Anda di halaman 1dari 103

RESUME

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


FISIOLOGIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. KONSEP DASAR PROSES KEHAMILAN
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
C. PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS DALAM KEHAMILAN PADA
TIAP TAHAP KEHAMILAN TRIMESTER I,II,III
D. PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM KEHAMILAN PADA TIAP
TAHAP KEHAMILAN
E. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
F. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
G. PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN
H. PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN
I. FAKTOR – FAKTOR RESIKO KEHAMILAN
J. TES DIAGNOSIS DALAM MASA KEHAMILAN
K. KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP
PERKEMBANGANNYA
L. ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN AWAL
M. ASUHAN KEBIDANAN KUNJUNGAN ULANG
N. KETIDAKNYAMANAN PADA MASA KEHAMILAN
KONSEP DASAR PROSES KEHAMILAN
A. Definisi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Sarwono, 2009
B. Tahapan konsepsi hani, 2011
1. Ovum
a) Bisa dibuahi jika sudah melewatui proses oogenesis
b) Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan
akan habis jika sudah masuk masa menopause
c) Ovum mempunyai waktu hidup 24 – 48 jam setelah dikeluarkan dari ovarium
d) Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel – sel granulosa dan zona pellusida
yang harus bisa ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan
2. Sperma
a) Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut spermatogenesis
b) Jumlah akan berkurang, tetapi akan habis seperti pada ovum dan tetap
berproduksi meskipun pada lansia
c) Kemampuan fertilisasi selama 2-4 hari, rata- rata 3 hari
d) Terdapat 100 juta sperma pada setiap milliliter air mani yang dihasilkan, rata –
rata 3 cc tiap ejakulasi
e) Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan korona radiata atau sel-
sel granulosa
f) Mempunyai morfologi yang sempurna, yaitu :
kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi lagi
oleh akrosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah
Ekor : panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat
3. Fertilisasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel
sperma. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ
genitalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan antara lain :
lendir vagina yang bersifat asam, lender serviks yang kental, panjangnya uterus,
serta silia yang ada dituba fallopi. Untuk bisa menghadapi rintangan tersebut,
maka sperma harus mempunyai akrosom dan melewati proses kapasitasi.
Sedangkan ovum akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan,
ditangkap oleh fimbrae dan berjalan menuju tuba fallopi. Tempat bertemunya
ovum dan serma paling sering adalah di daerah ampula tuba.
4. Pembelahan
Zigot akan membentuk menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah membentuk buah
arbei dari 16 sel disebut morulla (4 hari). Morula masuk rongga Rahim, cairan
menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel. Berangsung – angsur
ruaqng antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga atau blastokel
yang disebut blastokosta (2 ½-5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel
diluar disebut trofoblas. Zona pellusida menghilang sehingga trofoblas bisa
memasuki dinding Rahim (endometrium) dan siap berinmplantasi (5 1/2-6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
C. Nidasi / implantasi
Nidasi atau impalntasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada
stadium blastokista) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi
pada pars superior korpus uteri bagian anterior atau posterior. Pada saat imolantasi,
selaput lender Rahim sedang berada fase sekretorik (2-3 gari setelah ovulasi). Pada saat
ini, kelenjar Rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.
D. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2-8 minggu. System utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk
rudimenter (mengecil, menciut, dan akhirnya menghilang). Jantung menonjol dari
tubuh dan mulai berdenyut. Sering disebut masa organogenesis atau masa pembentukan
organ.
E. Perkembangan janin dari minggu ke minggu
a) Minggu ke 12 : panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi fetal telah
berfungsi secara penuh, traktus renalis mulai berfungsi, terdapat refleks menghisap
dan menelan, genetalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis
kalaminnya
mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

b) Minggu ke 16 : panjang kira – kira 16 cm, berat 100 gr, kulit sangat tembus
pandang transparan sehingga vasa darah terlihat, deposit lemak sub kutan terjadi,
rambut tumbuh pada kepala, dan loanugo mulai tumbuh pada tubuh.

c) Minggu ke 20 : kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan,


gambaran wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada tempatnya yang
normal, kelopak mata (palpebra), alis mata dan kuku telah tumbuh sempurna,
skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X, kelenjar minyak telah aktif dan verniks
kaseosa akan melapisi tubuh petus gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu setelah
kehamilan minggu ke 18 traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7-17 ml
urine dikeluarkan setiap 24 jam

d) Minggu ke 24 : kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan


lanugo menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat dari minggu ke 24 dan
seterusnya, vetus akan menyepak dalam merespon rangsangan (stimulus) misalnya
bising yang keras dari luar. Bayi tampak tenang apabila ibuk mendengarkan musik
yang tenang dan merdu.

e) Minggu ke 28 : mata terbuka, alis mata, dan bulu mata telah berkembang dengan
baik rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan yang
menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis mengalami penurunan, dari abdomen
ke skrotum pada minggu ke-28. Fetus yang lahir pada akhir masa ini masih
mempunyai angka kematian (mortalitas) yang tinggi karena gangguan respirasi
(pernafasan)
f) Minggu ke 32 : lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena
lemak disimpan disana, testis terus turun

g) Minggu ke 36 : lanugo sebagian besar telah terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
perniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat dalam skrotum pada minggu ke 36,
ovarium perempuan masih berada disekitar kapitas pelvis, kuku jari tangan, dan
kaki mencapai ujung jari, umbilicus sekarang terletak lebih dipusat abdomen.
h) Minggu ke 40 : penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna
tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahklan lewatnya fetus
melalui jalan lahir, sekarang terdapat cukup jaringan lemak sub kutan dan fetus
mendapatkan tambahan berat badan hampir 1 kg pada minggu tersebut

Daftar pustaka :
Sarwono Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Hani, umi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.
Contoh soal :
1. Seorang perempuan berumur 28 tahun, G1P0A0 hamil 20 minggu. Hasil pemeriksaan
TTV dalam batas normal. Perkembangan apakah yang dialami janin pada kehamilan
usia 20 minggu?
a. Refleks menghisap dan menelan
b. Rambut mulai tumbuh pada kepala
c. Kepala tegak, gambaran wajah telah nyata
d. Lanugo mulai berkurang
e. Lanugo sebagian besar telah terkelupas
2. Seorang perempuan umur 23 tahun, G1P0A0 hamil 32 minggu datang ke BPM untuk
memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pertumbuhan dan perkembangan apa yang terjadi pada usia kehamilan ibu tersebut?
a. lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan
disana
b. terbentuk jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan
c. embrio menjadi janin, denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound, gerakan
pertama dapat dirasakan
d. Jantung mulai memompa darah, anggota badan terbentuk dengan baik dan telinga
terbentuk dari lipatan kulit.
e. Verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh, alis, bulu mata dan rambut
terbentuk.
3. Seorang perempuan umur 26 tahun, G1P0A0 hamil 16 minggu datang ke polindes
untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Pertumbuhan dan perkembangan apa yang terjadi pada usia kehamilan ibu tersebut?
a. rambut tumbuh pada kepala, dan loanugo mulai tumbuh pada tubuh.
b. Refleks menghisap dan menelan
c. Jantung mulai memompa darah, anggota badan terbentuk dengan baik dan telinga
terbentuk dari lipatan kulit.
d. lanugo sebagian besar telah terkelupas
e. mata terbuka, alis mata, dan bulu mata telah berkembang dengan baik rambut
menutupi kepala
4. seorang perempuan umur 27 tahun, G2P1A0 datang ke BPM untuk memeriksakan
kehamilannya. TTV dalam keadaan normal, TFU 20 cm. berapakah usia kehamilan
pada kasus tesebut?
a. 15 minggu
b. 19 minggu
c. 22 minggu
d. 20 minggu
e. 23 minggu
5. Seorang perempuan umur 25 tahun, G2P1A0 datang ke BPM untuk memeriksaan
kehamilannya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU pertengahan
sympisis-pusat. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut adalah ……..
a. G2P1A0 hamil 12 minggu
b. G2P1A0 hamil 20 minggu
c. G2P1A0 hamil 15 minggu
d. G2P1A0 hamil 16 minggu
e. G2P1A0 hamil 19 minggu
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

A. FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN


Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan
mewarnai asuhan itu.
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh
karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi.
Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-
tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional
yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka
perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga
mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi
asuhan .
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family
centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan
bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja
melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi
bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu
hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga
akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan
unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi
anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan
bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam
proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga
profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu
hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat
merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu
mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE
dan konseling yang dilakukan bidan.
Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus
mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut
terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan kultural.
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan,
keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi
kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu
dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu
kesatuan yang utuh.

B. SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN


Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama
kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan obstetri serta
temuan-temuan fisik yang lalu.Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk
mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan
asuhan yang khusus.Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak
mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak
menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan.
Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan?Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap
ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada
asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu
hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan
jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan ”beresiko tinggi” yang tidak
mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm
mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang
ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang
tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan.
Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbgai macam metode,
formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti. Studi ini menemukan
bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak digolongkan ke dalam kelompok
beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko”
tidak mengalami komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak
mempunyai faktor resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu
contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1 tanpa faktor
resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan mengalami perdarahan 1000
cc karena atonia uteri.

C. TUJUAN ANTENATAL CARE


1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bay
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayi
dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
6. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/ 40 mg) atau 9
bulan 7 hari.Periode dalam kehamilan terbagi dalam 3 triwulan/trimester :
1. Trimester I awal kehamilan sampai 14 mg
2. Trimester II kehamilan 14 mg – 28 mg
3. Trimester III kehamilan 28 mg – 36 mg/ 40 mg

D. LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi


1. Konsepsi :
Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi
2. Ovulasi :
3. Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2
x 24 jam → mati/hancur
4. Inseminasi :
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui
uterus → tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma → Ekor
dengan panjang rata-rata 10x bagian kepala
5. Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk
menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

E. Etika dalam asuhan kehamilan Etika Dalam Asuhan Kehamilan


Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat.Hal
tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarga. Bidan harus
berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling, prakonsepsi,
skreming antenatal, layanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal dan
pengakhiran kehamilan,
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi yang bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya. Norma yang berisi
petunjuk yang harus dijalankan profesi, larangan, tingkah laku, dalam menjalankan
tugasnya.Sikap etis professional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam
hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan
didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau
tidak (Jones, 1994)
aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal
ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup
dalam berpikir & bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.(Shirley R Jones- Ethics
in Midwifery)
1. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
a. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
Misalnya :Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara
harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah.Dalam bahasa
Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.Autos berarti sendiri dan
namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan
guna mengurus rumah tangga sendiri.Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Pelaksanaan otonomi
daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di
daerahnya masing-masing.
b. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain. Contohnya seperti bidan diatur dalam etika
memberikan asuhan pelayanan sesuai standar asuhan dan dalam melakukan
asuhan telah di atur dalam standar dan menerapka etika dalam asuhannya.
c. Menjaga rahasiasetiap individu
Misalnya : dalam melaksanakan pelayanannya bidan memang wajib melakukan
pengakuan menjaga privacy pasien yang berdasarkan perturan yang di tetapkan
dalam standar.
d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
Artinya bidan di tutut bukan hanya pemberi pelayanan kesehatan melainkan
memberikan asuhan dan pendidikan, contonya seperti konseling baik itu pada
orang dewasa mau pun anak-anak untuk meberikan pendidikan yang sesuai etika.
e. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya etika itu adalah norma yang mengatur tindakan baik atau
buruknya menurut yang telah di terapkan pemerintas dan terlintaskan dalam
hubunggan eratnya dengan religi contohnya jangan berbuat curang karena akan
mengrugikan diri sendri dan orang lain.
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu
g. Menghasilkan tindakan yg benar
Contohnya seperti melakukan asuhan pelayanan yang bermutu sesuai standar.

h. Mendapatkan informasi tentang hal yg sebenarnya


Contohnya seperti 58 langkah asuhan persalinan normal
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
Contohnya seperti meninjau suatu permasalahan kemungkin sebab akibat yang
terjadi jika tindakan itu di ambil.
k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
Contohnya seperti bersikap ramah, sopan santun di tempat tenaga kesehatan.
l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
Contohnya bidan sebagai pengelola Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan
kebidanan.bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat,
Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit
kerjanya.
m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara di dalam organisasi profesi
n. Mengatur sikap, tindak tunduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yg biasa disebut kode etik profesi.
2. Tipe Pelayan Asuhan Kehamilan
Ada tiga tipe pelayanan asuhan kehamilan yaitu sebagai berikut.
a. Layanan kehamilan primer / mandiri.
Yaitu asuhan kehamilan yang di berikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.
Contoh : seorang bidan mampu menangani dan menolong pasien sendiri secara
mandiri.
b. Layanan kolaborasi.
Asuhan kehamilan yang diberikan kepada klien dengan beban tanggung jawab
bersama dari semua pemberi layanan yang terlibat, contohnya bidan, dokter, atau
tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
Contoh: seorang bidan mendapat pasien hamil yang mengalami sesak nafas.
Dalam tanggung jawabnya bidan tidak boleh member obat kepada pasien.Jadi
bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani pasien sesak.Pasien sesak
ditangani dokter dan mendapat obat dari dokter.
c. Layanan rujukan.
Asuhan kehamilan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada
dokter ahli dan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi masalah kesehatan klien di
luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.
Contoh : seorang bidan tidak mampu meolong seorang ibu melahirkan karna bayi
besar. Jadi seorang bidan harus merujuk pasien ke rumah sakit untuk menjalani
operasi sc.
3. Hak-Hak Wanita Hamil
a. Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oleh tenaga kesehatan yang
memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/tidak langsung dari
penggunaan obat atau tindakan selama masa
kehamilan,persalinan.Kelahiranataumenyusui
b. Wanita hamil berhak mendapat informasi terapi alternatif sehingga dapat
mengurangi atau meniadakankebutuhan akan obat dan intervensi obstetric
c. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila bayinya normal
d. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang akan menjadi
pendampingnya selama persalinan dan kualifikasi orang tersebut
e. Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan medis dirinya serta
bayinya dengan lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
f. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan dilakukan baik
pada ibu & janin
g. Wanita hamil berhak untuk ditemani selama masa-masa yang menegangkan pada
saat kehamilan & persalinan
h. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biaya RS/tindakan atas
dirinya.
i. Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelum/bila diantisipasi akan dilakukan
SC
j. Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi yang akan
ditimbulkan atau reaksi obat yang pernah dialaminya
k. Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan obat-obat atau
melakukan prosedur tindakan
l. Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan dilakukan atasnya
m. Wanita hamil berhak memilih konsultasi medik untuk memilih posisi yang
persalinan yang dapat menurunkanstress
Hak- hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan adalah sebagai
berikut (Saifuddin, 2002).
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus
diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).
b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem
pelayanan dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara
pribadi dan didasari rasa saling percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
d. Mendapat pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap
pelaksanaan prosedur.
e. Menerima layanan senyaman mungkin.
f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterima.

