Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBUATAN VISUM et REPERTUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP-DOKPOL-002 00 Halaman 3

TANGGAL TERBIT : SEPTEMBER 2017


DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH
KAUR DOKSIK SUBBID DOKPOL KASUBBID DOKPOL DISAHKAN OLEH
BIDDOKKES POLDA SUMSEL BIDDOKKES POLDA SUMSEL KABID DOKKES POLDA SUMSEL

ARMANSYAH, SH dr. ISA YUDHIANTO, MM dr. TRI YUWONO PUTRA, MARS


KOMPOL NRP 65070627 AKBP NRP 74120906 KOMBES POL NRP 62121249

1. Tujuan
a. Maksud penetapan Standar Operasional Prosedur ini adalah sebagai panduan pelayanan
Pembuatan Ver (Forensik Patologi) lingkungan Polda Sumsel;
b. Tujuan penetapan Standar Operasional Prosedur ini adalah untuk memperkuat sistem kerja
terencana yang mampu meningkatkan ketepatan pelayanan Pembuatan Ver di lingkungan
Polda Sumsel.

2. Pedoman
a. Keterangan Ahli pasal 1 angka 28 ( KUHAP ) tentang keterangan seseorang yang
memiliki keahlian khusus tentang hal yang di perlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentinganpemeriksaan;
b. Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tentang alat bukti
yang sah;
c. Pasal 186 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tentang keterangan
ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan;
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 12 tahun 2011
tentang Kedokteran dan Kepolisian.

-TERBATAS-
Urdoksik Subbid Dokpol Biddokkes Polda Sumsel

3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBUATAN VISUM et REPERTUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP-DOKPOL-002 00 Halaman 3

Pengertian
a. Visum et repertum disingkat Ver adalah keterangan tertulis yang dibuat
oleh dokter dalam ilmu kedokteran forensik atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia,
baik hidup atau mati atau pun bagian atau diduga bagian tubuh manusia,
berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan pro justitia

b. Visum et repertum disingkat Ver  kemudian digunakan bukti yang sah secara hukum
mengenai keadaan terakhir korban penganiayaan, pemerkosaan, maupun korban
yang berakibat kematian dan dinyatakan oleh dokter setelah memeriksa (korban).
Khusus untuk perempuan visum et repertum termasuk juga pernyataan oleh dokter
apakah seseorang masih perawan atau tidak.

c. Visum et Repertum sungguh sangat penting, karenakan ada bagian-bagian dalam


hal pembuktian yang tidak dapat dilakukan oleh penyidik khususnya penyidik Polri
tanpa bantuan dari orang yang ahli di bidangnya terutama bidang kedokteran.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bidang kedokteran forensik sangat
diperlukan dalam hal tindak pidana yang berkaitan dengan tubuh,kesehatan dan
nyawa manusia. Tujuan utamanya tentu saja selaras dengan fungsi utama proses
peradilan pidana yaitu mencari kebenaran sejauh yang dapat dilakukan oleh
manusia dengan tetap menjaga dan menghormati hak dari tersangka maupun hak
dari seorang terdakwa.

d. Patologi forensik berasal dari bahasa Latin, adalah cabang patologi berkaitan


dengan penentuan penyebab kematian berdasarkan pemeriksaan atas mayat
(autopsi). Autopsi mayat dilakukan oleh patolog atas permintaan pejabat berwenang
dalam kerangka investigasi terhadap kasus kejahatan atau kasus perdata pada
beberapa wilayah hukum. Melalui patolog forensik identitas mayat umumnya dapat
dikonfirmasikan.

-TERBATAS-
Urdoksik Subbid Dokpol Biddokkes Polda Sumsel

3. Prosedur Pelaksanaan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBUATAN VISUM et REPERTUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP-DOKPOL-002 00 Halaman 3

a. Menerima permintaan tertulis dari penyidik tentang permohonan dilakukan Ver;


b. Membuat Surat Perintah untuk melaksanakan Ver;
c. Mempersiapkan alat yang akan di pergunakan untuk melakukan Ver;
d. Melakukan Pemeriksaan luar jenazah;
e. Melakukan Pemeriksaan dalam jenazah yang dilakukan oleh dokter ahli forensik;
f. Melakukan Pemeriksaan kerangka jika jenazah sudah berbentuk kerangka;
g. Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut jika di perlukan;
h. Melakukan pengawetan jika diperlukan;
i. Membuat catatan dan dokumentasi hasil pemeriksaan;
j. Mengamankan properti yang di temukan pada jenazah;
k. Pengumpulkan dan membereskan alat yang telah di gunakan saat melakukan Ver;
l. Membuat surat hasil Ver oleh dokter yang melakukan pemeriksaan;
m. Membuat laporan kegiatan.

4. Unit Terkait
a. Ur Kedokteran Forensik Subbid Dokpol Biddokkes Polda Sumsel;
b. Yan Kedokteran Kepolisian Rumkit Bhayangkara Tk.III Palembang;
c. Penyidik yang menangani kasus;
d. Instansi terkait tempat dilaksanakan Ver.

-TERBATAS-
Urdoksik Subbid Dokpol Biddokkes Polda Sumsel

Anda mungkin juga menyukai