Kelompok 3-3 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Distress Spritual (PK)
Kelompok 3-3 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Distress Spritual (PK)
Kep
Mata kuliah : Keperawatan Jiwa Dan Psikososial
OLEH :
KELOMPOK 3
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas izinnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makala
dengan judul “asuhan keperawatan klien dengan gangguan distress
spritual ” dengan tepat pada waktunya.
Penuis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian distres spiritual..................................................... 3
C. Patofisiologi............................................................................ 4
D. Faktor Penyeb Distress Spiritual............................................ 4
E. Pengertian perilaku kekerasan............................................... 5
F. Rentang Respon Marah......................................................... 5
G. Faktor Terjadinya Perilaku Kekerasan................................... 6
H. Tanda Dan Gejala.................................................................. 8
I. Mekanisme Koping................................................................. 10
J. Konsep Dasar Keperawatan Pengkajian............................... 11
K. Konsep Dasar Keperawatan Pengkajian................................ 11
BAB III TINJAUNA KASUS.............................................................. 18
A. Identitas klien.......................................................................... 18
B. Alasan Masuk Rumah Sakit................................................... 18
C. Faktor Predisposisi................................................................. 18
D. Fisik......................................................................................... 18
E. Psikososial.............................................................................. 19
F. Mekanisme Koping................................................................. 21
G. Masalah Psikososial dan Lingkungan.................................... 21
H. Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa..................... 21
I. Analisis Data........................................................................... 21
iii
J. Daftar Masalah Keperawatan................................................. 22
K. Pohon Masalah....................................................................... 22
L. Intervensi keperawatan.......................................................... 22
M. Asuhan keperawatan.............................................................. 25
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................... 30
A. Tahap pengkajian................................................................... 30
B. Tahap perencanaan............................................................... 31
C. Tahap implementasi............................................................... 32
D. Tahap evaluasi....................................................................... 32
BAB V PENUTUP..................................................................................... 34
A. Kesimpulan.................................................................................... 34
B. Saran............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang
memengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir,
berkomunikasi, menerima, Menginterpretasi kan realitas, merasakan
dan menunjukkan emosi (Pardede, dkk 2016). Skizofrenia merupakan
gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak
manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, mempengaruhi
emosional dan tingkah laku (Depkes RI, 2015).
Skizofrenia menimbulkan distorsi pikiran, distorsi persepsi, emosi,
dan tingkah laku sehingga pasien dengan skizofrenia memiliki resiko
lebih tinggi berperilaku agresif dimana perubahan perilaku secara
dramatis terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Pasien skizoprenia
sering dikaitkan dengan perilaku kekerasan (Wehring & Carpenter,
2011) yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain
ataupun berisiko juga dengan lingkungan sekitarnya, baik secara fisik,
emosional, seksual, dan verbal (baradero, 2016; Sutejo,2018).
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah
diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri
maupun orang lain dan dapat merusak lingkangan sekitar. Tanda dan
gejala resiko perilaku kekerasan dapat terjadi perubahan pada fungsi
kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan social. Pada aspek fisik tekanan
darah meningkat denyut nadi dan pernapasan meningkat mudah
tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun
orang lain (keliat, dan Muhith, 2016).
Berdasarkan data nasional Indonesia tahun 2017 dengan resiko
perilaku kekerasan sekitar 0,8 % atau dari 10.000 orang. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa angka kejadian resiko perilaku
kekerasan sangatlah tinggi. Dampak yang dapay ditimbulkan oleh
1
pasien yang mengalami resiko perilaku kekerasan adalah dapat
mencederai diri, orang lain dan lingkunga.
Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pasien yang mengalami
perilaku kekerasan yaitu kehilangan kontrol akan dirinya, dimana
pasien akan dikuasi oleh rasa amarahnya sehingga pasien dapat
melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, bila tidak ditangani
dengan baik maka perilaku kekerasan dapat mengakibatkan kehilangan
kontrol, risiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain serta
lingkungan, sehingga adapun upaya-upaya penanganan perilaku
kekerasan yaitu mengatasi strees termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk
melindungi diri, bersama pasien mengidentifikasi situasi yang dapat
menimbulkan perilaku kekerasan dan terapi medik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat
dirumuskan masalah saebagai berikut : Bagaimana Memberikan
Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Risiko Perilaku Kekerasan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuannya Penulis mampu memberikan asuhan
keperawatan jiwa dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian distres spiritual
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam
mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang
dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan
yang lebih besar dari dirinya (EGC, 2008).
B. Karakteristik Distress Spiritual
c. Kesalahan
C. Patofisiologi
4
depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan
kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan
3. Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami
keyakinan klien
E. Pengertian perilaku kekerasan
Adaptif Maladaptif
5
Gambar 2.1 Rentang Respon Marah
Keterangan :
6
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang
lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan
atau keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman
dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat
menimbulkan kemarahan.
3. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu
mengungkapkan perasaan yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun
masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak
mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap
orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri
dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
5. Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak
dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
G. Faktor Terjadinya Perilaku Kekerasan
1. Faktor Predisposisi
7
c. Biologis
8
e. Sosial Kultural
2. Faktor Presipitasi
a. Tidak adekuat
b. Tidak aman
c. Rasa terganggu
d. Marah (dendam)
e. Jengkel
2. Intelektual
a. Mendominasi
9
b. Bawel
c. Sarkasme
d. Berdebat
e. Meremehkan
3. Fisik
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Napas pendek
d. Keringat
e. Sakit fisik
f. Penyalahgunaan zat
a. Kemahakuasaan
b. Kebijakan/kebenaran diri
c. Keraguan
d. Tidak bermoral
e. Kebejatan
f. Kreativitas terlambat
5. Sosial
a. Menarik diri
b. Pengasingan
c. Penolakan
d. Kekerasan
10
e. Ejekan
f. Humor
I. Mekanisme Koping
3. Memberontak
4. Perilaku kekerasan
11
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan akibat
konflik perilaku untuk menarik perhatian orang lain.
J. Penatalaksanaan
13
5. Psikososial
a. Genogram
2) Kegiatan ibadah
1) Penampilan
3) Pembicaraan
11)Tingkat kesadaran
12) Memori
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
17
berubah-ubah, kadang nyenyak dan kadang gaduh atau
tidak tidur.
6) Penggunaan obat
7) Pemeliharaan kesehatan
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas klien
Inisial : Tn.S
Umur : 27 Tahun
Agama : Nasrani
Status : Lajang
19
klien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.
1. Genogram
Tn. B Ny. A
1.
Tn.S
Penjelasan :
20
: Perempuan
: Laki-Laki
Tn.S
: Klien
: meninggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
21
3. Hubungan sosial
Masalah keperawatan:-
4. Spiritual
22
1 Subjektif : Resiko Perilaku
Kekerasan
Klien mengatakan pernah melempar
barang-barang yang ada dirumahnya,
pernah memukul orang sodara dan
marah- marah
Objektif :
Klien tampak memandang orang lain
dengan tatapan bermusuhan dan
gelisah.
2 Subjektif : Gangguan Konsep
23
minder dengan orang lain yang rendah
memiliki pasangan
Objektif :
Perilaku Kekerasan
Isolasi HDR
L. Intervensi Keperawatan
24
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Risiko perilaku Klien dapat Ketika di 6. Membina
kekerasan mebina evaluasi Klien hubungan saling
hubungan mau membalas percaya dengan cara
saling salam, berjabat (menjelaskan maksud
percaya tangan, dan tujuan interaksi,
menyebutkan jelaskan tentang
nama, kontrak yang akan
tersenyum, ada dibuat, beri rasa aman
kontak dan sikap empati)
mata,serta 7. Diskusikan
menyediakan bersama klien tentang
waktu untuk perilaku kekerasan
kunjungan (penyebab, tanda dan
berikutnya gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari
perilaku tersebut).
Klien dapat Klien mampu Sp 1
mengendalik menyebutkan Latih klien melakuka
an perilaku dan cara mengontrol
kekerasan menredemonstr Kemarahan:
dengan cara asi kan cara 1.3. Ajarkan tehnik
relaksasinafa mengontrol relaksasi nafas
s dalam dan perilaku dalam
pukul bantal kekerasan Pukul bantal
kasur dengan cara
relaksasi nafas
dalam dan pukul
bantal
Klien dapat Klien mampu Sp 2 :
mengendalikan mengendalikan Bantu klien mengontrol
25
perilaku perilaku perilaku kekerasan
kekerasan kekerasan pasien dengan minum
denganminum dengan minum obat secara teratur
obat secara obat Klien
teratur klien
paham dan
mampu
mengendalikan mampu SP 3
risiko perilaku menyampaikan Pasien risiko perilaku
kekerasan amarah kekerasan:
dengan cara dengan Ajarkan kepada klien
berbicara cara berbicara bicara yang baik bila
dengan baik dengan baik sedang marah. Ada tiga
cara:
Meminta dengan
baik tanpa marah
Menolak dengan
baik
Mengungkapk an
perasaan kesal
26
M. ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/tgl Implementasi Evaluasi
KAMIS 1. Data : S : antusias dan bersemangat
27
Sp 1Risiko PerilakuKekerasan: A : Risiko Perilaku
kekerasan (+)
- Mengidentifikasi penyebab
risiko perilaku kekerasan yaitu
P : Latihan fisik :
jika kemauan klien tidak
dituruti - Tarik nafas dalam 1x/
- Mengidentifikasi tanda dan hari
gejala risiko perilaku - Pukul kasur bantal 1x/
kekerasan yaitu klien marah, hari
mengamuk tanpa jelas,
merusak barang-barang, dan
cenderung melukai orang lain
- Menyebutkan cara mengontrol
risiko perilaku kekerasan
adalah dengan latihan fisik 1 :
tarik napas dalam latihan fisik
2 : pukul kasur bantal
- Membantu klien latihan tarik
napas dalam dan pukul kasur
bantal.
4. RTL:
Mengontrolrisiko perilaku
kekerasan dengan minum
obat secara teratur
JUMAT 1. Data : S : senang dan antusias
27/2/202
Tanda dan gejala : mudah O:
1
marah- marah, mudah
- Klien mampu
11:00 WIB
tersinggung,tatapan sinis,
melakukan tarik
merasa tidak dihargai
nafas dalam
Kemampuan : berjualan depan
dengan mandiri
28
- Klin mampu pukul
rumah
kasur bantal secara
2. Diagnosa Keperawatan
mandiri
Risiko Perilaku
- Klien mampu ke poli
Kekerasan Harga Diri
jika merasa kumat
Rendah
dan meminum obat
3. Tindakan keperawatan:
secara teratur dengan
Sp 2Risiko Perilaku Kekerasan
bantuan perawat
1. Mengevaluasi
A : Risiko Perilaku
kemampuan klienuntuk
kekerasan (+)
tarik nafas dalam dan
P:
pukul kasur bantal
- Latihantarik nafas
2. Memberikan informasi
dalam 1 x/hari
tentang penggunaan obat
- Latihan pukul
kasur bantal 1
4. RTL:
x/hari
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan
berobat
Komunikasi secara
verbal:Asertif/bicara baik-baik.
29
Jumat 1. Data : S : senang
19/2/202
Tanda dan gejala : mudah O:
1
marah- marah, mudah
- Klien mampu melakukan
11:00 WIB
tersinggung,tatapan sinis,
komunikasi secara
merasa tidak dihargai
verbal : asertif/bicara
Kemampuan : berjualan
2. Diagnosa
baik- baikdengan
Keperawatan: Risiko
motivasi
Perilaku Kekerasan
A : RisikoPerilaku kekerasan
Harga Diri Rendah
(+)
3. Tindakan keperawatan:
P:
Sp 3Risiko Perilaku Kekerasan
- Latihantarik nafas
- Mengevaluasi kemampuan
dalam dan pukul
klien untuk tarik nafas dalam
kasur bantal 1x/hari
dan pukul kasur bantal
- Berobat
- Minum obat
- Klien
- Komunikasi secara verbal :
asertif/bicara baik-baik
melakukan
komunikasi
4. RTL:
secara
Sp 4 Risiko Perilaku Kekerasan:
verbal : asertif/bicara
Spritual : Beribadah baik-baik
30
SABTU 1. Data : S : senang
31
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tahap Pengkajian
32
adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau
membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan
dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca,
genting dan semua yang ada di lingkungan. Pasien yang dibawa
ke rumah sakit jiwa sebagian besar melakukan kekerasan
dirumah. Perawat harus jeli dalam melakukan pengkajian untuk
menggali penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan selama
dirumah (Yusuf dkk, 2015).
B. Tahap perencanaan
Pada tahap ini antara tinjauan teoritis dan tinjaun kasus tidak
ada kesenjangan sehingga penulis dapat melaksanakan
tindakan seoptimal mungkin dan didukung dengan seringnya
bimbingan dengan pembimbing
33
5. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol
Risiko Perilaku Kekerasan dengan tarik napas dalam dan
pukul kasur bantal
6. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
minum obat
7. Melatih pasien mengontrol Risiko Perilaku Kekerasan
dengan berbicara baik-baik dengan orang lain dan spritual
8. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
C. Tahap Implementasi
34
5. Dapat mengendalikan Risiko Perilaku Kekerasan dengan
berbicara baik- baik
6. Dapat mengendalikan Risiko Perilaku Kekerasan dengan
spritual yang terjadwal.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
36
DAFTAR PUSTAKA
Amila. & Tomey, A.M. (2018). Nursing Theories and Their Work. Missouri:
Mosby Elsevier.
NBowers, L., Douzenis, A., Galeazzi, G. M., Forghieri, M., Tsopelas, C.,
Simpson, A., & Allan, T. (2005). Disruptive and dangerous
behaviour by patients on acute psychiatric wards in three
37
38