Kep
Mata kuliah: Komunikasi Dasar Keperawatan
OLEH :
KELOMPOK 5
EFER MANUHURY
PUPUT S
AINI YATURROFIDAH
PATTA NUR MILDANIATI
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 3
C. Manfaat............................................................................................ 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS........................................................... 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Harga Diri................................................................... 5
1. Pengkajian.................................................................................. 5
2. Analisa Data............................................................................... 15
3. Rumusan Masalah...................................................................... 17
4. Perencanaan............................................................................... 17
B. Asuhan Keperawatan Kasus......................................................... 22
1. Pengkajian.................................................................................. 22
2. Analisa Data............................................................................... 29
3. Masalah Keperawatan................................................................ 34
4. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 34
5. Intervensi Keperawatan.............................................................. 35
6. Implementasi dan Evaluasi........................................................ 40
C. Fase – Fase Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah................... 44
BAB III PENUTUP.................................................................................... 47
A. Kesimpulan...................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar. Tingkat pertama, termasuk
kebutuhan fisiologis seperti udara, nutrisi, air, eliminasi, istirahat dan
tidur. Tingkat kedua yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan,
termasuk juga keamanan fisiologis dan psikologis. Tingkat ketiga berisi
kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan
pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu
kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri,
pendayagunaan, penghargaan dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan
kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dan mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah & beradaptasi dengan
kehidupan (Rosdalh & Kowalksi, 2012).
Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri maupun
perasaan bahwa mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri
berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan, pencapaian, rasa
cukup, kompetensi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan. Manusia juga
membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua
kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna. Jika
kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi,
orang tersebut mungkin tidak berdaya dan merasa rendah diri (Maslow,
1970 dalam Potter & Perry, 2005).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif (NANDA, 2005)
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
terjadi secara kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara
1
berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptif.
Penyakit Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit yang sangat
berbahaya karena penyakit ini dapat berlangsung lama dan mematikan.
Disamping itu pula penyakit gagal ginjal kronik membutuhkan biaya yang
cukup banyak tetapi penyakit gagal ginjal kronik sangat sukar di
sembuhkan.
Gagal Ginjal Kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah
gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat prognetif dan irreversible.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia atau retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah ( Brunner Sundarth, 2002 ). Gagal
ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi
struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa
metabolit (toksik uremic) dalam darah ( Muttaqin Arif, 2011 )
Berdasarkan laporan periode Rumah Sakit Pirngadi Kota Medan di
dapatkan data dari bulan mei 2017 tercatat jumlah pasien rawat di ruang
HDU, didapatkan pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik mengalami
kebutuhan dasar harga diri dengan jumlah pasien 4 (60%) dari 6 pasien
yang masuk di Ruang HDU.
Berdasarkan kasus di Rumah Sakit Pirngadi Medan Provinsi
Sumatera Utara dengan klien Gagal Ginjal Kronik, ditemukan bahwa klien
megalami gangguan kebutuhan dasar harga diri. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan dasar harga diri disebabkan oleh gangguan
psikologis, dapat di gambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri dan merasa gagal mencapai keinginan.
Penulis memprioritaskan masalah kebutuhan dasar ini dikarenakan
harga diri yang terganggu dapat mempengaruhi status kesehatan klien.
Terpenuhinya harga diri menjadikan klien mampu untuk menggali
2
kemampuan dan kepercayaan dirinya sekaligus membantu proses
penyembuhan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat perlu memberikan
asuhan keperawatan yang dapat membantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya terkait dengan kondisi klien yang mengalami gagal
ginjal kronik.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
harga diri pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik di Rumah
Sakit Pirngadi Medan Provinsi Sumatera Utara.
b. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada
Ny. R dengan masalah kebutuhan dasar harga diri.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada
Ny. R dengan masalah kebutuhan dasar harga diri.
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan
pada Ny. R dengan masalah kebutuhan dasar harga diri.
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan pada Ny.
R dengan masalah kebutuhan dasar harga diri.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan
masalah kebutuhan dasar harga diri.
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
informasi yang bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik sekaligus
mahasiswa mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara
3
pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan gangguan harga diri.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
institusi penyelenggara pendidikan Diploma III Keperawatan
khususnya dalam mengembangkan suatu panduan bagi mahasiswa di
dalam mempersiapkan mahasiswa untuk memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan kebutuhan harga diri.
Selain itu, hasil karya tulis ilmiah ini juga dapat digunakan oleh
institusi untuk membantu mahasiswa bagaimana mengidentifikasi
kebutuhan dasar klien dan meningkatkan kemampuan mahasiswa
membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
4
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Harga Diri
1. Pengertian Harga Diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau cita-
cita/harapan langsung, mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu
kebutuhan harga diri akan terganggu sehingga individu tersebut mengalami
harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan
berharga. Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan diri sendiri atau
orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima,
dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai
individu dalam hidupnya (Hidayat, 2006).
Individu yang memiliki harga diri positif akan lebih percaya diri untuk
mencoba perilaku sehat yang baru dan sangat kecil kemungkinan untuk
mengalami depresi. Sedangkan gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan
merasa gagal mencapai keinginan (Boyn, 2005).
5
dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu akan sesuatu (korban perkosaaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena:
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemsangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pad klien gangguan fisik yang kronis
atau pada klien gangguan jiwa.
Baik faktor predisposisi maupun prespitasi diatas bila mempengaruhi
seseorang dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap
akan mempengaruhi terhadap koping individu terebut sehingga menjadi
tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi
pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan
klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial: menarik diri),
yang menyebabkan klien asyik dengan dunia dan pikirannya sendiri
sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan (2013), harga diri berkaitan dengan
pengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan bayi sampai
lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak dapat dipersalahkan,
ditekan sehingga perasaan amanya tidak terpenuhi dan merasa ditolak
6
oleh lingkungan dan apabila koping yang diberikan tidak efektif akan
menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan (2013), lingkungan
sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya
perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan
sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan
penyimpangan perilaku akibat harga diri.
Adaptif Mal-adaptif
Keterangan :
1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi mas
lalu akan diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
8
2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah
dimana individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon mal-
adaptif gangguan konsep diri adalah:
a. Gangguan harga diri
Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif.
b. Kekacauan identitas
Kekacauan diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan
dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak
mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.
9
e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup.
f. Enggan mencoba situasi baru, enggan mencoba hal baru.
g. Perilaku bimbang, kontak mata kurang.
h. Perilaku tidak asertif.
i. Sering kali mencari penegasan, pasif.
j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri. Ekspresi rasa
bersalah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Harga Diri
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan unsur utama dari proses
keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi
kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosa keperawatan.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenal maslah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien baik mental, sosial, dan lingkungan (Rohmah, 2009). Jadi
pengkajian meliputi pengumpulan data analisa data dan diagnosa keperawatan :
a. Pengumpulan data
10
medrek, ruang rawat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, dan
diagnosa medis, dan identitas penanggung jawab.
c. Alasan masuk
Tanya kepada pihak klien/keluarga atau pihak yang berkaitan dan tuliskan hasilnya,
apa yang menyebabkan klien datang kerumah sakit, dan Apa yang sudah dilakukan
klien/keluarga sebelum atau sesudah berobat kerumah sakit.
d. Faktor predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang
(Stuart, 2006).
1. Riwayat ganguan jiwa
2. Pengobatan
3. Aniaya
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan
e. Pengkajian fisik
Tanda-tanda vital , Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu,
dan pernafasan klien, berat badan, dan tinggi badan.
f. Pengkajian psikososial
1. Genogram
Kaji meliputi gambaran klien dengan tiga generasi ke atas, pola asuh,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan dengan anggota
keluarga lainnya. Keluarga dari klein sebelumnya pernah mengalami
penyakit gangguan kejiwaan, pola asuh yang kurang dari orang tuanya
saat/sejak dari kecil, jarang diikitsertakan dalam pengambilan keputusan,
dan hubungan klien dengan keluarga lainnya kurang harmonis.
Penjelasan :
Jelaskan klien tinggal dengan siapa dan apa hubungannya, jelaskan masalah
yang terkait dengan pola asuh kelurga terhadap klien dan anggota keluarga
lainnya, pola komunikasi,pola pengambilan keputusan, dan faktor herediter
(Azizah : 2011).
11
2. Konsep diri
a. Gambaran`diri
Disukai dan tidak disukai, klien akan mengatakan tidak ada keluhan
apapun.
b. Identitas diri
Kaji bagaiman kepuasan klien terhadap jenis kelaminnya, status
sebelum dirawat dirumah sakit. Klien merasa tidak berdaya dan rendah
diri sehingga tidak mempunyai status yang dibanggakan atau
diharapkan dikeluarga maupun masyarakat
c. Peran
Biasanya pasien mengalami penurunan produktifitas, ketegangan peran
dan merasa tidak mampu dalam melaksanakan tugas.
d. Ideal diri
Tanyakan harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran. Harapan
klien terhadap lingkungan (keluarga, sekola, tempat kerja,
masyarakat),harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri
Pasien mengejek dan mengkritiki diri sendiri, menurunkan martabat,
menolak kemampuan yang dimiliki yang nyata dan perasaan dirinya
lebih penting.
3. Hubungan sosial
a. Klien tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu atau
meminta dukungan
4. Spiritual
a. Falsafah hidup
Pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan ancaman, tujuan
hidup biasanya jelas, kepercayaannya terhadap sakit serta dengan
penyembuhannya.
12
b. Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan
Pasien mengakui adanya tuhan tetapi kurang yakin terhadap
Tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuatu yang
diharapkan dan tidak mau menjalankan kegiatan keagamaan.
5. Status mental
a. Penampilan
Penampilan tidak rapih, tidak sesuai karena klien kurang minat
untuk melakukan perawatan diri. Kemunduran dalam tingkat kebersihan
dan kerapian dapat merupakan tanda adanya depresi atau skizoprenia.
Bila seorang perempuan yang mempunyai ketakutan seksual mungkin
berpakaian netral, tetapi apabila wanita berpaian, bersolek, dan berprilaku
seakan-akan hendak membangkitkan rangsangan seksual maka adanya
kemungkinan hysteria. Bau badan karena tidak mandi merupakan tanda
dini suatu gangguan jiwa (Marammis, 2005).
b. Pembicaraan
Klien dengan frekuensi lambat, tertahan, volume suara rendah,
sedikit bicara, inkoheren, dan bloking (Yosep, 2009).
c. Aktivitas motorik
Tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas interaksi
Yosep, 2009).
d. Alam perasaan
Klien biasanya merasa tidak mamapu dan pandangan hidup yang
pesimis (Yosep, 2009).
e. Afek
Afek klien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon
bila ada stimulus emosi yang bereaksi (Yosep, 2009).
f. Interaksi selama wawancara
Biasanya kurang kooperatif dan mudah tersinggung (Yosep,
2009).
g. Persepsi
13
Klien mengalami halusinasi dengar/lihat yang mengancam atau
member perintah. (Keliat: 2006).
h. Proses pikir
Data diperoleh dari hasil observasi ketika wawancara tentang
sirkumtansial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi samapai
pada tujuan pembicaraan). Tangensial (pembicaraan yang
berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada tujuan pembicaraan).
Kehilangan asosiasi (pembicaraan tidak memiliki hubungan
antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, serta klien tidak
menyadarinya). Fight of ideas (pembicaraan yang meloncat dari
satu toipik ke topik lain, masih ada hubungan yang tidak logis
dan tidak sampai pada tujuan). Blocking (pembicaraan terhenti
secara tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan
kembali). Perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali).
Jelaskan apa yang dilakukan klien ketika wawancara. Masalah
keperawatan sesuai dengan data. (Keliat : 2006).
i. Isi pikir
Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri (Yosep, 2009)
j. Tingkat kesadaran
Data tentang bingung (tampak bingung dan kacau) dan sedasi
(klien mengatakan malu bila bertemu orang lain karena dirinya
mengalami gangguan jiwa) diperoleh melalui wawancara dan
observasi, stupor (gangguan motorik seperti ketakutan, gerakan
yang di ulang-ulang, anggota tubuh klien dalam sikap canggung
yang dipertahankan dalam waktu lama, tetapi klien menyadari
semua yang terjadi dilingkunganya) diperoleh melalui observaasi,
orientasi waktu, tempat, dan orang cukup jelas diperoleh melaui
wawancara, jelaskan data objektif dan data subjektif yang terkait
dengan hal-hal diatas. Masalah keperawatan sesuai dengan data,
jelaskan apa yang dilakukan klien saat wawancara. (Keliat :
2006).
k. Memori
14
Klien dengan harga diri rendah, umumnya tidak terdapat
gangguan pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun
memori jangka panjang. (Keliat : 2006).
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau tidak
mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama, karena
merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami gangguan dalam
berhitung. (Keliat : 2006).
m. Kemampuan menilai
Gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, contohnya:
berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dahulu
sebelum makan atau makan dahulu sebelum mandi, setelah
diberikan penjelasa klien masih tidak mampu mengambil
keputusan), jelaskan sesuai data yang terkait. Masalah
keperawatan sesuai dengan data. (Keliat: 2006).
n. Daya tilik diri
Klien tidak tahu alasan dibawa ke Rumah Sakit dan tidak
menyadari mempunyai gangguan jiwa. (Keliat: 2006).
2. Analisa Data
Analisa adalah kemampuan mengkaitkan data menghubungkan data tersebut
dengan konsep diri, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien
(Rohman, 2009).
Data mayor dan data minor pada gangguan konsep diri : harga Diri rendah
yaitu :
15
Data Mayor Objektif: - Kontak mata kurang
16
c.Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau
potensial) dari individu atau kelompok ketika perawat secara legal
mengidentifikasi dan dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan
(Rohmah, 2009).
Menurut Fitria (2009) masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien dengan gangguan harga diri rendah adalah:
a) Gangguan harga diri rendah kronik
b) Koping individu tidak efektif
c) Gangguan sensori persepsi : halusinasi
d) Isolasi sosial
e) Resiko prilaku kekerasan
4. Perencanaan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah
mengurangi, mengatasi maslah-maslah yang telah di identifikasi dalam
diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana
perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan maslah dengan efektif dan
efisien (Rohmah, 2009).
Berdasarkan diagnosa diatas pelaksaan ditetapkan dalam suatu tujuan,
kriteria evaluasi, intervensi, dan rasional. Tujuan umum berfokus pada
penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu, dan didapat jika serangkaian
tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian sistem
17
dari diagnosa tertentu, tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien
yang perlu dicapai atau dimiliki klien.
Jika harga diri klien sangat rendah berarti mereka gagal untuk merawat
diri mereka sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan perawat untuk
memenuhi kebutuhan lain seperti kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa aman dan
nyaman serta tindakan keperawatan untuk meningkatkan harga diri klien.
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga
diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan (Purba, Jenny
Marlindawati, dkk. 2008)
a. Tindakan keperawatan pada pasien:
A. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan
3. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
4. Pasien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan
5. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
B. Tindakan Keperawatan
1. Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien. Untuk membantu pasien dapat
mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien, saudara dapat:
Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien
dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu pasien penilaian negatif.
18
Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
dapat digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar
yang aktif
19
5. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Untuk
mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, saudara
dapat melakukan hal-hal berikut:
Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba
kegiatan yang telah dilatihkan.
Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga.
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien.
20
B. Tindakan Keperawatan:
Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang
ada pada pasien.
Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki
pasien dan memuji pasien atas kemampuannya.
Anjuran keluarga untuk memotivasi pasien dalam
melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan pada pasien
dengan perawat.
Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan
perubahan prilaku pasien.
21
C. Asuhan Keperawatan Kasus
FORMAT PENGKAJIAN
1 . Biodata
Nama/Inisial : Ny. R
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SLTA
) Golongan darah :O
I. ALASAN MASUK
22
Klien datang dengan kesadaran menurun, dan tiba-tiba 1 hari ini BAK sedikit
dan klien adalah pasien Hemodialisa. Keluarga juga mengatakan bahwa Ny. R
sering berputus asa dan bosan hidup karena memikirkan penyakitnya.
III. GENOGRAM
NB : Perempuan
: laki-laki
: Klien
B. Konsep diri
- Gambaran diri : Klien mengatakan sangat menyukai
matanya yang berwarna cokelat.
- Ideal diri : Klien mengatakan ingin menjadi seorang
pengusaha butik.
- Harga diri : Klien mengatakan merasa malu pada
dirinya
24
sendiri dan orang lain karena penyakitnya, klien
juga menganggap dirinya sangat lemah karena
tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, dan klien
juga mengatakan bahwa dirinya tidak berguna
lagi karena penyakit yang di alaminya.
- Peran diri : Klien mengatakan merasa gagal karena
menjadi seorang ibu sekaligus nenek yang tidak
berguna.
- Identitas : Sebagai seorang ibu, klien merasa sangat
bodoh karena saat klien sehat, klien tidak mau
mendengarkan nasihat orang disekitarnya.
C. Keadaan emosi
Klien terkadang tampak sedih, lesu, tidak bersemangat, dan kurang dalam
berkontak mata.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti :
Suami dan anak-anak
- Hubungan dengan keluarga :
Baik dan harmonis
- Hubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan orang lain dan
klien lebih suka menyendiri
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien malu karena sekarang ia tidak bisa seperti dulu danklien
mengatakan malu dengan kondisinya jika bergaul takutadanya penolakan
dan dicela oleh teman-temannya.
E. Spriritual
- Nilai dan keyakinan :
Klien menganut agama Kristen Protestan.
- Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah
masuk ke rumah sakit, klien tidak pernah beribadah.
25
VII. STATUS MENTAL
Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam
keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan
Penampilan : Klien tampak kumal dan kurang
rapi
Pembicaraan : Klien berbicara dengan lambat
Alam perasaan : Lesu, klien tampak tidak terlalu
bersemangat dan tampak sedih
Afek : Tidak sesuai
Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif tetapi kurang
dalam kontak mata saat berbicara dan
selalu menunduk.
Persepsi : Klien mengatakan tidak
mengalami gangguan persepsi.
Proses pikir : Pengulangan pembicaraan.
Isi pikir : Rendah diri ini dibuktikan ketika
berbicara klien selalu mengatakan malu
karena kondisipenyakitnya yang membuat
klien tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Memori : Klien tidak memiliki
gangguan dalam mengingat.
B. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 37,4° celcius
- Tekanan darah : 151/70 mmHg
- Nadi : 86x/i
26
- Pernafasan : 22x/i
- Tinggi Badan : 150 cm
- Berat Badan : 57 kg
C. Pola kegiatan/aktifitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebagian, atau total :
27
Klien melakukan aktifitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara bantuan.
- Uraikan aktifitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :
Selama di rumah sakit klien jarang melakukan ibadah
D. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Riwayat perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
- BAB terakhir : Pagi hari tadi
- Diare : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Penggunaan laksatif : Tidak pernah
2. BAK
- Pola BAK : 200cc sehari
- Karakter urine : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ada
- Penggunaan diuretik : Tidak pernah
X. Mekanisme Koping
- Maladaptif
Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti penyakitnya tiba-tiba
kambuh, klien langsung berteriak dan kadang menangis berlebihan hingga
tengah malam. Klien tidak memperdulikan istirahat dan kesehatannya.
28
2. Analisa Data
29
No Data Penyebab Diagnosa
Keperawatan
1 DS: Gagal Ginjal Kronik Harga diri rendah
1. Klien mengatakan situasional
merasa malu pada
dirinya sendiri dan Ketidakmampuan
orang lain karena beraktivitas
penyakitnya.
2. Klien merasa
semua adalah Harga diri rendah
kesalahannya situasional
karena tidak
mendengarkan
nasihat dari orang
terdekatnya
semasa masih
sehat.
3. Klien mengatakan
dengan kondisi nya
sekarang klien
tidak bisa
beraktivitas seperti
dulu lagi.
4. Klien merasa malu
karena kondisinya
yang sangat lemah.
5. Klien mengatakan
dirinya tidak
berguna lagi
karena penyakit
yang di alaminya.
DO:
1. Klien tampak lesu
dan tidak
30
31
bersemangat.
2. Klien selalu
menunduk dan
menghindari
kontak mata
dengan perawat.
3. Klien menjawab
dengan bimbang
4. Klien tampak sedih
3. Klien mengatakan
hidupnya tidak
berguna karena
penyakit yang di
alaminya
32
33
DO:
1. Klien sering
menyendiri ketika
makan.
2. Kurang dalam
kontak mata.
3. Afek sedih
4. Klien kurang
komunikatif.
5. Kurang aktif dalam
fisik maupun
verbal.
3. Masalah Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
b. Keputusasaan
4. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan proses pikir
ditandai dengan klien merasa malu pada dirinya sendiri dan orang lain,
bimbang, tampak lesu, sedih, tidak bersemangat, dan menghindari kontak
mata dengan orang lain.
b. Keputusasaan berhubungan dengan sumber personal yang tidak adekuat
ditandai dengan klien tampak tidak yakin dengan kemampuannya, klien
mengatakan hidupnya tidak berguna dan tidak mau bergaul dengan orang
lain karena takut di cela, lebih banyak menunduk, kurang komunikatif,
kurang aktif dalam fisik maupun verbal, kurang dalam kontak mata, dan afek
sedih.
34
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Harga diri Tujuan dan kriteria hasil:
rendah NOC : self esteem situasional
situasional Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga
diri dengan indikator:
1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan
skala 3.
2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.
5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri
dengan skala 3.
Rencana tindakan Rasional
NIC : self esteem 1. Pemahaman klien tentang
enchancement pandangan harga diri klien
Defenisi: Membantu klien mengidentifikasi kepada
untuk meningkatkan penyebab harga diri.
penilaian pribadi tentang 2. Kemampuan positif yang
harga dirinya. dimiliki klien dapat
1. Kaji pemahaman klien meningkatkan percaya diri.
tentang harga diri. 3. Kegiatan positif akan
2. Bantu klien untuk meningkatkan harga diri
mengidentifikasi klien.
kemampuan dan aspek 4. Sikap penerimaan diri salah.
positif yang dimiliki. 5. Tujuan realistis untuk
3. Bantu klien mencapai harga diri yang
menggunakan lebih tinggi.
kemampuan positif 6. Lingkungan mempengaruhi
yang dimiliki klien. minat klien dalam
meningkatkan harga diri.
4. Bantu klien untuk 7. Penghargaan dan pujian akan
menemukan memotifasi klien dalam
35
penerimaan diri. kemajuan yang telah
5. Bantu klien untuk dilakukan.
menetapkan tujuan 8. Kritik diri akan membuat
yang realistis. klien mampu mengenali
6. Fasilitiasi lingkungan dirinya.
dan kegiatan yang akan
meningkatkan harga
diri.
7. Berikan penghargaan
/ pujian terhadap klien
atas kemajuan klien.
8. Eksplorasi alasan untuk
kritik diri atau rasa
bersalah.
NOC : self-awareness
Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan
kesadaran diri dengan indikator:
1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala
4.
2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional
serta keterbatasan dengan skala 4.
3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.
Rencana tindakan Rasional
36
37
pemikiran dan pribadinya.
perasaan. 4. Penyakit (gangguan jiwa) erat
2. Bantu klien untuk kaitannya dengan konsep diri,
menyadari bahwa ataupun harga diri.
semua orang adalah 5. Hal negatif juga diketahui
unik. klien agar klien tidak selalu
3. Fasilitasi klien merasa paling benar.
mengidentifikasi 6. Motivasi merupakan salah
tentang pola tanggapan satu faktor penyembuh orang
umum terhadap yang memiliki harga diri
berbagai hasil. rendah.
4. Bantu klien untuk 7. Pandangan orang lain dapat
mengidentifikasi meningkatkan harga diri.
dampak penyakit atas
konsep diri.
5. Bantu klien untuk sadar
akan hal negatif tentang
dirinya.
6. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
sumber motivasi.
7. Ajarkan klien untuk
mengungkapkan
pandangan orang lain
tentang dirinya
Diagnosa Perencanaan
Keputusasaan Tujuan dan kriteria hasil
NOC : Hopelessness
1. Identifikasi area harapan dalam hidup, memperluas
38
mekanisme koping pasien.
2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,
atau pada kegiatan keagamaan.
3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC : Hope inspiration 1. Area harapan hidup yang
Definisi : fasilitasi setiap positif dapat membantu
harapan masa depan yang pasien dalam meningkatkan
positif. percaya diri.
1. Bantu pasien dan 2. Agar pasien dapat
keluarga untuk percaya diri dan dapat
mengidentifikasi area berharap secara positif.
harapan dalam hidup 3. Melibatkan klien dalam
2. Bantu pasien tentang aktivitas kelompok, akan
siatuasi saat ini adalah mengurangi rasa kesepian
situasi yang sementara. yang dialami klien.
3. Dorong klien untuk 4. Meningkatkan rasa percaya
terlibat dalam aktivitas diri dengan cara beribadah.
kelompok atau individu. 5. Meningkatkan rasa percaya
4. Bantu pasien diri klien atas kemampuan
mengembangkan diri dalam berinteraksi dengan
secara spiritual. orang lain.
5. Berikan umpan balik
yang positif ketika klien
mampu menggunakan
keterampilan interaksi
sosial yang efektif.
39
rohani untuk meningkatkan satu cara meningkatkan
cakupan, frekwensi, atau sebuah terapi.
janga waktu dari suatu 3. Kemampuan yang dimiliki
individu atau aktivitas klien salah satu cara
kelompok. meningkatkan sosialisasi.
1. Tentukan kemampuan 4. Motivasi dan penguatan
klien untuk berpartisipasi sangat penting bagi klien
dalam kegiatan spesifik. harga diri rendah agar klien
2. Kaji peningkatan terus bersemangat.
komitmen klien untuk
meningkatkan frekuensi
dan berbagai aktivitas.
3. Bantu klien untuk
memilih aktivitas dan
tujuan bagi kegiatan
sesuai dengan
kemampuan fisk,
psikologis dan sosial.
4. Bantu klien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
40
6. Implementasi dan Evaluasi
41
kontak mata dengan -Bantu klien menerima
skala 3. keterbatasan diri hingga skala
9. Memberikan 3.
penghargaan / pujian -Bantu klien menerima kritik
kepada klien atas dari orang lain hingga skala 4.
kemajuan klien. -bantu klien melatih perilaku
untuk meningkatkan harga diri
hingga skala 4.
-Bantu klien mempertahankan
kontak mata dalam waktu lama
hingga skala 3.
-Pantau aktifitas.
Kamis, Harga 1. Membantu klien SOAP
11 Mei Diri membedakan diri dari S:
2017 Rendah lainnya dan -Klien mengatakan
Kronis lingkungan dengan perasaannya masih sedikit
skala 4. kesal dan sedih.
2. Mengkaji klien untuk -Klien mengatakan mengerti
mengenali dan kalau setiap manusia itu unik.
mendiskusikan -Klien mengatakan dampak
pemikiran dan penyakit yang dialaminya
perasaan. adalah dia tidak dapat
3. Membantu klien untuk melakukan pekerjaan dengan
menyadari bahwa percaya diri.
semua orang adalah -Klien dapat menyatakan
unik. perasaannya pada orang lain
4. Membantu klien untuk (skala 3).
mengidentifikasi -Klien mengatakan bahwa
dampak penyakit atas pasien sadar penyakit yang
harga diri. diderita membuat dirinya jauh
dari keluarga dan teman-
5. Membantu klien
temannya.
mengenali kemampuan
-Klien mengatakan sumber
fisik pribadi, mental,
42
43
emosional, serta motivasinya adalah keluarga
keterbatasan dengan terutama suami dan anak-
skala 4. anaknya.
6. Membantu klien O: klien mulai mampu
menyatakan perasaan membedakan diri dari orang
ke orang lain dengan lain ataupun lingkungannya
skala 4. (skala 1).
7. Membantu klien untuk -Klien mampu mengenali
sadar akan hal negatif kemampuan fisiknya, tetapi
tentang diri. untuk kemampuan mental dan
8. Membantu klien untuk emosional klien belum mampu
mengidentifikasi (skala 1).
sumber motivasi. -klien tampak senang dengan
(skala 4) dengan perbincangan
yang dilakukan oleh perawat.
A: Harga diri rendah
situasional (+)
P: intervensi dilanjutkan.
- Bantu klien membedakan diri
dari orang lain ataupun
lingkungannya hingga skala 4.
-Bantu klien mengenali
kemampuan fisik, mental dan
emosional klien hingga (skala
4)
-Bantu klien menyatakan
perasaannya pada orang lain
hingga (skala 4)
-Pantau kegiatan klien.
Jum’at, Keputus 1. Memotivasi klien SOAP
12 Mei asaan untuk meningkatkan S : Klien mengatakan sudah
2017 hubungan interaksi mampu berinteraksi dengan
dan membantu pasien teman sekamar atau perawat.
44
45
dan keluarga untuk - Klien mengatakan mampu
mengidentifikasi area memotivasi diri sendiri agar
harapan dalam hidup. tidak rendah diri.
2. Membantu klien - Klien sudah paham bahwa
mengetahui bahwa kondisi ini adalah sementara
situasi saat ini adalah - Klien mengatakan belum
sementara. mau terlibat dalam aktivitas
3. Ajarkan beribadah..
bersosialisasi agar O :Klien mulai dapat
meningkatkan harga berkomunikasi dengan teman
diri. sekamarnya dan juga perawat.
4. Mendorong klien -Klien belum mau beribadah
untuk terlibat dalam bersama.
aktivitas beribadah. -Klien mulai berinteraksi
5. Memberikan umpan didalam kamarnya.
balik yang positif -Wajah klien mengalami
ketika klien mampu perubahan suasana ceria.
menggunakan A : Keputusasaan (+)
keterampilan P : Intervensi dilanjutkan.
interaksi sosial yang -Bantu klien untuk tetap
efektif. berinterkasi dengan teman satu
6. Membantu klien ruangan, anggota keluarga,
untuk pegawai rumah sakit.
mengembangkan -Bantu klien berpartisipasi
motivasi diri dan sebagai sukarelawan, pada
penguatan. aktifitas organisasi, atau pada
kegiatan keagamaan.
-Pantau aktifitas.
46
Dialog dengan Pasien Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Prolog
Disebuah ruang drupadi terdapat pasien gangguan jiwa bernama Tn. I . Pasien masuk rumah sakit
jiwa karena klien gelisah, suka marah-marah, mudah tersinggung dan sering melamun sendiri .
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna lagi karena tidak bisa membiayai sekolah
anaknya dan menafkahi istirinya dan membanggakan orang tuanya karena merasa kurang
beruntung dan malu dengan keadaannya sekarang yang tidak bekerja karena di PHK ,sehingga
klien menyendiri dan tidak mau bergaul dengan temannya.Diagnosa keperawatan untuk pasien
yaitu gangguan konsep diri:harga diri rendah.
SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu klien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
49
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Ny. R dengan masalah
kebutuhan dasar harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 10 sampai
12 Mei 2016. Sebagai langkah dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat
ditarik kesimpulan.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih
dahulu memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan
masalah harga diri rendahnya sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan
yang bersifat komprehensif dan dapat meminimalkan waktu rawatan klien di
rumah sakit.
d. Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
perawat dan tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses
penyembuhan klien sekaligus meningkatkan kesiapan keluarga dalam
merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien membaik.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
Lampiran 1
CATATAN PERKEMBANGAN
SOAP
S:
-Klien mengatakan bahwa dirinya tidak
berguna dan klien malu dengan kondisinya.
-Klien mengatakan senang dengan motivasi
yang diberikan.
O:
-Klien terlihat senang ketika melatih
kemampuan positifnya.
-Klien belum mampu melakukan
kemampuan seperti menyapu dan mengepel
dengan baik.
A:
-Harga diri rendah (+).
P:
53
-Intervensi dilanjutkan
-Pantau kegiatan sehari-hari pasien
Harga diri Kamis, 10.00 – 9. Mengkaji klien untuk mengenali dan
rendah 11 Mei 11.00 mendiskusikan pemikiran dan perasaan.
2017 WIB 10. Membantu klien untuk
menyadari bahwa semua orang
adalah unik.
11. Membantu klien untuk mengidentifikasi
dampak penyakit atas harga diri.
12. Membantu klien untuk sadar akan hal
negatif tentang diri.
13. Membantu klien untuk mengidentifikasi
sumber motivasi.
14. Melatih kemampuan positif lain
yang dimiliki pasien seperti
bernyanyi.
54
SOAP
S:
-Klien mengatakan perasaannya masih
sedikit kesal dan sedih.
-Klien mengatakan mengerti kalau setiap
manusia itu unik.
-Klien mengatakan dampak penyakit yang
dialaminya adalah dia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan percaya diri.
-Klien mengatakan bahwa pasien sadar
penyakit yang diderita membuat dirinya
jauh dari keluarga dan teman-temannya.
-Klien mengatakan sumber motivasinya
adalah keluarga terutama suami dan anak-
anaknya.
-Klien mengatakan ternyata banyak
kemampuan yang dimilikinya selama ini.
O:
55
- Klien merasa senang dengan perbincangan
yang dilakukan.
- Klien sangat antusias melakukan
kemampuan yang dilatih.
- Klien mampu mengenali
kemampuan fisiknya
A:
-Harga diri rendah (+)
P:
-Intervensi dilanjutkan.
-Pantau kegiatan sehari-hari.
SOAP
S:
56
57
-Klien mengatakan sudah mampu
berinteraksi dengan teman sekamar atau
perawat.
-Klien mengatakan mampu memotivasi diri
sendiri agar tidak rendah diri.
-Klien sudah mampu menerima bahwa
kondisinya adalah sementara.
-Klien mengatakan belum mau terlibat
dalam aktivitas beribadah
-Klien mampu mengerjakan aktivitas sesuai
dengan jadwal yang telah disusun.
O:
-Klien mulai dapat berkomunikasi dengan
teman sekamarnya.
-Klien belum mau beribadah bersama.
-Klien mulai menerima kondisi nya yang
sementara
-Wajah klien mengalami perubahan suasana
ceria.
A:
-Keputusasaan (+)
P:
-Intervensi dilanjutkan
-Pantau kegiatan klien sehari-hari.
58