Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

(APD)
Nomor :C/VII/SOP/07/2022/
No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : Juli 2022
Halaman :1/2

Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO NIP 196601011 198512 2 002
II

1. Pengertian Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi karyawan dari


kecelakaan kerja, alat pelindung ini seperti masker, sarung tangan,
apron, film badge, sepatu, helm dll agar seluruh karyawan puskesmas
pada saat bekerja dapat melindungi dirinya supaya tidak / mengurangi
kecelakaan kerja dan terhindar dari penyakit akibat kerja
2. Tujuan Agar semua karyawan memakai alat pelindung diri sebelum bekerja

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pemakaian Alat Pelindung


Diri dilingkungan Puskesmas Rambah Samo II

4. Prosedur 1. Alat pelindung diri tersedia berupa


 Topi
 Kacamata
 Car muff
 Masker
 Baju kerja
 Sarung tangan
 Apron
 Film badge
 Sepatu
2. Setiap karyawan yang bekerja ditempat beresiko harus
memiliki alat pelindung diri
3. Setiap karyawan yang bekerja ditempat beresiko harus
memakai alat pelindung diri
4. Setiap karyawan memakai alat pelindung diri sesuai dengan
tempat kerjanya
5. Setiap karyawan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien
5. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan

PENGGUNAAN APD

Nomor Dokumen :C/VII/SOP/01/2017/


No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : 4 Januari 2022
Halaman :1/2

Drg.
RAMBAH SAMO NURHIJRIATI
II NIP 19800805
200902 2 002

1. Pengertian Adalah prosedur pemberian therapy kepada pasien yang mengalami


kondisi penurunan kesadaran disertai gaduh gelisah akibat gangguan
siskemik maupun susunan saraf pusat (SSP).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan penurunan
kesadaran disertai gaduh gelisah di UGD UPTD puskesmas rambah
samo II
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer

5. Prosedur 1. Perhatikan keadaan darurat ABC (airway – breathing – circulation)


2. Berikan O2 sesuai instruksi dokter jaga UGD
3. Periksa pemeriksaan laboratorium dan rekan jantung(EKG) sesuai
instruksi dokter jaga UGD
4. Kolaborasi pemberian obat
5. Mencegah terjadinya cidera
6. Pasien ditempatkan dilingkungan yang tidak menimbulkan defensial
sensorik stimulus berlebih
7. Ciptakan lingkungan therapeutik
8. Bantu untuk memperhatikan orientasi
9. Dokter jaga UGD konsultasi
6. Langkah - 1. Pasien datang ke UGD karena buang air besar (BAB) lembek atau cair,
Langkah dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman diperut (nyeri atau
kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
2. Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
a. Pemeriksaan fisik terutama derajat dehidrasi

Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
3. Poli Lansia
4. Poli Anak
6. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Register
3. Status Pasien
4. Lembaran Resep

7. Rekaman No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan Tanggal


Historis dirubah
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan
Tanggal

GASTROENTERITIS

Nomor Dokumen :C/VII/SOP/01/2017/


No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : 4 Januari 2017
Halaman :1/4

Drg.
RAMBAH SAMO NURHIJRIATI
II NIP 19800805
200902 2 002

8. Pengertian Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang
ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dengan
bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam
waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di
perut dan menurunnya nafsu makan
9. Tujuan Sebagai acuan dalam penangan pasien menderita gastroenteritis akut di
UGD UPTD puskesmas rambah samo II
10. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
11. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer

12. Prosedur Peralatan :

a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Timbangan injak
e. Ranjang periksa
f. Senter
g. Handscoon
h. Buku register pasien

13. Langkah - 3. Pasien datang ke UGD karena buang air besar (BAB) lembek atau cair,
Langkah dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman diperut (nyeri atau
kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
4. Dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
b. Pemeriksaan fisik terutama derajat dehidrasi

14. Unit Terkait 5. UGD


6. Poli Umum
7. Poli Lansia
8. Poli Anak
15. Dokumen 5. Rekam Medis
Terkait 6. Register
7. Status Pasien
8. Lembaran Resep
16. Rekaman No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan Tanggal
Historis dirubah

PENERIMAAN PASIEN BARU DI


UGD
Nomor Dokumen :C/VII/SOP/
01/2017/
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit : 4 Januari 2022
Halaman :1
Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO II NIP 196601011 198512 2 002

Pengertian Pelayanan di Unit Gawat Darurat mulai saat pasien datang sampai
pulang atau alih rawat / rujuk
Tujuan Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Penerimaan Pasien Baru di
UGD ( Unit Gawat Darurat ) Puskesmas Rambah Samo II

