Anda di halaman 1dari 9

Metode Iterasi Jacobi

SPL [A] [x] = [b] ditulis dalam notasi indeks


ai,j xj = bi (i = 1,2,…, n)
j=1

Pada metode iterasi Jacobi, setiap persamaan sistem diselesaikan untuk


komponen vektor solusi yang terkait dengan elemen diagonal, xi. Jadi

i−1 n
1
∑ ∑
xi = bi − ai,j xj − ai,j xj (i = 1,2,…, n) [1]
ai,i j=1 j=i+1

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 43
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Vektor solusi awal x(0) ditentukan terlebih dahulu. Superskrip tanda kurung
menyatakan banyaknya iterasi, dengan nol menyatakan vektor solusi awal.
Vektor solusi awal x(0) kemudian disubstitusi ke Pers. [1] untuk menghasilkan
vektor solusi yang telah diperbaiki untuk iterasi pertama, x(1). Jadi

i−1 n
1
xi(1) ai,j xj(0) − ai,j xj(0)
∑ ∑
= bi − (i = 1,2,…, n) [2]
ai,i j=1 j=i+1

Prosedur ini diulang terus (atau diiterasi) sampai tercapai kriteria konvergensi.

Algoritma Jacobi untuk langkah iterasi ke-k adalah:

i−1 n
1
xi(k) = ai,j xj(k−1) − ai,j xj(k−1)
∑ ∑
bi − (i = 1,2,…, n) [3]
ai,i j=1 j=i+1

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 44
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Bentuk yang ekivalen tapi lebih mudah daripada Pers. [3] dapat diperoleh
dengan menjumlahkan dan mengurangkan xi(k-1) dari sisi sebelah kanan dari
Pers. [3] untuk menghasilkan

n
1
xi(k) = xi(k−1) + ai,j xj(k−1)

bi − (i = 1,2,…, n) [4]
ai,i j=1

Persamaan [4] secara umum dapat dituliskan dalam bentuk

Ri(k−1)
xi(k) = xi(k−1) + (i = 1,2,…, n) [5a]
ai,i
n
Ri(k−1) = bi − ai,j xj(k−1)

(i = 1,2,…, n) [5b]
j=1

dengan Ri(k-1) disebut dengan residu persamaan ke-i.

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 45
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Misalkan besarnya batas toleransi konvergensi dinyatakan dengan ε.
Beberapa kriteria konvergensi bisa dipilih.

Untuk kriteria ralat absolut, pilihan berikut ini bisa dilakukan:


1/2
n n

[∑ ]
(Δxi)2

| (Δxi)max | ≤ ϵ, | Δxi | ≤ ϵ, atau ≤ϵ [6]
i=1 i=1

Untuk kriteria ralat relatif, bisa dilakukan pilihan-pilihan berikut:


1/2
2
n n

∑ ( xi )
(Δxi)max Δxi Δxi
∑ xi
≤ ϵ, ≤ ϵ, atau ≤ϵ [7]
xi i=1 i=1

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 46
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jika digunakan residu untuk mencari konvergensi, bisa digunakan dua
pendekatan berikut ini.

Pendekatan L1 norm:


R1 = Ri ≤ ϵ [8]
i=1

Pendekatan L2 norm atau (Euclidean norm) :

n
( Ri) ≤ ϵ
2

R2 = [9]
i=1

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 47
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Metode Iterasi Gaus-Seidel
Pada metode Jacobi, semua nilai x(k) didasarkan pada nilai x(k-1).
Metode Gauss-Seidel mirip dengan metode Jacobi, hanya saja semua nilai xi
yang baru saja dihitung, digunakan di semua perhitungan. Singkatnya, begitu
diperoleh nilai xi yang telah diperbaiki, nilai tersebut segera digunakan.

Algoritma Gauss-Seidel diperoleh dari algoritma Jacobi, Pers. [3], dengan


menggunakan nilai-nilai xjk pada penjumlahan dari j=1 ke i-1 (anggap proses
sweeping berlangsung dari i=1 ke n). Jadi

i−1 n
1
xi(k) ai,j xj(k) − ai,j xj(k−1)
∑ ∑
= bi − (i = 1,2,…, n) [10]
ai,i j=1 j=i+1

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 48
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Persamaan [10] dapat ditulis dalam residu Ri dengan menambahkan dan
mengurangkan xi(k-1) dari sisi sebelah kanan persamaan serta menyusunnya
kembali untuk menghasilkan

(k−1)
Ri
xi(k) = xi(k−1) + (i = 1,2,…, n) [11a]
ai,i
i−1 n
Ri(k−1) = bi − ai,j xj(k) − ai,j xj(k−1)
∑ ∑
(i = 1,2,…, n) [11b]
j=1 j=i

Metode Gauss-Seidel biasanya disebut juga dengan metode iterasi berurutan


(successive iteration) karena nilai-nilai semua xi yang paling baru digunakan
di semua perhitungan. Metode iterasi Gauss-Seidel secara umum lebih
cepat mencapai konvergensi dibandingkan dengan metode iterasi Jacobi.

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 49
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Metode Successive Over Relaxation (SOR)

Metode Gauss-Seidel dapat dimodifikasi untuk mengikutsertakan over-


relaksasi hanya dengan mengalikan residu Ri(k-1) di Pers. [11b] dengan faktor
over-relaksasi, ω. Jadi metode SOR dinyatakan sebagai berikut:

i−1 n
ω
xi(k) = (1 − ω)xi(k−1) + ai,j xj(k) − ai,j xj(k−1)
∑ ∑
bi −
ai,i j=1 j=i+1
[12]
(i = 1,2,…, n)

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 50
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Ketika ω = 1, Pers. [12a] menjadi metode Gauss-Seidel.

Jika 1 < ω < 2, sistem persamaan menjadi over-relaks. Over-relaksasi sesuai


untuk sistem-sistem persamaan aljabar linear.

Ketika ω < 1, sistem persamaan menjadi under-relaks. Under-relaksasi cocok


apabila algoritma Gauss-Seidel menyebabkan vektor solusi menjadi
overshoot dan menjauh dari solusi eksak. Perilaku semacam ini biasanya
terkait dengan solusi iteratif sistem persamaan aljabar nonlinear.

Metode iteratif menjadi divergen apabila ω > 2. Faktor relaksasi tidak


mengubah solusi akhir karena ia hanya mengalikan residu Ri, yang bernilai
nol ketika solusi final tercapai.

Kesulitan utama pada metode over-relaksasi adalah penentuan nilai terbaik


faktor over-relaksasi, ω. Sayangnya, tidak ada metode umum yang baik
untuk menentukan faktor over-relaksasi yang optimum, ωopt.

Departemen Teknik Nuklir & Teknik Fisika


Metode Numerik 51
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai