Anda di halaman 1dari 23

VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No.

2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

Naskah Naskah Naskah


P-ISSN 2407-2494 dikirim: direview: diterbitkan:
Hlm 1-23 03/05/2021 25/07/2021 01/09/2021

TINJAUAN YURIDIS PENGADAAN TANAH RUMAH SAKIT SUMBER WARAS


TAHUN 2014 UNTUK KEPENTINGAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH
PROPINSI DKI JAKARTA
( Kajian Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum )

Muhammad Fahruddin 1
1 Universitas Islam As-Syafi’iyah, Indonesia, muhammadfahruddin1980@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kajian Yuridis pengadaan Lahan untuk kepentingan umum di
Propinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan
kajian peraturan perundang-undangan dan Peratutan Presiden dengan Tujuuan untuk mendalami
tentang aturan yang mengatur tentang Penyelenggaraan Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum, yang dapat dilihat dari sumber hukum, subjek hukum, objek hukum, sifat dan
bentuk sanski, serta rumusan pidana dan sanksi pidana itu sendiri. Hasil penelitian ini adalah di
Propinsi DKI Jakarta Indonesia.
Kata kunci :Tinjauan Yuridis, Kepentingan Umum, Peraturan Presiden No.71 tahun 2012

ABSTRACT
This research discusses the juridical study of land acquisition for the public interest in DKI Jakarta
Province. This research uses a normative juridical method with an approach to reviewing laws
and regulations and the President's Rule with the aim of exploring the rules governing the
implementation of land acquisition for development in the public interest, which can be seen from
legal sources, legal subjects, legal objects, characteristics and forms. sanctions, as well as the

1 | Veritas Vol 7 No 2 2021


formulation of the criminal and criminal sanctions itself. The results of this study are in the
Province of DKI Jakarta, Indonesia.

Keywords: Juridical Review, Public Interest, Presidential Regulation No.71 of 2012

PENDAHULUAN
Pembangunan nasional merupakan sebuah paradigma pembangunan yang terbangun atas
pengamalan Pancasila, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan
pedoman.(Kartasasmita, 1996: 20) Dari amanat tersebut disadari bahwa pembangunan bukan
semata-mata proses ekonomi, tetapi merupakan suatu penjelmaan dari proses perubahan politik,
sosial, dan budaya. Pembangunan Nasional merupakan cerminan kehendak secara terus
menerus untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan
merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan Negara yang maju
dan demokratis berdasarkan landasan hidup bernegara, yaitu Pancasila.
Dalam dua macam bentuk pembangunan tersebut penulis menyimpulkan bahwa
pembangunan mental lebih utama daripada pembangunan fisik, karena apa jadinya suatu
negara jika pembangunan fisiknya lancar akan tetapi masyarakat dalam suatu negara tersebut
belum siap untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh negara. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkembangkan mental dari masyarakat dalam suatu negara kiranya
perlu peranan Pemerintah untuk memberikan penyuluhan seperti seminar, workshop, dan juga
pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sementara untuk pembangunan fisik, tentunya negara membutuhkan ketersediaan lahan
atau tanah untuk melakukan pembangunan, karena jika tidak ada tanah, maka tidak ada
pembangunan.Jadi dapat disimpulkan bahwa, hubungan antara pembangunan dengan tanah
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Dalam ketentuan Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 di jelaskan bahwa: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya di kuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat”.(Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945) Artinya, negara diberi hak untuk
menguasai, namun tidak untuk memiliki, karena negara merupakan badan hukum publik,

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 2


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

sementara hak kepemilikan atas tanah tersebut diberikan kepada orang perorangan yang
merupakan Warga negara Indonesia dan badan hukum privat yang didirikan berdasarkan
hukum Indonesia.
Dalam melakukan pembangunan tentunya negara memerlukan tanah untuk keberhasilan
pembangunan tersebut, dimana tanah tersebut telah dimiliki oleh orang perorangan, kaum,
ataupun badan hukum.Dalam hal ini tentu Pemerintah perlu melakukan regulasi dalam bentuk
pengadaan tanah. Pengadaan tanah itu sendiri merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan
tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,
bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
Kebijakan pengaturan pengadaan tanah selama ini didasarkan pada peraturan perudang-
undangan di bidang pertanahan. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pertanahan
diantaranya adalah undang-undang nomor 5 tahun 1960 atau yang biasa di sebut sebagai
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Secara umum di dalam Pasal-Pasal UUPA mengatur
tentang aturan-auran dasar pertanahan, seperti hak-hak yang dapat di pegang oleh individu-
individu (Persoon) atau badan hukum (Recht persoon).Tetapi di dalam hak-hak tersebut
berdasarkan sifatnya, yakni fungsi sosial. Oleh karena itu negara telah memposisikan fungsi-
fungsi yang bersifat sosial ke setiap hak-hak yang di pegang oleh individu atau badan hukum.
Negara dalam rangka membangun sarana dan prasarana umum tidak terlepas dari
ketersediaan lahan tanah. Kebutuhan akan tersedianya tanah untuk keperluan pembangunan
tersebut memberi peluang terjadinya pengambilalihan tanah untuk berbagai proyek
pembangunan, baik untuk kepentingan negara/kepentingan umum maupun untuk kepentingan
bisnis, baik dalam skala besar maupun skala kecil. (Maria Sumardjono, 2007: 256)
Pembebasan tanah dapat diartikan sebagai melepaskan hubungan hukum yang semula
terdapat di antara pemegang hak/penguasa atas tanahnya dengan cara memberikan ganti rugi.
(Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1975, Tentang tata cara pembebasan
tanah, Pasal 1 ayat (1)). Lalu didalam Pasal 1 butir 2 Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun
1993 pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum menyatakan
bahwa: “pelepasan atau penyerahan hak adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara
pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian
atas dasar musyawarah”. Dari kedua pengertian antara ”Pembebasan” dan “Pelepasan” yang
terdapat didalam peraturan perundang-undangan tersebut memiliki makna yang sama, Namun

3 | Veritas Vol 7 No 2 2021


pada Pasal 1 butir 2 Keputusan Presiden Nomor. 55 Tahun 1993 pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum memberikan tambahan pengertian dari
pengertian pelepasan, yaitu “atas dasar musyawarah”. Pemerintah dalam hal melakukan
pembabasan tanah tentunya semata-mata hanya untuk kepenti ngan umum, dan kepentingan
golongan, seperti perusahaan swasta yang membuat sarana yang dibutuhkan orang banyak
tetapi ia memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya.
Kepentingan umum merupakan kepentingan yang menyangkut lapisan seluruh
masyarakat. Menurut pendapat John Salindeho, kepentingan umum adalah: “Kepentingan
umum adalah termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari
rakyat, dengan memperhatikan segi-segi sosial, politik, psikologis dan Hankamnas atas dasar
azas-azas Pembangunan Nasional dengan mengindahkan Ketahanan Nasional serta Wawasan
Nusantara. (John Salindeho, 1987: 40)
Saat ini yang menjadi dasar pelaksanaan pembebasan tanah untuk kepentingan umum
adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2005 yang kemudian di ubah menjadi
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Sesuai perpres tersebut, pengadaan tanah dilakukan
oleh Pantia Pengadaan Tanah yang bersifat sementara.Prosesnya sering terhambat oleh
diskontinuitas anggaran. Selain itu, rnasalah Iain yang sering muncul adalah definisi
“pembangunan untuk kepentingan umum” yang masih banyak diperdebatkan, serta sering
bersinggungan dengan isu hukum mendasar seperti hak azasi rnanusia, prinsip keadilan,
prinsip keseimbangan antara kepentingan negara dengan kepentingan masyarakat baik secara
individu maupun kelompok.
Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan benda
yang berkaitan dengan tanah, serta mernberikan wewenang yang bersifat publik kepada negara
atau pemerintah berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat kebijakan,
rnengadakan pengelolaan, serta rnelaksanakan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum. Sebagaimana diketahui pada tanggal 14 Januari 2012 lalu telah diterbitkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah. Peraturan pelaksana
berikutnya juga sudah diterbitkan yaitu Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, serta

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 4


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

Petunjuk Teknis Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan ini adalah untuk mengetahui tinjauan
diatas, maka penulis akan mengkaji secara yuridis pelaksanaan pengadaan tanah
mendalam terkait pada mekanisme untuk kepentingan umum oleh Pemerintah
pelaksanaan pembebasan tanah yang Provinsi DKI Jakarta pada pengadaan
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI tanah Rumah Sakit Sumber Waras Tahun
Jakarta pada Rumah Sakit Sumber Waras. 2014.
Kajian tersebut akan di bahas pada tulisan Adapun sub pokok tujuan penelitian
ilmiah ini dengan judul “Tinjauan adalah:
Yuridis Pengadaan Tanah Rumah 1. Untuk mengetahui prosedur
Sakit Umum Daerah Sumber Waras pengadaantanah bagi pembangunan
Tahun 2014 Untuk Kepentingan Umum untuk kepentingan umum.
Oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2. Untuk mengetahui mekanisme
(Kajian UU No. 2 Tahun2012 Tentang pengadaantanah untuk RSUD
Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Sumber Waras oleh Pemda DKI
Umum)” Jakarta.
Dalam pembahasan tesis ini maka 3. Untuk mengetahui penyelesaian
penulis mengambil beberapa rumusan sengketa pengadaan tanah RSUD
masalah sebagai berikut: Sumber Waras oleh Pemda DKI
1. Bagaimana prosedur pengadaantanah Jakarta.
bagi pembangunan untuk kepentingan Teori Kepastian Hukum
umum ? 1. Dalam melakukan analisis suatu
2. Bagaimana mekanisme penelitian diperlukan pisau analisis
pengadaantanah untuk RSUD Sumber berupa kerangka teori. Adapun
Waras oleh Pemda DKI Jakarta ? kerangka teori yang digunakan dalam
3. Bagaimana penyelesaian sengketa penelitian ini adalah berkaitan dengan
pengadaan tanah RSUD Sumber tujuan hukum yang mampu
Waras oleh Pemda DKI Jakarta ? memberikan ketertiban, keadilan dan
Sejalan dengan perumusan masalah kepastian hukum. Menurut Mochtar
tersebut di atas, pokok tujuan penelitian Kusumaatmadja(Mochtar

5 | Veritas Vol 7 No 2 2021


Kusumaatmadja, 1976:17) hukum dihindarkan dari kesewenangan.
mempunyai kekuasaan untuk (Teguh Prasetyo & Abdul Halim
melindungi dan mengayomi seluruh Barkatullah, 2012:107). Teori
lapisan masyarakat sehingga tujuan Keadilan
hukum dapat tercapai dalam Menurut Radbruch tujuan hukum
mewujudkan keadilan sosial bagi yang paling penting adalah menetapkan
seluruh rakyat Indonesia dan sekaligus aturan bagi suatu masyarakat dalam
menunjang pembangunan secara kerangka nilai keadilan.Jeremy
menyeluruh. Dalam perspektif Bentham berpendapat bahwa dalam
positisme hukum, hukum bertujuan membentuk undang-undang haruslah
untuk menciptakan ketertiban melahirkan undang-undang yang dapat
masyarakat, yang harus ditunjang oleh mencerminkan keadilan bagi semua
kepastian hukum sebagai norma yang individu.Dari pendapat tersebut, maka
steril dari moral dan etika. Hukum peraturan perundang-undangan
dimaknai sebagai sebuah pedoman hendaknya memberikan kebahagiaan
yang dapat memberikan kepastian yang terbesar bagi sebagian besar
hukum kepada masyarakat, dan untuk masyarakat (the greatest happiness for
dapat menetapkan suatu peraturan yang the greatest number) (Jeremy
umum dan pasti, rasa keadilan Bentham, 1948:32), lihat juga
masyarakat sedikit banyak harus (Satjipto Rahardjo,
dikorbankan, hal ini dimaksudkan 2006:275).Berangkat dari pandangan
untuk mendapatkan kepastian hukum. Bentham tentang keberdayagunaan
(Peter Mahmud Marzuki, hukum, maka berlakunya suatu
2008:59)Keadilan dalam hukum yang ketentuan hukum harus benar-benar
berlaku, bukan berdasarkan keadilan mempertimbangkan dampak positif
diluar ketentuan hukum, hal ini dirasa yang bakal ditimbulkannya.
penting untuk mencapai kepastian
hukum. Van Apeldoorn mengatakan 2. Teori Utilitarianisme
bahwa kepastian hukum berarti Bentham sebagai tokoh dari aliran
perlindungan hukum, dalam hal ini Utilitarianisme sangat menekankan pada
para pihak yang bersengketa dapat keharusan dalam suatu system hukum,

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 6


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

dengan mengemukakan bahwa pandangan Utilitarianisme tujuan hukum


pembentukan hukum harus membentuk disamping keadilan dan kepastian hukum
hukum yang adil bagi segenap warga juga memberikan manfaat bagi
masyarakat secara individual. Tetapi masyarakat.Ukuran yang dipakai dalam
kelemahan teorinya ternyata tidak setiap aliran ini untuk menilai bermanfaat atau
manusia mempunyai ukuran yang sama tidaknya suatu hukum ialah seberapa besar
mengenai keadilan, kebahagian dan dampaknya bagi kegiatan manusia yang
penderitaan. (Soerjono Soekanto, dihitung secara ekonomis.
2003:116)Dengan demikian menurut

METODE PENELITIAN
Penelitian hukum ini dilakukan tertulis atau lisan dan juga perilaku
melalui serangkaian langkah ilmiah yang nyata, yang diteliti dan dipelajari
sistematis dan terukur. Adapun metode sebagai sesuatu yang utuh.
yang digunakan adalah sebagai berikut: Walaupun penelitian ini
1. Tipe Penelitian dan Pendekatan menggunakan penelitian hukum
a. Tipe penelitian normatif dengan pendekatan
Penelitian hukum ini tergolong kualitatif, namun penelitian ini
penelitian adalah penelitian menggunakan juga data dari hasil
normatif, yaitu penelitian hukum data dilapangan.
yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data 2. Jenis Data dan Sumber Data
sekunder belaka. (Soerjono 1. Jenis data
Soekanto, 1986:250) Jenis data yang dikumpulkan
dalam penelitian hukum ini adalah
b. Pendekatan data primer dan data sekunder.Data
Penelitian ini menggunakan primer diperoleh langsung dari
pendekatan kualitatif, yaitu suatu sumber data dilapangan, yaitu
penelitian yang menghasilkan data dengan melakukan wawancara
deskriptif analisis yaitu apa yang langsung kepada para pihak yang
dinyatakan responden secara terkait pada masalah yang di

7 | Veritas Vol 7 No 2 2021


teliti.Data Sekunder diperoleh dari PEMBAHASAN
data yang tersedia pada bahan-bahan Tinjauan Umum Mengenai Pengadaan
pustaka Tanah Bagi Pembangunan Untuk
2. Sumber Data Kepentingan Umum
Sumber data adalah sumber dari
mana data diperoleh. Dalam A. Pengertian Pengadaan Tanah Bagi
sebuah kajian sumber data yang Pembangunan Untuk Kepentingan
dapat dipakai meliputi: catatan Umum
atau laporan resmi, barang Istilah pengadaan tanah
cekatan, buku teks, buku-buku dipergunakan pertama kali di dalam
referensi, majalah, koran, bulletin, Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun
dokumen catatan kisah-kisah 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
sejarah, dan lain-lain. Pelaksanaan Pembangunan Untuk
3. Teknik Pengumpulan Data Kepentingan Umum di dalam ketentuan
Teknik pengumpulan data yang Pasal 1 angka 1 pengadaan tanah
digunakan pada penelitian hukum didefinisikan sebagai berikut:
ini menggunakan teknik penelitian “Pengadaan tanah adalah setiap
data melalui: Studi Pustaka, kegiatan untuk mendapatkan tanah
Wawancara (Interview) dengan cara memberikan ganti rugi
4. Teknik Analisis Data kepada yang berhak atas tanah tersebut”.
Analisis data dilakukan dengan Pada tahun 2012 pemerintah
cara analisis kualitatif, yaitu memberlakukan Undang-Undang Nomor
dengan cara menguraikan hasil 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
penelitian secara terperinci dalam Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
bentuk kalimat per kalimat Umum dan Peraturan Presiden Republik
sehingga memperoleh gambaran Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Atas
umum yang jelas dari jawaban perubahan kedua Peraturan Presiden
permasalahan yang akan dibahas Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
dan dapat ditemukan suatu 2012 Tentang Penyelenggaraan
kesimpulan. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum. Ketentuan

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 8


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

Pasal 1 angka 2 mendefinisikan termasuk kepentingan bangsa dan Negara


pengadaan tanah sebagai berikut: serta kepentingan bersama dari rakyat,
“Pengadaan tanah adalah kegiatan dengan memperhatikan segi-segi sosial,
menyediakan tanah dengan cara memberi politik, psikologis dan hankamnas atas
ganti kerugian yang layak dan adil dasar azas-azas Pembangunan Nasional
kepada pihak yangberhak”. dengan mengindahkan Ketahanan
Secara sederhana dapat diartikan Nasional serta wawasan Nusantara.(John
bahwa kepentingan umum dapat saja Salindeho, 1988:40). Sedangkan
dikatakan untuk keperluan, kebutuhan Menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan
atau kepentingan orang banyak atau Presiden Republik Indonesia Nomor 99
tujuan yang luas.Namun demikian Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
rumusan tersebut terlalu umum dan tidak Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
ada batasannya. (Oloan Sitorus dan Untuk Kepentingan Umum adalah
Dayat Limbong, 2004:6) kepentingan Bangsa, Negara dan
Pembangunan pertanahan tidak Masyarakat yang harus diwujudkan oleh
lepas dari pemahaman tentang pemerintah dan digunakan sebesar-
kepentingan umum menurut John besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Salindeho belum ada definisi yang sudah 1. Dasar Hukum Pengadaan Tanah
dikentalkan mengenai pengertian Sebelum berlakunya Keppres
kepentingan umum, namun cara Nomor 55 Tahun 1993, tentang
sederhana dapat ditarik kesimpulan atau pengadaan tanah untuk kepentingan
pengertian bahwa kepentingan umum umum, maka landasan yuridis yang
dapat saja dikatakan untuk keperluan, digunakan dalam pengadaan tanah
kebutuhan ataukepentingan orang banyak adalah Permendagri Nomor 15 Tahun
atau tujuan sosial yangluas. 1975 Tentang ketentuan-ketentuan
Oleh Karena itu rumusan demikian Mengenai Tata Cara Pembebasan
terlalu umum, luas dan tak ada batasnya, Tanah.Pelaksanaan pengadaan tanah
maka untuk mendapatkan rumusan menurut Permendagri Nomor 15
terhadapnya, kiranya dapat dijadikan Tahun 1975 dalam pengadaan tanah
pegangan sambil menanti pengentalannya dikenal istilah pembebasan tanah, yang
yakni kepentingan umum adalah berarti melepaskan hubungan hukum

9 | Veritas Vol 7 No 2 2021


yang semula terdapat diantara tanah, yaitu Hukum Perdata.
pemegang atau penguasa atas tanah Dengan perkataan lain bahwa
dengan cara memberikan ganti rugi. keabsahan atau ketidak absahan
Sedangkan di dalam Pasal 1 butir 2 pelepasan atau penyerahan hak atas
Keppres Nomor 55 Tahun 1993 tanah sebagai cara pengadaan
menyatakan bahwa: “Pelepasan atau tanahditentukan ada tidaknya
penyerahan hak adalah kegiatan kesepakatan diantara kedua belah pihak
melepaskan hubungan hukum antara yang berarti sah tidaknya perbuatan
pemegang hak atas tanah dengan tanah hukum yang bersangkutan, berlaku
yang dikuasainya dengan memberikan antara lain syarat sahnya perjanjian
ganti kerugian atas dasar yang diatur dalam Pasal 1320 KUH
musyawarah”.Kemudian untuk Perdata. (Boedi Harsono, 1990:4)
musyawarah itu diatur dalam butir ke 5
(lima) yang menyatakan bahwa 2. Pengadaan Tanah Untuk
“Musyawarah adalah proses atau Kepentingan Umum dalam Al-Qur'
kegiatan saling mendengar, dengan an
sikap saling menerima pendapat dan Pedoman umum yang akan
keinginan yang didasarkan atas sikap dijadikan pegangan menurut Islam
kesukarelaan antara pihak pemegang tentang pengadaan tanah untuk
hak atas tanah dan pihak yang kepentingan umum, tidak terlepas dari
memerlukan tanah untuk memperoleh al-Qur'an, Hadits yang diriwayatkan
kesepakatan mengenai bentuk dan oleh ahli hadits dan risalah Rasulullah
besarnya ganti kerugian”. SAW. Dalam al-Qur' an, dinyatakan
Setelah berlakunya Keppres bahwa Allah menganugerahkan
Nomor 55 Tahun 1993 istilah tersebut karunia yang besar bagi manusia
berubah menjadi pelepasan hak atau clengan menciptakan bumi, air dan
penyerahan hak atas tanah. Oleh kekayaan alam yang terkandung di
karena itu, segi-segi hukum dalamnya bagi manusia untuk
materiilnya pelaksanaan pelepasan hak cligunakan manusia untuk clapat
atau pelepasan hak atas tanah pada menjaga kelangsungan hiclupnya dan
dasarnya sama dengan pembebasan agar manusia berbakti kepada Allah

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 10


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

SWT, kepacla keluarga clan kepada sesuai ketentuan-ketentuan dan syarat-


masyarakat. syarat yang berlaku.
Menurut Hukum Islam, Sedangkan menurut Boedi Harsono
hubungan antara penguasa sebagai yang dimaksud pelepasan hak atas tanah
suatu badan hukum (publik) dengan adalah setiap perbuatan yang dimaksud
pemegang hak atas tanah sebagai orang langsung maupun tidak langsung
yang dikuasai ialah, penguasa dapat melepaskan hubungan hukum yang ada
memperoleh hak atas tanah antara pemegang hak atau penguasa atas
sebagaimana halnya dengan badan tanahnya dengan cara memberikan ganti
hukum (privat) lainnya. Caranya, rugi yang berhak atau penguasa tanah itu.
dengan melakukan hubungan hukum 2 (Boedi Harsono, 1996:898)
(dua) pihak dengan pemegang hak atas C. Ganti Rugi Hak Atas Tanah Untuk
tanah dengan jual beli, tukar menukar Kepentingan Umum
clan hubungan-hubungan hukum Istilah ganti rugi atau penggantian
lainnya yang dapat memindahkan hak kerugian biasanya dipakai dalam bidang
atas tanah dalam hubungan keperdataan, baik itu mengenai ingkar
keperdataan seperti ini harus dijamin janji (wanprestasi), pelanggaran hukum
adanya keseimbangan hak clan maupun bidang penggantian
kewajiban antara para pihak.Pihak pertanggungan kerugian. Sehubungan
yang satu dilarang memaksakan dengan istilah tersebut diatas, maka R
kehendaknya kepada pihak yang Setiawan,S.H. pernah mengatakan bahwa
lainnya. ganti rugi dapat berupa penggantian dari
pada prestasi, tetapi dapat berdiri sendiri
B. Pelepasan Hak Untuk Kepentingan disamping prestasi. (R. Setiawan,
Umum 1987:18)
Pelepasan hak atas tanah adalah Sedangkan Subekti mengatakan
suatu penyerahan kembali hak itu kepada bahwa seorang debitur telah
Negara dengan sukarela.Perbuatan ini diperingatkan dengan tegas dan ditagih
dapat bertujuan agar tanah tersebut janjinya, apabila tetap tidak
diberikan kembali kepada suatu pihak melaksanakan prestasinya maka
tertentu dengan suatu hak tanah baru dinyatakan lalai atau alpa dan kepadanya

11 | Veritas Vol 7 No 2 2021


diberikan sanksi-sanksi yaitu ganti rugi, Lahan Rumah Sakit Sumber Waras
pembatalan perjanjian dan peralihan (RSSW) seluas 69.888 m2 awalnya 1
resiko. (satu) hamparan tanah dengan 1 (satu)
Demikian juga beliau menyatakan sertifikat, 1 NOP (Nomor Objek Pajak),
bahwa Undang-undang pertanggungan dan 1 NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).
merupakan suatu perjanjian, dimana Pada tahun 1970 lahan dipecah
penanggung menerima premi dengan menjadi 2 (dua) sertifikat, masing-
kesanggupan mengganti kerugian masing dengan luas 33.478 m2 (SHM)
keuntungan yang ditangung atau yang dan 36.410 m2 (HGB).Pemecahan
mungkin diderita sebagai akibattertentu. sertifikat tersebut tidak diikuti dengan
(R.Subekti, 1985:163) pemecahan NOP dan SPT PBB. Dengan
Jadi kalau dilihat dari pendapat kata lain, NOP dan SPT PBB kedua
sebagaimana tersebut bahwa tuntutan sertifikat tersebut masih menjadi satu.
ganti rugi hanya dapat dinyatakan dengan Alamatlahan pada sertifikat induk
uang. Dan selanjutnya timbul pertanyaan (sebelum dipecah) adalah Jalan Kyai
apa yang dimaksud dengan pengertian Tapa, sesuai dengan lokasinya yang
ganti rugi tersebut, istilah ganti rugi memang di pinggir Jalan Kyai
biasanya terjadi akibat adanya ingkar janji Tapa.Alamat yang tercantum pada 2
dan perbuatan melanggar hukum. Dalam sertifikat hasil pemecahan secara
pemenuhan prestasi kewajiban terletak otomatis mengikuti alamat sertifikat
pada debitur, sehingga apabila debitur induk, yaitu Jalan Kyai Tapa.
tidak melaksanakan kewajiban tersebut Faktanya, lahan/sertifikat yang
bukan karena keadaan memaksa, maka si berbatasan langsung dengan Jalan Kyai
debitur dinyatakan lalai. Tapa adalah sertifikat SHMseluas33.478
m2 (yang tidak dibeli Pemprov DKI
Tinjauan Hukum Pengadaan Tanah Hak Jakarta). Sedangkan lahan/sertifikat
Guna Bangunan Rumah Sakit Umum HGB seluas 36.410 m2 yang dibeli
Daerah Sumber Waras Dki Jakarta Pemprov DKI Jakarta tidak
A. Sejarah Tanah Rumah Sakit Sumber bersinggungan (tidak mempunyai akses)
Waras dengan Jalan Kyai Tapa (walaupun