Referensi Pedoman UGD Puskesmas Rambah Samo II

Prosedur 1. Pasien diterima perawat UGD, melakukan primary survey (ABC)


dan menempatkan pasien di ruang triage dan memeriksa tandatanda
vital.
2. Keluarga melakukan pendaftaran di TPPGD.
3. Dokter melakukan pemeriksaan pasien.
4. Jika diperlukan tindakan medis segera maka segera dilakukan.
5. Dokter membuat pengantar pemeriksaan penunjang sesuai kondisi
pasien.
6. Dokter membuatkan resep dan dokumen terkait yang dibutuhkan
7. Keluarga menyelesaikan masalah administrasi
8. Pasien masuk rawat inap / rujuk / pulang.

Unit Terkait 1. TPPGD

2. Unit Gawat Darurat

3. Rekam Medis

PENERIMAAN PASIEN UGD KE


RUANG RAWAT INAP
Nomor Dokumen :C/VII/SOP/
01/2017/
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit : 4 Januari 2022
Halaman :1/2

Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO II NIP 196601011 198512 2 002

Pengertian Operan pasien dari UGD ke rawat inap adalah Suatu proses yang dilakukan
oleh petugas gawat darurat untuk memindahkan pasien ke ruang perawatan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah operan pasien dari UGD ke
rawat inap.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas
Rawat Inap Puskesmas Rambah Samo II No. ...........

Referensi https://www.scribd.com/document/334284530/1-4-SPO-
MemindahkanPasien-Dari-UGD-Ke-Ruangan

Prosedur
1. Pasien yang sudah memperoleh penanganan di UGD di antar
olehpetugas UGD ke ruangan perawatan dengan membawa hasil
pemeriksaan diagnostik, status, serta sudah dikonsulkan ke dokter
penanggung jawab, dan dilakukan timbang terima keperawatan.
2. Perawat ruangan mendampingi perawat UGD untuk mengantarkan
pasien ke ruangan perawatan yang di tuju.
3. Perawat ruangan dan perawat UGD memindahkan pasien dari
tempat tidur / kursi roda ke tempat tidur yg sudah disediakan.
4. Perawat merapihkan pasien dan memberikan kenyamanan pada
pasien.
5. Perawat ruangan dan perawat UGD melakukan timbang terima
pasien dengan menyertakan status, surat rawat inap, obat-obatan,
hasil lab dan hasil pemeriksaan diagnostik lainnya.
6. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.
Pasien yang sudah memperoleh penanganan di UGD di antar oleh
petugas UGD ke ruangan perawatan dengan membawa hasil
pemeriksaan diagnostik, status, serta sudah dikonsulkan ke dokter
penanggung jawab, dan dilakukan timbang terima keperawatan

Perawat ruangan mendampingi perawat UGD untuk


mengantarkan pasien ke ruangan perawatan yang di tuju.

Perawat ruangan dan perawat UGD memindahkan pasien


dari tempat tidur / kursi roda ke tempat tidur yg sudah
disediakan

Perawat merapihkan pasien dan memberikan


kenyamanan pada pasien.

Perawat ruangan dan perawat UGD


melakukan timbang terima pasien dengan
menyertakan status, surat rawat inap, obat-
obatan, hasil lab, dan hasil pemeriksaan
diagnostik lainnya.

Melakukan pendokumentasian
tindakan keperawatan

Unit Terkait UGD, Rawat Inap


CARA MENCUCI TANGAN DENGAN
HANDRUB
Nomor :C/VII/SOP/07/2022/
No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : Juli 2022
Halaman :1/2

Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO NIP 196601011 198512 2 002
II

Pengertian Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan


handrub,sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Tujuan Membersihkan tangan bila tangan tidak tampak kotor, menghambat atau
merusak mikroorganisme secara luas, efektifitas dan mencegah agar
tidak terjadi infeksi kolonisasi dan mencegah kontaminasi dari pasien ke
lingkungan termasuk lingkungan petugas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Cara Mencuci Tangan
dengan Antiseptik Berbasis Alkohol / Handrub dilingkungan Puskesmas
Rambah Samo II

Prosedur 1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan seperti cincin, jam
tangan dam gelang
2. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol / handrub ke telapak
tangan
3. Gosokan handrub dengan kedua telapak tangan hingga merata,
semua gerakan memutar berlawanan dengan arah jarum jam
4. Gosok punggung dengan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak dan sela- sela jari
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam genggaman
tangan kanan dan sebaliknya
8. Gosok dengan memutar ujung jari, jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
9. Semua gerakan ke atas dilakukan dengan 4 kali hitungan
10. Rentang waktu yang digunakan untuk mencuci tangan dengan
antiseptik berbasis alkohol 20-30 detik, dan tangan sudah bersih.
Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan

KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
Nomor Dokumen :C/VII/SOP/
01/2017/
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit : 4 Januari 2022
Halaman :1/2

Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO II NIP 196601011 198512 2 002

Pengertian Kewaspadaan adalah hal yang diterapkan untuk memutus mata rantai
transmisi mikroba penyebab infeksi pada pasien yang diketahui maupun
dugaan terinfeksi atau terkolonisasi patogen yang dapat ditransmisikan
lewat udara (airborne), droplet, kontak dengan kulit maupun lingkungan
yang terkontaminasi
Tujuan Untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi
Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Rambah Samo II Nomor .... tentang PPI

Referensi Permenkes Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI

Prosedur 1. Transportasi pasien


a. Transmisi melalui kontak
- Batasi gerak
- Transportasi pasien jika perlu
- Bila diperlukan pasien keluar ruangan, perlu kewaspadaan
agar resiko minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan
dan pasien
b. Transmisi melalui droplet
- Batasi gerak dan transportasi
- Untuk membatasi droplet dari pasien dengan menggunakan
masker pada pasien
- Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk
c. Transmisi melalui airborne
- Batasi gerak dan transportasi pasien hanya kalau perlu saja
- Bila perlu untuk pemeriksaan, pasien dapat diberikan masker
2. Penggunaan APD petugas
a. Transmisi melalui kontak
- Cuci tangan kemudian memakai sarung tangan bersih
nonsteril saat masuk keruangan pasien, ganti sarung tangan
setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan
tubuh/darah, cairan drain)
- Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien
dan cuci tangan dengan antiseptik
b. Transmisi melalui droplet
- Cuci tangan kemudian memakai sarung tangan bersih
nonsteril saat masuk keruangan periksa , ganti sarung
tangan setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan
tubuh/darah, cairan drain)
- Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari ruang periksa
dan cuci tangan dengan antiseptik
- Gunakan masker bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap
pasien, masker seyogyanya menutupi mulut dan hidung,
dipakai saat memasuki ruang pasien dengan infeksi saluran
nafas
- Gaun bersih/ tidak steril dipakai saat memasuki ruangan
periksa pasien bila baju yang digunakan tembus air
- Jaga agar tidak terjadi kontaminasi silang antara pasien
dengan lingkungan dan dari lingkungan pasien lain
c. Transmisi melalui airborne
- Gunakan masker saat masuk ruang periksa pasien
- Bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aerosol, gunakan sarung tangan, tutup kepala, google, gaun/
apron dan sepatu booth
3. Peralatan untuk perawatan pasien
a. Transmisi melalui kontak
- Bila memumungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk
satu pasien, atau untuk pasien dengan mikroba yang sama
- Bersihkan peralatan sebelum digunakan kepada pasien yang
lain
b. Transmisi melalui droplet
- Tidak perlu penanganan udara secara khusus
- Desinfeksi permukaan yang dilakukan terjadwal dengan
baik ( desinfeksi permukaan dilakukan setiap hari dan
dilakukan bongkaran besar setiap minggunya )
c. Transmisi melalui airborne
- Ruang pasien bila memungkinkan dibuat bertekanan negatif
dengan filtrasi udara menggunakan hepa filter, bila tidak
memungkinkan bisa dg ventilasi alamiah atau ventilasi
campuran

Unit Terkait Poli umum

Poli Lansia

Poli Gigi

Laboratorium

Ruang Tindakan

Imunisasi
ETIKA BATUK

Nomor :C/VII/SOP/07/2022/
No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit : Juli 2022
Halaman :1/2

Hj. AGUSTINA
RAMBAH SAMO NIP 196601011 198512 2 002
II

Pengertian Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue/sapu tangan atau dengan
lengan baju sehingga bakteri tidak menyebar keudara dan tidak
menularkan ke orang lain
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Etika Batuk
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Ranbah Samo II No. ....... tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi di Puskesmas Rambah Samo II
SK Kepala Puskesmas Ranbah Samo II No. ....... tentang tim PPI
di Puskesmas Rambah Samo II
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Alat dan Bahan  1. Tissue


 2. masker

Langkah-Langkah 1. Tutup mulut dan hidung dengan menggunakan tissue / saputangan


atau lengan dalam baju
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah
Infeksius
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih, mengalir dan sabun
atau pencuci tangan berbasis alkohol
4. Gunakan Masker
Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai