Anda di halaman 1dari 5

Laporan Hasil Pencarian Data

Masalah Tingginya Tingkat Stress dan Depresi pada Remaja

PRODI : S1-Keperawatan
KELAS : 1B
KELOMPOK : 1
NAMA ANGGOTA :
- Cinta Meilika (222040)
- Ajeng Nur Fitriyani (222036)
- Lira
- Puji
- Chindy Nurjainah (222039)
- Noer Aulia (222055)
- Tiara Putri Pratiwi (222068)
- Nurkhofifah Aulia Zahra (222056)
- Hilmi Ibrahim (222047)
- Siti Sarah (222066)
- Frans Teguh (222045)
- Luthfi Maulana Malik Ibrahim (222052)
- Shenly Aulia Fadilla (222064)
- Romi Firdaus (222062)
- Wavi Izatul Maulani (222069)
- Dinda Fera Amalia (222042)
- Elise Delly Yudistia (222043)
HASIL DATA BERDASARKAN :

A. KUISIONER

1. Lembar Kuisioner

2. Hasil Kuisioner

3. Kesimpulan

B. WAWANCARA

1. Daftar Pertanyaan wawancara

2. Daftar Narasumber

3. Hasil Wawancara

4. Kesimpulan

5. Dokumentasi

C. JURNAL RESEARCH

1. Judul Jurnal : HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN HARGA DIRI REMAJA DI


LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Isi : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan harga diri remaja di
Lapas. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan metode cross sectional.
Sampel penelitian ini diambil oleh menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini
dilakukan di lapas kelas II B Pekanbaru sebanyak 46 remaja. Data dikumpulkan dengan
menggunakan harga diri Ronsenberg (1995) oleh Ronsenberg dan kuesioner stres telah
dimodifikasi oleh Sulastri (2013). Analisis menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami ringan stres seluruhnya memiliki harga
diri tinggi sebanyak 13 responden (28,3%), dan remaja yang mengalami stres sedang dan
memiliki harga diri tinggi sebanyak 25 responden (54,3%). Sedangkan remaja yang mengalami
stres berat dan harga diri tinggi sebanyak 5 responden (10,9%) dan remaja yang mengalami stres
berat dan harga diri rendah sebanyak 3 orang. responden (6,5%). Hasilnya, dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan harga diri remaja di lapas (p value 0,025 > α 0,05).
Berdasarkan penelitian ini, disarankan penjara dijadikan sebagai tempat untuk narapidana dalam
menjalin hubungan sosial dengan orang-orang sekitar, memiliki pengalaman baik, persahabatan,
dan dicintai. Sehingga para narapidana terhindar dari stress dan memiliki harga diri yang tinggi.

Cite : Asnita, Liana '., et al. "Hubungan Tingkat Stres dengan Harga Diri Remaja di Lembaga
Pemasyarakatan." Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
vol. 2, no. 2, Oct. 2016, pp. 1231-1240

2. Judul Jurnal : KEJADIAN DEPRESI PADA REMAJA MENURUT DUKUNGAN SOSIAL


DI KABUPATEN JEMBER

Isi : Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang sebagian besar terjadi pada
masa remaja. Perubahan fisik, kognitif dan emosional yang dialami pada masa remaja dapat
menimbulkan stress. Prevalensi depresi pada usia remaja memiliki peningkatan yang sangat
tinggi dibandingkan dengan usia anak-anak dan usia dewasa. Faktor utama untuk dapat
menyembuhkan depresi pada remaja yaitu dukungan sosial (Depkes, 2007). Penelitian bertujuan
untuk mengidentifikasi gejala depresi pada remaja dan mengetahui mengenai Hubungan Faktor
Dukungan Sosial dengan Kejadian Depresi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan
jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan siswa
di SMA XY di Kabupaten Jember pada Bulan Mei tahun 2020. Metode analisis menggunakan uji
Chi Square untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen dengan tingkat
kemaknaan α ≤ 0,05. Alat pengumpulan data menggunakan google form. Penentuan responden
secara random sampling dengan jumlah 158 reponden. Hasil penelitian ini menunjukan distribusi
perempuan 76,58% lebih banyak daripada laki-laki, berdasarkan distribusi dukungan sosial
sebesar 56,96% mendapatkan dukungan sosial yang baik, sedangkan berdasarkan kejadian
depresi sebesar 54,43% tidak mengalami depresi. Dari uji statistik nilai signifikansi sebesar <
0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor dukungan sosial dengan kejadian depresi.
Dukungan sosial berperan efektif dalam mengatasi depresi yang dialami remaja
Cite : Bintang, A. Z., & Mandagi, A. M. (2021). Kejadian depresi pada remaja menurut
dukungan sosial di kabupaten jember. Journal of Community Mental Health and Public Policy,
3(2), 92-101.

3. Judul Jurnal : GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA : LITERATUR


RIVIEW

Isi : Remaja merupakan periode transisi dalam kehidupan individu dari fase anak hingga menuju
fase dewasa . Permasalahan pada remaja muncul ketika menjalani perkembangan dan munculnya
perasaan tidak aman, cemas, dan depresi yang nantinya dapat memunculkan ide bunuh diri.
Study ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada remaja. Pencarian artikel
melalui PubMed dan Portal garuda untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
yang kemudian dilakukan literature review. Karakteristik jenis kelamin pada literature ini
berjenis kelamin laki – laki 969 responden (60%) dan pendidikan sekolah 198 (98%). Tingkat
depresi didapatkan sebanyak 837 responden (47,8%) tidak mengalami depresi. Sebagian besar
remaja tidak mengalami depresi sehingga diharapkan profesi kesehatan khususnya perawat dapat
memberikan infotmasi kesehatan atau promosi kesehatan,terkait depresi pada remaja untuk
mempertahankan kesehatan mental remaja.

Cite : Pamungkas, B. A., & Kamalah, A. D. (2021, December). Gambaran Tingkat Depresi Pada
Remaja: Literature Review. In Prosiding Seminar Nasional Kesehatan (Vol. 1, pp. 1332-1341)

4. Judul Jurnal : TINGKAT STRES PADA REMAJA DI LEMBAGA PEMBINAAN


KHUSUS ANAK KELA 1 KUPANG

Isi : Seseorang yang mendapatkan hukuman dan tinggal dalam Lembaga Permasyarakatan
mengalami keterbatasan ruang gerak dalam pengembangan diri, mereka terpisah dari keluarga
dan masyarakat. Keadan ini akan menimbulkan stres. Respon terhadap stimulus yang diterima
pada setiap orangpun berbeda disebabkan karena pandangan seseorang terhadap stres,
mekanisme koping individu serta berat dan ringannya stressor yang diterima. Stres diartikan
sebagai ketidakseimbangan anatara tuntutan fisik atau psikologis dengan kemampuan fisi,
psikologis dan sosial infividu. Stres menjadi faktor penyumbang ke-4 timbulnya penyakit pada
fisik (WHO,2017) . Data Riskesdas 2018, menunjukan bahwa gangguan mental emosional
seperti depresi cemas terjadi pada usia di atas 15 tahun. Penelitian Eko (2016) menyatakan
tingkat stres tinggi pada remaja di lapas sebesar 32,56% dan tingkat stres yag cukup tinggi
sebesar 67,74 %. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres pada remaja di
Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Metode. Jenis penelitian deskriptif
dengan Teknik Non Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang remaja
di Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang. Data diambil menggunakan
kuesioner DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) data dianalisa secara univariat. Hasil
Penelitian. Hasil penelitian adalah remaja dengan tingkat stres ringan sebanyak 13 orang (43,3%)
dan tingkat stres sedang sebanyak 17 orang (56,7%). Kesimpulan. Sebagaian besar remaja di
Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Kupang mengalami tingkat stres sedang.

Cite : Nurwela, T. S., & Rindu, Y. (2022). Tingkat Stres Pada Remaja Di Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Kelas I Kupang. Flobamora Nursing Journal, 1(2), 9-14.

5. Judul Jurnal : PERFEKSIONISME, HARGA DIRI, DAN KECENDERUNGAN DEPRESI


PADA REMAJA AKHIR

Isi : Hubungan antara perfeksionisme, harga diri, dan depresi adalah diperiksa di antara 77
subjek normal (mahasiswa remaja akhir). Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji
hipotesis yang bersifat umum perfeksionisme dan harga diri memainkan peran penting dalam
gejala depresi. Selain analisis regresi, analisis product moment juga dilakukan untuk menentukan
korelasi masing-masing dari lima dimensi perfeksionisme dengan gejala depresi. Hasil
menunjukkan bahwa perfeksionisme umum dan harga diri merupakan prediktor yang signifikan
dari gejala depresi. Regresi Model menginformasikan bahwa perfeksionisme umum (β= 0,143;
p<0,01) dan harga diri (β= - 0,826; p<0,01) memprediksi 28,77 persen varian depresi gejala. Dari
total varians depresi yang diprediksi, harga diri berkontribusi 15,21 persen dan perfeksionis
umum 10,00 persen, sedangkan sisanya 3,56 persen mewakili tumpang tindih antara dua
prediktor. Pemeriksaan masing-masing dimensi perfeksionisme spesifik mengungkapkan itu,
sementara semua dimensi lainnya berhubungan positif dan signifikan dengan gejala depresi, satu
dimensi – standar pribadi - tidak. Hasil memberikan dukungan terhadap pandangan itu
perfeksionisme adalah konstruksi unik yang terdiri dari aspek positif dan negative dan memiliki
implikasi penting untuk pemahaman dan pengobatan mahasiswa perfeksionis.

Cite : Aditomo, A., & Retnowati, S. (2004). Perfeksionisme, harga diri, dan kecenderungan
depresi pada remaja akhir. Jurnal Psikologi UGM, 31(1), 1-14.

Anda mungkin juga menyukai