Anda di halaman 1dari 5

Jurnal34 JurnalNersdanNersKebidanan,Kebidanan,Volume5,5,NoNomor.1,April1,April20182018, hlm.

34–38©
2018 Jurnal Ners dan Kebidanan DOI: 10.26699/jnk.v5i1.ART.p034–038
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMATOKRIT PADAIBU HAMIL
YANGMENGALAMIANEMIA
(The Effectiveness of Administration of Iron (Fe) to the
Improvement of Hematocrit Level of Pregnant Woman with Anemia)

Rini Hariani Ratih


Prodi D III Kebidanan Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Riau
email: Rini.hariani.ratih@univrab.ac.id

Abstract: Iron is the mineral needed to form red blood cells (hemoglobin). Pregnant women with weak,
pale, easily fainting complaints, with normal blood pressure, should be suspected of iron deficiency
anemia. To ensure a mother is anemic or not, they should have hemoglobin levels examination and
hematocrit examination. The purpose of this study was to determine the effectiveness of iron (Fe) to the
improvement of hematocrit level of pregnant women with anemia. The type of study used quantitative
with quansi experiment research design (quasi experiment). The study was conducted in RSIA X
Pekanbaru in March 2015. The population was all pregnant women who came to RSIA X Pekanbaru.
The sample was the blood of pregnant women’s patients before and after administration of iron tablets
(Fe) that had been checked in the laboratory of RSIA X Pekanbaru by 30 respondents. The statistical
test with SPSS 21,0 using t test obtained Pvalue = 0.000, where Pvalue smaller than 0.05 meant Ho
rejected Ha accepted, meaning there was a significant difference between the results of examination of
administration of Fe before and after to increase the level of hematocrit of mother with anemia at RSIA
X Pekanbaru. It’s expected to health workers to do counseling to the public about the importance of
pregnancy checking, especially hematocrit examination and taking iron supplements (Fe) in pregnant
women who are Anemia.

Keywords: Influence of Iron (Fe), Increased Hematocrit Level, Pregnant Mother

Abstrak: Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Ibu hamil
dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia
defisiensi besi. Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin dan pemeriksaan hematokrit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian zat besi
(Fe) terhadap peningkatan kadar hematokrit pada ibu hamil yang anemia. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain penelitian quansi experiment (eksperimen semu). Penelitian dilakukan di RSIA X
Pekanbaru pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu hamil yang dating ke
RSIA X Pekanbaru. Sampel yang diteliti adalah darah pasien ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian tablet zat
besi (Fe) yang melakukan pemeriksaan di laboratorium RSIA X Pekanbaru sebanyak 30 responden. Setelah
dilakukan uji statistik dengan SPSS 21,0
menggunakan uji t maka didapatkan P value = 0.000, dimana Pvalue lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak Ha
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan pengaruh pemberiaan Fe sebelum
dan sesudah terhadap peningkatan kadar hematokrit pada ibu hamil di RSIA X Pekanbaru. Diharapkan
kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
memerik-sakan kehamilan khususnya pemeriksaan hematokrit dan mengkonsumsi suplemen zat besi
(Fe) pada ibu hamil yang Anemia.

Kata kunci: Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe), Peningkatan Kadar Hematokrit, Ibu Hamil

