Publikasi 20182205016
Publikasi 20182205016
1~5
ISSN: 1978-1520 1
Abstrak
Permasalahan yang terjadi adalah proses pengairan air di persawahan yang masih
menggunakan cara manual pada saat pengairan air yaitu dengan menggunakan bongkahan
tanah atau tumpukan kayu yang di buka menggunakan cangkul. Terkadang para petani tidak
maksimal dalam proses pengairan air di persawahan karena untuk mendapatkan informasi
ketinggian air, petani harus kesawah untuk mengecek keadaan air pada persawahan. maka dari
itu dibutuhkan sebuah alat yang dapat monitoring ketinggian air pada sawah serta ketinggian
air bisa dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sebuah alat
Prototype Sistem Kendali Irigasi Sawah Berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan Esp32.
Data ini diperoleh melalui penelitian lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode perancangan dan alat yang digunakan terdiri dari Mikrokontroler Esp32, Motor
Servo dan Sensor Ultrasonik untuk membaca ketinggian air yang berkomunikasi dengan laptop
atau smartphone melalui Platform Cayenne. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Prototype
Sistem Kendali Irigasi Sawah Berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan Esp32
Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh Setelah melakukan pengujian telah didapat bahwa
sistem dapat bekerja dengan baik. Adapun kekurangannya adalah sensor ultrasonic yang
memiliki selisih 0,01 cm sampai 0,03 cm dengan pengukuran Menggunakan meteran dan nilai
rata-rata error yang didapat 0,53 %.
.
Kata kunci— Prototype Sistem Kendali Irigasi Sawah, Internet of Things (IoT),
Mikrokontroller Esp32, Motor Servo, Sensor Ultrasonik
Abstract
The problem that occured was the process of irrigating water in the rice fields which
still uses the manual method when irrigating water, namely by using the soil lumps or the piles
of the wood which were opened by using a hoe. Sometimes the farmers are not optimal in the
process of irrigating water in the rice fields because to get water level information, the farmers
have to go to the fields to check the condition of the water in the fields. therefore we need a tool
that can monitor the water level in the fields and the water level can be controlled. The aims of
the study were to design and build a prototype tool for an Internet of Things (IoT)-based rice
field irrigation control system by using Esp32. The data was obtained through field research
and library research. The method used in this study is the design method and the tools used
consist of an Esp32 Microcontroller, a Servo Motor and an Ultrasonic Sensor to read the water
level which communicates with a laptop or smartphone via the Cayenne Platform. The results of
the study indicate that the prototype of the Internet of Things (IoT)-based paddy irrigation
control system uses Esp32. Based on the test results obtained, after conducting the tests, it was
found that the system can work properly. The drawback is the ultrasonic sensor which has a
difference of 0.01 cm to 0.03 cm by measuring using a meter and the average error value
obtained is 0.53%.
Keywords— Prototype of Paddy Field Irrigation Control System, Internet of Things (IoT),
Esp32 Microcontroller, Servo Motor, Ultrasonic Sensor
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi semakin pesat khususnya sistem kendali jarak jauh yang
semakin meningkat setiap tahun. sejalan dengan kehidupan manusia yang bergantung pada
teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi diciptakan untuk membantu dan mempermudah
manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya.1
Sistem Irigasi sangat diperlukan para petani untuk mengalirkan air pada area
persawahan. Tanpa adanya irigasi maka air yang mengalir tidak maksimal atau tidak mengaliri
semua area persawahan. Oleh karena itu irigasi sangat penting bagi petani untuk mengatur
perairan supaya daerah pertanian dapat dialiri sepanjang waktu dan menyuburkan tanah. Irigasi
yang sering ditemukan pada area persawahan adalah irigasi teknis (manual) masih
membutuhkan campur tangan manusia, namun masih banyak terdapat irigasi sederhana yang
sumber airnya berasal dari aliran sungai dan hujan. 2
Berdasarkan pengamatan peneliti, irigasi persawahan saat ini khususnya di Desa Bara
Batu, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep, masih dilakukan secara manual dalam pengairan
persawahan untuk membuka tutup hanya menggunakan bongkahan tanah atau bongkahan kayu
yang menggunakan tenaga manusia. Dalam proses pengirigasian terlalu menguras waktu dan
tenaga petani, selain itu ketinggian air pada lahan persawahan kadangkala tidak stabil sehingga
berpengaruh pada pertumbuhan padi. Dan lokasi sawah yang jauh dari rumah sangat menguras
tenaga dan waktu hanya untuk bolak-balik mengecek keadaan air dalam sawah.3
Penulis bermaksud untuk membuat sebuah alat yang berbasis IoT yang dapat digunakan
oleh petani untuk mengontrol sistem irigasi sawah yang bisa memonitoring ketinggian air di
persawahan, dan pintu irigasi dapat dikendalikan dari jarak jauh, agar memudahkan para petani
dalam mengontrol air di sawah. Dengan adanya alat ini petani bisa lebih mudah mengairi lahan
pertanian dari jarak jauh melalui smartphone dengan memanfaatkan system IoT.
2. METODE PENELITIAN
Untuk membuat prototype system kendali irigasi sawah berbasis internet of things (Iot)
menggunakan esp32, berikut tahap-tahap dalam penelitian ini:
2. 2 Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem yang akan dibuat, pertama Mikrokontroler Esp32 melakukan
autentikasi Wi-Fi, Pintu air akan dikontrol sesuai inputan dari halaman aplikasi kontrol. Dan
sensor akan berjalan secara otomatis Sensor Water level membaca ketinggian air dan sensor
kelembaban tanah membaca kelembaban pada tanah, kemudian aplikasi akan menampilkan
informasi sesuai dengan inputan sensor dan akan ditampilkan di aplikasi secara real time
besert control irigasi yang lebih lengkap.
2. 2.2 Flowchart
Flowchart dalam penelitian ini merupakan bagan alir yang menggambarkan urutan
langkah-langkah dalam jalannya suatu program dalam suatu diagram dengan simbol-simbol
yang telah ditentukan dapat dilihat pada gambar berikut.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
4 ISSN: 1978-1520
Gambar 2. 2 Flowchart
2.3 Perancangan Proses
Dalam proses pembuatan sistem kendali irigasi sawah beberapa rancangan yang dibuat
antara lain use case diagram. Dalam penelitian ini melibatkan 1 aktor, yaitu: petani. Berikut
perancangannya:
Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dilakukan dengan menampilkan sistem
yang dibuat yaitu Prototype Sistem kendali irigasi sawah berbasis internet of things (IoT)
menggunakan ESP32, kemudian melakukan perakitan hardware, software dan pengujian
terhadap alat tersebut.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
6 ISSN: 1978-1520
char password[]="456789012";
char username[] = "5eb08e10-f506-11eb-b767-3f1a8f1211ba";
char mqtt_password[] = "5ae94cbc4592b414a9d4cafbba0a49d3aa2d8b6c";
char cliend_id[] = "d36409b0-4340-11ed-baf6-35fab7fd0ac8";
int potpin = 0; // analog pin used to connect the potentiometer
int levelair1;
int level1 = 0;
int level2 = 0;
float floatMap(float x, float in_min, float in_max, float out_min, float out_max) {
return (x - in_min) * (out_max - out_min) / (in_max - in_min) + out_min;
}
int tutup = 0;
int buka = 180 ;
Servo servo1;
Bagian void setup adalah bagian yang dipanggil ketika sketch atau program dijalankan dan
hanya berjalan sekali saja, di awal ketika program berjalan.
void setup()
{
servo1.attach(13);
servo2.attach(12);
pinMode (pintriger, OUTPUT);
pinMode (pinecho, INPUT);
Serial.begin(9600);
Cayenne.begin(username, mqtt_password, cliend_id, ssid, password);
Serial.println("Pembacaan Ketinggian Air");
// Set up a function to be called every 5 seconds
timer.setInterval(5000L, datasensorlevelair);
timer.setInterval(5000L, datasensorlevelair2);
}
Bagian Void Loop adalah fungsi utama dalam program yang dibuat pada board Esp32, Void
Loop mengeksekusi perintah pada program yang dibuat secara berulang selama board Esp32
aktif maka program terus berjalan, void loop mengontrol setiap perintah input dan output pada
program selama program masih berjalan.
void loop ()
{
Cayenne.loop(); // Runs main loop
timer.run(); // Initiates SimpleTimer
}
void datasensorlevelair(){
digitalWrite (pintriger, 0);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite (pintriger, 1);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite (pintriger, 0);
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
8 ISSN: 1978-1520
delayMicroseconds(2);
durasi = pulseIn(pinecho, HIGH);
cm = (durasi * 0.0343)/2;
wl = 15.57 - cm; // 74.57 didapat dari pembacaan antara jarak sensor dengan dasar air
// hasil output data sensor bisa dilihat di serial monitor esp32
Cayenne.virtualWrite(6, wl);
Serial.print(wl);
Serial.print(", batasair: ");
Serial.println(level1);
// Read the integer value which should be 0 or 1.
//jika level air lebih besar dari yang di input
if (wl>=level1) {
// Turn on the motor at the specified speed.
servo1.write(tutup);
delay(1000);
}
else if (wl<level1) {
// Turn on the motor at the specified speed.
servo1.write(buka );
}
}
void datasensorlevelair2(){
digitalWrite (pintriger, 0);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite (pintriger, 1);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite (pintriger, 0);
delayMicroseconds(2);
durasi = pulseIn(pinecho, HIGH);
cm = (durasi * 0.0343)/2;
wl2 = 15.57 - cm; // 74.57 didapat dari pembacaan antara jarak sensor dengan dasar air
// hasil output data sensor bisa dilihat di serial monitor esp32
Serial.print(wl2);
Serial.print(", batasair: ");
Serial.println(level2);
if (wl2>=level2) {
// Turn on the motor at the specified speed.
servo2.write(buka);
delay(1000);
}
else if (wl2<level2) {
// Turn on the motor at the specified speed.
servo2.write(tutup );
}
}
CAYENNE_IN(0) {
level1 = getValue.asInt(); // 0 to 255
CAYENNE_LOG("Channel %d, value %d",level1);
datasensorlevelair();
}
CAYENNE_IN(3) {
level2 = getValue.asInt(); // 0 to 255
CAYENNE_LOG("Channel %d, value %d",level2);
datasensorlevelair2();
}
CAYENNE_IN(8) {
servo1.write(getValue.asInt(buka));
}
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem kendali irigasi sawah berbasis internet of things (IoT) menggunakan esp32 sebagai
output yang dimana nantinya apabila sensor ultrasonic telah mendeteksi level air tinggi
maka pintu 2 terbuka dan apabila level air kurang maka pintu 1 terbuka. Level air dapat
dilihat pada aplikasi cayenne secara real time.
2. Perancangan alat ini dilengkapi inputan ketinggian air sebagai pengatur level air pada
sawah dan terdapat pintu 1 sebagai sumber masuknya air dan pintu 2 sebagai jalur
pembuangan air pada persawahan.
3. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh Setelah melakukan pengujian telah didapat
bahwa sistem dapat bekerja dengan baik saat dilakukan pengujian alat dan aplikasi control
Cayenne dijalankan kita dapat memonitoring dan mengontrol ketinggian air sesuai inputan
yang diinginkan. Saat sensor membaca ketinggian yang di input maka pintu 1 akan terbuka
jika air kurang dalam sawah dan jika air melebihi dari inputan maka pintu 2 terbuka untuk
membuang, dan akan tertutup pada saat air sudah sesuai. Adapun kekurangannya adalah
sensor ultrasonic yang memiliki selisih 0,01 Cm sampai 0,03 cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dan nilai rata-rata error yang didapat 0,53 %.
5. SARAN
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu atas dukungan, arahan, masukan, serta bimbingannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Apriyanto, H. (2015). Rancang Bangun Pintu Air Otomatis Menggunakan Water Level
Float Switch Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Sisfokom (Sistem Informasi dan Komputer),
4(1), 22–27. https://doi.org/10.32736/sisfokom.v4i1.132, diakses 25 Juni 2022
2. Dharma, I. P. L., Tansa, S., & Nasibu, I. Z. (2019). Perancangan Alat Pengendali Pintu Air
Sawah Otomatis dengan SIM800l Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Jurnal Teknik,
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
10 ISSN: 1978-1520