tulang kranium/ kepala dan wajah ⚫Kelainan craniofacial merupakan salah satu penyebab terjadinya kelainan maloklusi ⚫Kelainan craniofacial sebagian besar merupakan kelainan kongenital yaitu berupa kelainan yang sudah tampak ketika lahir. Faktor utama etiologi maloklusi 1. Herediter 2. Non Herediter A. Lingkungan B. Penyebab spesifik dari maloklusi 1. Gangguan perkembangan embrioni
2. Gangguan pertumbuhan skeletal
3. Gangguan perkembangan dental Faktor Etiologi maloklusi antara lain
1. Faktor herediter / genetik
Menyebabkan terjadinya kelainan craniofacial, sebagian besar merupakan kelainan kongenital yaitu berupa kelainan yang sudah tampak ketika lahir. Beberapa gangguan genetik yang dapat menyebabkan kelainan cranio facial adalah 1. Cleidocranial dysplasia Etiologi dan patogenesis belum diketahui dg pasti , kelainan ini digambarkan sbg manifestasi kelainan genetik yg diwariskan secara dominan dan resesif. Frekwensi terjadi pd laki2 dan wanita adalah seimbang Sebagian besar pasien menunjukkan intelegensi normal ⚫ Penyakitini melibatkan tulang intramembranous dan endochondral pada tengkorak shg menunjukkan adanya pengurangan basis cranium dalam arah sagital, dan penutupan tulang fontalle yg lambat. Adanya tekanan hydrocephalik pd daerah yg tidak menulang khususnya fontanella menyebabkan penonjolan biparietal dan frontal serta perluasan lengkung Gejala Klinis • Defisiensi dari clavicula menyebabkan penampakan leher yg panjang dan sempit. • Kurangnya pembentukan cellular cementum menyebabkan keterlambatan dan kegagalan erupsi gigi • Kepala terlihat besar dan brachycephalus • Penderita terlihat sangat pendek, leher panjang dan bahu sempit dan turun • Terjadi hipoplasia maksila sehingga mandibula terlihat prognatik, lengkung palatal sempit dan tinggi 2. Crouzon’s syndrom (craniofacial dysostosis) Etiologi dan patogenesis merupakan kelainan genetik yg diwariskan secara autosomal, dominan Gejala Klinis Penampilan muka sangat khas sering digambarkan sbg hipoplasi pada mid face dan exopthalmus sangat jelas. Tanda2 khas pada penyakit ini adalah : digambarkan spt muka katak, terjadi deformitas pada cranial, hipoplasi maksila, orbita dangkal dengan exopthalmus dan divergen strabismus(juling) Dapat pula terjadi retardasi mental, tuli, gangguan penglihatan dan bicara Secara intra oral akan terlihat penyempitan lengkung maxilla, lengkung palatal tinggi, bilateral posterior lingual crossbite, anterior open bite. 3.Treacher collin syndrome (Mandibulofacial dysostosis) Pada penyakit ini sering terjadi anomali bilateral spt palpebral miring kearah bawah, cacat pada kelopak mata bawah, hipoplasi mid-face, dan mandibula, cacat pd daun telinga Etiologi dan patogenesis Merupakan kelainan genetik yang diwariskan dengan cara autosomal dominan. Kelainn ini relatif jarang, 0,5 – 10,6 kasus per 10.000 kalahiran Telah dimulai antara minggu ke 6-7 masa embrionik Abnormalitas disebabkan oleh kegagalan suplai darah masa embrionik • Gambaran Klinis Terjadi hipoplasi pada mandibula, maksila, zygoma, serta telinga tengah, dan telinga eksterna dengan derajat yg bervariasi. Penampilan muka sangat khas , sering digambarkan sbg bird like atau fish like. 75% menunjukkan kecacatan pada 1/3 bagian luar kelopak mata bawah. sering terjadi atresia kongenital lubang telinga eksterna dan terjadi kecacatan daun telinga, microtia (daun telinga kecil) atau tidak ada sama sekali, sering disertai ketulian Pada 30% kasus menunjukkan adanya celah palatum , 15 % kasus menunjukkan macrostomia, dapat disertai dengan open bite dan hipoplasi madibula
4. Down Syndrome (Trisomy 21)
Etiologi & patogenesis Merupakan salah satu kelainan yg disebabkan karena kelainan kromosom. Insidensinya 1 : 600 atau 700 kelahiran Gejala Klinis Terjadi retardasi mental pd derajat yg bervariasi, 30% menunjukkan dementia, terjadi penuaan dini setelah usia 35 th. Kepala akan terlihat brachicephalic, dahi menonjol, fontanella terlihat lebar dan luas. Manifestasi intra oralnya terlihat fissura pada lidah, makroglossia, posisi mulut terbuka, lidah selalu keluar, bernafas melalui mulut, kadang2 terjadi celah palatum dan bibir, anomali gigi2 dan penyakit periodontal. Pada75% kasus menunjukkan keterlambatan erupsi erupsi gigi sulung dan gigi permanen, disertai mikrodontia, hipodontia, malformasi mahkota dan akar gigi, prognatism, crossbite posterior, crowded gigi anterior 5. Brittle Bone Syndrome (Osteognesis Imperfecta) Etiologi dan patogenesis Merupakan salah satu penyakit keturunan dimana tulang yg terbentuk rapuh dan mudah patah, sklera biru, ligamen kendur, hilang pendengaran Sering terjadi fraktur multiple in utero dan selama proses persalinan, dan bayi sering tidak bertahan hidup 6. Osteopetrosis ( Marble Bone Desease) Etiologi & patogenesis Merupakan penyakit yang diturunkan heterogen dan ditandai dengan kerusakan fungsi osteoklas, penambahan kepadatan tulang yg menyeluruh dan simetris, serta resorbsi tulang yg abnormal Wajah melebar dgn hipertelorism (ke2 mata terpisah jauh), kepala kedepan, produksi tulang abnormal dapat menyebabkan saraf cranial tertekan. Bisu, tuli, dan facial palsy atau neuropathy trigeminal dpt sbg komplikasi yg parah. Erupsi gigi terlambat 2. FAKTOR NON HEREDITER A. Faktor Lingkungan Paparan dari lingkungan terhadap ibu hamil, berupa senyawa kimia berbahaya terhadap munculnya kelainan pada janin. Contohnya pestisida, alkohol, tembakau, radiasi dan obat obatan, penyakit Limbah pabrik, peleburan besi atau pertambangan dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan perkembangan ibu hamil B. Penyebab Spesifik dari Maloklusi 1. Gangguan Perkembangan Embrionik A. Gangguan genetik/ herediter B. Gangguan lingkungan Bahan , obat obatan / bahan kimia, infeksi penyakit dapat menimbulkan gangguan dentocraniofacial 3. Gangguan pertumbuhan Skeletal antara lain disebabkan karena trauma a.Trauma Prenatal b.Trauma ketika proses kelahiran c.Trauma Postnatal a. Trauma sebelum lahir/Prenatal
Posisi Janin di dalam rahim tidak
menguntungkan selama masa kehamilan 1. Tekanan pada wajah: Karena adanya tekanan dari lengan yg melintang wajah di dalam rahim, menyebabkan pertumbuhan maxilla terganggu 2. Kepala Janin membungkuk dengan erat terhadap dada di dalam rahim ⚫mencegah mandibula untuk berkembang ke arah depan secara normal. ⚫Maka wkt lahir mandibula berukuran kecil dan terkadang disertai cleft palate karena tekanan dari mandibula lidah cenderung ke arah atas dan mencegah penutupan bagian palatum ⚫Extrem defisiensi pd mandibula saat lahir disebut Pierre Robin Syndrome
b. Trauma saat kelahiran
⚫Penggunaan forcep/ tekanan pd temporo mandibula menyebabkan 1. Pendarahan dalam 2.Jaringan lunak yang terganggu 3.perkembangan dari mandibula terganggu. ⚫Forcep sering melukai daerah TMJ ⚫Terjadi Angkylosis pada sendi mandibula. ⚫Pada perkembangan awal di masa anak-anak ⚫Pertumbuhan Mandibula terhambat sangat parah ⚫Dan tertarik ke depan oleh jaringan lunak yang terbentuk. Lalu mandibula tertarik ke arah depan. ⚫Setelah injury terjadi problem pertumbuhan, luka di daerah tersebut menyebabkan adanya ketidakseimbangan tarikan jaringan lunak untuk berkembang normal: mandibula tidak dapat ikut tertarik ke depan maka terjadilah asimetri SEKIAN