Anda di halaman 1dari 11

Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No.

1 (2020) 71-81

JIAP Vol 6, No 1, pp 71-81, 2020


© 2020 FIA UB. All right reserved
ISSN 2302-2698
e-ISSN 2503-2887
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)
URL : htt ps:/ /j iap. ub .ac .i d/i n dex. ph p/ ji ap

Implementasi Program Corporate Social Responsibility di Bidang Pendidikan


(Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur dan PT. Kaltim Prima Coal
di Kecamatan Bengalon)

Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni a, Wike b, Asti Amelia Novita c


a bc
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia

I N FO R M A S I A R T I K E L A B S T R AC T

Article history: Education is a strategic area for a nation's change, but Indonesia is not optimistic
Dikirim tanggal: 05 September 2019 about education sector because in reality the conditions and results of education in
Revisi pertama tanggal: 16 Maret 2020 Indonesia are inadequate. Data published by the United Development Index shows
Diterima tanggal: 29 April 2020
Tersedia online tanggal: 30 April 2020
that Indonesia's Human Development Index (HDI) in 2015 was still 113th out of
188 countries. Education in Bengalon district is based on data on dropout rates, the
number of level students and education is the second place on poverty level
indicator. So the government does a partnership with PT. KPC in Corporate Social
Responsibility (CSR) programs is one of them in the field of education. This study
aims to analyze the implementation of CSR programs in the field of education in
Bengalon District. The research method used is descriptive qualitative method.
Based on the research that has been done, it is obtained that the implementation of
CSR programs in the field of education in Bengalon District has been successfully
carried out by PT. KPC is seen from 3 aspects namely Accountability,
Transparency, and Sustainability.
Keywords: Corporatae Social
Responsibility, Partnership,
Accountability,transparency, sustainability INTISARI
Pendidikan merupakan bidang strategis untuk perubahan suatu bangsa, namun
Indonesia belum cukup optimis mengandalkan bidang pendidikan karena pada
kenyataannya kondisi dan hasil pendidikan di Indonesia belum memadai. Data yang
dipublikasikan oleh United Development Index memperlihatkan bahwa Human
Development Index (HDI) Indonesia pada Tahun 2015 masih pada urutan 113 dari
188 negara. Pendidikan di Kecamatan Bengalon berdasarkan data angka putus
sekolah, jumlah siswa perjenjang dan data indikator tingkat kemiskinan yang
menunjukan pendidikan merupakan urutan kedua. Maka pemerintah melakukan
kemitraan dengan PT. KPC dalam program Corporaet Social Responsibility (CSR)
salah satunya dibidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi program CSR di bidang pendidikan di Kecamatan Bengalon. Metode
penelitian yang dipergunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa implementasi program CSR
dibidang pendidikan di Kecamatan Bengalon telah berhasil dilaksanakan oleh PT.
KPC dilihat dari tiga aspek, yaitu accountability, transparency, dan sustainability.

2020 FIA UB. All rights reserved.

———
 Corresponding author. Tel.: +62-822-2563-5793; e-mail: khoirulabroradg@gmail.com
71
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

1. Pendahuluan sekolah, jumlah siswa semakin sedikit. Hal tersebut


menjadikan pentingnya pemerintah dalam memberikan
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang peningkatan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat
strategis dalam pembangunan dan perubahan suatu Kecamatan Bengalon.
negara, tetapi Indonesia belum optimis dalam Dalam ilmu administrasi publik, pelayanan
mengandalakan bidang pendidikan, hal tersebut merupakan pokok utama dalam penyelenggaran
dikarenakan pada kenyataannya kondisi dan hasil pemerintah. Paradigma dalam ilmu administrasi publik
pendidikan di Indonesia belum memadai. Kondisi salah satunya adalah New Public Management (NPM)
tersebut ditunjukkan dari kecilnya kemampuan sumber yang menghasilkan teori - teori yang berkaitan dengan
daya manusia (SDM) Indonesia untuk berkompetisi pelayanan yang didalamnya terdapat konsep manajemen
dengan bangsa lain. Data yang dipublikasikan oleh pelayanan publik untuk mewujudkan tujuan negara, atau
United Development Index memperlihatkan bahwa dalam kata lain mengikut sertakan pihak lain oleh
Human Development Index (HDI) Indonesia pada Tahun pemerintah agar dapat memaksimalkan pelayanan publik,
2015 masih pada urutan 113 dari 188 negara (Nugroho, yaitu salah satunya pihak swasta atau Public Private
2017). Rendahnya HDI di Indonesia, menurut peneliti Partnership (PPP). Dalam teori PPP tersebut terdapat
merujuk pada Zamroni dalam Triyanto (2013) yang berbagai macam kemitraan yang dilaksanakan antara
menjelaskan bahwa berbagai ketimpangan pendidikan pihak pemerintah dan swasta salah satunya menjalin
ditengah-tengah masyarakat telah terjadi, diantaranya kemitraan dalam program Corporate Social
adalah sebagai berikut: Responsibility (CSR).
a) Ketimpangan antara kualitas output pendidikan dan Kemitraan yang telah berlangsung di Kecamatan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan; dan Bengalon ialah kemitraan pemerintah dengan PT. Kaltim
b) Ketimpangan kualitas pendidikan antar desa dan kota, Prima Coal (KPC) dalam implementasi program CSR.
antar Jawa dan luar Jawa, antar penduduk kaya dan Maka dari itu pemerintah mengeluarkan peraturan
penduduk miskin. perundang-undangan, yaitu UUD No.40 Tahun 2007
Oleh karena itu untuk mengatasi ketimpangan dan bahwa private sector diwajibkan memberikan
meningkatkan HDI di Indonesia, salah satu strategi yang pertanggungjawaban terhadap masyakarat. Kemudian
dapat diterapkan adalah dengan memaksimalkan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur
pelayanan pendidikan mulai dari tingkat daerah. Salah mengeluarkan Peraturan Bupati Kutai Timur Nomor 27
satu daerah yang memiliki permasalahan dalam Tahun 2012 mengenai penerapan tanggung jawab sosial
pelayanan pendidikan adalah di Kecamatan Bengalon, perusahaan di Kabupaten Kutai Timur. Maka perusahan
Kabupaten Kutai Timur. Di Kecamatan Bengalon, pertambangan (PT. KPC) wajib melakukan tanggung
pendidikan merupakan indikator kemiskinan tertinggi jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR)
kedua setelah indikator tempat tinggal dengan persentase kepada masyarakat dengan baik.
10,53% (Ghoni, 2017), padahal untuk meningkatkan PT. KPC kemudian membentuk program CSR
sumber daya manusia adalah dengan merealisasikan berupa tujuh program pengembangan masyarakat,
sebuah pendidikan yang baik. dimana dalam proses pembangunan daerah, PT. KPC
Tabel 1 Angka Putus Sekolah Kecamatan Bengalon mengambil peran sebagai katalisator. Ketujuh bidang
Target Realisasi program tersebut adalah sebagai berikut:
Jenjang
Pemerintah Pemerintah a) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
SD/MI 0,10 0,10 Desa dan Masyarakat;
SLTP/MTS 0,36 0,43 b) Peningkatan Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat;
SLTA/MA 0,17 0,50 c) Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan;
Sumber: Kecamatan Bengalon Dalam Angka, 2017 d) Pengembangan Usaha Pertanian dan Perkebunan;
Tabel 2 Jumlah Siswa Per-Jenjang Pendidikan e) Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
di Kecamatan Bengalon f) Pelestarian Alam dan Budaya; dan
Jenjang Pendidikan Jumlah g) Peningkatan infrastruktur.
SD/ MI 4556 Mengacu pada program CSR yang berupa tujuh
SLTP/ MTS 1481 program pengembangan masyarakat oleh PT. KPC, maka
SLTA/ MA 836 program tersebut sejalan dengan teori John Elkingston’s
Sumber: BPS Kab. Kutai Timur, 2018 dalam Wahyudi dan Busyra (2008). Disebutkan bahwa
CSR dikelompokkan kedalam tiga aspek yang lebih
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa target dikenal dengan istilah “Triple Bottom Line” yang
pemerintah terkait angka putus sekolah kecamatan didalamnya meliputi kesejahteraan dan kemakmuran
bengalon tidak terealisasi untuk tingkat SLTP dan SLTA. ekonomi (ecoomic prosperity), peningkatan kualitas
Kemudian pada tabel 2 diketahui semakin tinggi jenjang

72
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

lingkungan (environmental quality), dan keadilan sosial memberikan efek postif kepada masyarakat Kecamatan
(social justice). Bengalon. Kemudian dalam bidang sosial yang mana
Pada bidang lingkungan, dipastikan terdapat berfokus pada muatannya, yaitu bidang pendidikan,
kerusakaan alam hasil dari eksploitasi kegiatan menunjukan pendidikan merupakan salah satu indikator
pertambangan yang mana hal tersebut dianggap tidak bisa kemiskinan tertinggi di Kecamatan Bengalon.
diperbaiki atau memakan waktu yang sangat lama. Maka Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
dari itu sebagai pertanggungjawaban sesuai dengan teori diatas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
triple bottom line, pihak swasta memberikan “Bagaimana implementasi program Corporate Social
pertanggungjawaban pada bidang lain seperti ekonomi Responsibility (CSR) dibidang pendidikan yang
dan sosial. Pada bidang ekonomi dilihat dari tingkat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah industri Timur dan PT. Kaltim Prima Coal di Kecamatan
pertambangan batubara oleh PT. KPC beroperasi. Hasil Bengalon?”.
wawancara oleh Ghoni menunjukkan bahwa pendapatan
masyarakat Kecamatan Bengalon berubah setelah operasi 2. Teori
PT. KPC, dengan hasil persentase sebagai berikut: 2.1 Administrasi Publik
Menurut Dwight Waldo dikutip Syafei (2003:33)
Administrasi Publik adalah manajemen dan organisasi
dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan
pemerintah. Sependapat dengan pernyataan diatas yang
dikemukakan oleh George J.Gordon yang dikutip Syafei
(2003:33) bahwa administrasi negara adalah seluruh
proses baik yang dilakukan organisasi maupun
perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau
pelaksanaan hukum dan peraturan yang dilakukan oleh
badan legislatif, eksekutif, serta peradilan. Menurut
Edward H. Lichfield dikutip Syafei (2003:33) bahwa
administrasi negara adalah suatu studi mengenai
bagaimana bermacam-macam badan pemerintah
diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya,
dibiayai, digerakkan, dan dipimpin.
Kemudian Keban (2014:7) menyatakan bahwa ada
beberapa makna penting yang harus diingat berkenan
dengan hakikat administrasi publik, antara lain sebagai
berikut:
a) Bidang tersebut lebih berkaitan dengan dunia
eksekutif, meskipun juga berkaitan dengan dunia
yudikatif dan legislatif;
Gambar 1 Persentasi Pendapatan Sebelum dan b) Bidang tersebut berkenaan dengan formulasi dan
Sesudah PT. KPC Beroperasi di Kecamatan implementasi kebijakan publik;
Bengalon c) Bidang tersebut juga berkaitan dengan berbagai
Sumber: Ghoni, 2017 masalah manusiawi dan usaha kerjasama untuk
Ditinjau dari sisi ekonomi, maka PT. KPC telah mengerjakan tugas-tugas pemerintah;
memberikan dampak terhadap masyarakat lokal. d) Meskipun bidang tersebut berbeda dengan
Populasi survei kemiskinan menggunakan nama admnistrasi swasta tetapi ia overlapping dengan
berdasarkan alamat di Kecamatan Bengalon administrasi swasta;
menunjukkan bahwa persentasi indikator kemiskinan e) Bidang tersebut diarahkan untuk menghasilkan public
tertinggi adalah: tempat tinggal (11,93%), pendidikan goods dan services; dan
(10,53%), lingkungan dan kesehatan (7,42%), layanan f) Bidang ini memiliki aspek teoritis dan praktis.
dasar (7,01%), aset kepemilikan ( 4,64%), pakaian Berdasarkan penjelasan Keban (2014), maka dapat
(4,41%) dan pendapatan (3,74%) (Ghoni, 2017). Dengan diketahui makna penting dari administrasi publik bahwa
demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan administrasi publik seyogyanya segala sesuatu yang
masyarakat rata-rata di Kecamatan Bengalon lebih baik berhubungan hubungan antara negara dengan masyarakat
dibandingkan dengan indikator lainnya, maka dapat tanpa terkecuali pihak swasta dan didukung dengan
disimpulkan pada bidang ekonomi PT. KPC telah formulasi dan implementasi kebijakan yang mengarah

73
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

pada barang publik dan pelayanan. Sehingga, penulis 2.3 Manajemen Pelayanan Publik
menyimpulkan salah satu aspek penting dalam
administrasi publik adalah pelayanan, yang mana tujuan Timbulnya pelayanan publik dikarenakan adanya
dari administrasi publik mengarah kepada pelayanan kepentingan, dan kepentingan tersebut bermacam-macam
bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan
yang baik.
juga ada beberapa macam. Berdasarkan keputusan
2.2 New Public Management (NPM) MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003 kegiatan
pelayanan umum atau publik, antara lain sebagai berikut:
Pasolong (2007) menjelaskan bahwa pendekatan
a) Pelayanan administratif
NPM berorientasi reformasi dan bertujuan meningkatkan
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
kinerja sektor publik. Teori ini dimulai dengan premis
dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik,
dan fakta atau setidak-tidaknya pandangan umum
misalnya status kewarganegaraan, sertifikat
memandang bahwa birokrasi tradisional sudah tidak
kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap
memiliki kemampuan dan semangat melayani dengan
suatu barang dan sebagainya. Dokumen dokumen ini
benar. Sektor publik dinilai cenderung boros dan tidak
antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP), akte
efisien.
Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan
Menurut Mahmudi dalam Fahmi (2011), NPM
Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM),
adalah teori manajemen publik yang menjelasakan
Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin
praktik manajemen dari pihak swasta lebih baik apabila
Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat
dibandingkan dengan praktik manajemen dari pihak
kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.
pemerintahan (publik). Dari berbagai teori diatas maka
b) Pelayanan barang
dapat disimpulkan bahwaNPM adalah bentuk pelayanan
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
publik yang didalamnya mengikutsertakan pihak swasta
atau jenis barang yang digunakan oleh publik,
atau meniru sistem kerja manajemen pihak swasta. Maka
misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik,
dari itu bentuk teori manajemen publik merupakan bagian
air bersih dan sebagainya.
dari paradigma NPM yang mengacu pada pemberian
c) Pelayanan jasa
pelayanan publik yang melibatkan swasta sebagai bentuk
Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk
manajemen pelayanan publik oleh pemerintah.
jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya
Paradigma Reinventing Government juga dikenal
pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
sebagai New Public Management dan menjadi begitu
penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
populer ketika prinsip good governance
Berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas dan
diimplementasikan (Pasolong, 2007). Pergeseran cara
efisiensi kegiatan pelayanan publik, maka diperlukan
mengelola pemerintahan sesuai dengan prinsip
suatu aktivitas manajemen. Aktivitas manajemen adalah
pemerintahan yang diutarakan oleh David Boaz dalam
aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang
Istianto (2015), yaitu mengatakan “The best government
mampumengubah rencana menjadi kenyataan, apakah
is the least government”, artinya pemerintah yang baik
rencana itu berupa rencana produksi atau rencana dalam
adalah pemerintah yang sedikit memerintah. Dengan
bentuk sikap dan perbuatan (Moenir,1995:164).
menganut politik pemerintahan ke arah konsep
Menurut Atik dan Ratminto (2005), manajemen
desentralisasi baik politik, wilayah dan ekonomi, maka
pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan
sesungguhnya kewenangan pemerintah sudah berkurang
ilmu dan seni untuk menyusun rencana,
dan terjadi demonopolisasi pemerintahan. Fenomena
mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan dan
tersebut sudah mulai terjadi dalam penyelenggaraan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi
administrasi negara di Indonesia dengan telah
tercapainya tujuan-tujuan pelayanan yang tegas dan
ditetapkannya kebijakan pemerintah tentang kerja sama
ramah terhadap konsumen, terciptanya interaksi khusus
pemerintah dan swasta atau lebih dikenal dengan nama
dan control kualitas dengan pelanggan.
Public Private Partnership.
Sedangkan manajemen pelayanan publik dapat
Pendapat diatas juga sesuai dengan Sudarsono
diartikan sebagai suatu “proses penerapan ilmu dan
(1994:41), yaitu prinsip re-inventing government dapat
seni untuk menyusun rencana, mengimplementasikan
ditempuh melalui tiga agenda penting program re-
rencana, mengoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-
inventing governmnet, yakni public private partnership,
aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan
budgeting reform, dan organization development and
pelayanan.” (Atik dan Ratminto 2005). Atau dengan
change. Maka dalam penelitian ini Public Private
kata lain, manajemen pelayanan publik berarti
Partnership merupakan bagian dari paradigma NPM
merupakan suatu proses perencanaan dan
sebagai bentuk dari pelayanan publik dalam mewujudkan
pengimplementasiannya serta mengarahkan atau
good governance.

74
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

mengkoordinasikan penyelesaian aktivitas-aktivitas a) Kontrak Jasa Pelayanan (Service Contract)


pelayanan publik demi tercapainya tujuan-tujuan Pemerintah memberikan wewenang kepada swasta
pelayanan publik yang telah diterapkan. Manajemen dalam kegiatan operasional, perawatan dan kontrak
pelayan publik yang baik tentunya akan mampu pelayanan pada infrastruktur yang disediakan oleh
mewujudkan good governance. pemerintah. Pihak swasta harus membuat suatu
pelayanan dengan harga yang telah disetujui dan harus
2.4 Public Private Partnership (PPP)
sesuai dengan standar performance yang telah
Alfen et al., dalam Sentanu (2012) mengutip ditentukan oleh pemerintah. Contoh dari kontrak
German Federal Department of Transportation, pelayanan ini dalam sektor air bersih dimana dari
Constraction and Real Estate (BWVBM); menyatakan mengoperasikan WTP (Water Treatment Plant),
bahwa PPP adalah kesepakatan kontraktual jangka pendistribusian air, pembacaan meteran air, penarikan
panjang antara instansi pemerintah (federal, negara dan pengumpulan tagihan, serta operasional dan
bagian atau lokal) dan sektor swasta untuk memenuhi perawatan pipa.
kebutuhan fasilitas publik. Melalui perjanjian ini, sektor 2.5 Corporate Social Responsibility (CSR)
pemerintah dan swasta yang memberikan ketrampilan
dan aset masing-masing dalam memberikan layanan atau Pada bentuk lain dari kemitraan diorganisasi usaha
fasilitas untuk penggunaan masyarakat umum. swasta yang tercatat di Indonesia menurut Margono dan
PPP dalam penerapanya memerlukan prakondisi Bevaola (2015) adalah CSR, yang mencakup sebagai
yang mendukung. Prakondisi tersebut haruslah dipenuhi berikut:
secara keseluruhan. Alasan-alasan diterapkannya PPP a) CSR banyak dilakukan oleh perusahan-perusahan
diantaranya adalah sebagai berikut (The Stationery (besar) swasta atau perusahaan-perusahaan
Office, 2000): konglomerat di Indonesia;
a) Pemerintah mengahadapi keterbatasan dana dan b) Tujuan-tujuan yang dicapai oleh kemitraan melalui
sumber daya manusia yang kompeten dalam CSR umumnya meliputi penanggulangan masalah
menyediakan pelayanan tersebut; ekonomi seperti pengangguran dan kemiskinan; dan
b) Pihak swasta dapat memberikan pelayanan dengan c) Aktifitas utama yang dilakukanya untuk mencapai
kualitas yang lebih baik dibandingkan bila diberikan tujuan-tujuan itu terdiri dari penyelenggaraan
oleh pemerintah; pelatihan-pelatihan, pemberi bantuan dana, dan
c) Pihak swasta dapat menjamin bahwa pelayanan dapat pelibatan masyarakat dalam proses produksi
diberikan lebih cepat dibandingkan bila disediakan perusahaan.
oleh pemerintah; Di Indonesia, istilah CSR populer digunakan sejak
d) Ada dukungan dari pengguna jasa untuk melibatkan Tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah
pihak swasta sebagai penyedia layanan; lama melakukan Corporate Social Activity (CSA) atau
e) Ada peluang kompetisi di antara para calon mitra dapat diartikan aktivitas sosial perusahaan. Walaupun
swasta; tidak menamainya dengan CSR, secara faktual aksinya
f) Tidak ada ketentuan perundang-undangan yang telah mendekati konsep CSR yang merepresentasikan
melarang pelibatan swasta dalam penyediaan jasa bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap
layanan; aspek sosial dan lingkungan (Suharto, 2008:8).
g) Output dari pelayanan dapat dengan mudah diukur Selanjutnya sejak Tahun 2007, di Indonesia CSR
dan ditetapkan tarifnya dengan rasional; menjadi suatu kewajiban yang diamanatkan oleh dua
h) Biaya pelayanan dapat diperoleh kembali melalui undang-undang, yaitu dalam Pasal 15 huruf b Undang-
penetapan tarif penggunaan jasa layanan; Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
i) Ada peluang inovasi dalam penyediaan layanan; dan Modal yang menyatakan bahwa “setiap investor
j) Ada rekam jejak (track record) atau pengalaman berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
kemitraan antara pemerintah dan swasta yang sudah perusahaan”, dan dalam Undang-Undang Nomor 40
dilakukan sebelumnya Ada peluang untuk mendorong Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan tersebut. mendefinisikan CSR sebagai Tanggung Jawab Sosial dan
Secara umum ada lima kerjasama yang bisa Lingkungan (TJSL).
dikembangkan menjadi 13 variasi atau lebih sesuai Menurut Crowther dan Aras (2008:10)
dengan lingkup atau bentuk yang diperlukan.Variasi mendefinisikan CSR berkaitan dengan apa yang
bentuk PPP tersebut berbeda menurut “kepemilikan” atas seharusnya atau harus menjadi hubungan antara
aset atau “kewenangan dalam manajemen dari proyek”. perusahaan, pemerintah dan warga negara. Lebih lanjut
Bentuk-bentuk PPP tersebut secara umum yang terkait menurut Crowther dan Guler, CSR berkaitan dengan
dengan penelitian sebagai berikut (Team KPS, World hubungan antara perusahaan dan masyarakat lokal
Bank Team dalam Fitriyah, 2016): dimana mereka tinggal dan dimana perusahaan

75
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

beroperasi. Kemudian CSR berkaitan dengan hubungan jawab dari suatu organisasi atau korporasi tidak hanya
antara perusahaan dan para pemangku kepentingan. Dari sebatas pada pamilik semata, melainkan juga pada
berbagai definisi oleh para ahli diatas CSR adalah seluruh stakeholders, baik internal maupun eksternal;
pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat dalam penelitian ini peneliti menggunakan poin ini
yang didalamnya berkaitan dengan pemerintah sebagai untuk menjabarkan bentuk tanggung jawab sosial
steering di mana perusahaan beroperasi. (CSR) oleh KPC yang bermitra dengan stakeholder
Sementara itu Carrol (1996:39) mendeskripsikan lainnya;
konsep CSR dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut: b) Transparency merupakan prinsip yang berarti bahwa
a) Economics Responsibility. Tanggung jawab sosial apapun tindakan organisasi atau korporasi yang
utama perusahaan adalah
tanggung jawab ekonomi berdampak dan berpengaruh pada lingkungan
karena lembaga bisnis terdiri atas berisi aktivitas eksternal harus dikomunikasikan secara detail latar
ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa bagi belakang tindakan korporasi dan tujuannya pada
masyarakat secara menguntungkan; masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini peneliti
b) Legal Responsibility. Masyarakat berharap bisnis menggunakan poin transparency untuk mengetahui
dijalankan dengan menaati hukum dan peraturan yang keterbukaan dalam pelaksanaan setiap program dalam
berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada implementasi program CSR; dan
hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga c) Sustainability merupakan prinsip yang menekankan
legislatif; pada efek atau dampak masa depan akibat tindakan
c) Ethical Responsibility. Masyarakat berharap perusahaan atau korporasi pada saat ini. Pengukuran
perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika sustainability mencakup jumlah atau kuantitas dari
bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan sumber daya alam yang dikonsumsi oleh korporasi
oleh pelaku bisnis secara perorangan maupun secara dan hubungannya dengan jumlah atau kuantitas yang
kelembagaan (organisasi) untuk menilai sebuah isu mampu dipulihkan kembali untuk kehidupan masa
dimana penilaian ini merupakan pilihan terhadap nilai depan, sustainability juga diartikan capable of being
yang berkembang dalam suatu masyarakat. Melalui sustained atau kemampuan untuk tetap berkelanjutan.
penilaian tersebut, individu atau organisasi akan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan poin ini
memberikan penilaian apakah sesuatu yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keberlanjutan sebuah
itu benar atau salah, adil atau tidak serta memiliki program dalam implementasi CSR.
kegunaan atau tidak; dan Untuk mengetahui keberhasilan implementasi CSR
d) Philanthropic Responsibilities. Masyarakat menurut Crowther dan Aras (2008:14) adalah
mengharapkan keberadaan perusahaan dapat Accountability, Transparency, dan Sustainability. Dalam
memberikan manfaat bagi mereka. Harapan implementasinya setiap poin diatas memiliki kunci untuk
masyarakat tersebut dipenuhi oleh perusahaan melalui keberhasilan program tersebut. Berikut main key untuk
berbagai program yang bersifat filantropis. mengetahui keberhasilan implementasi program CSR
John Elkingston’s dalam Wahyudi dan Busyra berdasarkan fokus diatas:
(2008) mengelompokan CSR atas tiga aspek lebih a) Accountability, untuk mengetahui keberhasilan
dikenal dengan istilah “Triple Bottom Line” yang implementasi program CSR pada poin accountability
meliputi kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi menurut Crowther dan Aras (2008), yaitu sebagai
(ecoomic prosperity), peningkatan kualitas lingkungan berikut:
(environmental quality), dan keadilan sosial (social • Dapat dimengerti oleh semua pihak yang
justice). Lebih lanjut ia juga menegaskan bahwa suatu berkepentingan;
perusahaan yang ingin menerapkan konsep pembangunan • Relevansi kepada pengguna terhadap informasi
berkelanjutan (sustainability developmaent) harus yang disediakan;
memperhatikan “Triple P”, yaitu profit, planet, and • Keandalan dalam hal akurasi pengukuran,
people. Bila dikaitkan antara “triple bottom line” atau representasi dampak dan kebebasan dari bias; dan
“triple P” dapat disimpulkan bahwa “Profit” sebagai • Komparabilitas, yang menyiratkan konsistensi.
wujud aspek ekonomi, “Planet” sebagai wujud aspek b) Transparency, untuk mengetahui keberhasilan
lingkungan dan “People” sebagai aspek sosial. implementasi program CSR pada poin transparency
Memang terdapat berbagai definisi mengenai CSR, menurut Limberg, dkk (2009), yaitu:
dalam penelitian ini terdapat beberapa prinsip yang dapat • Pembuatan dan penyebaran laporan tahunan;
dijadikan acuan dalam mengimplementasikan CSR • Pengembangan mekanisme checks dan balance,
(Crowther dan Aras, 2008:14), yaitu sebagai berikut: • Penyebaran informasi ke masyarakat, dan
a) Accountability merupakan prinsip yang • Penyebaran informasi dalam bentuk yang tepat.
menggarisbawahi pada dasarnya setiap organisasi c) Sustainability, untuk mengetahui keberhasilan
adalah bagian dari masyarakat luas sehingga tanggung implementasi program CSR pada poin sustainability

76
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

menurut Crowther dan Aras (2008), yaitu sebagai berkepentingan; b) relevansi kepada pengguna terhadap
berikut: informasi yang disediakan; c) keandalan dalam hal
• Pengaruh masyarakat; akurasi pengukuran, representasi dampak, dan kebebasan
• Dampak terhadap lingkungan sekitar; dari bias; dan d) komparabilitas, yang menyiratkan
• Budaya organisasi; dan konsistensi.
• Keuangan. Pada poin pertama, yaitu akuntabilitas dalam
program CSR harus dapat dimengerti oleh semua pihak
3. Metode Penelitian yang berkepentingan. Dari analsis diatas pada poin
Adapun tahapan penelitian ini antara lain melakukan beasiswa menunjukan bahwa Siti sebagai penerima dari
identifikasi data secara mendalam terhadap implementasi program tersebut dapat mengerti setiap informasi yang
program CSR dibidang pendidikan di Kecamatan telah diberikan, begitu juga pihak pemerintah sebagai
Bengalon. Penelitian ini menggunakan pendekatan perantara kedua belah pihak baik swasta dan masyarakat.
kualitatif. Dimana metode ini meneliti obyek secara Selain itu, pelatihan yang diberikan juga selama ini
alamiah (tidak dibuat-buat atau kondisi secara sengaja dimengerti oleh pihak pemerintah dan pihak sekolah
dibuat seperti itu). Dalam metode ini peneliti terlibat sebagai penerima, pemerintah menyediakan tempat untuk
dalam pengalaman secara terus-menerus dan berlangsungnya kegiatan begitu juga terkait pelatihan uji
berkelanjutan dengan para partisan, sehingga peneliti kompetensi pemerintah mengandalkan pihak KPC karena
akan menemukan masalah strategis, etis dan personal. pada kabupaten setempat belum memiliki badan
Penelitian metode ini melibatkan prosedur-prosedur dan sertifikasi terkait. Pihak sekolah juga menyatakan bahwa
pertanyaan-pertanyaan dari para partisan pelatihan telah membawa perubahan dengan
Fokus penelitian ini adalah analisis implementasi terlaksananya pendidikan yang tidak bisa ‘terjangkau’
program CSR dibidang pendidikan yang mengacu pada oleh pemerintah hingga lebih baik atas bantuan PT. KPC.
Teori Crowther dan Aras (2008) yang didalamnya Poin kedua, yaitu relevansi kepada pengguna
terdapat tiga fokus utama, yaitu accountability, terhadap informasi yang di sediakan. Pada poin ini pihak
transparency, dan sustainability. Sumber data dalam PT. KPC selalu memberikan informasi melalui pihak-
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. pihak yang relevan dengan program yang akan diberikan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain Analisis diatas menjelaskan bahwasannya pada program
berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. beasiswa informasi disebarkan melalui sosialisasi ke
Lokasi penelitian dalam penelitian ini, yaitu sekolah, radio, media sosial dan baliho, karena
di Kecamatan Bengalon, sedangkan situs penelitian sasarannya adalah seluruh masyarakat umum. Sedangkan
dilaksanakan di Kantor Kecamatan Bengalon dan Kantor pada bidang pelatihan dan infrastruktur pihak PT. KPC
PT. KPC. Keabsahan data yang dilakukan dalam memberikan informasi melalui pemerintah kecamatan
penelitian ini adalah uji kredibilitas, transferability, dan diteruskan ke desa kemudian kegiatan tersebut
dependability, dan confirmability. Analisis data yang dilaksanakan, karena sasaran dari pelatihan dan
digunakan peneliti Model analisis interaktif Miles, infrastruktur adalah sangat spesifik yaitu sekolah SD
Huberman, dan Saldana (2014) yaitu kondensasi data, Filial, Kepala Sekolah SD, dan SMKN 1 Bengalon.
penyajian data, dan menarik kesimpulan. Pada poin ketiga adalah keandalan dalam hal
akurasi pengukuran, representasi dampak dan kebebasan
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam bias, yaitu bagaimana pelaksana program CSR
tersebut sebelum melaksanakan program tersebut telah
4.1 Accountability melakukan kapasitas yang dapat diberikan dan program
Dalam pelaksanaannya peneliti menyimpulkan dari tersebut dapat memberikan dampak serta meminimalisir
hasil wawancara terhadap Bapak Anton sebagai Kepala kegagalan dalam pelaksanaan program tersebut. Dalam
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kecamatan poin ini PT. KPC telah melakukan batasan yang
Bengalon dan Bapak Junaidi sebagai Supervisor Local diberikan, contohnya untuk beasiswa sudah dibatasi
Business, Education and Health PT. KPC site Bengalon; sesuai kapasitas yang bisa diberikan yaitu untuk 75 orang,
terdapat tiga bentuk akuntabilitas oleh PT. KPC, yaitu dan hasil pengukuran pelaksana tercapai hingga penerima
beasiswa, pelatihan, dan infrastruktur. dapat mersakan manfaatnya. Begitu juga pada pelatihan
Beradasarkan analisis akuntabilitas diatas yang dan infrastruktur, agar tidak terjadi tumpang tindih pihak
terdiri dari beasiswa, pelatihan, dan infrastruktur apakah PT. KPC selalu melakukan pertemuan agar tujuan dari
sesuai dengan teori dari Crowther dan Aras (2008) untuk program dapat tercapai yang akan peneliti bahas di bab
mengetahui bagaimana implementasi akuntabilitas dalam selanjutnya.
program CSR yang baik dan berhasil. Akuntabilitas Terakhir ialah poin komparabilitas yang
dalam implementasinya harus memenuhi empat syarat, menyiratkan konsistensi, poin tersebut menjelaskan
yaitu a) dapat dimengerti oleh semua pihak yang bahwa setiap program harus dibandingkan dengan

77
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

pelaksanaan ditahun sebelumnya dan melakukan Kegiatan Rapat Perencanaan Program CSR PT. KPC dan
perbaikan pada kesalahan-kesalahan yang terjadi Pemerintah Kab. Kutai Timur Kecamatan Bengalon.
dilapangan, sehingga program tersebut dapat terlaksana Berdasarkan hasil analisis penelitian diatas dapat
secara konsisten ditahun berikutnya. Pada program CSR disimpulkan bahwa transparansi dalam implementasi
dibidang pendidikan yang berupa beasiswa, pelatihan dan CSR dibidang pendidikan di Kecamatan Bengalon telah
infrastruktur, poin tersebut telah tercapai dilihat dari memenuhi poin pertama menurut Limberg, dkk (2009),
keberlangsungan program yang konsisten dari tahun- yaitu pembuatan dan penyebaran laporan tahunan.
tahun seblumnya. Beasiswa yang dilaksanakan sejak Poin kedua menurut Limberg, dkk yaitu
2009, pelatihan selama setahun dan infrastruktur mulai pengembangan mekanisme check and balance, dari hasil
dari yang tidak memiliki gedung hingga gedung berdiri penelitian dijelaskan oleh Bapak Junaidi dalam
kokoh serta perbaikan dan penambahan sarana dan wawancaranya dengan peneliti bahwa pemberlakukan
prasana selama PT. KPC beroperasi. sistem transparansi sudah ada sejak awal pengajuan
Sehingga merujuk pada Crowther dan Aras (2008) proposal CSR oleh pihak pemerintah. Pemerintah
terkait syarat terpenuhinya implementasi program CSR diawakili oleh pihak desa menyaring instansi dibawah
pada poin akuntabilitas, yaitu a) dapat dimengerti oleh naungan desa yang membutuhkan bantuan dana,
semua pihak yang berkepentingan; b) relevansi kepada kemudian pihak desa menyaring dan melaporkan kepada
pengguna terhadap informasi yang disediakan; pihak kecamatan hingga kemudian pihak kecamatan
c) keandalan dalam hal akurasi pengukuran, representasi mengadakan pertemuan yang dihadiri masyarakat atau
dampak dan kebebasan dari bias; dan d) komparabilitas, perwakilan, setelah pertemuan dan disetujui kemudian
yang menyiratkan konsistensi, telah tercapai dalam dilakukan check & balance dilapangan agar tidak terjadi
implementasinya. Maka PT. KPC dalam implementasi tumpang tindih antara program pemerintah dan PT. KPC
program CSR dibidang pendidikan telah berhasil jadi setiap aktor dapat menjalankan kegiatan sesuai
melakukan bentuk akuntabilitas yang baik di lapangan. perannya masing-masing. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa poin kedua telah dilaksanakan dilapangan.
4.2 Transparency
Kemudian poin ketiga dan keempat, yaitu
Implementasi program CSR yang transparan akan penyebaran informasi ke masyarakat dan penyebaran
berdampak baik kepada setiap sektor, untuk mengetahui informasi dalam bentuk yang tepat. Penyebaran informasi
keberhasilan implementasi CSR pada poin transparansi dalam pelaksanaan program CSR oleh pihak perusahaan
peneliti menggunakan teori dari Limberg, dkk (2009). dijelaskan oleh Bapak Anton sebagai Kepala
Menurut Limberg, dkk (2009) untuk mengetahui Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kecamatan
bagaimana trasnparansi didalam pelaksanaan Bengalon kepada peneliti. Hasil wawancara menjelaskan
implementasi program CSR terdapat main key, antara bahwa pemerintah selalu mendapatkan informasi dari
lain: a) Pembuatan dan penyebaran laporan tahunan; pihak perusahaan kemudian pihak kecamatan
b) Pengembangan mekanisme checks & balance; meneruskan kepada desa, lintas sektoral dan instansi
c) Penyebaran informasi ke masyarakat; dan terkait. Lalu masyarakat mendapatkan informasi terkait
d) Penyebaran informasi dalam bentuk yang tepat. segala bentuk kegiatan CSR yang akan dilakukan melalui
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Junaidi pihak Desa dalam bentuk pengumungan dan informasi.
sebagai Supervisor Local Business, Education and Health Lebih lanjut peneliti melakukan wawancara kepada
PT. KPC site Bengalon; dijelaskan bahwa pihak KPC masyarakat untuk mengetahui bagaimana infromasi yang
telah melakukan transparasi salah satunya melalui diterima dan apakah informasi tersebut dapat mudah
penerbitan laporan kegiatan kepada pemerintah dan dimengerti. Hasil wawancara peneliti dengan Andika
masyarakat. Laporan ini guna melaporkan kepada sebagai salah satu masyarakat Kecamatan Bengalon
pemangku kepentingan termasuk masyarakat mengenai menjelaskan bahwa Andika merupakan mantan penerima
capaian kinerja yang dilakukan PT. KPC dari segi beasiswa PT. KPC yang berada diluar pulau, informasi
ekonomi, lingkungan. dan sosial secara transparan. Selain yang diterima oleh Andika, yaitu dari pihak pemerintah
itu terdapat “Laporan Implementasi Dana CSR” yang yang didapatkan dari kerabat dan dari pihak perusahasn
melaporkan seluruh kegiatan Corporate Social melalui media sosial dan web resmi PT. KPC. Infromasi
Responsibility dalam periode satu tahun. Kedua laporan yang diterima juga dapat dimengerti, sehingga Andika
tersebut juga bisa diakses oleh siapa saja melalui web dapat mengikuti program beasiswa tersebut hingga lulus
resmi PT. KPC. kuliah. Maka dapat disimpulkan bahwa bentuk informasi
Laporan tahunan tidak hanya diterbitkan oleh pihak yang disebarkan adalah tepat.
perusahaan saja, pihak pemerintah juga memiliki laporan Peneliti juga melakukan wawancara kepada Ibu
tahunan sebagai bentuk transparasi terhadap perusahaan Permana sebagai Kepala Sekolah SD 013. Hasil
dan masyarakat. Laporan tahunan yang diterbitkan oleh wawancara peneliti dengan Ibu Permana adalah
pihak pemerintah Kecamatan Bengalon adalah Laporan informasi yang diberikan oleh pihak pemerintah sangat

78
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

detail mulai dari informasi akan diadakannya program karena banyak alumni kembali yang berkarya dan
CSR untuk masyarakat hingga laporan pertanggung memajukan daerah. Program yang tiak berlanjut berarti
jawaban. Dari pihak perusahaan juga Ibu Permana memilik dampak yang tidak berjangka panjang,
merasakan bahwa penyebaran infromasi telah dirasa dipaparkan oleh Ibu Eva salah satunya yaitu program PJI
modern, yaitu melalui web dan media sosial. Dalam web yang dulunya masuk kurikulum untuk siswa namun
dapat dipahami bagaimana program CSR dibidang seyogyanya program tersebut termasuk dalam kegiatan
pendidikan khususnya berjalan selama setahun ekstrakulikuler.
kebelakang, yaitu melalui laporan mulai dari laporan pra Budaya organisasi juga menjadi salah satu main key
rencana hingga pasca implementasi. Disimpulkan bahwa dalam keberlanjutan sebuah program. Hasil wawancara
poin penyebaran informasi kemasyarakat dan penyebaran peneliti dengan Bapak Anton sebagai Kepala
informasi dalam bentuk yang tepat telah tercapai Pemebrdayaan Masyarakat dan Desa Kecamatan
dilapangan. Bengalon menjelaskan budaya organisasi dalam program
Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan CSR ini sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan
bahwasannya bentuk transparansi dalam implementasi program. Dari tahun ketahun rapat mulai dari rencana
program CSR di bidang pendidikan menurut Crowther hingga pelaporan kegiatan selalu diadakan dan dihadiri
dan Aras (2008) telah dilaksanakan dengan baik di oleh perusahaan dan elemen pemerintah hingga ketingkat
lapangan. Hal tersebut dapat ditentukan berhasil karena desa. Hal tersebut merupakan budaya yang terjadi dalam
telah memenuhi empat poin yang di utarakan oleh organisasi pada implementasi program CSR. Selain itu
Limberg, dkk (2009) antara lain pembuatan dan budaya organisasi dari setiap masing-masing elemen juga
penyebaran laporan tahunan, pengembangan mekanisme menentukan keberlangsungan program contohnya
check and balance, penyebaran informasi ke masyarakat apabila ada instansi atau desa yang tidak menyelesaikan
dan penyebaran informasi dalam bentuk yang tepat. laporan atau program tidak akan mendapatkan bantuan
dikemudian hari hingga laporan atau program tersebut
4.3 Sustainability
telah diselesaikan.
Menurut Crowther dan Aras (2008) sustainability Program CSR dibidang pendidikan di Kecamatan
dikatakan berhasil dalam implementasi program CSR Bengalon selama periode Tahun 2010 hingga 2018
berdasarkan empat main key yaitu, pengaruh masyarakat, berdasarkan dari sustainability report dan laporan
dampak terhadap lingkungan sekitar, budaya organisasi implementasi tanggungjawab sosial perusahan PT. KPC
dan keuangan. Sehingga peneliti akan menganalisis hasil ada lima program. Terdapat dua program yang ada dan
dari penyajian data berdasarkan ke empat poin diatas. dihentikan, serta terdapat tiga program yang terus
Pengaruh masyarakat merupakan poin pertama berkelanjutan. Program yang ada dan dihentikan karena
menurut Crowther dan Aras (2008) untuk mengukur dilihat dari faktor pengaruh, dampak, dan budaya
keberhasilan keberlanjutan dalam implementasi program organisasi adalah Program Prestasi Junior Indonesia dan
CSR. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Celoteh Pendidikan. Kemudian program yang memiliki
Bapak Junaidi dari KPC bahwasannya dalam pengaruh dari masyarakat, berdampak jangka panjang
implementasi program CSR pihak KPC telah mengecek terhadap lingkungan sekitar dan memilki budaya
dahulu bagaimana tingak urgenitas dari pemohon, dan organisasi yang baik dalam pengelolaannya, yaitu
karena program CSR ini berkaitan dengan pemberdayaan program beasiswa, pelatihan, dan infrastruktur.
masyarakat maka fokus nya adalah apa yang dibutuhkan Poin terakhir yang harus dilakukan adalah keuangan,
masyarakat yang akan di berikan bantuan. Dapat yaitu bagaimana perusahaan melakukan pendanaan untuk
disimpulkan bahwa masyarakat merupakan pengaruh dari resiko yang telah diambil untuk sumber daya alam yang
dijalankannya sebuah program, untuk menentukan ada. Poin ini sangat jelas, bahwa hasil wawancara peneliti
sebuah program akan diberlanjutkan lagi pihak KPC akan dengan Bapak Junaidi dari pihak KPC, Bapak Anton dari
melihat dari dampak yang diterima masyarakatdan pihak Pemerintah, dan Ibu Eva dari penerima bantuan
berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat atau menjelaskan bahwa dana yang ada merupakan
tidak. Otomatis masyarakat tetap menjadi pengaruh untuk sepenuhnya dari PT. KPC. Dapat disimpulkan dari
dilanjutkan atau tidaknya sebuah program tersebut. keempat analisis data diatas bahwa keberlanjutan sebuah
Dampak yang diterima oleh program tersebut juga program CSR dibidang pendidikan di Kecamatan
merujuk pada poin kedua yaitu dampak terhadap Bengalon telah berhasil melakukan keempat main key
lingkungan sekitar. Hasil wawancara peneliti dengan Ibu dari sustainability menurut Crowther dan Aras (2008)
Eva sebagai staff TU SMPN 1 Bengalon menjelaskan dilapangan.
diberlanjutkannya sebuah program dilihat dari dampak
terhadap penerima bantuan, ada program yang 5. Kesimpulan
memberikan dampak yang baik seperti beasiswa dan Kesimpulan dari implementasi program CSR
dampak dari beasiswa itu bisa dirasakan oleh daerah dibidang pendidikan di Kecamatan Bengalon yang

79
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai dalam program CSR ini selalu berlanjut dan di harapkan
Timur dan PT. KPC, yaitu dalam implementasinya pemerintah sebagai ‘bantuan’ peningkatan pelayanan
program CSR telah bershasil dilaksanakan dengan baik utamanya dibidang pendidikan.
dilapangan. Hal tersebut dilihat dari tiga aspek yang
peneliti fokuskan berdasarkan Teori Crowther dan Aras Daftar Pustaka
(2008), yaitu accountability, transparency, dan
sustainability. Atik., dan Ratminto. (2005). Manajemen Pelayanan,
Pada accountability dilapangan terdapat tiga bentuk disertai dengan pengembangan model konseptual,
pertanggungjawaban dibidang pendidikan, yaitu penerapan citizen’s charter dan standar
beasiswa, pelatihan, dan infrastruktur. Kemudian peneliti pelayanan minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
mengukur keberhasilan merujuk pada Crowther dan Aras BPS Kabupaten Kutai Timur. (2018). Kabupaten Kutai
(2008) yaitu: Timur Dalam Angka Tahun 2017. BPS Kabupaten
Dapat dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan; Kutai Timur: Kutai Timur.
Relevansi kepada pengguna terhadap informasi yang Carrol, Archie B. (1996). Business and Society: Ethics
disediakan; and Stakeholder Management. Ohio: South
a) Keandalan dalam hal akurasi pengukuran, Western College Publishing.
representasi dampak dan kebebasan dari bias; Crowther, D., dan Aras, G. (2008). Corporate Social
b) Komparabilitas, yang menyiratkan konsistensi; dan Responsibility. UK: Ventus Publishing APS.
c) Hasil penelitian dilapangan menyebutkan Fahmi, Irham. (2011). Manajemen Kinerja: Teori dan
akuntabilitas telah berhasil dilaksanakan dengan baik Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
setelah dilakukan analisis menggunakan empat main Fitriyah, Faridah. (2016). Model Public Private
key keberhasilan accountability dalam implementasi Partnership Dalam Peningkatan Pelayanan Sumber
program CSR. Daya Air Bersih di PDAM Kabupaten Gresik.
Pada transparency disimpulkan bahwasannya Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 4,
peneliti merujuk pada Limberg, dkk (2009) untuk No1, pp.3-9.
mengetahui bagaimana transparansi didalam pelaksanaan Ghoni, Khoirul Abror Ad Dluha. (2017). The Economic
implementasi program CSR, antara lain: a) pembuatan Condition of The Society toward The Exidtence of
dan penyebaran laporan tahunan, b) pengembangan Coal Mining Industry. Skripsi, Universitas
mekanisme checks dan balance, c) penyebaran informasi Brawijaya, Malang.
ke masyarakat, d) penyebaran informasi dalam bentuk Istianto, Bambang. (2015). Gaya Manajemen Bisnis vs
yang tepat. Dari keempat main key diatas telah Peran Negara Kuat Dalam Mengurus Negara.
dilaksanakan dengan baik dalam implemetasi program Jakarta: Mitra Wacana Media.
CSR, dengan diadakannya rapat mulai dari rencana Kantor Kecamatan Bengalon. (2017). Kecamatan
hingga pasca implementasi (evaluasi), dibuatnya laporan Bengalon Dalam Angka. Bengalon: Kantor
dari pihak pemerintah dan perusahaan, penyebaran Kecamatan Bengalon.
informasi yang dilakukan mulai dari perusahaan ke Keban, T. Yeremias. (2014). Enam Dimensi Strategis
pemerintah, pemerintah ke masyarakat, media social dan Administrasi Publik Konsep, Teori dan Isu.
web, dan laporan tersebut juga bisa di lihat masyarakat Yogyakarta: Gaver Media.
secara umum dan bisa didownload melalui web. Limberg, Godwin., Iwan, Ramses., Moeliono, Moira.,
Pada poin sustainability Menurut Crowther dan Aras Indriatmoko, Yayan., Mulyana, Agus., dan Utomo,
(2008) sustainability dikatakan berhasil dalam Nugroho Adi. (2009). Bukan Hanya Laba Prinsip-
implementasi program CSR berdasarkan empat main key Prinsip Bagi Perusahaan Untuk Melaksanakan
yaitu, pengaruh masyarakat, dampak terhadap Tanggungjawab Sosial. Bogor: Center for
lingkungan sekitar, budaya organisasi dan keuangan. International Forestry Research
Hasil dilapangan dapat disimpulkan bahwasannya Margono, Subanda Agus., dan Kusumasari, Bevaola.
sustainability pada implementasii program CSR pada (2015). Manajemen Publik Kontemporer.
bidang pendidikan di Kecamatan Bengalon telah berhasil Yogyakarta: Gave Media.
dilaksanakan dilihat dari program yang berlanjut dan Moenir, H.A.S. (1995). Manajemen Pelayanan Umum.
tidak berlanjut adalah pengaruh dari dampak yang di Jakarta: PT. Bumi Aksara.
terima masyarakat, dan budaya organisai dalam Miles, M.B., Huberman, A.M., & Saldana, J. (2014).
pelaksanaan program CSR di bidang pendidikan ini juga Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook
telah baik adanya dilihat dari proses pelaksanaan yang Edition 3. USA: Sage Publications.
teratur dan konsisten dari tahun ke tahun. Kemudian yang Nugroho, Irwan. (2017, Maret 24). Peringkat Indeks
terakhir sejak awal program pendanaan selalu dilakukan Pembangunan Manusia RI turun Ini Kata
oleh pihak perusahaan maka dari itu program kemitraan Pemerintah. Detik Finance. Diakses dari

80
Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni, Wike, dan Asti Amelia Novita/ JIAP Vol. 6 No. 1 (2020) 71-81

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
3455970/peringkat-indeks-pembangunan-
manusia-ri-turun-ini-kata-pemerintah
Pasolong, Harbani. (2007). Teori Administrasi Publik.
Bandung: Alfabeta.
Sentanu, I Gede Eko Putra Sri. (2013). Pemerintahan,
Bisnis dan Komunitas. Malang: UB Press.
Sudarsono, Hardjosoekarto. (1994). Perubahan
kelembagaan: Teori Implikasi dan Kebijakan
Publi. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi,
Vol. 1, No 1, pp.41-50.
Suharto, Edi. (2008). Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Dalam Harian Pikiran Rakyat, 22
April 2008. Jakarta.
Suwitri, Sri., Rachyuningsih, Eny., dan Sasmito, Cahyo.
(2005). Pelayanan Publik: Private Public
Partnership. “Dialogue” JIAKP, Vol.2, No.3,
pp.961-978.
Syafei. (2003). Ilmu Administrasi Publik. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
The Stationery Office. (2000). Public Private
Partnership: The Government’s Approach.
London: Stationery Office.
Triyanto, Dwi. (2013). Pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) di Bidang Pendidikan PT.
Hino Motors Sales Indonesia (PT. HMSI).
Yogyakarta: UNY.
Wahyudi, Isa., & Azheri, Busyra. (2008). Corporate
Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan
Implementasi. Malang: SETARA Press.

81

Anda mungkin juga menyukai