Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) kini telah menjadi persoalan serius bagi
kesehatan masyarakat dunia. Gagal ginjal kronis semakin banyak menarik perhatian
dan semakin banyak dipelajari karena selain memerlukan pengobatan yang mahal,
pada GGK walaupun sudah mencapai tahap gagal ginjal terminal (penyakit ginjal
tahap akhir), penderita masih dapat hidup panjang dengan kualitas hidup yang cukup
baik (Sidabutar, 2007dalamRia, 2014).
Penyakit gagal ginjal terjadi karena ginjal yang tidak mampu mengangkut
sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Adapun ketidakmampuan
ginjal melakukan fungsinya tersebut, prosesnya diawali dari suatu bahan yang
biasanya dieliminasi oleh urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan
ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan,
elektrolit dan asam basa (Kusuma, 2010).
Pada klien gagal ginjal kronik, tindakan untuk mempertahankan hidupnya
salah satunya dengan terapi hemodialisis dan taat terhadap intervensi yang diberikan
bagi penderita gagal ginjal. Salah satu intervensi yang diberikan bagi penderita gagal
ginjal adalah peningkatan protein yang dianjurkan oleh medic (Lita, 2009).
Secara ringkas patofisiologis gagal ginjal kronis dimulai pada fase
awal gangguan, keseimbangan cairan penanganan garam, serta
penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian
ginjal yang sakit .Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25 % normal,
manifestasi klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefronnefron sisa yang
sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak .Nefron
yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsobrpsi, dan sekresinya,
serta mengalami hipertrofi.Arif mutaqin dkk, 2011)
Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron
yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga nefron-nefron tersebut
ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini
tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk
meningkatkan reabsorbsi protein.
Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim
terpadu yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan
lain diperlukan agar terapi yang diperlukan kepada pasien optimal. Asuhan
gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar
mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas normal, menjaga
keseimbangn cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai
kualitas hidup yang cukup baik.
Asupan protein adalah banyaknya zat gizi protein yang dikonsumsi
rata – rata per hari dibandingkan kebutuhan untuk mencapai kebutuhan
normal. Asupan Protein sangat diperlukan mengingat fungsinya dalam tubuh.
Asupan protein dapat dipengaruhi oleh konsumsi protein yang rendah dalam
diit, asupan makanan yang kurang pengaruh dari melemahnya kekebalan
tubuh. Pengaruh asupan protein disamping asupan kalori memegang peranan
yang penting dalam penanggulangan gizi penderita gagal ginjal kronik,
karena gejala sindrom uremik disebabkan karena menumpuknya katabolisme
protein tubuh.
Asupan protein cukup 1-1,2 gr/kg BB/hari, untuk menjaga
keseimbangan nitrogen dan kehilangan protein selama didialisis. Sekurangkurangnya
50% asupan protein berasal dari protein bernilai biologi tinggi, ang lebih lengkap
kandungan asam amino escensialnya sumber protein ini biasanya dari golongan
hewani, misalnya telur, daging, ayam, ikan, susu,
kerang dan lain-lain dalam jumlah sesuai anjuran (Roesma,1992)
.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah
bagaimana gambaran asupan protein dan jenis protein pada pasien hemodialisa di
ruang hemodialisa RSI Sultan Agung Semarang ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Mengetahui asupan protein dan jenis protein pada pasien hemodialisa di Ruang
Hemodialisa RSI Sultan Agung Semarang.
2. Tujuan khusus
- Mengetahui asupan protein pasien hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSI
Sultan Agung Semarang.
- Mengetahui jenis protein pasien hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSI
Sultan Agung Semarang.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Bagi peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan peneliti yang berkaitan dengan
gambaran asupan protein dan jenis protein pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisa di RSI Sultan Agung Semarang.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pasien
Mengetahui asupan protein dan jenis protein pasien sehari – hari
b. Bagi ahli gizi
Meberikan informasi kepada ahli gizi ruangan tentang gambaran asupan
protein dan jenis protein pasien gagal ginjal kronis yang menjalani rawat jalan
hemodialisa di RSI Sultan Agung Semarang,

Anda mungkin juga menyukai