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 12


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

alamat pada sertifikatnya Jalan Kyai menerbitkan penetapan untuk Aanmaning


Tapa). yang berisikan perintah untuk Jurusita
agar memanggil Termohon eksekusi hadir
B. Sumber Pendanaan Pengadaan pada sidang Aanmaning, setelah
Tanah Untuk Kepentingan Umum Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil
Pengadaan/pembelian tanah oleh Termohon eksekusi Ketua Pengadilan
Pemerintah Pusat/Daerah yang dibiayai Agama melaksanakan Aanmaning dengan
dengan (menggunakan) APBN/APBD sidang insidentil yang dihadiri oleh Ketua,
harus berdasarkan Perpres RI Nomor 71 Panitera dan Termohon.
tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Isi dalam sidang Aanmaming
Tanah bagi Pembangunan untuk tersebut berupa: Seyogyanya pemohon
Kepentingan Umum (termasuk dipanggil untuk hadir, Ketua pengadilan
revisinya, Perpres RI Nomor 40 tahun Agama menyampaikan peringatan supaya
2014 tentang Perubahan atas Perpres dalam tempo 8 (depalan) hari dari hari
Nomor 71 tahun 2012 tentang setelah peringatan termohon melakukan
Penyelenggaraan Tanah bagi isi putusan, Panitera membuat berita acara
Pembangunan untuk Kepentingan sidang Aanmaning yang ditandatangani
Umum), sebagaimana diatur pada pasal oleh Katua dan Panitera, apabila dalam
Pasal 117 yang menyatakan bahwa: tempo 8 (delapan) hari setelah peringatan
“Pendanaan Pengadaan Tanah pemohon melaporkan bahwa termohon
Untuk Kepentingan Umum bersumber belum melaksanakan isi putusan, Ketua
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengadilan Agama menerbitkan
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan penetapan perintah eksekusi.
dan Belanja Daerah.” (Mahkamah Agung RI Pengadilan
Agama SANGGAU)
C. Prosedur Penyelesaian Eksekusi Hak Pada pihak-pihak yang berminat
Tanggungan Di Pengadilan Agama ikut dalam acara lelang harus mengajukan
Dalam prosedur eksekusi pemohon penawaran secara tertulis dalam amplop
mengajukan permohonan eksekusi Hak tertutup dengan menyebutkan identitas
Tanggungan kepada Ketua Pengadikan yang jelas, harga yang disanggupinya, dan
Agama, lalu Ketua Pengadilan Agama ditandatangani oleh yang bersangkutan.

13 | Veritas Vol 7 No 2 2021


Apabila tidak ada satupun surat waktu kurang lebih dalam satu bulan ke
penawaran yang mencapai patokan harga, depan dan hal ini mempunyai implikasi
maka penawaran lisan dapat dibenarkan biaya (merujuk pada PMK Nomor
dengan persejutuan pihak penjual, yaitu 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Pengadilan Agama. Pembeli lelang Pelaksanaan Lelang).
merupakan oaring yang melakukan Setelah pemenang ditunjuk, maka
penawaran tertinggi dan tawaran itu paling dilakukan pembayaran dimana hasil dari
minimal sesuai dengan floor price. penjualan tersebut digunakan untuk
Pengadilan Agama berhak penyelesaian pembiayaan yang ada.
menentukan syarat-syarat pembayaran Setelah itu pemenang lelang akan
lelang. Apabila dalam waktu yang mendapatkan Risalah Lelang untuk
ditetapkan pemenang lelang belum melakukan Balik Nama ke BPN (Badan
membayar harga lelang sebagaimana Pertanahan Negara). Pengosongan
yang ditentukan, maka atas kelalailan itu terhadap objek lelang dilakukan apabila
dikenakan denda sebagimana yang perlu dengan meminta bantuan Muspida
ditentukan Pasal 22 ayat 7 Peruntukan setempat. Proses terakhir adalah Proses
Lelang Stb.1908 Nomor 189. Balik Nama diproses BPN.
Pelaksanaan lelang diawali dengan Walaupun hukum materiil yang
penawaran secara tertulis (tertutup) dari mengatur mengenai hukum ekonomi
para peserta, kemudian apabila penawaran syariah belum ada, berdasarkan Undang-
tertinggi dari peserta telah melampaui Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
limit lelang yang ditetapkan, maka peserta Peradilan Agama pada Pasal 49
dengan penawaran tertinggi tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan
ditunjuk sebagai pemenang lelang, namun “antara orang-orang beragama Islam”
apabila penawaran belum melampaui limit adalah termasuk orang atau badan hukum
lelang, penawaran dilanjutkan dengan yang dengan sendirinya menundukkan diri
penawaran terbuka secara naik-naik dengan sukarela kepada hukum Islam
hingga diperoleh harga tertinggi di atas mengenai hal-hal yang menjadi
limit lelang. Jika tahap inipun penawaran kewenangan peradilan agama. Serta Pasal
tertinggi belum melampaui limit lelang, 50 ayat (2) yang menyebutkan “Apabila
maka lelang akan diulang dalam jangka terjadi sengketa hak milik yang subjek

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 14


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

hukumnya antara orang-orang yang Hasil-Hasil Penelitian dan Analisis


beragama Islam, objek sengketa tersebut (ANALISIS Putusan Pengadilan Agama
diputus oleh Pengadilan Agama bersama- Nomor: 554/Pdt.G/2018/PA.Pal)
sama perkara”. Maka Pengadilan Agama
Pengurus YKSW menawarkan tanah
tidak boleh menolak untuk memeriksa,
kepada Plt. Gubernur DKI melalui Nomor
mengadili dan memutus suatu perkara
14/YKSW/2014 tanggal 7 Juli 2014 yang
dengan dalil bahwa hukum tidak ada atau
menyatakan kesediaan untuk menjual tanah
kurang jelas, melainkan wajib untuk
HGB seluas 36.410 m2 dengan harga sesuai
mengadili dan memeriksanya.
NJOP Tahun 2014 senilai Rp.20.755.000/m2
Sebagaimana Undang-Undang
atau seluruhnya senilai Rp.755.689.550.000.
Nomor 3 Tahun 2006, maka Pengadilan
Surat tersebut berisikan antara lain tindak
Agama diberi kewenangan untuk
lanjut pertemuan Direktur Umum dan SDM
mengadili sengketa ekonomi syari’ah,
RS SW dengan Plt. Gubemur DKI pada
maka Pengadilan Agama mempunyai
tanggal 6 Juni 2014.
kewenangan pula dalam melaksanakan
Pada tanggal 8 Juli 2014 Plt. Gubernur
eksekusi terhadap barang jaminan yang
DKI langsung mendisposisikan Kepala
diagunkan pada bank syari’ah, karena
Bappeda DKI untuk menganggarkan
pada dasarnya perjanjian jaminan adalah
pembelian tanah RS SW dalam APBD-P
perjanjian yang bersifat accesoir
2014. Disposisi Plt. Gubemur DKI tersebut
terhadap perjanjian pokok. Apabila
ditindaklanjuti oleh Kepala Bappeda DKI
dalam suatu jenis pembiayaan akad
dengan melakukan proses penganggaran
syari’ah dibarengi dengan perjanjian
pembelian tanah RS SW dalam APBD-P
jaminan, maka perjanjian jaminan
2014 sesuai dengan nilai penawaran pihak
tersebut melekat pula prinsip syari’ah,
YKSW kepada Plt. Gubemur DKI senilai
sehingga jika terjadi sengketa maka
Rp.755.689.550.000.
Pengadilan Agama berwenang
Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas
menyelesaikannya. (Dadan
pengadaan tanah RS SW ditemukan hal-hal
Muttaqien & Fakhruddin
sebagai berikut:
Cikman,2010:114)
Penunjukan lokasi pengadaan tanah
RS SW senilai Rp.755.689.550.000,00 oleh

15 | Veritas Vol 7 No 2 2021


Plt. Gubemur DKI tidak sesuai ketentuan. Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Dalam UU Nomor 2 Tahun 2012 tanggal 14 Daerah pada Pasal 154 menyatakan bahwa
Januari 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Perubahan APBD (APBD-P) dapat
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilakukan apabila terjadi 4 (empat) hal,
ada Pasal 13 dan Perpres Nomor 71 Tahun yaitu: Perkembangan yang tidak sesuai
2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang dengan asumsi KUA, Keadaan yang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi menyebabkan harus dilakukan pergeseran
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum anggaran antar unit, Keadaan yang
pada Pasal 2 secara jelas menyatakan bahwa menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebelumnya harus digunakan dalam tahun
(Rumah Sakit) diselenggarakan melalui berjalanya keadaan darurat, Keadaan luar
tahapan perencanaan, persiapan, biasa.
pelaksanaan dan penyerahan hasil. Pada Disposisi tersebut di atas juga tidak
Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 7 Perpres 71 tahun sejalan dengan Pasal 163 Pemendagri
2012.Terkait dengan Perppres No.40 Tahun Nomor 13 Tahun 2006 yang antara lain
2014 yang merubah Pasal 121 Perpres 71 berisikan bahwa APBD-P disetujui oleh
Tahun 2012 menjadi Pembebebasan di Kepala Daerah setelah melalui proses
bawah 5 hektar dapat dilakukan langsung. pembahasan oleh Tim Anggaran Pemerintah
Ketentuan ini hanya menegaskan agar Daerah (TAPD) berdasarkan data RKA dan
pembebasan tanah menjadi efektif maka DPPA yang telah disusun dan diusulkan
pembebasan tersebut tidak perlu terlebih dahulu oleh SKPD terkait. Dengan
dilaksanakan oleh BPN tetapi cukup dengan demikian disposisi Plt. Gubemur DKI untuk
instasi terkait yang membutuhkan tanah. menganggarkan belanja modal pembelian
Namun mekanisme yang lain seperti adanya tanah RS SW menggunakan APBD-P 2014
perencanaan dan kajian tetap dilaksanakan. dinilai tidak wajar, tidak prioritas dan bukan
Disposisi Plt. Gubemur DKI yang merupakan hal yang darurat atau mendesak
memerintahkan Kepala Bappeda DKI untuk sesuai ketentuan.Oleh karena itu Depdagri
menganggarkan dana pembelian tanah RS memberikan evaluasi terhadap RAPBD-P
SW senilai Rp.755.689.550.000,00 dalam 2014 atas mata anggaran tersebut.
APBD-P 2014 tidak sesuai ketentuan. Penetapan lokasi tanah untuk
Berdasarkan Peraturan Mendagri Nomor 13 pembangunan RS Jantung Khusus dan

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 16


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

Kanker Pemprov DKI tidak melalui proses Eksistensi peta invent atas bidang
studi kelayakan dan kajian teknis yang wajar tanah sangat penting agar harga atau nilai
dan terindikasi bersifat formalitas.Peran yang diberikan kepada pemilik tanah
Pemda DKI sangat besar dalam menentukan merupakan harga yang sesuai dengan kondisi
nilai dan pelaksanaan pembelian tanah RS riil atas tanah yang akan dibebaskan.
Sumber Waras.Tidak ada penelitian terlebih Perbedaan antara yang tertulis dalam
dahulu mengenai letak sesungguhnya. sertifikat dan kondisi riill tanah dapat
Dalam kenyataannya alamat yang tertera menyebabkan perbedaan harga.Seperti
dalam sertifikat HGB No.2878/Tomang dalam kasus ini ternyata letak Sertiikat HGB
adalah Jl. Kiai Tapa berbeda dengan kondisi No.2878 bukan berada di Jalan Kiai Tapa
riil letak tanah dengan Sertifikat HGB melainkan di Jalan Tomang Utara, apakah
No.2878/Tomang yaitu terletak di Jalan dibenarkan pemerintah membeli dengan
Tomang Utara. Dalam mensikapi perbedaan harga NJOP di Jalan Kiai Tapa?Tentunya
alamat antara apa yang tertulis di sertifikat secara hukum tindakan tersebut tidak
dengan kondisi yang sesunggunya maka dibenarkan.
pembelian tanah harus didasari letak riil Pemerintah dibebankan untuk
tanah tersebut. mempertanggungjawabkan sekecil apapun
Data yang ada dalam sertifikat dapat uang negara yang dipakai dalam
saja berubah baik alamat atau luas. Oleh melaksanakan pengadaan barang dan
karena itu penelitian tanah terlebih dahulu jasa.Pengadaan barang dan jasa bukan hanya
oleh BPN yang nanti akan menghasilkan memiliki aspek perdata tetapi juga aspek
peta invent atas bidang tanah yang pidana karena menggunakan uang negara.
dibebaskan merupakan hal yang sangat Berdasarkan kajian BPK pembelian
penting. Peta invent atas bidang tanah tanah milik RS SW berpotensi merugikan
merupakan dokumen hukum dan dasar keuangan daerah sebesar Rp.
hukum pembelian atau pembebasan tanah. 191.334.550.000.Nilai ini dihitung dari
Jika ada perbedaan antara data yang tertera kalkulasi yang moderat yaitu dengan
di sertifikat dengan fakta yang tertulis dalam menggunakan tolak ukur bahwasanya
peta invent maka yang menjadi dasar sebelum dilakukan pembelian oleh Pemda
pembebasan adalah fakta yang tercantum RS SW sudah terikat dalam PPJB dengan PT
dalam peta invent. CKU.

17 | Veritas Vol 7 No 2 2021


Pihak Pemda DKI diduga telah dengan DPR pada tanggal 15 Juni 2016.
melanggar ketentuan mengenai proses Unsur perbuatan melawan hukum atau
pembelian RS Sumber Waras yang meliputi penyalahgunaan kewenangan dalam dugaan
tahap perencanaan, penganggaran dan tindak pidana korupsi kasus RS Sumber
pembentukan tim pengadaan lahan RS Waras belum ditemukan karena pihak KPK
Sumber Waras. Proses penentuan harga dan berpedoman pada Perpres RI Nomor 40
tahapan serah terima lahan diduga juga telah Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perpres
disimpangi oleh pihak Pemda DKI sehingga RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang
menimbulkan kesimpulan bagi pihak BPK Penyelenggaraan Tanah bagi Pembangunan
selaku auditor bahwa penyimpangan proses untuk Kepentingan Umum.
pengadaan lahan RS Sumber Waras telah Dengan demikian Pemda mempunyai
sempurna. Kriteria yang dipergunakan oleh daya tawar untuk melakukan penawaran
pihak BPK dalam melakukan proses audit dalam membeli tanah tersebut dengan harga
investigatif adalah Undang-Undang Nomor paling tidak sama dengan yang ditawar oleh
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi PT CKU.
Pembangunan untuk Kepentingan Umum Namun jika menggunakan zona nilai
dan Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun tanah (ZNT) pada lokasi tersebut menurut
2012 tentang Penyelenggaraan Tanah bagi data pada kantor pajak NJOP nya hanya
Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebesar Rp. 7.445.000/m2. Dengan demikian
berikut revisinya yaitu Perpres RI Nomor 40 kerugian daerah berdasarkan Zona Nilai
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perpres Tanah adalah Rp. 484.617.100.000. Oleh
RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang karena itu apabila Pemda DKI melakukan
Penyelenggaraan Tanah bagi Pembangunan prosedur yang telah dijelaskan pada poin 3
untuk Kepentingan Umum. Kesimpulan huruf d diatas maka kesalahan dalam
sementara hasil penyelidikan KPK menentukan lokasi tanah tidak akan terjadi.
mengindikasikan bahwa belum ditemukan Bahwa hasil penelitian faktual atas
bukti permulaan yang cukup terhadap tanah milik RS SW tersebut ditemukan fakta
dugaan tindak pidana korupsi di kasus RS bahwa tanah tersebut terdapat beberapa
Sumber Waras.Kesimpulan sementara gedung milik RS SW. Dengan demikian
tersebut disampaikan oleh Pimpinan KPK tanah tersebut tidak siap bangun dan lokasi
saat dilakukan Rapat Dengar Pendapat tersebut merupakan wilayah banjir .

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 18


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

Pembelian lokasi RS SW oleh Pemda DKI berdasarkan ketentuan Pasal 2 Perpres RI


justru melanggar dari rekomendasi Dinas Nomor 71 Tahun 2012 menjelaskan bahwa
Kesehatan Provinsi DKI yang menginginkan dalam pengadaan tanah untuk kepentingan
tanah yang dibeli adalah lokasi yang siap umum harus memalui beberapa tahap
bangun dan bebas banjir.Oleh karena masih perencanaan, tahap persiapan, tahap
terdapat gedung-gedung yang masih dipakai pelaksanaan, dan yang terakhir adalah tahap
maka Yayasan SW mohon agar penyerahan penyerahan hasil. Akan tetapi Pemprov DKI
tanah dilakukan 2 tahun lagiterhitung Jakarta tidak pernah merencanakan
pembayaran lunas yang dilakukan Pemda pengadaan/pembeliaan lahan Rumah Sakit
DKI.Atas permohonan ini disetujui. Menurut Sumber Waras dalam RPJP, rencana strategis
hukum dalam transaksi ini Pemda dirugikan (RPJM) maupun renacana kerja tahun 2014.
karena tidak langsung digunakan walaupun 2. Dalam pengadaan tanah untuk kepentingan
telah dibayar lunas. Kondisi ini berlawanan umum harus disusun dalam dokumen
dengan sifat kedaruratan untuk memiliki RS perencanaan pengadaan tanah berdasarkan
Jantung. Harusnya Pemda membangunan RS studi kelayakan yang mencakup suvey social
Kanker dan Jantung di lokasi tanah milik ekonomi, kelayakan lokasi, analisa biaya, dan
Pemda yang lain. manfaat pembangunan bagi masyarakat,
perkiraan nilai harga tanah, dampak
KESIMPULAN lingkungan dan dampak social yang mungkin
Berdasarkan pembahasan yang telah timbul akibat pengadaan tanah untuk
diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat kepentingan umum. Pemprov DKI tidak
ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban pernah membuat studi kelayakan lokasi dan
dari permasalahan yang diangkat pada thesis perkiraan nilai harga tanah sebagaimana yang
ini. Adapun kesimpulan dari thesis ini adalah diatur pada Pasal 6 huruf b dan d kelayakan
sebagai berikut: lokasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
1. Pemprov DKI Jakarta dalam merencanakan huruf d dilakukan untuk menghasilkan
dan melaksanakan pemebelian lahan Rumah analisis mengenai kesesuaian fisik lokasi
Sakit Sumber Waras tidak berdasarkan dengan rencana pembangunan yang akan
Perpres RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang dilaksanakan untuk kepentingan umum.
Penyelenggaraan Tanah Bagi Pembangunan Adapun dalam mekanisme pelaksanaan
Untuk Kepentingan Umum karena pengadaan tanah akan diselenggarakan oleh

19 | Veritas Vol 7 No 2 2021


kepala kantor wilayah BPN selaku ketua SARAN
pengadaan tanah. Berdasarkan kesimpulan diatas yang
3. Penyelesaian sengketa pangadaan tanah telah diuraikan maka dapat penulis
RSUD Sumber Waras oleh Pengadilan Tata memberikan saran pada thesis ini. Adapun
Usaha Negara berwenang menilai ada saran dari thesis ini adalah sebagai berikut:
tidaknya unsur penyalahgunaan wewenag 1. Seharusnya Pemprov DKI Jakarta dalam
yang dilakukan oleh Pejabar Pemerintah. Hal merencanakan dan melaksanakan
tersebut diatur dalam Pasal 21 Undang- pembelian tanah Rumah Sakit Sumber
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Waras harus berdasarkan Perpres RI
Administrasi Pemerintah. Dalam Nomor. 71 Tahun 2012 tentang
penjelasannya yang mempunyai wewenang Penyelenggaraan Tanah Bagi
untuk menerima, memeriksa, dan Pembangunan Untuk Kepentingan
memutuskan ada atau tidak ada unsur Umum karena berdasarkan ketentuan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Pasal 2 Perpres RI Nomor 71 Tahun
oleh Pejabat Pemerintah dapat juga 2012 menjelaskan bahwa dalam
mengajukan permohonan kepada Pengadilan pengadaan tanah untuk kepentingan
untuk dapat menilai ada atau tidak adanya umum harus memuali beberapa beberapa
unsur penyalahgunaan wewenang dalam tahap perencanaan, tahap persiapan,
keputusan dan/atau tindakan, dan pengadilan tahap pelaksanaan dan yang terakhir
pun wajib memutus permohonan tersbut adalah tahap penyerahan hasil. Dan
paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja seharusnya Perprov DKI Jakarta
sejak permohonan diajukan. Bila ada merencanakan pengadaan/pembelian
keberatan akan keputusan Pengadilan maka alahan Rumah Sakit Sumber Waras
dapat diajukan banding ke Pengadilan Tinggi dalam RPJP, rencana strategis (RPJM)
Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi maupun rencana kerja Tahun 2014.
Tata Usaha Negara wajib memutuskan 2. Pemprov DKI seharusnya membuat studi
permohonan banding tersebut paling lama 21 kelayakan lokasi dan perkiraan nilai
(dua puluh satu) hari kerja sejak permohonan harga tanah sebagimana yang diatur pada
banding diajukan Putusan Pengadilan Tata Pasal 6 huruf b dan d kelayakan lokasi,
Usaha Negara tersebut bersifat final dan sebagimana dimaksud pada ayat (1)
mengikat. huruf d dilakukan untuk menghasilkan

