Wa0039.
Wa0039.
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Kepemimpinan dalam
Pendidikan” dapat saya selesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang himpunan dan bilangan. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada saya sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Terutama
kepada dosen pengampu Ibu Dr. Lady Agustina M.Pd dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat untuk menambah referensi baru tentang kepemimpinan pendidikan bagi pembaca
terkhusus mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jember.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena, makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.
Penulis
20 Mei 2023
ii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
2.1 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
3.1 TUJUAN ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ......................................... 2
2.2 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH............................... 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................. 9
3.2 SARAN .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk menggerakkan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan
yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan
yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga
akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan
tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini.
Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara
bergaulnya dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk
turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan sifat
dan konsep kepemimpinan maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu:
1. Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar
ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan
konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter
berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia
bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.
3
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terdapat lebih dari
500 hasil research tentang kepemimpinan, jika bahan itu dimanfaatkan dengan baik
maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik pula.
Dalam hasil research itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan
yang demokratis, aktivitas pemimpin harus:
1. Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
2. Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan
pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokratis memberi kekuasaan dan
tanggungjawab.
Pemimpin demokratis tidak melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat
bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa
tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin
sekolah. Ia bersifat ramah dan selalu bersedia menolong bawahannya dengan nasehat
serta petunjuk jika dibutuhkan.
4
2. Meningkatkan pengajaran di kelas.
3. Menyusun dan meningkatkan program pendidikan di sekolah.
4. Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin.
5. Menumbuhkan profesi dan bidang kerja masing-masing.
6. Mengusahakan hubungan dengan masyarakat.
Dari konsep Koontz “Leadership a generally defined simply as influece the art
or process of influecing people so that they will strive willingly toward the
achievement of group social” pada pernyataan tersebut dapat dikembangkan bahwa di
dalamnya terkandung makna berkemanuan keras, semangat, dan memimpin. Dengan
makna Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu :
a. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
b. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolkah dalam mencapai tujuan.
5
dan perasaan bawahan dalam mengambil keputusan, bantuan terhadap
bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa keputusan tetap pada pemimpin.
3. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan
keptusan antar pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan
bawahan juga sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan, komunikasi dua arah makin meningkat, pemimpin mendengarkan
secara intensif keluhan bawahannya, keikutsertaan bersama dalam pemecahan
dan pengambilan keputusan makin bertambah.
4. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya
dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan
seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi hak menentukan langkah-
langkah bagaiman keputusan dilaksanakan, dan bawahan diberikan wewenang
untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.
6
g. Kepala sekolah adalah sumber semnagat para guru, staf, dan para guru. Kepala
sekolah harus memberi semangat kepada para guru, staf, dan para siswa agar
mereka memahami tujuan secara antusias agar tercapainya tujuan sekolah.
h. Kepala sekolah harus menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka
ytang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan tersebut bisa berupa
pemenuhan faslilitas, penangkatan guru, dan kesempatan mengikuti
pendidikan lanjut.
Menurut Soetopo,1988:4-7 (dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi
kepemimpinan pendidikan berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara
lain:
1. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang
hendak dicapai antara lain:
a. Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta
menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam
bekerja sama mencapai tujuan itu,
b. memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta menjelaskan
situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik,
c. membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan keterangan-
keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan-
pertimbangan yang sehat,
d. menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari
anggota kelompok,
e. memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan,
pikiran, dan memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok,
f. memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada
anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing demi kepentingabn bersama.
7
Berdasarkan hasil penelitian para peneliti yang dilakukan oleh pakar,
bahwa kepala sekolah dan sekolah yang berhasil menunjukkan adanya :
a. Keterkaitan terhadap perbaikan pengajaran.
b. Pengetahuan diri dari partisipan yang kuat di dalam aktivitas kelas.
c. Pemantauan terhadap penggunaan efektivitas waktu pelajaran.
d. Usaha membantu efektivitas program tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pelajaran.
e. Memiliki sikap positif ke arah para guru, pustakawan, laboran, tenaga
adminitrasi dan para siswa.
Oleh sebab itu pentingnya pembinaan pengajaran sebagai suatu usaha
memperbaiki program pengajaran untyuk dipahami oleh setiap kepala sekolah.
Dengan memahami tahap-tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu
para sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran.
Ada empat fase proses pembinaan pengajaran diataranya yaiu penilaian
sasaran program, merencanakan perbaikan program, melaksanakan perubahan
program, dan evaluasi perubahan program.
2. Pembinaan Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah dalam hal pembinaan kesiswaan
adalah mengadakan pengendalian kehadiran para siswa, penerapan disiplin,
kebebasan mengemukakan pendapat, dan menghormati proses hak-hak seluruh
siswa secara tepat.
Pembinaan kesiswaan dapat dilakukan melalui : Latihan Dasar
Kepemimpinan, Organisasi Kesiswaan, dan Kegiatan Ekstrakulikuler.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
memengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner,
semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan makin
besar potensi kepemimpinan yang efektif (Fattah, 2004: 88).
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, di lihat dari status dan cara
pengangkatan tergolong pemimpin resmi, formal leader, atau status leader. Status
leader bisa meningkat menjadi functional leader. Tergantung dari prestasi dan
kemampuan didalam memainkan peranannya sebagai pemimpin pendidikan sebagai
sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawaban kepadanya.
3.2 Saran
Dari uraian diatas, maka besar harapan penulis atas saran yang nantinya dapat
dijadikan kritik yang membangun atas ketidaksempurnaan makalah ini. Semoga
tulisan yang singkat dan sederhana ini memiliki manfaat bagi pembaca sebagai
renungan dalam menjalani kehidupan di era globalisasi dan teknologi. Penulis
berharap dan membutuhkan adanya saran dan masukan dari semua pihak yang
bersifat membangun demi penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10