Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN KERJA

PENGADAAN KANTONG PLASTIK SW


KEBUTUHAN UNIT PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
ANTARA
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
DENGAN
...............................................

No.........................................

Pada hari ini ............... tanggal ................. bulan ................... tahun ....................... di Bandar Lampung
yang bertanda tangan di bawah ini :
1. ...................................... : Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan PT Perkebunan Nusantara VII,
berkedudukan di Jalan Teuku Umar No. 300 Kota Bandar Lampung Provinsi
Lampung, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Perkebunan
Nusantara VII sebagaimana SuratKeputusan Direksi Nomor :
LNP/KPTS/01/2016 yang selanjutnya dalam Surat Perjanjian Kerja ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. .......................................... : ........................., berkedudukan di ............................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ..............................., yang selanjutnya dalam Surat
Perjanjian Kerja ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Berdasarkan :
1. Pengumuman Pelelangan ...................................................... ..............................
2. Surat Penawaran ...................................................... ..............................
3. Surat Pengumuman Pemenang ...................................................... ..............................
4. Surat Penunjukan Penyedia ...................................................... ..............................
5. Surat Perintah Mulai Kerja ..................................................... ..............................

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pekerjaan
Pengadaan KANTONG PLASTIK SW PT Perkebunan Nusantara VII dengan ketentuan sebagaimana
diatur dalam pasal–pasal tersebut di bawah ini :

Pasal 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA menyerahkan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA.
2. Pekerjaan dimaksud ayat (1) Pasal ini, berupa Pengadaan :
− Nama Barang : KANTONG PLASTIK SW.
− Banyaknya : Disesuaikan dengan kebutuhan Unit tahun 2021
3. Uraian spesifikasi teknis sesuai dengan dokumen pengadaan tentang syarat-syarat dan ketentuan
teknis khusus dan surat penawaran no. ................................ sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Pasal 2
HARGA PEKERJAAN
1. Harga pengadaan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Perjanjian ini, oleh kedua belah pihak
disepakati sebesar sebagai berikut :

No Spesifikasi Barang Satuan Harga Satuan


1 Kantong Plastik SW Lembar Rp. ………………………….
(………………………………………….rupiah)
Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00
2

2. Harga pengadaan Kantong Plastik SW sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini
sudah termasuk PPN 10% (sepuluh persen), dan semua biaya yang timbul akibat
pengadaannya.

Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
Jangka waktu perjanjian KANTONG PLASTIK SW. Terhitung sampai dengan 31 Desember 2021

Pasal 4
JANGKA WAKTU PENGIRIMAN BARANG

1. Pengiriman barang sebagaimana tersebut dalam pasal 1 (satu) perjanjian ini, dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA menerima permintaan
pengiriman barang dari PIHAK PERTAMA dibuktikan dengan surat permintaan pengiriman
barang yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan PT.Perkebunan Nusantara
VII.
2. Pengiriman barang sebagaimana tersebut dalam pasal 1 (satu) perjanjian ini, dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 30 hari kalender sejak tanggal surat
permintaan pengiriman barang atau bertahap sesuai jadwal.
3. Pengiriman KANTONG PLASTIK SW oleh PIHAK KEDUA ke gudang Unit PIHAK PERTAMA
sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini harus mempergunakan kendaraan pengangkut/truk
yang layak jalan, sesuai dengan kondisi badan jalan dan daya dukung jembatan serta mematuhi
aturan pemerintah terkait batasan emisi gas buang kendaraan angkutan truck. Dampak lingkungan
yang diakibatkan selama proses pengiriman barang dalam ayat ini menjadi tanggung jawab dari
PIHAK KEDUA

Pasal 5
KUALITAS BARANG
1. Kebenaran mutu KANTONG PLASTIK SW yang diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA, harus dibuktikan berdasarkan hasil analisa bahan oleh Balai Penelitian/Laboratorium
independen dan pada saat pengiriman barang dilengkapi sertifikat/dokumen hasil analisa bahan
dan MSDS (Material Safety Data Sheet).
2. Biaya analisa sampel contoh KANTONG PLASTIK SW yang diserahkan PIHAK KEDUA
sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini, menjadi beban PIHAK KEDUA.
3. Apabila PIHAK PERTAMA meragukan kualitas KANTONG PLASTIK SW yang diserahkan
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka dapat dianalisa ulang di Balai Penelitian /
Laboratorium independen dan pengambilan sampel untuk analisa ulang tersebut disaksikan oleh
wakil dari kedua belah pihak.
4. Biaya analisa ulang sebagaimana tersebut dalam ayat (3) Pasal ini ditanggung oleh pihak yang
berkepentingan dan hasil analisa ini mengikat serta tidak dapat dilakukan analisa ulang. Apabila
berdasarkan hasil analisa ulang ternyata mutu KANTONG PLASTIK SW tidak memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud Pasal 1 Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak menolak barang
dimaksud.
5. Hasil analisa dimaksud ayat (1) ataupun ayat (4) Pasal ini akan menentukan/sebagai dasar
pertimbangan PIHAK PERTAMA untuk menetapkan sebagai berikut :
a. KANTONG PLASTIK SW dapat diterima dan dibayar.
b. KANTONG PLASTIK SW tidak dapat diterima/ditolak.
6. Apabila terdapat KANTONG PLASTIK SW yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA ditolak PIHAK
PERTAMA atau petugas yang ditunjuk, dikarenakan kualitas atau kemasannya tidak memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud Pasal 1 Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus segera
mengganti jenis KANTONG PLASTIK SW yang ditolak paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender
setelah terjadinya penolakan dengan tanpa menambah harga dan jangka waktu penyerahan
Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00
3
KANTONG PLASTIK SW sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Surat
Perjanjian ini.

Pasal 6
PEMBAYARAN

Pembayaran harga pengadaan tersebut dalam Pasal 2 Perjanjian ini, dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA mengajukan tagihan pembayaran sebesar 100% (seratus persen) kepada PIHAK
PERTAMA melalui Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII setelah barang tersebut selesai
dikirim dan diterima sebagimana tersebut dalam pasal 4 Perjanjian ini, yang didukung dengan
bukti Berita Acara Serah Terima Barang/ Laporan Penerimaan Barang (LPB)

2. Pada waktu PIHAK KEDUA mengajukan penagihan pembayaran kepada PIHAK PERTAMA,
harus melampirkan :
a. Faktur Pajak (baru) yang telah ditandatangani dan diberi cap perusahaan dalam rangkap 3
(tiga)
b. Kuitansi dalam rangkap 3 (tiga), asli dibubuhi meterai dan diberi cap perusahaan.
c. Laporan Penerimaan Barang.
d. Fotokopi Surat Perjanjian Pekerjaan.
e. Fotokopi specimen tanda tangan faktur pajak.
f. Fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) atas Faktur Pajak (pajak yang telah dibayar)

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang berkenaan dengan
perpajakan dan PIHAK KEDUA menjamin bahwa PIHAK PERTAMA tidak akan mendapat
tuntutan tagihan dan hal-hal lain terkait dengan hal tersebut.

4. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA
dengan cara mentransfer ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank ................. atas nama
.................... dengan ketentuan setelah diterimanya berkas tagihan lengkap dan benar dari PIHAK
KEDUA.

Pasal 7
PENUNDAAN / PEMBATALAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak melakukan penundaan/pembatalan transaksi apabila ditemukan


indikasi penyimpangan sebagai berikut :
a. Adanya indikasi manipulasi harga baik penggelembungan (mark up) maupun mengurangi
(mark down)
b. Adanya indikasi proyek fiktif
c. Adanya indikasi pemalsuan identitas mitra bisnis
d. Adanya indikasi barang atau jasa di bawah spesifikasi /kualitas yang disepakati.
2. Untuk penundaan transaksi bisnis, PIHAK PERTAMA akan melakukan pemberitahuan secara
tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak adanya hasil
evaluasi dan bukti permulaan yang cukup dari PIHAK PERTAMA.
3. Untuk pembatalan perjanjian dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, apabila berdasarkan hasil
evaluasi selama penundaan telah terbukti terjadinya penyimpangan.
4. Pengakhiran penundaan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (2) dalam pasal ini dilakukan
apabila berdasarkan hasil evaluasi perjanjian tetap dapat dilanjutkan.
5. Sesuai ayat (4), perjanjian dilanjutkan dengan pembuatan perubahan perjanjian (addendum) yang
mana hak dan kewajiban masing-masing disepakati antara kedua belah pihak.

Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00


4
Pasal 8
JAMINAN PELAKSANAAN / PERFORMANCE BOND
1. PIHAK KEDUA diwajibkan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) yang
dikeluarkan oleh Bank Pemerintah/Bank Umum atau Perusahaan Asuransi Kerugian sesuai
peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia minimal sebesar 5 % (lima persen) dari harga
pengadaan sebagai Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) dan mempunyai masa berlaku selama
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan barang tersebut.
2. Jaminan pelaksanaan tersebut diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam
waktu paling lambat pada saat Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajibannya atau terjadi wanprestasi terhadap
ketentuan-ketentuan teknis tersebut dalam Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak
mencairkan seluruh nilai Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) dimaksud ayat (1) Pasal ini
untuk kepentingan PIHAK PERTAMA tanpa ada tuntutan hukum dari PIHAK KEDUA.

Pasal 9
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam Surat Perjanjian ini adalah :
a. Bencana Alam (Gempa Bumi, Banjir, Angin Topan, Tanah Longsor dan Kebakaran)
b. Peperangan
c. Pemogokan Buruh
2. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA selambat – lambatnya dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah saat terjadinya hal–hal tersebut dalam ayat (1) Pasal
ini, dengan melampirkan bukti–bukti dan keterangan resmi dari Instansi terkait.
3. Setelah bukti dan keterangan sebagaimana ayat (2) dalam Pasal ini sudah lengkap, maka PIHAK
PERTAMA akan mempertimbangkan untuk pemberian perpanjangan waktu untuk penyelesaian
pekerjaan.

Pasal 10
SANKSI DAN DENDA
Apabila dalam batas waktu penyerahan barang sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 Perjanjian ini,
ternyata belum selesai diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan
jadwal, maka dengan mengecualikan berlakunya ketentuan Pasal 1266 KUH Perdata, PIHAK KEDUA
dikenakan denda akibat kerugian yang disebabkan oleh kelambatan penyerahan barang sebagai
berikut :
1. Bilamana penyerahan barang terlambat dari batas waktu yang telah ditetapkan dalam Pasal 3
Perjanjian ini, dan keterlambatan penyerahan barang tersebut bukan disebabkan oleh Force Majeure
sebagaimana dimaksud Pasal 8 Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar
0,1% (nol koma satu persen) dari harga pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan maksimum 5%
(lima persen) dari harga pekerjaan.

2. Apabila terjadi keterlambatan pengiriman barang oleh PIHAK KEDUA, penolakan barang oleh
PIHAK PERTAMA dan/atau barang tersebut belum diserahkan atau terlambat diserahkan selama
10 (sepuluh) hari, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk membeli barang tersebut kepada pihak
lain dan biaya yang timbul akibat pembelian barang tersebut menjadi beban PIHAK KEDUA.

3. Apabila keterlambatan melebihi dari 50 (lima puluh) hari kalender dan PIHAK KEDUA sudah
menerima peringatan sebanyak tiga kali tetapi belum ada tanda-tanda untuk menyelesaikan
pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA akan memutuskan Surat Perjanjian Kerja ini secara sepihak
dan semua biaya yang diakibatkan oleh pemutusan hubungan kerja ini akan dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.

Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00


5
Pasal 11
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak membatalkan/memutuskan perjanjian ini secara sepihak, apabila :


a. PIHAK KEDUA menyerahkan / mengalihkan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini,
baik sebagian atau seluruhnya kepada pihak ketiga.
b. PIHAK KEDUA menurut pertimbangan dan penilaian PIHAK PERTAMA, ternyata tidak
mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini,
sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Pasal 3 Perjanjian ini.
c. Tidak ada upaya dan keinginan dari PIHAK KEDUA untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
dalam Pasal 1 Perjanjian ini, meskipun telah 3 (tiga) kali berturut- turut menerima peringatan
tertulis dari PIHAK PERTAMA, atau jangka waktu pelaksanaan pekerjaan telah melampaui
batas waktu yang telah ditetapkan dalam Pasal 3 Perjanjian ini dengan tidak ada upaya
penyelesaian pekerjaan.

2. Dengan pemutusan Perjanjian ini, maka semua pekerjaan yang telah diselesaikan PIHAK KEDUA
sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan menjadi milik PIHAK PERTAMA.

3. Dengan pemutusan Perjanjian ini, maka nilai pekerjaan yang belum diselesaikan oleh PIHAK
KEDUA tidak akan dibayar oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan dalih apapun
tidak dapat menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA.

4. Akibat pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini,
PIHAK PERTAMA berhak mengambil alih sisa pekerjaan dan menyerahkan kepada pihak lain
atas perintah PIHAK PERTAMA.

Pasal 12
PERPANJANGAN WAKTU PENGIRIMAN BARANG
1. Permohonan perpanjangan waktu pengiriman barang dari PIHAK KEDUA hanya diberikan
karena perintah perubahan/penambahan pekerjaan, keadaan yang berada diluar kemampuan
PIHAK KEDUA (keadaan Force Majeure) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) perjanjian
ini atau alasan lain yang dapat diterima yang mengakibatkan terhambatnya segala kegiatan
pekerjaan dan dilaporkan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
Alasan lain tersebut diantaranya :
- Keterlambatan barang diproduksi di pabrik
- Lalu lintas angkutan yang diluar kendali
- Jalan/jembatan putus, kemacetan jalan
- Kondisi cuaca yang diluar kendali (seperti curah hujan tinggi, badai dilaut)
2. Permohonan perpanjangan waktu pengiriman barang secara tertulis harus sudah diterima PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum batas waktu penyerahan barang
dengan melampirkan bukti/keterangan resmi dari instansi terkait.

Pasal 13
KENAIKAN HARGA BARANG
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab apabila dalam waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan
harga barang maupun transport, maka tidak akan merubah harga barang yang telah ditetapkan
dalam pasal 2 Perjanjian ini.
2. Penilaian kenaikan harga dalam ayat (1) Pasal ini dapat dikecualikan bilamana ada ketentuan
khusus dari Pemerintah yang mengaturnya dan disepakati oleh kedua belah pihak.

Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00


6
Pasal 14
PERTANGGUNGAN

1. PIHAK KEDUA wajib memperhitungkan segala risiko yang mungkin akan timbul sebagai akibat
daripada peristiwa Force Majeure sebagaimana tersebut dalam Pasal 8 Perjanjian ini, dengan cara
mempertanggungkan menurut ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA wajib menutup asuransi atas pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan sesuai
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
3. Apabila terjadi kecelakaan kerja pegawai PIHAK KEDUA, maka segala risiko yang terjadi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Segala hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini,
sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA.
5. Penyimpangan dari ketentuan tersebut ayat (1) Pasal ini dibenarkan, apabila diperoleh izin tertulis
dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 15
STATUS HUKUM DAN PERSELISIHAN
1. Perjanjian ini tunduk pada hukum dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2. Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian ini, akan diselesaikan secara
musyawarah untuk memperoleh mufakat antara kedua belah pihak.
3. Bilamana tidak diperoleh mufakat, maka kedua belah pihak sepakat untuk mengupayakan
penyelesaian melalui Pengadilan Negeri kelas I A Tanjung Karang di Bandar Lampung.
4. Seluruh biaya yang timbul dalam upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini,
menjadi beban masing – masing pihak yang berkepentingan, kecuali ditentukan lain oleh
Pengadilan.

Pasal 16
LAIN – LAIN
Hal – hal yang belum diatur dan atau belum cukup diatur dalam Surat Perjanjian ini, akan ditentukan
kemudian dituangkan dalam Perjanjian Tambahan maupun adanya perubahan tertentu/ Adendum
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini, yang kemudian disebut
sebagai Perjanjian Induk.

Pasal 17
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada hari,
tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas dengan dibubuhi meterai cukup yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

Jujur, Tulus, Ikhlas FRN7/G.01/027 Rev 00

Anda mungkin juga menyukai