CRITICAL REVIEW
Disusun oleh:
Pembimbing:
Theresia Eriyani, S.Kep., Ners, MHKes
NIP. 19780131 201411 2 001
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................4
2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia............................................................4
a. Kebutuhan Fisiologis (Faal)......................................................................4
b. Kebutuhan akan rasa aman........................................................................4
c. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta.......................................5
d. Kebutuhan Akan Harga Diri.....................................................................5
e. Aktualisasi Diri.........................................................................................5
2.2 Perspektif Teori Tentang Pemenuhan Kebutuhan Self Care...................6
2.3 Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Berdasarkan Tema Studi
Kasus yang di Telaah.......................................................................................14
2.3.1 Intervensi berdasarkan teoritis..........................................................14
a) Sumber data yang digunakan..................................................................17
b) Strategi Pencarian dan Kata kunci yang digunakan................................18
c) Kriteria inklusi yang digunakan..............................................................18
d) Proses Pemilihan Literatur......................................................................18
BAB III..................................................................................................................28
INTERVENSI KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN.....................28
3.1. Jenis Tindakan Keperawatan Berdasarkan Evidance......................28
3.2. Hasil Temuan Panduan Pelaksanaan..............................................29
3.3. Mekanisme Pencarian Referensi..........................................................32
BAB IV..................................................................................................................34
PEMBAHASAN....................................................................................................34
2
BAB V...................................................................................................................37
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................37
5.1. Kesimpulan............................................................................................37
5.2 Saran............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
LAMPIRAN...........................................................................................................42
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini DM menjadi jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan
pada setiap tahunnya. Menurut data statistik World Health Organization (WHO)
tahun 2016 secara global menyatakan pada tahun 2015 prevalensi DM mengalami
peningkatan empat kali lipat dibandingkan tahun 1980 sebesar 415 juta orang.
Pada tahun 2012 DM menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan kematian
3,7 juta orang di dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh DM sering dialami
642 di tahun 2040 mendatang. Permasalahan yang sama juga terjadi di Indonesia,
ketiga dengan angka kematian terbesar di Indonesia sebesar 6,7%. IDF (2017)
tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018 pada usia 20-79 tahun dengan jumlah
gagal jantung, nefropati, retinopati dan neuropati (Wu, Ding, Tanaka, & Zhang,
1
2014). Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan komplikasi pada pasien
DM diantaranya dukungan sosial dan perilaku perawatan diri (Akoit, 2015). Self-
care adalah prilaku yang dilakukan oleh individu dengan DM maupun yang
fisik (olah raga), pengaturan diet, kontrol kadar glukosa darah, pengobatan, serta
yang akan berlangsung seumur hidup pada dasarnya merupakan tantangan yang
besar dan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Beberapa faktor yang
activity antara lain: pengetahuan yang rendah, dukungan keluarga yang kurang,
pilar antara lain pengaturan diet, latihan fisik, obat, monitoring glukosa dan
salah satunya melalui pemberdayaan pasien. Kurangnya self-care yang baik juga
DM. Penelitian lain memaparkan jenis kelamin dan pendapatan juga menjadi
2
faktor yang mempengaruhi self care pasien DM (Ayele, Tesfa, Abebe, Tilahun, &
Girma, 2012).
Diabetes Militus.
lebih lanjut adalah: “Bagaimana cara melakukan perawatan diri pada pasien
management DM?”.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
berikut:
Kebutuhan ini adalah tingkatan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat
mempertahankan hidup secara fisik, yaitu yaitu kebutuhan akan makan, minum,
dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum,
organisme bagi usaha memuaskan kebutuhan itu, dan layaklah apabila organisme
4
c. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta
terpenuhi, maka akan muncul kebutuhankebutuhan akan cinta, rasa kasih, dan rasa
memiliki, dan seluruh jalur yang telah di gambarkan diulangi kembali dengan
menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat yang baru. Menurut Maslow, cinta
menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang,
termasuk sikap saling percaya. Dalam hubungan yang sejati tidak akam ada rasa
yang mantap, mmpunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa
hormat diri, atau harga diri, dan penghargaan akan orang-orang lainnya.
e. Aktualisasi Diri
“If all o these needs are not met, and then the human being will be
Aktualisasi diri dapat didefenisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan
penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. kita
kebutuhan dalam tingkat yang lebih rendah di puaskan, seperti merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai perasaan memiliki dan cinta serta
merasa bahwa diri kita adalah individu-individu yang berharga, namun kita akan
merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas jika kita gagal berusaha untuk
5
2.2 Perspektif Teori Tentang Pemenuhan Kebutuhan Self Care
keadaan sehat maupun sakit yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Self care
b. Agen perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan yang kompleks
tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam jangka waktu
6
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Care
kondisi dasar ini adalah faktor yang mempengaruhi semua orang. Dalam (Gao et
a. Usia
Umur mempunyai hubungan yang positif terhadap perilaku self care DM.
Semakin meningkat usia maka akan terjadi peningkatan dalam perilaku self care
manfaat yang akan dicapai jika penderita melakukan perilaku self care DM secara
b. Jenis kelamin
perilaku self care yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan
oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang dimiliki oleh penderita DM
c. Kondisi perkembangan
7
d. Kondisi kesehatan
Hal ini mencakup kondisi kesehatan seseorang pada saat ini dan masa lalu
Hal ini meliputi system yang saling terkait dari lingkungan sosial
Hal ini mencakup sumber daya dimana perawatan kesehatan dapat diakses
Hal ini mencakup peran ataupun hubungan antar anggota keluarga dan
orang lain yang cukup berpengaruh, dan peran masing-masing orang dalam
keluarganya.
h. Pola hidup
kehidupannya sehari-hari.
i. Faktor lingkungan
8
2.2.4 Dampak Perubahan Kebutuhan Self Care Terhadap Homeostatis
Tubuh
menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang disebut sebagai self care
requisite, yaitu
yaitu:
gelas air/hari.
gangguan.
menjaga keseimbangan gerakan fisik seperti berolah raga dan menjaga pola
9
tidur. Menggunakan kemampuan diri sendiri dan nilai serta norma saat
perkembangan manusia.
dipengaruhi oleh kondisi dan kejadian tertentu sehingga dapat berupa tahapan-
tahapan yang berbeda pada setiap individu, seperti perubahan kondisi tubuh dan
status sosial. Tahap perkembangan diri sesuai tahap perkembangan yang dapat
mendukung perkembangannya.
10
3) Pencegahan terhadap gangguan yang mengancam.
antara lain:
yang dijalani.
perawatan.
11
5) Penyesuaian gaya hidup yang dapat mendukung perubahan status kesehatan.
1. Udara (educative/supportif)
Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara yang mengandung zat kimia
2. Air (enducative/supportif)
polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi
dalam darah).
4. Elimination (educative/supportif)
Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk pasien
setelah makan.
12
6. Solitude and social interaction (partial compensatory)
dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang
pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal kembali. Kilen dewasa
dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu
klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal (dari
dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi
pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan
kondisi yang sejahtera. Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang
di alami oleh klien dengan Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self
care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien
13
sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya
Teori defisit perawatan diri (Deficit Self Care) Orem dibentuk menjadi 3 teori
2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory): menggambarkan dan
yang di Telaah
dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
Berdasarkan Konsesus yang telah disusun oleh PERKENI (2011) terkait dengan
14
manajemen diet diabetes, komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari:
karbohidrat sebesar 45-65% total asupan energi, lemak sekitar 20-25% kebutuhan
kalori dan tidak diperkenankan melebihi total asupan energi, protein sebesar 10-
20% total asupan energi, natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran
untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7
manajemen perawatan diri pasien diabetes. Latihan jasmani yang teratur telah
Association, 2018).
dalam melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur 2x sebulan baik secara
mandiri maupun dengan bantuan tenaga kesehatan. Kadar gula darah adalah angka
yang ditunjukkan nilai glukosa darah puasa pada penderita DM. Alat yang
15
minggu kedua dilakukan konseling pada responden. Pada
2017).
4. Manajemen obat
Manajemen diet dan latihan fisik / jasmani sebenarnya sudah sangat cukup
efektif untuk dapat mengontrol keadaan metabolik pasien diabetes, akan tetapi
manajemen diet dan latihan fisik yang telah dirancang oleh tenaga kesehatan,
5. Perawatan kaki
primer yang bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko ulkus diabetik. Untuk
seluruh pasien dengan DM, pengkajian yang komprehensive pada kaki bertujuan
16
dilakukan inspeksi, pengkajian tekanan nadi kaki, pengukuran kehilangin sensasi
Menurut Schweyer (2015) Long term condition yang dijalani oleh pasien
kondisi mental yang tidak stabil selama menjalani proses perawatan penyakit
Diabeter Mellitus tipe-2. Selain itu, kondisi LCT menjadi tantangan tersendiri
dapat ditempuh oleh penyintas DM. Menurut (Suyanto & Sulistyowati, 2020)
melakukan proses perawatan, dan salah satu faktor pencetus terbesar adalah
Alqhtani, Albawab, & Almalki, 2020). Hal tersebut melandasi fokus penentuan
yang penulis tentukan dalam memilih jenis intervensi keperawatan yang akan
dijadikan bahan telaahan dalam kritik literatur kali ini. Adapun fokus intervensi
yang penulis pilih adalah domain Promote Normality: Peran Dukungan Sosial
17
dengan menggunakan kata kunci yang sama atau dengan padanan kata yang saling
Bolean Searching sehingga penulisan kata kunci dalam bahasa inggris menjadi
kata kunci yang digunakan menjadi “Perawatan diri” AND “ Diabetes Mellitus
Tipe-2” AND “Dewasa” AND “Pemeliharaan Pola Hidup Sehat.” Untuk strategi
artikel yang terkait dengan kompetensi perawat dalam memberikan perawatan diri
(nursing journal), tahun terbit artikel selama 8 tahun terakhir (2013-2021), artikel
berbahasa Indonesia dan Inggris, tersedia dalam bentuk free full text, Referensi
tersedia, Rentang Usia sampel 19-64 tahun, memiliki struktur kelengkapan nomor
Pubmed 7 2
Ebscoohost 455 2
18
Setelah dilakukan mekanisme pencarian artikel melalui pangkalan data
yang telah ditentukan, didapatkan hasil 462 artikel. Tahap selanjutnya, artikel
yang sudah didapatkan oleh penulis akan dilakukan pemilihan literatur untuk
yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Hasil dari penyortiran tersebut, didapatkan 9
artikel yang sesuai. Setelah didapatkan 9 artikel yang sesuai dengan kriteria
apakah isi dari artikel yang sudah terpilih sesuai dengan pertanyaan penelitian
membaca abstrak, tujuan, dan hasil dari artikel. Dari proses ini, terdapat 5 artikel
dengan konten isi jurnal yang belum sesuai dengan pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan oleh penulis. Sehingga total artikel yang akan dianalisis oleh
19
Bagan 3. Diagram Proses Pemilihan literatur
critical appraisal tool kit milik Public Health Agency of Canada (CAT Tool Kit)
untuk melakukan ekstraksi data sehingga penulis memiliki batasan dan konten
yang jelas selama proses analisis. Adapun konten kritisi yang penulis jadikan
panduan meliputi struktur kelengkapan jurnal (nomor jurnal, volume jurnal, tahun
diterbitkan dan penerbit jurnal), konten isi jurnal (judul, tujuan penelitian, metode,
teori yang digunakan, hasil), kelebihan dan kekurangan dari jurnal penelitian.
artikel yang sudah terkumpul. Hal-hal yang menjadi fokus telaahan oleh peneliti
meliputi jenis artikel yang akan diteliti, metode penelitian yang digunakan,
kesesuaian hasil dan konten artikel terhadap pertanyaan yang sudah dirancang
oleh peneliti. Hasil dari telaah visual yang dilakukan peneliti akan dimasukan ke
dalam tabel bantuan analisis artikel (Lampiran 1). Hasil dari telaah artikel tersebut
berupa bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada pasien DM tipe-2 yang
Bentuk penyajian informasi dari hasil telaah jurnal yang penulis pilih
adalah tabel informasi ringkasan hasil telusur jurnal yang (Tabel 1). Tujuan dari
kesalahan arti dari artikel yang dianalisis, peneliti akan menyerahkan hasil
21
telaahan artikel atau literatur kepada pembimbing untuk meminta ulasan kembali
dukungan sosial yang dapat diberikan oleh keluarga atau kerabat terdekat kepada
22
Tabel 2. Bentuk Dukungan Sosial
TAHUN
NO PENULIS BENTUK DUKUNGAN SOSIAL
TERBIT
et al.,
3 Trevizani, 2019 Edukasi mengenai nutrisi dan aktivitas fisik yang perlu
Lima, &
Marques
Menurut (Oftedal, 2014), bentuk dukungan yang dpaat dilakukan oleh keluarga
Dalam hal ini, keluarga atau kerabat terdekat dapat melakukan aktivitas
23
(home made). Hal ini akan menunjukan bentuk rasa perhatian, sehingga penderita
diabetes tidak merasa harus berjuang sendiri. Langkah ini pun dapat dimodifikasi
dalam darah. Hal ini berdampak pada jenis makanan apa saja yang boleh dan tidak
akses penderita diabetes terhadap makanan diluar yang sudah direncanakan sesuai
dengan manajemen nutrisi. Karena tidak dapat dipungkiri, setiap pendamping atau
keluarga pasien tidak dapat mendampingi secara 24 jam full setiap pergerakan
nutrisi yang dibutuhkan tubuh, bahkan hingga jenis makanan yang dapat
nilai glukosa darah. Sehingga, keluarga atau kerabat yang tinggal dengan pasien
diabetes, lebih baik turut menyesuaikan jenis makanan yang dikonsumsi dan
menghindari jenis makanan yang tidak dapat dikonsumsi oleh pasien diabetes. Hal
24
Aktivitas fisik merupakan salah satu intervensi perawatan dan manajemen
diri bagi pasien diabetes. Hal pun turut penting dilakukan oleh pasien diabetes
guna meningkatkan sensitivitas insulin dan menhaga berat badan pasien diabetes.
Langkah yang dapat dilakukan oleh keluarga dan kerabat terdekat adalah
pagi, melakukan aktivitas fisik kelas aerobik ringan, dan lain sebagainya. Hal ini
dapat dilakukan oleh keluarga dan kerabat terdekat pada domain fungsi tubuh,
agar tetap tercipta rasa semangat dalam menjalani program manajemen diri bagi
pengkajian kembali. Menurut penelitian ini, langkah utama yang dapat dilakukan
adalah melakukan pengkajian dan mengenali hal-hal apa saja yang dapat
25
diabetes. Dimulai dari penyebab, faktor pemicu, tata laksana perawatan medis
yang diperlukan, perawatan diri dan manajemen diri pasien yang dibutuhkan, serta
jenis pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diakses dalam kondisi tertentu saat
pendampingan dan dukungan keluarga pada pasien diabetes. Dalam penelitian ini
sosial tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi stabilitas pola hidup sehat
bagi pasien diabetes yang akan berpengaruh pula pada kadar glukosa darah
pasien.
pasien diabetes.
mengkategorisasikan jenis dukungan sosial yang dapat dilakukan oleh pasien dan
keluarga kepada pasien diabetes untuk menjaga kepatuhan pasien dalam menjalani
26
Tabel 3. Kategorisasi oleh penulis
KATEGORISASI DUKUNGAN
NO JENIS TINDAKAN
SOSIAL
a) Nutrisi:
- Memperbaharui tempat
penyimpanan makanan
c) Domain Psikologis:
27
BAB III
Dukungan sosial memainkan peran penting pada pasien diabetes dan penting
antara tekanan emosional dan dukungan sosial keluarga. Dimana, jika kondisi
dukungan sosial keluarga bersifat positif dan adekuat maka tekanan emosional
pada pasien diabetes berstatus rendah (Ramkisson, Pillay, & Sibanda, 2017).
khusus bagi keluarga pasien dengan diabetes sehinga dapat memberikan dukungan
manajemen penyakit dan anggota keluarga dapat memainkan peran penting dalam
28
diabetes dalam menjalankan pola hidup sehat (Baig, Benitez, Quinn, & Burnet,
2015). Perawatan diri secara mandiri pada pasien diabetes mengacu pada aktivitas
meminimalkan dampaknya pada kesehatan dan fungsi fisik mereka. Dalam hal ini
perawatan diri.”
diabetes. Dalam salah satu sub-bab penjelasan terdapat bagian yang membahas
29
KATEGORI MATERI
NO MATERI EDUKASI
EDUKASI
30
Sumber: Buku Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 Dewasa di Indonesia 2019
hal.33-34
Amerika (sebagai negara yang sering dijadikan sebagai rujukan pengetahuan dan
NO REKOMENDASI TINDAKAN
31
Dalam buku panduan manajemen diabetes tipe-2 yang diterbitkan oleh
melakukan perawatan diabetes yang berpusat pada pasien dan keluarga, hal
tambahan yang dapat keluarga dan pasien lakukan saat melakuakn perawatan diri
perawatan, adapun tahapan yang perlu dilakukan dalam mrancang action plan
NO REKOMENDASI TINDAKAN
- Jenis kegiatan
- Waktu kegiatan
- Tempat/lokasi kegiatan
32
6 Bantu pasien mengidentifikasi dukungan seperti apa yang ia harapkan dan
butuhkan
8 Melakukan follow-up sebagai metode evaluasi dari action plan yang sudah
dirancang dalam kurun waktu tertentu.
Sumber: Sherifali Rn, Berard Rn, Gucciardi, Macdonald Rn, & Macneill Bnsc (2018). Available
at: https://guidelines.diabetes.ca/docs/patient-resources/managing-my-diabetes-my-action-
plan.pdf
pencarian casual searching. Pada strategi pencarian ini, peneliti hanya berfokus
pada informasi yang peneliti butuhkan pada sumber informasi yang ditentukan
kunci yang telah ditentukan. Dalam penerapan strategi pencarian ini, penulis
pemilihan artikel meliputi berasal dari situs website milik pemerintah, atau
negara sehingga kewenangan dan legalitas atas artikel yang dibagikan dapat
dipertanggungjawabkan
33
BAB IV
PEMBAHASAN
diabetes melitus di Indonesia dengan rentang usia 25-64 tahun berada di angka
11,5%. Jika dibandingkan dengan data riskesdas pada tahun 2013, kasus diabetes
dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan sebanyak 2% dari jumlah total
Indonesia cukup progresif (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Hal yang perlu
adalah beban ekonomi dan kualiats dari kondisi kesehatan penderita diabetes
(McLeod et al., 2020). Penyebab dari meningkatnya beban ekonomi dan kualitas
status pengobatan penyakit diabetes yang bersifat Long term condition. Artinya,
penyakit jenis ini memiliki kondisi perawatan seumur hidup, tidak dapat
terbesar yang dialami oleh penderita pasien diabetes adalah sangat berpeluang
menderita mental disorder akibat rasa putus asa, kejenuhan, dan penurunan
bahwa kebutuhan dasar manusia akan terus muncul selama manusia tersebut
individu, akan selalu ada aspek kebutuhan dasar manusia yang ahrus dipenuhi.
Pada pasien diabetes melitus, aspek perawtan diri akan menjadi domain penting
34
untuk diperhatikan. Selain untuk mewujudkan kualitas hidup dari pasien diabetes,
perawatan diri seringkali menjadi faktor utama beban ekonomi pada pasien
kesulitan yang dihadapi oleh pasien dan keluarga dapat lebih disederhanakan
pada pasien diabetes adalah dukungan sosial yang pasien dapatkan((Gao et al.,
kualitas hidup yang lebih optimal dan sesuai dengan yang direncanakan. Adapun
fisik yang perlu dilakukan oleh pasien DM tipe-2, domain Fungsi Tubuh: meliputi
Aktivitas fisik meliputi: menemani melakukan aktivitas fisik yang dianjurkan, dan
al., 2019).
sosial kepada pasien diabetes. Hal tersebut dilakuakn agar hasil penelitian dapat
35
tertentu sehingga tanggung jawab dan tangguh gugat atas intervensi yang
guna mencari standardisasi dari proses intervensi yang akan dilakukan. Adapun
panduan ini terdapat jenis materi edukasi yang dapat diberikan kepada tim
dilakukan. Buku panduan ini diterbitkan oleh Perkeni pada tahun 2019.
Kekurangan dari buku panduan ini, hanya diperuntukan untuk tenaga kesehatan
proses perawatan
langsung menjadi pelaku primer proses perawatan diri pada pasien diabetes.
tindakan mempersiapkan kondisi psikososial bagi pasien diabetes. Dalam hal ini,
prinsip yang digunakan berpusat pada pasien dan keluarga. Sehingga keluarga
diminta untuk terlibat aktif dalam proses perawatan dengan bimbingan tenaga
36
BAB V
5.1. Kesimpulan
perawatan harus dilakukan secara seumur hidup. Selain itu sifat penyakit yang kronis dan
tidak dapat disembuhkan, menjadikan status pengobatan pada diabetes bersifat long term
condition. Diketahui faktor terbesar yang dapat mensukseskan proses perawatan diri pada
pasien diabetes melitus yaitu dengan dukungan sosial. Maka dari itu intervensi yang
bentuk intervensi lain yaitu edukasi mengenai nutrisi dan aktivitas fisik terhadap fungsi
5.2 Saran
terkait dukungan sosial pada kepatuhan pasien DM dalam melakukan proses manajemen
perawatan diri.
dapat lebih memperhatikan hal-hal yang mendukung ke arah terjaganya perawatan diri
pada penderita diabetes. Selain itu pemberian dukungan sosial yang perlu ditingkatkan
pada penderita DM agar lebih percaya diri, tidak memiliki kecemasan yang berlebih,
37
5.2.3 Bagi Praktik Keperawatan
dapat dilakukan di ranah komunitas dengan tujuan pencapaian terhadap kebutuhan dasar
manusia.
38
DAFTAR PUSTAKA
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Info Kesehatan, 14(2), 952–966. Retrieved from
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/infokes/article/view/89
Alshehri, K. A., Altuwaylie, T. M., Alqhtani, A., Albawab, A. A., & Almalki, A.
Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.6932
care in diabetes 2018. In The Journal of Clinical and Applied Research and
Education.
Ayele, K., Tesfa, B., Abebe, L., Tilahun, T., & Girma, E. (2012). Self care
behavior among patients with diabetes in harari, eastern ethiopia: The health
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0035515
Baig, A. A., Benitez, A., Quinn, M. T., & Burnet, D. L. (2015). Family
interventions to improve diabetes outcomes for adults. Annals of the New York
Gao, J., Wang, J., Zheng, P., Haardörfer, R., Kegler, M. C., Zhu, Y., & Fu, H.
39
adults with type 2 diabetes. BMC Family Practice. https://doi.org/10.1186/1471-
2296-14-66
akademik.com/xmlui/handle/123456789/2147
Kadirvelu, A., Sadasivan, S., & Ng, S. H. (2012). Social support in type II
diabetes care: A case of too little, too late. Diabetes, Metabolic Syndrome and
Kemenkes RI. (2019). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI.
Oftedal, B. (2014). Perceived support from family and friends among adults with
https://doi.org/10.1002/edn.247
40
Ramkisson, S., Pillay, B. J., & Sibanda, W. (2017). Social support and coping in
adults with type 2 diabetes. African Journal of Primary Health Care and Family
Medicine. https://doi.org/10.4102/phcfm.v9i1.1405
Shayeghian, Z., Aguilar-Vafaie, M. E., Besharat, M. A., Amiri, P., Parvin, M.,
haemoglobin in Iranian patients with type 2 diabetes: Can coping styles and social
https://doi.org/10.1080/08870446.2014.951651
Disorders. https://doi.org/10.1186/2251-6581-12-14
Soelistijo, S. A., Lindarto, D., Decroli, E., Permana, H., Sucipto, K. W., Kusnadi,
Suyanto, S., & Sulistyowati, D. (2020). Meningkatkan motivasi dan efikasi diri
Wu, Y., Ding, Y., Tanaka, Y., & Zhang, W. (2014). Risk factors contributing to
type 2 diabetes and recent advances in the treatment and prevention. International
41
LAMPIRAN
Pertanyaan penelitian:
“Bagaimana cara melakukan perawatan diri pada pasien dewasa dengan DM Tipe 2 untuk
self-care
Reference Theory:
Keywords:
Kriteria
Database Keyword Kriteria Inclusi
Eksklusi
I: 3. Referensi tersedia
42
Maintance Healthy-Lifestyle
I: 8. Referensi tersedia
Maintance Healthy-Lifestyle
43
Tabel 7. Tabel Analisis Jurnal
No Judul & Penulis Tujuan Populasi, Jenis Teori/Konsep yang Variabel & Hasil Kelebihan Dan
sampling
1 Judul: Tujuan dari 100 orang Deskriptif Perawatan diri diabetes Variabel: Hasil penelitian Kekurangan:
44
role? hubungan penyakit. aktivitas menunjukkan bahwa yang berpartisipasi
antara perawatan diri kegiatan perawatan diri tidak dalam penelitian ini
Penulis: perawatan diri (SDSCA); Skala koping, akan efektif atau kenyamanan dari
45
temuan ini, dapat dikatakan
mempengaruhi perilaku
Iran dengan
DM tipe 2.
diperhatikan diantaranya:
menangani aktivitas
46
perawatan diri.
mengidentifikasi pasien
yang membutuhkan
tingkat HbA1c.
2 BetaMe: impact Mengevaluasi Populasi: Psien Experimenta DM Tipe 2 merupakan Variabel: hasil dari penelitian ini, Kekurangan: Penelitian
of a efektivitas dari DM tipe 2 yang l jenis penyakit yang Program dikategorisasikan dalam dua ini masih dalam tahap
comprehensive program mendapatkan memunculkan kondisi kesehatan Digital jenis, yakni: pengembangan dan
47
on HbA1c and teknologi Yankes primer menjalani perawatan. termanifestasikan mengikuti program research)
weight (website) pada dan Pusat Hal ini akan dalam: BB, kesehatan berbasis virtual
pasien dewasa Perawatan berdampak pada beban Lingkar perut, selama 12 bulan (hasil
at 12 months for
dengan DM kesehatan ekonomi pasien beserta Tekanan darah, menunjukan rentang normal) Kelebihan:
people with
tipe 2 dan pra- Masyarakat keluarga yang Aktivitas fisik
diabetes and b. pola pengembangan
DM menanggung hal harian
lingkar pinggang pada 12 penelitian mengikut
pre-diabetes: tersebut. Kondisi LCT
bulang, perubahan tekanan trend dan issue
study protocol for Sample: ini pun berdasarkan
darah perkembangan global,
a beberapa penelitian Instrumen:
430 sehingga sangat sesai
sebelumnya beresiko c.
randomised Melon Health’s dengan karakteristik
menurunkan status
controlled trial platform perubahan management populasi dunia saat ini.
kesehatan pasien dan
perawatan diri pada pasien
kondisi ketahanan
(tingkat kepatuhan), perilaku
48
melakukan modivikasi DM.
pemantauan kepatuhan
Berdasarkan fase percobaan
pada pasien DM dalam
penelitian, menunjukan
menjalani perawatan
bahwa ada perbedaan hasil
diri yakni dengan
primer, sekunder, dan
memanfaatkan
tambahan pada pasien yang
teknologi sebagai
mengikuti percobaan selama
media yang
4 bulan masa pemantauan.
memfasilitasi proses
Pasien dengan dukungan
perawatan diri bagi
sosial yang positif memiliki
pasien DM dan pra-
hasil yang lebih optimal jika
DM tipe 2.
dibandingkan dengan pasien
3 Judul: Perceived Mendeskripsik 19 orang Kualitatif DM tipe 2 merupakan - berdasarkan hasil penelitian Kelemahan: dalam
support from an bagaimana dewasa dengan Deskriptif salah satu penyakit kualitatif ini, dihasilkan 3 jurnal tidak dilakukan
family and friends pengaruh DM tipe 2 dengan tantangan tema besar, yakni: pembahasan
49
among adults with keluarga dan mempertahankan 1. karakteristik peserta,
50
psien DM yang keluarga/teman terdekat
51
5. terhadap pasien yang
tipe 2.
6.
52
diabetes pada diberikan terdaftar mengenai hampir
Prospective Study
pasien dengan semua item itu dipilih
in Naples, South oleh Pusat
DM tipe 2 sebagai indikator
Italy Pencegahan
untuk manajemen diri yang baik.
Nasional dan
Penulis: meningkatkan Kemudian tingkat kepuasan
53
seting percaya diri kembali.
secara
terintegrasi
jalur
perawatan
kesehatan
untuk diabetes
tipe 2 di Italia.
54
55