Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

Untuk memenuhi tugas : Manajamen Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr.Lady Agustina M.Pd

Disusun Oleh :

Shanty Bunga Adinda ( 2110251015 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKALUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Kepemimpinan dalam
Pendidikan” dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang himpunan dan bilangan. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Terutama
kepada dosen pengampu Ibu Dr. Lady Agustina M.Pd dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat untuk menambah referensi baru tentang kepemimpinan pendidikan bagi pembaca
terkhusus mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jember.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena, makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.

Penulis

20 Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
2.1 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
3.1 TUJUAN ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ......................................... 2
2.2 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH............................... 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................. 9
3.2 SARAN .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk


mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang
peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan
adalah inti dari managemen.
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin
memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya
banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat
kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian
‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-
formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian
(berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang
bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta
(memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang
berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya
sangat penting untuk membantu guru dan muridnya. Didalam kepemimpinannya kepala
harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi
di lingkungan sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Kepemimpinan Pendidikan ?
2. Apa Pengertian dari Kepemimpinan Kepala Sekolah ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kepemimpinan.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kepemimpinan Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan Pendidikan


Para peneliti biasanya mendefiinisikan “kepemimpinan” menurut pandangan
pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentinganyan yang paling baik
bagi para pakar yang bersangkutan. Bahkan Stogdil membuat kesimpulan , bahwa :
There are almost many definitions of leadership as there persons who have attempted
to define the concept.
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah : sifat-sifat , perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antarperan,
kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang
legitimasi pengaruh.
Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam
kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan jika perlu memaksa orang lain atau
kelompok agar dapat menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu
yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dengan
demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen,
bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari manajemen.
Beberapa definisi kepemimpinan yang dikutip dari Purwanto, 2012:26-27
adalah:
1. Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat atau
watak yang memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif (Etzoni),
2. Pemimpin adalah individu di alam kelompok yang memberikan tugas- tugas
pengarahan dan pengordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan
kelompok (Fiedler),
3. Kepemimpinan dalam organisasi-organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan
pembuatan keputusan-keputusan (Dubin),
4. Hakikat kepemimpinan organisasi adalah penambahan pengruh terhadap dan
di atas pelaksanaa mekanis pengarahan-pengarahan rutin dari suatu organisasi
(Ketz dan Kahn),
5. Kepemimpinan terjadi di dalam kelompok dua orang yang lebih, dan pada
umumnya melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku anggota
kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok
(House dam Baetz).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di
dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya.
Hakikat dan arti kepemimpinan dapat didasarkan atas tiga komponen yaitu (1)
ciri atau sifat lembaga atau jabatan, (2) tabiat atau watak seseorang, dan (3) kategori
tingkah laku aktual. Katz dan Kahn (dalam Purwanto, 2012:27).

2
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan
yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan
yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga
akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan
tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini.
Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara
bergaulnya dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk
turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan sifat
dan konsep kepemimpinan maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu:
1. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar
ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan
konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter
berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia
bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.

2.Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership)


Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedure dan apa yang akan
dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak
sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka
meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka
barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya sama
sekali tidak mengikat anggota. Mereka boleh menerima atau menolah pendapat
tersebut.
Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan
menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala
Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-
guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.

3. Tipe demokratis (democratic style of leadership)


Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan
seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang
bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada
dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.

3
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari
500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan baik
maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula.
Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan
yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
1. Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
2. Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan
pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggungjawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat
bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa
tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin
sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat
serta petunjuk jika dibutuhkan.

2.2 Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah


A. Definisi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Usaha peningkatan pendidikan di sekolah perlu didukung oleh efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang dan maju dari tahun ke
tahun. Kenyataannya, menunjukkan bahwa kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh
sejauhmana tingkat kemajuan manajemen dalam administrasi sekolah. Manajemen
selalu berkaitan dengan kehidupan organisasi sosial dimana terdapat sekelompok
orang yang menduduki berbagai jenjang tingkat kepemimpinan dan sekelompok
orang lain yang tanggung jawab utamanya adaah menyelenggarakan kegiatan
operasional. Pendapat ini sangat mendasar karena keberhasilan seseorang yang
menduduki jabatan tidak lagi diukur dari keterampilan menyelenggerakan kegiatan
operasional, melainkan dari kemahiran dan kemampuannya menggerakkan orang lain.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolah merupakan pemimpin puncak yang
menentukkan keberhasilan sekolah tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari
kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses
yang panjang (Rival: 2007). Seseorang pemimpin yang menginginkan keberhasilan
dalam lembaga atau organisasi yang dipimpinnya harus banyak memiliki suatu
kelebihan yang dapat diteladani oleh para bawahannya.
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam
menentukkan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu. Kepemimpinna kepala sekolah
akan berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai
seorang yng diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan memimipin sekolah agar
tercapainya tujuan sekolah.
Menurut Hendayat Soetopo, dkk, (1988 :37) tugas-tugas kepemimpinan kepala
sekolah secara umum meliputi hal-hal berikut :
1. Meningkatkan diri dan staf secara profesional.

4
2. Meningkatkan pengajaran di kelas.
3. Menyusun dan meningkatkan program pendidikan di sekolah.
4. Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin.
5. Menumbuhkan profesi dan bidang kerja masing-masing.
6. Mengusahakan hubungan dengan masyarakat.
Dari konsep Koontz “Leadership a generally defined simply as influece the art
or process of influecing people so that they will strive willingly toward the
achievement of group social” pada pernyataan tersebut dapat dikembangkan bahwa di
dalamnya terkandung makna berkemanuan keras, semangat, dan memimpin. Dengan
makna Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu :
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolkah dalam mencapai tujuan.

B. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah


Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara dalam kegiatan
mempengaruhi atau memberi motivasi orang lain untuk mampu melakukan berbagai
tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan bersama (organisasi). Cara
ini mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya,
dan hal itu merupakan gambaran gaya kepemimpinan.
Menurut Purwanto (2012: ) gaya kepemimpinan adalah suatu cara atau teknik
seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dapat pula
diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang saat mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha
menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan
yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.
Kepala sekolah di dalam melakukan tugasnya mempunyai karakteristik dan
gaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang dharapkannya. Kepala sekolah
mempunyai sifat, kebiasaa, tempramen, watak, dan kebiasaan sendiri yang khas
sehingga dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain.

Menurut Wahjosumidijo ada empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim


disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsulatif, partisipatif, dan
delegatif.
1. Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan
bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung
jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat.
2. Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi yang
cukup besar serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasi dua arah dan
memberikan supportif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan

5
dan perasaan bawahan dalam mengambil keputusan, bantuan terhadap
bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap pada pemimpin.
3. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan
keptusan antar pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan
bawahan juga sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, komunikasi dua arah makin meningkat, pemimpin mendengarkan
secara intensif keluhan bawahannya, keikutsertaan bersama dalam pemecahan
dan pengambilan keputusan makin bertambah.
4. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya
dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan
seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi hak menentukan langkah-
langkah bagaiman keputusan dilaksanakan, dan bawahan diberikan wewenang
untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.

C. Peranan, Fungsi dan Tanggung Jawab Pembinaan Kepala Sekolah


Menurut Hick delapan rangkaian peranan pemimpinan (leadership functions),
yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator,
menciptakan rasa aman sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan terakhir
bersedia menghargai.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harusnya dalam praktek sehari-hari
selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di
dalam kehidupan sekolah.
a. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap
para guru, staf, dan para siswa yang punya latar belakang berbeda-beda
sehingga terkadang konflik pun terjadi. Dalam menghadapi hal ini kepala
sekolah harus bersifat adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak
emaskan.
b. Sugesti atau saran sangat diperlukan bawahan dalam melaksanakan tugas. Para
guru, staf, dan para siswa hendaknya selalu mendapatkan anjuran dari kepala
sekolah sehingga saran tersebut dapat meningkatkan semangat dalam
menjalankan tugasnya.
c. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana
dan sebagainya. Maka itu, kepala sekolah bertanggung jawab memenuhi atau
menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf dan para siswa.
d. Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkkan
dan menggerakkan semangat para guru, staf, dan para siswa.
e. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat memberikan rasa aman
terhadapa para guru, staf, dan para siswa. Agar dalam melaksanakan tugasnya
mereka terhindar dari kegelisahan atau kekhawatiran.
f. Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian ,
artinya semua pandangan akan diarahakan ke kepala sekolah sebagai seorang
yang mewakili kehidupan sekolah.

6
g. Kepala sekolah adalah sumber semnagat para guru, staf, dan para guru. Kepala
sekolah harus memberi semangat kepada para guru, staf, dan para siswa agar
mereka memahami tujuan secara antusias agar tercapainya tujuan sekolah.
h. Kepala sekolah harus menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka
ytang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan tersebut bisa berupa
pemenuhan faslilitas, penangkatan guru, dan kesempatan mengikuti
pendidikan lanjut.
Menurut Soetopo,1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi
kepemimpinan pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara
lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai antara lain:
a. Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta
menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam
bekerja sama mencapai tujuan itu,
b. memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan
situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik,
c. membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-
keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-
pertimbangan yang sehat,
d. menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari
anggota kelompok,
e. memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan,
pikiran, dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,
f. memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada
anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing demi kepentingabn bersama.

2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan


suasana pekerjaan yang sehat, antara lain:
a. Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam kelompok
demi tercapainya tujuan bersama,
b. menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota masing-
masingmelalui penghargaan terhadap usaha-usahanya,
c. mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan baik
ruangan, baik fasilitas maupun situasi,
d. menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pimpinan untuk
memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan
bersama.

Kepala sekolahpun memiliki tanggung jawab pembinaan yaitu :


1. Pembinaan Program Pengajaran

7
Berdasarkan hasil penelitian para peneliti yang dilakukan oleh pakar,
bahwa kepala sekolah dan sekolah yang berhasil menunjukkan adanya :
a. Keterkaitan terhadap perbaikan pengajaran.
b. Pengetahuan diri dari partisipan yang kuat di dalam aktivitas kelas.
c. Pemantauan terhadap penggunaan efektivitas waktu pelajaran.
d. Usaha membantu efektivitas program tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pelajaran.
e. Memiliki sikap positif ke arah para guru, pustakawan, laboran, tenaga
adminitrasi dan para siswa.
Oleh sebab itu pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha
memperbaiki program pengajaran untyuk dipahami oleh setiap kepala sekolah.
Dengan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu
para sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran.
Ada empat fase proses pembinaan pengajaran diataranya yaiu penilaian
sasaran program, merencanakan perbaikan program, melaksanakan perubahan
program, dan evaluasi perubahan program.

2. Pembinaan Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah dalam hal pembinaan kesiswaan
adalah mengadakan pengendalian kehadiran para siswa, penerapan disiplin,
kebebasan mengemukakan pendapat, dan menghormati proses hak-hak seluruh
siswa secara tepat.
Pembinaan kesiswaan dapat dilakukan melalui : Latihan Dasar
Kepemimpinan, Organisasi Kesiswaan, dan Kegiatan Ekstrakulikuler.

8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
memengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner,
semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan makin
besar potensi kepemimpinan yang efektif (Fattah, 2004: 88).
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, di lihat dari status dan cara
pengangkatan tergolong pemimpin resmi, formal leader, atau status leader. Status
leader bisa meningkat menjadi functional leader. Tergantung dari prestasi dan
kemampuan didalam memainkan peranannya sebagai pemimpin pendidikan sebagai
sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawaban kepadanya.

3.2 Saran
Dari uraian diatas, maka besar harapan penulis atas saran yang nantinya dapat
dijadikan kritik yang membangun atas ketidaksempurnaan makalah ini. Semoga
tulisan yang singkat dan sederhana ini memiliki manfaat bagi pembaca sebagai
renungan dalam menjalani kehidupan di era globalisasi dan teknologi. Penulis
berharap dan membutuhkan adanya saran dan masukan dari semua pihak yang
bersifat membangun demi penyempurnaan pada makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kompri, 2015, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta.


Wahjosumidjo, 2003, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Grafindo Persada.
Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budya
Mutu. Malang : UIN Maliki Press.
Ukhuwahislah. 2014. “Kepemimpinan Pendidikan”.
Aniatih, 2014. “Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan”.

10

Anda mungkin juga menyukai