Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.

1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079


e-ISSN 2685-1946

Penerapan Pola Diet Dash Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Kalikangkung Semarang

Mauluda Fitriyana1, Maulidta Karunianingtyas2

Universitas Widya Husada Semarang


mauludapipit08@gmail.com, maulidtakw@gmail.com *

ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang cukup besar untuk diatasi. WHO menyebutkan
bahwa penyakit hipertensi sudah menyerang 22% dari penduduk di dunia. Sedangkan angka hipertensi di Jawa Tengah
sendiri mencapai angka 36,53% atau sebanyak 8.888.585. Manajemen hipertensi dapat dilakukan salah satunya
dengan cara non farmakologi. Salah satu cara untuk mengatur pola makan bagi penderita hipertensi adalah dengan
menerapkan metode diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) sebab selama ini yang dilakukan hanya
dengan pengaturan garam dan natriumnya saja (diet rendah garam).
Metode Penelitian: Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan pendekatan
asuhan keperawatan. Subjek pada penelitian yaitu dua warga di Desa Kalikangkung Semarang yang sudah menderita
penyakit hipertensi sejak 2-3 tahun yang lalu dan menjalani pengobatan terkontrol yaitu dengan mengkonsumsi obat
amplodipin 10 mg yang diminum satu kali dalam sehari. Instrumen yang digunakan adalah panduan menu harian,
lembar observasi, serta standar prosedur terapi pemberian diet DASH. Penelitian dilakukan pada tanggal 1-5 Juni
2021. Pola makan diet DASH ini diberikan 3x dalam sehari, yaitu menu makan pagi, menu makan siang, dan menu
makan malam.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah serta beberapa perubahan lainnya. Pada subjek
I terjadi penurunan tekanan darah dari 156/100 mmHg menjadi 140/95 mmHg, sementara pada subjek II juga terjadi
penurunan tekanan darah dari 155/100 mmHg menjadi 140/90 mmHg. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
terapi pola makan diet DASH dapat menurunkan tekanan darah pada penderi hipertensi.
Kesimpulan: Ada pengaruh terapi pola diet DASH untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kata kunci: Hipertensi, Tekanan Darah, Diet DASH.

ABSTRACT
Background: Hypertension is still a major health problem to be overcome. WHO states that hypertension has attacked
22% of the world's population. Meanwhile, the hypertension rate in Central Java alone reached 36.53% or 8,888,585.
One of the ways to manage hypertension is non-pharmacological. One way to regulate the diet for people with
hypertension is to apply the DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) diet method because so far this has only
been done by setting salt and sodium (low-salt diet).
Research Methods: The type of research method used is a descriptive method that uses a nursing care approach. The
subjects in the study were two residents in Kalikangkung Village, Semarang who had suffered from hypertension for
2-3 years and underwent controlled treatment, namely by consuming 10 mg of amplodipine which was taken once a
day. The instruments used were daily menu guides, observation sheets, and standard procedures for administering
the DASH diet. The study was conducted on June 1-5, 2021. The DASH diet was given 3 times a day, namely the
breakfast menu, lunch menu, and dinner menu.
Results: The results showed a decrease in blood pressure and several other changes. In subject I there was a decrease
in blood pressure from 156/100 mmHg to 140/95 mmHg, while in subject II there was also a decrease in blood
pressure from 155/100 mmHg to 140/90 mmHg. This study shows that the administration of the DASH diet diet therapy
can reduce blood pressure in patients with hypertension.
Conclusion: There is an effect of DASH dietary pattern therapy to reduce blood pressure in hypertensive patients.

Keywords: Hypertension, Blood Pressure, DASH Diet.

PENDAHULUAN mmHg. Menurut WHO (World Health


Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih Organitation) batas tekanan yang masih
atau sama dengan 150 mmHg - 180 mmHg, dainggap normal adalah 140/90 mmHg dan
yang biasanya juga tekanan diastolic akan tekanan darah sama dengan atau diatas
meningat dan tekanan diastoliknya lebih 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi
tinggi atau sama dengan 90 mmHg – 120 (Manurung, 2018). Saat ini hipertensi masih

17
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

menjadi masalah kesehatan yang cukup besar memperhitungkan kualitas suatu susunan
untuk tetap diatasi. WHO menyebutkan hidangan (Hafidah Nurmyanti, 2020).
bahwa hipertensi menyerang 22% penduduk Perbedaan diet rendah garam dan diet DASH
dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di terletak pada prinsip pengaturan pola
Asia Tenggara (Hamdan Hariawan, 2020). makannya. Prinsip diet rendah garam pada
Disamping itu menurut data Riskesdas 2018, umunnya hanya menekankan tentang
pravalensi hipertensi di Indonesia masih pembatasan asuan natrium yang dikonsumsi
tinggi, yaitu 34,1% yang didapat berdasarkan oleh pasien hipertensi sedangkan dalam diet
hasil pengukuran pada bentuk umur ≥18 DASH juga menganjurkan pola makan tinggi
tahun. Terdapat peningkatan 8,3% dari kalium, kalsium, dan magnesium yang
25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,1% pada banyak terdapat pada buah dan sayur. Diet
tahun 2018. Peningkatan ini lebih rendah jika DASH merupakan diet sayuran serta buah
dibandingkan data Riskesdas pada tahun yang banyak mengandung serat pangan (30
2007-2013, yaitu sebesar 9.5%. Prevalensi gram/hari) dari mineral (kalium, magnesium
tertinggi berada di provinsi Kalimantan serta kalsium) sementara asupan garamnya
Selatan (44,1%) dan hasil ini menggeser dibatasi (Hafidah Nurmyanti, 2020).
prevalensi tertinggi pada tahun 2013, yaitu Seventh report of the joint nasional
provinsi Bangka Belitung (30,9%) (Mukti, committee on prevention, detection,
2019). Sedangkan di wilayah Jawa Tengah evaluation, and treatment of high blood
sendiri jumlah penduduk berisiko (> 18 th) pressure (JNC7) merekomendasikan
yang dilakukan pengukuran tekanan darah modifikasi gaya hidup sebagai terapi non
pada tahun 2017 tercatat sebanyak 8.888.585 farmakologis yang penting pada hipertensi.
atau 36,53 %. Dari hasil pengukuran tekanan DASH merupakan bentuk terapi non
darah, sebanyak 1.153.371 orang atau farmakologis hipertensi dalam bentuk diet
12,98% dinyatakan hipertensi. Berdasarkan makanan harian yang tinggi serat dan rendah
jenis kelamin, persentase hipertensi pada lemak. Diet ini didesain mengikuti panduan
kelompok perempuan sebesar 13,10%, lebih pemeliharaan kesehatan jantung untuk
rendah dibanding pada kelompok laki-laki membatasi lemak jenuh dan kolesterol serta
yaitu 13,16% (DINKES, 2017). Dari membatasi natrium. Pola asupan makanan
fenomena hipertensi yang ada di lingkungan pada diet ini berperan dalam pencegahan dan
penulis, yakni tepatnya di desa kalikangkung terapi pada penyakit hipertensi (Mukti,
daerah semarang barat, bahwa rata-rata 2019). Diet DASH lebih efektif untuk
warga dengan usia >30tahun mengalami digunakan dalam meningkatkan asupan
hipertensi. Tidak sedikit dari mereka yang kalium dan kalsium pada pasien hipertensi,
tidak tahu tentang penatalaksanaan namun Diet Rendah Garam lebih efektif
hipertensi, seperti pola makan diet DASH. untuk menurunkan asupan natrium. Tidak
Manajemen hipertensi dapat dilakukan salah ada perubahan antara kedua jenis intervensi,
satunya dengan cara non farmakologi. untuk asupan magnesium, aktivitas fisik dan
Beberapa cara untuk melakukan pengobatan tekanan darah (Hafidah Nurmyanti, 2020).
secara non farmakologi adalah mengontrol Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bagas
pola makan, mengurangi asupan garam, Mukti pada tahun 2019 dengan judul
meningkatkan konsumsi potassium dan “Penerapan DASH pada Penderita
magnesium, serta melakukan aktivitas fisik. Hipertensi” membuktikan bahwa diet DASH
Salah satu cara untuk mengatur pola makan sangat membantu dalam menurunkan
bagi penderita hipertensi adalah dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi pada
menerapkan metode diet DASH (Dietary orang dewasa. Penurunan tekanan yang
Approach to Stop Hypertension) sebab dihasilkan dari penerapan diet DASH dapat
selama ini yang dilakukan hanya dengan mencapai 8-14 mmHg. Diet DASH dapat
pengaturan garam dan natriumnya saja (diet digunakan sebagai terapi nonfarmakologis
rendah garam). Namun tidak yaitu berupa modifikasi gaya hidup dengan
cara mengatur pola makan dengan banyak

18
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

makan makanan yang kaya akan sayuran, intervensi berupa konseling tentang Diet
buah-buahan, susu dan produk-produk susu Rendah Garam (Hafidah Nurmyanti, 2020).
tanpa lemak atau rendah lemak, biji-bijian, Berdasarkan latar belakang diatas penulis
ikan unggas, kacang-kacangan, serta mengangkat penelitian terkait dengan
mengandung sedikit natrium, makanan efektifitas pemberian diet DASH pada pasien
manis, gula, lemak, dan daging merah dengan hipertensi untuk menurunkan tekanan
(Mukti, 2019). darah sehingga penderita hipertensi dapat
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan berkurang dengan adanya pemberian asuhan
oleh Hafidah Nurmayanti dan Sutomo Teguh keperawatan menggunakan pemberian diet
Rum Kaswari pada tahun 2020 dengan judul DASH. Dari hasil yang diporeleh oleh
“Efektifitas Pemberian Konseling Tentang peneliti sebelumnya semakin meyakinkan
Diet DASH terhadap Asuhan Natrium, penulis terkait dengan efektifitas pemberian
Kalium, Kalsium, Magnesium, Aktivitas diet DASH yang dapat mengaruhi perunan
Fisik, dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi” tekanan darah pada penderita hipertensi serta
yaitu hasil uji statistic menggunakan Paired dapat mengubah gaya hidup lebih sehat.
T-test dengan tingkat kepercayaan 95%
menghasilkan p-value <0,05 untuk tekanan METODE
darah sistolik kelompok perlakuan yaitu Metode penelitian dalam menyusun karya
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada tulis ilmiah ini menggunakan metode
pengaruh pemberian intervensi terhadap deskriptif dengan pendekatan asuhan
tekanan darah sistolik kelompok perlakuan keperawatan. Dalam penelitian ini dipilih
dan kelompok kontrol. Sedangkan hasil uji penderita hipertensi yang diawali dengan
statistik menggunakan Paired T-test dengan observasi dan pengukuran tekanan darah,
tingkat kepercayaan 95% menghasilkan p- kemudian diberikan perlakuan diet DASH
value <0,05 untuk tekanan darah diastolik 3x/hari selama 3 hari. Setelah diberikan
kelompok perlakuan yaitu 0,007 dan perlakuan dilakukan observasi lagi terhadap
kelompok kontrol >0,05 yaitu 0,591. Hal ini tekanan darah.
menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian intervensi terhadap tekanan darah HASIL DAN PEMBAHASAN
diastolik kelompok perlakuan. Namun tidak Pengkajian pada pasien I didapatkan data
ada pengaruh pemberian intervensi terhadap identitas umum Ny. T adalah seorang ibu
tekanan darah diastolik kelompok kontrol. rumah tangga berusia 47 tahun, berjenis
Hasil uji statistik menggunakan Independent kelamin perempuan, beragama islam, suku
T-test dengan tingkat kepercayaan 95% untuk bangsa Indonesia. Ny. T memiliki riwayat
tekanan darah sistolik menghasilkan p-value hipertensi sejak tahun 2018 dan mendapatkan
>0,05 yaitu sebesar 0,128. Dapat terapi antihipertensi yaitu amplodipin 10mg
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang pasien konsumsi setiap pagi. Setiap
tekanan darah sistolik antara kelompok tekanan darahnya naik, pasien selalu
perlakuan yang diberikan tambahan merasakan sakit kepala dan badan pegal-
intervensi berupa konseling tentang Diet pegal dan ekstremitas yang tiba-tiba terasa
Rendah Garam. Sedangkan hasil uji statistik linu. Jika pasien merasakan gejala tersebut
menggunakan Independent T-test dengan pasien selalu meminum obatnya, namun
tingkat kepercayaan 95% untuk tekanan tidak ada reaksi apapun dan masih merasakan
darah diasolik menggunakan p-value >0,05 sakit kepala.
yaitu sebesar 0,331. Dapat disimpulkan Pengkajian pada pasien II didapatkan data
bahwa tidak ada perbedaan tekanan darah identitas umum Ny. S adalah seorang ibu
diastolik antara kelompok perlakuan yang rumah tangga berusia 47 tahun, berjenis
diberikan tambahan intervensi berupa kelamin perempuan, beragama islam, suku
konseling tentang diet DASH dengan bangsa Indonesia. Pusing yang dialami oleh
kelompok kontrol yang hanya diberikan Ny. T ketika Ny. T mengetahui bahwa ia
mengidap hipertensi sejak 2019 dan sudah

19
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

diperiksakan ke dokter dan diberikan terapi Evaluasi yang dilakukan penulis pada pasien
berupa antihipertensi berupa amplodipin I berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan
10mg yang diminumnya setiap pagi. Namun yaitu perfusi perifer tidak efektif
jika Ny.T merasakan pusing serta badan yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
lemas obat tersebut tidak mampu meredakan darah. Evaluasi dilakukan pada hari
rasa pusingnya. selanjutnya setelah penerapan hari ketiga
Keluhan utama pasien I dan II adalah sakit yaitu tanggal 5 Juni 2021, dengan data
kepala, dan penyebab penyakit keduanya subjektif: pasien mengatakan tidak
karena memiliki riwayat hipertensi. Data merasakan pusing, pasien mengatakan badan
subjektif pasien I: pasien mengeluh sakit terasa segar, pasien mengatakan ekstremitas
kepala setiap kali tekanan darahnya naik, atas maupun bawah tidak ada linu. Data
pasien mengeluh badannya lemas dan objektif: CRT <2 detik, akral teraba hangat,
ekstremitas bawahnya terasa linu secara turgor kulit membaik, nadi 88 x/menit,
bersamaan. Data objektif pasien I: CRT tekanan darah: 140/95 mmHg. Evaluasi yang
pasien 2 detik, akral pasien teraba dingin, dilakukan penulis pada pasien II berdasarkan
turgor kulit pasien menurun, nadi pasien prioritas diagnosa keperawatan yaitu perfusi
85x/menit dan tekanan darah pasien 150/95 perifer tidak efektif berhubungan dengan
mmHg. Data subjektif pasien II: pasien peningkatan tekanan darah. Evaluasi
mengatakan sakit kepala datang secara tiba- dilakukan pada hari setelah penerapan hari
tiba disertai badan lemas dan ekstremitas ketiga yaitu pada tanggal 5 Juni 2021, dengan
bawah yang linu-linu. Data objektif pasien II: data subjektif: pasien mengatakan tidak
didapatkan CRT 2 detik, akral pasien teraba merasakan pusing, pasien mengatakan badan
dingin, turgor kulit menurun, nadi 88x/menit, terasa lebih segar, pasien mengatakan tidak
dan tekanan darah 153/108 mmHg. terdapat nyeri pada ekstremitas atas maupun
Hasil yang didapat setiap harinya pada pasien bawah. Data objektif: CRT <1 detik, akral
I dan II pada saat penelitian akan dijelaskan teraba hangat, turgor kulit membaik, nadi
pada tabel 1 dengan hasil sebagai berikut: 83x/menit, tekanan darah 140/90 mmHg.
Tabel 1 Perbedaan Tekanan Daah Pasien Evaluasi dari pasien I dan pasien II dihari
I dan II Sebelum dan Sesudah Penerapan terakhir terkait dengan perfusi perifer tidak
Diet DASH efektif berhubungan dengan peningkatan
DA Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 tekanan darah sudah teratasi karena mampu
TA Sebel Sesud Sebel Sesud Sebel Sesud
um ah um ah um ah menurunkan tekanan darah pasien, meskipun
Pasi 156/1 153/1 153/1 148/9 148/9 140/9 masih dalam kategori hipertensi ringan
en I 00 00 00 0 0 5
mmH mmH mmH mmH mmH mmH namun dalam pemberian terapi diet DASH
Pasi g g g g g g yang akan dilanjutkan akan memungkinkan
en II 155/1 155/1 155/1 153/9 153/9 140/9
00 10 10 0 0 0 menstabilkan tekanan darah pasien dan
mmH mmH mmH mmH mmH mmH menurunkan tekanan darah pasien secara
g g g g g g
perlahan sehingga dapat mengurangi gejala
hipertensi yang dirasakan klien seperti sakit
Berdasarkan table 1 Penurunan tekanan sistol
kepala maupun nyeri pada ekstremitas.
dan diastol pada pasien I sebelum pemberian
Perfusi perifer tidak efektif pada pasien I dan
diet DASH pada hari pertama yaitu 156/100
II diatasi dengan cara non farmakologis yaitu
mmHg, hari kedua 153/100 mmHg dan hari
pemberian diet DASH. Proses pemberian diet
ketiga 140/95 mmHg. Hal ini dipengaruhi
DASH ini dilakukan dengan cara mengkaji
oleh faktor sebelumnya, yaitu faktor pola
pasien terlebih dahulu yang memiliki riwayat
asupan garam dan diet. Sedangkan pada
hipertensi dan keluhan yang menunjukkan
pasien II terjadi penurunan tekanan sistol dan
adanya masalah pada perfusi perifer. Dengan
diastol pada hari pertama dengan 155/100
pemberian diet DASH ini pasien akan
mmHg, hari kedua 155/100 dan hari ketiga
mengontrol pola makan yang akan diatur
140/90 mmHg, hal ini juga dipengaruhi oleh
disetiap jam makannya, sehingga pola makan
faktor pola asupan garam dan diet.
pasien dapat terkontrol dengan jumlah kalori

20
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

serta asupan lemak dan juga protein yang Berdasarkan hasil penelitian dari (Heriyanto,
telah ditentukan. Sehingga asupan makan 2016) menyebutkan bahwa bertambahnya
yang dikonsumsi pasien dapat usia dapat meningkatkan terjadi secara nyata
mempengaruhi aliran pembuluh darah dan terhadap penderita peningkatan terjadinya
mengurangi adanya endapan-endapan di hipertensi sebesar 44%. Faktor usia tidak
dinding pembuluh darah. Hasil akhir dapat dicegah, karena usia seseorang secara
penurunan tekanan darah pasien I dan pasien alamiah akan terus bertambah namun faktor
II berbeda karena beberapa faktor yang usia dapat dikendalikan dengan cara pola
memengaruhi perbedaan penurunan tekanan hidup sehat salah satunya dengan merubah
darah pada pasien I dan pasien II, antara lain: pola makan, bahwa sebagian besar dari merea
a. Umur yang menderita hipertensi disebabkan karena
Pasien I dan pasien II memiliki pola makan yang tidak sehat meningkatkan
persamaan usia, yakni 47 th. Berdasarkan risiko terjadi hipertensi.
teori dari (Manurung, 2018) bahwa dengan b. Jenis kelamin
bertambahnya umur, maka tekanan darah Berdasarkan jenis kelamin, pasien I dan
juga akan mengalami penebalan oleh arena pasien II berjenis kelamin perempuan.
adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan Didukung oleh teori dari (Astuti, 2019)
otot, sehingga pembuluh darah akan bahwa setelah pubertas, wanita biasanya
berangsur-angsur menyempit dan menjadi mempunyai tekanan darah lebih rendah
beku. Tekanan darah sistolik meningkat daripada lakki-laki pada usia yang sama. Hal
karena kelenturan pembuluh darah besar ini terjadi akibat perbedaan hormonal.
yang berkurang pada penambahan umur Wanita lebih cenderung mempunyai tekanan
sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya setelah
darah diastolik meningkat sampai dekade menopause. Sementara itu menurut teori dari
kelima dan keenam kemudian menetap atau (Manurung, 2018) bahwasanya wanita yang
cenderung menurun. Peningkatan umur akan belum mengalami menopause dilindungi
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, oleh hormon esterogen yang berperan dalam
pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi meningkatkan kadar High Density
perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada yang tinggi merupakan fator pelindung dalam
usia anjut sensitivitasnya sudah berkurang, mencegah terjadinya proses arterosklerosis
sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang efek perlindungan esterogen dianggap
dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi sebegai penjelasan adanya imunitas wanita
glomelurus menurun. Dalam hal ini kedua pada usia premenopause. Pada premenopause
pasien memiliki hipertensi dikategori yang wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
sama, yaitu hipertensi ringan yang berkisar hormon esterogen yang selama ini
antara 140-159 mmHg untuk sistol dan 90- melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
99 mmHg untuk diastol. Namun kedua pasien Proses ini terus berlanjut dimana hormon
memiliki tekanan darah yang berbeda yakni esterogen tersebut berubah kuantitasnya
untuk pasien I memiliki tekanan darah sesuai dengan umur secara alami, yang
156/100 mmHg pada saat pengkajian dan umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-
140/95 mmHg setelah dilakukan penerapan 55 tahun. Dimana pasien I dan pasien II
diet DASH, sementara itu pada pasien II memiliki jenis kelamin yang sama, yakni
memiliki tekanan darah 155/100 mmHg pada perempuan namun pada pasien II sudah
saat pengkajian dan 140/90 mmHg setelah mengalami menopause, dari hasil penelitian
dilakukan penerapan diet DASH. Adanya teori dari (Astuti, 2019) tidak sinkron, namun
hipertensi pada kedua pasien membuktikan pada saat proses penelitian teori tersebut
teori bahwa usia dapat mempengaruhi terbukti sama dengan nilai yang didapatkan
tekanan darah seseorang karena penyempitan selama penerapan diet DASH.
dan menurunnya elastisitas pembuluh darah c. Obesitas
seiring berjalannya waktu.

21
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

Pasien I dan pasien II memiliki berat klorida (garam dapur), penyedap masakan
badan yang berbeda, yaitu pasien I 68kg monosodium glutamat (MSG), dan sodium
dengan tinggi badan 155cm dan pasien II 65 karbonat. Konsumsi garam dapur
kg dengan tinggi badan 153cm. Namun (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak
dengan hasil IMT yang sama yaitu 28. lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu
Berdasarkan teori menurut (Manurung, 2018) sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi
bahwa menurut National Institutes for Health berlebih karena budaya masak-memasak
USA (NIH), pravalensi tekanan darah tinggi masyarakat kita yang umumnya boros
pada orang dengan Indeks Massa Tubuh menggunakan garam dan MSG. Dan
(IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria berdasarkan penelitian dari (Salsabila, 2019)
dan 32% untuk wanita 22 dibandingkan bahwa diet makan harian DASH dapat
dengan pravalensi 18% untuk pria dan 17% digunaan untuk menurunkan dan menjaga
untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 kestabilan tekanan darah bagi penderita
(status gizi normal menurut standar hipertensi. Diet makan harian DASH ini
international). Dalam klasifikasi menurut merupakan diet yang berfokus pada
(Manurung, 2018) tersebut pasien I dan pengurangan konsumsi garam serta lemak
pasien II tergolong dalam pra-obes dengan jenuh, dan juga meningkatkan konsumsi
IMT 28. Berdasarkan penelitian yang makan dengan kadar kalium, kalsium,
dilakukan disebuah Poliklinik Umum magnesiu, serta serat yang tinggi. Hal ini
Puskesmas Tuoluaan Kabupaten Minahasa dibuktikan dengan keadaan kedua pasien
Tenggara menunjukkan hasil dimana hipertensi yang diwawancarai oleh penulis
responden yang mengalami obesitas yang mengaku bahwa tekanan darah
memiliki risiko 3,40 kali lebih besar keduanya berangsur-angsur menurun dan
mengalami hipertensi dibandingkan dengan stabil setelah mengikuti diet makan harian
responden yang tidak mengalami obesitas DASH yng diedukasi oleh dokter dan ahli
(Kembauan, 2016). gizi yang menanganinya.
d. Pola asupan garam dalam diet e. Exercise
Pada pasien I dan pasien II mengatakan Dalam bentuk kegiatan, pasien I dan
bahwa selama sakit pasien tidak mengatur pasien II memiliki kegiatan harian yang
pola makannya, seperti mengurangi asupan sama, yaitu bersih-bersih rumah setiap
guram serta diet yang lainnya. Setelah harinya. Kedua pasien adalah seorang ibu
menerapkan pola makan diet DASH pasien I rumah tangga sehingga tidak ada kegiatan
dan pasien II merasakan adanya perbedaan pemberat lainnya. Kedua pasien juga jarang
baik dalam nilai tekanan darah, maupun melakukan olahraga seperti senam, dan lain-
gejala yang dirasakan semakin berkurang. lain. Menurut teori dari (Astuti, 2019) bahwa
Menurut teori dari (Manurung, 2018) bahwa saat melakukan aktivitas fisik terjadi
Kadar sodium yang direkomendasikan peningkatan cardiac output maupun tekanan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 darah sistolik sehingga tekanan darah perlu
gram sodium atau 6 gram garam) perhari. dikaji sebelum, selama dan sesudah aktivitas.
Konsumsi natrium yang berlebih Tekanan darah cenderung menurun saat
menyebabkan konsentrasi natrium didalam berbaring daripada duduk atau berdiri. Dalam
cairan ekstraseluler meningkat. Untuk teori tersebut bisa dibuktikan pada saat
menormalkannya cairan intraseluler ditarik pengambilan data serta evaluasi, ketika pagi
ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler atau siang tekanan darah pasien akan sedikit
meningkat. Meningkatnya volume cairan lebih tinggi karena pasien setelah melakukan
ekstraseluler tersebut menyebabkan aktivitas fisik berberes rumah. Ditunjukkan
meningkatnya volume darah, sehingga juga menurut penelitian dari (Rita Kartika,
berdampak kepada timbulnya hipertensi. 2016) bahwa orang yang aktivitasnya rendah
Karena itu disarankan untuk mengurangi berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada
konsumsi natrium/sodium sumber yang aktif. Oleh karena itu, latihan fisik
natrium/sodium yang utama adalah natrium antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari

22
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

penting sebagai pencegahan primer dari menurunkan tekanan darah dapat


hipertensi. memberikan penurunan insidensi stroke
f. Stres dengan presentase sebesar 35-40%; infark
Kedua pasien memiliki tingkat stres dan miokard 20-25%, gagal jantung lebih dari
penanganan stres mandiri yang berbeda- 50%. Diperkirakan bahwa pada pasien
beda. Pada pasien I pasien mempunyai cara dengan hipertensi stage 1 (Tekanan darah
penanganan stres yang cukup baik karena sisolik 140-159 mmHg dan teknan darah
pasien sebelumnya pernah mendapatkan diastolik 90-99 mmHg) yang disertai dengan
edukasi terkait dengan manajemen stres dan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, jika
pasien mampu menerapkannya, sehingga dapat menurunkan tekanan darahnya sebesar
pada saat pasien memiliki pikiran yang 12 mmHg selama 10 tahun akan mencegah 1
membuatnya stres pasien mampu kematian dari setiap 11 pasien yang diobati.
mengatasinya dengan metode hipnoterapi 5 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
jari dan nafas dalam. Berbeda dengan pasien (Mukti, 2019) membuktikan bahwa diet
I, pasien II memiliki rasa cemas dan DASH sangat membantu dalam menurunkan
membuatnya stres lebih tinggi dari pasien I, hipertensi atau tekanan darah tinggi pada
pasien II juga belum mampu mengatasi stres orang dewasa. Sedangkan penelitian yang
secara mandiri karena belum pernah dilakukan oleh (Hafidah Nurmyanti, 2020)
mendapatkan edukasi terkait dengan menunjukkan hasil uji statistic menggunakan
manajemen stres sebelumnya, sehingga pada Paired T-test dengan tingkat kepercayaan
hari pengkajian dan hari pertama tekanan 95% menghasilkan p-value <0,05 untuk
darah pasien II masih sama karena pasien II tekanan darah sistolik kelompok perlakuan
memiliki rasa cemas sebelum tidur dan yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
membuatnya gelisah. Berdasarkan teori dari pengaruh pemberian intervensi terhadap
(Astuti, 2019) bahwa emosi (marah, takut, tekanan darah sistolik kelompok perlakuan
sangat gembira) dapat meningkatkan tekanan dan kelompok kontrol.
darah, kemudian akan kembali turun ke batas Berdasarkan penelitian diatas dapat
normal bila hal tersebut telah berlalu. Hal ini disimpulkan bahwa penerapan diet DASH
terjadi karena stimulan sistem saraf simpatis mampu menurunkan tekanan darah pada
meningkatkan cardiac output dan pasien dewasa dengan hipertensi, karena
vasokontriksi arteriol. Namun demikian, penerapan diet DASH mampu mengontrol
nyeri yang sangat hebat dapat menurunkan pola makan pasien menjadi lebih baik dan
tekanan darah dan menyebabkan shock lebih terarah untuk mengurangi terjadinya
melalui penghambatan pusat vasomotor dan endapan pada dinding pembuluh darah yang
menimbulkan vasodilatasi. Serta ditunjukkan mengakibatkan gejala serta kenaikan tekanan
juga menurut penelitian dari (Islami, 2015) darah pada penderita hipertensi. Beberapa
bahwa berdaasarkan hasil yang diperoleh faktor juga dapat mempengaruhi penurunan
melalui uji analisis statistik dengan tingkat tekanan darah disamping penerapan diet
kesalahan 10% bahwa apabila seseorang DASH, seperti faktor umur, jenis kelamin,
mengalami stres akan berisiko hipertensi obesitas, pola asupan garam, exercise, stres,
0.54 kali lebih besar daripada orang yang dan juga obat-obatan.
tidak stres.
g. Obat-obatan KESIMPULAN
Obat-obatan yang dikonsumsi pasien I Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan pasien II sama, yaitu amplodipin 10 mg terdapat perubahan tekanan darah yang
yang selalu diminum setiap pagi setelah timbul karena penerapan pola makan diet
makan. Berdasarkan teori menurut (Astuti, DASH, artinya penelitian ini bermanfaat bagi
2019) bahwa beberapa konsumsi obat dapat penderita hipertensi untuk menurunkan
mengakibatkan atau menurunkan tekanan tekanan darah serta mengatur pola makan
darah. Sedangkan menurut hasil penelitian agar lebih terkontrol serta menghindari
dari (Nuraini, 2015) penanganan

