Anda di halaman 1dari 2

F2

Konseling dalam Upaya Pencegahan Diare

Latar belakang

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, hal
ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2010 KLB diare terjadi di 11 propinsi dengan jumlah penderita sebanyak 4. 204
orang. Jumlah kematian sebanyak 73 orang dengan Case Fatility Rate (CFR) sebesar 1,74 %.
Nilai CFR tersebut sama dengan CFR tahun 2009. CFR yang cukup signifikan tahun 2007-2008,
dari 1,79% menjadi 2,94%. Pada tahun 2009 dan 2010 kejadian diare turun menjadi 1,74%.
Penurunan ini dapat disebabkan oleh adanya perbaikan penatalaksanaan kasus pada diare. (Profil
Kesehatan Indonesia 2010).

Ada 2 faktor penyebab terjadinya diare yaitu faktor penyebab langsung dan tidak langsung.
Faktor yang menjadi penyebab langsung terjadinya diare antara lain yaitu infeksi, malabsorbsi,
makanan dan psikologis (Ngastyah, 2005), sedangkan yang menjadi penyebab tidak langsung
adalah keadaan gizi, perilaku hygiene, sanitasi lingkungan, kepadatan penduduk dan sosial
ekonomi. Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai peran penting dalam
menjaga dan memelihara kesehatan anak, sehingga seorang ibu dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang baik. Dengan pengetahuan yang baik, seorang ibu lebih mudah dan cepat
dalam melakukan pencegahan dan mengatasi diare. Akan tetapi masih ada ibu-ibu yang belum
menerapkan perilaku hidup sehat seperti menyiapkan makanan sebelum mencuci tangan,
kebiasaan ibu yang kurang memperhatikan kebersihan misalnya setelah membuang air besar atau
air kecil tidak mencuci tangan, membiarkan anak bermain ditempat yang kotor atau kurang
bersih atau kebiasaan ibu yang mencuci botol susu kurang benar seperti botol tidak langsung
dicuci setelah digunakan dan tutup botolnya selalu dibiarkan terbuka.

Permasalahan

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit diare disebabkan oleh penyebaran
kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja dan dari faktor resiko
lainnya yang merupakan faktor penjamu dan oleh faktor lingkungan dan perilaku yang kurang
baik terhadap pencegahan diare. Oleh karena itu diperlukan kerjasama lintas program/sektor
terkait serta partisipasi aktif masyarakat sehingga penyebab diare dapat ditekan. Faktor penjamu
yang menyebabkan kerentanan terhadap diare salah satunya adalah kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai pencegahan terjadinya penyakit diare. Kurangnya kesadaran ini salah
satunya berasal dari pengetahuan tentang diare yang masih rendah (Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Tengah, 2008 ).

Perencanaan

Dalam upaya kesehatan lingkungan, yaitu untuk melakukan pengendalian yang ditujukan untuk
memutus rantai penularan penyakit Diare salah satunya dengan konseling. Konseling dilakukan
pada orang tua pasien dan pasien dengan diare yang berobat di poli umum Puskesmas Tegalrejo.

Pelaksanaan

Kegiatan diawali dengan anamnesis singkat mengenai keluhan utama pasien dan pemeriksaan
tanda vital pasien, seperti laju nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh di poli umum Puskesmas
Tegalrejo. Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lebih mendalam, pemberian
terapi dan konsultasi. Konsultasi berisi tentang pencegahan diare pada anak.

Monitoring

Tanda-tanda dehidrasi, pemahaman orang tua tentang makanan yang bersih dan sehat, serta
perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai