46

Anda mungkin juga menyukai