23
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 17-24 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi Mukti, B. (2019). Penerapan DASH pada
jika tidak merubah pola makan dengan sehat. Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmiah
PANNMED, 1-5.
DAFTAR PUSTAKA
Nuraini, B. (2015). Risk Factors of
Hypertension. J Majority, 8.
Astuti, A. P. (2019). Hipertensi. Klaten:
Lakeisha. PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DINKES. (2017). Provil Kesehatan Provinsi DPP PPNI.
Jawa Tengah Tahun 2017. Semarang:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Rita Kartika, L. (2016). Faktor-Faktor yang
Tengah. Mempengaruhi Hipertensi. Jurnal
Ilmiah Permas, 8.
Hafidah Nurmyanti, S. R. (2020). Efektivitas
Pemberian Konseling Tentang Diet Saferi Wijaya, M. P. (2013). KMB 1
DASH Terhadap Asupan Natrium, (Keperawatan Medikal Bedah): Teori
Kalium, Magnesium, Aktivitas Fisik, dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
dan Tekanan Darah Pasien Medika.
Hipetertensi. Jurnal Nutriture, Salsabila, R. (2019). Analisis Penerapan
Volume 1, No. 1, 64-75. Dietary Approaches of Stop
Hamdan Hariawan, C. M. (2020). Hypertension (DASH) pada Penderita
Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga Hipertensi. Jurnal Paradigma, 6.
dan Senam Hipertensi Sebagai Upaya
Manajemen Diri Penderita
Hipertensi. Jurnal Prngamas
Kesehatan Sasambo, 1.
Heriyanto, M. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi pada
pasien yang berobat di Balai
Pengobatan UPTD Puskemas Buay
Rawan Kabupaten Oku. Jurnal
Kesehatan Bina Husada, 11.
Islami, K. I. (2015). Hubungan antara Stres
dengan Hipertensi pada Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Rapak Mahang
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Naskah Publikasi, 7.
Kembauan, K. K. (2016). Hubungan Obesitas
dengan Penyakit Hipertensi pada
Pasien Poliklinik Puskesmas
Touluaan Kabupaten Minahasa
Tenggara. Jurnal Paradigma, 4.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal
Bedah, Konsep, Mind Mapping dan
Nanda Nic Noc, Solusi Cerdas Lulus
UKOM Bidang Keperawatan Jilid 2.
Jakarta: Trans Info Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai