Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu Ke-4: FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

Analisis Artikel
Nama: Cinta Meilika
NIM : 222040
Kelas : 1B

Penulis, Tahun dan Tujuan Penelitian dan Hasil


Tahun Penetilian Metode Penelitian
Ambarwati, W. N., & Tujuan penelitian : Hasil penelitian : Efek samping
Wardani, E. K. (2014). adalah kemoterapi terhadap fisik pasien
Efek samping kemoterapi mengembangkan Kanker Servik meliputi mualmuntah,
secara fisik pasien konsep efek samping konstipasi, perubahan rasa, penurunan
penderita kanker servik. kemoterapi terhadap berat badan toksisitas kulit, Alopecia,
In prosiding seminar fisik pasien yang penurunan nafsu makan, nyeri,
nasional & menderita kanker neuropati perifer.
internasional (Vol. 2, No. servik. Dampak yang terjadi akibat
2). Jenis penelitian: pengobatan kemoterapi pada fisik atau
Desain penelitian di tubuh pasien adalah sebagai berikut :
rancang menggunakan a. Mual dan muntah
metode kualitatif Mual dan muntah antisipatif
Pendekatan yang merupakan respon yang timbul karena
digunakan adalah riwayat mual dan muntah yang tidak
penelitian kualitatif terkontrol. Ini mungkin dipicu oleh
Study Fenomenologi. selera, bau, pikiran, atau kecemasan
Subjek penelitian : yang berhubungan dengan kemoterapi.
wanita penderita Mual terdiri dari dorongan untuk
kanker serviks dengan muntah. Ini bisa disertai dengan gejala
kemoterapi Di RSUD otonom seperti pucat, takikardia,
Dr. Moewardi diaphoresis dan mukosa bibir kering
Surakarta. (Hawkins & Grunberg, 2009).
Pengambilan sampel : b. Konstipasi
tehnik purposive Respon fisik hasil penelitian
sampling. didapatkan data terkait respon fisik
Instrumen penelitian: pada gangguan eliminasi yang
dalam penelitian dirasakan responden yaitu berupa
kualitatif ini dengan feses yang keluar dengan jumlah yang
menggunakan pedoman sedikit, teksturnya keras, kecil-kecil,
wawancara, pedoman seperti feses kambing dan ada
observasi, alat tulis dan darahnya berwarna hitam. Konstipasi
juga alat perekam serta terjadi selama kurang lebih satu
catatan lapangan (field minggu
note). c. Neuropati perifer
Analisa data : Berdasarkan hasil observasi, peneliti
dilakukan menemukan bahwa tangan bagian
menggunakan analisa kanan P4 bergetar dan sulit
Kualitatif menggerakan jari tangan dan skala
Sampel : Jumlah otot tangan kanan 4. Berdasarkan hasil
partisipan dalam catatan lapangan (field note)
penelitian ini ada 8 didapatkan data bahwa selama
orang wanita penderita wawancara P4 menekankan tangannya
kanker servik. pada tempat tidur supaya mengurangi
Deskripsi dari gemetar di tangannya. Gejala yang
partisipan sebagai umum terjadi adalah kesemutan,
berikut : Partisipan penurunan kemampuan untuk
berusia 42, 49, 54, 55, merasakan tekanan, sentuhan, panas
58, 60 dua orang dan dan dingin, kesulitan menggerakan jari
62 tahun. Stadium jari untuk mengambil dan
kanker servik IIB 6 menjatuhkan sesuatu dan kelemahan
orang, III A 1 orang otot.
dan IIIB 1 orang. Telah
menjalani kemoterapi d. Toksisitas kulit
tiga kali 2 orang, empat Dari hasil penelitian didapatkan data
kali 1 orang, lima kali 4 terjadinya toksisitas kulit sebagian
orang dan enam kali 1 besar berupa perubahan warna vena
orang. Pendidikan menjadi lebih gelap yang terjadi pada
terakhir semua SD. daerah sekitar lokasi pemberian
Pekerjaan sebagai ibu kemoterapi.
rumah tangga 5 orang, e. Alopecia (Kerontokan rambut)
wiraswasta 2 orang Dari hasil observasi didapatkan data
sebagai buruh 1 orang. distribusi rambut tidak merata, rambut
Agama Islam 7 orang, tipis, rambut di bagian atas lebih
agama Budha 1 orang. sedikit dan tekstur rambut lebih kasar
dan sebagian besar pasien yang
mengalami kerontokan
f. Penurunan berat badan
Dari hasil penelitian ditemukan data
bahwa penurunan berat badan berkisar
4 kilogram sampai 11 kilogram.
Penurunan berat badan tersebut mulai
terjadi saat pasien mendapatkan terapi
kemoterapi dan penurunan berat badan
terjadi secara bertahap
g. Kelelahan (fatigue)
Kelelahan (fatigue) muncul saat
berjalan dan melakukan kegiatan
rumah tangga seperti menyapu,
mencuci dan memasak. Menurut
Ream, Richardson dan Dann (2006),
Kelelahan dapat terjadi karena
kebutuhan nutrisi yang kurang
sehingga kebutuhan energi dalam
tubuh tidak tercukupi. Kelelahan dapat
muncul beberapa hari setelah
pengobatan kemoterapi dan akan terus
akan semakin memburuk.
h. Penurunan nafsu makan
Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menemukan bahwa terdapat sisa
makanan yang masih tersisa.
berdasarkan catatan lapangan (field
note) peneliti menemukan bahwa
keluarga membawakan sendiri jenis
makanan yang disukai oleh partisipan
agar partisipan mau makan. Porsi
makan yang biasa dikonsumsi
mengalami penurunan setelah
menjalani kemoterapi dan bahkan
tidak mau makan sama sekali selama
pemberian kemoterapi serta frekuensi
makan yang menjadi tidak teratur.
Menurut Cherwin (2012),
i. Nyeri
ah yang nyeri. Rasa nyeri timbul pada
bagian perut bawah dan punggung,
dengan munculnya hilang timbul,
diperberat oleh aktifitas fisik yang
berat atau kecapekan, setelah
kemoterapi selesai nyeri berkurang.
Rasa nyeri dapat timbul akibat kanker
servik itu sendiri dan dapat juga
karena pengobatan kemoterapi.
j. Perubahan rasa
Perubahan rasa pada lidah terasa pahit
(rasa tidak enak di mulut dan rasa
pahit di mulut) hampir dirasakan oleh
semua pasien. Menurut Hong et al
(2009),
Kesimpulan dan saran : Kemoterapi
memberikan efek nyata kepada fisik
pasien, setiap orang memiliki variasi
yang berbeda dalam merespon obat
kemoterapi. Tenaga kesehatan
sebaiknya memperhatikan dan
memahami efek samping yang dialami
oleh setiap pasien untuk
merencanakan pendekatan yang
sesuai.

Faisel, C. T. W. (2012). Tujuan penelitian : Hasil penelitian: Terdapat 101 pasien


Gambaran efek samping Mengumpulkan data yang dijadikan sebagai sampel
kemoterapi berbasis tentang efek samping penelitian ini. Yang paling
antrasiklin pada pasien yang sering terjadi pada efek samping yang sering terjadi
kanker payudara di RSUD berbasis antrasiklin adalah alopesia (94,1%). Efek
Dokter Soedarso kemoterapi pada pasien samping yang timbul selama
Pontianak. Jurnal kanker payudara di pengobatan sampai 3 hari kemudian
Mahasiswa PSPD FK RSU Soedarso adalah mual (100%), muntah (100%),
Universitas Pontianak, onset efek diare (80%), terinfeksi (61,5%),
Tanjungpura, 1(1). samping, pemulihan neuropati (50%) dan mialgia (90%); >
dari efek samping dan 1 minggu kemudian adalah stomatitis
perubahan rambut (41,7%) dan trombositopenia (100%);
setelah kemoterapi. >3 minggu kemudian terjadi alopecia
Metode penelitian: (45,8%). Waktunya untuk sembuh
Jenis penelitian dalam waktu <1 minggu untuk mual
deskriptif dengan (74,4%), muntah (70%), diare (90%),
rancangan cross stomatitis (75%), terinfeksi (76,9%),
sectional. Data diambil trombositopenia (57,1%) dan mialgia
dengan mewawancarai (60%); >2-6 bulan untuk alopesia
pasien kanker payudara (89,6%); >6 bulan untuk neuropati
yang menyelesaikan (93,8%). Setelah kemoterapi, rambut
kemoterapi. menjadi keriting (78,4%), lebih gelap
Sampel : 101 pasien (82,4%) dan lebih tebal (90,2%).
kanker payudara di Kesimpulan :
RSUD Dokter 1. Efek samping tersering yang
Soedarso Pontianak dialami pasien kanker payudara di
RSUD Dokter Soedarso yang
menjalani kemoterapi adalah alopesia
(94,1%), diikuti mual (84,3%) dan
muntah (58,8%). 2. Efek samping
yang mulai muncul pada periode
waktu segera sampai 3 hari yaitu mual
(100%), muntah (100%), diare (80%),
rentan terinfeksi (61,5%), neuropati
(50%) dan myalgia (90%). Efek
samping yang mulai muncul pada
periode waktu >1 minggu yaitu
stomatitis (41,7%) dan
trombositopenia (100%). Efek
samping yang mulai muncul pada
periode waktu ≥3 minggu yaitu
alopesia (45,8%). 3. Efek samping
yang mengalami proses pemulihan
setelah periode waktu 2-6 bulan yaitu
alopesia (89,6%). Efek samping yang
mengalami proses pemulihan setelah
periode waktu >6 bulan yaitu
neuropati (93,8%). 4. Kondisi rambut
setelah menjalani kemoterapi yaitu
menjadi lebih bergelombang (78,4%),
lebih hitam (82,4%) dan lebih tebal
(90,2%).
Wahyuningsih, I. S. Tujuan penelitian: Hasil penelitian: Menunjukkan
(2018). Nyeri pada pasien untuk mengetahui nyeri bahwa sebagian besar pasien kanker
kanker yang menjalani pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami
kemoterapi. In Unissula yang menjalani nyeri sedang, berada pada rentang usia
Nursing Conference Call kemoterapi. 35-45 tahun, berjenis kelamin laki-
for Paper & National Metodologi: penelitian laki dan frekuensi kemoterapi lebih
Conference (Vol. 1, No. 1, deskriptif kuantitatif dari 5 kali.
pp. 133-137). non-eksperimental Nyeri terjadi apabila terjadi kerusakan
dengan pendekatan jaringan atau mengancam jaringan.
cross-sectional. Proses terjadinya nyeri melalui proses
Teknik pengambilan tranduksi, transmisi, modulasi dan
sampel : consecutive persepsi. Pada proses persepsi inilah
sampling dengan total muncul beberapa faktor fisiologis,
subjek penelitian yaitu emosional dan perilaku sebagai respon
44 pasien kanker yang mempersepsikan nyeri tersebut. Proses
menjalani kemoterapi persepsi ini menjadikan nyeri tersebut
di Rumah Sakit Isam suatu fenomena yang melibatkan
Sultan Agung. multidimensional (Bank, 2005).
Karakteristik nyeri pada pasien kanker
seringkali dikaitkan dengan usia, jenis
kelamin, frekuensi kemoterapi.
Kesimpulan :
Hasil penelitian didapatkan bahwa
nyeri yang dialami pasien kanker yang
menjalani kemoterapi adalah nyeri
sedang, subjek penelitian berada pada
rentang usia 35-45 tahun, berjenis
kelamin laki- laki dan frekuensi
kemoterapi lebih dari 5 kali.

Anda mungkin juga menyukai