i
Laporan Penelitian ini telah di sahkan sebagai tugas mata pelajaran PJOK materi
tentang napza.
Pada Tanggal : 29 maret 2023
Tempat : SMAN 1 Jatiroto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan
penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata pelajaran PJOK. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang penelitian napza(narkotika, psitropika dan zat adiktif
lainnya. di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak firman
selaku guru PJOK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
Judul ........................................................................
Latar belakang ........................................................
Tujuan ......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian napza .....................................................
Macam-macam napza ..............................................
Contoh napza ............................................................
Dampak napza ..........................................................
BAB III STUDI KASUS
Kesimpulan ................................................................
Saran ..........................................................................
Komentar kelompok..................................................
Lampiran....................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PENGARTIAN NAPZA
A. Latar Belakang
NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya. NAPZA meliputi zat alami atau sintetis yang jika dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan.1 Istilah NAPZA digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan yang
menitikberatkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan psikis, dan
sosial. Permasalahan penyalahgunaan/ketergantungan napza mempunyai
dimensi yang luas dan kompleks; baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran
jiwa), kesehatan jiwa maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial-budaya,
kriminalitas, kerusuhan massal dan lain sebagainya). Dari sekian banyak
permasalahan yang ditimbulkan sebagai dampak penyalahgunaan/ketergantungan
napza adalah antara lain : merusak hubungan Kekeluargaan, menurunkan
kemampuan belajar dan produktivitas kerja secara drastis, ketidakmampuan untuk
membedakan mana yang baik mana yang buruk, perubahan perilaku menjadi
perilaku antisosial (perilaku maladaptif), gangguan kesehatan (fisik dan mental),
mempertinggi jumlah kecelakaan lalu
lintas, tindak kekerasan dan kriminalitas lainnya.
1
B .Rumusan Masalah
Data penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin meningkat di setiap
tahunnya. Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan remaja yang merupakan
khususnya pada anak jalanan, Hampir seluruh anak jalanan adalah pengguna
NAPZA, hal ini akan merugikan masyarakat baik secara ekonomi, sosial,
kesehatan dan juga hukum, serta merusak generasi bangsa karena anak merupakan
penerus bangsa. Analisis mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi
penyalahgunaan NAPZA pada anak jalanan perlu di kaji, sehingga intervensi
dari berbagai program pada sektor pemerintah maupun swasta dapat dilakukan
dengan lebih baik dan tepat sasaran. Adapun perumusan masalah yang
didapatkan sebagai berikut:``penyala gunaan narkoba pada remaja di desa tertek
kecamatan pare kabupate kediri”
B. TUJUAN
1.Mengetahui penyalahgunaan NAPZA pada anak remana.
2. Mengetahui karakteristik anak remaja yang menkonsunsi napza.
3. Mengetahui persepsi kerentanan terhadap bahaya dari penyalahgunaan
napza.
4. Mengetahui manfaat dan dampak melakukan penyalahgunaan NAPZA
5. Mengetahui pencetus tindakan yang meliputi faktor internal yaitu rasa sakit
atau cemas setelah mengonsumsi NAPZA, dan eksternal yaitu
lingkungan, teman, dan media untuk berhenti melakukan penyalahgunaan
NAPZA pada anak di kalangan remaja.
2
C.Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN NAPZA
NAPZA merupakan singkatan dari narkotika,psikotropika,dan bahan adiktif
lainnya baik zat alami atau sintetik.Napza di bagi menjadi 3 jenis yaitu
narkotika,psitkotropika dan bahan adiktif lainnya. Istilah ke tiga tersebut
mengacu pada kelompok senyawa yang dapat menyebabkan kecanduan.
Contoh dari narkotika adalah opium,kodein,dan LSD. Kemudian jenis
psikotropika di antaranya adalah ekstasi,demerol dan sabu-sabu. Sementara
itu contoh dari zat adiktif adalah kefein,alkohol, dan nikotin.
NAPZA memiliki dua sisi, yaitu sisi baik yang sangat bermanfaat dan sisi
buruk bila di salagunakan. Manfaat dari napza banyak di pakai untuk
koepentingan pengobatan, misalnya penggunaan morfin yang dapat
meghilangkan rasa nyeri dan kokain yang di gunakan sebagai ananetesi(obat
bius) lokal pada pengolahan mata,hidung dan tenggorokan. Namun karna
efeknya seperti pada halusinasi,meningkatkan stamina, dan menimbulkan rasa
3
senang bagi pemakainya,napza sering di salagunakan bukan untuk terapi
pengobatan namun hanya untuk memberikan rasa nikmat.
MACAM-MACAM NAPZA
Jenis NAPZA yang pertama adalah narkotika. Narkotika merupakan zat
atau obat yang berasal dari tanaman dan organisme lainnya, baik secara sintetis
maupun semi sintetis. Narkotika dapat mengakibatkan penurunan kesadaran
sehingga biasanya digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dalam dunia medis.
Meski begitu, menurut UU RI No. 22 tahun 1997, narkotika dapat dapat
menimbulkan ketergantungan apabila digunakan secara berlebihan dan tanpa
pengawasan medis. Terdapat 3 golongan narkotika, yakni sebagai berikut.
Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang biasa digunakan dalam ilmu
pengetahuan dan tidak boleh digunakan dalam terapi. Narkotika jenis ini memiliki
potensi ketergantungan yang sangat tinggi. Beberapa contoh narkotika golongan I
adalah kokain, heroin, dan ganja.
Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang digunakan dalam bidang medis
sebagai obat dan terapi. Selain itu, narkotika jenis ini juga dipakai dengan tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Sama seperti golongan I, golongan II juga memiliki potensi ketergantungan sangat
tinggi. Beberapa contoh narkotika golongan II adalah morfin dan petidin.
PSITROPIKA
psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
yang tidak termasuk narkotika dan memiliki khasiat psikoaktif.
Psikotropika mempengaruhi susunan saraf pusat yang mengakibatkan perubahan
perilaku dan aktivitas mental. Terdapat beberapa golongan psikotropika, yakni
sebagai berikut.
Golongan I
4
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang biasa digunakan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi.
Psikotropika golongan I ini memiliki ketergantungan yang cukup kuat. Contoh
psikotropika golongan I adalah ekstasi.
Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang banyak digunakan untuk
pengobatan dan terapi. Psikotropika jenis ini cenderung memiliki sifat
ketergantungan kuat. Contoh dari psikotropika golongan II adalah amphetamine.
Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang digunakan sebagai obat dan
terapi. Berbeda dengan golongan lainnya, psikotropika golongan III memiliki
sindrom ketergantungan menengah, Contoh psikotropika golongan III adalah
phenobarbital.
Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah yaitu psikotropika yang biasanya digunakan
dalam dunia medis dan pengembangan ilmu pengetahuan. Psikotropika jenis ini
memiliki sifat ketergantungan yang rendah. Contoh dari psikotropika golongan IV
adalah Diazepam dan Nitrazepam.
DAMPAK NAPZA
Dampak langsung penyalahgunaan napza terhadap tubuh manusia berupa
gangguan pada jantung yang mengakibatkan infeksi akut otot jantung dan
gangguan peredaran darah, dehidrasi yang membuat tubuh mengalami kejang-
kejang, halusinasi, perilaku agresif dan rasa sesak bagian dada, hemoprosik,
pernapasan tidak akan bekerja .
CONTOH NAPZA
5
Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara
alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan solanaceae
dan tembakau. Nikotin bertindak sebagai agonis (senyawa yang akan
menimbulkan efek) di kebanyakan sel-sel reseptor asetilkolin nikotin (nAChRs) di
dalam tubuh,[4][5] terkecuali di dua subunit reseptor nikotinik (nAChRα9) dan
(nAChRα10), dimana nikotin bertindak sebagai reseptor antagonis (tidak
menimbulkan efek).
BAB III
Studi kasus
6
Kabupaten Kediri”
Menurut Darman Flavianus (dalam Simangunsong, 2015) berpendapat bahwa
“narkotika berasal dari bahasa Yunani, dari kata Narke, yang berarti beku,
lumpuh, dan dungu”. Menurut Farmakologi medis, narkotika adalah obat yang
dapat menghilangkan (terutama) rasa nyeri yang berasal dari daerah Visceral dan
dapat menimbulkan efek stupor (bengong masih sadar namun masih harus
digertak) serta adiksi.Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, Narkoba dibagi dalam 3 jenis
yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Penyalahguna Narkoba diartikan sebagai orang yang menggunakan narkoba tanpa
hak atau melawan narkoba, sedangkan ketergantungan narkoba adalah kondisi
yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan narkotika secara terusmenerus
dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan atau dihentikan secara tiba-tiba menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas (Simangunsong, 2015: 20). Menurut Ayub
(2013) dalam kaitan teoris ilmiah bentuk-bentuk tindak pidana, maka dalam hal
ini sejauh mana rumusan pengaplikasiannya. Narkoba apabila dipergunakan
secara proposional, artinya sesuai menurut asas pemanfaatan, baik untuk
kesehatan maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan, maka hal tersebut tidak
dapat dikualifisir sebagai tindak pidana narkotika. Akan tetapi apabila
dipergunakan untuk maksudmaksud yang lain dari itu, maka perbuatan tersebut
dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang jelas adalah tindakan pidana dan atau
penyalahgunaan narkotika berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika pasal 7Menurut Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti (dalam Anhari,
2012) ada dua faktor remaja menyalahgunakan narkoba yaitu, “faktor individu
dan faktor lingkungan.
7
BAB IV
KESIMPULAN
SARAN
Dilakukan perubahan atau perbaikan terhadap peraturan
perundangundangan di bidang narkotika mengenai istilah, definisi, serta kriteria
8
Pecandu narkotika dan Korban Penyalahgunaan narkotika yang dapat
diberikan tindakan rehabilitasi medis maupun sosial. Dengan
demikian, diharapkan akan terdapat kejelasan dalam tahap pelaksanaan
kewenangan atas pemberian tindakan rehabilitasi bagi Pecandu
narkotika dan Korban Penyalahgunaan narkotika.
- Pelaksana kewenangan pemberian tindakan rehabilitasi bagi Pecandu
narkotika dan Korban Penyalahgunaan narkotika diserahkan kepada hakim.
KOMENTAR KELOMPOK
9
10
11