Anda di halaman 1dari 140

i

ASUHAN KEBIDANAN DARI MASA KEHAMILAN,


PERSALINAN, BBL, NIFAS, DAN KELUARGA
BERENCANA PADA Ny. A DI KLINIK
BERSALIN DESNA ELFITA
TAHUN 2023

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

NURAINI RONA PUTRI


NIM : 0114422040010

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000


MEDAN TAHUN 2023

i
ii

ASUHAN KEBIDANAN DARI MASA KEHAMILAN,


PERSALINAN, BBL, NIFAS, DAN KELUARGA
BERENCANA PADA Ny. A DI KLINIK
BERSALIN DESNA ELFITA
TAHUN 2023

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Kelulusan


Menjadi Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh :

NURAINI RONA PUTRI


NIM : 0114422040010

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000


MEDAN TAHUN 2023

ii
iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir (LTA) Dengan Judul :

ASUHAN KEBIDANAN DARI MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BBL,


NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. A DI KLINIK
BERSALIN DESNA ELFITA
TAHUN 2023

Yang Dipersiapkan Oleh

NURAINI RONA PUTRI


NIM : 0114422040010

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Medan, 2023

Pembimbing I Pembimbing II

( ) ( )

iii
iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir (LTA) Dengan Judul :

ASUHAN KEBIDANAN DARI MASA KEHAMILAN, PERSALINAN, BBL,


NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. A DI KLINIK
BERSALIN DESNA ELFITA
TAHUN 2023

Yang Dipersiapkan Oleh

NURAINI RONA PUTRI


NIM : 0114422040010

Telah Di Uji Dan Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji Ujian LTA

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Medan, 2023

Penguji I Penguji II Penguji III

( ) ( ) ( )

iv
v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS

Nama : Nur’aini rona putri

Tempat-Tanggal/Lahir : Muara Bulian 20 Juli 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Rosyidin

Nama Ibu : Nani Wijaya

Anak Ke : 1 dari 2 saudara

Alamat : Kampung Baru. Kec, Muara Tembesi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2006-2007 : TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

Tahun 2007-2008 : SDN 85/1 Kampung Baru

Tahun 2008-2009 : SDN 25/1 Kampung Baru

Tahun 2009-2015 : Mts N Sridadi

Tahun 2015-2018 : Pondok Pesantren Darusy Syafiiah

Tahun 2020-2023 : DII Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan

III. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Alm. Rosyidin

Pekerjaan : Almarhum

Nama Ibu : Nani Wijaya

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kampung baru, Kec. Muara Tembesi

v
vi

ABSTRAK

Pada tahun 2017 di Sumatera Utara tercatat AKI sebanyak 810/100.000 kelahiran
hidup sedangkan AKB sebesar 2,5/1000 kelahiran. Penyebab utama tingginya angka
kematian ibu yaitu : perdarahan, hipertensi, dan infeksi. Asuhan kebidanan bertujuan
untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan atau berkesinambungan pada ibu
Hamil, Bersalin, BBL, Nifas dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
Metode asuhan kebidanan yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan
tujuh langkah Harlen Varney dan metode SOAP sasarannya yaitu pada Ny.A usia 29
tahun dengan GII PI AB0, memantau atau memperhatikan (countinuity of care) mulai
dari Hamil dilanjutkan dengan bersalinan, BBL, Masa Nifas, dan KB.
Hasil asuhan kebidanan pada kehamilan didapatkan ibu melakukan kunjungan ANC
sebanyak 7 kali, keadaan ibu baik, namun tidak ada pemberian imunisasi TT dan tidak
melakukan pemeriksaan penunjang (test HB, protein urine, dan Glukosa Urine). Pada
persalinan dari pembukaan 6 cm sampai pembukaan lengkap berlangsung 2 jam, kala II
berlangsung 30 menit, dan kala III berlangsung 15 menit dan kala IV berlangsung 2 jam.
Setelah bayi lahir spontan dan diperiksa 1 hari postpartum hasil pemeriksaan TFU 2 jari
dibawah pusat, lochea rubra, tidak ada perdatahan masa nifas, tidqak ada kesenjangan
antara teori dan asuhan. Dan ibu memakai KB suntik 3 bulan.
Disarankan kepada ibu agar selalu memeriksa kehamilan, dan dilanjutkan kepada
ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya selama 0-6 bulan, bagi tenaga
kesehatan agar tetap melakukan imunisasi Tetanus Texoid pada saat hamil untuk
mencegah terjadinya kehamilan.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas,
dan Keluarga Berencana

vi
vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas semua

berkat dan rahmat Nya penulis senantiasa dalam keadaan sehat dan diberikan Nya

kekuatan, keteguhan, dalam menghadapi kehidupan khusunya dalam masa

perkuliahan selama kurang lebih tiga tahun di Akademi Kebidanan Nusantara

2000 Medan.

Diantara kemudahan-kemudahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang

Maha Esa penulis telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Ny. Dari Masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru

Lahir, Nifas, Dan Keluarga Berencana” yang dibuat untuk memenuhi

kelengkapan persyaratan akademis untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III

Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak

mengalami berbagai kesulitan akan tetapi berkat bimbingan dan arahan serta

tuntunan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan tugas akhir ini sebagaimana mestinya untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Antonius Ginting, SpOG, MARS selaku Ketua Pembina Yayasan

Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.

2. Ibu Roswitha Bukit, SE, Msi Ak selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan

Nusantara Duaribu Medan.

3. Ibu Endang Sihaloho, SST, M.KM selaku Direktris Akademi Kebidanan

Nusantara 2000 Medan.

vii
viii

4. Ibu Selvia Yolanda Dalimunte, SKM,M.KM selaku Wadir I Akademi

Kebidanan Nusantara 2000 Medan

5. Ibu Mery Krista Simamora, SKM,M.KM selaku Wadir III Akademi

Kebidanan Nusantara 2000 Medan

6. Ibu Desna Elfita yang telah memberikan izin untuk melakukan praktik

penyusunan Laporan Tugas Akhir di Klinik Desna Elfita Medan.

7. Ny.A dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

8. Buat yang teristimewa dan terkasih Ayahanda Alm. Rosyidin dan Ibunda

tercinta Nani Wijaya yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidik

penulis serta memberikan dukungan moril, materil dan do’a yang tiada henti

sejak penulis dilahirkan hingga menyelesaikan perkuliahan di Akademi

Kebidanan Nusantara 2000 Medan melalui Laporan Tugas Akhir.

9. Buat yang tercinta dan tersayang Adik Penulis (Muhammad rahmad alwi

rosdani) yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis bisa

menyelesaikan perkuliahan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan

melalui Laporan Tugas Akhir.

10. Teruntuk yang terkasih dan tersayang kekasih penulis ( Pranata Carova

Barus)

11. Buat Keluarga Besar penulis terima kasih telah memberikan dukungan dan

do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan di Akademi Kebidanan

Nusantara 2000 Medan melalui Laporan Tugas Akhir.

12. Buat adik adik angkat di asrama (Irda syapitri dan Tiara Mutmaiana) telah

memeberikan dukungan dan doa.

viii
ix

13. Buat kakak angkat tersayang (Sely Lubis) telah memberi dukungan dan doa.

14. Teman- teman Angkatan XX Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan ,

yang telah bersama-sama menuntut ilmu selama 3 tahun dan saling

memberikan dukungan dan semangat dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat bersama-sama menyelesaikan Studi DIII Akademi Kebidanan

Nusantara 2000 Medan.

15. Dan terima kasih pada semua pihak yang tidak dicantumkan namanya satu

persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Medan, Mei 2023

Nur’aini rona putri


NIM : 0114422040010

ix
x

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................i


ABSTRAK.........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................12
1.3 Tujuan.................................................................................................12
1.4 Manfaat...............................................................................................13
1.5 Sasaran, Tempat dan Waktu...............................................................14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................15


2.1 Kehamilan...........................................................................................15
2.1.1 Pengertian Kehamilan...............................................................15
2.1.2 Tanda-Tanda Kehamilan...........................................................15
2.1.3 Tanda-tanda pada ibu hamil......................................................16
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan...................................16
2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil......................................................19
2.1.6 Tanda-Tanda Komplikasi Pada Ibu dan Janin Masa
Kehamilan.................................................................................23
2.1.7 Asuhan kehamilan.....................................................................26
2.1.8 Standar asuhan Kehamilan........................................................28
2.1.9 Standar minimal asuhan antenatal 12T.....................................28
2.2 Persalinan............................................................................................29
2.2.1 Pengertian Persalinan................................................................29
2.2.2 Perubahan fisiologis dan psikologis persalinan........................31
2.2.3 Tanda-tanda persalina...............................................................33
2.2.4 Karakter dari his Persalinan......................................................35
2.2.5 Asuhan Persalinan Pada Kala I, II, III dan IV...........................35
2.3 Bayi Baru Lahir..................................................................................39
2.3.1 Konsep dasar Bayi Baru Lahir..................................................39
2.3.2 Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir Normal.......................42
2.3.3 Asuhan Pada Neonatus Dan Balita Dengan Masalah Yang
Lazim Terjadi............................................................................43
2.3.4 Imunisasi Pada Neonatus, bayi Dan Balita...............................44
2.4 Nifas....................................................................................................46
2.4.1 Pengertian Nifas........................................................................46

x
xi

2.4.2 Perubahan Fisiologi Pada Masa Nifas.......................................47


2.4.3 Perubahan Psikologi Masa Nifas..............................................52
2.4.4 Kebutuhan Dasar Pada Ibu Nifas..............................................54
2.4.5 Cara Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas......................56
2.5 Keluarga Berencana............................................................................59
2.5.1 Pengertian Keluarga Berencana..............................................59
2.5.2 Macam-Macam Keluarga Berencana......................................59
2.5.3 Asuhan Keluarga Berencana...................................................75

BAB 3 DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN......................................78


3.1
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil.................................................78
3.2
Asuhan Kebidanan Pada ibu Bersalin..............................................89
3.3
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir........................................104
3.4
Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas...................................................110
3.5
Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana.................................113

BAB 4 PEMBAHASAN....................................................................................118
4.1
Kehamilan........................................................................................118
4.2
Persalinan.........................................................................................119
4.3
Bayi Baru Lahir................................................................................123
4.4
Nifas.................................................................................................124
4.5
Ke/luarga Berencana........................................................................124

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................125


5.1 Kesimpulan................................................................................................125
5.2 Saran126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
xii

DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APGAR : Appreance Pols Grimece Activity Respiration
ASI : Air Susu Ibu

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BMR : Basal Metabolisme Rate

CVAT : Costa Vertebrata Angel Tendernes

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

DJJ : Denyut Jantung Janin

HB : Hemoglobin

HCG : Human Chorion Gonadotropin

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Human Plasenta Lactogen

INC : Intranatal Care

IUD : Intra Uterin Device

IV : Intra Vena

JKB : Jarak Kepala Bokong


KB : Keluarga Berencana
KG : Kantong Gestasi

KIE : Komunikasi Informasi Education

xii
xiii

LTA : Laporan Tugas Akhir

MPS : Making Pregnancy Safer

MOP : Medis Operatif Pria

OUE : Ostium Uretra Externum

PAP : Pintu Atas Panggul

PUS : Pasangan Usia Subur

PX : Procesus Xipoideus

RL : Ringer Laktat

SAR : Segmen Atas Rahim

SBR : Segmen Bawah Rahim

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

Sumut : Sumatera Utara

SOAP : Subjektif Objektif Analisis Plan

SIDS : sudden infant death syndrome

TB : Tinggi Badan

TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin

TD : Tekanan Darah

TT : Tetanus Toxoid

TTP : Taksiran Tanggal Persalinan

UK : Usia Kehamilan

USG : Ultra Sonografi

VDRL : Venereal Disease Research Laboratory

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data World Health Organization (WHO), sekitar 830 wanita

meninggal setiap hari karena komplikasi selama masa kehamilan dan persalinan.

Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama

kehamilan dan persalinan dimana sebagian besar dari kematian masih dapat di

cegah. Rasio kematian ibu secara gelobal pada tahun 2015 adalah 216 per 1000

kelahiran hidup. Rasio AKI secara gelobal di rasa mkin cukup tinggi sebagai

mana di targetkan menjadi 70 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Angka

kematian balita (AKABA) pada tahun 2015 adalah 43 per 1000 kelahiran hidup

sedangkan angka kematian neonatal (AKN) adalah 19 per 1000 kelahiran hidup

(WHO,2017).

Pada negara berkembang seperti Afrika dan Asia Tenggara merupakan

salah satu negara bagian dengan presentase angka kematian ibu sebesar 88%.

Afrika merupakan negara tertinggi dengan insiden 564/100.000 kelahiran hidup

atau hal ini sama dengan 201.000 kasus kematian ibupertahun. Sedangkan negara

berkembang Asia Tenggara, insiden kematian ibu mencapai 182/100.000

kelahiran hidup atau sama dengan 66.000 kasus kematian ibu pertahun. Hal ini

membuat Asia Tenggara merupakan negara bagian dengan kontribusi sebesar 22%

dari seluruh jumlah kematian ibu di dunia. Afrika merupakan negara bagian

dengan kontribusi sebesar 66% dari seluruh jumlah kematian ibu di dunia.

1
2

Penurunan AKI di Indonesia dari tahun 1991-2015 dari 390 menjadi 350

per 100.000 KH. Meskipun sesudah mengalami penurunan, namun hal itu belum

mencapai target MDGS yaitu 102 per 100.000 KH.(Profil Kesehatan

Indonesia,2018).

Hasil Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,

menunjukan AKN sebesar 15 per 100.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 24 per

1000 kelahiran hidup dan AKABA sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka

kematian balita telah mencapai target pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs)

2030 taitu sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup dan diharapkan AKN juga dapat

mencapai target yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan

Indonesia,2018).

Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kematian ibu

yang cukup tinggi. Tercatat AKI sebesar 239 per 100.000 KH. (Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatra Utara, 2017). Meskipun begitUu Kota Medan,Ibukota Provinsi

Sumatra Utara, menunjukan kecendrungan penurunan jumlah kasus kematian ibu

selama 4 tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah kematian ibu di kota medan

sebanyak 9 jiwa dengan AKI sebesar 21 per 1000.000 KH di tingkat

Kabupaten/Kota. Angka ini menurun menjadi 3 kematian ibu dari total 47.541

kelahiran di Kota Medan atau AKI sebesar 6 per 100.000 KH di tingkat

Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2016). Angka kematian bayi di

sumatra utara pada tahun 2019 menurut hasil dari data pemerintahan provinsi

sumatra utara adalah 2,02/1000 KH dan jumlah ini menurun jika di bandingkan

dengan tahun 2018 sebesar 2,35/1000 KH.


3

Di Indonesia tahun 2013, tiga penyebab utama kematian ibu yaitu

pendarahan sebesar 30,13% hipertensi dalam kehamilan sebesar 27,1% dan

infeksi sebesar 7,3%. Partus lama juga merupakan salah satu penyebab kematian

ibu di indonesia yang angka kejadiannya terus meningkat yaitu 1% pada tahun

2010 1,1% pada tahun 2011 dan 1,8% pada tahun 2012.(Kemenkes RI,2016).

Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan

melihat cakupan KI (kunjungan ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan

antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan) dan K4 (kunjungan ibu hamil yang

telah mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali sesuai jadwal yang di

anjurkan yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada

trimester III).

Pada tahun 2018 pencapaian cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4

kembali meningkat yakni sebesar 88,03% berarti target K4 tela mencapai target

cakupan yakni sebesar 78% namun masih terdapat juga provinsi yang belum

mencapai target tersebut.( Kemenkes RI. 2019).

Angka cakupan kunjungan K1 di Indonesia pada tahun 2015 yaitu 88,03%

tahun 2016 meningkat menjadi 100% dan telah melampaui target yang ditetapkan.

Angka cakupan K4 tshun 2015 yaitu 87,48% dan pada tahun 2016 mengalami

penurunan menjadi 85,35%, angka tersebut menunjukan bahwa cakupan K4

belum mencapai target Renstra95%. (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2018 terdapat 90,32% persalinan yang di tolong tenaga

kesehatan. Sementara ibu hamil yang persalinannya di tolong oleh tenaga

kesehatan di fasilitas pelayan kesehatan sebesar 86,28%. Dengan demikian masih


4

terdapat sekitar 16% persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan namun tidak

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara nasional itu sudah mencapai

target renstra sebesar 82%. (Profil Kesehatan Indonesia 2018).

Analisis kematian ibu pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu

terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan

yang di tolong oleh tenaga kesehatan dan persalinan yang dilakukan di fasilitas

pelayan kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya resiko kematian ibu.

(Profil kesehatan indonesia 2018)

Hasil reskides 2018 menjelaskan bahwa tempat persalinan yang di

manfaatkan oleh ibu hamil yaitu rumah sakit sebesar 32,7%, praktek nakes 29.6%,

klinik 4,9%,poskades/polindes 3,8%, dan di rumah 16,7%. Secara konsisten,

bahwa provindi dengan cakupan persalinan di fasilitasi pelayanan kesehatan

rendah memiliki akses ke fasilitas pelayanan yang lebih sulit. (Profil Kesehatan

Indonesia,2018).

Hasil Reskides 2018 menjelaskan bahwa penolong persalinan tertinggi

yaitu bidan 62,7%, dan dokter kandungan 28,9%. Berdasarkan karakteristik

demografi, semakin tinggi pendidikan ibu bersalin semakin tinggi presentase

pertolongan oleh tenaga kesehatan.

Pelayan kesehatan masa nifas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan

pada ibu selma periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Kementrian

Kesehatan menetapkan program pelayanan atau kontak ibu nifas yang dinyatakan

dalam indokator: KF1 yaitu kontak ibu nifas pada periode 6 jam sampai 3 hari

setelah melahirkan: KF2 yaitu kontak ibu nifas pada periode 7 sampi 28 hari
5

setelah melahirkan dan KF3 yaitu kontak ibu nifas pada periode 29 hari sampai 42

hari setelah melahirkan.

Cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) di indonesia dari tahun 2008-2018

cendrung meningkat dari 17,9% menjadi 85,92%. Cakupan pelayanan ibu nifas di

Sumatera Utara pada tahun 2018 mencapai 82,60%, dan ini sudah mencapai target

yaitu sebesar 80%. (Profil Kesehatan Indonesia,2018).

Upaya untuk menurunkan AKN (0-28 hari) yaitu 6-48bjam setelah lahir

adalah melakukan kunjungan neonatal minimal 3 kali yaitu usai 0-7 hari (KNI)

dan dua kali lagi npada usia 828 hari (KN3) yang meliputi konseling perwatan

bayi baru lahir, ASI esklusif, pemberian vitamin K1 injeksi, dan hepatitis B0

injeksi bila belum diberikan. Capaian KNI indonesia tahun 2018 sebesar 97,36%

lebih tinggi dari tahun 2017 yaitu sebesar 92,62%. Capain KNI di provinsi

sumatra utara sebesar 89,76%. Capaian ini sudah memenuhi target renstra tahun

2018 sebesar 85%. (Profil Kesehatan Indonesia,2018).

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya dalam mengatur jumlah anak

dengan menjarangkan kelahiran dan salah satu upaya untuk mengurangi angka

kematian dan kesakitan pada ibu, Sasaran program KB adalah Pasangan Usai

Subur (PUS) yaitu 15-49 tahun. (Profil Kesehatan Indonesia,2018).

Berdasarkan Prifil Kesehatan Indonesia tahun 2017 KB di indonesia

tercatat wanita yang menggunakan KB aktif di antara PUS tahun 2017 sebesar

63,22% sedangkan yang tidak pernah ber KB sebesar 18,63%. KB aktif tertinggi

terdapat dibengkulu yaitu sebesar 71,98% dan yang terendah di papua sebesar

25,73%. Terdapat lima provinsi dengan cakupan KB aktif kurang dari 50% yaitu
6

papua Barat,Nusa Tenggara Timur,Maluku,dan kepulauan Riau.

Berdasarkan pola dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi, srbagian besar

peserta KB aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat

dominan (lebih dari 80%) di banding metode lainnya: suntikan (62,77%) dan pil

(17,24%). Selebihnya IUD (7,15%),implan (6,99%), MOW (2,78%). Selain itu

dapat diketahui bahwa partisipasi laki-laki dalam ber-KB masih sangat rendah

yaitu pada MOP sebanyak 0,53% dan kondom sebanyak 1,22%. Padahal suntikan

dan pil dalam pengendalian kehamilan lebih rendah di bandingkan jenis

kontrasepsi lainnya. ( Profil Kesehatan Indonesia,2017).

Menurut BKKBN , KB aktif diantara PUS tahun 2018 sebesar

63,27%,hampir sama dengan tahun sebelumnya yang sebesar 63,22% suntikan

sebesar 63,71%, pil sebesar 17,24%, kondom sebsar 1,24%, implant sebesar 7,2%,

MOP sebesar 0,5%, MOW sebesar 2,76%, IUD sebesar 7,35%. (Profil Kesehatan

Indonesi,2018).

Penggunaan MKJP (Metodi Konstrasepsi Jangka Panjang) masih rendah di

karenakan pengetahuann masyarakat yang masih rendah tentang kelebihan metode

MKJP dan keterbatasan jumlah tenaga terlatih serta sarana yang ada. Dari

keseluruhan jumlah peserta KB modern,hayanya 17,8% diantaranya yang

menggunakan KB MKJP, Sedangkan 82,19% lainnya pengguna KB non MKJP

tertinggi terdapat di Bali (40,54%), D.I Yogyakarta (37,38%), dan Nusa Tenggara

Timur (31,70%). Sedangkan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan

walaupn secara keseluruhan metode merupakan provinsi dengan cakupan KB aktif

relative tinggi ,namun pengguna MKJP sangat rendah (Profil Kesehatan


7

Indonesia,2018).

Menurut survey awal di klinik bersalin Nurlaila Tarigan ANC sebanyak

30 orang dalam 3 bulan terakhir, Internatal Care (INC) sebanyak 15 orang dalam

3 bulan terakhir, Postnatal Care sebanyak 15 orang dalam 3 bulan terakhir, BBL

sebanyak 15 orang dalam 3 bulan terakhir dan KB sebanyak 60 orang dalam 3

bulan terakhir dan sebagian besar peserta KB memilih suntikan satu bulan dan

tiga bulan, sehingga diharapkan dapat mmendukung pelaksanaan asuhan secara

continuity of care. Sehingga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan asuhan

secara continuity of care.

Penulis melakukan pemecahan masalah berupa asuhan kebidanan secara

Continuity Care mulai dari kehamilan trimester III,persalinan,bayi baru lahir,nifas

dan keluarga berencana.

Maka penulis tertarik untuk memeberikan pelayanan asuhan kebidanan

yang berkesinambungan (continuity care) pada Ny. L usia tahun dengan

G1P0A0, dimulai dari masa Kehamilan, Bersalin, Nifas dan KB sebagai Laporan

Tugas Akhir yang dilakukan di Klinik Bersalin Nurlaila Tarigan Jl. Tengku Amir

Hamzah, Kwala Begumit, Kec. Binjai, Kabupaten Langkat.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, masa interval dan asuhan BBL serta melakukan

pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonates dan KB yang dilakukan di Klinik Desna Elfita.


8

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan atau

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonates dan KB

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2. Tujuan khusus

a) Melakukan pengumpulan data pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir,

dan keluarga berencana.

b) Menginterprestasikan data dasar pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir,

dan keluarga berencana.

c) Menyusun diagnose kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.

d) Menyusun kebutuhan akan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi

baru lahir, nifas dan keluarga berencana.

e) Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru

lahir, nifas dan keluarga berencana.

f) Melakukan asuhan kebidanan secara continuity pada ibu hamil, bersalin,

bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana.

g) Mengevaluasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,

bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Ibu (Pasien)

Sebagai informasi dan motivasi bagi pasien, bahwa perhatian


9

pemeriksaan dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas, dan KB.

1.4.2 Bagi klinik

Sebagai bahan1 masukan/informasi mengenai pengetahuan

tentang asuhan kebidanan secara berkelanjutan atau berkesinambungan

pada ibu hamil, bersalin,BBL, nifas, dan KB.

1.4.3 Bagi peneliti Selanjutnya

Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam

melakukan penelitian serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan

secara berkelanjutan atau berkesinambungan atau berkelanjutan pada

ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB.

1.4.4 Bagi Pendidikan

Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.

Khusunya Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

1.4.5 Bagi Penulis

Menerapkan ilmu yang telah di dapat selama perkuliahan serta

di kehidupan sehari-hari untuk menambah pengalaman, wawasan dan

pengetahuan peneliti dalam memberikan asuhan kebidanan secara

berkelanjutan atau berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, BBL,

nifas, dam KB.

1.5 Sasaran Tempat dan Waktu


1.5.1 Sasaran
1.5.2 Tempat
Di Klinik Desna elfita
10

1.5.3 Waktu
Waktu melakukan Asuhan Kebidanan mulai dilakukan Maret-
April 2023.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamil

Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri

atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin

dan berakhir pada kelahiran bayi (Yongky, 2017).

2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan

A. Tanda Pasti Kehamilan

a) Terdengar denyut jantung janin (DDJ).

b) Terasa gerak janin.

c) Pada oemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,m ada

gambaran embrio.

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).

B. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Rahim membesar.

b. Tanda hegar.

c. Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.

d. Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga

menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.

e. Braxton Hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan


11

mudah berkontraksi.

f. Ballottement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu

dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa


10
pantulan di sisi yang lain.

g. Tes urine kehamilan (tes HCG) positif. Tes urine dilaksanakan minimal

satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini

adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine. Kadar yang

melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami

kehamilan.

2.1.2 Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Hamil

Menurut (Ari Sulistyawati (2013) ada 7 tanda bahaya

kehamilan, yaitu : a. perdarahan per vagina, b. sakit kepala yang hebat,

c. penglihatan kabur, d. bengkak di wajah dan jari-jari tangan, e. keluar

cairan per vagina, f. gerakan jalan tidak terasa, g. nyeri perut yang

hebat.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

2.1.3.1 Faktor Fisik

1. Kehamilan Pada Usia Tua

a. Segi Negatif Kehamilan di usia tua

1) Kondisi fisik ibu hamil dengan usisa lebih dari 35 tahun akan sangat

menentukan proses kelahirannya. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi

janin.

2) Pada peoses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah

menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia
12

reproduksi sehat (25-30 tahun).

3) Kontraksi uterus juga sangat di pengaruhi oleh kondisi fisik ibu.

b. Segi positif hamil di usia tua

1. Kepuasan peran sebagai ibu.

2. Merasa lebih siap.

3. Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik.

4. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.

5. Mampu mengambil keputusan.

6. Karier baik, status ekonomi lebih baik.

7. Perkembangan intelektual anak lebih tinggi.

8. Periode menyusui lebih lama.

9. Toleransi pada kelahiran lebih besar.

2. Kehamilan Multipel.

Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin)

biasanya kondisi ibu lemah. Hal ini di sebabkan oleh adanya beban

ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen,

dan lain-lain.

3. Kehamilan dengan HIV

Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan

menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya.

HIV kemungkinan besar akan ditransfer melalui plasenta ke dalam

tubuh bayi.
13

4. Status Gizi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak

dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan

persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.

5. Gaya Hidup

Gaya hidup akan mengganggu kesejahteraan bayi yang

dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.

6. Perokok/Alkoholik

Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan

bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen, dan racun yang dihisap

melalui rokok dapat ditransfer lewat plasenta kedalam tubuh bayi. Pada

ibu hamil dengan merokok beresiko keguguran, kelahiran premature,

BBLR, bahkan kematian janin.

2.1.4.2. Faktor Psikologis

A. Stresor Internal

Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat

menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan

terlihat ketika bayi lahir., seperti anak yang menjadi seorang dengan

kepribadian yang temperamental, autis, atau orang yang terlalu rendah

diri (minder).

B. Stresor Eksternal

Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat


14

bervariasi. Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran

dengan suami, tekanandari lingkungan.

C. Dukungan Keluarga

Dalam menjalani proses kehamilan, ibu hamil sangat

membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara

menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

D. Penyalahgunaan Obat

Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan

sangat membekas dan memengaruhi kepribadiannya. Pasien dengan

riwayat ini biasanya mempunyai kepribadian yang tertutup.

2.1.4 Kebutuhan Pada Ibu Hamil

a. Kebutuhan fisik

Diet makan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi

dapat. Menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan

pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain

b. Kebutuhan Energi

Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu

hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari.

Tambahan energy ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam

memenuhi kebutuhan janin.

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak


15

68%. Menganjurkan untuk menambah asupan prtein menjadi 12% per

hari atau 75-100 gram.

c. Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak

68%. Menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per

hari atau 75-100 gram Asam folat. Asam folat merupakan satu-satunya

vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat selama hamil.

d. Zat besi

Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh

karena itu perlu ditekankan pada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi

selama hamil dan setelah melahirkan.

e. Asam folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya

meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan

dalam metabolism normal makanan menjadi energy, pematangan sel

darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme.

f. Kalsium

Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang

sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drasris

sebanyak 5%. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya,

udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan

makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.

g. Obat-obatan
16

Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang

benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya

pemberian obat dihindari. Penatalaksaan keluhan dan ketidaknyamanan

yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja.

h. Lingkungan yang Bersih

Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang

sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena

kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu

dan janin akan terminimalisasi.

i. Senam hamil

Kegunaan senam hamil adalah melancarkan srikulasi darah, nafsu

makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi

lebih nyenyak.

j. Pakaian

Pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhdapa

kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu dikiranya jika tetap

dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil

adalah memenuhi kriteria berikut ini.

1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut.

2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

3) Pakailah bra yang menyokong payudara.

4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.


17

5) Pakaian dalam yang selalu bersih.

k. Istirahat dan Rekreasi

Dengan adanya perubahan fisik pad ibu hamil, salah satunya

beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak

jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur

sangat penting untuk ibu hamil.

l. Kebersihan Tubuh

Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan

perubahan system metabolism mengakibatkan peningkatan pengeluaran

keringat.

m. Perawatan Payudara

Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan

menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.

n. Eliminasi

Eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.

Konstipasi terjadi karena adanya pengatuh hormin progesterone yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.

o. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak

ada riwayat penyakit seperti berikut ini :

1) Sering abortus dan kelahiran premature.

2) Perdarahan per vaginam.

3) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir

kehamilan.
18

4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan

infeksi janin intrauteri.

p. Sikap tubuh yang baik (Body Mechanic)

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin.

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah

lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang

dibandingkan sikap tubuh ketika hamil.

q. Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mrncrgah penyakit yang Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah

penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu

ditentukan status kekebalan/imunisasinya (Ari Sulistyawati,2013)

2.1.5 Tanda-Tanda Bahaya/Komplikasi Pada Ibu Dan Janin Selama Masa

Kehamilan

1. Kehamilan Muda

a. Abortus imminens

Keguguran yang membakat dan akan terjadi jika ditemukan

perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih

menunjukkan hasil yang positif. Janin masih dapat dicegah dengan

memberikan terapi hormonal dan atisipasmodik serta istirahat.

b. Abortus insipiens

Terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan


19

muda disertai dengan membuanya ostium uteri dan terabanya selaput

ketuban.

c. Abortus habitualis

Abortus tipe ini jika telah mengalami keguguram berturut-turut

selama lebih dari tiga kali.

d. Abortus Inklompletus

Abortus tipe ini terjadi perdarahan per vagina disertai

pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta.

e. Abortus kompletus

Abortus ini terjadi perdarahan per vagina disertai dengan

pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan desidua) sehingga rahim

dalam keadaan kosong.

2. Kehamilan Molahidatidosa

Disebut juga kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion

(chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung

kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur

atau mata ikan.

3. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ini akan meningkat menjadi kehamilan dengan hasil

konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus. Keadaan ini akan

meningkat menjadi kehamilan ektopik terganggu (KET) pada usia

kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada


20

kehamilan yang terletak di tuba.

4. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat

membahayakan kehidupan.

5. Kehamilan Lanjut

a. perdarahan per vagina

Plasenta previa, dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu, pada

segmen bawah Rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.

b. Sakit kepala yang hebat

1. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal pada kehamilan.

2. Sakit kepala menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat

yang menetap, dan tidak hilang setelah berisitrahat.

3. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin

merasa penglihatannya menjadi kabur dan berbayang.

4. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsi.

c. Penglihatan Kabur

1. Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah selama proses kehamilan.

2. Perubahan ringan (minor) adalah normal.

3. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang


21

kabur atau berbayang secara mendadak.

4. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang

hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklamsi.

d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

1. Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah berisitrahat dengan meninggikan kaki.

2. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada

muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain.

3. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-

eklamsi.

e. Keluar Cairan per Vagina

1. Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.

2. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih

keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.

3. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan

preterm dan komplikasi infeksi itrapartum.

f. Gerakan Janin Tidak Terasa

1. Kesejahteraan janin dapat diketahui keaktifan gerakannya.

2. Minimal 10 kali dalam 24 jam.

3. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam

Rahim.
22

g. Nyeri Perut yang Hebat

1. Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his

seperti pada persalinan.

2. Pada kehamilan, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti

setelah berisitirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat

keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan disertai

perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus

waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta. (Ari

Sulistyawati,2013).

2.1.6 Asuhan Kehamilan

1. Pengertian

Asuhan kehamilan adalah pelayanan yang mengutamakan

kesinambungan pelayanan (continuity of care) sangat penting bagi

wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional.

2. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan Asuhan Ante Natal Care (ANC) adalah sebagai berikut :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

pada ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,


23

kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.

f) Mempersiapakan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal (Elisabeth Siwi Walyani).

3. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Kunjungan ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan :

Kunjungan Waktu Alasan


Trimester I Sebelum 14 minggu 1. Mendeteksi masalah yang dapat
ditangani sebelum membahayakan jiwa.
2. Mencegah masalah seperti tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya.
3. Membangun hubungan saling percaya
4. Memulai persiapan kelahiran dan
kesiapan menghadapi komplikasi.
5. Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan
sebagainya).
Trimester II 14-28 minggu a. Sama dengan trimester I ditambah
kewaspadaan khususnya terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia pantau TD, evaluasi edema,
proteinuria).
Trimester III 28-36 Inggu b. Sama, ditambah: deteksi kehamilan
ganda.
Setelah 36 minggu c. Sama, ditambah: deteksi kelainan letak
atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS.

4. Jadwal Imunisai TT 0,5 cc

Imunisasi Interval Lama perlindungan Perlindungan %


24

TT 1 Pada kunjungan ANC


pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur hidup- 99%

2.1.7 Standar Asuhan Kehamilan

Kebijakan program : Anjuran WHO

a. Trimester I: Satu kali kunjungan

b. Trimester II: Dua kali kunjungan

c. Trimester III: Satu kali kunjungan

2.1.8 Standar Minimal Asuhan Antenatal 12T

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan

sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah Gondok dan endemic

malaria menjadi 14T, yaitu sebagai berikut : 1.Timbang berat badan

Tinggi badan, 2.Tekanan Darah, 3.Pengukuran Tinggi Fundus Uteri,

4.Pemberian tablet tambahan darah (Tablet Fe), 5.Pemberian Imunisasi

TT, 6.Pemeriksaan HB, 7.Pemeriksaan Protein Urine, 8.Pengambilan

darah untuk pemeriksaan VDRL, 9.Pemeriksaan urine reduksi,

10.Perawatan payudara, 11.Senam ibu hamil, 12.Pemeriksaan obat

malaria, 13.Pemberian kapsul minyak beryodium, 14.Temu wicara.

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan


25

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahiratau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (Ari Sulistyawati, Esti Nugraheny,2013).

Mekanisme Persalinan Normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan

kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh

anggota badan bayi yaitu sebagai berikut :

a. Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang

efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.

b. Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui

lubang masuk panggul pasien.

c. Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang

sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat

bergerak melalui panggul dan uterus menuju dasar panggul.

d. Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (yang

lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior

dari oanggul pasien. Kepala akan berputar dari arah diameter kanan, miring

ke arah diameter PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan

demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin dengan as panjang


26

dari bahu akan berubah dan leher akan berputar 45 derajat.

e. Lahir kepala dengan cara ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi

karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk

lengkungan yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva.

f. Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri,

bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju poisis

oksiput anterior.

g. Putaran paksi luar

Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putarab internal dari bahu. Pada saat

kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam

arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar

dari ronggal panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva-vagina,

dimana ia akan bergeser di bawah simfisi pubis.

h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan

cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan

dilahirkan mengikuti sumbu carus.

2.2.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Persalinan

1. Perubahan Fisiologis Pada Persalinan

a. Perubahan otot uterus


27

Distribusi otot polos tidak merata di uterus, paling banyak di Segmen Atas Rahim

(SAR) (perbandingan otot polos : jaringan ikat = 90:10).

b. Kontraksi uterus

Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul kontraksi,

kontraksi Braxton Hiks mulai dirasakan pada akhir kehamilan.

c. Perubahan bentuk rahim

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran

melintang berkurang.

d. Perubahan vagina dan dasar panggul

Setelah ketuban pecah, segala perubahan akan terjadi, terutama pada dasar

panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin. Oleh bagian depan janin yang

maju, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang

tipis.

e. Perubahan tekanan darah

Kenaikan tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan

sistolik rata-rata naik 10-20 mmHg dan kenaikan distolik 5-10 MmHg.

f. Perubahan metabolisme

Selama persalinan metabolisme aerobik dan anaerobik akan secara berangsur

meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktifitas otot skeletal dan akan turun

setelah kelahiran.

g. Perubahan suhu tubuh

Suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan terutama selama dan sesudah

persalinan, kenaikan suhu tubuh tidak boleh lebih dari (0,5-10C).


28

h. Perubahan pernafasan

Pernafasan terjadi sedikit kenaikan dibandingkan dengan sebelum persalinan,

kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,

kekhawatiran, serta penggunaan tehnik bernafas yang tidak benar.

i. Perubahan sistem renal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan output kardiak,

peningkatan angka filtrasi glomerular dan peningkatan aliran plasma renal.

Protein urin dianggap biasa dalam persalinan.

j. Perubahan gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansial berkurang

secara persalinan, rasa mual dan muntah-muntah biasa terjadi sampai

berakhirnya kala I persalinan.

k. Perubahan hematologi

Haemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan

kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pascasalin

kecuali ada perdarahan post partum.

l. Perubahan endokrin

Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan dimana terjadi penurunan

kadar progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin dan

oksitosin.

m. Perubahan sistem muskuloskeletal

Akibat peningkatan aktivitas otot menyebabkan terjadinya nyeri pinggang dan

sendi, yang merupakan akibat dari penigkatan kelemahan sendi saat


29

kehamilan aterm. Pada saat persalinan ibu bersalin dapat merasakan kram

kaki.

2. Perubahan Psikologi Pada Persalinan

a. Perasaan yang tidak enak

b. Takut dan ragu dalam menghadapi persalinan

c. Ibu memikirkan apakah persalinan nya bisa terlewati dnegan normal

d. Menganggap persalinan sebagai cobaan

e. Apakah bayinya normal atau tidak

f. Apakah ibu sanggup mengurus bayinya

g. Ibu merasa cemas (Johariyah, 2016).

2.2.3 Tanda-Tanda Persalinan

a. Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uterus

karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.

Penyebab dari proses ini adalah :

b. Kontraksi Braxton Hicks.

c. Ketegangan dinding perut.

d. Ketegangan ligamentum rotundum.

e. Gaya berta janin, kepala kearah bawah uterus.

Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh

wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang.

2. Di bagian bawah terasa penuh dan mengganjal.


30

3. Kesulitan saat berjalan.

4. Sering berkemih.

5. Terjadinya His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks

yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang

ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit di pinggang

dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien dengan ambang

rasa sakit yang rendah.

His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah.

b. Datang tidak teratur.

c. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan

persalinan.

d. Durasi pendek.

e. Tidak bertambah bila beraktivitas.

f. Terjadinya His Persalinan

2.2.4. Karakter dari his persalinan.

a) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan.

b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar.

c) Terjadi perubahan pada serviks.

d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka


31

kekuatannya bertambah.

e). Pengeluaran Lendir dan Darah

Dengan adanya his persalinan, terjadinya perubahan serviks yang menimbulkan :

1.Pendataran dan pembukaan, 2.pembukaan menyebabkan selaput lendir yang

terjadi terdapat pada kanalis servikalis terlepas, dan 3.terjadinya perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

f). Pengeluaran cairan

Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam

24 jam. Namun jila ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya dengan

tindakan tertentu.

2.2.5. Asuhan Persalinan Pada Kala I, II, III dan IV

1. Asuhan Kala I

a. Pengertian Partograf

Partograf merupakan alat bantu yang digunakan untuk memantau kemajuan kala I

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

b. Fungsi Partograf

1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan

memeriksa laktasi serviks selama pemeriksaan dalam.

2. Mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan adanya penyulit persalinan

sehingga bidan dapat membuat keputusan tindakan dengan tepat.

3. Sebagai alat komunikasi yang unik namun praktis antar bidan atau antara

bidan dengan dokter mengenai perjalanan persalinan pasien.

4. Alat dokumentasi riwayat persalinan pasien beserta data


32

pemberian medikamentosa yang diberikan selama proses persalinan

2. Asuhan Kala II

1. Kontraksi

His atau kontraksi harus selalu dipantau selama kala II persalinan karena selain

dorongan meneran pasien, kontraksi uterus merupakan kunci dari proses

persalinan.

a. Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit.

b. Intensitas kontraksi kuat.

c. Durasi lebih dari 40 detik.

2. Tanda-tanda kala II

a. Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tidak bisa menahannya.

b. Perenium menonjol.

c. Merasa seperti ingin buang air besar.

d. Lubang vagina dan afingter ani membuka.

e. Jumlah pengeluara air ketuban meningkat (jika ktuban sudah pecah).

3. Tanda Vital

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi kemungkinan adanya

penyulit persalinan. Tekanan darah diperiksa setiap 15 menit dengan waktu

pemeriksaan di antara dua kontraksi.

4. Kandung kemih

Pemantauan kandung kemih selama kala II persalinan merupakan kelanjutan dari

pemantauan pada kala I persalinan. Selama kala I bidan harus berusaha

sedapat mungkin agar pasien dapat berkemih secara alamiah.


33

5. Hidrasi

Pemberian hidrasi pada kala II didasarkan pada perubahan fisiologi pada pasien

kala II yang mengalami peningkatan suhu sehingga akan mengeluarkan lebih

banyak keringat.

6. Kemajuan Persalinan dan Upaya Meneran

Kriteria kemajuan persalinan hasil dari upaya mendorong pasien yang efektif

adalah sebagai berikut : a.penonjolan perenium, b.pembukaan anus,

c.mekanisme persalinan, dan d.pada tahap selanjutnya semakin terlihatnya

bagian terbawah janin di jalan lahir.

7. Integritas Perineum

Dalam memantau perineum, bidan mengidentifikasi elastisitas perenium beserta

kondisi pasien serta TBJ (taksiran berat janin) untuk membuat keputusan

dilakukannya episiotomy.

8. Kebutuhan dan Jenis Episiotomi

Indikasi utama untuk melakukan episiotomy adalah adanya gawat janin,

diharapkan dengan memperluas jalan lahir akan dapat mempercepat proses

kelahiran sehingga tindakan resusitasi pada bayi dapat segera dilakukan.

9. Pemantauan Janin

1. Saat bayi belum lahir

a. Frekuensi denyut jantung janin.

b. Bagian terendah janin.

c. Penurunan bagian terendah janin.


34

2. Saat bayi sudah lahir

a. Penilaian sekilas sesaat setelah bayi lahir.

b. Menit pertama kelahiran.

3. Asuhan Kala III

a. Pemberian oksitosin IM segera setelah bayi lahir (maksimal 2 menit).

b. Tali pusat diklem.

c. Plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat terkendali dengan

menahan fundus uterus secara dorsokranial (arah ke atas dan ke

belakang)

d. Begitu plasenta dilahirkan, lakukan masase pada fundus uterus untuk

mendorong ke luar setiap gumpalan darah yang ada dalam uterus (Ari

Sulistyawati, Esti Nugraheny,2013).

4. Asuhan Kala IV

a. Tanda vital

1. Tekanan darah dan nadi, selama satu jam pertama lakukan

pemantauan pada tekanan darah dan nadi setiap 15 menit dan pada

satu jam kedua lakukan setiap 30 menit.

2. Resoirasi dan suhu, lakukan pemantaun respirasi dan suhu setiap

jam selama dua jam pertama pascapersalinan.

b. Kontraksi uterus

Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit selama satu jam

pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua. Pemantauan ini

dilakukan bersamaan dengan masase fundus uterus secara sirkular.

Topangan pada uterus bawah selama masase mencegah peradangan


35

ligament kardinale.

c. Lokea

Lokia dilakukan bersamaan dengan masase uterus. Jika uterus berkontraksi

dengan baik maka aliran lika akan terlihat banyak, namun jika saat

uterus berkontraksi terlihat lokia yang keluar lebih banyak maka

diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut.

d. Kandung Kemih

Pada kala IV bidan harus memastikan bahwa kandung kemih selalu dalam

keadaan kosong setiap 15 menit dalam satu jam pertama

pascapersalinan setiap 30 menit dalam satu jam kedua.

e. Perineum

Perineum kembali dikaji dengan melihat adanya edema, memar, dan

pembentukan hematon yang dilakukan bersamaan saat mengkaji lokia.

(Ari Sulistyawati, Esti Nugraheny,2013).

2.3 Bayi Baru Lahir

2.3.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

A. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan sampai dengan usia empat minggu.

(Sari Wahyuni,SST.2013).

B. Ciri –ciri Bayi Normal :

1. Berat badan 2500-4000 gram.

2. Panjang badan 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.


36

4. Lingkar kepala 33-35 cm.

5. Frekuensi jantung 180 kali/menit.

6. Pernapasan sekitar 80 kali/menit.

7. Kulit kemerahan dan licin.

8. Rambut lanugo tidak terlihat.

9. Kuku agak panjang dan lemas.

10. Genetalia : labia mayor sudah menutupi labia minor (perempuan), testis

sudah turun (laki-laki).

11. Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12. Reflex moro sudah baik.

13. Eliminasi, baik urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama

(Rochmah, 2012).

C. Macam-macam Refleks Pada Bayi

a. Refleks Glabelar (refleks kedipan)

Refleks ini dinilai dengan mengetuk daerah pangkal hidung secara perlahan

menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi kan

mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.

b. Refleks Hisap

Refleks ini dinilai dengan memberikan tekanan pada mulut bayi di langit

bagian dalam gusi atas yang akan menimbulkan isapan yang kuat dan

cepat. Refleks ini juga dapat dilihat pada waktu bayi menyusui.

c. Refleks Mencari (rooting)


37

Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Dapat dinilai dengan

mengusap pipi bayi dengan lembut. Bayi akan menolehkan ke arah jari

kita dan akan membuka mulutnya.

d. Refleks Genggaman (palmar grasp)

Refleks ini dinilai dengan meletakkan jari telunjuk pemeriksaan pada telapak

tangan bayi, tekanan dengan perlahan, normalnya bayi akan

menggenggam dengan kuat. Jika telapak secara bayi di tekan bayi akan

mengepalkan tinjunya.

e. Refleks Babinski

Pemeriksaan refleks ini dengan memberikan goresan telapak kaki dimulai

dari tumit. Gores sisi lateral telapak kaki kearah lateral kemudian

gerakkan jari sepanjang telapak kaki hiperekstensi dengan ibu jari dorso

fleksi.

f. Refleks Moro

Tangan pemeriksaan menyangga pada punggung dengan posisi 45 derajat,

dalam keadaan refleks kepala dijatuhkan 10 derajat. Normalnya akan

terjadi abdukasi sendi bahu dan ekstensi lengan.

g. Refleks Melangkah (walking refleks)

Bayi menggerakkan tungkainya dalam suatu gerakkan berjalan atau

melangkah jika kita memegang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan

menyentuh permukaan yang rata dan keras.

h. Refleks Merangkak
38

Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki

bila di letakkan terlungkup di atas permukaan datar.

i. Refleks Tonik Leher (tonick neck reflekx)

Ekstremitas pada satu sisi ketika kepala di tolehkan akan ekstensi, dan

esktremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi di tolehkan ke

satu sisi saat istirahat. Respon ini mungkin tidak ada atau tidak lengkap

segera setelah lahir.

j. Refleks Ekstrusi

Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari

atau putting (Wahyuni,2013).

2.3.2 Pengkajian Fisik Pada BBL

Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi

tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra,

baik subjektif maupun objektif. Pengkajian fisik bayi baru lahir dan

perkembangan nya dilakukan bersamaan ketika melakukan

pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.

2.3.3 Asuhan Pada Neonatus dan Balita Dengan Masalah Yang Lazim

Terjadi

Asuhan kebidanan pada neonatus , bayi, dan balita adalah

perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan

balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah adalah suatu


39

penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi,

dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar.

Masalah nya sebagai berikut :

A. Bercak mongol

Bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian sakral, walaupun kadang

terlihat di bagian tubuh yang lain.

B. Hemangioma

Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat

ploriferasi (pertumbuhan yang berlebihan) dari pembuluh darah yang tidak

normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.

C. Ikterus

Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada

bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia, sering terjadi sebanyak

25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah.

D. Muntah

Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi

setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan

abdomen.

E. Oral trush

Oral trush adalah terinfeksinya mermbran mukosa mulut bayi oleh jamur

candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan

membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus dangkal.

F. Diare

Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.


40

G. Obstipasi

Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau

adanya obstruksi pada saluran cerna.

H. Infeksi

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal,

intranatal, dan postnatal. Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant

death syndrome), Sindrom kematian mati mendadak terjadi pada bayi pada

bayi yang sehat, saat di tidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam

kemudian. SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1.000 kelahiran hidup, insiden

puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun (Dewi, 2011).

2.3.4. Imunisasi Pada Neonatus Bayi Dan Balita

Imunisasi adalah cara transfer antibody secara pasif. Imunisasi

berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen

yang serupa tidak terjadi sakit. (Sari Wahyuni, SST.2013).

1. BCG (bacille calmette Guerin)

Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin). Vaksin BCG adalah vaksin untuk

mencegah penyakit tuberculosis atau TBC dari bakteri Mycobacterium

tuberculosis yang sering disebut juha bakteri tahan asam (BTA).

2. Hepatitis B

Hepaptitis B merupakan penyakit peradangan atau infeksi hati pada manusia yang

disebabkan oleh virus hepatitis B menyebabkan penyakit hati kronik hingga


41

akut, umumnya kronik subkronik dan sembuh tunggal.

3. Imunisasi DPT, difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin

mediated disease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae.

Dasar diberikan 3 kali sejak usia 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. DPT 1

diberikan pada usia 2-4 bulan, DPT 2 pada usia 3-5 bulan, DPT 3 diberikan

pada usia 4-6 bulan. Selanjutnya DPT 4 diberikan pada usia 1 tahun, setelah

DPT 3 yaitu 18-24 bulan, dan DPT 5 pada saat masuk sekolah 5-7 tahun.

Dosis DPT 0,5 ml intramuscular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan.

4. Polio

Vaksin virus polio berisi suku sabin yang sudah dilemahkan. Penyakit yang akan

ditimbulkan adalah meningitis aseptis nonparalik dan paralis flaksid atau

lumpuh layu. Untuk imunisasi dasar polio (1, 2, 3) vaksin diberikan 2 tetes

per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Mengingat Indonesia

merupakan daerah endemis polio, pemerintah menambahkan imunisasi segera

setelah lahir (polio-0 pada kunjungan I) dengan tujuan untuk meningkatkan

cakupan imunisasi. Imunisasi polio 4 diberikan pada saat masuk sekolah (5-6

tahun).

Tidak ada resiko penyebaran nosokomial polio akibat mengimunisasi bayi dengan

vaksin polio oral (VPO). Berikan 4 dosis VPO untuk perlindungan efektif di

daerah endemic polio, berikan satu dosis tunggal VPO pada saat lahir atau

sampai dua minggu setelah lahir tanpa mempertimbangkan apakah dosis

pertama diberikan pada saat lahir. Berikan dosis VPO pada usia 6, 10 dan 14

minggu berikan 2 tetes vaksin pada lidah.

5. Campak
42

Penyebab penyakit campak adalah virus yang masuk dalam genus virus morbili.

Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan menular

lewat udara melalui sistem pernapasan, terutama percikan ludah seorang

penderita. Vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan dalam satu dosis 0,5 ml

yang di injeksikan di area subkutan dalam. Penelitian titer antibodi campak

pada anak usia 6-11 tahun oleh Badan Penelitian dan Penggembangan Depkes

dan Kesos tahun 1999 mendapatkan bahwa hanya 71,9% anak yang masih

mempunyai antibodi campak di atas ambang pencegahan (Sari Wahyuni,

SST.2013).

2.4 Nifas

2.4.1 Pengertian Nifas

Masa Nifas, disebut juga masa postpartum atau puerpurium,

adalah masa sesudah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo,2002: N-23).

1. Tahapan Masa Nifas

a. Puerpurium Dini

Masa kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berjalan jalan.

b. Puerpurium Intermedia

Masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetelia eksterna dan interna yang

lamanya 6 – 8 minggu.

c. Remote Puerpurium
43

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bagi ibu

selama hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi.

2.4.2 Perubahan Fisiologi Masa Nifas :

a. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

a) Pengurangan estrogen plasenta. Pengurangan estrogen menghilangkan

stimulus ke hipertropi dan hyperplasia uterus

b) Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan berintraksi

setelah kelahiran, mengkontriksi pembuluh darah mencapai haemostasis

pada sisi plasenta.

c) Otolisis miometrium. Selama kehamilan, estrogen meningkatkan sel

miometrium dan kandungan protein (aktin dan miosin), penurunan

estrogen setelah melahirkan menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag

untuk menurunkan dan mencerna (proses aotulisi) kelebihan protein dan

sitoplasma intra sel mengakibatkan peengurangan ukuran sel secara

menyeluruh.

b. Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis meskipun tidak

terlalu menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita.

Macam-macam pengeluaran lochea berdasarkan hari :

1) Lochea Rubra : hari ke 1 sampai hari ke 4, berwarna merah kehitaman

terdiri atas sel disidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium,
44

dan sisa darah.

2) Sanguinolenta : hari ke 4 sampai hari ke 7, berwarna putih bercampur

merah terdiri atas sisa bercampur lendir

3) Serosa : hari ke 7 sampai hari ke 14, berwarna kekuningan/kecoklatan

terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas

leukosit dan robekan laserasi plasenta.

4) Alba : hari ke 14 sampai 6 minggu, berwarna putih terdiri atas

mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan selaput jaringan mati.

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.Setelah

persalinan ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari

tangan.Setelah 6 minggu, persalinan serviks menutup.

d. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan dan peregangan sangat

besar selama melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah

proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali pada keadaan saat tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul

kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

e. Endrometrium

Timbulnya thrombosis, degenerasi, dan nekrosis ditempat

implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm

mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan


45

selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata sehingga tidak ada

pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.

f. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada postnatal hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan

sebelum melahirkan.

g. Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon

proklatin setelah persalinan.

b) Kolostrum sudah ada saat persalinan, produksi ASI terjadi pada hari

kedua atau hari ketiga setelah persalinan.

c) Payudara menjadi besar dan kasar sebagai tanda mulanya proses laktasi.

Selama masa kehamilan jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan

fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi. Setelah melahirkan,

ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk

menghambatnya, kelenjar pituitari akan mengeluarkan proklaktin.

Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara

mulai bisa dirasakan.Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi

darah sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel yang

menghasilkan ASI juga mulai berfungsi.


46

h. Sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.

Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan odema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang

pubis selama persalinan.

Urin desidual dan bakteriura pada kandung kencing yang

mengalami cedera, ditambah dengan latasi pervis renalis dan ureter,

membentuk kondisi yang optimal untuk timbulnya infeksi saluran

kencing.

Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-

36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon

estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang

mencolok. Keadaan ini menyebabkan diureusis. Ureter yang berdilatasi

akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.

i. Sistem Gastroinstentinal

Sering kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan,

namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau

dua hari dan gerak tubuh yang berkurang. Rasa sakit di daerah

perineum dapat menghalangi keinginan buang air besar.

j. Sistem Kardiovaskular

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kader


47

estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah

sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung

aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan

penampung darah uterin. Penarikan kembali estrogen menyebabkan

diuresis terjadi, yang secara cepat mengurangi volume plasma kembali

pada proporsi normal.

Pada persalinan pervaginam dapat mengalami kehilangan darah

sekitar 300 - 400 cc. Apabila kelahiran melalui SC, maka kehilangan

darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri atas volume darah (blood

volume) dan hematokrit (baemokonconceration). Pada persalinan

pervaginam, hematokrit akan naik, sedangkan pada SC, hematokrit

cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.

k. Sistem Endokrin

a) Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormone yang diproduksi oleh

plasenta. Menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10%

dalam 3 jam hingga hari ke- 7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan

mamae pada hari ke-3 postpartum.

b) Hormon pituitari

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun

dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi


48

folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c) Hipotalamik pituitari ovarium

Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan

menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui.

Sering kali menstruasi pertama bersifat anovulasi yang dikarenakan

rendahnya kadar estrogen dan progesteron pada wanita laktasi sekitar 15%

memperoleh menstruasi setelah 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.

Diantara wanita yang tidak laktasi 40% akan mengalami menstruasi

setelah 6 minggu, 65% setelah 12 minggu, 90% setelah 24 minggu. Untuk

wanita laktasi, 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang

tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.

l. Sistem hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen

dan plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari

pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun,

tetapi darah lebih mengental dan terjadi peningkatan viskositas

sehingga meningkat faktor pembekuan darah.

2.4.3 Perubahan Psikologi Masa Nifas

1. Periode “Taking In”

a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan.

b. Ia mungkin akan berulang-ulang menceritakan pengalamannya waktu

melahirkan.

c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan


49

kesehatan akibat kurang istirahat.

d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan

penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif.

e. Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan

psikologis ibu.

2. Periode “Taking Hold”

a. Periode ini berlangsung pada hati ke 2-4 post partum.

b. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses

dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.

c. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta

kekuatan dan ketahanan tubuhnya.

d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi.

e. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam

melakukan hal-hal tersebut.

f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan

yang terbaik.

g. Tahapan ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan

bimbingan cara perawatan bayi.

3. Periode “Letting Go”

a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah.

b. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus

beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung

padanya.

c. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.

4. Post Partum Blues


50

Post Post Partum Blues biasanya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan

berakhir setelah 10-14 hari. Karakteristik post partum blues meliputi

menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan,

menarik diri, serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga.

5. Kesedihan dan Duka

Dalam bahasan kali ini, digunakan istilah berduka, yang diartikan sebagai respon

psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka sangat bervariasi, tergantung

dari apa yang hilang, serta persepsi dan keterlibatan individu terhadap apapun

yang hilang, “kehilangan” dapat memiliki makna, mulai dari pembatalan

kegiatan (piknik, perjalanan, atau pesta) sampai kematian orang yang dicintai.

2.4.4. Kebutuhan Dasar Pada Masa Nifas

1. Mobilisasi

Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk

melakukan mobilisasi dini. Hal ini mempunyai keuntungan yaitu sebagai

berikut :

a) Memperlancar pengeluaran lochea

b) Mempercepat involusi

c) Memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi

ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

2. Nutrisi

Ibu harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet
51

seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup,

minum minimal 3 liter air setiap hari, makan tablet zat besi setidaknya selama

40 hari pasca- melahirkan, dan makan kapsul vitamin A (200.000 unit).

3. BAK

Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama setelah

melahirkan, dan kadang-kadang ibu mengalami kesulitan untuk

mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan

pada tonus otot. Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang sulit mengalami sulit untuk BAK, karena sfingter uretra di tekan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi sfingterani selama persalinan.

4. Defekasi

BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca-persalinan. Ibu dianjurkan banyak

mengkonsumsi buah-buahan.Bila sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi

BAB keras dapat diberikan obat laksatif perolal atau per rectal.

5. Kebersihan diri

Anjurkan ibu untuk membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, serta

sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.

6. Istirahat

Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan melakukan kegiatan rumah tangga

secara hati-hati.

7. Latihan

Latihan menggerak-gerakan otot perut dan panggul sangat penting. Ibu bisa
52

melakukan latihan beberapa menit setiap hari.

8. Sanggama

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah berhenti

dan ibu tidak mengalami nyeri.

9. Keluarga berencana

Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun sebelum ibu hamil

kembali.Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana

mereka ingin merencanakan keluarganya (Wulanda, 2011).

2.4.5 Cara Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas

Adapun macam-macam komplikasinya sebagai berikut :

1. Perdarahan pervaginam

a) Atonia uteri

Gagalnya uterus berkontraksi dengan baik setelah persalinan.

b) Robekan jalan lahir

Adalah robekan yang disebabkan oleh robekan spontan atau memang sengaja

di lakukan episiotiomi.

c) Retensio plasenta

Adalah plasenta tertahan di dalam rahim baik sebagian atau seluruhnya.

d) Tertinggalnya sisa plasenta

Adalah jika ditemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap dan masih adanya

perdarahan pervaginam, padahal plasenta telah lahir.

e) Inversion uteri

Adalah keadaan ketika keadaan fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
53

ke dalam kavum uteri.

f) Inversio uterus ( uterus keluar dari Rahim).

2. Infeksi masa nifas

A. Infeksi pada vulva, vagina dan serviks :

1) Vulvitis, jaringan sekitar sayatan episiotomi membengkak, tepi luka

menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka

menjadi ulkus, dan mengeluarkan pus.

2) Vaginitis, permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus,

serta getah mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus.

3) Servisitis, luka serviks dalam dan luas dan langsung ke dasar ligamentum

dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke para mentrium.

B. Tanda dan gejala khas infeksi vulva, vagina, dan serviks :

1) Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi

2) Kadang-kadang nyeri saat buang air kecil

3) Nadi dibawah 100 kali/menit

4) Getah radang dapat keluar

5) Suhu sekitar 38°C

6) Bila luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,

demamnaik sampai 39°-40°C disertai mengigil.

C. Endometritis :

Adalah jenis infeksi yang paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium

biasanya pada luka bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikut

sertakan seluruh endometrium.


54

Tanda dan gejala :

1. Suhu 38 Derajat Celcius.

2. Menggigil.

3. Nyeri tekan uterus.

4. Subin volusi.

5. Distensi abdomen.

6. Lokea sedikit dan tidak berbau, atau banyak, berbau busuk, mengandung

darah, dan seropurulen.

D. Septicemia dan Pyemia :

1. Septicemia

Pada infeksi ini, kuman-kuman dari uterus langsung masuk ke dalam peredaran

darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Adanya septikemia dapat

dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah.

2. Pyemia

Gejala yang muncul adalah : perut nyeri, suhu meningkat disertai menggigil,

timbul gejala abses pada paru-paru, jantung, pneumonia, dan plueritis.

E. Peritonitis, salpingitis, dan oforitis :

1) Peritonitis, infeksi yang dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam

uterus langsung mencapai peritonium sehingga menyebabkan peritonitis.

Dengan gejala demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum baik.

2) Salpingitis dan Oforitis, terjaid kadang-kadang walaupun jarang infeksi ini

menjalar sampai ke tuba falopi bahkan sampai ke ovarium.

F. Sakit kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan Kabur

a) Sakit kepala, yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang
55

menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

b) Penglihatan kabur, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses

persalinan. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala

yang hebat dan mungkin merupakan gejala pre-eklamsi. (Ai Yeyeh Rukiyah,

S.Si.T,2011)

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian

masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera

(UU No.10/ 1992).

Menurut WHO Expert Commite, keluarga berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk :

a. Mendapatkan objek-objek tertentu.

b. Menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan dan mendapatkan kelahiran

yang memang diinginkan.

c. Mengatur interval di antara kelahiran.

d. Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan suami isteri.

e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Anggraini & Martini, 2016).

2.5.2 Macam-macam Keluarga Berencana

1. Kontrasepsi Dengan Metode Sederhana

a) Metode Kalender

Merupakan salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan

sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama pada
56

masa subur.

Keuntungan :

1. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat kontrasepsi.

2. Menghindari efek samping samping yang merugikan.

3. Tidak mengurangi kenikmatan hubungan seksual.

Kerugian :

1. Panjang siklus menstruasi setiap wanita tidaklah sama.

2. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid yang teratur.

3. Ovulasi tidak selalu terjadi di hari ke 14.

4. Penentuan masa subur tidak berdasarkan pada siklus menstruasi sendiri.

5. Suami istri tidak dapat melakukan hubungan seks setiap hari bila tidak

menginginkan kehamilan.

Indikasi :

1. Dari semua usia subur

2. Dari semua paritas, termasuk wanita multi para

3. Yang oleh karena alasan religius atau filosofi tidak bisa menggunakan metode

lain

4. Tidak bisa memakai metode lain

5. Bersedia menahan nafsu birahi lebih dari seminggu setiap siklus

6. Bersedia dan terdorong untukn mengamati, mencatat, dan

menginterprestasikan tanda-tanda kesuburan

Kontra indikasi :
57

1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat

kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi

2. Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setalah abortus),

kecuali MOB

3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur

4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama(berpantang) selama

waktu tertentu dalam siklus haid

5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genetaliannya.

b) Coitus Interruptus (Senggama Terputus)

Adalah alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

Keuntungan :

1. Efektif bila digunakan dengan benar.

2. Dapat digunakan setiap waktu.

3. Tidak membutuhkan biaya.

4. Tidak membutuhkan alat atau obat sehingga relatif sehat untuk perempuan.

5. Tidak mengganggu produksi ASI.

6. Tidak ada efek samping.

7. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana.

Kerugian :

1. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama

terputus setiap melaksanakannya.

2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi
58

masih melekat pada penis.

3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.

Indikasi:

1. Dapat dipakai pada suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga

berencana

2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak

memakai metode-metode lain

3. Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi dengan segera

4. Pasangan yang memerlukan metode kontrasepsi sementara sambil menunggu

metode yang lain

5. Pasangan yang membutuhkan metode pendukung lain

6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur

Kontra indikasi :

1. Ejakulasi premature pada pria

2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus

3. Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4. Suami sulit untuk bekerjasama

5. Pasangan yang berkurang dapat saling berkomunikasi

6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus

c) Kondom

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari

karet, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu

ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung


59

sperma.

Keuntungan :

1. Memberikan perlindungan terhadap PMS.

2. Murah dan mudah didapat secara umum.

3. Praktis dan dapat dipakai sendiri.

4. Mudah dibawa.

5. Mencegah ejakulasi dini.

6. Tidak mengganggu kesehatan klien.

Kerugian :

1. Kondom hanya dapat dipakai satu kali.

2. Secara psilogis kemungkinan mengganggu kenyamanan.

3. Kondom kadaluarsa mudah sobek dan bocor.

4. Kadang-kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom.

2. Kontrasepsi Dengan Metode Hormonal

a) KB Pil

Pil adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon

steroid (progesterone dan estrogen sintetik/progesteron sintetik saja)

yang digunakan peroral.

Pil yang digunakan ada dua macam, yaitu pil kombinasi dan pil

mini. Pil kombinasi mengandung hormon steroid estrogen dan

progesteron sintetik, dan pii mini mengandung progesteron sintetik

saja.
60

Keuntungan :

1. Efektifitas tinggi.

2. Resiko terhadap kesehatan rendah.

3. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

4. Hubungan seksual tidak tertanggu.

5. Darah haid lebih sedikit.

6. Menguranngi sindrom prahaid dan nyeri haid.

7. Pada pil mini tidak menggangu ASI dan efek terhadap kardiovaskuler rendah.

Kerugian :

1. Tidak mencegah PMS.

2. Mahal dan membosankan.

3. Perdarahan bercak.

4. Harus minum setiap hari.

5. Pusing, perubahan mood, penambahan berat badan, dan mual.

6. Pada pil kombinasi dapat mengganggu ASI. Indikasi:

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak ataupun belum

c. Gemuk atau kurus

d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

e. Pasca keguguran

f. Anemia karena haid berlebihan

g. Riwayat kehamilan ektopik


61

h. Siklus haid tidak teratur

i. Kelainan payudara jinak

j. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan

syaraf.

Kontra indikasi :

1. Absolut

a) Trombophlebitis, serebro vaskuler(pernah dan sedang)

b) Jantung iskemik/arteri koroner

c) Karsinoma payudara

d) Kehamilan

e) Tumor hepar, ikterus/hepatitis

f) Perdarahan abnormal dari genetalia tanpa sebab

g) Neoplasma, hiperlipidemia (kongenital/familia)

2. Relatif kuat

a) Sakit kepala hebat

b) Hipertensi

c) Diabetes melitus

d) Penyakit kantong empedu yang aktif

e) Rencana operasi besar elektif dalam 4 minggu

f) Tungkai bawah digips waktu lama

g) Umur >40thn disertai riwayat kardiovaskuler

h) Umur 35thn perokok berat(>15btg/hari)

i) Myoma uteri

j) Epilepsi
62

k) KB Suntik.

A. Suntikan Kombinasi

Merupakan kontrasepsi suntik yang berupa hormon sintesis

estrogen dan progesteron.

Jenis :

a. Depo medroksiprogesteron asetat (25 mg) dan estradio valerat (5 mg).

b. Noretindron enantat (50 mg) dan estradiol valerat (5 mg).

Keuntungan :

1. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

2. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam dan tidak perlu menyimpan obat.

3. Resiko terhadap kesehatan kecil dan efek samping keceil serta jangka

panjang.

Kerugian :

1. Perubahan pada pola haid: tidak teratur, perdarahan bercak.

2. Tidak menjamin terhadap PMS dan penambahan berat badan.

3. Dapat terjadi mual, pusing, nyeri payudara dan akan menghilang setelah

suntikan selanjutnya.

4. Klien bergantung pada tenaga kesehatan karena harus kembali datang

setiap 30 hari untuk melakukan suntikan.

Indikasi :

1. Anemia

2. Haid teratur

3. Usia reproduksi
63

4. Nyeri haid hebat

5. Memberikan ASI >6bln

6. Riwayat kehamilan ektopik

7. Pasca persalinan dan tidak menyusui

8. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

9. Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak

10. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

Kontra indikasi :

1. Hamil atau diduga hamil

2. Perdarahan pervagina tak jelas penyebabnya

3. Pokok usia >35thn yang merokok

4. Riwayat penyakit jantung atau TD tinggi (>180/110)

5. Riwayat thromboemboli atau DM >20thn

6. Penyakit hati akut

7. Keganasan payudara

8. Menyusui dibawah 6minggu pasca persalinan

9. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain

B. Suntikan Progestin

Merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi hormon

progesteron.

Jenis :

a. Depo Medroxyprogesteron Asetat/depo-provera (DMPA): 150 mg setiap

3 bulan.
64

b. Noristerat (NET-EN): 200 mg setiap 2 bulan.

Keuntungan :

1. Sangat efektif.

2. Menurukan kejadian penyait payudara.

3. Dapat digunakan perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.

4. Pencegahan kehamilan jangka panjang.

5. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

6. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

Kerugian :

1. Gangguan pada haid.

2. Kenaikan berat badan.

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.

4. Harus kembali keklinik untuk suntikan.

5. Tidak menjamin perlindungan PMS.

Indikasi :

1. Wanita dari semua usia subur atau paritas

a) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi

b) Sedang dalam masa nifas dan tidak sedang menyusui

c) Sedang menyusui(6minggu atau lebih masa nifas)

d) Pasca aborsi

e) Perokok(dari semua umur, sebanyak apapun)

f) Tidak peduli dengan perdarahan atau amenore yang tidak teratur


65

2. Wanita dari kelompok usia subur atau paritas manapun

a) Mengalami nyeri haid dari yang sedang hingga yang hebat

b) Makan obat untuk epilepsi atau tuberculosis

c) Mengalami tekanan darah tinggi atau masalah pembekuan darah

d) Lebih menyukai untuk tidak atau tidak boleh menggunakan ekstrogen

e) Tak bisa mengingat untuk makan pil setiap hari

f) Lebih menyukai metode yang tidak berkaitan dengan hubungan seks.

C) Kontrasepsi Implant

KontrasepsiImplant merupakan kontrasepsi yang

bersifat hormonal, dan dimasukkan kebawah kulit.

Jenis Implant :

a. Norplant : terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4,cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogestrel dengan

lama kerja lima tahun.

b. Jadena dan indoplant :terdiri dua batang silastik lembut berongga dengan

panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonogestreldengan lama

kerja tiga tahun.

c. Implanon :terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang

kira-kira 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dengan

lama kerja tiga tahun.

Keuntungan :

1. Daya guna tinggi.

2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).


66

3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

4. Bebas dari pengaruh estrogen.

5. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

6. Tidak mengganggu kegiatan senggama.

7. Tidak mengganggu ASI.

8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

9. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

Kerugian :

1. Nyeri kepala.

2. Penurunan/peningkatan berat badan.

3. Nyeri payudara.

4. Perasaan mual.

5. Perubahan perasaan/mood.

6. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

7. Klien tidak dapat menghentikan kontrasepsi sendiri.

8. Efektifitas menurun bila menggunakan obat-obatan tuberculosis

(rifamsin) atau obat epilepsi.

Indikasi:

1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang

lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap/menggunakan AKDR

2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung

ekstrogen.

Kontra indikasi :
67

1. Kehamilan atau disangka hamil.

2. Penderita penyakit hati akut.

3. Kanker payudara.

4. Kelainan jiwa.

5. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes miletus.

6. Penyakit tromboemboli.

7. Riwayat kehamilan ektopik.

3. Metode Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR merupakan kontrasepsi yang dimasukkan melalui

serviks dan dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang

menggantung sampai liang vagina.

Jenis AKDR :

1. AKDR yang mengandung tembaga, yaitu copper T (CuT 380A) dan nova

T dan berjangka waktu 8 tahun.

2. AKDR yang mengandung hormon progesteron, yaitu Mirena dan

berjangka waktu 5 tahun.

Keuntungan :

1. Efektif dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan.

2. Reversibel dan sangat efektif.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Metode jangka panjang (8 tahun).

5. Tidak mengganggu produksi ASI.

6. Dapat dipasang segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus.


68

Kerugian :

1. Dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi panggul.

2. Perforasi uterus, usus dan kandung kemih.

3. Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS).

4. Prosedur medis termasuk pemeriksaan serviks diperlukan sebelum

melakukan pemasangan sehingga banyak perempuan yang takut

menggunakan metode jenis ini.

5. Adanya perdarahan bercak/spotting selama 1-2 hari pasca pemasangan

tetapi kemudian akan menghilang.

6. Klien tidak bisa memasang ataupun melepas sendiri (Meilani, dkk 2010).

Indikasi :

1. Usia reproduksi

2. Keadaan multi para

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Perempuan menyusui ingin menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

6. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

7. Perempuan dengan resiko rendah dari IMS

8. Tidak menghendaki metode hormonal

9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5hari senggama

Kontra indikasi :

1. Sedang hamil (diket hamil/kemungkinan hamil)


69

2. Perdarahan vaigan yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)

3. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

4. 3 bln terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP/abortus

septik

5. Kelainan bawakan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang

dapat mempengaruhi kavum uteri

6. Penyakit trofoblas yang ganas

7. Diketahui menderita TBC pelvic

8. Kanker alat genetal

9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm

4. Metode Kontrasepsi Mantap

A. Metode Operasi Wanita (MOW)/Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan

keturunan lagi.

Keuntungan :

1. Penggunaannya sangat effektif, yaitu 0,5 kehamilan per 100 perempuan

selama tahun pertama penggunaan.

2. Tidak mempengaruhi terhadap proses menyusui (breastfeeding).

3. Tidak bergantung pada faktor senggama.

4. Baik bagi klien bila kehamilan akan menjadi resiko kehamilan yang

serius.

5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal.


70

6. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu yang panjang.

Kerugian :

1. Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini.

2. Klien dapat menyesal dikemudian hari.

3. Resiko komplikasi kecil, namun dapat meningkat apabila menggunakan

anastesi umun.

4. Rasa sakit atau ketidaknyamanan muncul dalam waktu pendek setelah

tindakan.

5. Dilakukan oleh dokter terlatih, yaitu dokter spesialis ginekologi.

6. Tidak melindungi diri dari PMS (proverawati,dkk. 2016).

Indikasi:

1. Wanita pada usia >26thn.

2. Wanita dengan paritas >2.

3. Wanita yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang dikehendaki.

4. Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan

yang serius.

5. Wanita pasca persalinan.

6. Wanita pasca keguguran.

7. Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

Kontra indikasi :

1. Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).

2. Wanita dengan perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.

3. Wanita dengan infeksi insistemik atau pelvik yang akut.


71

4. Wanita yang tidak boleh menjalani proses pembedahan.

5. Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan pertilitas dimasa depan.

6. Wanita yang belum memberikan persetujuan tertulis.

B. Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi.

Vasektomi adalah metode sterelisasi dengan cara mengikat

saluran sperma (Vas deferens) pria.

Keuntungan :

1. Tidak mengganggu ereksi, potensial seksual dan produksi hormon.

2. Tidak mengganggu kehidupan seksual suami istri.

3. Lebih aman.

4. Lebih praktis.

5. Lebih efektif.

6. Lebih ekonomis.

7. Pasien tidak perlu dirawat dirs.

8. Tidak ada resiko kesehatan.

9. Sifatnya permanen.

Kerugian :

1. Harus ada tindakan pembedahan.

2. Tidak dilakukan pada suami yang masih ingin memiliki anak.

3. Kadang-kadang terasa nyeri, atau terjadi perdarahan setelah operasi.

4. Kadang-kadang timbul infeksi pada kulit skrotum (Meilani,dkk.2010).

2.5.3 Asuhan Keluarga Berencana

1. Pengertian program KB

Program Kb adalah bagian yang terpadu (integral) dalan


72

program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan

kesejahteraan ekonomi, spritual dan sosial budaya penduduk indonesia

agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan

produksi nasional (Setiyaningrum & aziz, 2014).

2. Tujuan program KB

1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan

bangsa.

2. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan

bangsa.

3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas.

3. Sasaran program KB

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14%

pertahun.

2. Meningkatnya partisipasi keluarga berencana dalam pembinaan tumbuh

kembang.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya.

4. Strategi program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu :

1. Strategi dasar

a. Meneguhkan kembali program didaerah.

b. Menjamin kesinambungan program.

2. Strategi operasional
73

a. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan program KB Nasional.

b. Peningkatan kualitas dan prioritas progrsm.

c. Penggalangan dan pemantapan komitmen.

d. Dukungan regulasi dan kebijakan.

e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilasi pelayanan.


74

5. Dampak program KB

a. Penurunan angka kematian ibu dan anak.

b. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

c. Peningkatan kesejahteraan keluarga.

d. Peningkatan derajat kesehatan.

e. Peningkatan mutu dan pelayanan KB.

f. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapsitas SDM.

g. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam

penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

6. Ruang Lingkup KB

a. Keluarga Berencana.

b. Kesehatan reproduksi remaja.

c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas, keserasian

kebijakan kependudukan.

e. Pengelolaan SDM aparatur.

f. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

g. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara (Ari

Sulistyawati 2017).
75

BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Pengkajian

Tanggal : 09 Maret 2023

Pukul : 11.00 WIB

Tempat : Klinik Desna Elfita

Nama Mahasiswi : Nur’aini rona putri

I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS / BIODATA

Nama : Ny.A Nama : Tn.R

Umur : 29 Tahun Umur : 30 Tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Bromo Ujung Alamat : Jl.Bromo Ujung

B. ANAMNESA ( Data Subjektif )

Tanggal : 09 Maret 2023

Pukul : 11.00 WIB

Alasan kunjungan : Pemeriksaan kehamilan untuk kunjungan ulang

73
76

2. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita Ibu tidak pernah atau

sedang menderita penyakit berat, menular maupun keturunan, seperti

penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, TBC, rasa sakit

saat berkemih, pengeluaran dari vagina yang abnormal, dll.

b) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga dari ibu maupun suami tidak ada yang pernah atau sedang

menderita penyakit keturunan atau menular, seperti hipertensi, diabetes

melitus.

c) Perilaku Kesehatan

Ibu tidak mengkonsumsi minuma alkohol, tidak merokok.

Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, mengganti celana dalam 2x sehari

d) Riwayat Menstruasi Usia Menarche : 11 Tahun

e) Lamanya Menstruasi : 4-5 hari

Konsistensi : cair, ada sedikit gumpalan

Banyaknya : 3x ganti pembalut

Siklus : 28 hari, teratur

Dysmenorhea : tidak dirasakan

f) Riwayat Kehamilan Sekarang G: II P:I AB:0

HPHT : 11-06-2022

TTP : 18-03-2023

Keluhan trimester I : Mual Muntah

Keluhan trimester II : Tidak Ada


77

Keluhan Trimester III : Sering BAK (5-7 kali/hari) Pergerakan Janin

pertama kali : Pada Usia Kehamilan 16 Minggu

Pergerakan Janin 24 jam Terakhir : 10-15 kali

g) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu:

No Tahun kehamilan Persalinan Anak Nifas


1 2 Aterm Tidak Klinik Bidan L 3100 50 - Baik
Tahun Ada Bersalin gr cm
2 H A M I L I N I

h) Alat Kontrasepsi yang pernah digunakan :

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik selama 2 tahun pada

tahun 2021.

i) Riwayat Sosial

Kehamilan ini : Direncanakan oleh pasangan

Status Perkawinan : Sah

Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini : Direncanakan

Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan : Baik Mengambil

keputusan dalam keluarga : Suami

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik

j) Pola aktifitas sehari-hari

a) Pola Makanan

Jenis makanan : Nasi + lauk + sayur + susu Frekuensi makanan : 3

sehari

Kandungan gizi : Karbohidrat, protein, vitamin, mineral

Porsi makanan : 1 piring nasi, 1 potong lauk, 1 mangkok sayur, 1

gelas susu
78

b) Pola Minum

Frekuensi : 7- 8 gelas/hari

Jenis : Air putih

Pola aktivitas sehari-hari

Tidur malam : 6 jam

Tidur siang : 1-2 jam

Kegiatan sehari-hari : Memasak, dan membersihkan rumah

Kebiasaan merokok : Tidak ada

c) Pola personal hygiene

Mandi : 2 x sehari

Keramas : 2 x seminggu

Ganti baju / celana dalam : Setiap kali mandi / setiap kali terasa basah

dan tidak nyaman

d) Pola eliminasi

Frekuensi BAK : 7-8 kali sehari

Warna BAK : Jernih

Frekuensi BAB : 1-2 kali sehari

Warna BAB : Kuning

Konsistensi BAB : Lunak

j) Riwayat Kehamilan ini

G : II P:I A:0

HPHT : 11-06-2022

TTP : 18-03-2023
79

Keluhan pada trimester I : Mual dan muntah

Keluhan pada trimester II : Tidak ada

Keluhan pada trimester III : Sakit pinggang menjalar dan flek

Pergerakan janin pertama kali : Pada usia kehamilan 16 minggu

Frekuensi pergerakan janin : > 10 kali

k) Aktivitas Seksual

Seksualitas : 2 kali seminggu

Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB Suntik

Riwayat imunisasi : Ibu sudah pernah mendapatkan

imunisasi TT

C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)

1. Keadaan/Umum : Baik

2. Status Emosional : Stabil

3. Pemeriksaan Fisik

a. BB sebelum hamil : 50 kg

b. BB sesudah hamil : 65 kg

c. TB : 159 cm

d. Lila : 30 cm

4. Tanda Vital

a. TD : 120/80 mmHg

b. Pols : 75 x/i

c. RR : 23 x/i

d. Temp : 37°C
80

5. Kepala

a. Kulit Kepala : Bersih

b. Distribusi rambut : Rata

6. Muka/Wajah

a. Oedema : Tidak ada

b. Cloasma Gravidarum : Tidak ada

c. Pucat : Tidak pucat

7. Mata

a. Conjungtiva : Merah muda

b. Sclera : Putih

c. Oedema Palpebra : Tidak oedema

8. Hidung

a. Polip : Tidak ada pembengkakan

b. Pengeluaran : Tidak ada

9. Mulut

a. Lidah : Bersih

b. Peradangan Tonsil : Tidak ada

c. Peradangan Pharink : Tidak ada

d. Stomatitis : Tidak ada

e. Caries : Tidak ada

10. Telinga

a. Serumen : Tidak ada

b. Pengeluaran : Tidak ada


81

11. Leher

a. Luka Bekas Operasi : Tidak ada

b. Pembesaran Kelenjar tiroid : Tidak membesar

c. Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak membesar

12. Dada

a. Mammae : Simetris

b. Areola Mammae : Hyperpigmentasi

c. Putting Susu : Menonjol

d. Benjolan/tumor : Tidak ada

e. Pengeluaran diputting susu : Ada, kolostrum

13. Axilla

a. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

14. Posisi punggung : Lordosis

15. Abdomen

a. Pembesaran perut : Simetris

b. Linea/Striae : Nigra/Albican

c. Bekas luka operasi : Tidak ada

d. Pergerakan Janin : Aktif

1. PEMERIKSAAN KEBIDANAN

a. Kontraksi : Ada

b. TFU : 33 cm

c. Palpasi Uterus

1. Leopold I Tinggi fundus uteri 36 cm


82

2. Leopold II

Teraba bagian keras, panjang dan memapan disebelah kanan perut ibu

(punggung kanan).

3. Leopold III

Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian keras, bulat dan melenting

(kepala).

4. Leopold IV

Kepala sudah memasuki pintu atas panggul (Divergen).

5. Auskultasi

a. DJJ : 150 x/i

b. TBBJ : 3.410 gram

2. PEMERIKSAAN PANGGUL

a. Distansia Spinarum : 25 cm

b. Distansia Kristarum : 28 cm

c. Conjungata Ekterna : 20 cm

d. Lingkar Panggul : 90 cm

16. Genetalia

a. Vulva pengeluaran : Tidak ada

b. Varices : Tidak ada

c. Kemerahan : Tidak ada

d. Luka : Tidak ada

e. Nyeri : Tidak ada

f. Perenium : Tidak ada bekas luka parut


83

g. Anus : Tidak ada haemoroid

17. Pinggang (periksa ketuk : Costa, Vertebra, Angel, Tendernes)

a. Nyeri pinggang : Ada

18. Ektremitas

a. Oedema pada tangan/kaki : Tidak ada

b. Varices pada tungkai : Tidak ada

c. Refleks Patella ka-ki : (+) ka/ki

d. Kekakuan sendi : Tidak ada

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Protein Urine : Tidak dilakukan

b. Pemeriksaan Glukosa Urine : Tidak dilakukan

c. Pemeriksaan HB : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa : Ibu Secundigravida, usia kehamilan 36 minggu. Janin

tunggal, hidup, TFU 33 cm, punggung kanan,

presentase kepala, Divergen, intra uteri.

b. Data dasar : G: II P:1 AB:0

HHPT : 11-06-2019

TTP : 18-03-2020

a) Tanda-tanda vital : TD 120/80 mmHg, Pols 75 x/i, RR 23 x/i, Temp

37°C.
84

b) Pemeriksaan abdomen leopold 1 TFU 33 cm, leopold II Punggung kanan,

Leopold III Presentase kepala, Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas

panggul, DJJ 150 x/i, TBBJ 3.410 gram.

c. Masalah : Sering buang air kecil di malam hari dan mudah lelah

d. Kebutuhan : Berikan pendidikan kesehatan tentang :

a) Tanda bahaya kehamilan pada trimester III

b) Buang air kecil sebelum tidur

c) Istirahat yang cukup

d) Personal hygiene

e) Persiapan persalinan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

“ Tidak ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA

“ Tidak ada”

V. MERENCANAKAN ASUHAN MENYELURUH

1. Beri informasi pada ibu mengenai hasil pemeriksaan

2. Beri dukungan moril pada ibu

3. Berikan pendidikan kesehatan pada ibu

4. Beri obat pada ibu

5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

VI. MELAKSANAKAN ASUHAN MEYELURUH

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan ibu

dan janin dalam keadaan sehat, usia kehamilan 36 minggu dengan


85

tafsiran persalinan 18-03- 2023.

a. TD : 120/80 mmHg

b. Pols : 75 x/i

c. RR : 23 x/i

d. Temp : 37°C

e. DJJ : 150 x/i

f. TBBJ : (TFU-11) x 155 = (33-11) x 155 = 3.410 gram

2. Memberikan dukungan pada ibu untuk mengurangirasa cemas dengan

cara menghadirkan suami/anggota keluarga untuk menemani dan

memberi semangat untuk mempelancar proses persalinan.

3. Memberikan Penkes Mengenai:

- Menganjurkan kepada ibu untuk banyak makan-makanan yang

mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan zat besi.

Seperti daging, nasi, ikan, sayuran hijau, buah, air. Ibu mengerti dan

akan melakukannya.

- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari ±2 jam

dan malam hari ± 7 jam. Serta mengurangi aktivitas yang berat karena

ibu ingin menghadapi persalinan.

- Menganjurkan ibu untuk memperhatikan kebersihan personal hygiene,

menganjurkan ibu untuk mandi minimal 2x sehari dan mengganti

pakaian dalam apabila terasa lembab dan basah, bersihkan dan

keringkan daerah sekitar vagina. Dan memberitahu ibu cara basuh alat

genetalia yang benar yaitu disiram dari depan kebelakang.


86

- Memberikan informasi kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya yang

mungkin terjadi dalam kehamilan trimester III seperti perdarahan,

sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri perut yang hebat,

bengkak yang berlebihan pada muka dan kaki dan bayi kurang

bergerak seperti biasa.

- Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : keluar lendir

bercampur darah, timbul mulas dengan sifat mulas melingkar dari

punggung memancar ke perut bagian depan secara teratur semakin

lama semakin kuat dan keluar cairan yang banyak dari jalan lahir. Dan

ibu sudah mengerti.

4. Memberikan vitamin kepada ibu seperti :

a. Tablet sangobion diminum 1x sehari dengan air putih

b. Tablet B1 3x sehari

5. Menganjurkan ibu datang kembali untuk kunjungan ulang apabila

mengalami keluhan.

VII. EVALUASI

1. Keadaan ibu dan janin sehat.

2. Ibu sudah diberikan dukungan moril

3. Ibu sudah mengerti pendidikan kesehatan.

4. Ibu bersedia meminum vitamin yang telah diberikan

5. Ibu bersedia datang ke klinik jika ada tanda-tanda persalinan.

3.2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I

Tanggal : 17 Maret 2023 Pukul : 13.00 WIB

Tempat : Klinik Desna


87

I. PENGUMPULAN DATA

Nama : Ny. A Nama : Tn.R

Umur : 29 tahun Umur : 30tahun

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Bromo Ujung Alamat : Jl.Bromo Ujung

DATA SUBJEKTIF

1. Alasan masuk kamar bersalin : Inpartu

2. Keluhan Utama : Ny. A datang ke Klinik Desna Elfita diantar keluarga nya,

tanggal 18-03- 2023 dengan keluhan nyeri pada bagian pinggang menjalar

keperut serta keluar lendir bercampur darah.

3. Tanda – tanda persalinan

a. Kontraksi uterus

a) Frekwensi : 4 Kali dalam 10 menit

b) Durasi : 40 detik

c) Lokasi ketidaknyamanan di perut menjalar ke pinggang.

b. Pengeluaran pervaginam

a) Lendir darah: Ada

b) Ketuban : Utuh

4. Riwayat sebelum masuk ruang bersalin: Tidak ada


88

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT : 11-06-2019

b. TTP : 18-03-2020

c. Menarche umur 11 tahun, siklus 28 hari, lama 7 hari, banyaknya 2-3x

ganti doek

6. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ± 10 kali

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak


No Tahun Umur Penyul Tempa Car Peno JK BB PB Ket Nifas
Hamil it t A long
1. 2 Aterm Tidak Klinik Sp Bida n Lk 310 50 Lancar
tahun ada ont 0 gr cm -
an
2. H A M I L I N I

8. Riwayat kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik

9. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah / sedang di derita :

Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita suatu penyakit

yang serius.

b. Penyakit yang pernah / sedang di derita keluarga :

Ibu mengatakan keluarganya tidak ada menderita penyakit keturunan.

c. Riwayat keturunan kembar :

Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar.

10. Makan dan minum terakhir :

a. Makan terakhir tanggal Jam 11.00 WIB

b. Minum terakhir tangga Jam 12.00 WIB


89

11. Eliminasi terkahir :

a. Buang air besar terakhir jam 08.00 WIB, Jenis lembek

b. Buang air kecil terakhir Jam 11.00 WIB, Jenis cair

12. Isitirahat /Tidur dalam 1 hari terakhir 6 Jam

13. Keadaan Psiko sosio spiritual / kesiapan menghadapi proses persalinan

a. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan proses persalinan : Ibu

mengatakan sudah tahu tentang tanda-tanda persalinan.

b. Persiapan persalinan yang telah dilakukan (Pendamping ibu, biaya, Dll) :

Ibu mengatakan sudah mempersiapkan untuk persalinannya.

c. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang dihadapi :

Ibu dan keluarga mengatakan bahwa persalinan akan berjalan lancar.

DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaaan umum : Baik

2. Kesadaraan : Composmentis

3. Status Emosional : Stabil

4. Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Pernafasan : 22 x/menit

d. Suhu : 36,5 0C

e. TB : 160 cm
90

f. BB : Sebelum hamil 50 Kg, BB sekarang 65 Kg

g. LILA : 30 cm

5. Kepala dan leher

a. Edema wajah : Tidak ada

b. Closma Gravidarum : Tidak ada

c. Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera putih dan tidak

ada oedema palpebra

d. Mulut : Normal

e. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar Thyroid

6. Payudara

a. Putting susu : Menonjol

b. Colostrum : Ada

7. Abdomen

a. Pembesaran : Simetris

b. Linea/Striae : Nigra/Albican

c. Bekas luka : Tidak ada

d. Palpasi Leopold

a) Leopold I : TFU 33 cm

b) Leopold II : Teraba bagian keras, memanjang dan memapan

disisi kanan perut ibu.

c) Leopold III : Teraba bagian keras, bulat, melenting disimfisis ibu.

d) Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (Divergen)

e) TBBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram


91

f) Auskultasi DJJ : Frekuensi 150x/menit

g) His : Frekuensi 4x dalam 10 menit, durasi 40 detik

8. Pinggang : Nyeri

9. Ekstrremitas

a. Kekuatan otot dan sendi : Ada

b. Edema : Tidak ada

c. Varices : Tidak ada

d. Reflek Patela : Positif

10. Genetalia Luar

a. Tanda chadwic : Tidak ada

b. Varices : Tidak ada

c. Bekas luka : Tidak ada

d. Kelenjer Bartholini : Tidak ada Pembengkakan

e. Pengeluaran : Ada

11. Anus

a. Hemoroid : Tidak ada

12. Pemeriksaan dalam, tanggal : 18-03-2020, Oleh : Bidan

Hasil VT : Vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis dan lunak,

pembukaan 6 cm, ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan kepala 3/5,

tidak ada molase.

13. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan


92

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosis : Ny. V G11 P1 A0 usia kehamilan 38 minggu 4 hari, inpartu

kala 1 fase aktif.

b. Data dasar : G : II P : I AB : 0

- HPHT : 11-06-2022

- TTP : 18-03-2023

- Leopold I : TFU 33 cm

- Leopold II : Punggung kanan

- Leopold III : Presentase kepala

- Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (Divergen)

- Masalah : Nyeri pada bagian pinggang menjalar keperut serta

keluar lendir bercampur darah.

- Kebutuhan : Informasi tentang hasil pemeriksaan Pantau persalinan

dengan partograf

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

“ Tidak ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA

“ Tidak ada”

V. PERENCANAAN

1. Informasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

2. Berikan dukungan moril pada ibu

3. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan jika masih sanggup

4. Beritahu pada ibu tentang posisi persalinan


93

5. Siapkan alat penunjang persalinan

6. Pantau persalinan dengan partograf

VI. PELAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan keadaan umum ibu

baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital : TD 120/70 mmHg, nadi 80

x/menit, RR 22 x/menit, Temp 36,5 0C, Kontraksi uterus 4 Kali dalam 10

menit lamanya 40 detik, DJJ 150 x/menit.

Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan.

2. Memberikan dukungan moril pada ibu dengan menjelaskan bahwa ibu tidak

perlu cemas dalam mengahadapi persalinan karena ini adalah hal yang normal

dan akan di alami wanita yang akan melahirkan.

Ibu tampak tenang.

3. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin dengan tidur

miring ke sebelah kanan atau kiri, serta jalan-jalan jika masih sanggup agar

mempercepat proses persalinan.

Ibu memilih untuk tidur miring ke sebelah kiri.

4. Memberitahukan kepada ibu bahwa posisi bersalin itu ada jongkok, miring,

menungging, dan kaki diangkat (litotomi).

Ibu memilih posisi litotomi

5. Mempersiapkan pertolongan persalinan

a. Bak instrumen yang berisi ½ kocher, 2 buah arteri klem, 1 buah gunting

episiotomi, nald heacting dan 1 buah gunting tali pusat.


94

b. Persiapan obat-obatan (Oksitosin, metergin, vit K, infus )

c. Persiapan ibu dan bayi (baju, doek, topi, sarung tangan, sarung kaki,

handuk, popok, celana dalam, gurita) Peralatan dan perlengkapan sudah

di siapkan.

6. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf

VII. EVALUASI

1. Ibu telah mengerti tentang keadaan dirinya dan ibu tampak tenang

2. Ibu memilih berbaring ke kanan

3. Ibu mengerti dan melakukannya

4. Peralatan dan perlengkapan telah disiapkan

5. Kemajuan persalinan telah dipantau dengan partograf

CATATAN PERKEMBANGAN

Ny.A usia 29 tahun, GII P1 AB0 datang ke klinik pukul 13.00 WIB dengan

keluhan nyeri pada bagian pinggang menjalar ke perut serta keluar lendir

bercampur darah. Dari hasil pemeriksaan di dapat pembukaan 6 cm, ketuban utuh,

peresentasi kepala, penurunan kepala 3/5, penyusupan 0, kontraksi 4 kali dalam

10 menit lamanya 40 detik.

DJJ 150x/I, TD 120/70 mmHg, Nadi 80x/I, RR 22x/I, Temp 36,5 C, Urine 140 cc

13.30 WIB DJJ 150x/i, Kontraksi 4x/10 i lamanya 40 detik, pols : 80x/i

14.00 WIB DJJ 147x/i, Kontraksi 4x/10 i lamanya 41 detik, pols : 83x/i

14.30 WIB DJJ 149x/i, Kontraksi 5x/10 i lamanya 43 detik pols : 85x/i
95

15.00 WIB DJJ 150x/i, Kontraksi 5x/10 i lamanya 45 detik, pols : 83x/i

15.30 WIB DJJ 148x/i, Kontraksi 5x/10 i lamanya 45 detik, pols : 85x/i

Pembukaan 10 cm, penurunan 0/5, ketuban sudah pecah, Temp 36,5 C, TD 110/

70 mmHg.

KALA II

Tanggal: 18 Maret 2023 Pukul: 15.30 WIB

S:SUBJEKTIF

Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan semakin teratur, merasa ingin

seperti BAB, gerakan janin semakin dirasakan.

O : OBJEKTIF

- Pembukaan lengkap 10 cm

- Penurunan kepala 0/5

- 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik

- Dorongan pada ibu, Tekanan pada anus, Perenium menonjol, Vulva

membuka

A : ANALISA

Partus kala II

P: PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu dan janin, pols, DJJ,

pemeriksaan dalam kepada ibu dan keluarga, hasilnya: keadaan umum ibu

dan janin baik, pols 80 x/i dan pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm),

DJJ 130 x/i, kontraksi 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, penurunan

kepala 0/ 5.
96

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

2. Membantu ibu untuk menentukan posisi yang nyaman dan ibu memilih posisi

setengah duduk.

3. Melaksanakan bimbingan mengedan pada saat ibu ingin mengedan dan ibu

mampu melakukannya.

4. Melaksanakan pertolongan persalinan:

- Letakkan handuk dan kain bersih diatas perut ibu dan kain bersih yang di

bawah bokong ibu.

- Kepala bayi tampak di vulva dengan diameter 5- 6 cm, tangan kanan

menahan perenium dan tangan kiri menahan kepala bayi untuk manahan

posisi agar tidakdefleksi dan membantu lahirnya kepala, setelah kepala

bayi lahir, periksa ada lilitan tali pusat atau tidak.

- Letakkan tangan secara bipariental. Tarik kearah bawah untuk

melahirkan bahu atas dan tarik keatas untuk melahirkan bahu bawah.

- Setelah kedua bahu lahir, meletakkan tangan kanan ke bawah perenium

ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku bagian bawah. Gunakan

tangan kiri untuk menelusuri dan memegang lengan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki.

- Bayi lahir spontan, bugar pukul 16.00 WIB, jenis kelamin laki-laki.

- Kemudian melakukan pemotongan tali pusat dan mengikat tali pusat.

Talipusat bayi sudah dipotong dan di ikat.

- Melakukan IMD dengan meletakkan bayi di atas perut ibu (skintoskin)

dan selimuti ibu dan bayi dengan kain dan topi bayi. Dan bayi sudah

diletakkan diatas perut ibu.


97

KALA III

Tanggal : 18 Maret 2023 Pukul :16:05 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa lemas tetapi sangat bahagia dengan kelahiran bayinya dan ibu

masih merasa mules dan nyeri pada perut.

B. OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : composmentis

- Keadaan Emosional : Stabil

- TFU : Setinggi pusat, kontraksi baik

- Perineum :Tidak ruptur

- Kandung kemih : Kosong

- Pengeluaran darah : Normal

- Perdarahan : ± 150 cc

- Kontraksi uterus : Baik

- Tali pusat mulai memanjang

- Adanya semburan darah tiba-tiba

- Kontraksi uterus

C. ANALISA

- Diagnosa : Ibu partus kala III

- Data dasar :

- TFU setinggi pusat


98

- Tali pusat tampak divulva

- Pengeluaran darah normal

- Uterus tegang dan kontraksi baik

D. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan masase fundus uteri dengan mengelus perut ibu searah jarum jam

dan memastikan janin tunggal.

2. Memantau tanda-tanda pelepasan plasenta dan memberitahukan pada ibu

bahwa ibu akan di suntik oksitosin 10 UI di paha atas bagian luar pukul 16:01

WIB.

Ibu bersedia disuntik dan penyuntikan sudah selesai dilakukan.

3. Melakukan pengeluaran plasenta dengan cara peregangan tali pusat terkendali

yaitu memindahkan klem dengan jarak 10 cm di depan vulva kemudian di

tarik ke atas ke bawah, sedangkan tangan kiri berada di atas fundus

mendorong ke arah dorsokranial, jika plasenta sudah tampak di depan vulva

di putar searah jarum jam setelah keluar memeriksa selaput plasenta seperti

payung kuncup, kotiledon sebanyak 20 buah, panjang talipusat 50 cm,

terdapat 2 arteri dan 1 vena, kemudian meletakkan plasenta pada tempatnya.

Plasenta lahir lengkap pukul 16.15 WIB.

4. Memeriksa robekan jalan lahir dan memastikan kontraksi uterus baik dengan

masase searah jarum jam.

Masase fundusuteri sudah dilakukan.


99

KALA IV

Tanggal : 18 Maret 2023 Pukul : 16:30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa lemas dan letih, namun bahagia dengan kelahiran bayi nya.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda-tanda vital

- TD : 120/70 mmHg

- Pols : 85 x/i

- RR : 20 x/i

- Temp : 36,5ºC

3. Pemeriksaan Fisik

- ASI : Colostrum ada dan keluar banyak

- TFU : 2 jari dibawah pusat

- Kontraksi uterus : Baik

- Lochea : Rubra

- Kandung kemih : Kosong

C. ANALISA

1. Diagnosa : Ibu partus kala IV

2. Data dasar :
100

- Plasenta lahir lengkap pukul 16.15 wib

- TFU 2 jari dibawah pusat

- Tidak ada robekan jalan lahir

- Perdarahan normal

D. PENATALAKSANAAN

1. Mengobservasi keadaan ibu dan kontraksi uterus

2. Memeriksa fundus dan jika perlu di lakukan massase fundus agar timbul

kontraksi uterus

3. Memeriksa kandung kemih, jika perlu lakukan kateterisasi untuk

mengosongkan kandung kemih

4. Menginformasikan pada ibu, suami dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan

sehat dan plasenta lahir dengan lengkap.

5. Membersihkan ibu dari darah serta mengganti pakaian ibu.

6. Membersihkan alat-alat persalinan dengan merendam di dalam larutan klorin

0,5 % selama 10 menit baru di sterilisasikan dengan merebusnya

7. Memenuhi nutrisi ibu dengan memberikan makanan dan minuman

8. Memberikan obat kepada ibu :

a. Asam mefenamat 3x1

b. Vitamin B1 1x1

c. Amoxilin 3x1

Obat sudah diberikan kepada ibu.

9. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai :

a. Pemberian ASI eksklusif dengan menganjurkan ibu untuk segera


101

menyusui bayi nya.

b. Memantau kontraksi uterus dan menganjurkan ibu untuk memberikan

ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan

terutama pada bagian alat kemaluan ibu dengan mengganti pembalut

apabila basah.

d. Mengajarkan ibu tentang cara melakukan perawatan tali pusat, yaitu

dengan menjaga tali pusat bayi agar selalu dalam keadaan kering.

10. Menempatkan bayi dengan ibunya serta memastikan ibu merasa nyaman,

kemudian mencuci tangan.

Ibu merasa nyaman, dan tangan sudah dicuci.

3.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Bayi Baru Lahir 1 jam setelah lahir

Tanggal : 18 Maret 2023 Pukul : 17.00 WIB

I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS / BIODATA

Nama Bayi : Bayi Ny.A dan Tn.R

Umur : 1 jam

Tanggal/jam lahir : 11-03-2020/16.00 WIB Jenis kelamin : Perempuan

Berat badan : 3.410 gram Panjang badan : 50 cm

B. ANAMNESA ( Data Subjektif )

1. Ibu mengatakan bayinya lahir spontan 1 jam yang lalu dengan jenis kelamin
102

perempuan.

2. Keadaan bayi baru lahir

- Nilai APGAR :

No. APGAR 1 menit 5 menit

1. Denyut jantung 2 2

2. Usaha nafas 2 2

3. Tonus otot 1 2

4. Refleks 1 2

5. Warna kulit 2 2

Total 8 10

3. Resusitasi

- Rangsangan : Ya

- Pengisapan lendir : Ya

- Massase Jantung : Tidak

C. PEMERIKSAAN FISIK ( Data Objektif )

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Composmentis

- Tanda Vital

- Temp : 36,5 0C

- RR : 40 x/i

- Pols : 135 x/i

- Pengukuran Antropometri

- Lingkar lengan : 12 cm
103

- Berat Badan : 3.410 gram

- Panjang Badan : 50 cm

- Kepala : Normal

- Hidung : Normal

- Mata

- Konjungtiva : Tidak Pucat

- Oedema : Tidak ada

- Mulut

- Refleks hisap : Ada

- Warna bibir : Merah

- Telinga : Normal

- Leher : Normal

- Dada

- Suara napas : Teratur

- Bunyi jantung : Normal

- Perut : Normal

- Ekstremitas

- Atas : Normal, jari-jari lengkap

- Bawah : Normal, jari-jari lengkap

- Genetalia

- Jenis kelamin : Perempuan

- BAB : Segera setelah lahir

- BAK : 1 jam setelah lahir


104

- Refleks

- Menghisap : Ada

- Menggenggam : Ada

- Refleks kaki : Ada

- Refleks moro : Ada

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Bayi baru lahir normal 1 jam Data dasar

1. Antropometri : Berat badan 3.410 gram dan panjang badan 50 cm

2. Tanda vital :

a. Temp : 36,5 0C

b. RR : 40 x/i

c. Pols : 135 x/i

3. Jenis kelamin : Perempuan

a. Masalah : Tidak ada

b. Kebutuhan :

4. Perawatan Bayi Baru Lahir

5. Tetap menjaga kehangatan bayi baru lahir

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

“Tidak Ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ATAU TINDAKAN SEGERA

“Tidak Ada”
105

V. PERENCANAAN

1. Periksa keadaan bayi dan beritahu ibu dan keluarga bayi tentang keadaannya

2. Beri suntikan Vit K dan HB 0 pada bayi

3. Jaga kehangatan bayi

VI. PELAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa

bayi dalam keadaan baik, tanda-tanda vital dalam batas normal dan

pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.

Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan.

2. Memberikan bayi suntikan Vit k dan HB0

3. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara membedung dan memakaikan

bayi topi.

Bayi sudah dibedung dan bayi merasa hangat.

VII. EVALUASI

1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan bayinya

2. Bayi sudah diberikan suntik Vit K

3. Bayi sudah dibedung dan terjaga kehangatannya

CATATAN PERKEMBANGAN

Bayi Baru Lahir 6 jam setelah lahir

Tanggal : 18-03-2023 Pukul : 22.00 WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menyusu dan menghisap dengan kuat
106

B. Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Pernafasan : Normal, 43x/i

c. Temp : 36,8°C

Mata : Tidak ada tanda-tanda infeksi

Mulut : Bibir bayi kemerahan

C. Abdomen

Assesment : Tidak ada perdarahan pada tali pusat Bayi baru lahir 6 jam

D. Planing

1). Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil observasi terhadap

bayi. Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda infeksi, serta tidak terjadi

perdarahan pada talipusat, pernafasan 43 x/i, temp 36,8°C.

Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan bayinya.

2). Memandikan bayi serta merawat talipusat.

a. Memandikan bayi dengan air hangat.

b. Membersihkan daerah leher, ketiak serta genitalia.

c. Setelah dimandikan mengeringkan bayi dengan handuk yang bersih.

d. Membersihkan talipusat apabila ada kotoran, serta menjaga talipusat

tetap bersih dan kering.

e. Membungkus talipusat dengan kassa kering yang steril

f. Memakaikan baju bayi serta membedung bayi.

3). Mencegah hipotermi

a. Memakaikan pakaian bayi dan mengenakan topi.


107

b. Membungkus bayi dengan kain yang kering dan lembut serta bayi

diselimuti.

c. Mengganti popok bayi apabila basah.

4). Pemberian ASI ekslusif

a. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa jadwal siang dan

malam (paling kurang 8 kali dalam 24 jam) setiap kali bayi

menginginkan atau setiap 2-3 jam sekali.

b. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sampai 6 bulam pertama.

c. Mengajarkan ibu cara memegang bayi yang benar sewaktu menyusui

yaitu dengan menopang seluruh tubuh bayi, kemudian kepala dan tubuh

bayi lurus sehingga bayi menghadap payudara ibu dan hidung bayi

didekat putting susu ibu.

Ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

3.4 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU MASA NIFAS

Asuhan Masa Nifas 1 hari postpartum

Tanggal : 19-03-2023 Pukul : 07.30 WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan masih sedikit lemas.

I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS DATA

Nama istri : Ny. A Nama suami : Tn. R

Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun


108

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Bromo Ujung Alamat : Jl.Bromo Ujung

B. Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Status emosional : Stabil

c. Tanda vital

a) TD : 110/ 80 mmHg

b) RR : 20 x/ i

c) Pols : 75 x/ i

d) Temp : 370 C

d. Payudara

a. Bentuk : Asimetris

b. Puting : Menonjol

c. Pengeluaran : Ada

d. Benjolan : Tidak ada

e. Uterus

f. TFU : 2 jari dibawah pusat

g. Konsistensi uterus : Tegang


109

h. Kontraksi : Baik

i. Kandung kemih : Kosong

j. Pengeluaran lochea

a. Warna : Merah segar

b. Jenis : Rubra

c. Bau : Amis

k. Vagina

a. Oedema : Tidak ada

b. Varices : Tidak ada

c. Kemerahan : Tdak ada

C. ANALISA

Diagnosa : Ibu post partum 1 hari dengan keluhan lemas dan perut nyeri

1. Data dasar

a. TFU : 2 jari dibawah pusat

b. Tanggal persalinan : 11-03-2023

c. Pengeluaran lochea : Rubra

2. Masalah : Ibu merasakan perutnya nyeri

3. Kebutuhan :

a. Pola istirahat

b. Kebersihan diri

c. Tentang nutrisi

d. Mengenali KB
110

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg,

Pols 75 x/i, RR 20 x/ i, Temp370 C. TFU 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus

baik dan konsistensi uterus tegang.

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup baik siang maupun malam dan

jangan dulu melakukan kegiatan apapun karena perut ibu masih terasa mules.

3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama daerah

genitalia dengan menggangti pembalut minimal empat kali dalam sehari atau

setiap kali terasa basah/setelah selesai BAK.

4. Memberitahukan kepada ibu dengan menganjurkan nya untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi, dan mengkonsumsi sayuran seperti daun katuk untuk

memperlancar keluarnya ASI.

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang apabila mengalami

keluhan.

6. Menganjurkan ibu untuk segera menggunakan KB setelah masa nifas selesai

yang cocok dan sesuai dengan keinginan ibu.

3.5 ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA

Tanggal : 08-04-2023 Pukul : 10.00 WIB

B. ANAMNESA (Data Subjektif )

Tanggal : 30 April 2023 pukul : 15.00 WIB

1. Alasan Kunjungan : ibu ingin menjadi ekseptor KB suntik 3 bulan


111

2 Riwayat Menstruasi

- Menarce : 11 tahun

- Siklus : 28 hari

- Banyaknya : 3 x ganti pembalut

3. Riwayat perkawanin

- Berapa kali : 1 kali

- Lamanya : 4 tahun

4. Riwayat obstetric yang lain

- Riwayat semua kehamilan

G : II P:I AB : 0

- Riwayat persalinan terakhir / abortus terakhir

1) Jenis persalinan : Spontan

2) Apakah sedang menyusui : Iya

5. Riwayat KB sebelumnya

- Apakah pernah memakai alat kontrasepsi : ada

6. Riwayat Sosial

- Minum keras : Tidak ada

- Merokok : Tidak ada

7. Riwayat kesehatan yang lalu

- Penyakit yang diderita

a. DM : Tidak ada

b. Hepatitis : Tidak ada

c. Jantung : Tidak ada


112

d. TBC : Tidak ada

e. Hipertensi : Tidak ada

C. PEMERIKSAAN FISIK ( Data Objektif )

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

1. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Pernafasan : 24x/i

c. Pols :83x/i

d. Temp : 36,7 °C

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa : Ibu calon akseptor KB Suntik

b. Data dasar :

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg

b. Pernafasan : 24x/i

c. Pols : 83x/i

d. Temp : 36,7 °C

c. Masalah : Tidak ada

d. Kebutuhan :

1. Informasi tentang KB Suntik


113

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

“Tidak Ada”

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ATAU TINDAKAN SEGERA

“Tidak Ada”

V. PERENCANAAN

1. Beritahu ibu tentang jenis KB Suntik

2. Beritahu informasi mengenai kelebihan dan kekurangan KB Suntik pada ibu

3. Anjurkan ibu datang atau bertanya bila ada keluhan setelah melakukan KB

Suntik.

VI. PELAKSANAAN

1. Memberikan informasi kepada ibu mengenai kontrasepsi KB Suntik yang

terdiri dari 2 jenis :

a. Suntik yang diberikan 1 bulan sekali (cyclofem)

b. Suntik yang diberikan 3 bulan sekali (devofem)

Yang masa kerja efeknya adalah 12 minggu atau 3 bulan sekali yang di

masukkan 3 bulan ke depan dan ibu memiliki KB devofem (3 bulan sekali)

2. Memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dan efek

samping KB suntik yaitu :

3. Kelebihan kontrasepsi :

a). Praktis, efektif, aman.

b). Metode jangka waktu menengah (perlindungan untuk 2-3 bulan per satu

kali injeksi)

c). Tidak mengganggu hubungan suami istri d). Tidak mempengaruhi


114

pemberian asi

e). Dapat dipakai atau diberikan pada pasca persalinan, pasca keguguran,

pasca menstruasi

f). Dapat memberi perlindungan terhadap radang panggul g). Tidak

mengandung estrogen

4. Kekurangan Kontrasepsi :

a). Masi terjadi kemungkinan kehamilan b). Tidak dapat dihentikan

sewaktu-waktu

c). Terjadi gangguan haid, keputihan, depresi, jerawat, perubahan berat

badan dan perubahan libido.

VII. EVALUASI

1. Ibu memilih KB Suntik

2. Ibu sudah mulai mengerti kelebihan dan kekurangan kontrasepsi KB Suntik

3. Ibu telah diberikan penjelasan KB Suntik dan Ibu bersedia datang kembali ke

rumah bersalin jika ada keluhan dan kesulitan lainnya.

Pelaksana Asuhan

Nuraini rona putri


115

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. A yang telah

dilaksanakan secara berkesinambungan (continuity of care)yang dilakukan di

Klinik Bersalin Dina pada Ny.V berusia 28 Tahun dari Masa Kehamilan,

Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana.

4.1 Kehamilan

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.A BB: 70 kg, TB:

160 cm, Lila: 30 cm, TD: 120/80 Mmhg, Pols: 80x/i, RR: 24x/i, temp: 36,5 0C,

TFU: 33 cm DJJ: 150x/i dan Ny. A telah melakukan kunjungan sebanyak 7 kali,

dua kali pada Trimester I, dua kali pada Trimester II, dan tiga kali pada Trimester

III.

Berdasarkan Kebijakan Program Pemerintah Kunjungan Antenatal Care

(ANC) minimal sebanyak 4 kali (Trimester I: satu kali kunjungan, Trimester II:

satu kali kunjungan, Trimester III: dua kali kunjungan) (Pantiawati, dkk, 2015).

Dari hasil yang didapat tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang

diberikan, dan asuhan yang diberikan Kunjungan Antenatal kepada Ny. V berjalan

dengan lancar dan baik.

Selama hamil Ny. A tidak mendapatkan pemberian imunisasi Tetanus

Toxoid dan tidak melakukan pemeriksaan penunjang (test HB, Protein urine dan

Glukosa urine).

113
116

Imunisasi kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit

yang dapat mencegah kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan

adalah Tetanus Toxoid (TT)yang dapat mencegah penyakit tetanus

( Sulistiyawati, 2016)

Dari hasil yang didapat terjadi kesenjangan antara teori dengan asuhan

yang diberikan yaitu tidak ada pemberian imunisasi Tetanus Toxoid dan tidak

melakukan pemeriksaan penunjang (test HB, Protein urine dan Glukosa urine).

Keluhan yang dirasakan Ny. A pada trimester III adalah sering Buang Air Kecil

(BAK), susah BAB dan Nyeri pinggang.

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Hingga menyaring darah

yang volumenya meningkat ( sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi

pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai saat sebelum persalinan. Rahim yang

semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi

sembelit atau konstipasi (Sulistiyawati, 2016).

Dari hasil yang didapat tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan

yang diberikan, dan asuhan yang diberikan berjalan lancar dan baik.

4.2 Persalinan

A. Kala I

Ny. A dan suami datang ke Rumah Bersalin, ibu mengeluh mules- mules dan

mengeluarkan lendir bercampur darah. Tanda awal persalinan adalah his yang

datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lendir bercampur

darah yang menandakan bahwa jalan lahir mulai membuka.

Pada saat Ny. A datang ke Rumah Klinik Bersalin Desna, pukul 13.00 WIB.
117

Pembukaan servik 6 cm, portio tipis, ketuban utuh, penurunan kepala 3/5

dengan his 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik dan dilakukan

pemeriksaan lagi 2 jam kemudian dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan

penurunan kepala 0/5 dengan 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik pada

pukul 15.30 WIB dan ketuban pecah.

Persalinan dimulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm),

dimana proses ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten berlangsung

selama 8 jam serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif berlangsung 7 jam

serviks membuka dari 4-10 cm. Pada ibu primigravida pembukaan 1 cm/ jam

berlangsung 12 jam sedangkan multigravida (2 cm/ jam) berlangsung sekitar

8 jam (Lailiyana, 2011).

Pada kala I tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus, dimana ibu

Secundigravida, pembukaan lengkap berlangsung normal dari pembukaan 6

cm menjadi 10 cm berlangsung selama 2 jam.

B. Kala II

Ny. A mengatakan bahwa ia ingin mengedan dan sudah ada tanda- tanda

persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol dan vulva membuka, setelah kepala bayi tampak 5 cm didepan

vulva. Maka tangan penolong menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi

dan robekan pada perineum, setelah itu bersihkan jalan nafas, dan tunggu bayi

melakukan putar paksi luar, dna kemuadian tangan kita biparietal untuk

melahirkan bahu, dan kemudian pada Pukul 16.00 WIB bayi lahir spontan,

menangis kuat, gerakan aktif, dan warna kulit kemerahan dengan jumlah
118

darah ± 150 cc.

Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala

janin di dasar panggul yang di ikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan

bayi di antaranya yaitu : penurunan kepala, penguncian (engagement) fleksi,

putaran paksi dalam, lahirnya kepala dengan cara ekstensi, restitusi, putaran

paksi luar, dan lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi (Sulistiyawati,

2016).

Pada kala II tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan asuhan yang

diberikan, semua asuhan berjalan dengan lancar dan baik.

C. Kala III

Manajemen aktif kala III pada Ny. A berlangsung 5 menit disuntik oksitosin

pukul 16.01. WIB dengan tanda- tanda adanya semburan darah dan tali pusat

memanjang kemudian plasenta lahir lengkap pukul 16.15 WIB dengan

perdarahan ± 100 cc.

Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta

biasanya berlangsung 5-30 menit, manajemen aktif kala III segera dilakukan

untuk meminimalkan kejadian komplikasi, pemberian oksitosin segera setelah

bayi lahir, talipusat di klem, plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat

terkendali dengan menahan fundus uteri secara dorsokranial, begitu plasenta

dilahirkan lakukan masase pada fundus secara sirkular agar uterus tetap

berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong keluar setiap gumpalan

darah yang ada dalam uterus (Sulistiyawati, 2016).

Pada kala III tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang
119

diberikan pada Ny. A semua berjalan lancar dan baik.

D. Kala IV

Setelah proses persalinan selesai maka dilakukan pemantauan kondisi Ny. A

selama 2 jam, hasil pemeriksaan 15 menit pertama yaitu keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, tanda- tanda vital (TD:

120/80 mmHg, RR: 24 x/i, Pols : 80 x/i, Temp: 37 0C), memeriksa TFU 3 jari

dibawah pusat, memastikan tidak ada janin kedua, kontraksi baik, kandung

kemih kosong, perdarahan ± 150 cc dan lochea rubra.

Asuhan kala IV yaitu pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri,

kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit dalam satu jam

pertama dan stiap 30 menit pada jam kedua (Johariah, 2016).

Pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang

diberikan pada Ny. A semua berjalan dengan lancar dan baik.

4.3 Bayi Baru Lahir

Pada kunjungan I ( 6 - 24 jam ) keadaan umum bayi tampak sehat,

menangis kuat, bayi tidak mau menyusui dan bayi diberikan susu formula, tidak

ada muntah, tali pusat terbungkus dengan kassa steril, refleks bayi sudah BAK dan

BAB.

Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama

jam pertama setelah kelahiran. Hal yang dipantau pada 6- 24 jam yaitu menjaga

kesehatan tubuh bayi, berikan ASI eksklusif, rawat tali pusat (Nurul, 2012).

Pada asuhan bayi baru lahir terjadi kesenjangan antara teori dengan asuhan yang

diberikan yaitu bayi tidak diberikan Asi Ekslusif.


120

4.4 Nifas

Ny. A melakukan kunjungan I (2 jam postpartum) dengan hasil

pemeriksaan TFU (tinggi fundus uteri) 3 jari dibawah pusat, lochea rubra, tidak

ada perdarahan masa nifas, melakukan hubungan antar ibu dan bayi baru lahir dan

menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

Masa nifas yaitu 6 jam Kunjungan pertama (6-8 jam) setelah persalinan

yaitu mencegah perdarahan masa nifas, mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut, memberikan pendidikan

kesehatan yaitu pemberian ASI eksklusif, tanda- tanda bahaya bayi, tanda-tanda

bahaya ibu nifas (Dewi, 2011).

Maka hasil pemeriksaan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan

yang diberikan, dan keadaan umum ibu dan bayi baik dan normal.

4.5 Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil konseling dan tanya jawab dengan calon akseptor KB,

maka Ny. A lebih memilih KB suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsi dengan

alasan karena sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dan akseptor merasa

bahwa alat kontrasepsi KB walaupun memiliki efek samping kepada calon

akseptor yaitu kenaikan berat badan dan haid tidak teratur tetapi memilih alat

kontrasepsi tersebut.

Keuntungan pada KB suntik yaitu : efektif, pencegahan kehamilan jangka

panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak mempengaruhi ASI,

dapat di berikan pasca persalinan, pasca keguguran, atau pascamenstruasi,

membantu mencegah kehamilan ektopik, menurunkan penyakit kanker jinak


121

payudara, dapat digunakan pada perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopause ( Anggraini, 2016).

Selain juga keuntungan juga ada kerugian yaitu : gangguan pada haid,

tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, kenaikan

berat badan, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian,

pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, sakit kepala dan jerawat (Anggraini, 2016).

Dari hasil konseling dengan Ny. A maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

asuhan yang diberikan yaitu pada suntik kb 3 bulan terdapat efek samping,

kenaikan berat badan dan dan haid tidak teratur.


122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan studi kasus mulai dari usia kehamilan ibu 31 minggu 6

hari sampai 38 minggu 4 hari, kemudian Bersalin, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB

di klinik Bersalin Mahdarina, penulis mendapat kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Asuhan antenatal yang diberikan kepada Ny. A pada umur kehamilan 31

minggu 6 hari dengan memberikan asuhan standart minimal 7 T, ibu

melakukan kunjungan antenatal sebanyak 7 kali.

2. Asuhan intranatal, kala I sampai kala IV berlangsung normal. Tidak ada

kesenjangan dalam melakukan asuhan, ibu dan bayi dalam keadaan baik tidak

ada penyulit maupun komplikasi.

3. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dilakukan sebanyak 2 kali yang

dilakukan dengan asuhan kebidanan 1 jam pertama bayi baru lahir dan 6 jam

kedua bayi baru lahir. Bayi lahir spontan, berat badan bayi 3.410 gram,

panjang badan 51 cm, jenis kelamin laki-laki, daya hisap kuat diberi ASI

Ekslusif dan tidak ditemukan masalah ataupun komplikasi.

4. Asuhan kebidanan pada masa nifas dilakukan sebanyak 1 kali yang dilakukan

dengan asuhan kebidanan 6 jam pertama dengan tujuan untuk menilai status

ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendeteksi serta mengatasi komplikasi

Apabila terjadi dan berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny. A tidak

ditemukan adanya komplikasi dan keadaan ibu dan bayi baik.

120
123

5. Asuhan kebidanan Keluarga Berencana dilakukan dengan cara memberikan

konseling mengenai KB kepada ibu, dan kemudian Ny. A memutuskan untuk

menggunakan alat kontrasepsi yaitu KB suntik 3 bulan setelah masa nifas 40

hari.

5.2 Saran

a. Bagi Ibu (Pasien)

Diharapkan pada masa kehamilan sebaiknya ibu melakukan imunisasi TT

pada saat pemeriksaan kehamilan, dan menganjurkan ibu memberikan ASI

Ekslusif pada bayinya selama 6 bulan, melakukan perawatan tali pusat bayi,

membawa bayi ke klinik untuk imunisasi, personal hygine, mengenali bahaya

masa nifas, pemenuhan nutrisi dan istirahat cukup, serta melakukan

kunjungan ulang untuk keluarga berencana.

b. Bagi Klinik Bersalin

Diharapkan kepada Klinik Bersalin Desna Elfita untuk lebih meningkatkan

mutu pelayanan secara continuity of caredan memperhatikan kunjungan

antenatal care minimal 4 kali selama hamil dan pemberian imunisasi TT.

Kunjungan nifas 6 jam, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu. Dan kunjungan neonatal

6-24 jam, hari ke 3 sampai dengan hari ke 7, 8 hari sampai dengan hari ke 28

setelah lahir, jika hal tersebut berjalan dengan lancar maka dapat membantu

menurunkan AKI dan AKB.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat melengkapi fasilitas perpustakaan

sehingga dapat mempermudah mahasiswa untuk membuat laporan tugas


124

akhir, dan untuk menambahkan sumberi nformasi dan referensi serta bahan

bacaan mahasiswi Akbid Nusantara 2000 Medan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari

kasus- kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP maupun

Varney serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang

telah di tetapkan dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada

profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif

terhadap klien.

e. Bagi Penulis

Diharapkan bagi penulis dapat menerapkan ilmu selama perkuliahan dan

mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari serta untuk menambah

pengalaman, wawasan dan pengetahuan peneliti.


125

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran 2013 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Jakarta PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Anggraini, Y., & Martini 2016
Pelayanan Keluarga Berencana Yogyakarta Rohima

Asrinah, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta; Graha


Ilmu

Dewi Nanny Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika

Dyah, dkk. 2017. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Medical


Book Handayani. 2018. Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta;
pustaka rihama

Hidayat Alimul Aziz. A. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.


Jakarta:Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Hanafiah 2016. Perawatan Antenatal Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan


Ibu Hamil Yogyakarta: Pustaka Rihama Kesehatan Keluarga
2016.http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/laptah%20TA
%202016%20Dit%20Kesga. (Diakses Pada tanggal 15 April 2020
Handayani Sri. 2016. Buku Ajaran Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Pustaka Rihama
Kusmiayati.2016. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Prestasi Fitramya, 2018
Laporan Survei demografi Kesehatan Indonesia. 2017 https://e-
koren.bkkbn.go.id/wp-content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-
WUS (Diakses Pada tanggal 15 mei 2020 Pukul 05.41 WIB)
Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga 2016.

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Laptah%20TA%202016%20Dit%Kes
ga.pdf ( diakses 15 april 2019 pukul 17.00 WIB)

Muslihatun Wafi Nur. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya Profil Kesehatan RI 2017.
https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/Profil-

Kesehatan-Indonesia-Tahun-2017.pdf ( diakses 15 april 2019 pukul 17.00 WIB)

Nuha Medika Dewi, Vivian 2017. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika Handayani 2017 Buku Ajaran Pelayanan
Keluarga Berencana Yogyakarta Pustaka Rihama.
126

Press Anggaraini, Yetti, 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Yogyakarta:


Pustaka Rahma Arum.S.N.D., & Sujiyatini 2017 Panduan Lengkap
Pelayanan KB Terkini. Yogyakart.

Profil Kesehatan Sumatra Utara 2016.

https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_201
6/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf ( diakses 15 april 2019 pukul
18.00 WIB)

Rochmah, K, M., dkk. 2013. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita.
Jakarta: EGC

Rukiyah Aiyeyeh, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: TIM

Sulistyawati Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Offset

Saifuddin Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Saputra Lyndon. 2017. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Tanggerang Selatan:
Binarupa Aksara
Sulistyawati Ari. 2017. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika

Sulistyawati Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. https://e-


koren.bkkbn.go.id/wpcontent/uploads/2018/10/laporan-SDKI-2017-
WUS.pdf ( diakses 15 april 2019 pukul 17.30 WIB)

United Nations Emergency Children’s Funt 2016.

https://www.unicef.org/publications/files/UNICEF_SOWC_2016.pdf ( diakses 15
april 2019 pukul 20.00 WIB)

Walyani Elidsbeth Siwi. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press

Walyani, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan &Bayi Baru Lahir.


Yogyakarta: Pustaka Baru Perss

World Health organization 2016.


127

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/206498/978924156526_eng.pdf (
diakses 15 april 2019 pukul 21.30 WIB)

Yanti. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Anda mungkin juga menyukai