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 20


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

analisis mengenai kesesuain fisik lokasi John Salindeho, Masalah Tanah dalam
dengan rencana pembangunan yang akan Pembangunan, Sinar Grafika,
dilaksanakan untuk kepentingan umum. 1988, Jakarta, Hal. 40
Adapun dalam mekanisme pelaksanaan Kartasasmita, Ginandjar. 1996.
pengadaan tanah akan diselenggarakan Pembangunan Untuk Rakyat.
oleh kepada kantor wilayah BPN selaku Jakarta : Cides.
ketua pengadaan tanah. Maria Sumardjono. 2007,Tanah Dalam
3. Pemprov DKI Jakarta harus menjalankan Persfektif Hak Ekonomi Sosial Dan
putusan dari Pengadilan Tata Usaha Budaya .Jakarta: Buku Kompas.
Negara dalam menyelesaikan sengketa Mochtar Kusumaatmadja, 1976, “Hukum,
pengadaan lahan untuk kepentingan Masyarakat, dan Pembinaan
umum atau dapat melakukan upaya Hukum Nasiona”l, Bandung:
kasasi Mahkamah Agung. Binacipta.
Oloan Sitorus dan Dayat Limbong,
DAFTAR KEPUSTAKAAN 2004,Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum, Mitra
Buku-Buku Kebijakan Tanah Indonesia,
Boedi Harsono, 1990,Aspek-Aspek Yogyakarta.
Yuridis Penyediaan Tanah Dalam Peter Mahmud Marzuki, 2008, “Penelitian
Rangka Pembangunan Nasional Hukum”, Jakarta: Kencana.
Makalah. R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok Hukum
Boedi Harsono, 1996,Hukum Agraria Perikatan, Bina Cipta, Bandung.
Indonesia, Djambatan, Jakarta. R.Subekti, 1985,Aneka Perjanjian,
Hafener Publishing, 1948, lihat juga Alumni Bandung.
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Soerjono Soekanto, 1986,Pengantar
Bandung: Citra Aditya Bakti. Peneltian Hukum, Universitas
Jeremy Bentham, 2006, “An Introduction Indonesia (UI) Press.
To The Principle of Moral and Soerjono Soekanto, 2003,” Pokok-Pokok
Legistatin”, New York Sosiologi Hukum”, Jakarta,
Rajawali.

21 | Veritas Vol 7 No 2 2021


Teguh Prasetyo & Abdul Halim dalam-pengambilan-
Barkatullah, 2012, “Filsafat, Teori, keputusan
& Ilmu Hukum”, Jakarta: Raja Imam Koeswahyono, 2008, Artikel,
Grafindo Persada. Melacak Dasar Konstitusional
Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Pembangunan Bagi
Peraturan Perundang-Undangan Umum,
Undang-Undang Dasar 1945 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Manusia Dari Aspek Pertanahan,
Tahun 1975, Tentang tata cara makalah disampaikan pada forum
pembebasan tanah diskusi terfokus dalam rangka
Peraturan Presiden nomor 36 tahun 2005 meningkatkan usaha mikro dan
tentang pengadaan tanah bagi penggerak ekonomi rakyat,
pelaksanaan pembangunan untuk diselenggarakan oleh permodalan
kepentingan umum, Nasional madani dan ikatan
Indonesia, Keputusan Presiden Tentang mahasiswa magister kenotariatan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Universitas Indonesia (Jakarta, 1
Pembangunan Untuk Kepentingan Mei 2003)
Umum, Nomor 55 Tahun 1993
Web
Jurnal/Karya Ilmiah http://scholar.unand.ac.id/32088/2/BAB%
Didik Hery Santosa, Penggunaan 20I.pdf,
Asas Diskresi dalam https://www.hukumproperti.com/pertana
Pengambilan Keputusan, e- han/tata-cara-pengadaan-tanah/
Jurnal https://megapolitan.kompas.com/read/201
http://www.bppk.kemenkeu.g 6/04/13/15011181/BPK.Clear.Ada.Pe
o.id/publikasi/artikel/418- nyimpangan.dan.Kerugian.Negara.
artikel-soft- dalam.Pembelian.Lahan.RS.Sumber
competency/23181- .Waras,
penggunaan-asas-diskresi- http://rssumberwaras.co.id/sejarah/

Tinjauan Yuridis Pengadaan | 22


VERITAS: Jurnal Program Pascasarjana Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 Tahun 2021
P-ISSN: 2407-2494 E-ISSN: 2655-979X (https://uia.e-journal.id/veritas/)

https://megapolitan.kompas.com/read/201
7/11/29/08271101/rencana-
pembangunan-rs-kanker-di-
sumber-waras-yang-masih-
buntu?page=all.
https://beritagar.id/artikel/berita/kontrov
ersi-rumah-sakit-sumber-waras.
https://www.bphn.go.id/data/documents/l
ap._akihir_mbak_yul.pdf.
https://news.detik.com/berita/d-
3233284/jalan-panjang-kasus-
pembelian-lahan-rs-sumber-waras.
https://www.hukumonline.com/berita/bac
a/lt5695f5cbd129b/ini-aturan-
terbaru-pengadaan-tanah-untuk-
kepentingan-umum/.
https://www.99.co/blog/indonesia/ganti-
rugi-lahan/.
https://megapolitan.kompas.com/read/201
6/04/19/06540821/Indikasi.Kerugian
.Negara.Rp.191.Miliar.oleh.BPK.Ini
.Hitungannya.
https://kliklegal.com/ini-tujuh-kelompok-
jenis-tindak-pidana-korupsi/.
http://megapolitan.kompas.com/read/201
6/06/03/09190231/mencari.mens.rea.
ahok.di.kasus

23 | Veritas Vol 7 No 2 2021

Anda mungkin juga menyukai