Anda di halaman 1dari 55

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jati Agung didirikan oleh

Romo Kh.Dr.Andi Warisno,M.MPd dibawah payung hukum Yayasan

Hidayatul Mubtadiin Lampung pada tanggal 16 Oktober 2003 hingga

kemudian mendapatkan izin operasional dan terdaftar pada Kantor Wilayah

Kementerian Agama Propinsi Lampung tanggal 16 April 2012.

Cikal bakal lembaga pendidikan Islam ini dahulunya adalah hanya

sebuah rumah kecil tempat tinggal dari mertua Romo Kh.Dr.Andi Warisno,

M.MPd yaitu Ky. Amirudin yang mengajarkan ilmunya dan menggembleng

keluarga dan tetangga dekat agar paham terhadap tuntunan hukum dan ritual

ibadah dalam agama Islam, hasil dari perjuangan dan kegigihan untuk

mengembangkan ajaran agama islam di desa sidoharjo menuai hasilnya,

lambat laun santri yang ikut menimba ilmu di lembaga tersebut bertambah

banyak.

Selanjutnya demi perkembangan lembaga ini, Romo K.H. Dr. Andi

Warisno, M. MPd bersama sang istri Nyai. Dr. Hj. Nur Hidayah, M.Pd.I dan

keluarga mendirikanlah sebuah Yayasan dan Pondok Pesantren yang di

berinama Hidayatul Mubtadiin yang yang berasal dari kata Hidayah yang

berarti petunjuk dan Mubtadiin yang berarti pelajaran dari yang paling

bawah, Jadi lembaga ini mempelajari ilmu dari mulai tingkat dasar
91

Raudhlatul Athfal (RA) sampai pada tingkat perguruan tinggi. selain para

siswa dan santri mulai Dari RA, MTs, MA dan Perguruan Tinggi, sampai

para Guru dan Dosen pun ada yang belajar di lembaga ini.

Pada kenyataanya Yayasan Hidayatul Mubtadiin Lampung

memiliki lembaga pendidikan yang terpadu mulai dari pendidikan dasar RA.

Hidayatul Mubtadiin Jati Agung yang berdiri tahun 2010, Tingkat

menengah MTs. Hidayatul Mubtadiin Jati Agung berdiri tahun 2003,

Tingkat Atas MA. Hidayatul Mubtadiin Jati Agung yang berdiri tahun 2004

hingga Perguruan Tinggi, yang masing-masing lembaga pendidikan tersebut

sudah terdaftar dan memiliki izin operasional dan terakreditasi.

Dalam Pondok Pesantren ini mengajarkan berbagai ilmu agama

seperti fiqih, tafsir atau ilmu alat, nahwu sorof, Al qur’an hadist, khitobah,

ibadah kemasyarakatan dan pelajaran keagamaan lainnya. Selain pelajaran

pokok tersebut, Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jati Agung

berusahan mengembangkan bakat dan minat dari para santri dengan

kegiatan ekstrakulikuler yang telah terpogram oleh pesantren.

Ektrakulikuler tersebut seperti Komputer, Bola Voly, Sepak Bola, Futsal,

Seni Baca Al qur’an, Kaligrafi, Khitobah, Hafalan Qur’an, Hadrah dan

Shalawat Nabi, Seni Tari. Dari tahun ketahun sejak berdirinya Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jati Agung berkembang pesat dari segi

peningkatan jumlah santri, fasilitas, gedung, kualitan dan kuantitas para

Ustadz dan para dewan pengurus.


92

2. Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

a. Mengembangkan Syiar Islam

b. Menjadikan santri yang berilmu, beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

c. Untuk memudahkan masyarakat desa Sidoharjo dan sekitarnya, untuk

mendapatkan pendidikan Agama Islam

d. Turut mencerdaskan kehidupan bangsa

3. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

a. Visi

Mencetak insan yang Islami, qurani & kompeten dalam bidang teknologi,

serta tanggap terhadap tantangan perkembangan zaman.

b. Misi

1. Mengembangkan nilai-nilai keislaman ahlussunah wal jamaah melalui

pendidikan formal dan informal pada masyarakat yang berwawasan

rahmatan lil alamiin

2. Membina generasi yang qurani, sholeh, sholehah dan berakhlakul

karimah

3. Terciptanaya atmosfir pendidikan yang harmosis antar warga

pesantren

4. Menguasai teknologi dan informasi sebagai sarana membuka

cakrawala dunia

5. Mendidik generasi muslim yang cerdas dan terampil serta berwawasan

Global
93

6. Meningkatkan prestasi santri dan Pondok Pesantren

4. Letak Geografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

Luas bangunan dan sarana pendukung Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadiin yang telah digunakan sekitar 15.000 m2, terdiri dari gedung

belajar MA, MTs, dan RA, Asrama dan sarana/fasilitas umum. Sisa lahan

yang ada, dimanfaatkan untuk jalan, parkir dan taman sekitar 4000 m 2 dan

sisanya masih digunakan untuk lahan pertanian dan lapangan.

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin terletak di jalan Pesantren

01 Desa RT. 04 RW. 01 Desa Sidoharjo Kecamatan Jati Agung Kabupaten

Lampung Selatan Provinsi Lampung. Secara geografis Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadiin berada di tepi desa yakni, 450 meter dari balai desa

Sidoharjo dan berbatasan dengan kabupaten Lampung Timur.

Dengan kondisi seperti ini memudahkan siswa untuk mendatangi

tempat-tempat keramaian tersebut. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

berbatasan dengan perumahan penduduk. Untuk lebih jelasnya penulis

uraikan batas-batas lokasi Pondok Pesatren Hidayatul Mubtadiin, yakni :

a. Sebelah barat berbatasan dengan kebun milik bapak Taudi.

b. Sebelah timur berbatasan dengan kebun bapak Slamet.

c. Sebelah utara berbatan dengan jalan dimana seberang jalan adalah lokasi

perumahan penduduk desa Sidoharjo.

d. Sebelah selatan berbatasan dengan kebun milik bapak Laman.


94

Lingkungan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin merupakan

area pemukiman dan pertanian. Kondisi lahan Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadiin adalah relatif datar dan bebas dari bahaya banjir.

5. Demografis Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

Jika dilihat secara demografis orang tua siswa mempunyai mata

pencarian yang heterogen dengan strata sosial yang sangat bervariasi mulai

dari petani, pedagang, pegawai negeri, guru, ABRI, wiraswasta. Karena

letaknya yang strategis tersebut maka Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadiin Jati Agung merupakan incaran bagi para santri di sekitar Daerah

Lampung Selatan Bahkan Provinsi Lampung. Sedangkan orang tua siswa

sangat mendukung dan memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap

segala program yang telah di buat oleh Pesantren.

Hal ini tidak terlepas dari kepiawaian pengurus-pengurus dalam

menjembatani antara orang tua wali santri dengan pihak pesantren dan di

dukung oleh masyarakat serta pemerintah daerah dalam rangka

pengembangan pesantren kearah yang lebih berkwalitas dan potensial. Hal

ini terbukti dari komitmen pemerintah dengan pembangunan Rusunawa

bertingkat sebagai asrama tempat tinggal para santri.

6. Profil Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jati Agung

a. Identitas Pesantren

Nama Pesantren : Hidayatul Mubtadiin Jati Agung

No Statistik Pesantren :510318010086

Status : Swasta
95

Waktu Belajar : Pagi, Siang, Malam

NPWP : 02.760.864.5-322.000

Nomor Telepon : 081379221119

b. Data Pimpinan

Nama : Kh.Dr.Andi Warisno,M.MPd

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Nomor Telepon : 081379221119

c. Alamat Pesantren

Jalan : Jl. Pesantren No. 01 Sidoharjo

Provinsi : Lampung

Kabupaten : Lampung Selatan

Kecamatan : Jati Agung

Desa : Sidoharjo

Latitude (Lintang) : -5.246003

Longitude : +105.403727

d. Website Dan Email

Website : pontren.hidayatulmubtadiin.wordpress.com

Email : pontren_hidayatul.mubtadiin@yahoo.co.id

e. Informasi Dokumen Dan Perijinan

Tahun Berdiri : 2003

No Sk Pendirian : 001/YHM/SKPM/V/2003

Tgl Sk Pendirian : 11/02/2003

Tipe Pondok Pesantren :C


96

f. Informasi Penyelenggra Madrasah

Penyelenggara : Yayasan

Nama Yayasan : Hidayatul Mubtadiin Lampung

7. Sarana Fisik Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Jati Agung termasuk

pesantren yang baru bila ditinjau dari usia kelahiranya yaitu pada tahun

2003, sehingga fasilitas dan prasarananya yang tersediapun masih sederhana

dan terbatas, tetapi keterbatasan ini tidak menghambat proses pendidikan

dan pengajaran sebagai nadi dan misi pesantren. Adapun sarana dan

prasarana yang tersedia di pesantren ini antara lain:

a. Luas Tanah Dan Bangunan

Luas Tanah : 15.000 M2

Luas Bangunan : 1023 M2

b. Sarana Pendukung Belajar


97

Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Hidayatul MubtadiinTahun 2018

Kondisi
No Sarana Jumlah
Baik Rusak Ringan Rusak

1 Ruang Pengurus 1 1 - -
2 Ruang Ustadz 1 1 - -
3 Ruang Mengaji 15 13 2 -
4 Masjid 1 1 - -
5 Mushola 1 1 - -
6 Asrama Putra 9 3 5 1
7 Asrama Putri 15 9 4 1
8 MCK 20 7 5 3
9 Kantin 4 4 - -
10 Aula 1 1 - -
11 Lab komputer 1
98

8. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin

Gambar 3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Hidayatul


MubtadiinTahun 2018/2019

Pengasuh
Kh. Dr. Andi Warisno,M.MPd

Ketua Penasehat
Ust. Feri Fernadi,M.Pd Ust. Basirun,S.Pd.I
Ustz. Nur Anif,S.Pd Ustz Nurul Hidayati M,M.Pd..I

Sekretaris Seksi-Seksi Bendahara


Ust. Miftahul Anwar Ust. Syukron Ma’mun
Ustz. Anita Ustz. Nurul Aslamiyah

Pendidikan Keamanan Asrama Kesehatan


Ust. Toyyibin, S.Pd.I Ust. Zaenuri Ust. Anas UstAdi Kurniawan
Ustz. M.Ghozi M Ustz. Khoiriyah Ustz. Okta Ustz. Widiyanti

Kebersihan PaPi Perlengkapan Humas


Ust.Sofyan Yahya Ust.Aris Munandar Ust.Daylami
Ustz.Evi Hartati Ustz.Inti Sari Dewi Ust.Rohimah P

Santri Pa Santri Pi

Sumber: Papan struktur Organisasi Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin


99

B. Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah di MTs Hidayatul

Mubtadiin

1. Sosialisasi Pengenalan dan Pembahasan Tentang MBM

Manajemen Berbasis Madrasah (MBM). Merupakan sistem yang terdiri

dari unsur-unsur dan karenanya hasil kegiatan pendidikan dimadrasah

merupakan hasil kolektif dari semua unsur madrasah dengan cara bervikir

semacam ini, maka semua unsur madrasah harus memahami tentang konsep

MBM, mengapa dan bagaimana MBM itu diselenggarakan.Oleh karena itu

langkah pertama yang harus dilakukan oleh madrasah adalah

mensosialisasikan konsep MBM kepada setiap unsur madrasah (guru, siswa,

wakil kepala madrasah, guru BK, karyawan, orang tua siswa pengawas,

pejabat Dinas pendikan kabupaten/kota, pejabat Dinas Pendidikan profinsi

dan sebagainya). Melalui berbagai mekanisme misalnya seminar, lokakarya,

diskusi, rapat kerja, simposium, forum ilmiah, dan media masa. Sosialisasi

pengenalan dan pemahaman MBM di MTs Hidayatul Mubtadiin melalui

media berupa kopian buku MBM dan rapat kerja. Adapun kepala madrasah

membudayakan mutu dalam setiap kegiatan dengan melihat budaya-budaya

yang sudah ada dipadukan dngan jalan damai dan sesuai dengan kemampuan

menuju perubahan mutu.

Dalam melakukan sosialisasi MBM, yang terpenting dilakukan oleh

kepala madrasah adalah membaca dan membentuk budaya MBM di

madrasah masing-masing. Secara umum, garis-garis besar kegiaatan


100

sosialisasi/pembudayaan MBM dapat dilakukan dengan cara sebagai

beriku :

a. Membaca dan memahami sistem, budaya, dan sumberdaya yang ada

dimadrasah secara cermat dan refleksikan kecocokannya dengan sistem,

budaya, dan sumber daya baru yang diharapkan dapat mendukung

penyelenggaraan MBM.

b. Mengidentifikasi sistam, budaya, dan sumberdaya yang perlu diperkuat

dan perludiubah, dan dikenalkan sistem, budaya dan sumberdaya baru

yang diperlukan untuk menyelenggarakan MBM.

c. Membuat komitmen secara rinci yang diketahui oleh semua unsur yang

bertanggung jawab, jika terjadi perubahan sistem.

d. Bekerja sama dengan semua unsur madrasah untuk mengklarifikasikan

visi, misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program penyelengaraan

MBM.

e. Menghadapi setatus quo (resitensi) terhadap perubahan, jangan

menghindar daan jangan menarik darinya serta jelaskan mengapa

diperlukan perubahan darn jangan menarik darinya serta jelaskan mengapa

diperlukan perubahan dari manajemen berbasis pusat menjadi MBM.

f.Menggaris bawahi prioritas sistem, budaya, dan sumberdaya yang belum

ada sekarang, dan program-program MBM dan doronglah sistem, budaya,

dan sumberdaya manusia yang mendukung MBM serta hargailah mereka

(unsur-unsur) yang telah memberi contoh dalam penerapan MBM.


101

g. Memantau dan mengarahan proses perubahan agar sesuai dengan

visi, misi, tujuan, sasaran, rencana dan program-program MBM.

2. Merumuskan Visi, Misi,Tujuan dan Sasaran Madrasah (tujuan

situasional madrasah).

Madrasah yang melaksanakan MBM harus membuat rencana

pengembangan madrasah. Rencana pengembangan madrasah pada

umumnya mencakup perumusan visi, misi, tujuan madrasah dan strategi

pelaksanaannya. Sedangkan rencana kerja tahunan madrasah pada

umumnya meliputi pengidentifikasian sasaran madrasah (tujuan situasional

madrasah), pemilihan fungsi-fungsi madrasah yang diperlukan untuk

mencapai sasaran yang telah diidentifikasi, analisis SWT, langkah-langkah

pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program kerja tahunan

kerja madrasah. Berikut diuraikan secara singkat mengenai perumusan

visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah).

a. Visi

“Unggul Dalam Prestasi Dan Mulia Dalam Akhlaq”

b. Misi

Madrasah Aliyah Al-Ishlah memiliki misi dalam mewujudkan

visi sekolahnya yaitu :


102

1. Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan yang

cerdas, kompetitif dengan sikap dan amaliah islam, berkeadilan,

relavan dengan kebutuhan masyarakat local dan global.

2. Melakukan pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas.

3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas.

4. Menumbuhkan budaya lingkungan MTs yang bersih, aman dan

sehat.

5. Meningkatkan budaya unggul warga MTs dalam prestasi

akademik dan non akademik.

6. Menumbuhkan minat baca dan tulis.

7. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.

8. Menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan melibatkan

stakeholder Madrasah.

c. Tujuan

Secara umum tujuan pendidikan MTs sama dengan tujuan

pendidikan nasional dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20, tahun 2003, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

pendidikan, yaitu :Mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada tuhan yang maha esa brakhlak mulia, sehat, berilmu,
103

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

secara bertanggung jawab.Namun demikian bertolak atau tidak lepas

dari visi dan misi yang sudah dirumuskan selanjutnya madrasah

merumuskan tujuan. Tujuan merupakan apa yang akan

dicapai/dihasilkan oleh madrasah yang bersangutan dan kapan tujuan

akan dicapai. Jika visi dan misi terkait denan jangka waktu yang

panjang,maka tujuan dikaitkan jangka waktu 3 sampai 5 tahun dengan

demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud madrasah

menuju visi dan misi yang telah dicangkan. Jika visi merupakan

gambaran madrasah dimasa depan secara utuh (ideal), maka tujuan

yang ingin dicapai dalam waktu 3 tahun mungkin belum seideal visi

atau belum selengkap visi. Dengan kata lain, tujuan merupakan

tahapan untuk mencapai visi.

Tujuan MTs Hidayatul Mubtadiin , adalah

a. Menjadikan anak didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Menumbuhkan semangat kesadaran dan kebutuhan masyarakat

akan lembaga pendidikan Islam tingkat menengah pertama.

c. Untuk memudahkan masyarakat Sukadamai dan sekitarnya,

untuk memperoleh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah.

d. Turut mencerdaskan anak bangsa.

Untuk meraih target mutu tersebut, program yang dilakukan

MTs Hidayatul Mubtadiin yaitu menyelenggarakan kegiatan-


104

kegiatan ekstrakulikuler diantaranya pramuka, komputer,

otomotif, tata busana, marching band, qiroah, seni musik dan

khitobah.

d. Sasaran dan Tujuan Situasoinal

Setelah tujuan madrasah (tujuan jangka menengah)

dirumuskan, maka langah selanjutnya adalah menetapkan sasaran

atau tujuan situasional madrasah atau tujuan jangka pendek. Sasaran

adalah penjabaran yaitu sesuatu yang akan dihasilkan atau dicapai

oleh madrasah dalam jangka waktu lebih singkat dibandingkan

dengan tujuan madrasah. Rumusan sasaran harus selalu mengandung

peningkatan,baik peningkatan mutu/kualitas, efektivitas

produktifitas, maupun efesiensi (bisa salah satu atau kombinasi).

Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif, maka sasaran harus

dibuat sepesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator-

indikator yang rinci.

Meskipun sasaraan bersumber dari tujuan, namun dalam

penentuan sasaranyang mana dan berapa besar kecilnya sasaran,

tetap harus didasarkan atas tantangan nyata yang dihadapi oleh

madrasah.

1) Mengidentifikasi Tantangan Nyata Madrasah

Pada tahap ini, madrasah melakukan analisis output

madrasah yang hasilnya berupa identifikasi tantangan nyata nyata


105

dihadapi oleh madrasah. Tantangan adalah selisih (ketidak

sesuaian) antara output madrasah saat ini dan output madrasah

yang diharapkan dimasa mendatang (tujuan madrasah). Besasr

kecilnya ketidak sesuaian antara output madraasah saat ini

(kenyataan) dengan output madrasah yang diharrapkan idealnya

dimasa yang akan datang, memberitahukan besar kecilnya

tantanggan kualitas/mutu. Misalnya, MTs Hidayatul Mubtadiin

,juara kepramukaan madrasah saat ini berperingkat sekabupaten

dan diharapkan akan meingkat menjadi peringkat profinsi, maka

besarnya tantangan adalah 1 – 4 = -3 (kurang tiga). Tantangan

efektifitas misalnya ditahun 2018, dari 245 siswa yang mengikuti

ujian Nasional, yang lulus 30 siswa, sehingga tantangannya

adalah 5 siswa atau 1% yaitu berasal dari 5 dibagi 300 siswa.

Output madrasah saat ini dapat dengan mudah

diidentifikasi, karena tersedia datanya. Akan tetapi bagaimanakah

caranya mengidentifikasi output madrasa yang diarapkan seingga

output yang diharapkan tersebut cukup relistis ? caranya, perlu

dilakukan analisis prakiraan (forecasting) lengkap dengan asumsi-

asumsinya untuk menemukan kecenderungan-kecnderungan yang

diharapkan dimasa depan.

Mengidentifikasi tantangan nyata MTs Hidayatul Mubtadiin

adalah :
106

a) Prestasi siswa yang belum optimal

b) Sarana dan prasarana yang kurang memadai

c) Masih adanya kekurangan ketenagaan dan pendidikan

d) Kedatangan siswa yang masih terlambat

e) Jumlah jam pelajaran PAI yang kurang.

Pada umumnya, tantangan madrasah bersumber dari output

madrasah yang dapat dikategorikan menjadi empat kualitas,

produktivitas, efektivitas dan efesiensi.

Kualitas adalah gambaran dan karakteistik menyeluruh dari

barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam

memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. Dalam

konteks pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas

output madrasah yang bersifat akademik (misalnya nilai rapor

atau nilai UN dan non akademik (misalnya; olah raga dan

kesenian). Mutu output madrasah dipengaruhi oleh tingkat

kesiapan input dan proses persekolahan. Kualitas nilai UN di MTs

Hidayatul Mubtadiin sudah bagus, tapi belum maksimal

sementara kualitas non akademikpun sudah bagus ini ditandai

dengan menangnya di beberapa perlombaan.

Produktivitas adalah perbandingan output madrasah

dibanding input madrasah. Baik output maupun input madrasah

adalah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input madrasah adalah


107

jumlah guru, model madrasah, bahan dan energi. Kuantitas output

yaiu jumlah siswa yang lulus madrasah setiap tahunnya.

Produktivitas yaitu tahun ini madrasah lebih banyak meluluskan

sisiwanya daripada tahun lalu dengan dengan input yang sama

(jumlah guru, fasilita dan sebagainya). Maka dapat dikatakan

bahwa tahun ini madrasah tersebut lebih produktif dari pada tahun

sebelumnya. MTs Hidayatul Mubtadiin dikatakan lebih produktif

karena lulusan tahun ini lebih banyak dari pada tahun lalu dengan

fasilitas dan guru yang meningkat pula.

Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana

tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk

persamaan, efektivitas sma dengan hasil nyata dibagi hasil yang

diharapkan.

Efesinsi dapat diklarisifikasikan menjadi dua yaitu efesiensi

internal dan efesiensi eksternal. Efisiensi intrnal menunjuk kepada

hubungan antara output madasah (pencapaian prestasi belajar) dan

input (sumber daya) yang digunakan untuk

memproses/menghasilkan output madrasah. Efesiensi internal

biasanya diukur dengan biaya efektifitas, setiap penilaian biaya

efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik

untuk mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil

pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus sekolah)

MTs Hidayatul Mubtadiin mempunyai efesiensi dengan biaya


108

yang sama, tetapi nilai hasil UN tahun ini lebih baik dari pada

nilai UN tahun lalu, maka dapat dikatakan bahwa tahun ini MTs

Hidayatul Mubtadiin lebih efesien secara internal dari pada tahun

lalu.

Efesiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang

digunakan untuk menghasilkan lulusan dan keuntungan komulatif

(individual, sosial, ekonomik dan non-ekonomik) yang didapat

setelah kurun waktu yang panjang diluar madrasah. Analisis biaya

manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efesiensi

eksternal. Karena di MTs Hidayatul Mubtadiin belum ada data

base jadi belum bisa diketahui.

2) Merumuskan Sasaran (tujuan situasional)

Bedasarkan tantangan nyata yang dihadapi madrasah, maka

dirumuskanlah sasaran/tujuan situasional yang akan dicapai oleh

madrasah. Meskipun sasaran dirumuskan bedasarkan atas

tantangan nyata yang dihadapi oleh madrasah,namun perumusan

sasaran tersebut harus tetap mengacu pada visi, misi dan tujuan

madrasah yang merupakan sumber pengetian (sumber referensi)

bagi perumusan sasaran madrasah. Oleh karena itu, sebelum

merumuskan sasaran madrasah yang akan dicapai, setiap

madrasah harus harus memiliki visi, misi dan tujuan madrasah.


109

Sasaran sebaiknya hanya untuk waktu yang relatif pendek,

misalnya untuk satu tahun pelajaran. Dengan demikian sasaran

(misalnya untuk satu tahun) pada dasarnya merupakan tahapan

untuk mencapai tujuan jangka menengah (misalnya untuk jangka

3 tahun). Ketika menentukan sasaran, prioritas harus

dipertimbangkan sungguh-sungguh. Jika tujuan telah dicanangkan

mencakup 5 aspek, apakah kelimanya akan digarap pada tahun

pertama, atau hanya beberapa saja. Hal itu tergantung pada

kondisi madrasah.

Sasaran diumuskan untuk mencapai target mutu

pembelajaran dijadikan sebagai tujuan jangka menengah. Aspek

sasaran ini mengandung makna harapan akan prestasi-prestasi

akademik dan nonakademik, namun demikian jangkauannya lebih

rendah dari harapan-harapan yang terumuskan dalam tujuan.

Rumusan sasaran/tujuan situasional di MTs Hidayatul Mubtadiin:

a) Meningkatkan prestasi akademik siswa terutama nilai UN dan

melanjutkan keperuruan tinggi meningkat.

b) Meningkatkan potensi non akademik seperti kepramukaan,

olah raga, marching band dan lain sebagainya.

c) Merehap dan membangun lokal yang tidak layak.

d) Menugaskan guru menangani bidang tesebut, mengangkat

GTT dan PTT.

e) Meminta perhatian kepada wali murid.


110

f) Mata pelajaran agama masing-masing ditambah 1 jam.

Untuk meraih target mutu tersebut, kegiatan-kegiatan pokok

yang diprogramkan MTs Hidayatul Mubtadiin antara lain

meliputi program pengembangan kurikulum dan kegiatan

pembelajara, pengembangan sumber daya manusia,

pengembangan sumber daya fisik, pengelolaan keuangan,

peningkatan layanan dan ketatalaksanaan dan peningkatan kerja

sama madrasah.

3) Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai

sasaran :

Setelah sasaran dipilah, maka langkah berikutnya adalah

mengidentifikasi fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk

mencapai sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat

kesiapannya.

Bidang-bidang (fungsi-fungsi) yang dikembangkan di MTs

Hidayatul Mubtadiin antaralain :

a) Pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

b) Pengembangan sumber daya manusia

c) Pengembangan sumber daya fisik

d) Pengelolaan keuangan

e) Peningkatan layanan dan ketatalaksanaan

f) Peningkatan kerjasama madrasah dengan masyarakat .


111

g) Melakukan Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity

dan Threat) pada bidang-bidang manajemen.

1) fungsi pengembangan kurikulum dan kegiatan

pembelajaran :

Kekuatan (Strenght)-kerangka dan dasar kurikulum,-

kalender- akademik,- KTSP dan pembelajaran juga

terlaksana, kelemahan (weakness)-kurangnya pemahaman

guru terhadap konsep pembelajaran sehingga murid masih

selalu dianggap sebagai obyek belajar,- kurangnya

kreatifitas guru memilih pendekatan, model, metode dan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran cenderung

membosankan bagi siswa- hal-hal itulah yang menyebabkan

rendahnya mutu pembelajaran. Peluang (opporttunity),-

MGMP, Diklat guru mata pelajaran, Workshop dan

melanjutkan studi. Ancaman (threat), kurangnya rasa

percayadiri, loyalitas dan tanggungjawab terhadap tuga,-

masih ikut campurnya birokrasi dalam sistem evaluasi

dimadrasah.

2) Fungsi pengembangan sumber daya manusia

Kekuatan (strength)- Kepala Madrasah,-guru,- staf.

Kelemahan(weakness), murid belum semua siap. Peluang


112

(opportunity),- wali murid,- Komite -masyarakat. Ancaman

(threat) Tidak ada.

3) Fungsi pengembangan Sarana dan sumber daya fisik.

Kekuatan (Strength),- ruang kelas ,- perpustakaan,-

laboratorium. Kelemahan (weakness), ada 5 lokal yang

tidak layak. Peluang (Opportunity), Lingkungan geografis

dekat dengan kota. Ancaman (threat), tidak ada.

4) Fungsi pengelolaan keuangan.

Kekuatan (strenght), Biaya opersi,- Bendahara,- Biaya

investasi,- Biaya personal. Kelemahan (Weakness), tidak

ada, peluang (Opportunity), Diberi kebebasan mengelola

keuangan, Ancaman (Thert), tidak ada.

5) Fungsi peningkatan layanan dan ketatalaksanaan

Kekuatan (Strenght), kesehatan, keamanan dan

ketatalaksanaan, Kelemahan (Weakness), tidak ada,

Peluang (opportunity), Keamanan lingkungan dari segi

fisik, Acaman (Thert), pelayanan lingkungan belajar belum

optimal.

6) Fungsi peningkatan kerja sama madrasah dengan

masyarakat.
113

Kelemahan (Weakness) tidak ada, Peluang(Opportunity)

wali murid dan lingkungan masyarakat. Ancaman (Thert)

tidak ada.

Pada gilirannya, analisis SWOT dapat digunakan untuk

merefisi/memperbaiki sarana yang mungkin terlalu tinggi/rendah

atau terlalu besar agar menjadi sarana yang realistik.

4) Alternatif langkah pemecahan masalah

Dari hasil analisis SWOT, maka langkah berikutnya adalah

memilih langkah-langkah pemecaha (peniadaan) persoaalan, yakni

tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi-fungsi yang tidak

siap menjadi siap. Selama masih ada persoalan, yang sama artinya

dengan ada ketidaksiapan fungi,maka sasaran yang telah di

tetapkan tidak akan tercapai. Oleh sebab itu agar sasaran tercapai ,

perlu di lakukan tindakan-tindakan yang mengubah kstidaksiapan

menjadi kesiapan fungsi. Tindakan ahakekatnya merupakan

tindakan makna kelemahan dan ancaman agar menjadi kekuatan

ataupeluang yakni dengan memanfaatkan adanya satu/lebih faktor

yang bermakna kekuatan dan peluang.

Alternatif langkah pemecahan masalah di MTs Hidayatul

Mubtadiin ,antara lain:


114

 Memberikan keterampilan kepada siswa dalam kegiatan eksta

kurikuler secara berkesinambungan dengan tujuan lulusan MTs

Hidayatul Mubtadiin mempunyai keterampilansebagai

keterampilan hidup masyarakat.

 Meningkatkan sarana dan prasarana (merenovasi dan

membangun gedung) dan melengkapi alat pembelajaran,

 Mengikut sertakan guru dalam pelatihan, workshop, MGMP dan

studi lanjutan.

C. Implementasi Manajemen Berbasis Madrasah di MTs Hidayatul

Mubtadiin

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pngajaran

Kurikulum yang dipakai di MTs Hidayatul Mubtadiin

adalah kurikulum yang dibuatoleh pmerintah pusat yaitu kurikulum

Standar yang berlaku secara Nasional. Sedangkan kurikulum muatan

lokal yang dipakai untuk kondisi madrasah pada umumnya sangat

beragam. Oleh karena itu dalam implimentasinya, madrasah dapat

mengembangkan (memperdalam, memperkaya dan memodifikasi,

namun tidak mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional).

Madrasah boleh memperdalam kurikulum, artinya apa yang

dikerjakan boleh dipertajam dengan aplikasi yang bervariasi.

Madrasah juga dibolehkan memperkaya apa yang dikerjakan, artinya


115

apayang diajarkan boleh diperluas dari yang harus dan seharusnya dan

yang dapat diajarkan. Demikian juga madrasah boleh memodifikasi

kurikulum, artinya apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih

kontekstual dan selaras dengankarakteristik peserta didik. Selain itu

madrasah juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum

muatan lokal.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama MTs Hidayatul

Mubtadiin . Madrassah diberirikan kebebasan memilih pendekatan,

model, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran yang paling

efektif, sesuai dengan krakteristik siswa, karakteristik guru, dan

kondisi nyata sumberdaya yang tersedia di madrasah. Secara umum,

pendekatan, model metode dan strategi pembelajaran yang berpusat

pada sisiwa (student centered) lebih mampu memberdayakan

pembelajaran yang menekankan pada keaktifan belajar siswa, bukan

pada kaktifan mengajar guru. Oleh karena itu cara-cara belajar siswa

aktif misalnya pembelajaran aktif, pembelajaran kerja

samadankuantum learning (sesuai kemampun anak) perlu diterapkan.

Madrasah diberi wewenang untuk melakukan evaluasi,

khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal. Evaluasi iternal ini

dilakukan oleh madrasah untuk, memantau proses melaksanakan dan

utuk mengevaluasi hasil program-program yang telah dilaksanakan.

Evaluasi semacam ini sering disebut evalusi diri. Evalusi diri harus
116

jujur dan transparan agar benar-banar dapat mengungkap informasi

yang sebenarnya. Evaluasi di MTs Hidayatul Mubtadiin dilakukan dua

kali dalam tiap-tiap semester. Evaluasi ini dilakukan untuk mellihat

target yang diharapkan.1

Kurikulum tingkat satuan pendidikan MTs Hidayatul Mubtadiin

disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik

daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Di MTs

Hidayatul Mubtadiin sudah menggunakan proses pembelajaran yang

di selnggarakan secara intraktif, namun sebagian guru masih lebih

menggunakan metode ceramah dalam proses pemelajaran khususnya

pada mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi

Fiqih, AL-Qu’ran Hadits, Aqidah-Akhlaq dan Sjarah Kebudayaan

Islam. Proses pembelajaran pada mata pembelajaran ini masih kurang

membangkitkan kreatifitas dan aktufitas murid,shingga sering anak

merasa bosan dan jenuh. Sbagian guru kurang msmotifasi didik untuk

berpartivitasi aktif serta membrikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

krativitas, dan kmanndirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik srta psikologis peserta didik, Selain itu dalam

proses pembelajaran pendidik juga sudah memberikan keteladanan.

Setiap mata pelajaran yang akan diajarkan MTs Hidayatul

Mubtadiin sudah dilakukan perencanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran


1
Drs. Markidi (Waka Kurikulum), wawancara, Tanggal 03 Desember 2020
117

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan evisien.

Perencanaan proses pembelajaran MTs Hidayatul Mubtadiin meliputi

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan

penilaian hasil belajar.

Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah

maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal

perpendidik, rasio maksimal buku teks pembelajaran stiap peserta

didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dngan mengembangkan

budaya membaca dan menulis.

2. Manajemen Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan

mengajar, melatih, meneliti,mengembangkan, mengelola dan atau

memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Tenaga

kependidikan di MTs Hidayatul Mubtadiin meliputi tenaga pendidik

(guru), pengelola satuan pendidikan, pustakawan, laporan, dan teknisi

sumber belajar.

Manajemen tenaga kependidikan antara lain : (1) invertarisasi

pegawai, (2) pengusulan formasi pegawai, (3) pengusulan pengangkatan,

kenaikan tingkat, kenaikan berkala dan mutasi; (4) mngatur usaha

kesejahteraan dan (5) mengatur pembagian tugas.


118

Menciptakan manajemen ketenagaan pendidikan yang efektif

merupakan tanggung jawab seluruh unsur madrasah, baik tenaga edukatif

(guru), tenaga administratif dan lebih-lebih kepala madrasahnya. Untuk

dapat mewujudkan tenaga kependidikan yang handal dan efektif dalam

suatu lembaga pendidikan sehingga dipandang sebagai tenaga

kependidikan yang profesional, dibutuhkan pemimpin yang juga handal

dan juga efektif.

Manajemen ketenaga, mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan,

rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sangsi (reward and punishment),

hubungan kerja, sampai efaluasi kinerja tenaga kerja madrasah (guru,

tenaga administrasi, laporan dan sebagainya) dapat dilakukan oleh

madrasah kecuali yang menyangkut pengupahan/imbal jasa dan rekrutmen

guru pegawai negri sipil, yang saat ini masih ditangani oleh birokrasi

diatasnya.

a. Kepala Madrasah

Kepala MTs Hidayatul Mubtadiin saat ini dijabat oleh Bapak

H. Ma’ruf Abidin, M.Si pendidikan terakhir sarjana Strata 2,

Mempunyai karakter sifat kepala madrasah yang kuat, mampu

mengordinasi manajemen dan sebagian karakter kepala madrasah

yang yang efektif sudah dimiliki kepala madrasah.. Hal ini adalah ciri-

ciri yang ada dalam kepemimpinan visioner dan transformasional


119

yaitu mempunyai, memahami visi dan i, tujuan dan sasaran dan

implementasi visi (perencanaan dan palaksanaan).

b. Guru

Pada tahun 2020, MTs Hidayatul Mubtadiin mempunyai

guru sebanyak 34 orang dan termasuk guru tetap di MTs Hidayatul

Mubtadiin .

Proses berlangsungnya manajemen berbasis madrasah intinya

adalah berlangsungnya pembalajaran yaitu terjadinya interaksi antara

siswa dengan guru yang di dukung perangkat lain sebagai bagian dari

keberhasilan proses pembelajaran, sehingga guru adalah hal penting

dalam proses pembelajara. Oleh karena itu dituntut untuk menjadi

prifesional.

Sebelum mengajar guru MTs Hidayatul Mubtadiin

mempersiapkan administrasi mengajar seperti program

tahunan/semester, satuan pelajar, rencana pembelajaran, soal dan

latihan. Media pembelajaran menggunakan : Lembar Kerja Siswa

(LKS), gambar, kaset atau menggunakan alat bantu laboratorium.

Metode mengajar yang digunakan bervariasi seperti ceramah, diskusi,

bermain peran, demonstrasi, penugasan/pelatihan dan experiment,

disesuaikan dengan materi dan media pembelajaran yang tersedia

sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.


120

Pendidik di MTs Hidayatul Mubtadiin sudah memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,

sehat jasmani dan rohani serta memiliki keampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat

pendidikan pendidik MTs Hidayatul Mubtadiin yang minimal

dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan

atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai aggen

pembelajaran pendidik MAS pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah sudah mempunyai : kompetensi padagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Pendidik di MTs Hidayatul Mubtadiin memiliki kualifikasi

akademik minimum diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1).

Pendidik di MTs Hidayatul Mubtadiin mempunyai latar belakang

pendidikan tinggi dengan prgram pendidikan yang sesuai dengan mata

pelajaran yang di ajarkan. Yang mendapat sertifikat profesi guru untuk

MTs Hidayatul Mubtadiin sudah ada 6 orang.

Selain itu dalam proses pembelajaran, pendidik di MAS juga

sudah memberikan keteladanan. Ukuran ideal seorag guru sangat

tergantung pada kemampuan dan pengalaman intelektualitasnya. Guru

harus memiliki “Skill labour” yaitu tenaga terdidik atau terlatih

dengan kebiasaan baik, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan

subjek didik. Guru merupakan figur dalam penyuksesan pendidikan


121

bagi anak didik, bahkan guru di tuntut harus memiliki akhlak yang

baik seperti di ajarkan oleh Rasulullah SAW.

Muhammad ‘abd Qodir Ahmad menunturkan bahwa rasul

sosok yang pendidik, para sahabat sebagai subjek didik kala itu

menangkap teladan yang luhur pada dirinya, berakhlak baik, memiliki

ilmu dan memiliki keutamaan dalam semua gerar-geriknya. Jika

seorang pendidik mempunyai karakter seperti diatas, akan disenangi

oleh peserta didik, dengan sendirinya akan disenangi ilmu yang akan

di ajarkannya.

Muhammad ‘abd Qodir juga mengatakan, “banyak sisswa

yang membenci suatu ilmu atau materi pelajaran karena watak guru

yang keras, akhlak guru yang keras dan cara mengajar guru yang sulit.

Dipihak lain, banyak pula siswa yang menyukai dan tertarik untuk

mempelajari suatu ilmu atau mata pelajaran, karena cara perlakuan

yang baik, kelembutan dan keteladanan yang indah. Guru harus dapat

menjadi contoh (suritauladan) bagi peserta didik karena pada dasarnya

guru adalah representasi dari kelompok orang pada suatu komunitas

atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi tauladan yang dapat

digugu dan ditiru.

c. Staf

Manajemen ketenagaan dala staf administrasi (pegawai tata

usaha/TU), staf perpustakaan, laboratorium, penjaga atau satuan


122

keamanan danpesuruh mengalami peningkatan jumlah karyawan 4

orang yaitu kepala TU 1 orang, Staf TU 1 orang, dan satpam 2 orang,

tingkat pendidik masing-masing S1.

Perekrutan ketenagaan kependidikan sesuai dengan

kebutuhan yang ditargetkan. Dalam pengembagan profesi ketenagaan

kependidikan juga diperhatikan, bisa di lihat ada kesempatan

bimbingan uuntuk studi lanjutan pelatihan keprofesionalan.

Ketenangan guru terutama menunjang dalam keberhasilan proses

pembelajaran maka dalam hal ini hendaklah menjadi perhatian utama

dalam peningkatkan mutu madrasah.

Pendidik pada terdiri atas guru mata pelajaran dan instruktur

bidang kejuruan yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing

satuan pendidikan sesuai dengankeperluan. Tenaga kependidikan

sudah terdiri atas kepala madrasah, tenaga administrasi, tenaga

perpustakaan, tenaga labolatorium, dan tenaga kebersihan madrasah.

3. Manajemen Kesiswaan

Manajemen bidang kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbgai

kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat

berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan yang

diinginkan.

Manajemen bidang kesiswaan meliputi di MTs Hidayatul

Mubtadiin meliputi : (1) penerimaan siswa baru, (2) program


123

bimbingandan penyuluhan, (3) pengelompokan belajar siswa, (4)

kehadiran siswa,(5) meengatur pemilihan siswa teladan, (6) menyeleksi

siswa yang diusulkan untuk bea siswa dan (7) membina program osis.

Pelayanan siswa MTs Hidayatul Mubtadiin mulai dari penermaan siswa

baru, pengembangan/ pembinaan/ pembimbingan, dan penempatan

untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia kerja, hingga

sampai pada pengurusan alumni. Sebenarnya dari dahulu memang

sudah di desentralisasikan. Oleh karena itu yang diperlukan adalah

peningkatan intensitas dan ekstensitasnya.

a. Penerimaan Siswa

Siswa yang diterima berdasarkan nilai Tes masuk penerimaan

murid baru.penerimaan siswa baru yang dikoordinir oleh panitia

penyelenggara madrasah. Tahun ini yang diterima siswa sebanyak

350 siswa. Standar yang dibakukan tiap kelas maksimal 30 orang.

b. Pengembangan, pembinaan dan Bimbingan

Dalam rangka bimbingan dan pembinaan siswa dilakukan

dengan mengembangkan secara pihak yang terkait dalam tugas ini,

wali kelasatau bila perlu kepala madrasah memberikan layanan

kepada siswa. Hasil dari pengamatan guru menunjukkan bahwa

tingkat kedisiplinan siswa masih kurang.


124

4. Manajmen Pembiayaan/ kuangan

Pengelolaaan keuangan, terutama pengalokasian atau

penggunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh madrasah. Hal ini

juga didasari oleh kenyataan bahwa madrasah yag paling memahami

kebutuhan sehingga desentralisasi pengalokasian dana sudah

seharusnya dilimpahkan ke madrasah. Madrasah juga harus diberi

kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan

penghasilan(income generating activities), sehingga sumber keuangan

tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.

Secara garis besar sumber dana madrasah dibagi dalam tiga,

yaitu : bantuan pemerintah, orang tua murid/ BP3, dan masyarakat,

dalam menyusun rencana anggaran MTs Hidayatul Mubtadiin

dilakukan dengan anggaran riil.

Anggaran program pengembangan fisik dan non fisik :

a. Rehabilitasi ruang belajar/manajemen sarana dan prasarana

b. Pembangunan sekitar PSBB/ manajemen kurikulum

c. Pengdaan uantuk manajemen kesiswaan

d. Membeli alatlabolatorium/ manajemen ketenaga pendidikan

e. Peningkatan administrasi/manajemen layanan khusus kelembagaan

f. Kerumah tanggaan madrasah/manajemen hubungan madrasah

dengan masyarakat.
125

Komponen keuangan madrasah merupakan komponen produksi

yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama

komponen-koponen lainnya. Dengan kata lain, setiap kgiatan yang

dilakukan madrasah memerlukan biaya. Dalam rangka penyelenggaraan

pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang sama antara lain

untuk keperluan : (1) kegiatan identifikasi input siswa, (2)

memodifikasi kurikulum, (3) insentif bagi tenaga kependidikan yang

terlibat, (4) pengaddan sarana dan prasarana, (5) pmberdayaan peran

serta masyarakat, dan (6) pelaksanaan kegiatan pemblajaran.

Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan MTs Hidayatul

Mubtadiin menganut asas pemiahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator,

(2) Ordonator, (3) Benndaharawan. Otorisator adalah pejabat yang

diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan

penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang

berwenang melakukan pengujian dan memrintahkan pembayaran atas

segala tindakan yang dilikukan berdasarkan otorisasi yang telah

ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang membuat

perhitungan dan pertanggung jawaban.

Kepala madrasah sebagai manajer berfungsi sbagai otorisator

dan dilimpahi fungsi ordonator untuk merintahkan pembayaran. Namun

tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena

berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Sedangkan


126

bendaharawan, disampinng mempunyai fungsi bendaharawan, juga

dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

Standar pembiayaan dalam pembiayaan pendidikan MAS terdiri

atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi

MAS meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan

sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal MAS

meliputi biaya pndidikan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk

bisa mengikuti proses pemblajaran secara teratur dan berkelanjutkan.

Biaya operasi MTs Hidayatul Mubtadiin mliputi :

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji.

b. Bahan atau peralata pendidikan habis pakai

c. Biaya pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

5. Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan mampu menndorong suasana

pendidikan yang nyaman dan lingkungan yang kondusif, MTs

Hidayatul Mubtadiin memilikki 1 ruang kepala madrasah, 1 ruang

TU, 1 ruang guru, 14 ruang kelas, 1 ruang komputer dan

perpustakaan, 1 ruang BK, 1 ruang pramuka, 1 ruang UKS , 1 Kamar

Mandi, 1 ruang olahraga dan Gudang 1.


127

Pengelolaan fasilitas atau sarana dan prasarana sudah dilakukan

oleh madrasah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan

hingga sampai pengembangan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa

madrasah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik

kecukupan, kesesuaian, maupun kemuktahirannya, terutama fasilitas

yang sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses

pembelajaran.

Disamping menggunakan sarana dan prasarana seperti halnya

biasa perlu pula menggunakan sarana dan prasarana khusus sesuai

dengan jenis kebutuhan anak. Manajemen sarana dan prasarana

madrasah bertugas merencanakan, mengorganisasikan,

menngarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi

kebutuhan dan penggunaan sarana dan prasarana agar dapat

memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan pembelajaran.

Standar sarana dan prasarana MTs Hidayatul Mubtadiin sudah

memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media

pendidikan, buku dan sumber belajar laiinnya, bahan habis pakai, serta

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. MTs Hidayatul

Mubtadiin memiliki prasarana yang terletak diatas tanah seluas 1089

m2 .
128

Standar buku perpustakaan yang dinyatakan dalam jumlah judul

dan jenis buku di perpustakaan suatu pndidikan. Setandar jumlah buku

teks pelajaran di perpustakaan diyatakan dalam rasio minimal jumlah

buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di

perpustakaan satuan pendidikan untuk stiap peserta didik. Kelayakan

isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh

BSNP dan ditetapkan dengan praturan mentri. Standar sumber belajar

lainnya untuk setiapsatuan pendidikan dinyatakan dalam rasio sumber

belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio

jumlah suumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis

sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

Lahan seluas 1089 m2. Untuk bangunan terdiri dari, lahan

praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan

untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkunagan yang secara

ekologis nyaman dan sehat. Standar lahan satuan pendidikan

dinyatakan dalam rasio luas lahan Para peserta didik. Standar letak

lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak tempuh maksimal

yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan

pendidikan tersebut. Standar letak lahan satuan pendidikan

mempertimbangkan keamanan, kenyamanan dan kesehatan

lingkungan. Standar rasio luas ruang klas per peserta didik

dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan mentri.


129

Standar rasio luas bangunan per peserta didik dirumuskan oleh BSNP

dan ditetapkan dengan peraturan mentri.

MTs Hidayatul Mubtadiin sebagai satuan pendidikan yang

memiliki peserta didik, pendidik, dan atau tenaga kependidikan yang

memerlukan layanan khusus wajib menyediakan akses kesarana dan

prasarana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemeliharaan sarana

dan prasarana pendidikan di MAS menjadi tanggung jawab .

Pemeliharaan dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan

memperhatikan masa pakai. Pengaturan tentang masa pakai sebagai

mana dimaksud ditetapkan dengan peraturan mentri.

6. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus di MTs Hidayatul Mubtadiin

meliputi layanan perpustakaan, layanan kesehatan dan layanan

keamanan madrasah.

a. Layanan perpustakaan

Perpustakaan mempunyai koleksi buku 458 judul. Dalam

rangka melayani kebutuhan peserta didik untuk belajar mandiri.

Dibuka setiap hari mulai jam 07. 15 sampai dengan 14.00 WIB

kecuali hari jum’at sampai jam 11.00 WIB dengan 1 orang

pengelola perpustakaan yang lulusan S1.

b. Layanan kesehatan
130

Program pendidikan terkait dengan kurikulum seprti olah

raga spak bola, bola voli, badminton dan tenis meja.

Diselenggarakan program ekstra kulikuler seperti bela diri (karate

dan silat), dan disediakan pula layanan kesehatan melalui palang

merah remaja (PMR) dan UKS.

c. Layanan Keamanan madrasah

Disediakan pelayanan keamanan mlalui patroli keamanan

madrasah (PKM), disamping juga 2 orang Satpam yang bertugas

menjaga keamanan lingkungan madrasah.

7. Manajemen Hubungan Madrasah dan Masyarakat.

Esensi hubungan madrasah dengan masyarakat adalah untuk

meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan dan dukungan dari

masyarakat terutama terutama dukungan moral dan finansial. Dalam

arti yang sebenarnya hubungan masyarakat dan madrasah dari dahulu

sudah didesentralisasikan. Oleh karena itu, sekali lagi yang dibutuhkan

adalah peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan madrasah dan

masyarakat. Diantara jalinan madrasah dan masyarakat melalui

organisasi Bp3/komite madrasah, melalui rapat bersama dan konsultasi.

Hubungan yang terjadi antara dan Masyarakat berjalan dengan

partisipasi dan kerjasama yang baik dan ditandai dengan harapan baik

masyarakat dengan keberadaan MTs Hidayatul Mubtadiin .


131

Madrasah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral

dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya

sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya

bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan madrasah, namun sangat

bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan.

Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di

suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada

daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi

masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur

pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam

pembangunan pendidikan di daerah. Di dalam masyarakat hendaknya

ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” madrasah didaerah sekitarnya. Maju

mundurnya suatu madrasah dilingkungannya juga merupakan tanggung

jawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya kepala

madrasah dan dewan guru yang memikirkan maju mundurnya

madrasah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.

Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia

berpartisipasi memajukan madrasah, pula dilakukan berbagai hal, antara

lain dengan cara memberitahu masyarakat program-program madrasah,

baik progran yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, dan

yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang

jelas tentang madrasah yang bersangkuta.


132

D. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Implementasi

Manajemen Berbasis Madrasah dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Hidayatul Mubtadiin .

1. Faktor pendukung imlementasi manajemen berbasis madrasah dalam

upaya peningkatan mutu pembelajaran pendidikan agama islam di MTs

Hidayatul Mubtadiin :Melihat kondisi obyek di lapangan penulis

menemukan beberapa faktor pendukung dilaksanakannya implemenitasi

manajemen berbasis madrasah dalam upaya peningkatan mutu

pembelajaran Akidah Akhlak, antara lain :

a. Kepemimpinan kepala madrasah yang berpengalaman.

Kepemimpinan kepala madrasah merupakan faktor sentral bagi

tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Oleh karena itu dikatakan pula

bahwa keberhasilan madrasah adalah madrasah yang memiliki

pemimpin yang berhasi (effective leaders) dan pemimpin madrasaah

adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan

tinggi terhadap staf dan para siswa, pemimpin madrasah adalah mereka

yang banyak mengetahui tentang tugas-tugas mereka, dan yang

menentukan suasana untuk madrasah mereka.

Berdasarka hasil studi diatas, menegaskan betapa penting kualitas

kepemimpinan kepala madrasah didalam upaya penigkatan mutu

pembelajaran pendidikan khususnya mata pelajaran Akidah Akhlak

guna mencapai keberhasilan suatu madrasah. Terhadap seluruh


133

madrasah yang berhasil orang akan selalu menunjuk bahwa

kepemimpinan kepala madrasah adalah kunci keberhasilan.Penguasaan

teori pengeetahuan tentangkepemimpinan tentu saja merupakan

sumbangan besar bagi para kepala madrasah. Studi historis untuk

menganalisis kepemimpinan seperti pendekatan psikologis, pendekatan

situasi, pendekatan prilaku dan pendekatan kontingensi perlu

ditanamkan kepada para kepala madrasah, sehingga mampu

meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala madrasah yang dirasakan

penting sekali (crusial)demi keberhasilan madrasah yang dipimpinnya.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka

pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif

merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Esensi kepmimpinan

adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk mengikuti keinginan

pemimpin. Bapak M. Feri Fernandi, M.Pd sebgai kepala MTs Hidayatul

Mubtadiin yang sudah dua periode menjabat memiliki sejumlah

pengalaman dalam memimpin lembaga tersebut. Beliau adalah tipe

pemimpin yang kreatif dan inovatif dan pigur keteladanan.

b. Kualifikasi akademik guru sudah sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan.

Guru di MTs Hidayatul Mubtadiin memiliki kualifikasi

pendidikan minial D-IV atau Sarjana Strata (S1) dan memiliki akta

mengajar sesuai dengan bidangnya. Bahkan kebeberapa mata


134

pelajaran sudah ada yang mempunyai gelar Megister yang juga

relevan dengan bidang yang diajarkan. Hal ini tentu sejalan dengan

pendapat Wina Sanjaya, bahwa agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya, diperlukan tingkat

pendidikan yang memadai. Jadi guru bukan hanya cukup memahami

matri yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan

kemampuan dan pemahaman tentang psikologi perkembangan

manusia, pemahaman tentang teori-teori perubahan tingkah laku,

kemampuan mengimplemenntasikan berbagai teori belajar,

kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan

sumber belajar, kemampuan mendesain strategi pembelajaran yang

tepat dan lain sebagainya.Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang

statis melainkan pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai

dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi. Oleh karena itulah guru dituntut peka terhadap dinamika

perkembangan masyarakat, baik perkembangan kebutuhan yang

selamanya berubah, perkembangan sosial, budaya termasuk

perkembangan teknologi.

c. Guru sudah memiliki kompetensi profesional

Dengan pendidikan guru yang memadai, guru diharapkan

memiliki kompetensi yang tinggi. Menurut Wina, kompetensi

merupakan perilaku rasional guna mencpai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu


135

kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat

dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran.

d. Sarana Belajar yang memadai

Pengelolaan (manajemen) perlengkapan/ sarana dan prasarana

merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan,

pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistik atau

pelengkapan.

Dari definisi tersebut, kita memaahami bahwa manajemen

perlemgkapan sarana dan prasarana pada dasarnya menuju kepada

siklus kegiatan perlengkapan : perencanaan dan penentuan kebutuhan,

penetapan anggaran, pengadaan, penyimpanan, pengeluaran,

pemeliharaan dan penghapusan. Istilah pelengkapan (logistik) itu

sendiri telah mengandung konotasi suatu pengetahuan, seperti terlihat

dari definisi berikut : logistik adlah seni berhitung, seni mengkalkulasi.

Logis adalah ilmu, seni, teknik perencanaan dan implementasi produksi,

pergudangan, transportasi, distribusi, pandangan, pemindahan

persediaan dariperalatan seperti halnya bangunan, dan fasilitas

pendukung logistik untuk penentuan operasional yang efisien.

Dari uraian diatas, maka fungsi manajemen sarana dan

prasarana/logistik pada umumnya meliputi :


136

1) Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan

sasaran-sasaran, pedoman-pedoman pengkuran penyelenggaran

lokgistik. Penentuan kebutuan merupakan perincian dasar dari

perencanan serta pedoman dalam melakukan suatu tidakan tertentu

dibidang kebutuhan peralatan dan perlekapan. Melalaui perencanaan

dan penetuan kebutuhan akan dihasilakn antara lain rencana

pemblian, rencana rehabilitasi , rencana distriusi , rencana sewa , dan

rencana perbuatan.

2) Fungsi pengagaran

Fungsi ini trdiri atas kgiatan-kegiatan danusaha-usaha untuk

merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu sekala

setandar, yaitu seekala mata uang dan jumlah biaya yang

memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.

Anggaran sarana dan prasarana/logistik diharapkan meliputi :

anggaran pembelian, anggaran perbaikan dan pemeliharaan,

anggaran penyimpanan dan penyaluran, anggaran penelitian, dan

pengembangan barang, agaran penyediaan dan penikatan mutu

personil (pendidikan dan latihan).

3) Fungsi pengadaan

Merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan,


137

penentuan kebutuhan maupun penganggaran. Pengadaan adalah

kegiatan dan usaha untuk menambah dan memahai kebutuhan

barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan

menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.

Pengadaan dapat dilakukan dengan cara : pembelian, penyewaan,

peminjaman, pemberian (hibah), penukaran, pembuatan, dan

perbaikan.

4) Fungsi penyimpanan dan penyaluran

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha

melakukan pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang-

barang persediaan didalam ruanng penyimpanan. Fungsi

penyimpanan meliputi perencanaan/ penyiapan/ pengembangan

ruang-ruang penyimpanan (storage space), menyelenggaraan

tatalaksanaan penyimpanan (storage procedur) perencanaan/

penyimpanan/ pengoprasian alat-alat pembantu pengatur baranng

(material handling equipment), tindakan-tindakan keamanan dan

keselamatan (security and sevety).Penyaluran merupakan suatu

kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan,

penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari suatu

tempat ke tempat lain, yaitu dari tempat penyimpanan ke tempat

pemakaian.
138

5) Fungsi pemeliharaan

Pemliharaan adala suatu usaha atau proses kegiatan untuk

mempertahankan kondisi teknis dan daya guna suatu alat produksi

atau fasilitas kerja dengan jalan merwatnya, memperbaiki,

merehabilitasi dan menyempurnakan.

6) Funngsi penghapusan

Merupakan kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang

dari pertanggung jawaban sesuai dengan peraturan undang-

unndang yang berlaku.

7) Fungsi pengendalian

Merupakan fungsi yang mengatur dan mengarahkan cara

pelaksanaan dari suatu reencana, program proyek dan kegiatan,

baik dengan pengaturan dalam bentuk tata laksana yaitu : manual,

standar, kriteria, norma, intruksi dan prosedur ataupun melalui

tindakan turun tangan untuk memungkinkan optimasi dalam

penyelenggaraan suatu rencana, program, proyek dan kegiatan

oleh unsur dan unit pelaksanaan.

Dari penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa manajemen

sarana dan prasarana merupakan upaya untuk mengelola sarana

dan prasarana sedemikian rupa sehingga organisasi dapat

melakukan tugasnya mencapai sesuai tujuan yang direncanakan.


139

Seluruh fungsi bidang manajemen sarana dan prasarana ini di

MTs Hidayatul Mubtadiin sudah berjalan dengan baik, maka

diharapkan dengan manajemen yang baik tersebut dapat

menunjang mutu pembelajaran siswa.

2. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan implementasi manajemen

berbasis madrasah dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.

a. Jumlah jam pembelajaran masih kurang.

Khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

meliputi AL-Qur’an hadist, akidah akhlak, fiqih dan sejarah

kebudayaan islam. untuk menerapkan suatu Metode pembelajaran

seperti inquiri, role playing maupun Contextual Teaching Lerninga

(CTL) dibutuhkan waktubelajar yang agak panjang.

b.Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.

Tidak adanya atau kurangnya perhatian siswa terhadap materi

pelajaran yang sedang dibahas merupakan salah satu perilaku yang

dapat mengganggu proses pembelajaran. perilaku tersebutbiasanya

ditunjukan oleh tindakan-tindakan tertentu misalnya mengobrol ketika

guru sedang menjelaskan atau melakukan aktivitas lain yang tidak

adakaitannya dengan materi pembelajaran seperti membaca buku lain,

majalah, malah sering ditemukan ada siswa yang sengaja menggambar

wajah guru yang sedang mengajar. Kejadian-kejadian semacam ini


140

merupakan awal dari terjadinya proses pembelajaran yang tidak

kondusif.

Perilaku yang ditunjukanh oleh siswa tersebut, bersumber dari

kurangnya motifasi belajar siswa yang dapat didorong oleh :

1) Siswa menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang

sedang dibahas.

2) Siswa merasa telah memiliki kemampuandan pemahaman akan

materi pelajaran yang sedang di bahas.

3) Siswa merasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang

diterapkan guru.

4) Siswa memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang

sedang disajikan.

Apabila siswa baik secara individual maupun kelompok

memiliki perasaan-perasaan seperti itu, maka dapat dipastikan

siswa akan kurang serius terhadap materi pelajaran,seperti :

a. Munculnya perilaku-perilaku yang mengganggu proses

pembelajaran.

Perilaku-perilaku mengganggu bisa dilakukan siswa

secara individual atau oleh kelompok siswa. Perilaku ini

biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala tingkah laku seperti

meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, mengucapkan

kata-kata “uuuuhhh” manakah ada siswa yang bertanya atau


141

mengeluarkan pendapat, memberikan pertanyaan-pertanyaan

yang semestinya tidak perlu ditanyakan, mencemooh siswa,

melakukan gerakan-gerakan fisik yang bersifat mengganggu

terhadap siswa lain, dan lain sebagainya. Apabila diabaikan,

perilaku-perilaku tersebut maka akan menimbulkan suasana

yang tidak menyenangkan.

Perilaku mengganggu tersebut, biasanya muncul dari

beberapa faktor,antara lain :

1) Kondisi psikologis siswa, misalnya siswa ingin

dipehatikan atau mencari perhatian orrang lain (MPO).

2) Siswa pernah mengalami perlakuan yang tiddak

menyenangkan dari guru, sehingga secara tidak sadar

memiliki perasaan balas dendam.

b. Guru kurang menguasai tekhnik pengelolaan kelas, nyang

meliputi :

1) Penciptaan kondisi belajar yang optimal.

Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal berhubungan dengan kemampuan guru dalam

mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan

pembelajaran agar berada dalam kondisi yang kondusif

sehingga perhatian siswa berpusat pada materi

pembelajaran.
142

2) Menunjukkan sikap tanggap

Menunjukkan sikap tanggap terhadap berbagai

perilaku yang muncul dalam kelas, baik perilaku yang

mendukung seperti tanggap terhadap perhatian siswa,

keantusiasan siswa, motivasi belajar siswa yang tinggi,

dan lain sebagainya; maupun tanggap terhadap setiap

perrilaku yang tidak mendukung seperti ketidak acuhan,

motivasi belajar yang rendah, dan lain sebagainya.

Ketanggapan ini diarahkan agar kehadiran guru dalam

kelas benar-benar dirasakan oleh siswa.

3) Memusatkan perhatian

Kondisi pembelajarran akan dapat dipertahankan

mana kala selama proses berlangsung guru dapat

mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang

dapat kita gunakan untuk mempertahankan perhatian

siswa adalah dengan memusatkan perhatian siswa-siswa

secara terus menerus. Pemusatan perhatian dapat

dilakukan dengan :

a) Memberikan ilustrasi-ilustrasi secara visual, misalnya

dengan mengalihkan pandangan dari kegiatan satu ke

kegiatan yang lain tanpa memutuskan kontak padang


143

baik terhadap kelompok maupun terhadap individu

siswa.

b) Memberikan komentar secara verbal melalui kalimat-

kalimat yang segar tanpa keluar dari konteks materi

pembelajaran yang sedang dibahas.

4)Membertikan petunjuk dan tujuan yang jelas.

Siswa akan belajar dengan perhatian penuh,

manakala memahami tujuan yang harus dicapai serta

mengerti apa yang harus dilakukan. Sering terjadi

kurangnya kosentrasi disebabkan ketidak pahaman

terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.

5)Memberi teguran dan penguatan

Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi

tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam menegur diantaranya :

a) Menegur diarahkankepada siswa yang benar-benar

mengganggu kondisi kelas dengan perilaku yang

menyimpang.

b) Menegur dilakukan secara verbal dengan menghindari

peringatan-peringatan yang kasar atau bertendensi

menghina atau mengejek siswa.


144

c) Guru kurang dapat menciptakan iklim pembelajaran

yang kondusif.

Dalam proses pembelajaran sering terjadi ggangguan

yang berkelanjutan, misalnya siswwa melakukan perilaku

yangdapat mengganggu secara terus menerusdan berulang-

ulang. Pengendalian iklim pembelajaran dimaksudkan sebagai

upaya memperbaiki kondisi pembekajaran. Apabila guru sudah

merasa sulit menciptakkan iklim pembelajaran yang baik oleh

karena ada gangguan-gangguan yang sulit dikendalikan, maka

guru dapat bekerja sama dengan guru konselor atau mungkin

dengan kepala madrasah.

Namun demikian, sebelum penanganandilakukan dengan

melibatkan pihak luar, guru dapat melakukan hal-hal sebagai

berikut :

1) Guru perlu menganalisaj mengapa terjadi penyimpangan

tingkah laku siswa yang dianggap kurang wajar.

2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah

melalui pendekatan kelompok agar setiap individu dapat

bekerja sama dan berkomunikasi dalam kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai