Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KONTRUKSI BETON PRATEKAN

DESAIN BALOK PRATEGANG SEDERHANA

OLEH :
OKTAVIANUS NORWIS BORE
2005222010048
VI/B

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
Suatu Gelagar Jembatan didesain dengan mnggunakan balok beton pratekan dengan system
post-tension precast. Dengan diketahui data-data awal adalah sebagai berikut:
- Panjang bentang jembatan (L) : 28 m
- Lebar lantai kendaraan (B1) :9m
- Lebar trotoir (B2) :1m
- Mutu Beton f’c : K-400 kg/cm2
- Mutu Baja Prategang fp : 18000 kg/cm2
Direncanakan dengan 5 buah balok prategang dengan penampang T.

1. Pembebanan
Berdasarkan PPJR :
a. Beban D merata perjalur q
1,1
q = 2,2 - (L-30)
60
1,1
q = 2,2 - (28-30) = 2,23 t/m’
60
Lebar jalur 9,0 m dibagi menjadi dua lajur. Karena q hanya berlaku selebar jalur 5,5
m, sehingga sisanya dihitung setengan dan dirata-ratakan menjadi:
𝑞 𝐵1−5,5)
𝑞 .5,5+( . )
q’ = 2 2
𝐵1
2,23 9−5,5)
2,23 . 5,5+( . )
q’ = 2 2
= 1,59 t/m’
9

b. Beban D garis p
p = 12 ton, berlaku selebar 5,5 m
beban p rata-rata selebar 9 m
12 𝐵1−5,5)
12 . 5,5+( . )
2 2
p’ =
𝐵1
12 8−5,5)
12 . 5,5+( . )
2 2
p’ = = 7,72 ton
9
c. Koefisien Kejut, K
K = 1+ (20/(50 + L))
= 1+ (20/(50+28))
= 1,25
d. Momen Beban Hidup, ML
- Jalan dibagi menjadi 2 lajur, dengan lebar lajur, l= 9/2 = 4,5 m
- Lebar total jembatan, B = 9+ 1 = 10 m
- Direncanakan menggunakan 5 buah balok gelagar, maka setiap balok akan
memikul beban selebar, s = 10/5 = 2,2m
Beban hidup perbalok adalah :
- Akibat beban merata, q’ = K * q * s / l = 1,25 * 1,59 * 2,2/ 4,5 = 0,98 t/m
- Akibat beban garis, p’ = K * p * s / l = 1,25 * 7,72 * 2,2 / 4,5 = 4,52 t/m
Beban perkerasan dan cast in place diperhitungkan sebagai beban mati tambahan dan
pada termasuk ke dalam perhitungan beban hidup. Akibat beban aspal beton
diasumsikan tebal perkerasan 5 cm dan berat jenis aspal beton sebesar 2,0 t/m3,
sedangkan bagian cast in place untuk menyambungkan antara balok gelagar diambil
sebesar 30 cm (berat jenis beton bertulang 2,4 t/m3), karena lebar balok ditentukan
sebesar 1,60 m dan tebal lantai kendaraan adalah 15 cm.

Beban mati merata, qm = (0,05*2,2*2,0) + (0.3*0.15*2,4) = 0,33 t/m’

Jadi momen beban hidup untuk masing-masing balok adalah:


ML = 1/8 q’ L2 + 1/4 p’ L + 1/8 qm L2
= 1/8 (0,80) (28)2 + 1/4 (4,52) (28) + 1/8 (0,33) * (28)2
= 142,38 t.m
e. Momen Beban Mati, MG
Beban berat sendiri balok belum dapat dihitung dengan pasti, sehingga Momen berat
sendiri (MG) pada perencanaan pendahuluan.

2. Perencanaan Pendahuluan
a. Menentukan Tinggi Penampang, h
h = k √MT
k = 10
MT = MG + ML
MG = 1,2ML = 1,2 (142,38) = 170,85 t.m
MT = 170,85 + 142,38 = 313,23 t.m
Maka, h = 10 √313,23 = 177 cm ≈ 176cm
Bilah ditentukan berdasarkan panjang bentang maka :
h = L/14 = (28)/14 = 2 m = 200 cm
digunanaka tinggi balok h = 200 cm

b. Menentukan Luas Penampang


Karena MG/ MT = 170,85 / 313,32 = 0,54 > 0,25, maka lengan momen diambil
sebesar 0,65h.

