Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

ANALISIS RISIKO BENCANA

KELOMPOK 2 :

1. ANTONIUS IRVAN LAIKOPAN


2. ERNA EN DIMALADO
3. STHEVIN KOEN
KELAS : PPN TINGKAT 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaiakan makalah ini menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis
Risiko Bencana”.Penulisan makalah ini adalah salah satu bentuk tugas yang diberikan oleh dosen
pengampuh mata kuliah Manajemen Bencana. Dalam makalah ini kami merasa banyak
kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan ynag kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca Sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk dalam pengerjaan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kupang, 21 ferbruari 2022


DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 4
PENDAHULUAN 4
A.LATAR BELAKANG 4
RUMUSAN MASALAH 5
TUJUAN 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
PENGANTAR ANALISIS RESIKO BENCANA 6
PENGERTIAN RESIKO BENCANA,BAHAYA,DAN KERENTANAN 7
FAKTOR PENENTU RESIKO BENCANA 8
TUJUAN ANALISA RISIKO BENCANA 10
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS RISIKO 10
CARA ANALISIS RESIKO 13
PRAKTIK ANALISIS RESIKO BENCANA 14
BAB III 19
PENUTUP 19
KESIMPULAN 19
SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Masalah bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke permukaan, baik yang
disebabkan oleh proses alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam
membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya. (Husein & Onasis, pendahuluan
Analisis Risiko Bencana, 2017) CARA KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

Pengertian bencana terdapat dalam UU no. 24 tahun 2007 bencana adalah merupakan
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam, dan atau non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. (Husein & Onasis, pendahuluan Analisis Risiko Bencana,
2017)dalamUU Nomor 24 tahun 2007
Secara singkat bencana dapat diartikan sebagai peristiwa yang mengancam dan menyebabkan
kerugian bagi manusia, yang disebabkan oleh interaksi antara faktor alam dan manusia, yang
disebabkan oleh interaksi antara faktor alam dan manusia, jika kita mencermati maka kita
mendapat tiga kompnen dalam pengertian diatas yaitu bencana, kejadian mengancam,(bisa alam
maupun nonalam), dan faktor manusia. Implikasinya adalah :
1. Bencana dan kejadian ancaman (selanjutnya disebut ancaman) merupakan dau hal yang
berbeda
2. Ancaman dapat menjadi bencana apabila manusia dalam kondisi rentan dan tidak
memiliki kemampuan menghdapi ancaman atau kerentanan terhadap bencana.
Dari berbagai pengertian bencana diatas maka pengertian bencana secara sederhana dapat
digambarkan sebagai fungsi dari ancaman, kerentanan dan kapasitas (kemampuan). Ancaman
merupakan kejadian atau kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan
kehilangan jiwa manusia.Ancaman dapat disebabkan oleh alam, teknologi atau
manusia.Ancaman berpotensi menimbulkan bencana, tetapi tidak semua ancaman selalu menjadi
bencana.Ancaman menimbulkan bencana apabila manusia dalam kondisi rentan dan tidak
memiliki kemampuan untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan ancaman
tersebut.Sebaliknya, ancaman tidak menjadi bencana apbila manusia tidak dalam kondisi rentan
dan mampu mengatasi akibat yang ditimbulkannya. (Husein & Onasis, pendahuluan Analisis
Risiko Bencana, 2017)
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang selalu tertimpa bencana....karena..............
( rujukan )

Angka kejadian bencana di Indonesia satu tahun terakhir adalah...........................( rujukan )

Risiko bencana diindonesia apa saja ( rujukan )


Apa yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir risiko bencana (rujukan )

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengantar analisis resiko bencana ?


2. Apa pengertian resiko bencana,bahaya dan kerentanan?
3. Apa saja factor penentu resiko bencana?
4. Bagaimana tujuan analisis resiko bencana?
5. Bagaimana langkah-langkah analisis resiko bencana?
6. Praktik analisis resiko bencana?

C.TUJUAN

1. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep analisi risiko bencana
2. Tujuan Khusus
a) Menjelaskan pengantar analisis risiko bencana
b) Menjelaskan pengertian risiko bencana, bahaya dan kerentanan bencana
c) Menjelaskan faktor penentu risiko bencana
d) Menjelaskan langkah-langkah analisis risiko bencana
e) Menjelaskan praktek anlisis risiko bencana
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Defenisi risiko bencana adalah

A.PENGANTAR ANALISIS RESIKO BENCANA

Manajemen resiko bencana proses idetifikasi analisis kuantifikasi keboleh jadian


kerugian(probability of losses)agar digunakan untuk mengambil tindakan pencegahan atau
mitigasi dan pemulihan. (Husein & Onasis, pengantar analisis bencana, 2017) CARA
KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

Secara umum peran manusia dalam bencana meliputi:

1. Ketidakmampuan dan/atau kurangnya kemampuan untuk mencegah atau mengurangai


ancaman
2. Ketidakmampuan dan/atau kurangnya kemampuan untuk menghilangkan atau
mengurangi keretanan.bahkan manusia seringkali meningkatkan kerentanan dengan
berbagai perilaku seringkali meningkatkan kerentanan dengan berbagai perilaku yang
tidak sensitive terhadap potensi bencana.
Ketidak mampuan dan/atau kurangnya kemampuan untuk meningkatkan kapasitas dalam
menghadapi potensi bencana.sebagaimana penjelasan diatas ,maja model yang
menjelaskan dinamika bencana sebagai berikut :

KERENTANAN

ANCAMAN
BENCANA

KAPASITAS
BPENGERTIAN RESIKO BENCANA,BAHAYA,DAN KERENTANAN

Secara Geografis Indonesia merupakan kepulauan yang terletak pada petemanan


empat lempeng tektonik,yaitu lempeng Benua Asia,Benua Australia,lempeng samudera
hindia dan lempeng samudera pasifik.pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat
subuk vulkanik (volcanic arc)yang memanjang dari pulaj Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara
Sulawesi yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan daratan rendah yang
didomisili rawa-rawa.Kondisi tersebut berpotensi sekaligus rawan bencana letusan gunung
berapi,gempa bumi,tsunami,banjir dan tanah longsor.Data menunjukan bahwa Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia,lebih
dari 10 kali tingkat kegempaan diamerika serikat.selain itu wilayah Indonesia Terletak
didaerah Iklim Tropis dengan dua musim,yaitu panas dan hujan dengan ciri adanya
perubahan cuaca,suhu dan arah angina yang cukup ekstrim.Kondisi Iklim digabungkan
dengan kondis topografi permukaan dan bantuan yang relative beragam mampu
menghasilkan kondisi tana yang subur.Namun disisi lain,berpotensi menimnulkan akibat
buruk,seperti bencana hindrometeorologi(banjir,tanah longsor,kebakaran hutan,dan
kekeringan)seiring dengan perkembangan zaman,kerusakan lingkungan hidup cenderung
parah dan memicu meningkatnya intensitas ancaman.Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan,baik faktor alam/atau non-alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan,kerugian
harta benda,dan dampak psikologis(UU.No.24 Tahun 2007).

Bencana (Diaster)adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu


masyakat,sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi
materi,ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumbernya mereka sendiri. (MPBI
& ISDR)

Bencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu bencana oleh factor alam (natural
disaster)seperti letusan gubung api,banjir,gempa,tsunami,badai,longsor,dan bencana oleh
factor non alam ataupun factor manusia(man-made disaster)seperti konflik sosial dan
kegagalan teknologi.Bencana

(Disaster)merupakan fenomena social akibat kolektif atas system penyusuaian dalam


merespon ancaman (Paripurno, 2002)

Respon itu bersifat jangka pendek yang disebut makanisme penyusaian (coping
mecanism)Mekanisme dalam menghadapi perubahan dalam jangka pendek terutama
bertujuan untuk mengakses kebutuhan hidup
dasar.Keamanan,sandang,pangan,sedangkan jangka panjang bertujuan untuk
memperkuat sumber-sumber kehidupannya (Paripurno, 2002)

Bahaya (Hazard)adalah suatu fenomena fisik,fenomena atau aktivitas manusia yang


berpotensi merusak. (Paripurno, 2002)

Yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera,kerusakan benda-


benda,gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan (ISDR,2004 Dalam MPBI
2007)Atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan ancaman terhadap
kesehatan,keamanan atau kesejahteraan masyarakat atau fungsii ekonomi
masyarakat/kesatuan organisasi pemerintah yang selalu luas (Lundgreen, 1986)

2. FAKTOR PENENTU RESIKO BENCANA

RUJUKAN?????????????

Tingkat penentu resiko bencana disuatu wilayah dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
ancaman,kerentanan dan kapasitas.dalam upaya pengurangan resiko bencana (PRB)Atau disaster
riks reducation (DRR)Ketiga factor-faktor yang menjadi dasar acuan untuk dikaji guna
menentukan langkah-langkah dalam pengelolahan bencana. (Husein & Onasis, Faktor Penentu
Risiko Bencana, 2017) CARA KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

a. Ancama atau bahaya (Hazard) = H


Kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan penghidupan masayarakat
sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan harta benda, kehilangan rasa
aman, kelumpuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan serta dampak psikologis.
Ancaman dapat dipengaruhi oleh faktor:
1) Alam, seperti gempa bumi, tsunami, angina kencang, topan, gunung meletus
2) Manusia; seperti konflik, perang, kebakaran pemukiman, wabah penyakit,
kegagalan teknologi, pencemaran, terorisme
3) Alam dan manusia; seperti banjir, tanah longsor, kelaparan, kebakaran hutan dan
kekeringan

Menurut united nations international strategy for disaster redu ction (UNISDR)????????,
bahaya terdiri ari bahaya alam dan bahaya karena ulah manusia, yang dapat
dikelompokan menjadi bahaya geologi, hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya tek
nologi dan penurunan kualitas lingkungan. RUJUKAN?????????

1. Kerentanan (vulnaribility) = V
Kerentanan merupakan suatu kondisi yang menurunkan kemampuan sesorang atau
komunitas masyarakat untuk menyiapkan diri, bertahan hidup atau merespon potensi
bahaya. Kerentanan masyarakat secara kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti kemiskinan, pendidikan, social dan budaya. Selanjutnya aspek infrastruktur
yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kerentanan.
Faktor kerentanan:
Fisik : Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan ) terhadap ancama
bencana
Social : kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi, perilaku masyarakat)
terhadap ancama bencana
Ekonomi : kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi ancaman di
wilayahnya
Lingkungan : tingkat ketersediaan atau kelangkaan sumberdaya (lahan, air, udara)
serta kerusakan lingkungan yang terjadi.
2. Kapasitas (Capacity) = C
Kapasitas adalah kekuatan dan sumber daya yang ada pada tiap individu dan
lingkungan yang mampu mencegah, melakukan mitigasi, siap menghadapi dan pulih
dari akibat bencana dengan cepat.
3. Risiko bencana (Risk) = R
Risiko bencana merupakan interaksi tingkat kerentanan dengan bahaya yang ada.
Ancaman bahaya alam bersifat tetap karena bagian dari dinamika proses alam,
sedangkan tingkat ketentanan dapat dikurangi sehingga kemampuan dalam
menghadapi ancama bencana semakin meningakat. Prinsip atau konsep yang
digunakan dalam penilaian risiko bencana adalah :

H ×V
R=
C

Keterangan : R = Risiko Bencana


H = Hazard (bahaya)
V = Vulnerability (kerentangan)
C = Capacity (kemampuan)

3. D.TUJUAN ANALISA RISIKO BENCANA

Pengurangan risiko bencana dimaknai sebagai sebuah proses pemberdayaan komunitas


melalui pengalaman mengatasi dan menghadapi bencana yang berfokus pada kehiatan
partisipatif untuk melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian kelompok swadaya
mesyarakat, serta pelibatan dan aksi dari berbagai pemangku kepentingan, dalam
menanggulangi bencana sebelum, saat dan sudah terjadi bencana. Tujaun agar komunitas
mampu mengelola risiko, mengurangi maupun memulihkan dari dari dampak bencana
tanpa ketergantungan dari pihak luar.Dalam tulisan siklus penanganan bencana kegiatan
ini ada dalam fase pra bencana. (Husein & Onasis, Tujuan Anlisis Bencana, 2017) CARA
KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

INI APA MAKSUDNYA ????????Focus kegiatan pengurangan risiko bencana secara


partisipatif dari komunitas dimualai dengan koordinasi awal dalam rangka membangun
pemahaman bersama tentang rencana kegiatan kajian kebencanaan in, yang didalamnya
dibahas rencana pelaksanaan kajian dari sisi peserta, waktu, dan tempat serta keterlibatan
tokoh masyarakat setempat akan sangat mendukung kajian analisa kebencanaan ini.
Selain itu, disampaikan akan pentingnya penguranagn risiko bencana mengingat wilayah
NTT rawan akan bencana.

Kegiatan PDRA di suatu wilayah diawali dengan memberikan pemahaman tentang


penguranagn risiko bencana berbasis masyarakat yaitu upaya yang dilakukan sendiri oleh
masyarakat untuk menemukan dan kenali ancaman, kerentangan dan kapasitas yang ada
di wilayah serta menemukan potensi/ kapasitas yang dimiliki untuk meredam/
mengurangi dampak dari bencana tersebut. Setelah menemukan kenali ancaman,
kerentanan, dan kapasitas yang ada di masyarakat maka perliu dianalisis untuk
mengetahui seberapa jauh masyarakat mampu mengurangi risiko bencana itu dengan
menggunakan rumus = anacaman x kerentanan dibagi dengan kapasitas.
Sebelum mengkaji perlu diperoleh data terkini dari wilayah tersebut.Pentingnya data
terkini menganai jumlah KK, jiwa, pemilik kendaraan, kerentanan dan lain-lain, sebagai
bahan dasar kajian selanjutnya dalam kegiatan PDRA pengurangan risiko bencana
wilayah ini.
Kemudian dilakukan kegiatan kajian dan analisa risiko bencana secra partisipatif oleh
masyarakat. Hal-hal yang dikaji : ancaman, kerentanan, dan potensi terhadap bencana
untuk wilayahnya. (Husein & Onasis, Tujuan Anlisis Bencana, 2017)

4. E.LANGKAH-LANGKAH ANALISIS RISIKO

Pengumpulan dan pengolahan data

Identifikasi jenis bahaya

Identifikasi variabel penilaian


Cara analisa risiko

Penjelasan :apa???????
1. Pengumpulan dan pengolahan data
Data yang dikumpulkan dalam rangka analisis risko bencana baik berupa data
manajemen (peraturan pendukung, system peringatan dini, system pembiayaan
rencana, penanganan dll) dat berupa data primer maupun sekunder yang diperoleh
secara lintas program sector, data dapat disajikan dalam bentuk peta yang
menggambarkan topografi, wilayah jenis ancaman bahaya, demografi, sumber daya
dll.
2. Identifikasi jenis bahaya
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebab dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a) Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
(gaya endogen). Yang temasuk dalam bencana alam geologis adalah gem[pa
bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
b) Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh
faktor angi dan hujan.Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai,
banjir bandang, angina putting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami
hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam walaupun pemicu
utamanya adalah faktor klimatologis (hujan) tetapi gejala awalnya dimulai
dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).Bencana alam eksternal-terestrial.
Bencana alam ekstra-teresterial adalah bencana alam yang terjadi diluar
angkasa, contoh: hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit
mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang
dasyat bagi penduduk bumi.

3. Identifikasi variabel penilaian


Langkah-langkah yang diperlukan dalam identifikasi variabel penilaian adalah :
a) Identifikasi ancaman
Ancaman pada dasarnya merupakan potensi bencana dalam skala wilayah,
waktu dan penduduk.Berdasarkan pada kondisi kebencanaan yang ada, maka
ancaman bencana dapat dikelompokan dalam 3 jenis, yaitu bencana alam,
bencana social dan bencana non alam.
Identifikasi ini dilakukan dengan melihat kejadian bencana selama ini beserta
dampak yang diakibatkannya.Secara spesifik, dalam skala makro
penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab SKPD Provinsi melalui
program-program yang ada; sedangkan dalam skala mikro Kabupaten/kota
menjadi tanggung jawab SKPD Kabupaten/Kota.
b) Identifikasi kerentanan
Kerentanan adalah kodisi system di masayarakat yang meneybabkan
ketidakmampuan masayarakat dalam menghadapi bencana, baik dalam
meredam, mencapai kesiapan dan menaggapi dampak bencana.Kerentanan
menyangkut kerentanan fisik, social, ekonomi dan lingkungan.Tiap wilayah
memiliki tingkat, jenis dan karakteristik kerentanan yang bervariasi.Oleh
karena itu dalam melakukan analisa risiko, perliu mempertimbangkan kondisi
wilayah secara spesifik agar tidak terjadi bias penilaian.Identifikasi secara
cermat kondisi kerentanan mutlak diperlukan dalam membuat peta
keretanan.Dengan demikian dapat ditentukan langkah-langkah penanganan
yang tepat guna mengurangi kerentanan.
c) Identifikasi kapasitas
Kapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masayarakat dalam
mengetahui, menyadari, dan menyiapkan diri ketika belum terjadi bencana,
kemampuan dalam menghadapi kondisi dan mengurangi risiko ketika terjadi
bencana, dan kemampuan dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi
setelah terjadi bencana.Kapasitas tersebut dapat dinilai secara
personal/individual, komunal, kelembagaan, system dan kebijakan.
d) Identifikasi risiko
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kemtian,
luka, sakit, jiwa terancam, kehilangan rasa aman, mengungsi, kehilangan atau
kerusakan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Risiko dapat dinilai
secara kuantitatif dan merupakan probabilitas dari dampak atau konsekuensi
suatu bahaya.Upaya lebih lanjut yang perlu dibangun adalah kelembagaan
social dan juga asimetrik kekuasan dalam pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan suara kaum marjinal sebagai masyarakat rentan.
Perbedaan kepentingan dan material dalam proses pengambilan keputusan
memberikan kontribusi dalam membentuk spasial dan distribusi risiko social
suatu bencana melalui relasi yang kompleks. Oleh karena itu diperlukan suatu
perencanaan yang matang agar upaya pengurangan risiko bencana yang
mencakup aspek sumber daya alam, strategi, dan kebijakan dapat
terlaksanakan dengan baik. (Husein & Onasis, pengumpulan dan pengolahan
data, dst, 2017)
5. F.CARA ANALISIS RESIKO

1. Proses Pengelolaan Resiko Bencana

Dalam pengelolaan resiko bencana,bencana dijelaskan berkaitan dengan


resikonya terhadap masyarakat dan dilakukan tindakan yang sesuai terhdap resiko
yang di ketahui.Hal Penting:

a. Beberapa luas bencana melanda


b. Beberapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan (Husein &
Onasis, pelaksanaan, 2017) CARA KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

2. Analytic hierarchy proses (AHP) INI MAKSUDNYA


APA????????
Dengan mengetahui berbagai komponen yang mempengaruhi nilai suatu risiko
pada daerah tertentu, maka dapat dilakukan analisis untuk menegtahui peranan
keseluruhan komponen tersebut terhadap nilai risiko yang dihasilkan.Analisis
proses berjenjang (AHP) merupakan proses analisis yang menggunakan
pendekatan Multikriteria Decision Analisis yang mempengaruhi suatu variable
secara berjenjang (hierarchy. Dalam hal ini bobo tmasing-masing komponen
ditentukan secara relative, yaitu suatu komponen yang dianggap memiliki
pengaruh lebih besarakan diberikan bobot yang lebih besar secara berjenjang, dan
demikian sebaliknya komponen dengan pengaruh yang tidak terlalu besarakan
diberikan nilai bobot yang tidak terlalu besar pula.
Pada kegiatan penilaian risiko, AHP digunakan untuk memberikan bobot pada
masing-masing elemen risiko (ancaman, kapasitas dan kerentanan) yang masing-
masing dipengaruhi oleh berbagai komponen turunan. Dengan menggunakan
AHP, akan diperoleh di lain risiko yang diwakili oleh semua komponen yang
teridentifikasi, sesuai dengan bobot masing-masing.
Dalam kerangka analisis spasial untuk menentukan nilai risiko, penilaian AHP
dilakukan dengan memberikan bobot yang berbeda untuk tiap atribut untuk zona
yang berbeda.Sebagai contoh sebuah daerah erupsi, gunung berapi dapat
dibagimenjadi tiga buah zona berdasarkan tingkat bahayanya.Pada zona paling
bahaya diberikan bobot yang lebih tinggi, sedangkanpadazona yang
tidakterlaluberbahayadiberikannilaibobot yang tidakterlalutinggi pula. Dengan
menggunakan analisi smulti criteria secara berjenjang akan diperoleh nilai risiko
yang cukup representative sesuai dengan bobot komponen yang diberikan.
(Husein & Onasis, pelaksanaan, 2017) CARA KUTIPAN YANG TIDAK TEPAT

3. Pelaksanaan
Dari diagram pemetaanrisiko yang telah disebutkan sebulunnya, pelaksanaan
penyusunan peta multi risiko bencana dapat dibagi dalam empat tahap utama,
yaitu:?????????????????????
a. Persiapan
b. Pembuatanpetaancaman, bahayadankapasitas
c. Pembuatanpetarisikobencana
d. Penyusunanpeta Multi-risikobencana

Tahapanpersiapanpemetaanrisikomeliputibeberapatahapantururnansebagai
berikut:

a. Identitas data dan unit Analisis


b. Penentuankriteriadankelas data
c. Pembobotankomponen
d. Penyusunanmatrikspenilaianbahaya (Husein & Onasis, pelaksanaan,
2017)

G.PRAKTIK ANALISIS RESIKO BENCANA

CARI KASUS BENCANA SUATU DAERAH..TULISKAN BAHWA DAERAH TERSEBUT SERING


MENGALAMI BENCANA.................BERAPA KALI,,BANYAKNYA KORBAN, KERUSAKAN YANG TERJADI

MISALNYA BENCANA BANJIR DAERAH A

CARI KASUSNYA DI INTERNTET

Pakai langkah2 DIBAWAH INI UNTUK MENILAI RISIKO BENCANA

A.TUJUAN

Tujuan dan praktikum analisis resiko bencana adalah:

1. Mampu melakukan pengumpulan


2. Mampu menetapkan jenis bahaya(yang mungkin terjadi)
3. Mampu menetapkan variable penilian
4. Mampu melakukan cara penilian
5. Mampu melakukan penetapan penilian
6. Mampu membuat dan mengisi matrik penilian
7. Mampu melakukan menetapkan hasil luaran

B.DAFTAR RUJUKAN

1) UU No.24 Tahun 2007”Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana”


2) Depertemen Kesehatan RI-Pusat Penggulangan Kritis;2014”Penilian Resiko Bencana”

C.ALAT DAN BAHAN

1) Formulir pengumulan data


2) Matrik Analisis Resiko

Lakukan langkah-langkah praktikum beruntung sebagai berikut:

1) Pengumpulan dan Pengolahan Data


a. inventarisasi ancaman/bahaya menurut wilayah(banjir,tanah longsor,gempa
bumi,konflik dll.
b. Kerentanan
c. Data Demografi (Jml Penduduk,Rental,Dll)
d. Ketersediaan Sarana dan prasarana kesehatan
(RS,Puskesmas,Pustu,Ambulans,Dll)
e. Ketersediaan Tenaga Kesehatan (Dokter,Perawat,Bidan Dll)
f. Manajemen (peraturan pendukung,system peringatan dini,system pembiayaan
rencana penanganan dll)

Dapat berupa data primer maupun sekunder yang diperoleh secara lintas program/sektor
dapat disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan: topografi wilayah,jenis
ancaman/bahaya,demografi,sumber daya dll.

2. Menetapkan Jenis Bahaya (yang mungkin terjadi)

Kelompok Jenis Ancaman/Bahaya

a. Tsunami
b. Gempa Bumi
c. Letusan gunung api
d. Angin puyuh
e. Banjir
f. Tanah Longsor
g. Kebakaran Hutan
h. Kekeringan
i. KLB penyakit menular
j. Kecelakaan transportasi/industry
k. konflik dengan kekerasan

3. Menetapkan variable penelian

a. Karakteristik bahaya

1) Frekuensi
Gambaran Kemungkinan suatu bahaya/ancaman untuk terjadi (mis.ancaman
sering/jarang,kemungkinan kecil terjadi/tidak pasti
2) Intensitas
Diukur dari kekuatan dan kecepatan secara kuantitatif/kualitatif,misalnya;
a) Banjir dapat diukur dari ketinggian (cm)
b) Angin putting beliung diukur dari kecepatan anginnya(km/jam)
c) Gempa bumi diukur dari kekuatan getarnya(SR)
d) Konflik dapat diukur dengan melihat jenis senjata yang digunakan
e) Benda-benda tumpul,senjata tajam,senjata api,bom,dll
3) Dampak

Pengukuran dampak seberapa besar akibat kehidupan rutin


(mis.parah,ringan,sedang)

4) Keluasan

Luasnya daerah yang terkena secara sederhana dapat diukur dengan


memamfaatkan tingkat wilayah administrative (kampong, desa, kecematan,
kabupaten / kota)

5) Ukuran waktu

Rantang waktu mulai adanya tanda-tanda awal hingga terjadinya dan


lamanya proses bencana berlangsung-langsung misalnya:

a. Gempa bumi tidak memiliki tanda-tanda awal dan berlangsung singkat


b. Gunung Meletus memiliki tanda-tanda awal dan awaktu terjadinya
masih diperkirakan sejak tanda-tanda awal diketahui dan lamanya
proses bias 1 hari atau lebih
c. Banjir memliki tanda-tanda awal dan waktu terjadinya masih dapat
diperkirakan sejak tanda-tanda awal diketahui dan lamanya proses
dapat dihitung jam,hari bahkan minggu

b. Kerentanan
1. Fisik
a) Kekuatan struktur bangunan fisik terhadap(rumah,fasilits
umum,perkantoran dll)
b) Sistem Transportasi dan Telekomunikasi (akses jalan,sarana
angkutan,jaringan komunikasi dll)
2. Sosial
Meliputi unsur demogratif (proporsi, rentan, status kesehatan, bahaya, status
sosial dll)
3. Ekonomi

Meliputi dampak primer (kerusakan/kehilangan harta benda, mata


pencaharian)

c. Manajemen
1) Kebijakan
Telah ada atau tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, perda, protap
tentang penanggulangan bencana.
2) Kesiapsiagaan
a. Telah ada/tidaknya system peringatan dini,rencana penenganan termasuk
pembiayaan peran serta masyarakat
b. Meliputi kesadaran dan kepedulian masyarakat akan bencana

4. Penetapan cara penilian


a. masing-masing jenis bahaya/ancaman
b. penilian dilakukan terhadap unsur masing-masing variable
c. berdasarkan data empritis,pengalaman dan perkiraan
d. untuk penilian variable kerakteristik bahaya dan kerentanan:

1= Resiko Rendah

2 = Resiko Sedang

3 = Resiko Tinggi

5. Penempatan cara penilian

Untuk penilian manajemen dinilai dengan skla terbaik


1=kemampuan tinggi

2=kemampuan sedang

3=kemampuan rendah

6. Buat matriks penilian

NO VARIABEL GEMPA BANJIR KERUSUHAN TANAH


BUMI LONGSOR

1. BAHAYA

- Frekuensi

- Intensitas

- Dampak

- Keluasan

- Uluran waktu

- Sub total

2. KERENTANAN

- Fisik

- Sosial

- Ekonomi

- Sub total

3. MANAJEMEN

- Kebijakan

- Kesiapsiagaan

- PSM

- Sub total
Nilai akhir

7. Penilian

Cara penilian

a. Masing-masing jenis ancaman/bahaya dinilai berdasarkan unsur variable


b. Nilai variabel karakteristik bahaya merupakan hasil penjumlahan nilai
frekuensi,intensitas,dampak,keluasan,dan uluran waktu
c. Nilai variabel kerentanan merupakan hasil penjumlahan nilai fisik,sosial dan ekonomi
d. Nilai variable manajemen merupakan hasil penjumlahan nilai kebijakan,kesiapsiagaan
dan peran serta masyarakat
e. Setelah didapat nilai masing-masing variabel kemudian nilai tersebut dijumlahkan(nilai
karakteristik bahaya +kerentanan+manajemen)
8. Menetapkan hasil luarannya

Ancaman/bencana (“event”)dengan nilai tertinggi merupakan yang harus diprioritaskan


untuk mitigasi
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Bencana (Disaster)merupakan fenomena sosial akibat kolektif atas system penyesuain


dalam merespon ancaman.Respon itu bersifat jangka pendek yang disebut mekanisme
penyesuian(coping mechanism)atau yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai
mekanisme adaptasi (adaptasi mechanism).
Tingkat penentu resiko bencana disuatu wilayah dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
ancaman,kerentanan dan kapasitas.Dalam upaya pengurangan resiko bencana (PRB)atau
dister risk reducation (DRR).ketiga factor tersebut yang menjadi dasar acuan untuk dikaji
guna menentukan langkah-langkah dalam pengelolaan bencana.

B.SARAN

Kita sebagai tenaga kesehatan harus tanggap terhadap resiko terjadinya bencana dan
mampu untuk melakukan hal-hal yang dapat mengatasi resiko bencana dan sebagai pembaca
bias menerapkan cara-cara menanggulangi resiko bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Kok begini penulisan daftar pustakanya????????????????/

(Husein & Onasis, pendahuluan Analisis Risiko Bencana, 2017)

(Lundgreen, 1986)

(Paripurno, 2002)

(MPBI & ISDR)

(UU, 2007)

Anda mungkin juga menyukai