TENTANG
ANTARA
DAN
PT. ..........................................
Tentang
Pada hari ini ........... tanggal .......... bulan ............ tahun Dua Ribu Dua Puluh
Tiga yang bertanda tangan dibawah ini :
Dengan ini kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan Permohonan
Pengadaan Renovasi IPWL BNN TA 2023.
Nama Pekerjaan : Permohonan Pengadaan Renovasi IPWL BNN TA 2023
Lokasi : Jakarta Timur
Sumber Dana : DIPA Badan Narkotika Nasional Tahun Anggaran 2023
Nomor DIPA : ......................................
Dasar...
3
PASAL 1
JENIS PEKERJAAN
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 5
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
PASAL 6
BIAYA PELAKSANAAN
PASAL 7
JAMINAN PELAKSANAAN
Apabila ....
6
PASAL 8
CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran harga borongan
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 1 di atas kepada
PIHAK KEDUA cara bertahap melalui KPPN Jakarta III dan ditransfer
melalui Bank ....................... Nomor Rekening: ............................. a/n PT.
.........................., dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembayaran Tahap I : ..........% x Rp. ...................,- = Rp.
.......................,- (.............................................) yang akan dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan pekerjaan sebesar ..........%
yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan.
b. Pembayaran Tahap II : ............% x Rp. ............................,- = Rp.
....................,- (......................................) yang akan dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan pekerjaan sebesar ..........%
yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan.
PASAL 9
SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen) dilakukan penyerahan
hasil pekerjaan (serah terima) dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dengan ketentuan sebagai berikut :
a. PIHAK ...
7
PASAL 10
JAMINAN JASA
1. PIHAK KEDUA menjamin bahwa jasa yang diserahkan berdasarkan
kontrak adalah baik dan sesuai dengan spesifikasi teknis.
2. PIHAK PERTAMA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA apabila ada tuntutan yang timbul atas jasa yang telah
diserahterimakan.
3. Setelah menerima pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA
harus segera memperbaiki atau mengganti barang/ jasa yang tidak sesuai
dengan perjanjian dengan batas waktu yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
PASAL 11
PERPAJAKAN
PIHAK KEDUA dan personil yang bersangkutan berkewajiban untuk membayar
semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh hukum
yang berlaku atas pelaksanaan kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini
dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
PASAL 12 .....
8
PASAL 12
PEMUTUSAN KONTRAK
1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK
KEDUA melalui pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya dan telah
dilakukan 3 (tiga) kali teguran tertulis, jika PIHAK KEDUA :
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang dimaksud
lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 kontrak ini.
b. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan ini atau tidak ditepatinya jadwal dimaksud
pasal 3 kontrak ini.
2. Jika terjadi pemutusan kontrak secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA,
sebagaimana dimaksud dalam butir 1 pasal ini maka :
a. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA tidak kurang dari 7 (tujuh) hari sebelumnya dan
selanjutnya PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan seluruh
dokumen kontrak yang ada kepada PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA tetap mendapat hak pembayaran nilai kontrak sesuai
volume (prestasi atau kemajuan pekerjaan kontrak) yang telah
dikerjakan yang sebelumnya telah diadakan perhitungan
keseimbangan antara persentase fisik (hasil pekerjaan) dengan
persentase pembiayaan yang telah dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA dan apabila terdapat ketidakseimbangan antara
persentase fisik dan persentase pembiayaan akan dibebankan
kepada PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk penyedia barang/ jasa lain untuk
menyelesaikan kontrak ini atas kehendak dan pilihannya sendiri
dengan berdasarkan peraturan yang berlaku.
3. Pemutusan kontrak oleh PIHAK KEDUA, hanya dimungkinkan atas situasi
akibat keadaan memaksa/ force majeure yang dihadapi PIHAK KEDUA
sehingga mengakibatkan kegagalan pelaksanaan kewajiban - kewajiban
kontrak dalam hal ini :
a. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara tertulis 7 (tujuh) hari
sebelumnya kepada PIHAK PERTAMA.
b. Setelah ….
9
PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan kontrak, diselesaikan melalui cara musyawarah. Apabila
penyelesaian melalui cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat,
maka persoalan tersebut akan diselesaikan oleh panitia arbitrasi yang lazim
berlaku dalam dunia penyediaan barang/ jasa, jika hal ini pun tidak mendapat
hasil maka penyelesaian akhir tersebut akan diselesaikan melalui jalur hukum
dan kedua belah pihak akan memilih domisili tetap pada Kantor Pengadilan
Negeri Jakarta Timur.
PASAL 14
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan yang terjadi bukan
karena kesalahan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian dan diluar
kemampuan para pihak untuk dapat mengatasinya, yang mengakibatkan
pihak-pihak tersebut tidak dapat melakukan kewajiban sebagaimana
tersebut dalam kontrak.
2. Yang dianggap dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah
bencana alam (banjir, gempa bumi, topan, kebakaran), hari-hari tidak
bekerja karena pemogokan, pengerahan massa maupun ketentuan-
ketentuan pemerintah di bidang ekonomi moneter.
3. Bila terjadi keadaan memaksa (force majeure) PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA disertai dengan
bukti-bukti terjadinya keadaan memaksa di daerah setempat dari instansi
yang berwenang dan harus diajukan sebagai alasan keterlambatan dalam
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan
memaksa (force majeure).
PASAL 15 ....
10
PASAL 15
DENDA DAN SANKSI
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan pekerjaan tepat pada
waktunya kepada PIHAK PERTAMA sesuai waktu yang telah ditentukan
pada pasal 4, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 1/1000
(satu perseribu) dari harga kontrak untuk setiap hari keterlambatan sampai
sebesar-besarnya 5% (lima persen) dari nilai kontrak.
2. Denda tersebut diatas tidak dikenakan jika keterlambatan itu disebabkan
oleh keadaan yang memaksa (force majeure).
3. Secara sepihak PIHAK PERTAMA berhak membatalkan kontrak apabila:
a. PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang telah
diberikan sebanyak tiga kali secara tertulis untuk segera
mengembalikan keadaan sesuai isi kontrak.
b. PIHAK KEDUA dengan nyata dalam melaksanakan pekerjaannya
telah menyerahkan, menjual atau memborongkan seluruh
pekerjaannya atau pekerjaan utamanya kepada PIHAK KETIGA.
c. PIHAK PERTAMA berkeyakinan bahwa PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan pekerjaannya dianggap tidak mampu melaksanakan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
4. Semua biaya yang dikeluarkan PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA,
maupun kerugian PIHAK PERTAMA yang timbul karena pembatalan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PASAL 16
KETENTUAN LAIN
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam kontrak ini, dan dipandang perlu
oleh kedua belah pihak, serta perubahan-perubahannya akan diatur dalam
perjanjian Tambahan atau Addendum yang merupakan bagian yang
mengikat dan tidak terpisahkan dalam kontrak ini.
2. Kontrak ini dibuat rangkap 5 (lima) dengan dibubuhi meterai secukupnya
dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, kontrak asli
yang pertama untuk PIHAK PERTAMA, asli kedua untuk PIHAK KEDUA.
PASAL 17 ....
11
PASAL 17
PENUTUP