F. Standar pelayanan asuhan kehamilan


Kebijakan program : Anjuran WHO
• Trimester I : Satu kali kunjungan
• Trimester II : Satu kali kunjungan
• Trimester II : Dua kali kunjungan
Standar Minimal Asuhan Antenatal : “7 T”
1. Timbang berat badan
2.Tinggi fundus uteri
3.Tekanan darah
4.Tetanus toxoid
5. Tablet Fe
6. Tes PMS
7. Temu wicara

G. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL


STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL
Tujuannya :
1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara
dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil
dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini
dan teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga
maupun masyarakat
STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL
Tujuannya :
1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan
2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal
3. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas
4. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
5. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi
kehamilan
6. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
tahu apa yang harus dilakukan
7. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
8. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan
KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
9. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan
STANDAR PELAYANAN 5 : PALPASI ABDOMINAL
Tujuannya :
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi
dan bagian bawah janin
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi
untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu
Hasilnya :
1. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
2. Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan
3. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan
kebutuhan
Persyaratannya :
1. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
2. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
3. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
4. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan
5. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
6. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
STANDAR 6 : PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN
Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang
memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
Pernyataan standar :
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan mampu :
1. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
2. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
3. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
4. Tersedia tablet zat besi dan asam folat
5. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
6. Obat cacing
7. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
Proses yang harus dilakukan bidan :
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28.
HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat.
Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan,
kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai
4-6 bulan setelah persalinan.
STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan
Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya
Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu,
penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
Persyaratannya :
Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah
Bidan mampu :
Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia, mendeteksi
hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan
STANDAR 8 PERSIAPAN PERSALINAN
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
Prasyarat:
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir
kehamilan
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan
yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman
dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
5. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan
yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawat daruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
1. Varney. Varney midwifery. Jakarta;1997.
2. Pusdiknakes;WHO;JHPIEGO. Buku asuhan antenatal; 2001
3. Saifudin, abdul bari dkk. Panduan praktis pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta;2002.
4. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Konsep asuhan kebidanan. Jakarta;2001

CONTOH SOAL
1. Seorang perempuan umur 28 tahun G2P1A0 usia kehamilannya 38 minggu datang ke
BPS diantar keluarganya dengan tidak sadar dan mengalami kejang –kejang .Hasil
pemeriksaan didapatkan TD 160/110 mmHg, N 100x/m, R 16x/m,TFU 3 jari dibawah
Px dan oedema pada kaki dan wajah serta tangan. Penatalaksanaan yang tepat pada
kasus diatas adalah…
a. Rujuk ke RS
b. Memberikan MgsO4
c. Memberikan diazepam dan rujuk ke RS
d. Ruptur uteri
e. Seorang perempuan umur 27 tahun hamil 8 bulan datang ke polindes ,ini adalah
kunjungan yang pertam kali selama hamil.Karena jarak rumah yang terlalu jauh
dan dan tidak ada yang mengantar.dengan keluhan kaki sering kam dan
bengkak.Hasil pemeriksaan TD 110/90 Memberikan MgSo4 dan diazepam dan
kemudian rujuk ke RS
2. mmHg,N 60x/menit .Yang harus dilakukan bidan adalah…
a. Melakukan pemeriksaan secara periodic
b. Mengusahakan untuk transportasi kunjngan ulang
c. Merencanakan kunjungan kerumah untuk kunjungan selanjutnya
d. Menganjurkan kepala keluarga dan ibu kunjungan ulang
e. Menganjurkan pasien untuk merncanakan mencari tumpangan untuk kunjungan
selanjutnya
3. Seorang perempuan umur 35 tahun G2P1A0 umur kehamilan 29 minggu datang ke
BPM dengan keluhan cepat lelah dan sesak nafas tetapi keluhan tersebut bisa hilang
saat istirahat.Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpitasi dan oedema ditangan dan
kaki TD 110/80mmHg, N 90x/menit.Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus
diatas adalah…
a. Rujuk ke RS
b. Rawat Jalan
c. Control rutin
d. Akhiri persalinaan
e. Istirahat yang cukup
Seorang perempuan umur 27 tahun,G2P0A1 datang ke BPS ,untuk memeriksakan
kehamilannya.HPHT lupa .Hasil pemeriksaan TFU Pertengahan pusat Px ,letak kepala
belum masuk PAP ,PUKA ,DJJ 140x/menit.TTV batas normal.
4. Berdasarkan TFU usia kehamilan pada kasus diatas adalah…
a. 28 mg
b. 30 mg
c. 32 mg
d. 34 mg
e. 26 mg
5. Asuhan kebidanan yang perlu diberikan bidan pada saat ini untuk soal kasus diatas
adalah…
a. Persiapan persalinan
b. Memberikan TT kedua
c. Asupan gizi nutrisi ibu hamil
d. Penkes tentang gizi seimbang
e. Konselng tanda bahaya kehamilan
PROSES ADAPTASI FISIOLOGIS DALAM KEHAMILAN PADA TIAP TAHAP
KEHAMILAN TRIMESTER I,II,III
1. Sistem reproduksi (Asrinah,dkk . Hal 50-72; 2010)
a. Uterus
Uterus merupakan organ yang telah di rancang sedemikian rupa, baik struktur,
posisi, fungsi dan lain sebagainya sehingga betul-betul sesuai dengan kepentingan
proses fisiologis pembentukkan manusia.
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu
hamil. Peningkatan kontrasepsi hormon estrogen dan progesteron pada awal
kehamilan akan mengebabkanhiper-trofil myometrium. Hipertrofi tersebut di
barengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari
jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kaut terhadap
regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga di sertai dengan peningkatan
vaskularisasi dan pembuluh limfatik peningkatan vaskularisasi, kongesti dan
edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks mengebabkan
berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,goodell dan Hegar.
Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina dan serviks, tanda Goedell adalah perubahan konsistensi (yang
dianalogikan dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung pada
saat tidak hamil. Tanda hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas isthmus
serviks, sehingga ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabilamisthmus di
tekan dari arah berlawanana.
Pelunakan dan kompresibilitas serviks menyebabkan berkurangnya
kemampuan bagian ini untuk menahan beban yang disebabkan oleh pembesaran
uterus dan sebagai kompesasinya uterus terjatuh kedepan (hiperantefleksio) dalam
tiga bulan pertama kehamilan (uterus masih sebagian organ pelvik). Dengan posisi
tersebut akan terjadi dorongan mekanik fundus uteri ke kandung kemih, sehingga
timbul gejala sering berkemih selam priode trimester pertama. Gejala ini akan
berkurang setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua, dimana uterus
semakin membesar dan keluar dari rongga pelvik sehingga tidak lagi terjadi
dorongan fundus pada kandung kemih.
Bentuk uterus, yang seperti buah alpokat kecil (pada saat sebelum hamil) akan
berubah bentuk menjadi globuler pada awal kehamilan dan ovoid (membulat)
apabila kehamilan memasuki tremister kedua. Setelah 3 bulan kehamilan, volume
uterus menjadi cepet bertambah sebagai akibat adanya pertumbuhan yang cepat
pula dari konsepsi dan produk ikutannya. Seiring dengan semakin membesarnya
uterus, korpus uteri dan fundus semakin keluar dari rongga pelvik sehingga lebih
sesuai di sebut sebagai organ abdomen.
Pertumbuan uterus ke arah kavum abdomen disertai dengan sedikit rotasi ke
arah kanan sumbu badan ibu, atau di kenal dengan istilah dekstrorotasi. Kondisi
ini di sebabkan oleh adanya kolonrektosigmoid yang mengisi sebagian besar
ruang abdominopelvikum kiri. Kecepatan pembesaran uterus pada primiggravida
dan multigravida dapat sedikit berbeda (kisaran 1-2 minggu), dan ini
menimbulkan variasi dalam estimasi besar uterus pada permulaan pemeriksaan
kehamilan awal atau tera usia kehamilan dengan menggunakan titik anatomi
tertentu (misalnya : fundus uteri setinggi umbilikus).
Pembesaran dinding abdomen sering dianggap sebagai tanda terjadinya
kehamilan. Pembesaran tersebut dikaitkan dengan adanya pembesaran uterus
rongga abdomen. Penonjolan dinding abdomen biasanya dimulai pada usia
kehamilan 16 minggu, di mana uterus beralih dari orgen pelvik menjadi organ
abdomen penonjolan dinding abdomen terlihat lebih nyata pada ibu hamil dengan
posisi berdiri, di bandingkan pada posisi berbaring. Kondisi ini juga lebih terlihat
pada multipara, dibandingkan nulipara, atau primigravida, akibat kendurnya otot-
otot dinding perut. Apa bila uterus jatuh ke arah depan dan bawah, dinding perut
akan menonjol seperti bandul, dan disebut sebagai perut pendulum. Pasa kasus
yang ekstrim, kondisi ini bisa mengganggu kemajuan proses persalinan.
Pembesaran uterus pada awal kehamilan biasanya tidak terjadi secara simetris.
Secara normal, ovum yang telah dibuahi akan berimplantasi pada segmen atau
uterus, terutama pada dinding posterior. Bila lokasi implementasi berada di dekat
kornu di daerah ini akan lebih cepat membesar dibandingkan bagian uterus
lainnya. Pembesaran asimetri dan penonjolan salah satu kornu tersebut dapat
dikenali melalui pemeriksaan bimanual pelvik pada usia kehamilan usia delapan
hinga sepuluh minggu. Keadaan ini dikenal sebagai tanda piskacek.
Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
periteoneum (serosa). Selama kehamilan uterus berfungsi sebagai tempat
implantasi, retensi, dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan, dengan adanya kontraksi, dinding uterus dan pembukaan
serviks uterus, ini konsepsi dikeluarkan , terdiri dari corpus, fundus, cornu,isthmus
dan serviks uteri
b. Serviks uteri
Bagianterbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (perbatasan /menembus
diding dalam vagian) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin,)dan elastis. Bagian luar
didalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding), dengan lubang ostium
uteri externum (luar, arah vagina)dilapisi epitel skuamokolumner mukosa serviks,
dan ostium uteri internum (dalam , arah cavum).
c. Corpus uterus
Terdiri dari : paling luar, lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muscular / mymomterium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam, arah tersebut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular) serta dalam, lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium.
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina
e. Vaskularisasi uterus
Teruma dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/ illiace interna, serta
arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
f. Salping/ tuba falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus muller. Sepasang tuba kiri-
kanan, pasang 8-14 cm. Berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri.
g. Pars isthmics (proksimal/ isthmus)
Merupan bagian dengan luman tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
h. Pars ampularis (media/ ampula)
Tempat yang paling sering terjadi fertilisasi adalah daerah
ampula/infudibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.
i. Pars infudibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbria serta astium tubae abdominale pada ujungnya,
melekat dengan pembukaan ovarium
j. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada uterus).
k. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri kanan.Uterus tumbuh membesar primer maupun sekunder, akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.taksiran kasar pembesar uterus pada
perabaan tinggi fundus adalah
1) Tidak hamil atau normal :sebesar telur ayam (±30 g)
2) Kehamilan 8 minggu :telur bebek
3) Kehamian 12 minggu :telur angsa
4) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
5) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6) Kehamilan24 minggu : pinggir atas pusat
7) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat –xyphoid
8) Kehamialn 32 minggu :pertengahan pusat-xyphod
9) 36-42 minggu : 3 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit di temukan pada
kehamilan trimester 1 memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu
menjadi satu minggu bagian korpus, dan pada kehamilan akhir atas 32 minggu
menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis maskular tipis, mudah
ruptur, kontraksi minimal-> berbahaya jika lemah, dapat ruptur mengancam
nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda hegar), warna
menjadi livide/kebiruan. Sereksi lendir serviks meningkat pada kehamilan,
memberikan gejala keputihan.
1) Pertumbuhan
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi
higroskopik, endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup
bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
2) Posisi
Bersamaan dengan pertumbuhannya , posisi uterus berubah, pada awal
kehamilan, uterus berbentuk seperti buah pir (seperti alpokat), tetapi pada
kehamilan tiga bulan , bentuknya menjadi lebih bundar, dan selanjutnya
membesar dengan bentuk menyerupai telut.
3) Kontraktilitas
Kontraksi uterus berlangsung mulai awal kehamilan hingga terjadi
persalinan. Kontraksi tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya terjadi
setiap 5-10 menit yang dikenal sebagai kontraksi braxton hick. Kontraksi
uterus juga tidak beraturan, baik kekuatan maupun munculnya, mulai timbul
sejak minggu keenam kehamilan.
l. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada dibawah kulit di daerah pektoral. Organ
ini terdiri dari masa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus 920-40 lobus),setiap lonbus terdiri 10-100 alveoli yang di bawah
pengaruh hormon prolaktin memproduksi asi, fungsi utama payudara adalah
laktasi yang dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit
daerah payudara sensitif terhadap rangsangan , termasuk sebagai sexually
responsive organ.
a. Dinding dada
b. Otot dada
c. Lobulus
d. Puting susu
e. Aerola (lingkaran di luar puting susu yang kehitaman)
f. Saluran kelenjar susu
g. Lemak dan
h. Kulit
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janian mengubah organ
endokrin secara langsung
b. Kelanjar hipofisis
Berat kelenjar hipofisis meningkatkan antara 30-50%, yang mengebabkan
perempuan hamil menderita pusing.Sekresi prolaktin, hormon
adrenokortikotropik, hormon tirotropik dan melanocyt stimulating.
c. Kelenjar tiroid
Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan
peningkatan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan
iodine sebagai kompetensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan
laju filtrasi glomerulus.
d. Kelenjar adrenal
Karena di rangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih
banyak kortisol plasma bebeas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH ,dan
terjadi sejak usia 12 minggu masa aterm.
3. Sistem kekebalan
HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan hamil. Selain itu
kadar lg A dan lg M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga
mencapai kadar terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini , hingga
aterm.
4. Sistem perkemihan
Uterus membesar, tonus otot saluran perkemihan menurun akibat pengaruh
estrogen dan progesteron.K encing lebih sering (poliuria) laju filtrasi meningkat
hingga 60%-150%.
5. Sistem pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-
muntah,. Selain itu juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan terus (mengidan) juga akibat
openingkatan asam lambung.
6. Sistem musculoskeletal
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan
ligament pelvic pada akhir kehamilan meningkatkan kemampuan dalam menguatkan
posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran.
7. Sistem kardiovaskular jantung
Meningkatkan beban kerja mengebabkan otot jantung mengalami hipertrofi ,
terutama ventrikal kiri sebagai pengatur pembesaran jantung. Pembesaran uterus
menekan ke atas dan kiri pembuluh jantung yang kaut membantu jangtung
mengalirkan darah keluar keluar jantung bagian atas tubuh juga menghasilkan
elektrokardiografi dan radiografi yang perubahannya sama dengan iskemik pada
kelainan jantung,
8. Sistem integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormon lobus heposis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis.
9. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, di mana kebutuhan nutrisi menjadi makin tinggi untuk pertumbuhan janin
dan persiapan pemberian asi
10. Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT)
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adanya adaptasi
ibu terhadap pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
berat badan yang bertambah berhubungan dengan perubahan fisiologi yang terjadi
pada kehamilan dan lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah berat
badan pada masa kehamilan. Perkiraan peningkatan berat badan :
a. 4 kg dalam kehamilan 20 minggu.
b. 8,5 kg dalam minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir)
c. Totalnya sekitar 12,5 kg.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan : adanya
edema, proses metabolisme, pola makan, muntah atau diare, dan merokok.
Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :
a. Janin 3-3,5 kg
b. Plasenta 0,5 kg
c. Air ketuban 1 kg
d. Rahim 1 kg
e. Timbunan lemak 1,5 kg
f. Timbunan protein 2 kg
g. Retensi air garam 1,5 kg
IMT = BB/TB2

(BB dalam satuan kg, TB dalam satuam meter )

IMT diklasifikasikan dalam 4 kategori :


1) IMT rendah (<19,8)
2) IMT normal (19,8-26)
3) IMT tinggi (>26-29)
4) IMT obesitas (>29)
Peningkatan BB total selama hamil yang disarankan berdasarkan BMI sebelum hamil :
1) IMT rendah (12,5-18kg)
2) IMT normal (11,5-16 kg)
3) IMT tinggi (7,0-11,5 kg)
4) IMT obesitas (± 6 kg )

d. Darah dan pembekuan darah


Penurunan tahanan vaskuler prifer selama kehamilan terurtama disebabkan oleh
relaksasi otot sebagai pengaruh dari hormon progesteron . Tekanan sistolik sekitar 5
sampai 10 mmHg dan diastolik 10 sampai 15 mmHg. Setelah usia kehamilan 24
minggu , tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum
hamil pada saat aterm.
1) Sel darah merah
Jumlah sel darah merah semakin meningkat, untuk bisa mengimbangi
pertumbuhan janin dalam Rahim

2) Pembekuan / koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan platelets selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan berakibat
naiknya resiko terjadinya DIC (disseminated intravascular coagulation) seperti
terjadi pada komplikasi , antara lain molahidatidosa dan solution plasenta.
e. Sistem pernapasan
Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk bisa memenuhi
kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang
membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.
f. Sistem persarafan
Pada ibu hamil akan di temukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada
ekstermitas disebabkan poster tubuh ibu yang membungkuk. Oedema pada trimester
III, edema menekan saraf bawah ligament carfal pergelangan tangan menimbulkan
carper turner sindrom yang di tandai dengan parestisia dan nyeri pada tangan yang
menyebar ke siku, sistem saraf (otak dan struktur-struktur lain seoperti tulang
belakang) muncul minggu pada minggu ke-4, sewaktu saraf mulai berkembang. Pada
minggu ke-6 kehamilan, divisi utama dari sistem saraf pusat mulai berbentu.

Daftar pustaka
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Contoh Soal
1. Seorang perempuan umjr 25 tahun Gl PL AO usia kehamilan 36 minggu datang
kepuskesmas dengn keluhan sering buang air kecil pada malam hari, hasil pemeriksaan
leopold TFu 3 jari dibawah px punggung kanan, letak memanjang, kepala sudah masuk
PAP keluhan fisik yang dirasakan sebagian akibat dari.
a. peningkatan hormon estrogen
b. infeksi virus pada saluran kemih
c. Peningkatan hormon progesteron
d. Penurunan kadar sodium dalam darah
e. Pekanan bagian terbawah janin pada kandung kemih.
2. Seorang perempuan umur 2l tahun datang ke BPM tanggal l2-06-20l7 data yang di
peroleh pemeriksaan hpht : l9-2-20l7 hamil pertama kali mengeluh kontraksi sering
berlangsung mulai awal kehamilan keluhan yang dirasakan akibat dari kotraksi it berapa
lama .
a. 6-l0 menit
b. 7-8 menit
c. 9-l0 menit
d. 4-5 menit
e. 5-lo menit.
3. seorang perempuan umur 26 tahun GIII PII A0 usia kehamilan 28 minggu datang ke bidan
dengan keluhan perubahan warna kebiruan atau keunguan pada vulva hasil pemeriksaan
TFU pertengahan pusat -px ,letak kepala ,belum masuk PAP .diagnosa kasus diatas
a. Perubahan dengan konsistensi kenyal.
b. Perubahan pembesaran uterus.
c. Perubahan warna biru tua.
d. Perubahan pada warna.
e. Tanda chadwick.
4. Seorang perempuan umur 23 tahun G1 p0 A0 usia kehamilan 32 tahun minggu datang k
bidan dengan keluhan sering diare, mual, muntah hasil pemeriksaan leopold TFu 5 jari
dibawah px, punggung kanan letak memanjang kepala belum masuk PAP, keluhan fisik
akibat dari
a. Peningkatan berat badan.
b. Morning sickness.
c. Chadwick.
d. Hamil muda.
e. Mual muntah.
5. seorang perempuan umur 21 tahun Gl PO AO usia kehamilan 35 minggu datang k bpm
dengan keluhan rasa sering kesemutan dan bengkak di bagian kaki, hasil pemeriksaan
leopild TFu 4 jari di bawah px punggung kanan letak memanjang belum masuk PAP
.keluhan fisik yang dirasakan.
a. Tubuh ibu yang membungkuk, oedema pada trimester lll.
b. Oedema pada trimester ll.
c. Odema pada trimester l.
d. Muncul pada minggu ke- 4 kehamilan.
e. muncul pada minggu ke- 5 kehamilan
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM KEHAMILAN PADA TIAP TAHAP
KEHAMILAN
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran
barunya melalui tahapan sebagai berikut.(Ari Sulistyawati . Hal 75-79 ;2009)
1. Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah
peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informasi melalui model peran (role model). Meningkatkan frekuensi interaksi dengan
wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seiorang ibu.
2. Tahap honeymoon (menerima peran,mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai
penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya masa kecilnya dan
membuat satu daftar hal-hal yang poositif dari ibunya untuk kemudian ia adaptasi dan
terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah
seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang
berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menempati
janji” mengenai kesepakatan- kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan
apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai lahir kelak.
A. Perubahan psikologis Trimester 1 (Periode penyesuaian)
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekadar untuk meyakinkan diirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapatkan perhatian
dengan seksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang ibu
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin di
rahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
B. Perubahan psikologis Trimester II (Perubahan kesehatan yang baik)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa meneima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat
6. Menuntut perhatian dan cinta
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan sebagian dari dirinya.
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru.
C. Perubahan psikologis Trimester III (Perubahan penantian dengan penuh kewaspadaan)
1. Rasa tidak nyamantimbul kembali, merasa diirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif)
8. Libido menurun.
D. Adaptasi yang di alami oleh ayah
Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi peran yang cukup
menimbulkan stres tersendiri.
1. Sumber stres ayah
a. Masalah keuangan
b. Kondisi yang tidak diinginkan sela kehamilan
c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal.
d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan
e. Peran setelah melahirkan.
f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-teman
g. Kemampuan sebagai orang tua.
2. Perubahan psikologis ayah
Perubahan psikologis yang di alami oleh ayah dalam rangka pencapaian
penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-fase yang dialami oleh ibu. Secara
umum ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan
senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, serta senang
membagi pengalamannya tentang kehamilannya dan melahirkan dengan
pasangannya.
a. Trimester I
(1) Memberitahu keluarga, teman dan relasi
(2) Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi perubahan perasaan
dan tubuhnya. Ia memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan
menurunnya keinginan ingin berhubungan seksual
(3) Saat ini, anaknya adalah bayi yang “pontensial”. Ayah sering dibayangkan
berinteraksi dengan anaknya yang sudah berusia 5 atau 6 tahun walaupun
kehamilan istrinya belum kelihatan.
b. Trimester II
(1) Peran ayah saat ini masih samar-samar, tapi kebingungan atau
keterbatasannya menurun dengan melihat dan merasakan gerakan fetus.
(2) Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat pada anaknya USG.
(3) Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah dan membantu
istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang timbul konflik pada pasangan
mengenai bagaimana ia akan menjadi ayah.
c. Trimesret III
(1) Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
(2) Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan
kehamilannya
(3) Timbul rasa takut
(4) Timbul pertanyaan dalam benak “ seperti apa menjadi orang tua?” atau
“Dapatkan ia membantu istrinya selama proses persalinan?”
(5) Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar mempunyai
ana-anak?
E. Adaptasi yang dialami oleh saudara kandung
Jika saudara kandung tidak dipersiapkan dari awal untuk menerima kehadiran
adiknya, dikhawatirkan akan terjadi apa yang di sebut sibling rivalry, yaitu rasa
persaingan antara saudara kandung yang di sebabkan adanya kekhawatiran ia akan
kehilangan kasih sayang dari orang tuanya karena kehadiran adiknya. Ini biasanya
terjadi pada anak usia toddler (2-3 tahun). Pencegahan dari hal ini dapat dilakukan
beberapaka langkah antara lain sebagai berikut.
(1) Anak diberitahu sejak awal tentang kehamilan ibunya.
(2) Anak toddler di beri kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam rahim, dan di
jelaskan pula bahwa rahim adalah tempat untuk adiknya tumbuh dan berkembang.
(3) Anak dapat dilibatkan untuk membantu mempersiapkan keperluan adiknya, seperti
menyusun baju di laci, mengatur tempat tidur, dan kamar bayi.
(4) Bantu anak untuk menyesuaikan pada perubahan ini.
(5) Kenalkan anak dengan profil bayi, sehingga anak tidak membayangkan adiknya
akan cukup besar untuk diajak bermain.
(6) Mengajak anak saat ibu memeriksakan kehamilannya, di beri kesempatan
mendengarkan dengut jantung janin.
F. Adaptasi yang dialami oleh kakek/nenek
Dengan adanya kehamilan, hubungan antara pasangan dengan orang tuanya
mengalami perubahan menjadi lebih dekat, Pasangan merasa nyaman ketika
mendapatkan dukungan dan nasehat dari orang tuanya atas kebingun dan kekhawatiran
yang mereka alami di awal masa kehamilannya, dan secara internal pasangan akan
melakukan flasback terhadap apa yang sudah diberikan oleh orang tua mereka dari
masa kecil sampai dengan saat ini, dan ini akan menambah rasa sayang dan terimakasih
mereka terhadap orangtua. Namun disisi lain muncul pula konflik internal mengenai
sebatas mana orang tua boleh terlibat dalam kehidupan mereka, karena kadang
ditemukan adanya perbedaan pendapat mengenai apa yang terbaik untuk calon anak
“versus” calon cucu. Orang tua berpegang pada pengalaman mereka sedangkan
pasangan mengacu pada perkembangan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
lingkungan dan tenaga kesehatan. Untuk menjembatani hal ini dapat dilakukan suatu
pendekatan sejak awal dan dibuat suatu kesepakatan mengenai apa yang dapat
dilakukan berdasarkan pengalaman dan petkembangan pengetahun yang positif
terhadap kehamilan dan perawatan bayi.

Daftar pustaka
Sulistyawati, Ari. 2009 , Asuhan kebidanan masa kehamilan. Jakarta :Salemba medika

Contoh soal :
1. Seorang perempuan umur 29tahun Gl PL AO usia kehamilan 5 minggu datang
kepuskesmas dengn keluhan ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya, hasil pemeriksaan leopold TFu 5jari dibawah px punggung kanan, letak
memanjang, kepala sudah masuk PAP keluhan fisik yang dirasakan sebagian akibat dari.
a. trimester 1 peride penyesuaian
b. trimester 111
c. Ibu merasa bahagia
d. Muncul kecemasan
e. Trimester 11
2. Seorang perempuan umur 2l tahun datang ke BPM tanggal l2-o6-2ol7 data yang di peroleh
pemeriksaan hpht : l1-05-0l7 hamil pertama kali perubahan penantian dengan penuh
waspada di trimester 111keluhan yang dirasakan akibat dari kotraksi it berapa lama
a. Merasa di perhatiin
b. Perasaan mudah terluka
c. Libido meningkat
d. Tidak takut akan rasa sakit
e. Merasa baim- baik saja
3. seorang perempuan umur 28 tahun GIII PII A0 usia kehamilan 31 minggu datang ke bidan
dengan keluhan konsultasi ke bidan adanya ke khawatiran antara saudara kandung adanya
khawatiran kehilangan rasa Kasih say g dari orang tuahasil pemeriksaan TFU pertengahan
pusat, letak kepala, belum masuk PAP .diagnosa kasus diatas
a. rivalry
b. simpati.
c. reability
d. Rivaly
e. Empati
4. Seorang perempuan umur 20 tahun G1 p0 A0 usia kehamilan 31 tahun minggu datang k
bidan dengan keluhan psikologis ayah fase2 yang dialami oleh ibu secara umum ibu setres
hasil pemeriksaan leopold TFu 5 jari dibawah px, punggung kanan letak memanjang
kepala belum masuk PAP, keluhan fisik akibat dari
a. Peran ayah masih samar-samar.
b. Sering bingung terhadap perubahan istri
c. Timbul rasa sakit
d. Memberitahu keluarga.
e. Khawatir tentang pembagian peran
5. seorang perempuan umur 25 tahun Gl PO AO usia kehamilan 10 minggu datang k bpm
dengan keluhan tri.ester 11 Perubahan kesehatanyang baik, hasil pemeriksaan leopild
TFu pertengahan pusat punggung kanan letak memanjang belum masuk PAP .keluhan
fisik yang dirasakan.
a. Ibu merasa terlepas dari ketidaknyamanan
b. Oedema pada trimester ll.
c. Tidak merasakan gerakan anak
d. Ibu belum bisa menerima kehamilan
e. kadang ibu muncul penolakan bahwa dia hamil
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN
A. Faktor-faktor fisik yang memengaruhi kehamilan
Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana
perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim
dan dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu selama
hamil. Terjadi perubahan hormonal yang dapat menyebabkan berbagai perubahan
dalam tubuh, yang pada dasarnyaadalah normal atau tidak ada yang memiliki pengaruh
khusus terhadap kehamilan.
1. Status Kesehatan
status kesehatan wanita hail akan berpengaruh pada kehamilan, kesehatan ibu
selama hamil akan mempengaruhi kehamilanya dan mempengaruhi tumbuh
kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.
Sewaktu bidan memberikan bimbingan pada masa antenatal atau kehamilan,
bidan sangat perlu memperhatikan beberapa informasi sebagai berikut;
a. Faktor Usia
usia seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Nila wanita
tersebut hamil di masa reproduksi, kecil kemugkinan untuk mengalami
komplikasi di banding wanita yang hamil dibawah usia reproduksi atau pun
diatas usia reproduksi.se
segi negatif kehamilan di usia tua;
(1) kondisi fisik ibu hamil dengan usia dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Hal ini turut mempengaruhi kondisi janin.
(2) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat
(25-30 tahun)
(3) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu, jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia
lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
Segi positif hamil di usia tua:
(1) Kepuasan peran sebagai ibu
(2) Merasa lebih siap
(3) Penetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
(4) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
(5) Mampu mengambil keputusam
(6) Karir baik, status ekonomi lebih baik
(7) Perkembangan intelektual akan lebih tinggi
(8) Periode menusui lebih lama
(9) Tolerasi pada kelahiran lebih besar
b. Riwayat kesehatan wanita yang mempunyai riwayat kesehatan buruk atau wanita
dengan komplikasi kehamilan sebelumnya, membutuhkan pengawasan yang lebih
tinggi pada saat kehamilan karena hal ini akan dapat meperberatkan kehamilan bila
ada penyakit yang telah di derita ibu sebelum hamil. Penyakit yang pernh di derita ibu
dapat mempengaruhi kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan
mempengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
(1) Hipertensi
(2) Penyakit jantung
(3) Diabetes mellitus
(4) Anemia
(5) Penyakit menular seksual
Status kesehatan dapat di jaga dengan :
(1) Makan makanan bergizi
(2) Menjaga kebersihan tubuh
(3) Merawat gigi
(4) Berolahraga
(5) Tidur, beristirahat dan bersantai
(6) Jadwalkan pemeriksaan kehamilan yan teratur
(7) Menikmati kehamilan
(8) Menghindari hal-hal yang berhubungan dengan yang menggangu kesehatan:
menghindari penderita campak, cacar air dan penyakit menular
Menghindari konsumsi obat-obatan sembarangan
Menghindari bahan kimia dan asp berbahaya
c. Kehamilan ganda (multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung,
baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain.
d. Kehamilan dengan HIV
pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat
rentan terhadap penularan selama proses kelahirannya. Virus HIV kemugkinan besar
akan ditrasfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
1. Status Gizi
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil
agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
dikandungna dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selain itu gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu
dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan
oksigen dan makanan pada janinya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata
dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar
melabihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan dalam proses persalinan.
Berikut ini merupakan kondisi wanita yang beresiko menderita gizi buruk pada saat
kehamilannya, yaitu :
a) masalah sosial ekonomi
b) nause (mual) dan vomitus (muntah) yang tetap
c) memiliki anak-anak yang masih kecil
d) diet vegetarian (khususnya jika tidak mengkonsumsi protein dengan nilai biologis
yang tinggi)
e) kebiasaan minum alkhohol, merokok atau memakai obat bius
f) kelainan yang sudah ada sebelumnya yang berhubungan dengan gizi (DM,
malabsorbsi, kelainan gastrointestinal)
yang harus diperhatikan adalah ibu hamil adalah ibu hamil harus banyak
mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (protein tidak harus protein hewani
seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk
dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang
terlalu asin.
Berikut ini merupakan takaran kebutuhan vitamin dan mineral yang
dibutuhkan oleh ibu hamil;
a) mengkonsumsi 4 jenis makanan setiap kali makan (makanan pokok,
pembangunan atau protein, pelengkap atau vitamin dan mineral, penunjang atau
gula dan lemak, serta mengkonsumsi 3 mineral penting setiap hari(besi, kalsium
dan yodium)
b) mendapatkan 30 mg besi per hari
c) mendapatkan 85-90 gram protein per hari, mendapatkan intake yang adekuat
untuk mineral (besi, kalsium, magnesium, dan lain-lain) dan vitamin (D,E ,B6)
dan folat
d) mengkonsumsi asam folat 0,4-0,8 mg per hari mengurangi terjadinya anemia
megaloblastik, mengurangi resiko spina bifida pada bayi dan efektif pada
minggu pertama hingga minggu ke 6 kehamilan.
e) Vitamin C 250 mg perhari dapat diperoleh dari makanan dari sifatnya
membantu penyerapan besi.

2. gaya hidup
selain pola makanan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan kendaraan
montor dan lain-lain
gaya hidup ini akan menggangu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena
kebutuhanistirahat mutlak harus dipenuhi.
a. Substance abuse
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi di dalam kandungan . jika ibu minum obat secara teratur ,
misalnya untuk mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat
memutuskan untuk hamil. Aspirn atau sulfanilamide cukup aman pada awal
kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka panjang
pada janin. Hindari obat-obatan yang di duga membahayakan.
b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan merugikan diri sendiridan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditrasfer melalui
plasenta kedalam tubuh bayi.
c. Hamil diluar nikah atau hamil tidak diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilanya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif
yang akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini waspada pada
keguguran, premature dan kematian janin. Pada kehamilan diluar nikah hampir
bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi.
B. Faktor psikologis
a. Faktor internal
1. Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal
dari ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang diganggu oleh ibu dapat
menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika
bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian tidak baik,
bergantung pada kondisi stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang
menjadi temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini
tentu saja diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatn psikologis pasien
sangat perlu dilakukan.
2. Supprot keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat
fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan
yang terjadi dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan
adaptasi terhadap kondisi tertentu.
3. Penyalahgunaan obat
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas
dan sangat mempengaruhi kepribadianya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien
yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam
menempatkan diri sebagai teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat
bersandar bagi klien dalam masalah kesehatan. Klien dalam riwayat ini biasanya
tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
4. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan (partner abuse)
Hasil penelitian menunjukan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan
adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh
pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan
yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul
gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan
mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
b. Faktor Eksternal
1. stressor eksternal
pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari
lingkungan (respon negatif dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali ), dan
masih banyak kasus yang lain.
2. Kebiasaan dan adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai
menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya
melalui media massa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang
menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kia menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif
dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
3. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatn yang memadai akan sangat menguntungkankualitas
pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemugkinan adanya penyulit
akan lebih tepat, sehingga langkah antisipasi akan lebih cepat diambil. Fasilitas
kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan
angka kesehatan ibu (AKI).
4. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu
hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis
yang baik pula. Status gizi pun akan menigkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, selain itu ibu tidak ada terbebani secara psikologis mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai
seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan
mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan
patalogis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan
dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian
kehamilan harus disabut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui
dengan aman.

Daftar pustaka
(Marmi, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. yogyakarta )

Contoh soal kasus


1. Seorang bidan melakukan pendidikan kesehatan pada ibu hamil untuk menghindari
rokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak di anjurkan. Karena akan
berdampak kurag baik bagi janin dikandung. Termasuk faktor fisik apa yang
mempengaruhi ibu hamil tersebut ?
A. Status kesehatan
B. Gaya hidup
C. Status gizi
D. Pola hidup
E. Kebiasaan sehari-hari
Jawab : B
2. Seorang bidan desa di polindes memberikan pengarahan kepada ibu hamil bahwa
kepribadian dan pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan akan berpengaruh
terhadap kehamilan, faktor apa yang mempengaruhi terhadap kondisi ibu hamil
tersebut ?
A. Faktor ekonomi
B. Faktor sosial
C. Faktor psikologis
D. Faktor budaya
E. Faktor lingkungan
Jawab : C

3. Seorang ibu hamil datang ke BPM, untuk memeriksakan kehamilannya mengeluh


pusing, dari anamnesa keluarga ada yang menderita tekanan darah tinggi, hasil
pemeriksaan didapat TD 140/90 mmHg, N:82 x/mnt, R:20 x/mnt, menurut anda faktor
fisik yang mempengaruhi kehamilan tersebut adalah ?
A. Status kesehatan
B. Status ekonomi
C. Status gizi
D. Gaya hidup
E. Lingkungan
Jawab : A
4. Seorang perempuan datang ke BPM, usia 25 tahun hamil anak pertama, mengeluh
pusing, mual dan muntah hasil pemeriksaan dalam batas normal. Asuhan yang
diberikan untuk ibu hamil tersebut adalah ?
A. Asupan nutrisi
B. Istirahat yang cukup
C. Multivitamin
D. Asupan cairan
E. Pemasangan infus
Jawab : A

5. Seorang ibu hamil datang ke BPM, mengatakan bahwa suaminya selalu memberikan
informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan. Menurut saudara dukungan suami
tersebut adalah.....
A. Dukungan penilaian
B. Dukungan informasi
C. Dukungan emosi
D. Dukungan instrumental
E. Dukungan pengetahuan
Jawab : B
TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN

A. Tanda tidak pasti kehamilan


1. Amenore atau tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
2. Nause, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi.
3. Pusing
4. Miksing/sering buang air kecil
5. Obstipasi
6. Hiperpigmentasi: striae, closma, linea nigra.
7. Varises
8. Payudara menegang.
9. Perubahan perasaan.
10. BB tambah.

B. Tanda kemugkinan hamil


1. Rahim membesar
2. Tanda hegar
3. Tanda chadwick, yaitu wanita kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva
4. Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol
jelas ke arah pembesaran tersebut.
5. Braxton hicks
bila uterus dirangsang (distimulasi dengan teraba) akan mudah berkontraksi .
6. Basal metabolism rate (BMR) meningkat.
7. Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyang
goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa “pantulan” di sisi yang lain
8. Tes urien kehamilan (tes HCG) positif.
Tes urien dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan
dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalam urien.
Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami
kehamilan.
C. Tanda pasti kehamilan
1. Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
2. Terasa gerak janin.
3. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.
4. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).

Daftar pustaka
Sulistyawati, Ari 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa kehamilan. jakarta : salemba medika

CONTOH SOAL KASUS

1. Seorang perempuan umur 24 tahun datang ke BPM untuk melakukan pemeriksaan,


keluhan yang dirasakan yaitu tidak adanya menstruasi (amenore), mual di pagi hari,
sering buang air kecil dan payudara tegang. Keluhan yang dirasakan ibu merupakan?
A. Tanda pasti hamil
B. Tanda tidak pasti hamil
C. Tanda kemugkinan hamil
D. Tanda kurang pasti hamil
E. Tanda sangat pasti hamil
Jawab : B
2. Seorang perempuan umur 21 tahun datang ke polindes untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan, hasil pemeriksaan TTV normal, pada saat dilakukan inspeksi pada
genetalia terlihat mukosa vagina berwarna kebiruan. Hasil pemeriksaan merupakan
tanda kehamilan ?
A. Hegar
B. Gondel
C. Piscaseck
D. Chedwicks
E. Globuler
Jawab : D
3. Seorang perempuan umur 20 tahun datang ke tempat praktek bidan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan, hasil pemeriksaan TTV normal, pada saat dilakukan palpasi
abdominal terasa gerakan janin dalam rahim, terdengar denyut jantung janin. Hasil
pemeriksaan menunjukan tanda?
A. Tanda pasti hamil
B. Tanda tidak pasti hamil
C. Tanda kemugkinan hamil
D. Tanda kurang pasti hamil
E. Tanda sangat pasti hamil
Jawab : A
4. Seorang perempuan umur 21 tahun datang ke BPM untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan, hasil TTV normal, didapatkan hasil pemeriksaan tes kehamilan positif.
Hasil pemeriksaan menunjukan tanda ?
A. Tanda pasti hamil
B. Tanda tidak pasti hamil
C. Tanda kemugkinan hamil
D. Tanda kurang pasti hamil
E. Tanda sangat pasti hamil
Jawab : C
5. Seorang perempuan umur 23 tahun datang ke polindes untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan, hasil pemeriksaan TTV normal, pada saat dilakukan palpasi abdominal
terasa gerakan janin dalam rahim, terdengar denyut jantung janin. Hasil pemeriksaan
menunjukan tanda ?
A. Tanda pasti hamil
B. Tanda tidak pasti hamil
C. Tanda kemugkinan hamil
D. Tanda kurang pasti hamil
E. Tanda sangat pasti hamil
Jawab : A
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai proses
pertumbuhan dan perkembangan janin. Janin akan berkembang dari inner- cell mass. Terdapat
3 masa dalam pertumbuhan janin yaitu sebagai berikut.
1. Masa pre-embrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah terjadinya fertilisasi. Terjadi pembelahan sampai
dengan nidasi.
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2-8 minggu. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Sering kali disebut masa organogenesis atau masa pembentukan organ. Sebagai
pembentukan organ, maka ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.
a. Lapisan mudigah ektoderm berfungsi membentuk organ dan struktur tubuh yang
memelihara hubungan dengan dunia luar yaitu susunan saraf pusat, sistem saraf
tepi, epitel sensorik telinga, hidung dan mata, kulit, termasuk rambut dan kuku,
kelenjar hipofisis,kelenjar mamae, kelenjar keringat, dan email gigi.
b. Lapisan mesoderm membentuk sistem pembuluh yaitu jantung, pembuluh nadi,
pembuluh balik, pembuluh getah bening, serta semua sel darah dan sel grtah
bening. Selain itu, juga membentuk sistem kemih-kelamin: ginjal, gonad dan
saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih), juga membentuk limpa
dan korteks adrenal.
c. Lapisan endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran
pernapasan, kandung kemih, membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati
dan kelenjar pankreas, serta kavum timpani dan tuba eustachius.
3. Masa Fetal
Berlangsung setelah minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir. Berikut perkembangan
yang terjadi tiap bulan.
Minggu ke-12 Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gram,terdapat refleks menghisap
dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis
kelaminnya.
Minggu ke-16 Panjang badan kira-kira 16 cm, berat 100 gr, kulit sangat tembus
pandang/transparan sehingga vasa darah terlihat, deposit lemak
subkutan terjadi, rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo mulai
tumbuh pada tubuh.
Minggu ke-20 Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan,
gambaran wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada
tempatnya yang normal, kelopak mata, alis mata, dan kuku telah
tumbuh sempurna, gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu setelah
kehamilan minggu ke-18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak
7-17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
Minggu ke-24 Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan, lanugo
menjadi lebih gelap dan vernix kaseosa meningkat. Dari minggu ke-24
dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespons rangsangan
(stimulus), misalnya bising yang keras dari luar. Bayi tampak tenang
apabila ibu mendengarkan musik yang tenang dan merdu.
Minggu ke-28 Mata terbuka, alis mata, dan bulu mata telah berkembang dengan baik,
rambut menutupi kepala, testis mengalami penurunan, dari abdomen ke
skrotum pada minggu ke-28. Lebih banyak deposit lemak subkutan
yang menyebabkan kerutan kulit berkurang. Fetus yang lahir pada akhir
masa ini masih mempunyai angka kematian (mortalitas) yang tinggi
karena gangguan respirasi (pernapasan).
Minggu ke-32 Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena lemak
disimpan disana,testis terus turun.
Minggu ke-36 Lanugo sebagian besar telah terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
verniks kaseosa, testis fetus laki-laki terdapat didalam skrotum pada
minggu ke-36, ovarium perempuan masih berada disekitar kavitas
pelvis, kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari, umbilikus
sekarang terletak lebih di pusat abdomen.
Minggu ke-40 Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan lewatnya fetus
melalui jalan lahir, sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan
dan fetus mendapatkan tambahan berat badan hampir 1 kg pada minggu
tersebut.
Saat lahir Kebanyakan sistem pada bayi masih imatur, tetapi:
1) Fetus mampu bergerak
2) Fetus dapat bernapas dan menangis kuat
3) Fetus ingin minum susu
4) Dalam gerakannya pada saat lahir, fetus mengeluarkan urine dan
mekonium
5) Fetus memperlihatkan respons terhadap rangsang (stimulus)
cahaya, suara, dan rabaan.
a. Tafsiran berat janin
Untuk menentukan TBJ ini dapat menggunakan rumus dari Johnson Thusak yang
didasarkan pada TFU
Rumus :
( Ukuran TFU-13 ) x 155
Jika bagian terbawah belum masuk PAP
( Ukuran TFU-11 ) x 155
Jika bagian terbawah sudah masuk PAP
b. Tinggi Fundus Uteri
Tabel 4.2 Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan
Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan
1/3 di atas simfisis atau 3 jari diatas simfisis 12 Minggu
½ simfisis – pusat 16 Minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah pusat 20 Minggu
Setinggi pusat 24 Minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas pusat 28 Minggu
½ pusat – procesus xipoideus 32 Minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 Minggu
SOAL
1. Seorang perempuan datang ke BPM ingin memeriksakan diri untuk yang pertama
kalinya karena selama 6 bulan tidak haid. Dia juga mengeluh sering sakit punggung
bagian atas dan bawah. Dari hasil pemeriksaan diperoleh data : perut membesar,
teraba gerakan janin, pada auskultasi terdengar denyut jantung janin diperut ibu
bagian kiri.
Tinggi fundus uteri yang diharapkan pada kasus diatas sesuai usia kehamilannya
adalah....
a. Pertengahan simphisis pusat
b. 3 jari dibawah pusar
c. Setinggi pusat
d. 3 jari diatas pusat
2. Seorang perempuan, G2 P1 A0 hamil 7 bulan datang ke polindes untuk
memeriksakan kehamilannya, keluhan yang disampaikan yaitu sejak 2 hari yang lalu
kaki sering kram, gerakan janin sering dirasakan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
hasil askultasi terdapat 2 punktum maksimum dan hasil palpasi teraba lebih dari dua
bagian besar. TFU 1 jari dibawah prosesus xipoideus
Untuk menentukan diagnosa pasti pada kasus diatas perlu dilakukan pemeriksaan
adalah ....
a. Ultrasonografi
b. Cairan amnion
c. CTG
d. Auskultasi dan palpasi

3. Seorang perempuan usia 23 tahun hamil pertama,datang ke bidan tanggal 29 agustus


2016. HPHT tanggal 20 juni 2016, mengeluh mual, muntah 1-2 x pada pagi hari,
nafsu makan kurang, TTV dalam batas normal...
Usia kehamilan seorang perempuan usia 23 tahun saat ini adalah.....
a. 8 minggu
b. 10 minggu
c. 12 minggu
d. 14 minggu
e. 16 minggu
4. Seorang perempuan 35 tahun, G3 P2 A0 hamil 28 minggu datang ke BPM untuk
kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan bidan didapatkan TFU 29 cm, puka, preskep,
convergen. TD 120/70 mmHg, nadi 80 x/mnt, TB 150 cm, BB 60 kg.
Tafsiran berat janin adalah .....
a. 1750 gr
b. 1831 gr
c. 1935 gr
d. 2000 gr

5. Seorang perempuan 28 tahun G2 P1 A0 hamil 28 minggu datang ke BPM untuk


kunjungan ulang dan dilakukan pemeriksaan palpasi leopold teraba kokoh, cembung,
panjang, dan tertahan oleh massa yang dianggap kepala atau bokong, maka berarti
punggung janin.
Dari kasus diatas pemeriksaan leopold termasuk pemeriksaan leopold berapa ?
a. Leopold 1
b. Leopold 2
c. Leopold 3
d. Leopold 4
PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

a. Langkah-langkah Manuver Leopold


Leopold I

Tujuan:
1. Menentukan umur kehamilan (berdasarkan TFU)
2. Menentukan bagian apa yang terdapat di fundus

Leopold II

Tujuan:
Menetukan bagian apa yang ada dibagian kanan dan kiri perut ibu.
Leopold III

Tujuan:
1. Menentukan bagian apa yang terdapat dibawah.
2. Apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul.

Leopold IV

Tujuan:
Berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
b. Pemantauan Auskultasi DJJ
1. Frekuensi normal 120- 160 per menit
2. Kekuatan normal, kuat, atau lemah (terdengar jauh)
3. Teratur misalkan 11 12 11, dan tidak teratur jika 10 14 10.

c. Pemeriksaan USG, NST dan Amniotomi


• Pemeriksaan USG
Pemeriksaan pada rahim ibu hamil yang dilakukan menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi, untuk menciptakan gambaran visual janin
yang menyerupai bayangan hitam, putih, dan abu-abu.
• Pemeriksaan Non stress test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan
aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination ( FAD;
FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan
timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
• Pemeriksaan Amniotomi
Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan
kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan
dan adanya tekanan di dalam rongga amnion

DAFTAR PUSTAKA
1. Ummi Hani. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika
2. Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
3. Sarwono. 2006. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

SOAL
1. Seorang perempuan berusia 20 tahun, G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke
BPM untuk melakukan kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan didapatkan
TTV dalam batas normal. Taksiran pembesaran uterus untuk perabaan
tinggi fundus pada kasus diatas adalah ?
a. Pertengahan antara shymphysis-pusat
b. 3 jari bawah pusat
c. Setinggi pusat
d. Pertengahan proc.xyphoideus-pusat
2. Seorang perempuan G2P1A0 hamil 24 minggu usia 23 tahun datang
keBPM untuk melakukan kunjungan ulang memeriksa kehamilannya.
Tidak ada keluhan yang dirasakan, hasil pemeriksaan didapatkan TTV
dalam batas normal, bidan melakukan pemeriksaan dengan palpasi leopold.
Apa tujuan melakukan palpasi pada kasus diatas ?
a. Mengetahui bagian apa yang terdapat difundus dan mengukur
TFU
b. Mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan/kiri ibu
c. Mengetahui bagian apa yang terdapat dibawah uterus
d. Mengetahui seberapa jauh kepala janin turun
3. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke
BPM untuk kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV dalam
batas normal, TFU 31 cm, leopold IV konvergen (4/5). Berapakah tafsiran
berat janin pada kasus diatas ?
a. 2943 gram
b. 2944 gram
c. 2945 gram
d. 2946 gram
4. Seorang perempuan berusia 29 tahun UK 24 minggu ke BPM untuk
kunjungan ulang. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV dalam batas normal,
DJJ 125x/menit. Frekuensi DJJ yang normal adalah?
a. 100-160x/menit
b. 110-160x/menit
c. 120-160x/menit
d. 130-160x/menit
5. Seorang perempuan hamil berusia 20 tahun, datang ke Rumah Bersalin
untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV
dalam batas normal, pada saat di USG sudah terlihat denyut jantung janin
dan jenis kelamin. Usia kehamilan berapa minggu denyut jantung dan jenis
kelamin dapat terlihat dari ultrasound ?
a. 11 minggu
b. 12 minggu
c. 13 minggu
d. 14 minggu
FAKTOR – FAKTOR RESIKO KEHAMILAN
Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman serta keadaan emosi yang
memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah tujuan yang diharapkan dari asuhan kebidanan
pada ibu hamil. Namun masih belum banyak ibu – ibu hamil yang mengetahui bagaimana
cara agar kehamilannya dapat berjalan dengan baik dan faktor – faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kehamilannya.Untuk itu sebagai seoranng bidan professional yang memiliki
hubungan antara faktor – factor tersebut dan memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu
hamil.Memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.Memberikan berbagai
informasi tentang faktor yang mempengaruhi kehamilan dapaat membangkitkan motivasi ibu
dalam merawat kehamilannya dan menjawab segala kekhawatiran ibu selama menjalani
kehamilannya.

FAKTOR FISIK
Status Kesehatan
1. Kehamilan pada usia tua
a. Segi negatif kehamilan di usia tua.
1) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun turut mempengaruhi kondisi
janin.
2) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat (25-
30 tahun).

Jika pada proses pembuahaan, ibu mengalami gangguaan shingga menyebabkan


terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan buah kehamilan, maka
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra-Uterine Growth Retardation (IUGR)
yang berakibat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu mengalami
penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia ibu lebih dari 40
tahun) maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.

b. Segi positif hamil diusia tua.


1) Kepuasan peran sebagai ibu
2) Merasa lebih siap
3) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilaan dan bayi lebih baik.
4) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.
5) Mampu mengambil keputusan
6) Karier baik, status ekonomi lebih baik
7) Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
8) Periode menyusui lebih lama
9) Toleransi pada kelahiran lebih besar
2. Kehamilan Multipel
Pada kasus kehamilan multiple (kehamilan lebih dari satu janin) biasanya
kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung,baik
dari pemenuhan nutrisi, oksigen, dan lain-lain. Biasanya kehamilan multipel
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinanya, sehingga
persalinan operatif (section caesaria- SC) lebiih di pertimbngkan. Dengan demikian jika
dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan multipel akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kehamilan tunggal, mengingat adanya kemungkinan terjadinya
persalinan secara SC. Selain itu resiko adanya kematian dan cacat harus juga harus
dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir kemungkinan ketegangan dalaam merawat bayi akan terjadi,
karena ibu harus berkonsentrasi dua kali lipat daripada bayi tunggal,namun adanya
keunikan-keunikan akan kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
3. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat rentan
terhadap penularan selama proses kehamilannya. Virus HIV kemungkinan besar akan
ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
Para penderita HIV dalam proses perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan
kondisi tubuh jika tidak mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari
tenaga kesehatan. Terlebih padaa penderita HIV yang sedang menjalani proses
kehamilan, karena pada kondisi tersebut banyak terjadi perubahan pada sistem tubuhnya.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal lain yang tak kalah pentingnya
dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika memberikan asuhan adalah
kondisi psikologis ibu. Pada ibu hamil dengan HIV akan mengalami kehilangan, cemas
dan depresi, serta kawatir dengan kesehatan bayinya
Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil
agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
dikandungannya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan, bayi sangat membutuhkan zat-zat penting yang hanya
dapaat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan informasi ini kepada ibu
karena terkadang pasien kurang memperhatikan kualitas makanan yang
dikonsumsinya.Biasanya masyarakaat di era sekaarang ini lebih mementingkan selera dengan
mengabaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Pemenuhan gisi seimbang selamaa hamil akan meningkatkaan kondisi kesehatan bayi
dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
Gaya Hidup
Selain pola makan yang dihubungkaan dengan gaya hidup masyarakat dengan gaya
hidup masyarakat sekarang, ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan
kesehatan seorang wanita hamil.Misalnya kebiasaan begdaang, berpergian jaauh dengan
berkendaraan motor, dan lain-lain.

Perokok/ Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akaan sangat merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang diisap melalui rokok dapaat ditransfer lewat plasenta
kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspaada akaan resiko
kegugura, kelahiran premature, BBLR, bahkan kematian janin.

Hamil di Luar Nikah/Kehamilan yang Tidak Diharapkan


Jika kehamilan tidak diharapkan, maka secaraa otomatis ibu akaan sangaat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan dari ibu untuk melakukan hal-hal positif yang
dapat meningkatkan kesehatan bayinya.
Pada kasus ini kita waspadai adanya keguguran, premature, dan kematian janin pada
kehamilan di luar nikah hamper bias dipastikan bahwaa pasangan maasih belum siap dalam
hal ekonomi. Selain itu, kekurangasiapan ibu untuk merawat bayinya juga perlu diwaspadai
agar tidak terjadi Postpartum blues.
FAKTOR PSIKOLOGIS
1. Stresor Internal
Ini meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri.
Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi
seseoraang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stres yang dialami
oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang dengan kepribadian temperamental, autis,
atau orang yang terlalu rendah diri(minder). Ini tentu saja tidak kita harapkan.Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien ssangat perlu dilakukan.
2. Stresor Eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi. Misalnya maslah
ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suaami, tekanan daari lingkungan (respon
negative daari lingkungan pada kehamilan lebih daari 5 kaali), daan masih banyaak kasus
yang lain.
Dukungan Keluarga
Setiap tahap usia kehaamilan, ibu akan mengalami perubahaan baaik yang bersifat
fisik maupun psikologi. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahaan yang terjadi, di
mana sumber stres terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi
tertentu.
Dalam menjalankan proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang sangat
intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
3. Penyalahgunaan Obat
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas dan
mepengaruhi kepribadian. Ini perlu kita berikan perhtian karena pada pasien yang mengalami
riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkaan dirinya sebagai
teman atau pendamping yang dijadikan tempat bersandar bagi pasien dalam masalah
kesehatan.Pasien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
4. Kekerasan yang Dilakukan oleh Pasangan (Partner Abuse)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah
wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus
selalu diwaspadai oleh tenaga kesehataan jangan sampai kekeraa yang terjadi akan
membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan rasa nyaman
pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinya.
FAKTOR LINGKUNGAN, SOSIAL, DAN BUDAYA
1. Kebiasaan, Adat Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi ini dengan bijaksana, jangan sampai menyinggung “
kearifan local “ yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Pnyampaian mengenai pengaruh adat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media
massa, pendekataan tokoh masyarakat, dan penyuluhan yang menggunakaan media efektif.
Namun, tenaga kesehataan juga tidak boleh mengesampingan adaanya kebiasaan yang
sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama
sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan
respons yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
2. Fasilitas Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas
pelayanaan kepada ibu haamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akanlebih
tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
3. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangaat berpengaaruh terhaadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologi ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik,
otomatis akan mendapatkan kesejahteran fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun
akan meningkatkan karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan
terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisikdan mentalnya sebagai seorang ibu.
Sementar padaa ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah maka ia akan mendapatkan
banyak kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.
4. Kerasan dalam Kehamilan
Terjadinya kekerasan dalam kehamilan akan sangat memengaruhi kesehatan ibu dan
bayi. Tekanan psikologis yang dialami oleh ibu akan membawa dampak yang sangat tidak
baik bagi bayinya.
Jika ibu mengalami depresi, maka kemungkinan besar motivasi ibu untuk merawat
bayi juga akan menurun, sehingga bidan perlu waspada terhadap adanya penyulit dan
komplikasi tersebut.
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas peraawatan
bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan,
sehingga akan meningkatkan pengetahuannya.
Penguasaan pengetahuan erat kaitnya dengan tingkat pendidikan seseorang.Penelitian
menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu.Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan seseorang, maka
semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan
yang rendah kadang ketika tidak mendapatkaan cukup informasi menggenai kesehatannya,
maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukaan perawatan kehamilan yang baik.
6. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan
ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena pada
ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain sehingga lebih mempumyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar
keadaannya.
Tenaga kesehatan perlu mengkaji hal ini untuk mendapatkan data meengenai kedua
hal tersebut. Dengan mengetahui data ini, maka tenaga kesehatan dapat memberikan
informasi dan penyuluhan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.

REFERENSI
Depkes RI Pusdiknakes.2010.Perawatan Ibu di Puskesmas Pedoman bagi Para Petugas
Kesehatan.Surabaya: Depkes RI Pusdiknakes
Dunkley, Jacqueline. 2009. Health Promotion in Midwifery Practice: A Resource for Health
Professional. London: Bailliere Tindall.
Flint, Caroline. 2007. Sensitive Midwifery. Oxford: Butterwort Heinemann.
Henderson, C., Jones K.2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Suryani, E., dan Zein A.Z. 2006. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya.
Syahlan, J.H. 2008.Kebidanan Komunitas. Jakarta: Yayasan Bina Sumber Daya Kesehata
CONTOH SOAL
1. Perempuan G2P1A0 umur kehamilan 29 minggu datang ke BPM dengan keluhan cepat
lelah, sesak nafas, dan keluhan tersebut hilang saat istrahat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan palpaasitasi dan oedema ditangan dan tungkai. TD 110/80 mmHg, Nadi
90x/menit, Resiko yang dapat terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan janin tersebut
adalah…
A. IUFD
B.IUGR
C. Fetal distress
D. Kelainan congenital
E. Prematuritas
Jawaban: B. IUGR
2. Perempuan hamil 28 minggu periksa ke BPM, dengan keluhan sering merasakan nyeri
perut bagian bawah pada 2 hari yang lalu dengan frekuensi 1-2 jam sekali. Hasil pemeriksaan
KU baik, TD 100/70 mmHg, N 84x/mnt, suhu 36,8 C,TFU 26 cm, DJJ 132x/menit.
Pendidikan kesehatan apa yang diberikan sesuai kasus tersebut…
A. Segera periksa ke RS
B. Merupakan tanda bahaya kehamilan
C. Tanda dimulainya proses persalinan
D. Kondisi yang dialami merupakan hal yang normal
E. Perlu rawat inap untuk observasi proses persalinan
Jawaban: B. Merupakan tanda bahaya kehamilan
3. Perempuan berumur 20 tahun terlambat haid 2 bulan datang ke BPM, mengeluh mual,
muntah, kepala pusing, nafsu makan menurun. Hasil pemeriksaan nadi 80x/menit, TD:100/60
mmHg, plano test (+). Bagaimana penatalaksanaan yang tepat sesuai kasus tersebut…

A. Rujuk RS
B. Rehidrasi
C. Perbaikan metabolism
D. Anjurkan istirahat cukup
E. Anjurkan makan sedikit tapi sering
Jawaban: E. Anjurkan makan sedikit tapi sering
4. Perempuan berumur 26 tahun GIP1A0 hamil 7 bulan datang ke puskesmas menyatakan
khawatir akan kehamilannya dan perut kadang mules. Hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg,
Apakah masalah yang terjadi pada kasus di atas…
A. Cemas
B. Perut mules
C. Kehamilan pertama kali
D. TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
E. Kehamilan dengan anemia
Jawaban: A. Cemas
5. Perempuan berumur 34 tahun G3P2A0 hamil 30 minggu datang ke BPM dengan keluhan
pendarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut menetap, gerakaan janin tidak
dirasakan. Hasil pemeriksaan DJJ (-) palpasi teraba keras. Apakah komplikasi yang mengkin
terjadi pada kasus tersebut..
A. IUFD
B. IUGR
C. BBLR
D. Prematur
E. Feotal Distres
Jawaban: A. IUGR

TES DIANGNOSTIK DALAM MASA KEHAMILAN


1. Pemeriksaan Lab Darah
Pemeriksaan Lab Darah atau HB (Haemoglobulin) dianjurkan pada saat kehamiln
diperiksa Haemoglobulin untuk memeriksa darah ibu, apakah ibu mengalami anemia atau
tidak, mengetahui golongan darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan donor pada
saat persalinan ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan golongan darah ibu.(Depkes,
RI 2008)
2. Pemeriksaan Urien
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara dini ditakutkan ibu
mengalami penyakit DM (Diabetes Militus). (Rukiyah, 2009)
3. Pemeriksaan USG
a. Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pada kehamilan
b. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan
4. Pemeriksaan KTG
Kardiotokografi dilakukan pengawasan janin saat kelahiran dengan cara menganalisis
denyut jantung janin dan kontraksi myometrium secara kontinyu. Dengan cara ini diharapkan
dapat mendeteksi tanda-tanda yang menunjukan kejadian potensial merugikan sehingga dapat
dilakukan intervensi tepat waktu. Kardiotokografi diindikasikan bila ditentukan denyut
jantung janin dan kontraksi uterus yang abnormal pada pemeriksaan secara intermiten. (Gibb
D and Arulkumaran S, 2007.Spong C, 2006, Tucker S, 2007)

Daftar Pustaka
REFERENSI
Deparemen Kesehatan
Republik Indonesia (2008).“Menkes Canangkan Stiker Perencanaan Persalinan dan
Pencengahan Komplikasi” Diankes tanggal 20 Mei 2008 :http://www. Depkes. Go.id/.
Rukiyah, aiyeyehdkk. 2009. AsuhanKebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media
Sulistyawati A. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan . Jakarta: Salemba Medika
GIBB, D. (2007) Cardiotocographi interpretation: clinical scenarios, Oxford,
Butterworth-Heinemann. 120
SPONG, C. ( 2006) Fetal monitoring in Danforth’s obstetrics and gynecology, New York,
Williams&Wilkina Publisher
TUCKER, S. (2007) Istrumen pemantauan denyut jantung janin dan aktivitas uterus
dalam seri pedoman praktis pemantauan dan pengkajian janin, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran. 21-61
SOAL LATIHAN
1. Perempuan datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya, mengeluh mengeluarkan
flek-flek dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan TFU 3 jari atas sympisis
Inspekulo keluar darah dari OUE tidak ada pembukaan. Bila pendarahan terus berlangsung
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu…
A. Rontgen
B. KTG
C. USG
D. Pemeriksaan HB
E. PemeriksaanUrien
Jawaban: C. USG
2. Perempuan hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengeluh pusing yang tidak sembuh
dengan istirahat. Hasil pemeriksaan TD 150/100 mmHg, N 78x/menit, P 24x/menit, S 37 c,
TFU pertengahan pusat-px, DJJ 134X/MENIT, Oedema pada kaki dan tangan. Data apakah
yang diperlukan untuk menegakan diagnosis kasus tersebut?
A. Hemoglobin
B. Protein Urien
C. UrienReduksi
D. GolonganDarah
E. Leukosit
Jawaban: B. Protein Urien
3. Perempuan berumur 20 tahun hamil 12 minggu datang ke BPM. Dengan keluhan mata
berkunaang-kunang setelah berdiri dari posisi duduk. Hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, N
84x/menit, S 36 C, R 24x/menit, TFU 2 jari diatas sympisis. Pemeriksaan penunjang apa yang
paling tepat sesuai kasus tersebut…
A. USG
B. Urien Reduksi
C. Urien Protein
D. Kadar Haemoglobin
E. Rontgen
Jawaban: D. Kadar Haemoglobin
4. Perempuan berumur 30 tahun datang ketempat praktek pada tanggal 11 juni 2017 mengeluh
mual, muntah, dan tidak mendapatkan haid. Data yang diperoleh dari pemeriksaan HPHT 21
Maret 2017, KU ibubik TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, R 24x/menit, S 36 C. Pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan pada kasus tersebut…
A. PP Test
B. Urien Aceton
C. Urien Reduksi
D. USG
E. Kadar Haemoglobin
Jawaban: A. PP Test
5. Pemantauan kesejahteraan janin yang dapat dipergunakan dalam pemantauan melalui
penilaian denyut jantung janin (DJJ), yang merupakan sangat penting dalam pengawasan
antenatal pada saat persalinan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah…
A. USG
B. Protein Urien
C. KTG
D. Rongten
E. UrienReduksi
Jawaban: C. KTG
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN
Gravida
Definisi Gravida
Gravida adalah wanita hamil.Gravida merupakan salah satu komponen dari status
paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah
kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, danAb menyatakan jumlah abortus.
Berdasarkan jumlahnya, kehamilan seorang wanita dapat dibedakan menjadi:
a. Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Status paritasnya
G1P0Ab0
b. Multi gravida adalah seorang perempuan yang hamil beberapa kali. Juga di tulis
gravida II, III, dst.,bergantung pada jumlah kehamilan .

Menentukan Usia Kehamilan Dan Hari Perkiraan Lahir


Menentukan usia kehamilan merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan oleh
bidan. Hal tersebut berguna dalam penegakan diagnosis kehamiilan Implementasinya adalah
ketika menghitung masa kehamilan, lalu dianalisis apakah ada ketidak sesuain atau tidak.
Hasilnya dijadikan acuan dalam pemberian asuhan. Begitu juga dengan menentukan Hari
Perkiraan Lahir (HPL), karena hal ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pasien dan
keluarga untuk mempersiapkan diri baik fisik, mental, maupun materi. Sedangkan bagi bidan
HPL ini dijadikan sebagaai acuan dalaam menentukan diagnosis dalam proses persalinan (
misalnya persalinan pretermatau postterm ).
1. Cara menentukan usia kehamilaan
Ada dua cara yang dapat dilakukan guna menetukan usia kehamilan, yaitu sebagai berikut
a. Menggunakansuatualatkhusus (skal yang sudahdisesuaikan).
● Tentukan terlebih dahulu Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
● Lihat dalam skala, akan terlih atusia kehamilan sekaligus HPL- nya.
b. Menggunakan car manual (menghitung)
● Tentukan HPHT terlebih dahulu
● Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini .
● Buat daftar jumlah minggu dan kelebihan hari setiap bulan. Sebagai contoh: bulan
Desember berjumlah 31 hari, maka menjadikan minggu + 3 hari
● Daftar jumlah minggu dan hari dibuat mulai dari sisa hari dalam bulan HPHT sampai
dengan jumlah minggu dan hari di bulan saat pasien melakukan pemeriksaan.
● Setelah daftar selesai dibuat, jumlahkan minggu dan harinya, hasil akhir dikonversikan
dalam jumlah minggu.
● Contoh kasus:
Pada tanggal 20 Mei 2009 Nyonya Ani dating keBidan Titin dengan keluhan tidak
menstruasi selama 6 bulan. Menstruasi terakhir tanggal Oktober 2008. Makan langkah
penghitung usia kehamilannya adalah sebagai berikut.
1) HPHT= 9 Oktober 2008
2) Tanggal periksa = 20 Maret 2009
3) Daftar jumlah minggu dan hari:
a). Oktober = sisahari (31-9=22 atau 3 minggu + 1 hari)
b). November = 30 hari (4 minggu +2 hari)
c). Desember = 31 hari (4 minggu + 3 hari)
d). Januari = 31 hari( 4minggu + 3 hari)
e). Februari = 28 hari( 4minggu)
f). Maret = sampai dengan tanggal periksa 20 hari ( 2 minggu + 6 hari).
4) Dijumlahkan menjadi 21 minggu + 15 hari atau 23 minggu + 1 hari.

2. Menentukan HPL
Untuk HPL biasanya digunakan rumus Neagle, yaitu sebagai berikut
HPL = HPHT+ 7 hari – 3 bulan
Namun, rumus ini tidak bias digunakan pada :
● ibu dengan riwayat haid yang tidakt eratur;
● ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan; serta
● ibu hamil karena berhenti mengonsumsi pil KB dan belum haid.
Penentuan hari lahir pada paseien dengan keadaan di atas dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan USG.
Contoh kasus:
HPL Nyonya Ani adalah sebagai berikut.
20 – 3 – 2008
+7 – 3 + 1
27 – 12 -2009
Jadi, HPL nya adalah tanggal 27 Desember 2009. Bulan 3 dikurrangi 3 sama dengan nol (0),
maka mengambil satu tahun (12 bulan, yang ditambahkan 3 menjadi 15 bulan), 15 dikurangi 3
menjadi 12 atau bulan ke – 12, yaitu bulan Desember , tahun ditambah satu.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, Newman. 2010. KamusKedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta: EGC,1765
Dorland, Newman W.A. 2009. IIIustrated Medical Dictionary. Jakarta: EGC.
Govan, A.D.T. dan Hodge, C. 2008.Obstetric IIIustrated.Third Edition. Edinburg London dan
New York: Churchill Livingstone
Hanifa, Prawirodihardjo. 2010. IIMU Kebidanan. Jakarta: YayasanBinaPustakaSarwono
Mochtar, Rustam. 2008. SinopsisObstetri: Obstetric Fisiologi, ObstetriPatologi. Jakarta:
EGC.
Varney, H., Jan, M. Kriebs, Carolyn, L.G. 2007.Buku Ajar KonsepKebidanan.Edisi 4. Editor
EstyWahyuningsih, et al. Jakarta: EGC

SOAL LATIHAN
1. Ny. I datang kebidan pada tanggal 11-06-2017. Data yang dapat diperoleh dari pemeriksaan
HPHT: 19-2-2017, TD: 110/60 mmHg, dengan keluhan gusi sering berdarah. Usia kehamilan
Ny. I adalah….
A. 16 minggu
B. 15 minggu
C. 14 minggu
D. 13 minggu
E. 12 minggu
Jawabannya: A. 16 MINGGU
2. Tanggal perkiraan persalinan untuk Ny. I adalah…
A 12 Desember 2017
B. 26 November 2017
C. 27 September 2017
E. 25 Oktober 2017
Jawabanya: 26 November 2017
3. Ny. F 27 tahun datang ke BPS untuk memeriksakan kehamilannya, belum pernah
melahirkan, pernah abortus 1x, HPHT lupa. Hasil pemeriksaan sebagai berikut: TFU
pertengahan pusat-px, letak kepala, kepala belum masuk PAP, Puki, DJJ 140X/MNT, TTV
dalam batas normal. Diagnosis yang tepat untuk Ny. F adalah….
A. G1 P0 A1
B. G11 P0 A1
C. G11 P1 A1
D. G111 P1 A1
E. G11 P1 A0
Jawabannya: B. G11 P0 A1
4. Perempuan berumur 24 tahun GIPOAO hamil 24 minggudatangke BPM. Hasil
pemeriksaan menunjukan semua dalam batas normal.Kapan kah waktu kunjungan ulang yang
tepat…
A. 1 minggu lagi
B. 2 minggu lagi
C. 3 minggu lagi
D.4 minggu lagi
E. 5 minggu lagi
Jawaban: D. 4 minggu lagi
5. Perempuan berumur 23 tahun datang ke BPM. Dengan keluhan tidak mendapatkan
menstruasi 6 bulan yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan, didapatkan hasil
TFU 3 jari diatas pusat. Berapakah perkiraan umur kehamilan ibu berdasarkaan hasil
pemeriksaan bidan…
A. 18 minggu
B. 20 minggu
C. 28 minggu
D. 32 minggu
E. 36 minggu
Jawaban: C. 28 minggu
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA
1. Nutrisi
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah 2500
kalori.Jmlah kalori berlebihan dapat menyebabkan obesitas ini merupakan faktor
terjadinya preeklampsia. Total pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi
10-12 kg selama hamil

b. Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber
tersebut diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan,
ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur,
anemia dan edema
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari. Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangk. Sumber
tersebut diperoleh adalah susu, keju, yoghurt, dan kalsium karbont. Defisiensi
kalsium dapat mengakibatkan riketsia pada bayi atau osteomalasia
d. Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg per hari
terutama setelah trimester kedua. Defisiensi zat besi pada ibu hamil dapat
menyebabkan anemia defisiensi zat besi
e. Asam folat
Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mikro gram per hari.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil
f. Air
Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan dan membantu
proses transportasi. Air menjaga keseimbangan sel darah, getah bening, dan cairan
vital tubuh lainna. Air menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu di anjurkan
untuk minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air, susu, dan jus tiap 24 jam
Sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein seperti teh, cokelat,
kopi, dan minuman yang mengandung pemanis buatan (sakarin) karena bahan ini
mempunyai reaksi saling terhadap plasenta.
(Ika Pantiawati dan Suyono. 2010. hal 94-95)
2. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memengaruhi pusat
pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat, akan bermanfaat bagi janin. Kehamilan
menyebabkan hiperventilasi, di mana keadaan CO2 menurun.Pada trimester III, janin
membesar dan menekan diafragma, menekan vena cava inferior, yang menyebabkan
nafas pendek-pendek. (Asrinah dkk.2010.hal 93)
3. Personal Hygiene
1) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit
karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah. Manfaat mandi :
(a) Merangsang sirkulasi
(b) Menyegarkan
(c) Menghilangkan kotoran yang harus diperhatikan:
- Mandi hati-hati jangan sampai jatuh
- Air harus bersih
- Tidak terlalu dingin atau terlalu panas
- Gunakan sabun yang mengandung antiseptik
2) Perawatan gigi
Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah berdarah karena
dipengaruhi oleh hormon kehamilan yang menyebabkan hipertropi. Bersihkan
gigi dan gusi dengan benang gigi atau sikat gig dan boleh memakai obat
kumur. Cara merawat gigi :
a) Tambal gigi yang berlubang
b) Mengobati gigi yang terinfeksi
c) Untuk mencegah gigi caries :
- Menyikat gigi dengan teratur
- Membilas mulut dengan air setelah makan atau minum saja
- Gunakan pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa
- Pemenuhan kebutuhan kalsium
3) Perawatan rambut
Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali
4) Payudara
a) Putting harus dibersihkan
b) Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan kebersihan payudara
5) Perawatan vagina/vulva
a) Celana dalam harus kering
b) Jangan gunakan obat/menyemprot kedalam vagina
c) Sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus
d) Vagina touching, sebaiknya selama hami tidak melakukan vaginal
touching bias menyebabkan perdarahan atau embolus (udara masuk
kedalam peredaran darah)
6) Perawatan kuku
Kuku bersih dan pendek
7) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segra diobati, dan dalam pengobatan
dilakukan dengan resep dokter.(Ika Pantiawati dan Suyono. 2010. hal 89-90)
4. Pakaian
Ibu hamil memakai baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta
bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan
dihindari yaitu :
1) Sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik
2) Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang
akan bertambah, payudra perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk
mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi
pendulans. (Kusmiyati, 2009. hal 101)
5. Eliminasi
Saat kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi
basah.Situasi basah ini menyebabkan jamur (trikomonas) kambuh sehingga wanita
mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan.Rasa gatal sangat mengganggu
sehingga sering di garuk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa)
yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi
infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat
kelamin. (Ika Pantiawati dan Suyono, 2010. hal 92-93)
Buang air kecil pada ibu hamil dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari,
mereka arus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup. Menahan berkemih
akan membuat bakteri didalam kandung kemih berlipat ganda, bakteri bisa masuk
sewaktu melakukan hubungan seksual. Buang air besar pada ibu hamil akibat
pengaruh progesteron,otot-otot tractus digestivus tonusnya menurun,akibatnya
motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi.Untuk
mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas.Wanita sebaiknya diet
yang mengandung serat. (Kusmiyati, 2009. hal 101)
6. Mobilisasi
Pada dasarnya ibu hamil tetap boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan, sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu
hamil :
1) Duduk
Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi tegak. Atur dagu ibu dan
tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri
2) Berdiri
Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil disaat berat janin
semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama.Berdiri
dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat.Tegak lurus dari telinga
sampai ke tumit kaki.
3) Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu hak tinggi atau tanpa hak.
Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan
keseimbangan
4) Tidur
Ibu hamil boleh tidur tengkurap kalau sudah terbiasa, namun tekuklah
sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada ruang bagi bayi anda.Posisi
miring juga menyenangkan, namun jangan lupa memakai guling untuk
menopang berat rahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari
tidur terletang, karena tekanan rahim pada pembuuh darah utama dapat
menyebabkan pingsan. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari
badan dan dapat mengurangi rasa lelah
5) Bangun dan berbaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tempat tidur,
kemudian tekuk lutut.Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar
tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu.Diamlah dulu dalam posisi duduk
beberapa saat sebelum berdiri.Lakukan setiap kali ibu bangun da berbaring.
6) Membungkuk dan mengangkat
Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak
kembali.Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang,
termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun. (Kusmiyati, 2009.
hal 103-104)
7. Senam hamil
Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk
dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varices, bengkak,
dll
2) Melatih dan menguasai tehnik pernafasan yang berperan penting dalam
kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat
berlangsung lebih cepat dan kebutuhan O2 terpenuhi
3) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot
dsar panggul, dll
4) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan
5) Memperoleh relaxsasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaxsasi
6) Mendukung ketenangan fisik
Syarat melakukan senam hamil ;
a) Kehamilan normal yang dimulai umur kehamilan 5 bulan (22 minggu)
b) Diutamakan kehamilan pertama, atau pada kehamilan berikutnya yang
menjalani kesakitan persalinan/melahirkan anak premature pada
persalinan sebelumnya
c) Latihan harus secara teratur dalam suasana yang tenang
d) Berpakaian cukup longgar
e) Menggunakan kasur/matras
(Ika Pantiawati dan Suyono, 2010. hal 96)
8. Istirahat/tidur
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya
seiring kemajuan kehamilannya.Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan
dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada
siang hari selama 1 jam. (Kusmiyati, 2009. hal 120-121).
9. Imunisasi
Jenis imunisasi yang diberikan selama kehamilan adalah tetanus toxoid (TT)
yang dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.Terutama
imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum.
Imunisasi dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval
minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) denan dosis 0,5
ml, imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
1) TT1 : selama kunjungan antenatal 1, lama perlindungan 3 tahun
2) TT2 : 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 5 tahun
3) TT3 : 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 10 tahun
4) TT4 : 1 tahun setelah TT3
5) TT5 : 3 tahun setelah TT4, lama perlindungan seumur hidup
(Asrinah dkk, 2010. hal 103-105)
10. Traveling
1) Jangan terlalu lama dan melelahkan
2) Duduk lama statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan kaki
bengkak
3) Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan
oksigen yang cukup dalam pesawat udara
(Ika Pantiawati dan Suyono, 2010. hal 98)
11. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperolehkan sampai akhir
kehamilan ¼ hari sebelum hari perkiraan lahir (ahli lain). Koitus tidak dibenarkan
bila :
1) Terdapat pengeluaran pervaginam (PPV)
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus/ partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
(Kusmiyati, 2009. hal 102-103)
12. Aktivitas dalam dan luar rumah
1) Pekerjaan rumah tangga
Pada saat hamil kurangilah pekerjaan rumah tangga yang biasa ibu
lakukan seperti mengangkat beban berat dan lain sebagainya, kurangilah
bersentuhan dengan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga, seperti cairan
pembersih lantai, pestisida tanaman, dan obat serangga lainnya.
Karena jika dibiarkan resikonya bukan hanya pada bayi ibu tetapi juga diri ibu
lakukan.
2) Pekerja di luar rumah
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari, dikantor ataupun
di pabrik asal bersifat ringan. Di indonesian wanita hamil diberi cuti hamil
selama 3 bulan yaitu 12,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya,
selama hamil berhati-hati dan menjaga kehamilannya. (Asrinah dkk, 2010. hal
114)

DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Kusmiyati, Yuni.et.al. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Pantiawati, Ika, Dkk. 2010.Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).Yogyakarta : Nuha Medika
Contoh soal kasus
1. Seorang perempuan datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannyapertama
kalinya, menurut perempuan tersebut ia hamil 3 bulan. HPHT 12 Maret 2017,
keluhan yang timbul adalah mual dan muntah pada pagi hari, apakah anjuran yang
tepat diberikan kepada perempuan tersebut berdasarkan keluhan diatas?
a. Minum tablet sulfat feroses
b. Minum kalsium dosis tinggi
c. Mengkonsumsi tablet vitamin E
d. Makan porsi kecil, frekuensi lebih sering
e. Minum jamu penghilang mual
Jawaban : D
2. Seorang perempuan G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu datang ke puskesmas
dengan keluhan nafas pendek-pendek dan sesak, dilakukan pemeriksaan hasil
TFU : 32 cm, apakah asuhan yang akan diberikan oleh saudara pada perempuan
tersebut ?
a. Menjelaskan janin membesar dan menekan diafragma, yang menyebabkan
nafas pendek-pendek
b. Menjelaskan ibu harus jalan-jalan
c. Menjelaskan ibu harus makan yang banyak
d. Menjelaskan tanda-tanda bahaya
e. Menjelaskan ibu untuk imunisasi
Jawaban : A
3. Seorang perempuan G2P1A0 hamil 36 minggu datang ke klinik untuk
memeriksakan kehamilannya dengan keluhan sering buang air kecil, dilakukan
pemeriksaan TFU : 31 cm, apakah asuhan yang akan diberikan pada perempuan
tersebut ?
a. Beri konseling ibu, karena janin semakin membesar dan akan menekan
kandung kemih
b. Beri konseling ibu, karena nutrisi ibu hamil yang kurang
c. Beri konseling ibu, karena istirahat ibu kurang
d. Beri konseling ibu, arena posisi tidur yang tidak benar
e. Beri konseling ibu, karena ibu melakuka hubungan seksualitas dengan suami
Jawaban : A
4. Seorang perempuan G1P0A0 hamil 25 minggu datang ke BPM untuk
memeriksakan kehamilannya, dan ibu mengatakan ingin megikuti kelas ibu hamil
dan ini pertama kalinya, apakah asuhan yang diberikan pada perempuan tersebut ?
a. Beri konseling tentang senam hamil
b. Beri konseling tentang latihan nafas
c. Beri konseling tentang latihan pergerakan saat hamil
d. A dan B benar
e. A,B, dan C benar
Jawaban : A
5. Seorang perempuan G1P0A0 hamil 8 minggu datang ke klinik untuk
memeriksakan kehamilannya dan imunisasi, perempuan tersebut pernah di
imunisasi 1x sebelum menikah. Lamanya menikah sampai mengandung adalah 3
bulan.apakah asuhan yang akan diberikan pada perempaun tersebut ?
a. Memberikan konseling tanda-tanda bahaya
b. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi TT
c. Menganjurkan TT ke 2
d. Tidak perlu TT2
e. Ulangi menjadi TT1
Jawaban : C
6. Seorang perempuan G1P0A0 hamil 34 minggu datang ke klinik pratama untuk
memeriksakan kehamilannya dengan keluhan takut untuk berhubungan
seksualitas dengan suami saat hamil,apakah asuhan yang akan diberikan pada
perempuan tersebut ?
a. Koitus (berhubungan seksual) diperbolehkan sampai akhir kehamilan ¼ hari
sebelum hari perkiraan lahir
b. Koitus tidak diperbolehkan
c. Koitus dapat membahayakan ibu hamil
d. Koitus diperbolehkan melakukan koitus hanya 1 kali saja
e. Sperma yang dkeluarkan saat koitus dapat membahayakan janin
Jawaban : A
ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN AWAL

A. Pengkajian data subjektif dan obyektif


1. Data Subjektif
a) Biodata
b) Anamnesis
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan reproduksi
1) Haid
a) Menarche
b) Siklus haid
c) Lamanya
d) Keluhan
e) Volume
f) Bau
g) Konsistensi
2) Riwayat kehamilan yang lalu
3) Riwayat kehamilan sekarang
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
b) Hari perkiraan lahir (HPL)
c) Ini adalah kehamilan ke ?
d) Periksa hamil pertama kali di ?
e) Imunisasi TT :
o Trimester I
o Trimester II
o Trimester III
f) Keluhan selama hamil :
g) Obat yang dikonsumsi selama hamil
h) Konsumsi jamu ? (Ya/Tidak)
i) Gerakan janin :
(frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam?)
• Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Penyakit menular : TBC, Hepatitis
b) Penyakit menurun (DM, Asma, Hipertensi)
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah dirawat di RS atau pernah menjalani operasi ?
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Kehamilan kembar
b) Penyakit menular dalam keluarga
c) Penyakit keturunan
d) Penyakit alergi
• Data psikososial
1) Riwayat perkawinan
2) Respons suami dan keluarga terhadap kehamilan ini
3) Respons ibu terhadap kehamilan
4) Hubungan ibu dengan anggota keluarga suami dan anggota
keluarga yang lain
5) Adat setempat yang dianut dan berhubungan dengan kehamilan
• Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
1) Makan
a) Frekuensi
b) Jenis makanan
c) Jumlah
d) Pantangan
e) Makanan kesukaan
2) Minum
a) Frekuensi
b) Banyaknya
c) Jenis minuman
d) Minuman kesukaan
3) Istirahat
a) Malam
b) Siang
c) Keluhan
4) Personal hygiene
a) Mandi
b) Sikat gigi
c) Ganti baju
d) Ganti celana dalam dan bra
e) Potong kuku
f) Keramas
5) Aktivitas
a) Di tempat kerja
b) Di rumah
6) Hubungan seksual
a) Frekuensi
b) Keluhan
• Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatannya
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Perawatan payudara
3) Memantau gerakan janin
4) Waspada keluhan
5) Pola makan yang sehat
6) Sikap tubuh yang baik (body mechanic)
7) Posisi tidur
8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
• KU
• TB
• BB sebelum hamil..., BB setelah hamil...,
• LILA
• Tanda vital
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
1) Bentuk mesochepal
2) Rambut :
a) Warna
b) Kebersihan
c) Mudah rontok/tidak
3) Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
4) Mata :
a) Sklera
b) Konjungtiva
c) Gangguan penglihatan
d) Kotoran/sekret
5) Telinga :
a) Kebersihan
b) Gangguan pendengaran
c) Terlihat massa
6) Hidung :
a) Kebersihan
b) Pernapasan cuping hidung
c) Polip (hidung tersumbat)
7) Mulut :
a) Karies gigi
b) Kebersihan mulut dan lidah
c) Kelembapan bibir
d) Stomatitis
e) Perdarahan gusi
2) Leher :
Pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
3) Dada :
a) Retraksi dada
b) Denyut jantung teratur
c) Wheezing
4) Payudara
a) Bentuk : simetris/tidak
b) Hiperpigmentasi areola
c) Kondisi puting susu : masuk ke dalam/tidak, kebersihan
d) Teraba keras, lunak, benjolan
e) Pengeluaran kolostrum
5) Ekstremitas atas
a) Bentuk
b) Kebersihan tangan, kuku
c) Pucat di ujung jari
d) Tremor
e) Telapak tangan berkeringat
f) Warna merah pada telapak tangan
6) Abdomen
a) Pembesaran perut : simetris/tidak, sesuai dengan usia kehamilan/tidak
b) Striae gravidarum
c) Luka bekas operasi
d) Linea nigra
e) Palpasi leopold
(1) Leopold I :
o TFU
o Teraba bagian besar (melenting keras = kepala dan susah
digrakkan = bokong). Ada berapa bagian yang teraba. Jika dua,
waspada adanya kehamilan kembar
o Mengukur TFU menurut Mc Donald untuk menghitung tafsiran
berat janin (TBI).
Cara pengukurannya adalah tempatkan metline skala 0 (nol) di
atas simfisis dan ukur TFU dengan melihat metline dalam cm.
Caranya :
➢ Jika belum masuk panggul :
(TFU – 12) X 155
➢ Jika sudah masuk panggul :
(TFU – 11) X 155
(2) Leopold II :
o Sebelah kanan : teraba bagian yang rata, ada tahanan =
punggung
o Sebelah kiri : teraba bagian yang menonjol, kecil-kecil =
ekstermitas janin
(3) Leopold III :
Teraba bagian besar, kepala atau bokong, satu atau lebih dari satu
(4) Leopold IV :
Seberapa besar bagian janin (presentasi) yang sudah masuk panggul
1) DJJ (dihitung satu menit penuh)
a) Frekuensi / menit
b) Teratur / tidak
c) Punktum maksimum
• Pemeriksaan panggul :
1) Pemeriksaan panggul luar
2) Pemeriksaan panggul dalam
• Genitalia luar :
1) Tidak ada varises
2) Tanda chadwick
3) Pembesaran kelenjar bartholini
4) Keputihan
• Genitalia dalam :
1) Vagina
2) Serviks
3) Tanda infeksi pada serviks
4) Teraba promontarium
• Pemeriksaan bimanual :
1) Tanda Hegar
• Rektum :
1) Kebersihan
2) Hemoroid
• Ekstermitas bawah :
1) Bentuk
2) Varises
3) Kebersihan kuku
4) Pucat pada ujung jari kaki
5) Teraba dingin atau panas – infeksi vena
6) Refleks patella (kanan dan kiri)
c. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboraturium :
1) Hb
2) Golongan darah
3) Protein urine
4) AL (leukosit)
• Pemeriksaan USG :
• Non-stress Test (NST) :

Interpretasi Data (diagnosa dan masalah)


1. Diagnosis kebidanan/nomenklatur
a. Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan jumlah
kehamilan. Dibedakan dengan primigravida (hamil pertama kali) dan multigravida
(hamil kedua atau lebih).
1) Usia kehamilan dalam minggu
2) Keadaan janin
3) Normal atau tidak normal
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosis”.
Tabel Contoh rumusan diagnosis kebidanan
no Diagnosis masalah
kebidanan
1. Seorang • Kadang merasa tidak ingin hamil
G1P0A0 usia • Khawatir dengan perkembangan bayinya
kehamilan
12 minggu
dengan
anemia
ringan.

c. Kebutuhan pasien
Pada bagian ini bidan menentukan kebuuhan pasien berdasarkan keadaan dan
masalahnya.
Menetapkan diagnose potensial serta tindakan antisipasinya
Pada langkah ini kita mengidentfikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan
rangkaian massalah yang lain juga.
Contoh diagnosa potensial yang mungkin dtemukan pada pasien selama kehamilan.
1. Potensial terjadi eklampsi
Data dasar subjektif :
• Ini adalah kehamilan yang pertama
• Pasien mengeluh pusing dan pandangan mata berkunang – kunang
• Tidak nafsu makan karna mual muntah
Data dasar objektif :
• Primigravida
• Bengkak di wajah dan ekstermitas
• Tekanan darah 170/110 mmHg
• Protein urine ++

Menetapkan kebutuhan penanganan segera


Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan
penanganan segera, di mana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan
pasien, namun kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera
sementara menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang
memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.
Merencanakan asuhan berdasarkan prioritas
Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat. Perawatan
berdasarkan bukti (evidence based care). Libatkan pasien karena pada akhirnya pengambilan
keputusan harus disetujui pasien.
1. Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran dan target hamil yang
akan dicapai.

2. Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Contoh perencanaan yang dapat ditentukan sesuai kondisi pasien.
Evaluasi secara terus-menerus
a. Waspada adanya tanda bahaya kehamilan
b. Pengukuran tanda vital
c. Pengeluaran per vagina
d. Proses adaptasi psikolog pasien dan suami

Implementasi dari rencana asuhan


1. Tindakan mandiri
a. Pemantauan melekat pada ibu hamil dengan resiko tinggi
b. Bimbingan dalam merawat payudara
c. Bimbingan pemantauan tanda-tanda persalinan kepada pasien dan keluarga
d. Pemberian dukungan psikologis kepada pasien

2. Kolaborasi
a. Dengan dokter ahli kandungan
Penanganan infeksi
b. Dengan psikolog
Penanganan depresi ibu hamil
c. Dengan ahli gizi
Penanganan anemia berat
d. Dengan ahli fisioterapi
Penanganan pasien dengan keluhan nyeri pada otot yang berkepanjangan
e. Dengan dokter ahli penyakit dalam
Penanganan pasien dengan penyakit infeksi (misal TBC,Hepatitis)
3. Merujuk
Dalam melakukan asuhan kepada pasien, bidan senantiasa mengacu kepada Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK). Jika mengarah pada kondisi patologis maka bidan merujuk
ke fasilitas pelayanan yang memenuhi standar.
4. Tindakan pengawasan
a. Pemantauan keadaan umum
b. Pemantauan perdarahan
c. Pemantauan tanda bahaya kehamilan
d. Pemantauan keadaan depresi masa hamil
5. Pendidikan/penyuluhan
a. Pasien
• Waspada tanda-tanda bahaya
• Perawatan diri
b. Suami
• Pengambil keputusan terhadap keadaan bahaya istri dan bayi
• Orang yang paling siaga dalam keadaan darurat istri
c. Keluarga
• Pemberi dukungan mental bagi pasien dalam adaptasi peran
• Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur bagi pasien

Evaluasi Asuhan
1. Tujuan asuhan kebidanan
a. Meningkatkan,mempertahankan, dan mengebalikan kesehatan
b.Memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya dengan rasa aman
2. Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah
Mengkaji respons pasien dan peningkatan kondisi yang kita targetkan saat perencanaan
3. Hasil asuhan
Meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional, dan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan pasien mengenai perawatan diri.

Sumber :
Depkes RI. 1998. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2002. Standar Profesi Kebidanan, IBI, Jakarta: Depkes RI.
Dunkley, Jacqueline. 2000. Health Promotion in Midwefery Practice: A Resource for Health
Profesional. London: Bailliere Tindall
Soal :
1. Seorang perempuan umur 25 tahun, GIP0A0, usia kehamilan 11 minggu datang ke BPM
dengan keluhan perut terasa mules seperti ingin buang air besar. Pada pemeriksaan tanda
vital diperoleh tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 82 x/menit, frekuensi napas 16
x/menit, dan suhu 36,7 ˚C. Dari kasus diatas yang termasuk data subjektif ?
a. Tanda vital
b. Mengeluh perut mules
c. Hasil palpasi leopold
d. Tingkat kesadaran
e. Tingkat koma

2. Seorang perempuan umur 25 tahun, GIP0A0, usia kehamilan 11 minggu datang ke BPM
dengan keluhan perut terasa mules seperti ingin buang air besar. Pada pemeriksaan tanda
vital diperoleh tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 82 x/menit, frekuensi napas
16x/menit, dan suhu 36,7˚C
Dari kasus diatas yang termasuk data objektif ?
a. Jenis kelamin
b. Mengeluh perut mules
c. Pekerjaan
d. Tanda vital
e. Agama
3. Seorang perempuan umur 30 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 32 minggu datang ke
Puskesmas dengan keluhan oedem pada muka dan tungkai. Pada pemeriksaan tanda vital
diperoleh tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 86x/menit, frekuensi napas 20
x/menit, dan suhu 37˚C. Dari pemeriksaan lab menemukan hasil protein urine +
Dari kasus diatas diagnosa yang tepat adalah ?
a. Hipertensi
b. Preeklampsia ringan
c. Gagal ginjal
d. Anemia
e. Komplikasi kehamilan
4. Seorang perempuan umur 35 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM
untuk memeriksakan kehamilannya. Pada pemeriksaan tanda vital diperoleh tekanan darah
120/70 mmHg, denyut nadi 82x/menit, frekuensi napas 18 x/menit, dan suhu 36,8˚C. Saat
dilakukan pemeriksaan head to toe ditemukan linea nigra.
Dari kasus diatas linea nigra merupakan hasil dari pemeriksaan inspeksi pada ?
a. Leher
b. Dada
c. Perut
d. Tungkai
e. Paha

5. Seorang perempuan umur 35 tahun, G2PIAO, usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM
untuk memeriksakan kehamilannya. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan
darah 120/70 mmHg, denyut nadi 86x/menit, frekuensi napas 22 x/menit, dan suhu 37˚C.
Saat pemeriksaan head to too dilakukan refleks patella.
Dari kasus diatas refleks patella dilakukan melalui pemeriksaan ?
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Auskultasi
d. Evaluasi
e. perkusi
ASUHAN KEBIDANAN KUNJUNGAN ULANG
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil
suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 1997). Menurut Helen Varney, proses
manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimulai dari:
1. Pengkajian
2. Interpretasi data
3. Diagnosa/masalah potensial
4. Kebutuhan tindakan segera
5. Rencana asuhan kebidanan
6. Implementasi/pelaksanaan
7. Evaluasi
a. engkajian
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.
Bidan dapat melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format
pengkajian yang terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.
Pengkajian data dibagi menjadi:
• Data subjektif
• Data objektif
b. Data subjektif
Data subjektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa. Anamnesa adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data pasien dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, baik secara langsung pada pasien ibu nifas maupun kepada
keluarga pasien. Bagian penting dari anamnesa adalah data subjektif pasien ibu nifas
yang meliputi: biodata/identitas pasien dan suami pasien; alasan masuk dan keluhan;
riwayat haid/menstruasi; riwayat perkawinan; riwayat obstetri (riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu); riwayat persalinan sekarang; riwayat dan perencanan
keluarga berencana; riwayat kesehatan (kesehatan sekarang, kesehatan yang lalu,
kesehatan keluarga); pola kebiasaan (pola makan dan minum, pola eliminasi, pola
aktifitas dan istirahat, personal hygiene); data pengetahuan, psikososial, spiritual,
budaya.
c. Data objektif
Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda–tanda vital; dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Pemeriksaan fisik meliputi: pemeriksaan keadaan umum pasien; kesadaran pasien;
tanda vital; kepala dan wajah (kepala, muka, hidung dan telinga); gigi dan mulut
(bibir, gigi dan gusi); leher; dada dan payudara; abdomen; ekstremitas (ekstremitas
atas dan bawah); genetalia (vagina, kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam,
perineum dan anus). Sedangkan pemeriksaan penunjang dapat diperoleh melalui
pemeriksaan laboratorium (kadar Hb, hematokrit, leukosit, golongan darah), USG,
rontgen dan sebagainya.
d. Interpretasi data
Interpretasi data merupakan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan
kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Diagnosa dapat didefinisikan, masalah tidak. Pada langkah
ini mencakup :
1. Menentukan keadaan normal.
2. Membedakan antara ketidaknyamanan dan kemungkinan komplikasi.
3. Identifikasi tanda dan gejala kemungkinan komplikasi.
4. Identifikasi kebutuhan.
Interpretasi data meliputi:
• Diagnosa kebidanan
• Masalah
• Kebutuhan
e. Diagnosis kebidanan
Diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar Nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan, yaitu
1. Diakui dan telah di di sahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktisi kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Diagnosa dapat berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan
nifas. kemudian ditegakkan dengan data dasar subjektif dan objektif.
f. Diagnosa/ Masalah Potensial
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan
kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari
kondisi yang ada.
g. Kebutuhan Tindakan Segera
Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergensi yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
h. Rencana asuhan kebidanan
Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika ada
informasi/data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Merupakan kelanjutan
penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan dibuat berdasarkan
pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang up to date, dan
divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan sebaiknya
melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan, sebaiknya dilakukan
kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed consent.
i. Implementasi
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama–sama
dengan klien atau anggota tim kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau tim
kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan
kesinambungan asuhan berikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah
dilaksanakan.
j. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah
diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan pasien yang diidentifikasi saat
merencanakan asuhan kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan
mempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan kebidanan; efektifitas
tindakan untuk mengatasi masalah; dan hasil asuhan kebidanan
CONTOH SOAL
1. Seorang perempuan berusia 20 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 37 minggu datang ke
BPM untuk mengetahui kondisi janinnya. Hasil pemeriksaan TD : 110/80mmhg, N :
80x/menit posisi janin normal. Kapan jadwal kunjungan ulang pada kasus tersebut ?
a. 4 minggu lagi
b. 3 minggu lagi
c. 2 minggu lagi
d. 1 minggu lagi
e. 1 minggu 2 kali
2. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke BPM dengan terlambat haid. Setelah
melakukan anamnesa pemeriksaan dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan.
Kapan pengukuran tinggi badan tersebut dilakukan ?
a. Setiap trimester
b. Setia saat diperlukan
c. Setiap kunjungan ANV
d. Hanya 1 kali diawal kunjungan
e. Awal kehamilan dan menjelang persalinan
3. Seorang perempuan berusia 19 tahun usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM
dngan keluhan sering BAK. Setelah dilakukan anamnesa bidan melakukan
pengukuran berat badan. Kapan pengukuran berat badan tersebut dilakukan ?
a. Setiap trimester
b. Setia saat diperlukan
c. Setiap kunjungan ANC
d. Hanya 1 kali diawal kunjungan
e. Awal kehamilan dan menjelang persalinan
4. Seorang perempuan umur 32 tahun G3P1A1 hamil 36 datang ke BPM dengan keluhan
nyeri pada perut, ibu tampak kesakitan ada darah keluar dari jalan laahir berwarna
merah kehitaman. Hasil pemeriksaan palpasi perut teraba keras ada riwayat anemia
sedang sejak trimester II akhir. Apakah faktor prediposisi kasus tersebut ?
a. Usia
b. Paritas
c. Anemia
d. Nadi cepat
e. Riwayat abortus
5. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 32 minggu datang ke
BPM dengan keluhan mudah merasa capek dan letih setelah melakukan aktivitas.
Apakah langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut ?
a. Senam hamil
b. Nutrisi yang cukup
c. Kebutuhan istirahat
d. Mobilisasi yang cukup
e. Tidak boleh melakukan aktivitas
KETIDAKNYAMANAN PADA MASA KEHAMILAN

1. Trimester pertama (dewi, 2011)


Terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan
muncul ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu. seperti :
a) Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada
keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan asambasa
dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum
Tatalaksana Umum :
(1) Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi
vitamin dan asam folat di awal kehamilan.
(2) Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
b) Keletihan
Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya
kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi prestasi,
dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah.
Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan respon
fisiologi dari kehamilan. Biasanya terjadi pada trimester I.
Cara meringankan/mengatasi
(1) Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan
(2) Anjurkan ibu untuk sering istirahat
(3) Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik
Penatalaksanaan
(1) Meluangkan waktu untuk beristirahat
(2) Mengkonsumsi makanan sehat
(3) Menjaga kadar gula darah tetap stabil
(4) Mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk mencegah anemia
c) Ngidam
Sejak awal kehamilan, dorongan untuk ngemil atau makan-makanan tertentu
(ngidam) sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja
muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi
sering.biasanya terjadi pada trimester I.
Penatalaksanaan :
Sekali-kali penuhi rasa ngidam, misalnya dapat memakan makanan yang
diinginkan seminggu atau dua minggu sekali.
Cara Menangani/mengatasi :
(1) Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi dan
makanan yang diinginkan makanan yang sehat
(2) Menjelaskan tentang bahaya makanan-makanan yang tidak baik
2. Trimester 2
(1) Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya pengeluaran dari
sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan untuk buang air besar
(BAB). Biasanya, feses menjadi keras, dan perut terasa nyeri atau mulas.
Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang.
Cara meringankan/pencegahan
a) Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/juice prem, minum
cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
b) Istirahat cukup
c) Senam/exercise
d) Membiasakan BAB secara teratur
e) BAB segera setelah ada dorongan
f) Terapi gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti :
suposutoria dan lai-lain. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang
(stimulant) saline, hipersmosis, diphenylmethane, castor dan lain-lain
(2) Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain terutama
pada lipatan-lipatan. Terjadi pada semua trimester.
Penyebab
a) Perenggang kulit
b) Peningkatan pengeluaran keringat
Cara mengatasi
a) Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas
b) Jaga kebersihkan kulit
c) Mandi guyur minimal 2x sehari
d) Kurangi pemakaian sabun
3. Trimester 3 (hani, 2011)
Trimester 3 biasanya disebut periode menunggu dan waspada,
a) Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
b) Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan ibu akan bayinya
c) Kadang ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala
terjadinya persalinan pada ibu.
d) Ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal
e) Ibu merasa dirinya aneh dan jelek
f) Ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil.
g) Trimester ini ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan
bidan

Daftar pustaka
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hani, umi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika.

Contoh soal :
1. Seorang perempuan umur 27 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu. Datang ke BPM
untuk melakukan pemeriksaan. TTV dalam batas normal . didan memberikan
asuhan tentang ketidaknyamanan pada trimester 3. Yang termasuk dalam
ketidaknyamanan pada kasus tersebut adalah …………….
a. Peningkatan libido
b. Merasa sehat dan rasa tidak nyaman sudah berkurang
c. Merasa khawatir / takut kalau bayi yang dilahirkan tidak normal, Ibu merasa
dirinya aneh dan jelek
d. Menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energy secara lebih
konstruktif
e. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai beban
2. Seorang perempuan umur 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan 10 minggu. datang ke
klinik dengan keluhan mual muntah pusing. Hasil pemeriksaan : TD 110/90
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 360c. Keluhan ketidaknyamanan
yang dirasakan yaitu sebagai akibat dari ………..
a. Peningkatan hormon estrogen dan progesterone
b. Penurunan kadar yodium dalam darah
c. Meningkatnya hormone prolaktin
d. Meningkatnya hormone FSH
e. Meningkatnya hormone LH
3. Seorang perempuan G1P0A0 hamil 7 minggu datang kepuskesmas untuk
melakukan pemeriksaan kahmilannyaq. TTV dalam batas normal, bidan
memberikan asuhan tentang ketidaknyamanan pada trimester 1. Yang termasuk ke
dalam ketidaknyamanan pada kasus tersebut adalah.
a. Keram pada tungkai dan kaki
b. Mual dan muntah
c. Sakit punggung
d. Nyeri ulu hati
e. Sering buang air besar
4. Seorang perempuan G2P1A0 hamil 26 minggu datang ke BPM dengan keluhan
gatal-gatal terjadi pada perut dan paha. Asuhan apa yang akan diberikan untuk
mangatasi keluhan tersebut …..
a. Jaga kebersihkan kulit, mandi guyur minimal 2x sehari
b. Senam/exercise
c. Mengkonsumsi makanan sehat
d. Menjaga kadar gula darah tetap stabil
e. Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik

Anda mungkin juga menyukai