Mini Pro Alai
Mini Pro Alai
DI DESA KUNDUR
OLEH
DOKTER PENDAMPING:
Diajukan oleh:
Disahkan Oleh :
Pembimbing
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT berkat
pengalaman penulis, penulis menyadari bahwa ini tidak luput dari kekurangan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penulisan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Farid
A. Moses Yudisthira yang telah membimbing serta berbagai pihak yang telah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................1
1.2 Tujuan kegiatan..............................................................................3
1.2.1 Tujuan umum.....................................................................3
1.2.2 Tujuan khusus....................................................................3
1.3 Manfaat kegiatan............................................................................4
BAB III Optimalisasi Pengawasan Kelaikan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran Terhadap Penjamah Makanan di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif
Kasim II Pekanbaru .........................................................................................
21
3.1 Plan............................................................................................... 21
3.1.1 Deskripsi keadaan............................................................... 21
3.1.2 Identifikasi masalah............................................................ 22
3.1.3 Penentuan prioritas masalah............................................... 24
3.1.4 Analisis penyebab masalah................................................. 26
3.1.5 fishbone analysis ishikawa................................................. 27
1
3.1.6 Plan of Action (PoA).......................................................... 28
3.1.7 Definisi Operasional........................................................... 30
3.2 Do................................................................................................ 31
3.3 Check........................................................................................... 31
3.4 Action.......................................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 33
BAB V PENUTUP........................................................................................... 36
5.1 Simpulan..................................................................................... 36
5.2 Saran........................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 39
LAMPIRAN..................................................................................................... 40
2
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Identifikasi masalah......................................................................... 22
Tabel 3.2 Penetuan prioritas masalah.............................................................. 25
Tabel 3.3 Analisis penyebab masalah.............................................................. 26
Tabel 3.4 Strategi dan alternatif pemecahan masalah...................................... 28
Tabel 3.5 Do.................................................................................................... 31
Tabel 3.6 Check............................................................................................... 31
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Analisis tulang ikan (Fishbone Analysis).................................... 27
4
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Formulir Penilaian Pemeriksaan Kelaikan Higiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran..............................................................................................40
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Sosialisasi Vaksin Tifoid ke KKP.................47
Lampiran 3 Pamflet..........................................................................................48
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan...................................................................49
Lampiran 5 Daftar Peserta Sosialisasi...............................................................52
5
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
of Diseases (ICD)-10 definisi kematian ibu (maternal death) adalah “kematian ibu
selama masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari setelah akhir kehamilannya
diperburuk oleh kehamilan atau manajemennya, akan tetapi bukan karena kasus
Pada survey yang dilakukan oleh SDKI pada tahun 2010 sampai 2013
ditemukan ada lima komplikasi dalam kehamilan yang menjadi penyebab utama
kematian ibu hamil yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus
lama/macet, dan abortus. Dimana pada tahun 2013 penyebab kematian ibu
hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama
1,8% dan abortus 1,6%. Angka hipertensi dalam kehamian terus mengalami
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung antara lain
terjadi karena perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Sekitar 90% kematian ibu terjadi
pada saat persalinan dan 95% akibat komplikasi persalinan yang sering tidak
ii
diperkirakan sebelumnya. Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain adalah
anemia, kekurangan energi kronis (KEK), dan keadaan 4 (empat) terlalu yaitu ibu
hamil dengan umur yang terlalu muda/tua, ibu yang terlalu sering hamil atau
2019 sebanyak 31 orang yang di rinci kan 41% disebabkan oleh perdarahan 39%
darah 8%, gangguan metabolik sebanyak 3% dan infeksi 5%.4 Hipertensi dalam
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Frekuensi preeklampsia untuk tiap
keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Jika preeklamsia berat tidak
ditangani dengan baik maka pasien akan mengalami kejang dan berlanjut ke
eklamsia. Demikian pula jika eklamsia tidak ditangani secara cepat akan terjadi
kehilangan kesadaran dan kematian karena kegagalan jantung, ginjal hati atau
perdarahan otak. Oleh karena itu kejadian kejang pada penderita preeklamsia berat
Etiologi preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun ada 3 hal yang
menjadi dasar terjadinya penyakit ini, yaitu maladaptasi sindrom, Imunologi, dan
iii
malnutrisi. Beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan dengan perkembangan
penyakit ini yaitu primigravida, multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin
lebih dari satu, dan morbid obesitas. 85% preeklampsia terjadi pada kehamilan
pertama. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin
lebih dari satu, dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat.7
Provinsi Riau. Berdasarkan data Provinsi Riau Tahun 2010, adalah 173 kasus dan
preeklampsia menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk angka kematian ibu
setelah perdarahan (34.7 %). Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di
RSUD Arifin Achmad dijumpai kasus preeklampsia pada tahun 2009 sebanyak
200 kasus dari 1215 kehamilan (16,5 %), tahun 2010 meningkat sebanyak 248
kasus dari 1182 kehamilan (20,9 %) dan pada tahun 2011 juga mengalami
peningkatan kejadian preeklampsia yaitu sebanyak 261 kasus dari 1107 kehamilan
(23,5 %).8 Sedangkan untuk kasus kematian ibu di UPT Puskesmas Alai tiap
tahunnya cukup sedikit. Jumlah kematian ibu di UPT Puskesmas Alai pada tahun
1.2 Tujuan
iv
1.2.2 Tujuan Khusus
kehamilan sebagai salah satu faktor penyebab kematian ibu di Desa Kundur.
v
1.3 Manfaat
1) Dokter Internsip
3) Puskesmas Alai
preeklamsia kepada ibu hamil dan keluarga sehingga dapat melakukan upaya
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian maternal atau kematian ibu menurut batasan dari The Tenth
wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah kehamilan,
tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang
kematian ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam
vii
2.1.2 Penyebab Kematian Ibu
keputusan.
kesehatan.
viii
2.1.3 Epidemiologi Kematian Ibu
210 per 100.000 KH. Angka kematian maternal ini merupakan ukuran yang
mencerminkan risiko obstetrik yang dihadapi oleh seorang wanita setiap kali
wanita tersebut menjadi hamil. Risiko ini semakin bertambah seiring dengan
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228. SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI
yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Kematian ibu
survei nasional hingga tahun 2012. Angka Kematian Ibu (AKI) belum
menunjukkan perbaikan.11
Angka sebesar 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup ini setara
dengan 17 ribu kejadian kematian ibu setiap tahunnya. Hasil analisis dan studi
lanjutan Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan bahwa proporsi kematian ibu
terbesar terjadi pada saat persalinan dan 48 jam pertama setelahnya. Kematian
yang terjadi pada masa kehamilan sebagian besar terjadi saat ibu tersebut
ix
Di Indonesia 1 dari 10 kehamilan terjadi pada remaja berusia 15-19 tahun.
Risiko kesakitan dan kematian yang terjadi 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan
kehamilan pada usia yang lebih matang. Penyebab langsung kematian ibu di
infeksi. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah masih banyaknya kasus 3
2019 sebanyak 31 orang yang di rincikan 41% disebabkan oleh perdarahan 39%
prov. riau 2019). Hipertensi dalam kehamilan terdiri dari 5 macam, yaitu
Penyebab tidak langsung kematian maternal ini antara lain adalah anemia, kurang
energi kronis (KEK) dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda / tua, terlalu sering dan
terlalu banyak).9
1. Determinan Dekat
x
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas. Komplikasi yang dapat
d. Partus macet atau partus lama. Partus lama terjadi sejak ibu mulai
dari 12 jam. Kasus bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak mulas,
xi
terjadi kesempitan jalan lahir, mengubah posisi dan kebutuhan janin
dari kematian ibu meliputi status kesehatan ibu, status reproduksi, akses
kesehatan.
maternal, akan tetapi faktor sosio kultural, ekonomi, dan faktor- faktor
xii
2.2 Preeklamsia
Keadaan ini ditandai oleh peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) yang
National High Blood Pressure Education Program 2000 dapat ditegakkan bila
mmHg
adalah terdapatnya 300 mg atau lebih protein dalam urin 24 jam atau 30 mg/dL
(+1 pada dipstik) secara menetap pada sampel urin acak. Proteinuria terjadi karena
berat pada penderita preeklampsia bila didapatkan salah satu gejala berikut:
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg;
kreatinin serum (> 1,2 mg/dL); Edema paru dan sianosis; Gangguan visus dan
xiii
serebral disertai sakit kepala yang menetap; Nyeri epigastrium yang menetap;
ditemukannya desakan darah > 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum
yang terbukti tidak disebabkan oleh hal yang lain. Kejang bersifat grand mal dan
timbul sebelum, selama, atau setelah persalinan. Kejang dapat timbul lebih dari 48
jam pascasalin, terutama pada nulipara dan dapat dijumpai sampai 10 hari
pascasalin.15
2.2.2 Etiologi
suatu penyakit akibat status leukosit yang teraktivasi secara berlebihan pada
darah ibu.17 Desidua mengandung sel yang berlebih jika teraktivasi dapat
memulai terjadinya kerusakan sel. Sitokin, TNF-α (Tumor necrosis factor alpha)
xiv
dan interleukin dapat berperan terhadap stres oksidatif yang berhubungan dengan
kejadian preeklampsia.16
2.2.3 Patogenesis
patofisiologi yang paling dini terjadi dan konsisten pada preeklampsia. Bahkan
bahwa faktor uterus dan janin tidak dibutuhkan dalam mekanisme tersebut.17
timbulnya manifestasi klinis pada preeklampsia. Teori ini tidak lepas dari teori
patogenesis preeklampsia yang lain, salah satunya yaitu teori iskemia plasenta.
peroksida lipid yang selanjutnya akan masuk ke dalam dan terikat dengan
lipoprotein, khususnya low density lipoprotein (LDL).10 Dalam kadar yang rendah
peroksida lipid merupakan peristiwa normal dalam kehidupan sel atau jaringan.17
a. Hipertensi
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4 sampai 6 jam pada
xv
darah diastolik pada saat datang, dibagi menjadi ringan (90-99 mmHg), sedang
(100-109 mmHg) dan berat (> 110 mmHg). Definisi hipertensi berat adalah
tekanan darah. Pengukuran dilakukan pada posisi duduk atau telentang, posisi
lateral kiri, kepala ditinggikan 30 derajat, posisi manset setingkat dengan jantung
bunyi).18
b. Proteinuria
24 jam atau tes urin dipstik > positif 1 dalam 2 kali pemeriksaan berjarak 4
sampai 6 jam. Proteinuri berat adalah adanya protein dalam urin 5 mg/24 jam.
proteinuria dipstik hanya dapat digunakan sebagai tes skrining dengan angka
positif palsu yang sangat tinggi dan harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan
xvi
c. Penegakan Diagnosis Preeklampsia Berat
hipertensi berat (TD >160/100) dengan proteinuria berat (> 5g/hari atau tes urin
dipstik . positif 2) atau disertai dengan keterlibatan organ lain. Kriteria lain
preeklampsia berat yaitu bila ditemukan gejala dan tanda disfungsi organ, seperti
kejang, edema paru, oliguria, trombositopeni, peningkatan enzim hati, nyeri perut
epigastrik atau kuadaran kanan atas dengan mual dan muntah serta gejala serebral
menetap seperti sakit kepala, pandangan kabur, penurunan visus atau kebutaan
- Ekskresi protein dalam urin > 300 mg/24 jam atau > +1 dipstik, rasio
- Janin: Oligohidramnion
xvii
2.2.5 Penatalksanaan
Pengakhiran kehamilan dilakukan saat usia ibu atau janin berumur 34 minggu.
Apabila persalinan pada usia persalinan yang lebih awal diperlukan, terdapat
peningkatan risiko luaran neonatal yang buruk. Luaran neonatal bergantung pada
xviii
Pemantauan persalinan untuk 24-48 jam pertama
Pemberian kortikosteroid, profilaksis dengan MgSO4 dan obat antihipertensi
USG, pemantauan denyut jantung janin, gejala-gejala yang timbul dan pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan ekspektatif
xix
dengan mengurangi morbiditas neonatal serta memperpanjang kehamilan tanpa
serta pemantauan ketat ibu dan janin untuk mengidentifikasi indikasi persalinan.
perinatal.14
Adanya proteinuria berat pada ibu hamil dengan preeklampsia berat yang
buruk. Pada sebuah penelitian yang melibatkan 42 ibu hamil dengan proteinuria
jam atau lebih), terjadi perpanjangan kehamilan yang signifikan dan terjadi
perbaikan disfungsi ginjal pada semua ibu hamil dalam 3 bulan setelah
melahirkan.
Ekspektatif/konservatif
Aktif/agresif
xx
terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
Indikasi ibu:
Indikasi janin:
pemeriksaan USG
Timbulnya oligohidramnion
BAB III
xxi
PREEKLAMSIA PADA KEHAMILAN SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR
Tinggi Barat, yang mana Kecamatan Tebing Tinggi Barat berbatasan dengan:
Wilayah kerja Puskesmas Alai terbilang dalam cakupan luas yaitu sebanyak
angka kematian neonatal, angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita
(AKABA). Angka kematian ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
xxii
dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
kehamilan, melahirkan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
ibu di UPT Puskesmas Alai pada tahun 2021 yaitu 1 jiwa di Desa Kundur yang di
a. Data rekam medis dan buku KIA ibu hamil yang meninggal.
2. Masalah
Preeklamsia pada kehamilan sebagai salah satu faktor penyebab kematian ibu
di Desa Kundur.
3. Evidence Based
xxiii
Data rekam medis ibu
a. Anamnesis : Ny. N (25 th) Ibu datang ke Puskesmas Alai dengan gejala nyeri kepala,
bengkak di wajah, tangan dan kaki, nyeri ulu hati, muntah, penglihatan kabur serta
kesadaran yang mulai menurun. Ibu menikah saat usia 24 tahun dan ini merupakan
kehamilan yang pertama. Ibu selama hamil telah mendapatkan asuhan antenatal dari
trimester I, 2 kali di trimester II dan III. Ibu telah menerima pelayanan antenatal
Resiko yang ditemukan saat ANC ibu tidak memiliki keluhan tekanan darah tinggi
sebelum hamil, namun ditemukan tekanan darah tinggi saat usia kehamilan 28
minggu. Ibu juga mengeluhkan kaki dan tangannya bengkak, serta sering marasa
pusing saat usia kehamilan 28 minggu. Pada keluarga ibu juga memiliki riwayat
hipertensi yaitu kedua orang tuanya. Masalah non medis yang menyebabkan kematian
ibu yaitu keluarga terlambat mencari bantuan, menolak pengobatan atau dirawat
b. Pemeriksaan fisik:
c. Laboratorium
xxiv
- Rapid antigen : negatif
d. Terapi
- Keluarga ibu mengatakan ibu tidak memiliki riwayat penyakit apapun sebelum
hamil. Namun setelah usia kehamilan 28 minggu, tekanan darah ibu tinggi saat
- Selama hamil ibu sering mengikuti kelas ibu hamil dan ke puskesmas. Rutin
mengikuti ANC, namun tidak pernah ke dokter kandungan karena rumah sakit
jauh dari rumah. Padahal sudah di sarankan untuk ke rumah sakit, karena jauh,
- Selama hamil pola makan ibu teratur dan banyak makan, tidak ada pantangan
sehingga BB ibu naik drastis. Makanan yang dimakan seperti daging, hati,
ayam, ikan, telur, udang dan ibu jarang memakan sayur dan buah.
- Setelah usia kehamilan ibu 28 minggu didapatkan tekanan darah ibu tinggi dan
mengubah pola makan dengan mengurangi makan makanan asin, garam dan
lebih banyak makan sayur. Namun ibu tidak menuruti nasihat dokter. Obat
- Setelah usia kehamilan 7 bulan kaki, tangan dan wajah ibu mulai terlihat
bengkak dan ibu sering mengeluhkan sakit kepala. Kemudian ibu hanya
xxv
meminum obat HT dan paracetamol. Namun keluhan tidak berkurang.
Jika di rujuk ke RSUD Meranti jaraknya jauh dan tidak ada biaya. Setelah
berbagai aspek diperoleh melalui wawancara dan data rekam medis ibu yang
xxvi
karena sering lupa
dan tidak ada keluhan.
Lingkungan Wawancara dengan
Kurangnya dukungan dari keluarga:
keluarga sehingga ibu Keluarga tidak
terlambat untuk di rujuk. mendukung ibu untuk
Kurangnya pengetahuan di rujuk sehingga ibu
keluarga tentang tanda dan terlambat di rujuk dan
gejala bahaya preeklamsia meninggal di rumah
sakit.
Keluarga tidak
mengetahui tanda dan
bahaya preeklamsia.
Karena kurangnya
pengetahuan.
Sarana dan prasarana Wawancara dengan
Akses rumah sakit yang jauh keluarga:
dan trnsportasi yang kurang Jarak rumah ibu ke
memadai. rumah sakit cukup jauh
Keluarga tidak memiliki dan keluarga tidak
biaya yang cukup untuk memiliki transportasi
memeriksakan kehamilan yang memadai. Jadi
dan merujuk ke rumah sakit keluarga hanya
memeriksakan ibu
cukup di puskesmas
saja.
Keluarga tidak
memiliki cukup biaya
untuk memeriksakan
kehamilan ibu ke
dokter kandungan di
rumah sakit.
xxvii
3.2.5 Analisis Fishbone Ishikawa
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Analisis Fishbone Ishikawa.
SDM
Ibu primigravida
Pola makan ibu yang tidak di ubah selama
kehamilan sehingga mengalami obesitas.
Ibu tidak rutin minum obat hipertensi yang telah
di anjurkan dokter.
25
3.2.6 Plan of Action (POA)
Selanjutnya penetapan alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan solusi terbaik untuk Preeklamsia pada kehamilan sebagai salah satu
faktor penyebab kematian ibu di Desa Kundur,berikut adalah tabel alternatif pemecahan masalah:
28
2. Lingkungan
Kurangnya Keluarga ibu Rumah Dokter Senin, Jangka pendek :
Memberikan Supaya
dukungan yang keluarga ibu Internsip 10 Keluarga mengetahui
dari keluarga edukasi dan keluarga meninggal yang Januari tentang tanda dan gejala
sehingga ibu pengertian mengetahui meninggal 2022 bahaya preeklamsia pada
terlambat kepada keluarga tanda dan ibu hamil. Keluarga
untuk di agar mendukung gejala bahaya memberi dukungan penuh
rujuk. jika ada ibu preeklamsia. untuk kesehatan dan
Kurangnya Sehingga penyelamatan ibu.
hamil yang
pengetahuan Jangka panjang:
mengalami meningkatkan
keluarga Keluarga bisa melakukan
preeklamsia pengetahuan pencegahan bahaya
tentang tanda
dan gejala yang harus di keluarga. Serta preeklamsia jika ada
bahaya rujuk agar segera memberi keluarga yang mengalami
preeklamsia di rujuk. dkungan preeklamsia.
kepada ibu
Memberikan
sehingga
edukasi tentang
kematian bisa
tanda dan gejala
dicegah.
bahaya
preeklamsia
kepada keluarga.
3 Sarana dan
. prasarana Terbantunya Kepala Desa Di kantor Dokter Selasa, Jangka pendek :
Memberikan
Akses rumah masyarakat Kundur Desa Internsip 11 Diterimanya surat
sakit yang rekomendasi Kundur Januari rekomendasi oleh
khususnya
jauh dan kepada desa jika 2022 Kepala Desa Kundur
ibu hamil
trnsportasi ada warga yang Keluarga mengerti
yang
yang kurang memerlukan untu mempersiapkan
memerlukan
memadai. pertolongan biaya darurat mulai
pertolongan
Keluarga kesehatan, desa dari awal kehamilan
tidak kesehatan,
bisa sehingga
memiliki
biaya yang menyediakan tidak ada
29
cukup untuk
transportasi lagi ibu Jangka panjang :
memeriksak hamil yang Ibu hamil dan
an desa. keluarga dapat
meninggal
kehamilan Memberikan karena memeriksakan
dan merujuk kehamilan ataupun
edukasi dan terhambat
ke rumah saat dirujuk ke rumah
saran kepada transportasi. Keluarga Ibu 10
sakit untuk sakit tidak terkendala
di rujuk. keluarga untuk Agar saat yang Januari transportasi.
menyiapkan persalinan meninggal 2022 Keluarga mampu
biaya persalinan atau kondisi mempersiapkan biaya
atau biaya darurat pada persalinan dan biaya
darurat mulai ibu hamil, darurat lebih awal, jika
dari awal
biaya untuk ada keluarga yang lain
keperluanny mengalami hal yang
kehamilan.
a sudah sama.
tersedia.
30
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Preeklamsia pada kehamilan sebagai salah satu faktor penyebab kematian ibu di
sebagai salah satu faktor penyebab kematian ibu di Puskesmas Alai dengan skor
berbagai aspek yaitu method, man dan material yang diperoleh melalui
faktor penyebab kematian ibu menjadi prioritas masalah karena kematian maternal
1,8% dan abortus 1,6%. Angka hipertensi dalam kehamian terus mengalami
kenaikan dari tahun 2010 sampai 2013.2 Sedangkan di Riau sendiri kasus
yaitu sekitar 32%. Preeklamsia berat dan eklamsia merupakan resiko yang dapat
keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Jika preeklamsia berat tidak
ditangani dengan baik maka pasien akan mengalami kejang dan berlanjut ke
akibat preeklamsia.
preeklamsia dan tidak ditemukan media informasi dan promosi seperti brosur,
masalah yang telah diberikan sesuai Plan Of Action yaitu menyampaikan surat
penyebab kemtian ibu hamil secara rutin. Alternatif pemecahan masalah untuk
memberikan media informasi berupa pamflet. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Adhiana, terdapat hubungan paparan media informasi dengan
apa itu penyakit preeklamsia, bahaya, penyebab dan cara pencegahannya agar
sesuai Plan Of Action yaitu dengan melakukan edukasi secara personal terhadap
33
keluarga. Jika keluaga yang lain memiliki gejalah yang sama dengan ibu hamil
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kundur, masih kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang bahaya
memberikan edukasi secara personal terhadap ibu hamil dan keluarga. dan
34
salah satu faktor penyebab kematian ibu di Puskesmas Alai untuk indikator
7. Action dalam masalah ini yang dapat dijadikan standarisasi adalah edukasi
ibu hamil dan keluarganya dari beberapa pertanyaan yang diberikan setelah
pemberian edukasi.
5.2 Saran
2. Kepada Bidan Desa untuk memeberikan edukasi antar personal kepada setiap