c. Kehilangan Gaya Pratekan


Kehilangan gaya pratekan ditentukan untuk menentukan besarnya tegangan prategang
efektif, fse. Berdasarkan rekomendasi dari T. Y. Lin, maka kehilangan gaya pratekan
untuk sistem post-tension adalah sebesar 20%. Sehingga tegangan prategang efektif
menjadi:
fse = 0,8 fp
= 0,8 * 18000
= 14400 kg/cm2
d. Luas dan Dimensi Penampang Definitif
Luas baja prategang, Aps
𝑃 𝑀𝑇
Aps = =
𝑓𝑠𝑒 0,65ℎ𝑓𝑠𝑒
Aps = (313,32 * 105) / (0,65*200*14400) = 16,73 cm2

Luas penampang beton, Ac


𝐴𝑝𝑠
Ac =
0,50𝑓𝑐
Tegangan ijin beton berdasarkan SNI 2847 – 2013, pasal 18.4.2, Tegangan ijin pada
serat bawah 0,60f’c dan tegangan ijin serat atas 0,45f’c. untuk pendekatan awal
digunakan tegangan ijin 0,45f’c. (untuk benda uji silinder, bila benda uji kubus maka
dikonfersi dengan mengalikan 0,082)

- Tegangan ijin serat atas 0,45*400*0.082)*10 = 147,6 kg/cm2


- Tegangan ijin serat bawah 0,6*400*0.082)*10 = 196,8 kg/cm2
- Luas penampang beton Ac = (15,93* 15200) / (0,5* 147,6)
- = 3.280,97 cm2
Dimensi penampang pendahuluan menjadi:
- Luas penampang, Ac = 3.280,97 cm2
- Tinggi penampang, h = 200 cm
- Lebar atas penampang, Beff = 160 cm
- Tebal sayap, ts = 15 cm
- Lebar badan, b = (3.280,97 – (160*15)) / (200-15)
- = 4,76 cm ≈ 5 cm

Hitung kembali berat balok berdasarkan dimensi penampang pendekatan.


- Luas penampang Ac = ((160 * 15) + (5 * 195))
= 3.375 cm2 = 0,3375 m2
- Berat sendiri balok qbs = 2,4 * 0,3375 = 0,81 t/m’
- Momen berat sendiri, MG = 1/8 * 0,81 * 282 = 79,38 t.m
- MT = ML + MG = 142,38 m + 79,38 = 221,76 t.m
- MG/MT = 79,38 / 221,76 = 0,35 > 0,25

3. Desain Akhir
Berdasarkan Teori Elastis tanpa tarikan pada beton
Karena perbandingan MG/MT besar, nilai e – kb = MG/P0 dapat c.g.s di luar batas praktis
seperti di bagian bawah penampang balok. Sehingga c.g.s. ditempatkan serendah mungkin
dan membuat desain yang sesuai.

Tentukan dahulu letak pusat berat penampang c.g.c, cb atau ct


cb = ((160 * 15) * (20 - 7,5) + (5 * 195) * (195/2)) / ((160 * 15) + (5 * 195))
= 169,95 cm
ct = 200 – 169,95 = 30,05 cm
letak kern atau pusat penampang serat bawah dan atas
kb = 169,96 / 2 = 84,98 cm
kt = 30,05 / 2 = 15,05 cm
Letak c.g.s terendah secara pendekatan teoritis:
e – kb = MG/P0
P0 = Aps * fse = 16,73 * 14400 = 240,912 ton
e – kb = MG/P0 = 79,38 x 102/ 240,912 = 32,95 cm
posisi c.g.s. terletak 352,95 cm dibawah kern atau 51,06 cm dari serat terbawah, hal
tersebut masih layak, namun terlalu jauh dengan serat bawah, sehingga c.g.s. dilatakkan
7,5 cm di atas serat bawah. Sehinga eksentrisitas c.g.s tehadap pusat berat penampang
adalah
e = (cb – 7,5) = 169,95 – 7,5 = 162,45 cm
Gaya pratekan efektif yang diperlukan berdasarkan posisi c.g.s. yang ditentukan adalah:
e + kt = 162,45 + 15,05 = 177,5 cm
P = MT / (e + kt) = (221,76 * 102) / 177,5 = 124,93 ton
P0 = P0 x f0 / fse = (124,93 * (18000 / 14400) = 156,16 ton

Memeriksa kembali Ac
Serat atas
𝑃ℎ 124,93 𝑥 1000 𝑥 200
Ac = = = 999,10 cm2
𝑓𝑡𝑐𝑏 147,6 𝑥 169,95

Serat Bawah

𝑀𝐺 79,38 .102
𝑃0 𝑒−( ) 156,16 𝑥 1000 162,45 −( )
𝑃0 156,16
Ac = (1 + )= (1 + ) = 8.935,8 cm2
𝑓𝑏 𝑘𝑡 196,8 15,05

Ac tersedia 3.375 cm2 < Ac diperlukan 8.935,8 penampang kurang kuat

Dicoba desain baru dengan dimensi penampang sebagai berikut:

150

18
Hitung kembali berat balok berdasarkan dimensi penampang pendekatan.
- Luas penampang Ac = ((160 * 15) + (18 * 195))
=l 5.910 cm2 = 0.591 m2
- Berat sendiri balok qbs = 2,4 * 0,591 = 1,41 t/m’
- Momen berat sendiri, Mbs = 1/8 * 1,41 * 292 = 148,22 t.m
- MT = ML + MG = 142,38 + 148,22 = 290,6 t.m
- MG/MT = 142,38 / 290,6 = 0,48 > 0,25

Tentukan dahulu letak pusat berat penampang c.g.c, (cb atau ct)
cb = ((160 * 15) * (200 -7,5) + (18 * 195) * (195/2)) / ((160 * 15) + (18 * 195))
= 139,12 cm
ct = 200 – 139,12 = 60,88 cm
letak kern atau pusat penampang serat bawah dan atas
kb = 139,12 / 2 = 69,56 cm
kt = 69,88 / 2 = 34,94 cm
Letak c.g.s terendah secara pendekatan teoritis:
e – kb = MG/P0
P0 = Aps * fse = 16,73 * 14400 = 240,912 ton
e – kb = MG/P0 = 142,38 x 102/ 240,912 = 59,10 cm

Bila dilihat pada penampang posisi c.g.s. terletak 59,10 cm dibawah kern atau 8,86 cm dari
serat terbawah, hal tersebut masih layak, namun terlalu jauh dengan serat bawah dan c.g.s.
dilatakkan 10 cm di atas serat bawah. Sehinga eksentrisitas c.g.s tehadap pusat berat
penampang adalah

e = (cb – 7,5) = 139,12 – 10 = 129,12 cm

Gaya pratekan efektif yang diperlukan berdasarkan posisi c.g.s. yang ditentukan adalah:
e + kt = 129,12 + 34,94 = 164,06 cm
P = MT / (e + kt) = (290,6 * 102) / 164,06 = 177,13 ton
P0 = P x f0 / fse = (177,13 * (18000 / 14400) = 221,4125 ton < P0 awal = 273144 ton

Memeriksa kembali Ac
Serat atas

𝑃ℎ 177,13 𝑥 1000 𝑥 150


Ac = = = 657,21 cm2
𝑓𝑡𝑐𝑏 290,6 𝑥 139,12

Serat Bawah

𝑀𝐺 142,38 .102
𝑃0 𝑒−( ) 221,41 𝑥 1000 129,12 −( )
𝑃0 221,41
Ac = (1 + )= (1 + )=4.388,5 cm2
𝑓𝑏 𝑘𝑡 196,8 69,88

Ac tersedia 5370 cm2 < Ac diperlukan 4388,5 penampang aman

Perhitungan Luas Baja Prategang, Aps


- Tegangan putus baja pratekan, fp = 18000 kg/cm2

Berdasarkan SNI 2847-2013, pasal 18.4.1, tegangan ijin baja pratekan keadaan awal sesaat
setelah transfer gaya tidak lebih besar dari 0,7fp atau saat beban maksimum bekerja tidak
lebih besar dari 0,6fp.

- Gaya pratekan , P0 = 221,41 ton


- Luas baja pratekan awal, Aps0 = P0 / (0,7 * fp) = 221,41 / (0,7*18000) =17,54 cm2
- Gaya pratekan akhir P = 177,13 ton
- Luas baja pratekan akhir, Aps = P / (0,6 * fp) = 177,13 / (0,7*18000) = 14,05 cm2
- Jadi luas kebutuhan baja pratekan adalah Aps0 = 17,54 cm2
4. Pemeriksaan Penampang

Properti Penampang Yang digunakan


Ac =5370 cm2
Cb =139,12 cm
Ct = 60,88 cm
e = ( cb – 7,5 ) 139,12-10 = 129,12 cm
Ig = Ig = ((1/12) * 160 * 153 ) + (160 * 15 * ( 57,27 – 7,5) 2 )
+ ((1/12) * 18 * 1653 ) + (18 * 165 * (122,72 – 82,5) 2 )
= 78,17 ( 10⁶ ) cm4

Tegangan-tegangan pada penampang beton akibat gaya – gaya yang bekerja, Kondisi awal
P0 = 214 ton, MG= 100,68 t.m

Anda mungkin juga menyukai