Skripsi
Skripsi
SKRIPSI
Oleh :
MUH. ILHAM
1622080447
1
ii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
Muh. Ilham
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
ini yang berjudul “Identifikasi Tindak Pidana Illegal Fishing Di Wilayah Kerja
Sulawesi Utara”. Penulisan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Pangkajene dan Kepulauan. Salam dan shalawat tak lupa penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah bagi umat manusia.
merupakan studi akhir. Dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
kerjasama dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
1. Kedua orang tua, ibunda tersayang Malong yang terlah memberikan dukungan
baik moril maupun materil serta doa yang tiada hentinya kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
v
3. Bapak Syamsul Marlin Amir, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi
4. Ibu Sitti Muslimah Bachrum, S.Pi., M.P. selaku Ketua Program Studi
5. Ir. Syamsul Hadi, M.Si Selaku penguji I dan Lendri, S.St.Pi.,M.Si selaku
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan pada skripsi
ini. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi yang besar
Muh. Ilham
vii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL................................................................................................................ x
ABSTRAK......................................................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB Il. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tindak Pidana ........................................................................ 6
2.2 Pengertian Illegal Fishing ........................................................................ 6
2.3 Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Illegal Fishing di Indonesia .. 7
2.4 Perkembangan Illegal Fishing................................................................. 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 9
3.2 Metode Penelitian ...................................................................................... 9
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 10
3.2 Analisis Data ............................................................................................. 10
viii
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Sulawesi Utara .............................................................. 12
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Jenis-jenis kasus Illegal fishing yang terjadi di PSDKP ............ 15
5.2 Jumlah kasus illegal fishing yang terjadi di PSDKP .................. 31
5.3 Kasus Illegal Fising Yang Terjadi Di Wilayah Kerja PSDKP
Bitung.................................................................................................................
......... 35
ix
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 5.1 Data hasil operasi kapal pengawas KKP tahun 2012 – 2016 ................ 13
Tabel 5.2 Data penanganan tindak pidana perikanan PSDKP Bitung ................... 15
Tabel 5.3 Penanganan Tindak Pidana Perikanan TNI-AL dan Polair ................... 17
Tabel 5.4 Data modus tindak pidana perikanan di perairan Sulawesi Utara........ 20
Tabel 5.5 Penanganan tindak pidana perikanan tahun 2018 .................................... 22
Tabel 5.6 Kapal yang di Musnakan secara dibakar/tenggelamkan di wilayah
Pangkalan PSDKP Bitung……………………………………..……... 27
Tabel. 5.7. Data Tindak Pidana Perikanan yang di tangani oleh PPNS……….. 28
x
DAFTAR GAMBAR
Hal.
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1 Jumlah responden ....................................................................................... 35
Lampiran 2 Rekapitulasi Data Tindak Pidana PSDK Bitung
Tahun 2018................................................................................................. 35
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Kapal Dilakukan Penenggelaman
Di Pangkalan PSDKP Bitung Tahun 2018 ......................................... 38
Lampiran 4 Penenggelaman, pemusnahan dan pemotongan barang bukti .......... 43
xii
ABSTRAK
Muh. Ilham. 1622080447. Perbandingan Tindak Pidana Kapal Ikan Asing (KIA)
dan Kapal Ikan Indonesia (KII) di Wilayah Kerja PSDKP Bitung. Dibimbing oleh
Sitti Muslimah Bachrum dan Syamsul Marlin Amir.
Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh
nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan
bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek dalam pemanfaatan
sumber daya perikanan yang merupakan kegiatan pelanggaran hukum.
Penelitian ini bertujuan: 1) untuk menganalisa jenis-jenis kasus Illegal
fishing, dan 2) untuk menganalisa jumlah illegal fishing di wilayah Kerja PSDKP
Bitung, Sulawesi Utara. Metode pengambilan data yang digunakan yakni: 1) data
primer melalui wawancara pengawas PSDKP Bitung dan 2) data sekunder melalui
studi literatur. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif.
Berdasarkan penelitian penulis menarik suatu kesimpulan bahwa dalam
kurung waktu 2018 sampai Juni 2020 kasus ilegal fishing semakin menigkat.
Sedangkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran yang di lakukan
oleh KII semakin menurun, sedangkan pelanggaran KIA semakin meningkat. Hal
ini disebabkan karna, Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dalam hal
menangani para pelaku ilegal fishing yang dilakukan oleh KIA .dan pelanggaran
KII semakin menurun dikarnakan adanya operasi mendadak dari pusat untuk
memberikan efek jera terhadap oknum pelaku pelanggaran, baik yang dilakukan
KII maupun KIA.
xiii
ABSTRACT
Muh. Ilham. 1622080447. Comparison of the Crime of Foreign Fishing Vessels (KIA) and
Indonesian Fishing Vessels (KII) in the Bitung PSDKP Work Area. Supervised by Sitti
Muslimah Bachrum and Syamsul Marlin Amir.
Illegal fishing is a fishing activity carried out by irresponsible fishermen and is against the
code of responsible fishing. Illegal fishing includes malpractice activities in the use of fishery
resources which are illegal activities.
This study aims: 1) to analyze the types ofcases illegal fishing, and 2) to analyze the
number of illegal fishing in the Bitung PSDKP Working Area, North Sulawesi. The data
collection methods used were: 1) primary data through interviews of Bitung PSDKP
supervisors and 2) secondary data through literature studies. While the analysis method used
is descriptive qualitative.
Based on the research, the writer draws a conclusion that in the period 2018 to June
2020 cases of illegal fishing have increased. Meanwhile, the results of the research show that
the violations committed by KII are decreasing, while the KIA violations are increasing. This
is due to weak supervision and law enforcement in dealing with illegal fishing perpetrators by
KIA, and KII violations are decreasing due to sudden operations from the center to provide a
deterrent effect on perpetrators of violations, both by KII and KIA.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
mengatur tentang kedaulatan negara atas wilayah laut konvensi hukum laut 1982,
Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan kepulauan seluas 2,8
juta km², Laut teritorial seluas 0,3 juta km², dan luas 3,0 juta km² hak Indonesia
untuk pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan pada wilayah Zona
memiliki prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) pada saat itu sehingga
Negara telah memberikan dasar atas konsepsi Indonesia sebagai negara kelautan yang
Laut Tahun 1982 yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea 1982,
Eksklusif (ZEE) Indonesia dan memiliki kewenangan hukum dan membuat peraturan
sebagai poros maritim dunia. Penegakan hukum ini masih menjadi pekerjaan rumah
1
yang berat bagi pemerintah. Wilayah perairan Indonesia yang mencapai 72,5%
memberi tantangan besar bagi TNI AL, Polisi Air, dan Instansi terkait untuk
penangkapan ikan secara ilegal (Illegal Fishing) merupakan satu dari sekian
ikan secara ilegal (Illegal fishing) dilakukan oleh kapal ikan asing yang secara ilegal
masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia, dan melakukan penangkapan ikan tanpa
mengantongi izin dari pemerintah. Praktik ini jelas telah sangat merugikan negara
setiap tahunnya, bahkan menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mencapai Rp 240 triliun. Tidak hanya itu, praktik illegal fishing juga menyebabkan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap data, di mana hanya 5,3%
terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik, sementara 27,18% nya
digolongkan dalam kondisi baik, 37,25% dalam kondisi cukup, dan 30,45% berada
dalam kondisi buruk. Kerusakan terumbu karang ini sebagian besar disebabkan oleh
praktik illegal fishing yang menggunakan bahan beracun dan alat tangkap terlarang.
Hal ini menimbulkan masalah serius, karena terumbu karang adalah rumah bagi ikan,
dan jika kita berlogika secara sederhana saja, kerusakan terumbu karang artinya
kerusakan terhadap kehidupan ikan itu sendiri. Tentu hal tersebut berdampak bagi
sekitar 2,2 juta nelayan di seluruh Indonesia, yang dapat dipastikan akan kehilangan
mata pencahariannya. Dapat dilihat bahwa praktik illegal fishing, yang oleh
terorganisasi (transnational
2
and organized crime), dipastikan akan menciptakan sederetan masalah jika
Jika kita menelaah lebih lanjut mengenai unsur dari IUU Fishing itu sendiri,
Fishing (IPOA-IUU Fishing) tahun 2001, yang dimaksud kegiatan perikanan yang
1. kegiatan perikanan oleh orang atau kapal asing di perairan yang menjadi
yurisdiksi suatu negara, tanpa izin dari negara tersebut, atau bertentangan
3
Sedangkan yang dimaksud kegiatan perikanan yang dianggap melakukan
organisasi tersebut
yang dilakukan oleh kapal tanpa kebangsaan, atau oleh kapal yang
organisasi tersebut.
2. kegiatan perikanan yang dilakukan di wilayah perairan atau untuk sediaan ikan
belas) zona fishing ground di dunia, saat ini hanya 2 (dua) zona yang masih
4
potensial, dan salah satunya adalah di Perairan Indonesia. Zona di Indonesia yang
sangat potensial dan rawan terjadinya IUU Fishing adalah Laut Malaka, Laut
Jawa, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda dan Perairan sekitar Maluku dan
Papua. Dengan melihat kondisi seperti ini IUU Fishing dapat melemahkan
mengakibatkan kerugian negara yang besar, baik secara ekonomi maupun sosial,
terkini agar dapat berjalan efektif dan efisien, mampu menimbulkan efek jera,
payung hukum terkait penegakan hukum terhadap tindakan illegal fishing, salah
melakukan penangkapan ikan tanpa izin. Sayangnya sudah 5 (lima) tahun sejak
5
Perikanan (dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan), sampai Kesatuan
jawab, melakukan pengawasan terhadap para pelaku usaha perikanan yang wajib
perikanan negara Republik Indonesia, ayat (2) menyatakan kapal pengawas perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilengkapi dengan senjata api, ayat (3)
menahan kapal yang diduga atau patut diduga melakukan pelanggaran di wilayah
memprosesan lebih lanjut, dan pada ayat (4) dalam melaksanakan fungsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan
berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Melakukan tindak pidana
6
Negara dalam memberatas kegiatan perikanan illegal dan disamping itu juga
untuk memberikan efek jera dan menjaga kedaulatan Negara (DPR RI, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Apa saja jenis-jenis kasus Illegal fishing yang terjadi di wilayah Kerja
2. Bagaimna perbandingan kasus illegal fishing oleh Kapal IKan asing (KIA)
dengan Kapal IKan Indonesia (KII) yang terjadi di wilayah Kerja PSDKP
asing (KIA) dengan Kapal Ikan Indonesia (KII) yang terjadi di wilayah
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi jenis dan perbandingan kasus Illegal Fishing oleh KIA
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang dilarang yang bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan kesadaran
perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana, dan pelaku ini dapat
Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan
diancam dengan pidana, dimana pengertian perbuatan disini selain perbuatan yang
bersifat aktif (melakukan suatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum) juga
perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan
Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982) yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas IUU
Fishing (Nikijuluw, 2008 dalam Rahmayanti dkk, 2017) meliputi: 1) Illegal fishing
yaitu kegiatan penangkapan ikan secara ilegal di perairan wilayah atau Zona Ekonomi
Eksklusif suatu negara atau tidak memiliki izin dari negara tersebut; 2) Unregulated
9
atau Zona Ekonomi Eksklusif suatu negara dengan tidak mematuhi aturan yang
ikan di perairan wilayah atau Zona Ekonomi Eksklusif suatu negara dengan tidak
Praktik terbesar dalam IUU Fishing pada dasarnya adalah penangkapan ikan oleh
tindak pelanggaran terdapat istilah illegal fishing. Istilah ini terdapat dalam
definisi ataupun penjelasan lebih lanjut tentang apa itu illegal fishing. (DPR RI,
nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan
hukum. Tindakan illegal fishing umumnya bersifat merugikan bagi sumber daya
terjadinya illegal fishing di perairan Indonesia tidak terlepas dari lingkungan strategis
10
laut, dan sistem pengelolaan perikanan di Indonesia itu sendiri, faktor-faktor yang
Perikanan
operasi dilapangan
sangat lemah dan tertinggal jauh dari nelayan asing yang menggunakan
6. Kemampuan dan kecepatan kapal ikan asing lebih canggih dari pada
11
memiliki banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
isu ini telah menjadi perhatian organisasi-organisasi dunia dan regional sebagai
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kantor Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Bitung, Sulawesi Utara.
metode survei dan analisis isi mengikuti suatu proses tertentu dengan tahapan
deskriptif.
13
menghimpun informasi dari terwawancara (interviewer). Tanya jawab
dengan maksud lisan antara dua orang atau lebih secara langsung, pada
Sulawesi Utara.
2. Studi literatur dengan data yang diperoleh yaitu berupa data dokumen-
dokumen yang diperoleh dari instansi yang terkait dalam penelitian ini
yang merupakan data sekunder, baik instansi pusat yang ada di Kota
Bitung maupun Provinsi Sulawesi Utara. Data yang diperoleh terkait data
Data yang diperoleh atau data yang berhasil dikumpulkan selama proses
penelitian dalam bentuk data primer maupun data sekunder dianalisis secara
14