34
Ratih, Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan Kadar Hematokrit........35

PENDAHULUAN akhir kehamilan sehingga konsentrasi mulai mening-


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkem- kat pada trimester III kehamilan (Darlina, 2003).
bangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai
berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet oleh penurunan jumlah sel darah merah, Kadar
al., 2012). Selama proses kehamilan terjadi he-moglobin, dan hematokrit dibawah normal
beberapa perubahan adaptasi dalam tubuh ibu. (Arisman, 2009). Anemia sering menyerang pada
Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan masa keha-milan. Kebutuhan ibu pada saat hamil
hemato-logis, berupa peningkatan volume darah terhadap unsur-unsur makanan semakin
ibu, penu-runan hemoglobin dan hematokrit, meningkat seperti protein, zat besi, vitamin, asam
peningkatan kebutuhan zat besi, perubahan pada folat dan mineral. Jika kebutuhan tersebut tidak
sistem imu-nologis dan leukosit, serta koagulasi dan tercukupi, maka ibu akan mengalami anemia.
fibrinolisis (Cunningham et al., 2013) Anemia yang sering diala-mi ibu hamil adalah
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan anemia defisiensi besi dan ane-mia megaloblastik
kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan (Moehji, 2002 ; Alpers et al., 2008).
gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang Hematokrit merupakan suatu pemeriksaan
dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengetahui volume eritrosit
membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam (%).
antara lain anemia, pertambahan berat badan yang Nilai hematokrit merupakan cara yang paling
kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan sering digunakan untuk menentukan apakah
janin (Ojofeitimi, et al., 2008). konsentrasi sel darah merah tinggi, rendah, atau
Menurut WHO (2008), secara global normal (Wira-wan, 2009).
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah
adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal,
hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Secara klinis
57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa 25,1%.United dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah
States Agency International Development (USAID) (malnutrisi). Guna memastikan seorang ibu mende-
me-nyatakan bahwa anemia pada kehamilan rita anemia atau tidak, maka dilakukan pemeriksaan
diperkira-kan memberikan kontribusi sebesar 20% kadar hemoglobin dan pemeriksaan hematokrit.
terhadap angka kematian ibu. Anemia berat dengan Pemeriksaan hemoglobin dengan spektrofotometri
kadar hemoglobin kurang dari 7 gr/dl meningkatkan merupakan standar (Wiknjosastro, 2005).
Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada
resiko kematian pada wanita usia subur baik dalam
beberapa kondisi tubuh, seperti anemia, kehilangan
keadaan hamil atau tidak hamil (USAID, 2015).
World Health Organization (WHO) menye- darah akut, leukemia, kehamilan, malnutrisi, gagal
butkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi
secara global mencapai 41,8% atau sekitar 56 juta ibu pada beberapa kondisi, seperti dehidrasi, diare berat,
hamil. Hal ini ditunjukkan dari data World Bank 2005 luka bakar, pembedahan (Kurniawan, 2010). Berda-
dalam Febriana (2012), menyatakan bahwa 63% ibu sarkan survey awal yang dilakukan, peneliti mela-
hamil di Indonesia mengidap anemia. Diperkuat dari kukan wawancara terhadap petugas laboratorium dan
data RISKESDAS tahun 2007 menunjukkan bahwa mengambil data pasien ibu hamil RSIA X Pekanbaru
24,5% wanita subur menderita anemia pada saat pada bulan Desember 2014 terdapat 50 pasien ibu
kehamilan (Depkes, 2007). Anemia gizi pada hamil yang berkunjung dengan 35 orang ibu hamil
umumnya dijumpai di Indonesia terutama disebabkan tersebut mengalami anemia, dari data tersebut dapat
anemi kurang besi. Penyebab anemia kurang besi dilihat bahwa lebih dari 50% ibu hamil mengalami
tampaknya adalah karena konsumsi zat besi yang tidak anemia. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
cukup dan absorbsi zat besi yang rendah dari pola melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
makanan yang seba-gian besar terdiri dari nasi, dan Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan Kadar
menu yang kurang beranekaragam (Rasmaliah, 2004). Hematokrit pada Ibu Hamil yang Anemia.”
Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar
BAHAN DAN METODE
hemoglobin dan hematokrit pada trimester I dan II,
sedangkan pem-bentukan sel darah merah terjadi pada Jenis Penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif
pertengahan dengan desain Penelitian adalah Quasi Experiment
36 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 34–38

(eksperimen semu) dengan rancangan one group pre- Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat hasil
test post-test design (rancangan pra-pasca test dalam persen-tase tertinggi pemeriksaan hematokrit
satu kelompok),Teknik sampling pene-litian ini sesudah pemberian Fe terdapat diantara nilai
dilakukan dengan cara Accidental sampling, hematokrit 26-34% sebanyak 17 sampel (56,7%).
pengambilan sampel dengan mengambil sampel Dan hasil per-sentase terendah pemeriksaan
pasien yang kebetulan tersedia (Notoatmodjo, 2005). hematokrit terdapat diantara nilai hematokrit
Kadar hematokrit ibu hamil dengan anemia dilaku-kan <26% sebanyak 1 sampel (3,3%).
pemeriksaan laboratorium di RSIA X Pekanbaru
sebelum dan sesudah pemberian tablet zat besi (Fe) Tabel 3 Rerata Pengaruh Pemberian Fe Terhadap
yang diobservasi selama 30 hari. sampel yang diteliti Peningkatan Kadar Hematokrit Pada Ibu
adalah darah pasien ibu hamil sebelum dan sesudah Hamil yang Mengalami Anemia
pemberian tablet zat besi (Fe) yang melakukan Perlakuan Kadar HT (%) P
pemeriksaan di Laboratorium RSIA X Pekanbaru Mean + SD Value

tahun 2015 sebanyak 30 responden.


Sebelum Pemberian 26,40+2,30 0,000
Sesudah Pemberian 32,12+3,72
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian yang berjudul
pe-ngaruh pemberian zat besi (Fe) terhadap Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa rerata
pening-katan kadar hematokrit pada ibu hamil hasil pemeriksaan hematokrit sebelum pemberian
yang mengalami anemia di RSIA X Pekanbaru Fe adalah 26,40 + 2,30, sedangkan rerata hasil
yang telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 pemeriksaan hematokrit sesudah pemberian Fe
didapatkan hasil sebagai berikut: adalah 32,12 + 3,72 dengan Pvalue = 0.000, dimana
Pvalue lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak Ha
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan
Hematokrit Sebelum Pemberian Fe antara hasil pemeriksaan pengaruh pemberiaan Fe
Berdasarkan Nilai Normal
sebelum dan sesudah terhadap peningkatan kadar
Nilai Hematokrit / % f % hematokrit pada ibu hamil di RSIA X Pekanbaru.
< 26 16 53,3
PEMBAHASAN
26-34 14 46,7
Jumlah 30 100 Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 res-
ponden bahwa nilai persentase tertinggi pemerik-
saan hematokrit sebelum pemberian Fe terdapat
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat hasil per- diantara nilai hematokrit < 26% sebanyak 16
sentase tertinggi pemeriksaan hematokrit sebelum sampel (53,3%). Dan hasil persentase terendah
pemberian Fe terdapat diantara nilai hematokrit pemerik-saan hematokrit terdapat diantara nilai
<26% sebanyak 16 sampel (53,3%). Dan hasil hematokrit 26-34% sebanyak 14 sampel (46,7%).
persentase terendah pemeriksaan hematokrit Persentase tertinggi pada pemeriksaan hematokrit
terdapat diantara nilai hematokrit 26-34% sesudah pemberian Fe terdapat diantara nilai
sebanyak 14 sampel (46,7%). hematokrit 26-34% sebanyak 17 sampel (56,7%).
Dan hasil per-sentase terendah pemeriksaan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan
hematokrit terdapat diantara nilai hematokrit <
Hematokrit Sesudah Pemberian Fe
26% sebanyak 1 sampel (3,3%).
Berdasarkan Nilai Normal
Setelah dilakukan uji statistik dengan SPSS 21,0
Nilai Hematokrit / % f % menggunakan uji t maka didapatkan Pvalue = 0.000,
< 26 1 3,3 dimana Pvalue lebih kecil dari 0.05 berarti Ho ditolak
26-34 17 56,7 Ha diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan
> 34 12 40,0 antara hasil pemeriksaan pengaruh pemberiaan Fe
sebelum dan sesudah terhadap peningkatan kadar
Jumlah 30 100
hematokrit pada ibu hamil di RSIA X Pekanbaru.
Ratih, Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan Kadar Hematokrit........37

Hematokrit merupakan suatu pemeriksaan Adapun fungsi zat besi menurut Bangun
yang bertujuan untuk mengetahui volume (2005), antara lain: memproduksi sel darah merah
eritrosit dalam 100 ml darah yang dinyatakan dan sel otot, serta menghindari terjadinya anemia
dalam (%). Nilai hematokrit merupakan cara besi, memproduksi energi dan kesehatan sistem
yang paling sering digu-nakan untuk menentukan keke-balan tubuh, mengangkut oksigen di dalam
apakah konsentrasi sel darah merah tinggi, sel darah merah ke otak, dan sebagai pelarut
rendah atau normal (Wirawan, 2000). oabat-obatan. Obat-obatan yang tidak larut air,
Hematokrit merupakan perbandingan antara oleh enzim mengan-dumg besi dapat dilarutkan
proporsi volume sampel darah dengan sel darah merah hingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
(eritrosit) yang diukur dalam satuan milimeter per Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
desiliter dari darah keseluruhan, bisa juga dinya-takan dilakukan oleh Subarta et al (2011), diperoleh
dalam persen. Pengukuran ini bisa dihu-bungkan hubungan yang bermakna antara pelayanan ANC
dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi (antenatal care) dalam pengolahan anemia dengan
persentasenya berarti semakin tinggi keken-talan kepatuhan subjek dalam minum tablet besi. Hal ini
darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar dapat dikatakan bahwa semakin patuh ibu hamil
hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan mengkonsumsi tablet Fe maka semakin baik nilai
dengan drajat anemia yang diderita (Gibson, 2005). hemoglobin dan hema-tokritnya. Sejalan dengan itu
Nilai hematokrit dalam kehamilan sangat sukar ditemukan juga hubung-an yang bermakna antara
diatur karena toleransi terhadap hematokrit pengetahuan dan kepa-tuhan konsumsi tablet besi
berubah-ubah. Wanita hamil mudah menderita tetapi tidak terbukti adanya hubungan yang
asidosis dan kadar insulin yang diberikan sangat bermakna antar sikap dan kepatuhan ibu hamil
bervariasi se-hingga sangat berpengaruh terhadap konsumsi tablet besi. Analisis regresi logistik
kehamilan. Adapun pengaruh tersebut menurut diketahui pelayanan ANC dalam pengolahan
Sastrawinata (2005), antar lain: Persalinan kurang anemia dan pengetahuan secara ber-sama-sama
bualan sedikit besar (lahir premature), bayi yang memiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan
sering besar (obesitas) dan bayi sering mati dalam ibu hamil dalam minum tablet besi (P < 0,05).
rahim teruta-ma sesudah minggu 23, kematian ini Asumsi peneliti terhadap penelitian ini yang
diduga disebab-kan oleh hipoglikemia. mana hasilnya ada perbedaan yang signifikan antara
Penurunan Kadar hematokrit Ibu Hamil Dapat hasil pemeriksaan pengaruh pemberian Fe sebelum
menimbulkan kehilangan darah akut, anemia (aplastik, dan sesudah terhadap peningkatan kadar hematokrit
hemolitik, defisiensi asam folat, fernisiosa, sideroblastik, adalah, semakin patuh ibu hamil mengkonsumsi
sel sabit), leukimia (limfositik, meolisitik, monositik), tablet Fe dan teraturnya dalam kunjungan ANC
penyakit hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, maka semakin baik nilai hematokrit.
myeloma, multiple, sirosis hati, malnutrisi protein,
defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung SIMPULAN DAN SARAN
atau duodenum, ulkus peptikum, gagal ginjal kronis,
Simpulan
kehamilan (Sastrawinata, 2005).
Peningkatan Kadar Hematokrit Ibu hamil Setelah dilakukan penelitian yang berjudul
Dehidrasi atau hipovolemia, diare berat, “Pe-ngaruh Pemberian Zat Besi Fe Terhadap
polisitemia vera, eritrositosis, diabetes, asidosis, Pening-katan Kadar Hematokrit Pada ibu Hamil
emfisema, pulmonari tahap akhir, iskemia yang Mengalami Anemia di RSIA X Pekanbaru
serebrum sementara, ekslamsia, pembedahan, Tahun 2015, maka dapat disimpulkan Kadar
lika bakar (Sastrawinata, 2005). hematokrit pada ibu hamil yang anemia sebelum
Besi merupakan mineral yang paling banyak mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) adalah 26,40 +
terdapat dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 2-3 2,30, Kadar hematokrit pada ibu hamil yang
gr di dalam tubuh manusia dewasa. Besi anemia sesudah mengkonsumsi tablet zat besi
mempunyai beberapa fungsi esensia di dalam tubuh (Fe) adalah 32,12 + 3,72 dan Ada pengaruh
yaitu alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan pemberian zat besi (Fe) terhadap peningkatan
tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan kadar hematokrit pada ibu hamil yang anemia.
seba-gai bagian terpadu sebagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh (Almatsier, 2004).
38 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 5, Nomor 1, April 2018, hlm. 34–38

Saran Kurniawan S, Wibawa G, Hairiah K. 2010. Studi


Biodiversitas: Apakah Agroforestri Mampu
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaku-
Meng-konversi Keanekaragamanan Hayati di
kan peniliti pada ibu hamil yang Anemia di RSIA X DAS Working Paper 199. Bogor, Indonesia:
Pekanbaru Tahun 2015, maka peneliti mengajukan World Agroferestry Centre (ICRAF) Southeast
beberapa saran. Yaitu penelitian lanjutan disarankan Asia Program.
menggunakan sampel yang lebih spesifik seperti Ojofeitimi EO, et al., Poor Dietary Intake of Energy
kadar hematokrit pada ibu hamil trimester tertentu, dan Retinol among Pregnant Women:
kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyu- Implications for Pregnancy Outcome. Pak. J.
luhan kepada masyarakat tentang pentingnya me- Nutr. 2008; 7 (3): 480-484. Southwest Nigeria.
meriksakan kehamilan khususnya pemeriksaan Rasmaliah. 2004. Anemia Kurang Besi Dalam
hematokrit dan mengkonsumsi suplemen zat besi Hubungan-nya Dengan Infeksi Cacing Pada Ibu
Hamil (skripsi). Sumatera Utara: Universitas
(Fe) pada ibu hamil yang Anemia.
Sumatera Utara.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2011. Kementerian
DAFTAR RUJUKAN Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Badan
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Gramedia Pustaka Utama Winkjosastro, H. 2005. DalamIlmu Kebidanan. Jakarta:
Arisman. 2009. Buku Ajaran Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Yayasan Bina Pustaka
Kehidupan.ECG. Jakarta Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Ma-
Bangun, H. 2005. Pembuatan dan Karakterisasi nusia: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:
Kapsul Alginat yang Tahan Terhadap Asam Salemba Empat.
Lambung. Jakarta: Media Farmasi. World Health Organization. 2008. Recommendations
Darlina. 2003. Faktor-Faktor yang Berhubungan for the Preventation of Postpartum Haemorrage.
Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Geneva: World Health Organization Department
(skripsi). Bogor: Departemen Gizi Masyarakat of Making Pregnancy Safer. http://www.who.int/
dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian makin g _ pr egn an cy_ safer /publica tion s/
Institut Pertanian Bogor. WHOreccomendationforPPHaemorrage.pdf
Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutritional (diakses 20 Oktober 2014)
Assessment. Second Edition. Oxford University
Press Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai